• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5 PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.2. Pekerjaan Struktur Atas

5.2.2 Pekerjaan Balok dan Pelat Lantai

Pekerjaan balok dan pelat lantai diawali dengan penentuan elevasi, pemberian tanda atau marking, pemasangan bekisting, pembesian tulangan, pengecoran, pembongkaran bekisting, serta perawatan beton.

5.2.2.1 Penentuan Elevasi Balok dan Pelat Lantai

Penentuan elevasi balok dan pelat lantai harus dilakukan secara cermat dan teliti. Pengukuran ini dikerjakan menggunakan waterpass dengan mengikuti shop drawing dengan mengukur dari kolom atau

99

shear wall yang sudah dilabeli. Ada beberapa langkah untuk menentukan elevasi balok dan pelat lantai, yakni:

1. Mengukur setinggi 1 m dari dasar kolom dan diberi label pada kolom tersebut.

2. Pemberian kode elevasi pada kolom lain dengan menggunakan waterpass dengan mengacu pada label kolom sebelumnya.

3. Pengukuran elevasi balok dan pelat lantai sesuai shop drawing yang diukur dari label kolom yang telah dibuat sebelumnya dengan menarik hingga ketinggian yang di rencanakan sebagai elevasi dasar balok.

4. Dari elevasi dasar balok kemudian ditarik dengan jarak tertentu sebagai elevasi dasar pelat lantai.

5.2.2.2 Pemasangan Perancah (Scaffolding)

A.Perancah Four-Ways

Pemasangan perancah tipe perancah four-ways untuk pelat lantai: 1. Pengangkatan jack base dan main frame ke lokasi pemasangan

menggunakan tower Crane. Setelah itu jack base dipasang ke main frame dan disatukan dengan main frame lain dengan menguncinya di bagian joint.

2. Pemasangan main frame tambahan U head jack dengan bagian dan suri-suri serta multipleks menjadi sebuah kesatuan seperti bentuk meja (table form). Pemasangan ini dilakukan di area bawah, belum di lokasi pemasangan sesungguhnya.

3. Pengangkatan table form ke lokasi pemasangan sesungguhnya dengan menggunakan tower Crane, lalu disatukan dengan bagian bawah yang sudah disusun (jack base dan main frame).

4. Pengaturan jack base dan U head jack hingga mencapai ketinggian yang dibutuhkan (elevasi dasar pelat lantai).

100 Gambar 5.13 Perancah Four-Ways

B.Aluma Table Form

Prosedur pengerjaan Aluma Table Form untuk pelat lantai yaitu sebagai berikut :

1. Perakitan Spandrels dan Crossbrace Connector di area fabrikasi.

Gambar 5.14 Perakitan Kerangka Utama

101

2. Pemasangan Extension Staff, Steel Packer, dan Stringer

Gambar 5.15 Pemasangan Penyangga

Sumber : Alumalite Truss II Technical Manual (Aluma, 1998)

3. Pemasangan Batang Penyangga Bekisting Balok

Gambar 5.16 Pemasangan Pengaku Bekisting Balok

102

4. Pemasangan Batang Penyangga Bekisting Pelat

Gambar 5.17 Pemasangan Pengaku Bekisting Pelat

Sumber : Alumalite Truss II Technical Manual (Aluma, 1998)

5. Pemasangan Multiplex

Gambar 5.18 Pemasangan Multiplex

103

6. Pembuatan Lubang untuk Gantungan

Gambar 5.19 Lubang sebagai Tempat Mengikat

Sumber : Alumalite Truss II Technical Manual (Aluma, 1998)

7. Pemasangan Staff & Screwjack lalu diangkat ke area eksekusi atau area penyimpanan.

8. Penempatan Aluma Table Form ke tempat yang sesuai.

104

Gambar 5.21 Pengangkatan & Penempatan

Sumber : Alumalite Truss II Technical Manual (Aluma, 1998)

Adapun prosedur penggunaan Aluma Table Form atau bisa disebut System Flying Table yaitu sebagai berikut:

1. Setelah 14 hari pengecoran pelat, pada bagian tengah, Screwjack & Staff dibuka dan ditempatkan seperti pada gambar dan dikunci kembali.

105

Gambar 5.22 Memulai Pelepasan Screwjack

Sumber : Alumalite Truss II Technical Manual (Aluma, 1998)

2. Melepas Screwjack yang tersisa dengan dibantu alat penurun (Lowering Device)

Gambar 5.23 Penempatan Alat Penurun

106

3. Menurunkan Aluma Table Form, mendorong keluar dan memasang penggantung untuk diangkat.

Gambar 5.24 Aluma Table Form Diturunkan

Sumber : Alumalite Truss II Technical Manual (Aluma, 1998)

4. Mendorong Aluma Table Form dan mengikatkannya dengan kabel penggantung dari tower Crane.

Gambar 5.25 Aluma Table Form Didorong Keluar

Sumber : Alumalite Truss II Technical Manual (Aluma, 1998)

5. Setelah cukup terdorong, Aluma Table Form diikat kembali, lalu kabel penggantung dipegangi untuk mengimbangi momentum saat Table terlepas dari lantai.

107

Gambar 5.26 Mengeluarkan Aluma Table Form

Sumber : Alumalite Truss II Technical Manual (Aluma, 1998)

6. Marking lokasi Aluma Table Form untuk lantai selanjutnya.

Gambar 5.27 Pemberian Tanda untuk Tempat Aluma Table Form Sumber : Alumalite Truss II Technical Manual (Aluma, 1998)

7. Setelah Aluma Table Form ditempatkan, Staff diturunkan dan pemasangan Screwjack.

108

Gambar 5.29 Menurunkan Staff & Memasang Screwjack

Sumber : Alumalite Truss II Technical Manual (Aluma, 1998)

8. Setelah itu penggantung dilepas, dilanjutkan penyesuaian bekisting di sekitar Aluma Table Form. Prosesnya pun diulang kembali setelah 14 hari pengecoran.

5.2.2.3 Pemasangan Bekisting Balok dan Pelat Lantai

Pemasangan bekisting diawali dengan pemasangan suri-suri pada bagian bawah yang terhubung ke U head jack perancah. Pemasangan bekisting balok dilakukan lebih dahulu sebelum memasang bekisting pelat lantai.

Tahapan pemasangan bekisting balok diawali dengan pemasangan bottom form balok (bodeman) di atas suri-suri, pemasangan side form balok (tembereng), dan pemasangan besi siku- siku segitiga di bagian luar tembereng yang berfungsi sebagai perkuatan tembereng. Setelah pemasangan bekisting balok selesai, kemudian dilanjutkan pemasangan bekisting untuk pelat lantai.

109 Gambar 5.30 Bekisting Balok

Gambar 5.31 Pemasangan Bekisting Pelat Lantai

5.2.2.4 Pembesian Tulangan Balok

Tahapan pembesian tulangan balok:

1. Penyiapan material besi tulangan BJTD40 D22 dan BJTP24 Ø10. Besi di potong dan dibengkokkan sesuai shop drawing di area fabrikasi besi tulangan.

2. Pengangkatan besi tulangan ke lokasi pembesian dengan menggunakan tower Crane.

3. Pemasangan besi tulangan.

Besi tulangan utama di bagian tumpuan dijangkarkan ke kolom dengan panjang penjangkaran 25 kali diameter tulangan utama. Untuk balok yang dijangkarkan pada kolom tepi, ujung tulangan dibengkokkan seperti kait dengan sudut pembengkokan 90o.

110

Tulangan sengkang diikatkan ke tulangan utama dengan menggunakan kawat bendrat.

4. Pemasangan beton decking untuk menjaga selimut beton. Besaran beton decking disesuaikan dengan tebal selimut beton pada balok. Beton decking diikatkan ke tulangan dengan menggunakan kawat bendrat.

Gambar 5.32 Pemasangan Tulangan Balok

5.2.2.5 Pembesian Pelat Lantai

Tahapan pembesian pelat lantai:

1. Pemasangan tulangan bagian bawah pelat lantai. Bagian tepi dijangkarkan ke balok induk.

2. Pemasangan tulangan cakar ayam untuk menjaga spasi atau jarak antara tulangan bawah dan tulangan atas. Tulangan cakar ayam dipasang untuk setiap jarak 1 meter.

3. Pemasangan tulangan atas pelat lantai

4. Pemasangan beton decking untuk menjaga selimut beton di bagian bawah pelat lantai.

111

Gambar 5.33 Pemasangan Tulangan Pelat Lantai

5.2.2.6 Pengecoran Balok dan Pelat Lantai

Pengecoran balok dan pelat lantai dilakukan dalam waktu yang bersamaan sehingga menghasilkan hasil pengecoran yang monolit atau menyatu menjadi satu bagian. Tahapan pengecoran balok dan pelat lantai adalah sebagai berikut:

A.Persiapan lahan

Persiapan lahan yang dilakukan yakni berupa pemberian tanda batas ketinggian beton ready mix saat diratakan, pemeriksaan kerapatan bekisting untuk mencegah kebocoran beton saat pengecoran, pemeriksaan penulangan balok dan pelat lantai agar sesuai dengan shop drawing yang ada, serta pelapisan beton lama dengan lem beton (Calbond) agar nantinya dapat merekat pada beton yang baru dicor.

B.Pembersihan lahan

Untuk pembersihan lahan, daerah yang akan dicor dibersihkan dari kotoran yang dapat menurunkan mutu beton dengan menggunakan air compressor. Untuk sampah berupa sisa-sisa

112

potongan kawat bendrat dan paku dibersihkan dengan menggunakan magnet.

C.Penyiapan pompa kodok dan instalasi pipa cor

Pompa kodok dibersihkan dan diatur oleh operator agar saat concrete mixer truck sudah sampai di lokasi proyek, pompa bisa langsung digunakan untuk pengecoran. Instalasi pipa cor yang dilakukan oleh pekerja di lokasi pengecoran berupa pembersihan bagian dalam pipa dari sisa beton dan kotoran, serta penyambungan pipa-pipa hingga menjadi satu kesatuan yang siap digunakan dalam pengecoran balok dan pelat lantai.

D.Pengecekan nilai slump beton ready mix dan pengambilan

sampel benda uji kuat tekan beton

Nilai slump beton yang digunakan dalam pengecoran balok dan pelat lantai adalah 12 ± 2 cm. Pengecekan nilai slump beton menggunakan kerucut Abrahm. Sampel untuk benda uji berjumlah 4 buah untuk setiap zona dan waktu pengecoran dari masing-masing supplier beton ready mix. Tiga buah sampel benda uji dicek kuat tekannya saat berumur 7, 14, dan 28 hari. Untuk sampel benda uji yang satu lagi digunakan sebagai cadangan jika ada salah satu sampel benda uji yang tidak masuk ke persyaratan minimal kuat tekan berdasar mutu beton yang dipesan.

E.Pengecoran balok dan pelat lantai

Pengecoran balok dan pelat lantai dilakukan dengan menuangkan beton ready mix dari concrete mixer truck ke pompa kodok untuk kemudian didorong dan disalurkan ke lokasi pengecoran melalui pipa cor.

113

Gambar 5.34 Pengecoran Balok dan Pelat Lantai

F. Pemadatan beton dengan menggunakan vibrator

Proses pemadatan dengan menggunakan vibrator tidak boleh terlalu lama untuk menghindari segregasi beton serta vibrator diusahakan tidak mengenai besi tulangan untuk menghindari rusaknya atau bergesernya besi tulangan balok dan pelat lantai.

114

G.Perataan permukaan balok dan pelat lantai

Perataan permukaan balok dan pelat lantai dilakukan secara manual menggunakan papan kayu atau trowel. Untuk daerah yang digunakan sebagai tempat parkir kendaraan yang menggunakan tambahan floor hardener, permukaan balok dan pelat lantai diratakan dengan menggunakan trowel. Sedangkan untuk daerah yang tanpa menggunakan floor hardener, permukaan balok dan pelat lantai hanya menggunakan kayu perata.

Gambar 5.36 Perataan Permukaan Beton Menggunakan Kayu

H.Pengecekan kerataan permukaan balok dan pelat lantai

Pengecekan kerataan permukaan balok dan pelat lantai dilakukan oleh surveyor dengan menggunakan waterpass. Kegiatan ini dilakukan untuk memastikan bahwa setiap zona pengecoran memiliki elevasi permukaan yang sama dan ketebalan pelat lantainya juga sama.

115

Gambar 5.37 Pengecekan Elevasi Pelat Lantai

5.2.2.7 Pembongkaran Bekisting Balok

Pembongkaran bekisting balok yang dimaksud adalah untuk perancah Four-Ways dan dilakukan saat mencapai 21 hari setelah pengecoran. Perancah dan support dibongkar saat mencapai 28 hari setelah pengecoran.

5.2.2.8 Perawatan Beton Balok dan Pelat Lantai

Pada masa pengikatan awal yaitu saat beton mulai mengeras, perlu dadakan perawatan beton (spesi), yaitu dengan pemberian air pada permukaan beton dengan berbagai cara sesuai dengan jenis struktur yang akan dirawat.

Perawatan beton berfungsi untuk melindungi beton selama berlangsungnya proses pengerasan beton terhadap sinar matahari, pengeringan oleh angin, hujan, atau aliran air dan perusakan secara mekanis atau pengeringan sebelum waktunya. Perawatan beton dilakukan untuk menghindari:

a. Kehilangan zat cair yang banyak pada proses awal pengerasan beton yang akan mempengaruhi proses pengikatan awal beton.

b. Penguapan air berlebih dari beton pada saat pengerasan beton. c. Perbedaan temperatur dalam beton, yang akan mengakibatkan retak-

116

Pada umumnya, perawatan beton pada balok dan pelat lantai dilakukan dengan cara menyirami atau menggenangi permukaan pelat lantai dan balok dengan air, atau dengan menyelimuti permukaan balok dan pelat lantai dengan menggunakan kain yang dibasahi sehingga perbedaan temperatur antara bagian permukaan dan bagian dalam pada balok dan pelat lantai tidak terlalu jauh, sehingga proses penguapan air pada balok dan pelat lantai berjalan lambat dan proses pengikatan beton menjadi sempurna tanpa menghasilkan keretakan pada balok dan pelat lantai.

Pada proyek pembangunan Apartemen Menteng Park, dilakukan proses perawatan beton menggunakan Ultrachem Cure Wb.

Dokumen terkait