• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II Kajian Pustaka

E. Budi Pekerti

1. Pengertian Budi Pekerti

Secara etimologi budi pekerti terdiri dari dua unsur kata yaitu budi dan pekerti. Budi adalah alat batin sebagai panduan akal dan perasaan untuk menimbang baik dan buruk. Berbudi berarti mempunyai kebijaksanaan

46

berkelakuan baik. Pekerti adalah perilaku, perangai, tabiat, watak, akhlak dan perbuatan.

Sedangkan secara operasional merupakan suatu perilaku positif yang dilakukan melalui kebiasaan. Artinya seseorang diajarkan sesuatu yang baik mulai dari masa kecil sampai dewasa melalui latihan-latihan, misalnya cara berpakaian, cara berbicara, cara menyapa dan menghormati orang lain, cara bersikap menghadapi tamu, cara makan dan minum, cara masuk dan keluar rumah dan sebagainya (Oetomo, 2012: 11).

Secara umum budi pekerti bearti moral dan kelakuan yang baik dalam menjalani kehidupan ini. Ini adalah tuntutan moral yang paling penting dalam menjalani kehidupan manusia.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) istilah budi pekerti diartikan sebagai tingkah laku, perangai, akhlak dan watak. Budi pekerti dalam bahasa Arab disebut dengan akhlak, dalam kosa kata latin dikenal dengan istilah etika dan dalam bahasa Inggris disebut ethics.

Dapat penulis simpulkan bahwa budi pekerti adalahperilaku kehidupan sehari-hari dalam bergaul, berkomunikasi, maupun berinteraksi anatar sesama manusia maupun dengan penciptanya. Budi pekerti yang kita miliki terdiri dari kebiasaan atau perangai,tabiat dan tingkah laku yang lahir disengaja tidak dibuat-buat dan telah menjadi kebiasaan.

Budi pekerti yang baik adalah perangai dari Rasulullah dan orang terhormat, sifat orang yang muttaqin dan hasil dari perjuangan orang yang

47

kebusukan yang menjauhkan dari Rabbil Alamin.budi pekerti jahat menyebabkan orang terusir dari jalan Tuhan, tercampak kepada jalan setan. Budi pekerti jahat adalah pintu menuju neraka yang menghanguskan hati nurani. Sedang budi pekerti yang indah laksana pintu menuju jannah ilahi.

Budi pekerti jahat adalah penyakit jiwa, penyakit batin, penyakit hati. Penyakit ini lebih berbahaya dari penyakit jasmani. Oleh sebab itu hendaklah diutamakan menjaga dari penyakit yang akan menimpa jiwa, penyakit yang akan menghilangkan hidup yang kekal itu (Hamka, 1992:1).

Hakikat budi itu ialah suatu persediaan yang telah ada dalam batin, telah terhujam. Kalau persediaan itu dapat menimbulkan perangai terpuji, perangai yang mulia (mulia menurut akal dan syara‟) itulah budi pekerti yang baik. Tetapi jika sebaliknya maka budi pekerti itu di sebut sebagai budi pekerti yang buruk (Hamka, 1992:4).

Menurut Hamka (1992:5) sumber dari budi pekerti itu ada empat perkara, yaitu:

a. Hikmat ialah mengetahui mana yang benar dan mana yang salah. b. Syuja‟ah kekuatan marah itu dituntun oleh akal.

c. „Iffah menahan hawa nafsu.

d. „Adl ialah keadaan menahan diri ketika marah atau ketika syahwat naik. Barangsiapa yang dapat melaksanakan keempat hal tersebut maka akan timbul budi pekerti yang baik.

48

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Budi Pekerti

Mustafa (2005: 82) mengatakan ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan budi pekerti, yaitu insting, pola dasar bawaan, lingkungan, kebiasaan, kehendak dan pendidikan.

a. Insting (Nurani)

Insting merupakan sifat jiwa yang pertama yang membentuk akkhlak, akan tetapi suatu sifat yang masih primitif, yang tidak dapat lengah dan dibiarkan begitu saja, bahkan wajib di didik dan di asuh. Cara mendidik dan mengasuh insting kadang-kadang dengan ditolak dan kadang-kadang pula diterima.

Macam-macam insting:

1) Insting menjaga diri sendiri 2) Insting menjaga lawan jenis 3) Insting merasa takut

b. Pola Dasar Bawaan

Pada awal perkembangan kejiwaan primitif, bahwa ada pendapat yang mengatakan kelahiran manusia itu sama. Dan yang membedakan adalah faktor pendidikan. Tetapi pendapat baru mengatakan tidak ada dua orang yang keluar di alam keujudan sama dalam tubuh, akal dari akhlaknya.

c. Lingkungan

Lingkungan ialah suatu yang melingkungi tubuh yang hidup. Lingkungan tumbuh-tumbuhan oleh adanya tanah dan udaranya,

49

lingkungan manusian ialah apa yang melingkungi dari negeri, lautan, sungai, udara dan bangsa. Lingkungan terbagi menjadi dua macam, yakni lingkungan alam dan lingkungan pergaulan.

Lingkungan terbagi menjadi dua bagian, diantaranya; 1) Lingkungan alam

2) Lingkungan pergaulan

d. Kebiasaan (adat istiadat)

Adat istiadat/kebiasaan adalah setiap tindakan dan perbuatan seseorang yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan. Kebiasaan adalah perbuatan yang diulang-ulang terus sehingga mudah dikerjakan bagi seseorang. Seperti kebiasaan berjalan, berpakaian, berbicara, berpidato, mengajar dan lain sebagainya.

e. Kehendak

Kehendak merupakan suatu perbuatan yang ada berdasar atas kehendak dan bukan hasil kehendak. Contoh berdasarkan kehendak adalah menulis, membaca, mengarang atau berpidato dan lain sebagainya. Adapun contoh yang berdasarkan bukan kehendak adala detik hati, bernafas dan gerak mata. Ahli-ahli mengatakan bahwa keinginan yang menang adalah keinginan yang alamnya lebih kuat meskipun dia bukan keinginan yang lebih kuat.

Kehendak juga merupakan suatu kekuatan dari beberapa kekuatan. Seperti uap atau listrik, kehendak ialah kehendak manusia dan dari

50

padanya timbul segala perbuatan yang hasil dari kehendak, dan segala sifat manusia dan kekuatannya seolah olah tidur nyenyak sehingga dibangunkan oleh kehendak. Maka kemahiran penggunaan, kekuatan akal ahli pikir, kepandaian bekerja, kekuatan urat, tahu akan wajib dan mengetahui apa yang seharusnya dan tidak seharusnya, kesemuanya ini tidak mempengaruhi dalam hidup, bila tidak didorongkan oleh kekuatan kehendak, dan semua tidak ada harganya bila tidak dirubah oleh kehendak menjadi perbuatan.

f. Pendidikan

Dunia pendidikan, sangat besar sekali pengaruhnya terhadap perubahan prilaku akhlak seseorang. Berbagai ilmu diperkenalkan, agar siswa memahaminya dan dapat melakukan perubahan pada dirinya. Dengan demikian, setrategis sekali, dikalangan pendidikan dijadikan pusat

perubahan perilaku yang kurang baik untuk diarahkan menuju ke prilaku yang baik. Maka dibutuhkan beberapa unsur dalam pendidikan, untuk bisa dijadikan agen, perubahan sikap dan perilaku manusia, yaitu: 1) Tenaga pendidik

2) Materi pengajaran 3) Metodologis pengajaran 4) Lingkungan sekolah 3. Fungsi Budi Pekerti

Menurut cahyoto tahun (2001:13) kegunaan budi pekerti antara lain sebagai berikut:

51

a. Siswa memahami susunan budi pekerti dalam lingkup etika bagi pengembangan dirinya dalam bidang ilmu pengetahuan.

b. Siswa memiliki landasan budi pekerti luhur bagi pola perilaku sehari-hari yang didasari hak dan kewajiban sebagai warga negara.

c. Siswa dapat mencari dan memperoleh informasi tentang budi pekerti, mengolahnya dan mengambil keputusan dalam menghadapi masalah nyata dimasyarakat.

d. Siswa dapat berkomunikasi dan bekerja sama dengan orang lain untuk mengembangkan nilai moral.

Sedangkan menurut Draf Kurikulum Berbasis Kompetensi (2001) fungsi pendidikan budi pekerti bagi peserta didik ialah sebagai berikut : a. Pengembangan, yaitu untuk meningkatkan perilaku yang baik peserta

didik yang telah tertanam dalam lingkungankeluarga dan masyarakat. b. Penyaluran, yaitu untuk membantu peserta didik yang memiliki bakat

tertentu agar dapat berkembang dan bermanfaat secara optmal sesuai dengan budaya bangsa.

c. Perbaikan, untuk memperbaiki kesalahan, kekurangan dan kelemahan peserta didik.

d. Pencegahan, yaitu mencegah perilaku negatif yang tidak sesuai dengan ajaran agama dan budaya bangsa.

e. Pembersih, yaitu untuk memebersihkan diri dari penyakit hati seperti sombong, iri, dengki, egois dan ria.

52

f. Penyaringan (filter),yaitu untuk menyaring budaya bangsa sendiri dan budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai budi pekerti.

Dokumen terkait