• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. PENUTUP

B. Saran

4. Pelajar Katolik

bagi para pelajar Katolik dan dalam perayaan EKR ini, terdiri dari para pelajar Katolik yang berasal dari seluruh sekolah negeri maupun swasta di Kabupaten Sragen. Mereka merasa nyaman dan senang berjumpa dan berkumpul menjadi sebuah kesatuan sebagai Anak-anak Allah melalui perayaan EKR.

Data penelitian mengungkapkan sebanyak 72% pelajar Katolik gembira ikut terlibat dalam tugas pelayanan sebagai lektor, papita, pemazmur, koor, dirigen, petugas persembahan. Keterlibatan menjadi salah satu cara

menumbuhkembangkan iman mereka, serta melatih diri mereka untuk semakin berani menjadi anak-anak Allah dengan sungguh-sungguh mau dan melaksanakan perintah Tuhan. Oleh karena itu, Ekaristi merupakan sebuah perayaan syukur Gereja yang dirayakan oleh seluruh umat. Ungkapan syukur itu dapat diwujudkan dengan ikut terlibat dalam tugas pelayanan. Kegembiraan dalam pelayanan ini merupakan salah satu ungkapan syukur mereka pada Tuhan. Keterlibatan ini akan menumbuhkan semangat bagi mereka untuk secara terus-menerus mau melayani Tuhan dalam hidup menggereja (Martasudjita, 2005: 343).

Data penelitian mengatakan sebanyak 66% pelajar Katolik mengalami suasana EKR lebih menggembirakan dari Ekaristi biasanya. Hal ini karena perayaan EKR didominasi oleh para remaja atau pelajar itu sendiri. EKR memiliki kekhasan tersendiri, yakni dengan adanya misa raya pelajar sehingga EKR berbeda dengan Ekaristi pada umumnya. Kekhasan dalam misa raya pelajar adalah adanya pentas seni dari masing-masing sekolah dan perlombaan antar sekolah seperti futsal baik bagi laki-laki maupun perempuan, pentas seni dan perlombaan ini dapat dilaksanakan sesudah atau sebelum EKR. Meskipun begitu, hal itu tidak sama sekali mengurangi esensi liturgi Ekaristi yang sesungguhnya.

Data penelitian menyampaikan sebanyak 68% setuju jika lagu-lagu yang dinyanyikan petugas koor dalam EKR sudah sesuai. Pemilihan lagu-lagu oleh petugas koor ini membuat pelajar Katolik juga ikut bernyanyi pada saat EKR. Hal ini menunjukkan kebersamaan bahwa Ekaristi tidak hanya diperuntukkan dan dirayakan untuk kelompok tertentu melainkan dirayakan oleh seluruh umat.

Data penelitian sebanyak 52% pelajar Katolik mengungkapkan diri sepenuh hati mengikuti EKR. Rasa dan suasana gembira yang terbangun melalui EKR memberikan efek yang positif dalam diri pribadi masing-masing. Kehadiran Yesus yang menyapa, membuat diri merasakan kerinduan untuk ikut serta dalam perayaan EKR dan mengikutinya dengan sungguh-sungguh. Yesus hadir dalam rupa roti dan anggur sebagai lambang Tubuh dan Darah-Nya yang wafat di kayu Salib (Martasudjita, 2005:296).

Data penelitian sebanyak 44% responden mengatakan tidak tertarik mendengarkan homili dari pastor. Meskipun ada sebagian besar pelajar yang merasa tertarik mendengarkan homili. Homili seringkali kurang sesuai dan relevan bagi remaja, kurang dipersiapkan dengan baik oleh pastor, isi homili yang kurang menarik, homili yang terlalu bertele-tele, dan sebagainya. Ketidaktertarikan pelajar dalam mendengarkan homili juga dikarenakan perayaan EKR yang dilaksanakan setelah jam pulang sekolah, sehingga tidak semua anak mau mendengarkan dengan baik. Membuat homili memang tidak mudah, sehingga membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk dapat menemukan dan memberikan homili yang cocok untuk disampaikan kepada para pelajar dalam setiap perayaan EKR. Hal ini menunjukkan bahwa usaha manusia tidak akan cukup membawa manusia kepada iman akan sabda Allah (Suharyo, 2011:35).

Data penelitian yang diperoleh sebanyak 52% responden mengungkapkan bahwa EKR memberikan suasana yang khusyuk, sehingga Pelajar Katolik dapat mengikutinya dengan penuh konsentrasi. Meskipun belum seluruhnya pelajar Katolik dapat mengikuti EKR dengan penuh konsentrasi. Tetapi dalam hal ini

EKR merupakan sebuah perayaan syukur yang dilaksanakan oleh dan untuk para pelajar Katolik itu sendiri. EKR yang dilaksanakan ini tidak menghilangkan kedalaman Ekaristi itu sendiri, melainkan terus-menerus berusaha membantu pelajar Katolik untuk membangun dan memperkembangkan imannya baik secara pribadi maupun secara bersama-sama dengan adanya EKR.

Data hasil penelitian menyampaikan bahwa sebanyak 68% setuju jika EKR memberikan kesempatan pada para pelajar Katolik untuk ikut ambil bagian dalam tugas perayaan EKR. Hal ini karena dalam EKR seluruh Perayaan EKR merupakan tanggung jawab seluruh pelajar Katolik. EKR sungguh-sungguh menjadi tempat bagi pelajar Katolik untuk belajar, menyadari tugas-tugasnya sebagai anak-anak Allah untuk ikut terlibat dalam hidup menggereja, dan dapat melaksanakannya juga dalam hidup di masyarakat.

Meskipun EKR sudah dapat diikuti dengan gembira oleh Pelajar Katolik, data penelitan sebanyak 64% menyampaikan jika EKR belum membantu membangun kesadaran pelajar Katolik untuk merefleksikan diri secara pribadi setelah mengikuti EKR. Hal ini disebabkan karena kesulitan menemukan cara bagi mereka agar membiasakan diri melakukan perenungan atau refleksi akan pengalaman iman yang diperoleh sehingga apa yang diperoleh dalam EKR sungguh-sungguh dapat menghidupi dan memperkembangkan iman mereka dengan mewujudkan buah-buah Ekaristi dalam hidup sehari-hari secara lebih sungguh-sungguh dan mencapai kedalaman hati dan hidup mereka sebagai orang Kristiani. Oleh karena itu, Ekaristi menjadi tanda yang mengarahkan hidup umat untuk bersumber pada Tuhan (Prasetyantha, 2008:145).

Data penelitian mengatakan sebanyak 64% setuju jika EKR sudah dikemas secara kreatif dan inovatif, meskipun masih ada beberapa responden yang menunjukkan bahwa EKR belum dikemas secara kreatif dan inovatif. Hal ini karena kreativitas yang disusun oleh petugas hanya diadakan setiap misa raya pelajar atau EKR agar EKR lebih hidup dan menarik. Kreativitas itu perlu dibangun secara terus-menerus dan dikemas secara inovatif supaya EKR yang dirayakan sungguh-sungguh dapat membantu pelajar Katolik menemukan dan memperoleh kedalaman pesan dalam EKR tersebut.

2. Dampak Ekaristi Kaum Remaja bagi Perkembangan Iman Pelajar Katolik Data hasil penelitian menunjukkan sebanyak 50% responden setuju jika mereka semakin diteguhkan dalam iman. Maka penulis menyatakan bahwa Ekaristi membantu pelajar Katolik untuk semakin meneguhkan iman pelajar Katolik. Melalui Ekaristi, Tuhan masuk ke seluruh kehidupan manusia sampai sedalam-dalamnya sebagaimana tubuh Tubuh dan Darah Kristus dalam rupa roti dan anggur itu masuk ke dalam tubuh umat-Nya sebagai santapan rohani. Hal ini menunjukkan bahwa Tuhan masuk ke dalam hidup manusia sedalam-dalamnya agar manusia bersatu dan bersama dengan Dia dan memperoleh keteguhan iman (Martasudjita, 2003: 268). Begitu pula dengan perayaan EKR yang menjadi tempat bagi para pelajar memperoleh santapan rohani, agar memperoleh keteguhan dan keyakinan dalam imannya akan Yesus Kristus yang hidup di dalam hati mereka yang menunjukkan bahwa Allah hadir dalam hati mereka masing-masing untuk memberikan rahmat bagi mereka.

Data penelitian menunjukkan sebanyak 54% pelajar Katolik menyatakan diri setuju jika mereka semakin mengenal Kristus sebagai Guru dan sahabat. Yesus menunjukkan kepada mereka melalui pengorbanan diri Yesus bagi keselamatan manusia. Yesus tidak menyebut manusia sebagai hamba-Nya, melainkan sebagai sahabat-Nya. Tuhan tetap menunjukkan kesetiaan-Nya meskipun seringkali manusia tidak setia pada Yesus (Musakabe, 2008: 11). EKR menjadi sarana yang menghadirkan Tuhan sebagai sahabat dan guru bagi seluruh anak manusia dengan lambang cinta kasih Tuhan melalui sengsara-Nya di kayu salib bagi sahabat-sahabatNya yaitu anak manusia.

Data penelitian mengungkapkan sebanyak 94% responden menyatakan bahwa mereka bangga menjadi orang Katolik, yakni sebagai anak-anak Allah yang diberkati. Melalui EKR pelajar semakin bangga akan identitasnya sebagai kaum minoritas atau orang Kristiani di tengah kehidupan yang plural mendorong mereka untuk semakin memiliki semangat untuk mempertahankan imannya.

Data hasil penelitian mengungkapkan sebanyak 58% pelajar Katolik semakin memiliki sikap untuk menghargai sesama dan juga orang lain, baik itu yang berbeda suku, agama, ras, golongan, dan sebagainya sebagai bentuk kasih yang Yesus ajarkan, yakni mengasihi dan menghargai semua orang tanpa membeda-bedakan. Maka, umat Kristiani diharapkan mampu mewartakan pesan perdamaian dalam hidup, mengembangkan dialog persaudaraan serta berjuang untuk membangun persaudaraan (Suharyo, 2011:29). Oleh karena itu, EKR diadakan guna memperkuat dan mengembangkan iman para pelajar Katolik.

Data penelitian mengatakan sebanyak 58% responden semakin memiliki keberanian untuk menjadi saksi Kristus. EKR bukan hanya sekedar misa saja, melainkan sebagai pewartaan dan tanda iman setiap manusia. EKR memang harus dirayakan dengan penuh iman dan penuh kepercayaan (Martasudjita, 2003: 280). Ini menunjukkan bahwa Ekaristi yang dirayakan dengan sepenuh hati akan membantu pelajar Katolik menjadi berani untuk mewartakan nilai-nilai Kerajaan Allah baik di lingkup Gereja maupun masyarakat.

Data penelitian mengungkapkan sebanyak 68% responden semakin memiliki semangat untuk melayani Tuhan dan sesama. Kesempatan yang diberikan kepada mereka melalui EKR memberikan kerinduan untuk terus mau dan mampu melayani Tuhan sebagai bentuk ungkapan syukur kepada Allah yang telah memberikan berkat-Nya. Kesempatan itu memupuk semangat pelajar Katolik di Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen untuk terus-menerus memiliki semangat melayani Tuhan di dalam EKR dengan menjadi lektor, papita, pemazmur, dirigen, koor, petugas persembahan, lektris, dan sebagainya. Dengan semangat melayani Tuhan maka akan semakin menghidupi dan menggerakan pelajar Katolik juga untuk melayani sesama masyarakat.

Data penelitian menunjukkan sebanyak 60% responden menyatakan EKR membantu mereka untuk secara terus-menerus semakin mewujudkan buah-buah Ekaristi dalam hidup sehari-hari. Ekaristi harus direalisasikan secara nyata di luar gedung gereja, yakni dengan memberikan bantuan dan pertolongan kepada siapa saja yang membutuhkan, saling menghormati dan menghargai orang lain, dan berpihak pada KLMTD. Hal ini menegaskan bahwa siapapun yang sudah

menerima pemberian dari Allah, ia sudah diberkati, dan sekarang ia harus menjadi berkat bagi orang lain (Lukasik, 1991: 123). Kehadiran EKR menjadi sarana pelajar Katolik untuk menyadari kebaikan Tuhan, tugas dan tanggungjawab sebagai orang Kristiani untuk mewujudkan nilai-nilai Kerajaan Allah dalam hidup sehari-hari.

Data penelitian menyampaikan sebanyak 66% pelajar Katolik semakin mau dan mampu membangun persaudaraan. EKR menghimpun para pelajar Katolik yang percaya pada Kristus bahwa dengan ikut perayaan Ekaristi berarti membangun dan beroleh kesatuan serta kebersamaan dan menjadi satu tubuh, yakni tubuh Kristus sendiri (Martasudjita, 2003: 277). Umat Kristiani menjadi satu keluarga karena menanggapi panggilan yang datang dari Allah (Suharyo, 2011:17). Hal ini menunjukkan bahwa dalam EKR Yesus Kristus turut hadir bersama dengan mereka yang berhimpun dalam nama Tuhan. Meskipun masing-masing memiliki perbedaan, baik itu dari warna kulit, suku, status sosial, Ekaristi mengajak umat untuk mengesampingkan pembedaan-pembedaan sosial itu, karena dengan mendengarkan panggilan itu, umat Allah akan berhimpun sebagai sesama saudara yang mempunyai jati diri sebagai anak-anak Allah (Suharyo, 2011:17).

Data penelitian menunjukkan sebanyak 72% pelajar Katolik menyatakan bahwa mereka semakin tergerak untuk memiliki sikap peduli. EKR menjadi tempat atau wadah bagi pelajar Katolik untuk saling mengenal, mengasihi dan mewujudkan iman mereka dalam hidup menggereja. Buah-buah dalam EKR mampu membawa pelajar untuk saling peduli terhadap pelajar lainnya meskipun

berbeda sekolah. Melalui relasi yang hidup itu, sikap peduli terus dikembangkan secara bersama-sama dan dapat memberikan manfaat bagi para pelajar Katolik, tidak hanya terhadap pelajar Katolik saja, melainkan terhadap teman-teman di sekolah, dan dimana saja.

Data penelitian mengungkapkan sebanyak 62% pelajar Katolik semakin tergerak untuk berbagi terhadap kaum Kecil, Lemah, Miskin, Tersingkir, dan Difabel (KLMTD). Tidak semua orang mengenal Kristus, tidak semua orang mengenal Ekaristi. Tetapi mereka harus bertemu dengan Kristus, dan melihat Kristus dalam diri umat-Nya. Dengan harapan anak-anak Allah mampu menghadirkan Yesus di tengah-tengah banyak orang (Lukasik, 1991:123). Dalam hal ini EKR membantu pelajar Katolik memiliki kesadaran untuk meneladan Yesus untuk selalu berpihak terhadap orang-orang KLMTD. EKR membantu mereka untuk semakin memiliki semangat, dukungan, dan juga bekal bagi para pelajar Katolik melalui cara hidup Yesus yang mengurbankan diri sampai wafat di kayu Salib dan berbagi kepada orang miskin. Sehingga diharapkan EKR mampu membawa pelajar Katolik untuk semakin melihat ke bawah, bahwa masih banyak orang-orang yang membutuhkan bantuan dan uluran tangan kasih mereka.

3. Usulan kegiatan untuk semakin menghayati dan mewujudkan buah-buah Ekaristi dalam hidup menggereja dan masyarakat

Berdasarkan hasil penelitian, pelajar Katolik mengusulkan kegiatan rekoleksi. Kegiatan rekoleksi ini menjadi pilihan bagi pelajar Katolik dalam rangka semakin menghayati dan mewujudkan buah-buah Ekaristi dalam hidup menggereja dan masyarakat. Penulis merasa kegiatan rekoleksi ini menjadi pilihan

yang tepat bagi Pelajar Katolik untuk semakin memaknai Ekaristi dalam hidup menggereja dan memasyarakat. Melalui kegiatan ini, penulis berharap dapat menggerakkan dan membantu pelajar Katolik dalam memperkembangkan iman dan mewujudkan buah-buah Ekaristi dalam hidup sehari-hari.

E. Kesimpulan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis laksanakan melalui kuesioner, penulis mendapatkan gambaran tanggapan pelajar Katolik terhadap perayaan EKR dan dampak dari pelaksaan EKR tersebut bagi perkembangan iman mereka. EKR menjadi tempat bagi pelajar Katolik untuk terlibat secara aktif dalam hidup menggereja dan menghidupi buah-buah Ekaristi itu dalam hidup sehari-hari sebagai orang Kristiani.

Penulis menyimpulkan bahwa tanggapan pelajar Katolik terhadap perayaan EKR sebagian besar menunjukkan jawaban yang positif. Tanggapan yang positif itu ditunjukkan oleh pelajar Katolik bahwa mereka dengan senang hati mengikuti perayaan EKR dibandingkan dengan perayaan Ekaristi pada hari minggu. Hal ini dikarenakan pelajar Katolik memiliki kesempatan untuk berjumpa dan berkumpul bersama dengan sesama pelajar Katolik lainnya. Pelajar Katolik gembira karena dengan adanya EKR, mereka memiliki kesempatan untuk ikut terlibat dalam EKR, yakni terlibat sebagai lektor, pemazmur, koor, dirigen, petugas persembahan, puta-putri altar, dan sebagainya. Namun belum seluruh pelajar memberikan tanggapan yang positif terhadap pelaksanaan EKR, beberapa diantara mereka masih ada yang merasa belum semakin terbantu untuk

memperkembangkan imannya melalui EKR. Tanggapan yang positif itu akhirnya memberikan dampak bagi para pelajar Katolik, bahwa EKR membantu pelajar Katolik untuk berusaha mewujudkan buah-buah Ekaristi dalam hidup sehari-hari, sehingga mereka dapat semakin bertumbuh dan berkembang dalam iman dan tingkah laku. Buah-buah Ekaristi itu diwujudkan dengan membangun persaudaraan dengan sesama, baik dengan sesama pelajar Katolik maupun dengan pelajar non Katolik lainnya yang dijumpai di sekolah dan dilingkungan tempat tinggal.

EKR membantu pelajar Katolik memiliki kesadaran akan tanggungjawab dan peranan mereka sebagai anak-anak Allah dengan mau dan mampu terlibat secara aktif dalam hidup menggereja maupun dimasyarakat, menghormati dan menghargai sesama, terutama teman-teman yang beragama lain sehingga mampu mewujudkan kedamaian dalam hidup. EKR bukan perayaan Ekaristi biasa melainkan telah menjadi tempat bagi mereka untuk semakin mengenal Yesus, sesama dan menumbuhkembangkan diri mereka untuk memiliki kesadaran akan tanggungjawabnya sebagai anak-anak Allah. Dan secara terus-menerus tergerak dan bergerak untuk melakukan hal-hal yang sesuai dengan kehendak Allah dalam hidup sehari-hari sebagai perwujudan buah-buah Ekaristi yang telah diterima melalui EKR.

Sebagai tindak lanjut dari hasil kesimpulan, penulis akan mengusulkan kegiatan rekoleksi bagi pelajar Katolik untuk semakin menghayati dan mewujudkan buah-buah Ekaristi dalam hidup menggereja dan memasyarakat dan meningkatkan pelaksaan EKR di Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen.

74 BAB IV

USULAN KEGIATAN REKOLEKSI PELAJAR KATOLIK DI PAROKI SANTA PERAWAN MARIA DI FATIMA SRAGEN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PELAKSANAAN EKARISTI

DAN PERWUJUDAN BUAH-BUAH EKARISTI

Hasil penelitian yang telah dibahas pada bab III, sesuai dengan tanggapan para pelajar Katolik terhadap EKR, menunjukkan bahwa EKR perlu ditingkatkan lagi. Hal ini dikarenakan mereka belum sepenuhnya menyadari bahwa EKR memiliki peranan yang sangat penting bagi perkembangan iman mereka. Hal ini menunjukkan bahwa memang tidak mudah untuk sampai pada suatu penghayatan iman yang mendalam, maka perlu ditingkatkan secara terus-menerus.

Pada bab IV penulis akan memaparkan usulan kegiatan bagi pelajar Katolik di Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen dalam bentuk rekoleksi yang terkait dengan pelaksanaan Ekaristi Kaum Remaja. Pemilihan kegiatan rekoleksi ini berdasarkan jawaban dan harapan-harapan yang telah disampaikan oleh responden pada kuesioner penelitian. Melalui kegiatan rekoleksi ini, para Pelajar Katolik diharapkan semakin dapat mewujudkan buah-buah Ekaristi yang diperoleh dalam EKR. Penulis akan membagi bab IV ini dalam dua bagian. Pertama, latar belakang kegiatan rekoleksi sebagai upaya untuk meningkatkan pelaksanaan Ekaristi dan mewujudkan buah-buah Ekaristi. Sedangkan yang kedua adalah gambaran usulan kegiatan rekoleksi.

A. Latar Belakang Kegiatan Rekoleksi

Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen memberikan dukungan dan perhatian secara khusus bagi para pelajar Katolik. Para pelajar Katolik tersebut terdiri dari berbagai sekolah yang berbeda-beda, baik sekolah negeri maupun

swasta. Pelajar Katolik mendapatkan kesempatan untuk melaksanakan Ekaristi Kaum Remaja (EKR) bagi seluruh pelajar Katolik yang ada di Kota Sragen setiap satu bulan sekali pada hari Jumat minggu ke-3. EKR dilaksanakan dengan tujuan untuk membantu mereka semakin peka menyadari kehadiran Allah yang mengasihi dan murah hati dalam hidup mereka sehingga mampu memperkembangkan iman mereka dan mampu mewujudkan buah-buah EKR secara nyata dalam hidup menggereja dan masyarakat.

EKR mengajak pelajar Katolik untuk terlibat dalam pelayanan hidup menggereja sehingga dapat membantu pelajar Katolik memperkembangkan diri dan imannya melalui keterlibatannya dalam EKR. Sejauh ini, pelajar Katolik telah ikut terlibat dalam hidup menggereja. Keterlibatan itu diwujudkan melalui kesediaan diri untuk menjadi petugas koor, dirigen, pemazmur, lektor, petugas persembahan, dan putera-puteri altar. Namun berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, meskipun pelajar Katolik sudah ikut terlibat dalam hidup menggereja, mereka belum sepenuhnya menyadari tanggungjawab mereka dan merefleksikannya secara pribadi serta mengambil bagian dalam kesaksian iman mereka di sekolah dan masyarakat.

Maka sesuai dengan usulan kegiatan yang diminati oleh pelajar Katolik, penulis mengusulkan rekoleksi bagi seluruh pelajar Katolik. Kegiatan rekoleksi ini merupakan kegiatan awal dan jangka pendek bagi para pelajar Katolik di Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen. Terutama melalui kegiatan rekoleksi ini pelajar Katolik diajak untuk menggali secara mendalam tentang makna dan buah-buah Ekaristi, sehingga membantu mereka untuk semakin

menghayati imannya, memaknai Ekaristi, menemukan dan mewujudkan buah-buah Ekaristi dalam hidup sehari-hari. Kegiatan rekoleksi ini dipilih sesuai dengan usulan para pelajar Katolik Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen.

B. Tema dan Tujuan Rekoleksi

Penulis mengusulkan tema umum rekoleksi yaitu “Disatukan Dalam Ekaristi, diutus untuk Berbagi”. Pemilihan tema ini juga bertitik tolak dari hasil penelitian yang telah diperoleh. Tujuan dari kegiatan rekoleksi ini adalah membantu pelajar Katolik Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen semakin menghayati Ekaristi dan menghidupi buah-buah Ekaristi dalam hidup menggereja maupun memasyarakat serta meningkatkan pelaksaan EKR menjadi lebih khas bagi remaja di Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen.

C. Peserta Rekoleksi

Peserta rekoleksi yang ikut dalam kegiatan rekoleksi ini adalah para pelajar Katolik yang menjadi penanggungjawab pelaksanaan kegiatan Ekaristi Kaum Remaja (EKR) di Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen.

D. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Tempat kegiatan rekoleksi akan dilaksanakan di aula Gereja Animasi, Jenawi, Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen. Sedangkan waktu pelaksanaannya pada bulan Februari 2020.

E. Gambaran Pelaksanaan Rekoleksi

Pelaksanaan rekoleksi ini menggunakan model sharing pengalaman iman. Model rekoleksi ini bertolak dari pengalaman hidup peserta atau pelajar Katolik yang direfleksikan secara kritis, dan dikonfrontasikan dengan pengalaman iman dan visi Kristiani supaya muncul sikap dan kesadaran baru yang memberi motivasi pada keterlibatan hidup yang baru (Sumarno, 2018:14).

F. Matrik Kegiatan Rekoleksi

Tema Umum : Disatukan dalam Ekaristi, diutus untuk Berbagi

Tujuan : Membantu para pelajar Katolik di Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen agar semakin menghayati Ekaristi dan menghidupi buah-buah Ekaristi dalam hidup sehari-hari dan meningkatkan pelaksaan EKR di Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen

Tabel 5.

Matrik Kegiatan Rekoleksi

NO. JUDUL SESI TUJUAN URAIAN

MATERI

METODE SARANA SUMBER BAHAN

(2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Berbagi pengalaman iman dalam mengikuti EKR

Pelajar Katolik dapat memperkaya imannya melalui pengalaman iman hidupnya dan juga

pengalaman hidup orang lain

- Film tentang “Aku mau, Aku bisa” - Mengolah pengalaman peserta - Menyaksikan video - Sharing/pleno - Refleksi - Bernyanyi - Informasi - LCD - Speaker - Mic - Proyektor - https://m.youtube.co m/watch?v=v6pPG mKjhhY - Pengalaman hidup peserta

Ekaristi Ekaristi dan membantu mereka untuk dapat mewujudkan buah-buah Ekaristi dalam hidup sehari-hari - Bacaan Kitab Suci Lukas 14:12-14 - Sharing pengalaman iman - Tanya-jawab - Bernyanyi - Laptop - Proyektor Pendidikan Keagamaan Katolik Paroki - Bergant, Dianne dan Karris, Robert OFM. (2002). Tafsir perjanjian baru 3. Merancang usaha meningkatkan pelaksanaan EKR Meningkatkan pelaksanaan EKR menjadi lebih menarik dan khas bagi para remaja

Dokumen terkait