• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi tanggapan pelajar Katolik terhadap Ekaristi Kaum Remaja di Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Deskripsi tanggapan pelajar Katolik terhadap Ekaristi Kaum Remaja di Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DESKRIPSI TANGGAPAN PELAJAR KATOLIK TERHADAP EKARISTI KAUM REMAJA DI PAROKI SANTA PERAWAN MARIA DI FATIMA SRAGEN SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Agama Katolik. Oleh: Emiliana Kartika Setyani NIM: 151124020. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019. i.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Tuhan Yesus, serta Bunda Maria yang selalu memberikati, membimbing, dan menuntun seluruh proses yang penulis alami, khususnya selama proses pendidikan dan hidup penulis. Teruntuk Bapak Yohanes Suhardi yang sangat kusayangi, yang selalu mendoakan, menguatkan, dan yang selalu berjuang melakukan apapun demi saya bisa melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi tanpa mengenal hujan dan terik matahari Teruntuk yang terkasih Pakde Sarmo, Mamas Isidorus Cahyo Setyadi, Adik Martinus Giri Setya Budi, Adik Gregorius Wisnu Setyadi, dan Adik Maria Arum Setyani, yang selalu menguatkan, mendukung, dan membantu penulis.. iv.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTTO. “Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar karena mereka, sebab Tuhan, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan Engkau” (Ul 31:6). v.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK. Skripsi ini berjudul “DESKRIPSI TANGGAPAN PELAJAR KATOLIK TERHADAP EKARISTI KAUM REMAJA DI PAROKI SANTA PERAWAN MARIA DI FATIMA SRAGEN”. Judul ini dipilih sebagai bentuk perhatian penulis terhadap pelaksanaan Ekaristi Kaum Remaja (EKR) yang dilaksanakan satu bulan sekali di Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen. EKR yang dilaksanakan ini diharapkan dapat membantu pelajar Katolik semakin memperkembangkan imannya, terutama bagi pelajar Katolik yang kurang mendapatkan pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti di sekolah negeri dan juga sekolah swasta. Namun pada kenyataannya, keterlibatan pelajar Katolik dalam kehidupan menggereja masih kurang. Mereka mengikuti EKR hanya karena hal tersebut diwajibkan oleh guru-guru bidang studi Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti dan sebagai nilai pengganti atau tambahan bagi pelajaran Pendidikan Agama Katolik. Tujuan pokok dalam skripsi ini adalah memperoleh gambaran bagaimana tanggapan pelajar Katolik terhadap pelaksanaan EKR dan dampaknya bagi perkembangan iman pelajar Katolik di Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen. Untuk membahas tujuan pokok tersebut penulis menggunakan studi pustaka dan penelitian. Studi pustaka yang digunakan adalah dengan mempelajari dan menemukan pokok-pokok Ekaristi. Sedangkan penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian kualitatif. Untuk memperoleh data, penulis memberikan kuesioner kepada 50 pelajar Katolik sebagai responden. Hasil akhir penelitian menunjukkan bahwa pelajar Katolik memberikan tanggapan positif terhadap pelaksanaan EKR. Mereka gembira karena EKR menjadi sarana bagi mereka untuk terlibat secara aktif dalam hidup menggereja dan menjadi tempat bagi mereka untuk menemukan identitas dirinya sebagai remaja. EKR juga sudah memberikan dampak yang positif bagi perkembangan iman mereka, yakni semakin memiliki kesadaran untuk berbagi dan peduli kepada sesama terutama kaum Kecil, Lemah, Miskin, Tersingkir, dan Difabel (KLMTD), serta menghormati dan menghargai perbedaan. Meskipun dalam hal ini, belum secara keseluruhan pelajar Katolik semakin terbantu untuk memperkembangkan iman dan menemukan jati dirinya sebagai remaja melalui EKR. Maka, untuk menindaklanjuti hasil penelitian ini penulis mengusulkan kegiatan rekoleksi sebagai upaya untuk meningkatkan pelaksanaan EKR dan perwujudan buah-buah Ekaristi dalam hidup menggereja dan bermasyarakat.. viii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT The title of this thesis is “DESCRIPTION OF CATHOLIC STUDENT RESPONSES TO THE EUCHARIST OF TEENAGER IN THE PARISH SANTA PERAWAN MARIA IN FATIMA SRAGEN”. The title was chosen as a form of the writers attention to the implementation of Eucharist of Teenagers (EKR) which is held once a month in the Parish Santa Perawan Maria in Fatima Sragen. The Eucharist of Teenagers is expected to be able to help Catholic students enriched their faith, more for Catholics who don’t get Religious Education and Character Education in public and private school. But in the end, the participation of Catholic students in church life is still lacking. They join EKR only because itu is required by the teachers in the study of Catholic Religious Education and Character and as a substitute value or additional value for the field of study of Catholic Religious Education and Character. The main objective in this thesis is to get a picture of how the response of Catholic students to the implementation of the EKR and its impact on the development of the faith of Catholic students in the Parish Santa Perawan Maria in Fatima Sragen. To discuss these basic objectives, the authors use literature studies and research. Studi literature is used is to study and find the points of the Eucharist. Whereas research conducted by the author is qualitative research. To get data, the writer’s gave the questionnaires to the 50 Catholic students as respondents. The final results of the study showed that Catholic students gave positive responses to the implementation of EKR. They were happy because EKR became a means for them to be actively involved in Church life and became a place for them to find their identitiy as teenagers. EKR has also had a positive impact on the development of their faith, which is increasingly having the awareness to share and care for others, especially the poor, the weak, the marginalized, and diffable (KLMTD), as well as respecting differences. Although in this case, not yet overall Catholic students are increasingly helped to develop their faith and find their identity as teenagers through EKR.. ix.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR. Puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah Bapa yang Maha Baik, karena berkat dan rahmat kasih-Nya yang sangat besar, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “DESKRIPSI TANGGAPAN PELAJAR KATOLIK TERHADAP EKARISTI KAUM REMAJA DI PAROKI SANTA PERAWAN MARIA DI FATIMA SRAGEN”. Skripsi ini disusun berdasarkan keinginan penulis untuk mengetahui tanggapan pelajar Katolik, sejauhmana Ekaristi Kaum Remaja (EKR) berdampak bagi perkembangan iman pelajar Katolik. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini dapat terselesaikan berkat dukungan dari berbagai pihak. Maka dari itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Drs. FX. Heryatno Wono Wulung, SJ., M.Ed, selaku dosen pembimbing akademik sekaligus sebagai dosen pembimbing skripsi yang dengan penuh kesabaran. membimbing,. mendampingi,. memberikan. kritikan. yang. membangun, serta motivasi untuk dapat segera menyelesaikan skripsi. 2. Dr. B. Agus Rukiyanto, SJ, selaku Kaprodi Pendidikan Agama Katolik yang senantiasa mendukung penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 3. Seluruh dosen dan karyawan Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah membimbing, mendidik, dan memperkembangkan penulis selama menjalankan studi. x.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 4. Pastor Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen yang telah memberikan ijin untuk penulis melakukan penelitian dalam skripsi ini. 5. Bapak tersayang Yohanes Suhardi yang telah memberikan semangat, dukungan, cinta, perhatian, dan doa yang begitu besar bagi penulis baik secara moral maupun materil kepada penulis. 6. Pakde Sarmo yang telah memberikan semangat, dukungan, cinta dan yang selalu mendoakan penulis 7. Mamas Isidorus Cahyo Setyadi yang selalu mendoakan, memberi semangat dan dukungan baik secara moral maupun materil kepada penulis 8. Adik-adik tersayang Martinus Giri Setya Budi, Gregorius Wisnu Setyadi, dan Maria Arum Setyani yang selalu mendukung dan menjadi sumber semangat bagi penulis untuk segera menyelesaikan tugas akhir ini 9. Seluruh sanak-saudara yang selalu memberikan dukungan kepada penulis ketika penulis merasa putus asa 10. David Widya Utama yang memberikan semangat dan dukungan kepada penulis baik dalam hal moral maupun material 11. Seluruh teman-teman dan sahabat yang sudah bersedia memberikan semangat dan juga bantuan kepada penulis 12. Keluarga besar PAK angkatan 2015 yang telah berdinamika selama proses perkuliahan dari semester 1 sampai saat ini yang telah mendukung dan memotivasi penulis sehingga penulis dapat bangkit dari keterpurukan untuk segera menyelesaikan skripsi ini.. xi.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii PERSEMBAHAN ................................................................................................ iv MOTTO ..................................................................................................................v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................. vii ABSTRAK .......................................................................................................... viii ABSTRACT ........................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ............................................................................................x DAFTAR ISI....................................................................................................... xiii DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvii DAFTAR SINGKATAN .................................................................................. xviii BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................................1 A. Latar Belakang Masalah.....................................................................................1 B. Rumusan Masalah ..............................................................................................4 C. Tujuan Penulisan ................................................................................................4 D. Manfaat Penulisan ..............................................................................................5 E. Metode Penulisan ...............................................................................................5 F. Sistematika Penulisan ........................................................................................6 BAB II. POKOK-POKOK EKARISTI DAN PERKEMBANGAN IMAN KAUM REMAJA ....................................................................................8 A. Pokok-pokok Ekaristi ..........................................................................................9 1. Hakikat Ekaristi ...............................................................................................9 2. Dasar Kristologis Ekaristi..............................................................................10 a. Ekaristi sebagai Kurban Kristus.................................................................10 b. Ekaristi sebagai Perayaan Kenangan Akan Kristus...................................11 c. Ekaristi sebagai Sakramen .........................................................................12 d. Ekaristi sebagai Perjamuan Terakhir Yesus ..............................................12 xiii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3. Liturgi Ekaristi...............................................................................................13 a. Ritus Pembuka ...........................................................................................13 b. Liturgi Sabda .............................................................................................14 c. Liturgi Ekaristi ...........................................................................................15 d. Ritus Penutup.............................................................................................16 4. Makna Perayaan Ekaristi untuk Hidup Beriman Umat .................................17 a. Membangkitkan Sikap Syukur ...................................................................17 b. Meningkatkan Kerinduan Umat untuk Lebih Bertobat .............................18 c. Membangun Persekutuan Umat Beriman ..................................................18 d. Menjadi Sumber Pertumbuhan Harapan Iman dan Kasih .........................19 e. Menggerakkan Umat untuk Berbagi Pada Sesama ....................................20 B. Perkembangan Pribadi dan Iman Kaum Remaja ...............................................21 1. Pengertian Remaja .......................................................................................21 2. Usia Perkembangan Remaja ........................................................................22 3. Relasi Sosial Remaja ...................................................................................22 a. Teman Dekat .........................................................................................23 b. Kelompok Kecil dan Kelompok Besar ..................................................23 c. Kelompok yang Terorganisasi ...............................................................23 d.. Kelompok Geng....................................................................................24. 4. Pola Perubahan Minat Agama Pada Remaja ...............................................24 a. Periode Kesadaran Religius ..................................................................24 b. Periode Keraguan Religius ...................................................................25 c. Periode Rekonstruksi Agama ...............................................................25 5. Tahap-tahap Perkembangan Iman ...............................................................26 a. Tahap Intuitif-Proyektif (Usia 2-6 tahun)..............................................26 b. Tahap Kepercayaan Mistis Harfiah (Usia 6-11 tahun) ..........................27 c. Tahap Sintesis-Konvensional (Usia 12-21 tahun) .................................28 d. Tahap Individuatif-Reflektif (Usia 21-35 tahun) ..................................28 e. Tahap Konjungtif (35-40 tahun) ............................................................29 f. Tahap Yang Mengacu pada Universalitas (30 tahun ke atas) ...............30 C. Dampak Ekaristi untuk Perkembangan Iman Remaja .......................................30 xiv.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB III. DESKRIPSI TANGGAPAN PELAJAR KATOLIK TERHADAP EKARISTI KAUM REMAJA DI PAROKI SANTA PERAWAN MARIA DI FATIMA SRAGEN ..........................................................33 A. Gambaran Umum Paroki Santa Perawan Maria di Fatima, Sragen ..................33 1. Profil Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen ..................................33 a. Letak Geografis Paroki Santa Perawan Maria di Fatima, Sragen .............33 b. Sejarah Singkat Paroki Santa Perawan Maria di Fatima, Sragen ..............34 c. Visi dan Misi Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen ...................37 2. Gambaran Ekaristi Kaum Remaja di Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen ................................................................................................................39 a. Sejarah Singkat diadakannya Ekaristi Kaum Remaja ...............................39 b. Tujuan Ekaristi Kaum Remaja ..................................................................41 3. Gambaran Pelaksanaan Ekaristi Kaum Remaja ............................................42 a. Petugas dan Penanggungjawab EKR ........................................................42 b. Pemilihan Lagu-lagu EKR ........................................................................43 c. Persiapan Pelaksanaan EKR .....................................................................43 d. Pelaksanaan EKR ......................................................................................44 B. Penelitian Deskriptif Tanggapan Pelajar Katolik Terhadap EKR .....................45 1. Latar Belakang Penelitian..............................................................................45 2. Tujuan Penelitian ...........................................................................................46 3. Jenis Penelitian ..............................................................................................47 4. Desain Penelitian ...........................................................................................47 5. Instrumen Penelitian ......................................................................................48 6. Responden Penelitian ....................................................................................48 7. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................................49 8. Fokus Penelitian ............................................................................................49 9. Metode Pembahasan ......................................................................................50 C. Laporan Hasil Penelitian ...................................................................................51 1. Tanggapan Pelajar Katolik Terhadap EKR ...................................................52 2. Dampak EKR bagi Perkembangan Iman Pelajar Katolik..............................57 3. Usulan kegiatan untuk Meningkatkan Keterlibatan Pelajar Katolik dalam Hidup Menggereja dan Masyarakat ..............................................................62 xv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. D. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................................63 1. Tanggapan Pelajar Katolik terhadap EKR ....................................................63 2. Dampak Ekaristi Kaum Remaja bagi Perkembangan Iman Pelajar Katolik .67 3. Usulan Kegiatan untuk Meningkatkan Keterlibatan Pelajar Katolik dalam Hidup Menggereja dan Masyarakat ..............................................................71 E. Kesimpulan Hasil Penelitian .............................................................................72 BAB IV. USULAN KEGIATAN REKOLEKSI PELAJAR KATOLIK DI PAROKI SANTA PERAWAN MARIA DI FATIMA SRAGEN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PELAKSANAAN EKARISTI DAN PERWUJUDAN BUAH-BUAH EKARISTI ........74 A. Latar Belakang Kegiatan Rekoleksi .................................................................74 B. Tema dan Tujuan Rekoleksi ............................................................................76 C. Peserta Rekoleksi .............................................................................................76 D. Tempat dan Waktu Pelaksanaan ......................................................................76 E. Model Gambaran Pelaksanaan Rekoleksi ........................................................77 F. Matrik Kegiatan Rekoleksi ..............................................................................78 G. Contoh Persiapan Rekoleksi ............................................................................80 H. Contoh Satuan Pertemuan I & II ......................................................................82 BAB V. PENUTUP...............................................................................................93 A. Kesimpulan .......................................................................................................93 B. Saran ..................................................................................................................95 1. Bagi Pastor Paroki .........................................................................................95 2. Penanggungjawab Pelaksana EKR ................................................................96 3. Guru-guru Bidang Studi Pendidikan Agama Katolik ....................................97 4. Pelajar Katolik ...............................................................................................97 DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................98 LAMPIRAN ..........................................................................................................99 Lampiran 1: Surat Ijin Penelitian ……………………………………………….(1) Lampiran 2: Surat Pernyataan sudah Melaksanakan Penelitian…………...……(2) Lampiran 3: Contoh Lembar Jawaban Responden……………………………...(3) Lampiran 4: Daftar Nama Responden……………………………………...…...(7) xvi.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL Tabel 1. Jadwal Petugas EKR …………………………………….............. 43. Tabel 2. Fokus Penelitian……………………………………………......... 50 Tabel 3. Data Responden Penelitian………………………………………. 52. Tabel 4. Tanggapan Pelajar Katolik terhadap EKR……………………….. 52. Tabel 5. Dampak EKR terhadap Perkembangan Iman Remaja………….... 57. Tabel 6. Usulan Kegiatan untuk Meningkatkan Pelaksanaan EKR dan Perwujudan buah-buah Ekaristi…………………………………………........................... 62. Tabel 7. Matriks Kegiatan Rekoleksi……………………………………... 78 Tabel 8. Jadwal Susunan Rekoleksi……………………………………….. xvii. 81.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR SINGKATAN. A. Singkatan Dokumen Resmi Gereja SC. : Sacrosanctum Concilium Konstitusi Konsili Vatikan II tentang Liturgi Suci.. KHK : Kitab Hukum Kanonik KGK : Katekismus Gereja Katolik B. Singkatan Lain EKR. : Ekaristi Kaum Remaja. KLMTD. : Kecil, Lemah, Miskin, Tersingkir, dan Difabel. Art.. : Artikel. DSA. : Doa Syukur Agung. Sbb. : Sebagai berikut. PGPM. : Pengurus Gereja dan Papa Miskin. SFS. : Suster Fransiskan Sukabumi. SJ. : Serikat Jesus. Pr. : Projo. FKPK. : Forum Komunikasi Pelajar Katolik. RIKAS. : Rencana Induk Keuskupan Agung Semarang. KS. : Kitab Suci. Ul. : Ulangan. SMP. : Sekolah Menengah Pertama. SMA. : Sekolah Menengah Atas. SMK. : Sekolah Menengah Kejuruan. SGB. : Sekolah Guru B xviii.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ekaristi merupakan pusat kehidupan umat Kristiani yang memberikan daya yang membangun, memperkembangkan dan menggerakkan seluruh hidup beriman umat. Ekaristi merupakan pusat kehidupan seluruh hidup umat Kristiani dan puncak hidup umat Kristiani yang dirayakan oleh seluruh umat beriman yang disatukan sebagai umat Allah. Melalui Ekaristi, Kristus Tuhan hadir, dipersembahkan dan disambut oleh seluruh umat dalam rupa roti dan anggur yang melambangkan Tubuh dan Darah Kristus (KHK, Kan.897). Namun pada kenyataannya saat ini, anak-anak remaja belum benar-benar mampu menjadikan Ekaristi sebagai pusat dalam hidup mereka. Oleh karena itu Gereja sangat perlu memperhatikan perkembangan iman umat-Nya. Saat ini Gereja dihadapkan dengan perkembangan iman anak-anak remaja yang semakin memprihatinkan dalam pendidikan dan perkembangan iman mereka. Maka Gereja secara terus-menerus harus menyadari, bahwa mereka adalah harapan bagi Gereja, terutama untuk perkembangan Gereja di masa depan yang semakin kompleks. Gereja Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen memiliki jumlah remaja atau pelajar Katolik yang lumayan banyak. Gereja Paroki secara terusmenerus berusaha membantu mereka untuk dapat menemukan jati diri mereka sebagai seorang Kristiani dan membantu mereka semakin memperkembangkan imannya, dengan menjadikan Ekaristi sebagai sumber kehidupan mereka. Oleh karena itu, Gereja Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen memberikan. 1.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2. kesempatan kepada mereka untuk dapat melaksanakan EKR satu bulan sekali pada hari jumat minggu ke-3 di Gereja Paroki. Perayaan EKR di Paroki Santa Perawan Maria Fatima Sragen dilaksanakan secara rutin bagi mereka yang bersekolah di sekolah negeri maupun swasta. Petugas dalam perayaan EKR dilaksanakan secara bergantian dari setiap sekolah. Para petugas EKR ini adalah para pelajar Katolik dari berbagai sekolah yang sudah dijadwalkan terlebih dahulu satu bulan sebelum EKR dilaksanakan. Para petugas mencakup koor, lektor, misdinar, pemazmur, dirigen, dan tata laksana EKR. Berdasarkan pengalaman penulis ketika mengikuti Perayaan EKR, mereka belum seluruhnya mau ikut terlibat dalam tugas EKR karena kurangnya kesadaran dalam diri mereka akan tanggungjawab dan tugasnya sebagai anggota Gereja. Penulis masih menemukan ada beberapa pelajar Katolik yang datang mengikuti EKR karena keterpaksaan. EKR di Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen sudah berlangsung lama. Peserta EKR adalah para pelajar Katolik yang duduk di bangku sekolah mulai dari SMP, dan SMA/SMK yang ada di Kabupaten Sragen. Waktu Perayaan EKR ini disesuaikan dengan izin yang diberikan pihak sekolah kepada mereka di masing-masing sekolah. Hal ini dilakukan bersamaan dengan waktu sholat Jumat para pelajar yang beragama Muslim. Hal ini dikarenakan ada yang harus segera kembali ke sekolah masing-masing untuk melanjutkan jam tambahan di sekolah mereka atau ekstrakurikuler, sehingga waktu dan kesempatan yang tersedia terbatas..

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3. EKR dilaksanakan karena melihat keprihatinan para pelajar Katolik yang ada di Kabupaten Sragen, yang kurang mendapatkan kesempatan untuk memperoleh jam mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti di sekolah mereka masing-masing. Pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti di beberapa sekolah negeri hanya diadakan satu minggu sekali, bahkan seringkali jam pelajaran tidak dilaksanakan. Hal ini juga karena terbatasnya tenaga pendidik dalam bidang studi Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti. Pastor Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen terus berusaha menggiatkan dan mempertahankan pelaksanaan EKR di Paroki. EKR diharapkan dapat membantu para pelajar Katolik untuk semakin berkembang dalam iman, para remaja mampu menjadi penggerak remaja lainnya di lingkungan tempat mereka tinggal, semakin memiliki kesatuan sebagai anggota Gereja, dan memiliki kepedulian terhadap hidup menggereja. Guru bidang studi Pendidikan Agama Katolik mewajibkan mereka untuk mengikuti EKR karena kehadiran para pelajar yang beragama Katolik akan menjadi tambahan nilai pelajaran agama Katolik. Tetapi, karena ada beberapa sekolah yang tidak ada guru khusus bidang studi Pendidikan Agama Katolik membuat sedikit kesulitan untuk mengontrol atau mengawasi, dan mengajak para pelajar tersebut untuk aktif dan terlibat. Pada kenyataannya, mereka semua belum aktif mengikuti EKR. Oleh karena itu, Ekaristi harus dapat menjadi tempat bagi mereka untuk semakin memperkembangkan iman dan kepribadian mereka memiliki sikap melayani dan terlibat aktif dalam hidup menggereja dan juga memasyarakat..

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 4. Dalam hal ini, EKR diharapkan memiliki dampak bagi perkembangan iman mereka untuk mewujudkan Kerajaan Allah dalam hidup sehari-hari. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian di Paroki Santa Perawan Maria di Fatima, Sragen berkaitan dengan Perayaan Ekaristi Kaum Remaja sebagai skripsi, dengan. judul. TERHADAP. “DESKRIPSI EKARISTI. TANGGAPAN. KAUM. REMAJA. PELAJAR DI. KATOLIK. PAROKI. SANTA. PERAWAN MARIA DI FATIMA SRAGEN”. B. Rumusan Masalah 1. Apa pokok-pokok Ekaristi Kaum Remaja (EKR) dan hubungannya dengan perkembangan iman mereka? 2. Bagaimana tanggapan kaum remaja dan dampaknya terhadap EKR di Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen? 3. Upaya apa yang dapat dilakukan untuk membantu meningkatkan pelaksanaan EKR di Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen?. C. Tujuan Penulisan 1. Mengetahui pokok-pokok Ekaristi Kaum Remaja dan hubungannya dengan perkembangan iman remaja. 2. Menggali tanggapan dan pengaruh bagi para remaja terhadap pelaksanaan Ekaristi Kaum Remaja di Paroki Santa Perawan Maria di Fatima, Sragen..

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 5. 3. Mengemukakan. upaya. yang. dapat. dilakukan. untuk. meningkatkan. perkembangan iman pelajar Katolik di Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen. D. Manfaat Penulisan 1. Bagi Pengurus FKPK Membantu pengurus FKPK untuk dapat menyadari peranannya yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaan EKR dan menciptakan EKR yang lebih kreatif. 2. Bagi Pelajar Katolik di Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen Membantu pelajar Katolik untuk mengetahui pengaruh Ekaristi Kaum Remaja dalam perkembangan iman dan kepribadian mereka dan menemukan buah-buah Ekaristi yang perlu dihidupi secara terus-menerus dalam hidup seharihari. 3. Bagi Penulis Semakin menyadari dan memahami peranan penting EKR dalam memperkembangkan iman dengan terlibat aktif dalam tugas pelayanan hidup menggereja dan masyarakat.. E. Metode Penulisan Metode penulisan yang digunakan oleh penulis dalam skripsi ini adalah deskripsi analitis, yakni dengan mengambil dan memperoleh data melalui studi.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 6. pustaka dan kuesioner, kemudian hasilnya dianalisis dan mengambil kesimpulan atas seluruh data yang sudah dianalisis.. F. Sistematika Penulisan Bab I merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang penulisan, rumusan permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. Bab II menyampaikan kajian pustaka tentang pokok-pokok Ekaristi dan hubungannya dengan perkembangan iman remaja berdasarkan dokumen-dokumen Gereja dan pandangan para ahli yang mendukung penulisan skripsi terkait dengan pokok-pokok Ekaristi. Bab III berisi uraian tentang tanggapan pelajar Katolik terhadap EKR. Penulis membaginya ke dalam 2 pokok bahasan, pertama membahas gambaran umum Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen. Bagian ini terdiri dari letak geografis, sejarah paroki serta visi dan misi Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen. Pokok bahasan kedua adalah pembahasan tanggapan pelajar Katolik terhadap EKR dalam rangka perkembangan iman mereka. Bagian ini meliputi: metodologi penelitian, laporan dan hasil pembahasan hasil penelitian serta kesimpulan hasil penelitian Bab IV berisi tindak lanjut dari hasil penelitian yang berupa sumbangan pemikiran melalui kegiatan rekoleksi sebagai usaha untuk meningkatkan pelaksanaan Ekaristi dan perwujudan buah-buah Ekaristi di Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen. Penulis membagi bab IV dalam 2 bagian pokok bahasan..

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 7. Pokok bahasan pertama menguraikan tentang latar belakang pemilihan kegiatan rekoleksi. Bagian kedua berisi gambaran usulan kegiatan rekoleksi. Bab V merupakan bab terakhir dalam penulisan skripsi ini. Penulis membaginya ke dalam 2 pokok bahasan. Pokok bahasan yang pertama berisi kesimpulan terkait tanggapan pelajar Katolik terhadap EKR. Pokok bahasan kedua berisi saran bagi pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan EKR..

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II POKOK-POKOK EKARISTI DAN PERKEMBANGAN IMAN KAUM REMAJA. Pada bab pertama, penulis telah menguraikan tentang latar belakang, rumusan permasalahan, manfaat penulisan, metode penulisan serta sistematika penulisan skripsi. Pertanyaannya melalui Ekaristi Kaum Remaja (EKR), apakah para remaja sungguh-sungguh dapat terbantu dalam mengembangkan hidup menggerejanya sebagai kaum remaja, baik itu di lingkungan Gereja, keluarga, sekolah, dan masyarakat. Oleh karena itu sangat berguna apabila bab ini digunakan untuk lebih mendalami pokok-pokok Ekaristi dari Ekaristi Kaum Remaja (EKR) dan hidup beriman kaum remaja. Bab kedua ini merupakan jawaban terhadap rumusan masalah yang pertama, yakni pokok-pokok yang berkaitan dengan Ekaristi dan perkembangan iman remaja. Pada bab ini akan dibahas secara mendalam bagaimana Ekaristi dipahami, dihayati, dilaksanakan, dan pengaruhnya terhadap orang-orang yang terlibat dalam Ekaristi. Pembahasan dalam bab ini akan dibagi menjadi 3 bagian pokok bahasan. Pokok bahasan pertama mendeskripsikan pokok-pokok Ekaristi meliputi: hakikat Ekaristi, dasar kristologis Ekaristi, liturgi Ekaristi, dan makna Ekaristi dalam hidup beriman umat. Pokok bahasan yang kedua mendeskripsikan perkembangan pribadi dan iman kaum remaja yang meliputi: pengertian remaja, usia perkembangan masa remaja, relasi sosial remaja, pola perubahan minat religius pada remaja, dan tahap-tahap perkembangan iman. Pokok bahasan yang ketiga menjelaskan tentang dampak Ekaristi untuk perkembangan iman remaja.. 8.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 9. A. Pokok-pokok Ekaristi 1. Hakikat Ekaristi Masrtasudjita (2005: 28) menjelaskan tentang istilah Ekaristi. Ekaristi berasal dari bahasa Yunani eucharistia yang berarti puji syukur. Kata eucharistia adalah sebuah kata benda yang berasal dari kata kerja bahasa Yunani eucharistein yang berarti memuji, mengucap syukur. Sedangkan kata berakhah biasa digunakan dalam konteks doa berkat perjamuan yang berisi pujian, syukur, dan permohonan. Doa berkat tersebut berlangsung dalam perjamuan makan Yahudi, yakni doa berkat atas roti dan piala. Dengan demikian, kata Ekaristi merupakan berasal dari perjamuan makan orang Yahudi. Martasudjita (2005: 28-29) juga mengatakan bahwa kata Ekaristi itu sudah digunakan untuk menunjuk seluruh perayaan Ekaristi pada tiga abad pertama sejarah Gereja, seperti terdapat dalam tulisan Didakhe, tulisan Santo Ignatius dari Antiokhia, Yustinus martir, dan Origenes. Namun sejak abad IV baik di Gereja Timur maupun di Gereja Barat, istilah Ekaristi mulai menghilang. Khususnya di Barat, yang kemudian istilah Ekaristi semakin dipersempit untuk disebut sebagai komuni. Sejak abad ke IV tersebut istilah “kurban” (sacrificium) dan “persembahan” (oblatio) semakin popular digunakan untuk menunjuk seluruh Perayaan dan menggantikan istilah Ekaristi. Madya Utama (2017: 23) mengungkapkan tentang Ekaristi yang merupakan sebuah perayaan kenangan perjamuan terakhir Yesus bersama dengan murid-muridNya sebelum menderita sengsara, wafat dan bangkit dari kematianNya. Dalam hal ini, Ekaristi tidak hanya untuk mengenang peristiwa Yesus akan perjamuan terakhir bersama dengan murid-muridNya, melainkan sebagai.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 10. ungkapan syukur seluruh umat atas karya penyelamatan Allah yang diberikan kepada seluruh umat manusia sejak dahulu sampai saat ini yang berpuncak pada kematian-Nya di kayu Salib sampai kebangkitan-Nya.. 2. Dasar Kristologis Ekaristi Martasudjita (2005: 293) menjelaskan kata Kristologi yang berasal dari bahasa Yunani, Kristos yang artinya Kristus dan Logos artinya ilmu. Maka Kristologis adalah ilmu tentang Kristus, yakni merupakan pembahasan mengenai Kristus yang terkait dengan umat Kristiani untuk memahaminya dalam kehidupan sehari-hari, bagaimana Yesus di masa lampau hingga masa kini. Ekaristi merupakan tindakan Kristus sebagai bukti cinta kasih-Nya kepada umat manusia. Dalam hal ini Ekaristi sudah ditetapkan oleh Yesus sendiri yang hadir dalam rupa roti dan anggur. Oleh karena itu Ekaristi ditetapkan Yesus sebagai kenangan akan diri-Nya, yang berpuncak pada wafat dan kebangkitan-Nya.. a. Ekaristi sebagai Kurban Kristus Ardhi (1993: 20) menjelaskan kata kurban yang mengandung arti = “sembelihan”. Sedangkan di dalam Ekaristi, hanya ada roti dan anggur sebagai lambang Tubuh dan Darah Kristus. Oleh karena itu kurban itu menjadi sarana bagi umat beriman untuk memuji, bersyukur dan disatukan bersama dengan Tubuh Kristus itu sendiri. Perjamuan malam terakhir disebut sebagai kurban Ekaristi, hal ini ingin menunjukkan bahwa Yesus sendirilah yang memberikan Tubuh dan Darah-Nya.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 11. sebagai kurban penebusan bagi seluruh umat manusia sebagai bentuk cinta kasihNya kepada umat manusia. Yesus menyerahkan diri seutuhnya dengan menderita sengsara, wafat, sampai dengan kebangkitan-Nya dari kematian (Martasudjita (2005: 294).. b. Ekaristi Sebagai Perayaan Kenangan Akan Kristus Istilah Kenangan diungkapkan sebagai pengertian mengenai anamneses dalam (bahasa Yunani) yang menunjuk pada tindakan penyelamatan Allah melalui Yesus Kristus yang wafat dan bangkit dari kematian-Nya, yang pada saat ini tindakan tersebut hadir secara nyata, sehingga tindakan penyelamatan Allah sampai pada saat inilah yang menjadi pengenangan. Tindakan Allah di masa lampau sampai pada sekarang ini tidak pernah terpisahkan dengan pandangan ke depan, dimana Allah yang akan memenuhi dan menyelesaikan tindakan-Nya di akhir zaman (Martasudjita, 2005: 296). Melalui kenangan itulah, manusia memperoleh rahmat secara terusmenerus sejak dahulu sampai pada saat ini. Maka, melalui perayaan kenangan akan Yesus itulah umat Kristiani mengalami perjumpaan dengan Yesus sendiri dan memperoleh kesatuan dengan Kristus melalui roti dan anggur. Dalam hal ini Ekaristi yang dilaksanakan merupakan perayaan kenangan akan Yesus yang menderita sengsara, wafat dan bangkit dari kematian demi penyelamatan hidup manusia dari dosa-dosa (KGK, No. 407)..

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 12. c. Ekaristi Sebagai Sakramen Ekaristi adalah sakramen utama dalam Gereja. Dalam Ekaristi kita merayakan misteri sengsara, wafat dan kebangkitan Kristus dalam rupa roti dan anggur. Gereja berpusat, dan bersumber dari tindakan Yesus yang menyerahkan diri-Nya dan dirayakan dalam Ekaristi (Prasetyantha, 2008: 11). Dalam Konsili Vatikan II tentang liturgi terdapat dalam SC 47: Dikatakan bahwa Kristus “mempercayakan kepada Gereja, Mempelai-Nya yang terkasih, kenangan wafat dan kebangkitan-Nya: sakramen cinta kasih, lambang kesatuan ikatan cinta kasih” Dalam hal ini SC 47 memandang Gereja sebagai tanda dan sarana kehadiran Yesus yang mempersembahkan diri-Nya dalam rupa roti dan anggur sebagai tanda cinta Yesus pada manusia melalui sakramen Ekaristi. Sakramen itu menunjuk pada kehadiran Kristus dalam sakramen Mahakudus yakni dalam rupa roti dan anggur. Oleh karena itu, perayaan Ekaristi merupakan perayaan kehadiran Kristus untuk mengenangkan kematian Yesus di kayu salib sebagai bentuk sakramen cinta kasih, dan lambang kesatuan dengan Allah dan seluruh umat manusia. Oleh karena itu, sakramen Ekaristi adalah sumber dan puncak seluruh kehidupan Kristiani. melalui sakramen Ekaristi seluruh umat beriman untuk dipersatukan dengan Yesus sendiri sampai memperoleh kehidupan yang kekal (Martasudjita (2005: 296).. d. Ekaristi sebagai Perjamuan Terakhir Yesus Ekaristi merupakan perjamuan terakhir Yesus makan bersama dengan para murid-Nya sebelum Yesus menderita sengsara dan wafat di kayu salib demi penebusan dosa-dosa manusia. Yesus memberikan seluruh diri-Nya dalam rupa.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 13. roti dan anggur sebagai lambang Tubuh dan Darah-Nya yang kudus. Kematian Yesus di kayu salib itu menjadi tanda kesetiaan Yesus kepada Allah yang secara nyata turut membawa keselamatan bagi seluruh manusia. Keselamatan itu semakin nyata melalui kesatuan seluruh umat beriman dalam kebangkitan Yesus dari mati (Madya Utama, 2017: 22). Perjamuan terakhir adalah rangkuman seluruh perutusan dan pewartaan Yesus yang terwujud dan menjadi nyata dalam diri Yesus (Hadisumarta, 2013:76). Artinya, perjamuan terakhir merupakan tanda kenangan dan pemenuhan karya keselamatan Allah bagi manusia yang memuncak dalam misteri penebusan Kristus yang wafat dan bangkit dari kematian. Melalui perayaan Ekaristi, ingin menunjukkan bahwa seluruh umat diajak dan diundang oleh Yesus sendiri untuk mengalami kesatuan yang utuh dengan-Nya dengan menyambut tubuh dan darah Kristus dalam rupa roti dan anggur.. 3. Liturgi Ekaristi Dalam liturgi Ekaristi, nampaklah ada dua unsur pokok yakni perayaan syukur dan perjamuan. Ungkapan syukur itu dilaksanakan dalam bentuk perjamuan (Madya Utama, 2017: 20). Di bawah ini merupakan uraian liturgi Ekaristi: a. Ritus Pembuka Pembuka Perayaan Ekaristi terdiri dari bagian-bagian yang mendahului Liturgi sabda. Ritus pembuka ini bertujuan untuk mempersatukan seluruh umat yang berhimpun dan menyiapkan diri mereka agar dapat mendengarkan Sabda.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 14. Allah dengan penuh perhatian dan merayakan Ekaristi dengan penuh kesungguhan. Ritus pembuka ini diawali dengan membuat tanda salib. Dalam hal ini umat diajak untuk menyadari bahwa Yesus mengundang seluruh umat untuk membangun suatu persekutuan umat beriman (Suharyo, 2011:15). Pengakuan diri sebagai orang yang berdosa merupakan bentuk kebersamaan sebagai umat Tuhan bersama dengan seluruh umat yang hadir dalam Ekaristi. Secara bersama-sama seluruh umat mengakui diri dihadapan Tuhan sebagai orang yang berdosa sebagai bentuk kerendahan hati dihadapan Tuhan yang telah menebus dosa-dosa manusia sejak dahulu sampai saat ini. Dengan mengakui diri sebagai orang berdosa, manusia mengungkapkan niat untuk tidak saling menghancurkan satu sama lain, melainkan berusaha untuk secara terusmenerus saling berbagi berkat bersama dengan semua umat beriman. Sikap itulah yang akan sungguh-sungguh menghidupi nilai-nilai Kerajaan Allah dalam dunia sebagai pembawa damai (Suharyo, 2011: 27). b. Liturgi Sabda Kristus hadir secara penuh bagi semua umat yang berkumpul dalam namaNya melalui liturgi Sabda. Sabda Yesus bukan hanya sekedar tulisan dalam sebuah buku atau kitab suci. Melainkan melalui sabda itulah Yesus hadir dan berbicara secara nyata melalui Firman Tuhan. Sabda Yesus itu harus didengarkan dengan sepenuh hati dan sungguh-sungguh diresapi dalam hidup pribadi masingmasing umat beriman karena sabda itu berasal dari Tuhan sendiri yang berbicara kepada umat beriman (Lukasik, 1991:35)..

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 15. Dalam Ekaristi, umat beriman yang berhimpun dalam Ekaristi mengambil sikap yang baik untuk mendengarkan sabda Tuhan dengan sungguh-sungguh dan meresapkannya di dalam hati, sehingga sabda Allah sungguh-sungguh mampu membawa umat untuk mengalami pembaharuan hidup yang semakin dekat dengan Yesus, dan mampu mewujudkan nilai-nilai Kerajaan Allah itu melalui tindakan yang nyata dalam hidup sehari-hari (Suharyo, 2011: 36) c. Liturgi Ekaristi Musakabe (2008: 84-93) mengatakan tentang liturgi Ekaristi sebagai berikut: 1) Liturgi Ekaristi dimulai dengan persembahan yang melambangkan kedatangan diri ke hadapan Tuhan. Persembahan itu merupakan sebuah ungkapan syukur kepada Tuhan yang telah memberikan diri-Nya sebagai persembahan kepada Bapa, maka manusia diajak untuk turut mempersembahkan diri baik berupa air dan anggur, maupun kolekte sebagai persembahan diri kepada Tuhan. 2) Konsekrasi merupakan puncak dari perayaan Ekaristi yakni dengan adanya perubahan roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah Kristus yang kemudian dibagikan bagi seluruh umat yang hadir dalam perayaan Ekaristi. Melalui kata-kata dan tindakan imam dalam konsekrasi terjadi suatu perubahan yang mengagumkan, sampai pada akhirnya dengan memerima roti suci itu, umat disatukan dengan Tubuh dan Darah Kristus sendiri. 3) Doa Bapa Kami adalah doa yang diajarkan oleh Yesus sendiri kepada umat beriman. Doa Bapa Kami menjadi doa antara pribadi dengan Tuhan sendiri, sehingga doa ini merupakan doa yang sempurna dan indah. Sesudah doa Bapa.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 16. Kami, ada salam damai kepada seluruh umat yang ada dalam perayaan Ekaristi tersebut. Doa salam damai dilaksanakan demi terwujudnya kesatuan seluruh umat beriman untuk mengalami kegembiraan dan keakraban. Sehingga salam damai bukan hanya sekedar basa-basi melainkan bentuk kesungguhan untuk mau membangun persaudaraan. 4) Komuni adalah bagian yang pokok dalam perayaan Ekaristi, umat beriman yang hadir, diundang untuk menerima Tubuh dan Darah Kristus dalam rupa roti dan anggur, sehingga seluruh umat beriman disatukan dan hidup bersama dengan Yesus. 5) Berkat dan Pengutusan, pada bagian berkat, imam atas kuasa imamatnya memberikan berkat Tuhan kepada umat, dan mengajak umat untuk sungguhsungguh menghidupi nilai-nilai atau buah-buah Ekaristi itu dalam hidup sehari-hari, baik dalam hidup menggereja maupun memasyarakat demi terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah. d. Ritus Penutup Ritus ini tidak hanya sekedar memberitahukan bahwa perayaan sudah selesai. Ritus penutup adalah ritus pengutusan. Sama seperti Yesus mengutus para murid untuk memberikan kesaksian mengenai Injil Kerajaan Allah. Ikut serta dalam perayaan Ekaristi berarti menunjukkan diri untuk siap diutus memberikan kesaksian tentang hidup dan pengalaman iman akan Yesus Kristus yang hadir secara nyata dalam hidup masing-masing pribadi (Suharyo, 2011:97-98). Inilah yang menjadi bahan hidup kurban manusia. Umat meninggalkan Gereja dengan dikuatkan oleh Allah dan dengan kesadaran bahwa Kristus.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 17. bersama dengan kita. Mereka yang sudah menerima pemberian dari Allah, menegaskan bahwa hidupnya sudah diberkati, dan sekarang semua umat beriman juga harus menjadi berkat bagi orang lain (Lukasik, 1991:123).. 4. Makna Perayaan Ekaristi Untuk Hidup Beriman Umat Kata perayaan menerjemahkan kata Latin celebratio yang kata kerjanya: celebrare. Kata celebrare ini mempunyai banyak kemungkinan arti, seperti: merayakan, mengunjungi atau menghadiri dalam jumlah banyak, meramaikan, memenuhi, kerap kali melakukan, memasyhurkan, memuji atau memuja. Maka, makna dasar celebratio atau perayaan selalu berunsur plural atau banyak (Martasudjita, 2005: 105).. a. Membangkitkan Sikap Syukur Ekaristi merupakan sebuah perayaan syukur Gereja akan seluruh berkat bagi umat-Nya. Oleh karena itu perayaan Ekaristi menjadi sarana bagi umat untuk mengungkapkan rasa syukurnya kepada Tuhan atas seluruh karya penyelamatan Allah melalui Putera-Nya yang tunggal, yakni Yesus Kristus yang wafat dan bangkit dari kematian-Nya demi penebusan dosa manusia. Maka seluruh doa dalam perayaan Ekaristi itu ditujukan kepada Allah yang telah setia menyertai seluruh hidup para anggota Gereja. Ungkapan syukur itu sangat Nampak dalam Doa Syukur Agung (DSA), yang merupakan sebuah doa dan ungkapan syukur atas seluruh cinta kasih dan kebaikan Allah yang terlaksana dalam diri Yesus (Martasudjita, 2005: 344)..

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 18. b. Meningkatkan Kerinduan Umat untuk Lebih Bertobat Mengakui diri sebagai orang berdosa berarti umat menempatkan diri sebagai anak-anak Allah. Dalam lubuk hati setiap manusia memiliki kerinduan untuk terus mencari dan menemukan Allah sebagai sumber kehidupan. Sikap rendah hati dihadapan Allah merupakan bentuk pertobatan yang dapat dilakukan dihadapan Allah, dengan mengakui diri sebagai orang yang berdoa. Dengan menghayati Ekaristi berarti harus dapat melihat dan mengakui bahwa rahmat Allah berkarya dalam diri orang lain. Ekaristi membuka mata manusia untuk melihat yang baik dan yang benar dalam diri mereka yang berbeda (Suharyo, 2011: 27). Umat Kristiani diharapkan mampu untuk mewartakan perdamaian dalam hidup, mengembangkan relasi dan dialog persaudaraan serta berjuang untuk menyelesaikan konflik yang terjadi. Maka umat Kristiani yang mengikuti Perayaan Ekaristi akan menjadi pribadi yang sungguh menghayati panggilan dan perutusan untuk menghidupi benih-benih kemanusiaan yang baru, yang sudah ditebus dan diselamatkan dari dosa-doa (Suharyo, 2011:29).. c. Membangun Persekutuan Umat Beriman Ekaristi mengajak umat Kristiani untuk menyadari bahwa Allah Tritunggal memanggil, mengundang dan menghimpun umat Kristiani menjadi satu kesatuan sebagai umat Allah. Melalui perayaan Ekaristi Allah mengundang umat-Nya untuk ikut serta dalam perjamuan dan kurban Ekaristi ini ditujukan kepada semua.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 19. orang tanpa memperhatikan perbedaan latar belakang ekonomi, sosial, politik, budaya, atau perbedaan apapun juga (Suharyo, 2011:16). Menanggapi panggilan itu berarti manusia berusaha membangun sebuah keluarga atas dasar iman kepada Allah. Kehadiran Allah dalam diri umat-Nya akan membentuk sebuah persaudaraan yang secara bersama-sama menanggapi panggilan yang sungguh datang dari Allah. Melalui Ekaristi Allah mengajak umat Kristiani untuk mau dan mampu mengesampingkan perbedaan kelas sosial dan kepentingan pribadi. Dengan mendengarkan panggilan Allah itu, umat Kristiani akan berhimpun sebagai sesama saudara yang mempunyai jati diri sebagai anakanak Allah (Suharyo, 2011:17). Melalui Ekaristi, umat Kristiani sungguh-sungguh harus mempunyai ciri misioner, yakni dengan memiliki perhatian kepada seluruh anggota Gereja, terutama kepada orang-orang yang terasing, lemah, kecil, dan tersingkir sehingga mereka dapat menemukan Allah melalui anak-anak Allah yang akhirnya mereka dapat menemukan persaudaraan bersama dengan murid-murid Yesus (Suharyo, 2011:20).. d. Menjadi Sumber Pertumbuhan Harapan Iman dan Kasih Ekaristi menjadi sumber hidup umat Kristiani karena Ekaristi juga membantu umat bertumbuh dalam iman, harapan dan kasih. Keutamaankeutamaan ini mengarahkan hidup umat Kristiani kepada Allah sendiri, sehingga umat Kristiani dengan sungguh dapat menghayati dan menghidupi imannya (Prasetyantha, 2008:144)..

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 20. Perayaan Ekaristi menjadi sumber iman bagi umat Kristiani, serta menjadi tanda yang mengarahkan hidup umat. Yesus yang memelihara dan menguatkan iman umat-Nya dengan apa yang Yesus tunjukkan, yakni kasih dan kekuatan Allah yang dinyatakan kepada umat-Nya oleh Kristus dan kehadiran nyata melalui Tubuh dan Darah-Nya. Dengan karya penyelamatan Allah yang memuncak dalam wafat dan kebangkitan Kristus, Ekaristi akan semakin memperkembangkan dan memupuk iman umat (Prasetyantha, 2008: 145). Ekaristi adalah sumber kasih yang memungkinkan umat Kristiani untuk mengasihi Allah. Dengan melihat apa yang Allah telah lakukan bagi manusia dalam diri Yesus yang hadir di tengah umat dalam Ekaristi, umat Kristiani harus membalas kasih Allah dalam Roh Kudus yang dicurahkan dalam hati manusia melalui Yesus. Melalui Ekaristi, umat diajak untuk masuk dan ambil bagian dalam hidup Allah Tritunggal, yang adalah kasih itu sendiri (Prasetyantha, 2008:146).. e. Menggerakkan Umat untuk Berbagi Pada Sesama Ekaristi adalah sumber seluruh kehidupan orang beriman. Ekaristi tidak hanya dihidupi dalam hidup menggereja saja, tetapi juga dihidupi di dalam setiap segi kehidupan, seperti di tempat kerja, lingkungan masyarakat, lingkungan sekolah, dan sebagainya. Sehingga nilai-nilai Kerajaan Allah itu ssungguh mampu diwujudkan secara lebih sungguh dalam seluruh aspek kehidupan (Prasetyantha, 2008:14)..

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 21. Dalam perayaan Ekaristi seluruh umat menerima roti yang dibagikan sebagai kesatuan hidup sebagai seluruh anggota Gereja dan umat beriman. Ekaristi selalu berpusat kepada hidup Yesus. Melalui Ekaristi, Yesus mau makan bersama dengan murid-muridNya, orang-orang asing, orang-orang miskin dan sakit, orang-orang benar dan juga orang-orang yang berdosa. Sikap ini ingin menunjukkan bahwa cinta Allah diperuntukkan dan diberikan bagi semua orang (Prasetyantha, 2008:155). Semua yang hadir dan ikut ambil bagian dalam Ekaristi memperoleh kesatuan dengan Yesus yang telah memberikan hidup-Nya bagi semua orang. Oleh karena itu, melalui perayaan Ekaristi menunjukkan bahwa semua orang mau dan rela berbagi hidup kepada orang lain, dengan meneladan sikap Yesus. Kerajaaan Allah itudiperuntukkan bagi semua orang, demikian semua umat beriman Kristiani dipanggil dan diutus untuk mewujudkan Kerajaan Allah ditengah kehidupan bermasyarakat dengan mau berbagi kepada orang lain (Prasetyantha, 2008:156).. B. Perkembangan Pribadi dan Iman Kaum Remaja 1. Pengertian Remaja Hurlock (1980: 206) menjelaskan istilah adolescence atau remaja berasal dari kata Latin adolescere (kata bendanya, adolescentia yang berarti remaja) yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”. Istilah adolescence, seperti yang digunakan saat ini, mempunyai arti yang lebih luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik..

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 22. Masa remaja merupakan usia dimana seorang remaja mengalami perubahan dari masa anak-anak menuju masa dewasa atau orang muda. Sehingga dalam masa remaja anak merasa bahwa dirinya memiliki tingkatan yang sama dengan orang dewasa, misalnya seperti masalah hak. Perubahan yang mencolok juga terlihat dari cara berpikir anak remaja yang berusaha membangun integrasi dalam hubungan sosial orang dewasa, yang pada masa ini disebut sebagai periode perkembangan dini (Hurlock, 1980:206).. 2. Usia Perkembangan Remaja Secara umum, masa remaja dibagi menjadi dua masa, yaitu awal masa, dan akhir masa remaja. Awal masa remaja berlangsung kira-kira dari usia 13 dan masa akhir remaja sekitar umur 17 tahun. Oleh karena itu masa akhir remaja akan berjalan dengan sangat singkat dan cepat karena memiliki tenggang waktu yang tidak panjang (Hurlock, 1980:207).. 3. Relasi Sosial Remaja Hurlock (1980: 213) mengatakan salah satu tugas perkembangan masa remaja yang tersulit adalah yang berhubungan dengan penyesuaian sosial. Remaja harus menyesuaikan diri dengan lawan jenis dan harus menyesuaikan dengan orang dewasa di luar lingkungan keluarga, dan sekolah Oleh karena itu, Hurlock (1980: 215) menguraikan pengelompokan relasi sosial remaja sebagai berikut:.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 23. a. Teman Dekat Remaja biasanya mempunyai dua atau tiga orang teman dekat, yang biasanya disebut sebagai sahabat karib. Mereka adalah sesama individu yang mempunyai minat dan kemampuan yang kurang lebih hampir sama. Dalam relasinya itu, teman dekat akan saling mempengaruhi satu sama lain sehingga tidak menutup kemungkinan sesekali akan menimbulkan pertengkaran.. b. Kelompok Kecil dan Kelompok Besar Kelompok kecil biasanya terdiri dari kelompok teman-teman dekat. Pada awalnya akan terbentuk dari jenis seks yang sama, namun kemudian akan terbentuk bersama dengan lawan jenisnya, sedangkan kelompok besar adalah kelompok yang terdiri dari beberapa kelompok kecil dan kelompok teman dekat, yang berkembang dengan meningkatnya minat untuk mencoba membangun relasi lebih dekat dengan lawan jenisnya. Karena kelompok ini merupakan kelompok yang besar, maka penyesuaian minat akan berkurang di antara anggotaanggotanya sehingga menimbulkan jarak sosial yang lebih besar di antara mereka.. c. Kelompok yang Terorganisasi Kelompok remaja yang dibina oleh orang dewasa dibentuk oleh sekolah dan organisasi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sosial para remaja yang tidak mempunyai klik atau kelompok besar. Banyak remaja yang mengikuti kelompok seperti itu merasa diatur dan berkurang minatnya ketika berusia enam belas atau tujuh belas tahun..

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 24. d. Kelompok Geng Remaja yang tidak termasuk klik atau kelompok besar dan yang merasa tidak puas dengan kelompok yang terorganisasi mungkin mengikuti kelompok geng. Anggota geng yang biasanya terdiri dari anak-anak sejenis dan minat utama mereka adalah untuk menghadapi penolakan teman-teman melalui perilaku anti sosial. Melalui pengelompokan relasi sosial inilah, dapat disimpulkan bahwa anak remaja cenderung memiliki perasaan emosional yang sering berubah-ubah seiring dengan berjalannya waktu, sehingga dalam relasinya remaja akan berusaha untuk secara terus-menerus mencoba mencari tempat atau orang-orang yang memiliki karakter, minat, dan tujuan yang sama. Dalam pencariannya itu remaja juga akan terus mencoba menemukan jati dirinya melalui relasi dengan teman sebayanya dengan membentuk sebuah kelompok-kelompok pertemanan, misalnya kelompok pertemanan yang terdiri dari beberapa orang baik dengan sesama jenis maupun dengan lawan jenisnya.. 4. Pola Perubahan Minat Agama Pada Remaja Pola perubahan minat agama menurut Hurlock (1980: 222), pada masa remaja dibagi menjadi tiga tahap, yakni sebagai berikut: a. Periode Kesadaran Religius Pada masa remaja, mereka berusaha untuk mengikuti dan mempersiapkan dirinya menjadi anggota Gereja sesuai dengan warisan agama yang dianut oleh kedua orangtua mereka sejak lahir, remaja berusaha untuk menyadarinya dengan mencari tahu semakin mendalam akan agama atau kepercayaan yang diterima dan.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 25. dianutnya itu. Akibatnya remaja memiliki keinginan untuk mengetahui banyak hal akan agama yang dianutnya, bahkan remaja juga mengalami keraguan akan agama dan kepercayaannya itu. Sehingga remaja seringkali membandingkan keyakinannya dengan keyakinan orang lain atau teman-teman sebayanya yang memiliki kepercayaan atau agama yang berbeda.. b. Periode Keraguan Religius Berdasarkan pada keyakinan remaja di masa kanak-kanaknya, remaja sering bersikap kurang percaya atau ragu-ragu terhadap berbagai bentuk religius, seperti ritus, doa, dan upacara-upacara Gereja dan lain sebagainya. Pada akhirnya, beberapa remaja yang mengalami keraguan akan kepercayaannya membuat mereka kurang taat pada agama dan keyakinannya sendiri, sedangkan remaja yang lain ada yang berusaha untuk terus-menerus mencari kepercayaan yang sungguhsungguh dapat menyakinkan diri mereka sendiri, dibandingkan dengan kepercayaan yang dianut oleh orangtuanya.. c. Periode Rekonstruksi Agama Seiring berjalannya waktu, remaja akan membutuhkan keyakinan pada agama atau kepercayaannya meskipun ternyata keyakinannya selama ini tidak sesuai dengan apa yang mereka harapkan. Bila hal tersebut terjadi, remaja akan berusaha mencari kepercayaan baru yang dapat ditemukan lewat teman-temannya dan oranglain. Kultus baru akan selalu muncul dalam pandangan hidup remaja sehingga mempunyai daya tarik yang sangat kuat terhadap kehidupan remaja yang.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 26. kurang mempunyai kekuatan iman. Dengan sikap itu remaja akan dengan sangat mudah menerima dan mempercayai kultus yang baru itu sehingga mereka dapat dengan mudah meninggalkan kepercayaan mereka yang sudah ada sejak ia lahir.. 5. Tahap-tahap Perkembangan Iman Cremers (1995: 95), mengungkapkan kembali pandangan Fowler mengenai tahap-tahap perkembangan iman. Penandaan batas umur yang diungkapkan oleh Fowler tidak dapat ditafsirkan secara ketat, sebab penandaan umur ini hanya dimaksudkan sebagai tanda umum yang menandakan umur minimal rata-rata. Menurut Cremers (1995: 96), setiap tahap perkembangan iman mencerminkan suatu kesadaran diri yang semakin intens. Berikut adalah tahaptahap perkembangan iman menurut Fowler yang dikemukakan oleh Cremers: a. Tahap Intuitif-Proyektif (Usia 2-6 tahun) Pada tahap ini, anak memiliki dorongan atau keinginan diri untuk mengekspresikan dirinya dan ketakutannya akan suatu hukuman. Dalam tahap ini, cara berpikir sangat dipenuhi dengan imajinasi, mereka akan cenderung mengikuti atau meniru semua yang dilakukan oleh orang dewasa baik itu melalui gerak, suara, perkataan, dan juga tindakan. Anak akan lebih mudah untuk meniru orang dewasa yang dijumpainya secara langsung, dan menerapkannya dalam diri mereka karena anak sangat mudah untuk merangsang dan menerima dan mengikutinya (Cremers, 1995: 104-112)..

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 27. Pada tahap ini, anak memiliki sifat yang egois. Mereka belum ammpu untuk membedakan dan memahami orang lain. Mereka meyakini bahwa diri mereka baik adanya, dan pusat yang utama. Artinya, segala hal yang ada itu diperuntukkan bagi dirinya sendiri, tanpa mempertimbangkan oranglain yang ada disekitarnya (Cremers, 1995:113-117).. b. Tahap Kepercayaan Mistis Harfiah (Usia 6-11 tahun) Dalam tahap ini anak mulai berpikir secara logis dan mencoba mengatur dunia mereka dengan hal-hal yang baru. Anak mulai mampu berpikir lebih baik serta berusaha untuk belajar mengetahui segala hal yang dilakukannya dalam hidup sehari-hari. Anak juga makin mampu untuk dapat mempertimbangkan perasaan orang lain, serta mampu untuk menilai kepercayaannya sudah sesuai dengan nilai dan norma dalam hidup orang dewasa yang mereka temui. Dalam usia ini anak akan berusaha untuk menyampaikan dunia mereka melalui ceritacerita pengalaman mereka (Cremers, 1995: 118). Pada tahap ini anak memandang Tuhan sebagai seorang pribadi, sama seperti. orangtua. mereka. yang. memiliki. kekuasaan.. Akhirnya. mereka. menggambarkan Tuhan sebagai seorang raja yang berkuasa untuk dapat melakukan banyak hal sesuai dengan keinginan Tuhan sendiri (Cremers, 1995: 130)..

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 28. c. Tahap Sintesis-Konvensional (Usia 12-21 tahun) Pada tahap inilah anak mulai memasuki tahap sebagai anak remaja. Anak mulai mampu berpikir dan berusaha menemukan jati diri mereka yang baru. Pada usia ini, remaja ingin menemukan identitas diri mereka yang sesungguhnya. Identitas diri itu dapat dibangun dan ditemukan melalui kesetiakawanan pada teman-teman sebayanya dan juga terhadap oranglain yang memiliki relasi lebih dekat dengan dirinya atau orang istimewa. Pada tahap ini, anak memiliki harapan untuk dapat memiliki hubungan yang lebih dekat lagi dengan Tuhan (Cremers, 1995: 135). Dalam masa remaja ini anak memiliki hubungan dan relasi yang akrab dengan masyarakat, teman sebaya, dan keluarganya. Relasi ini menunjukkan keinginan untuk saling menerima, mengerti, menilai, dan menghormati masingmasing pribadi itu sebagai bentuk komunikasi yang bersifat mencerminkan diri sehingga relasi yang dekat itu memiliki fungsi untuk menentukan proses pembentukan identitas diri remaja. Namun, anak remaja akan merasa insecure ketika orang lain tidak mampu menerima dirinya, atau mengasingkan dirinya (Cremers, 1995: 138).. d. Tahap Individuatif-Reflektif (Usia 21-35 tahun) Pada tahap ini seseorang mengalami suatu perubahan yang mendalam dan menyeluruh dalam hidupnya. Orang dewasa sudah mampu memiliki kesadaran yang jelas akan identitas diri yang khas dan otonomi tersendiri, diperjuangkannya kemandirian yang baru, artinya kesadaran diri dan refleksi pribadi semakin.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 29. mendalam. Orang dewasa muda semakin mampu melihat perbedaan antara sekian banyak diri yang dipersepsikan oleh orang lain dari luar jati diri asli yang hanya dapat dirasakan oleh dirinya sendiri. Dengan demikian, refleksi diri tidak seluruhnya bergantung pada pandangan orang lain. Ketika seluruh sistem keyakinan religius yang tidak diucapkan itu diungkapkan secara eksplisit dan dikaji, ia menemukan banyak unsur dari keyakinan, nilai, ajaran, dan mitos dari agamanya yang tidak dapat diterima sesuai dengan akal budinya. Maka orang dewasa muda akan menjauhkan diri, baik sebagian maupun seluruhnya dari aturan tersebut (Cremers, 1995: 165-170).. e. Tahap Konjungtif (35-40 tahun) Kepercayaan tahap konjungtif muncul setelah usia setengah baya yakni usia 35 tahun sampai selanjutnya. Pada tahap ini, gambaran diri yang disusun oleh orang dewasa biasanya ditinjau kembali secara lebih kritis. Batas-batas diri, kepribadian, dan pandangan hidup yang sebelumnya telah ditetapkan dengan jelas, kini menjadi kabur dan seakan-akan kosong. Hal ini menyebabkan timbulnya kesadaran baru dan pengakuan kritis terhadap berbagai macam ketegangan yang dirasakan oleh pribadi dalam diri dan hidupnnya. Dalam tahap ini, pribadi mencapai suatu tingkat kepolosan kedua yang meresapi rasa tanggap baru terhadap segala arti simbol yang mengandung banyak dimensi (Cremers, 1995: 185-201). Seorang pribadi yang ada dalam tahap ini mulai menyadari bahwa dialog merupakan jalan untuk mengenal, menghormati pihak lain dan sekaligus.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 30. memperkaya imannya sendiri. Ini menunjukkan bahwa seseorang yang ada dalam tahap ini mampu melihat bahwa kenyataan sekitar memiliki keterkaitan satu dengan yang lain sehingga mampu meyakini bahwa Allah sebagai penopang hidup dan sebagai terang dari dalam (Heryatno, 2008: 79).. f. Tahap Yang Mengacu Pada Universalitas (30 tahun ke atas) Pada tahap ini pribadi melepaskan diri sebagai pusat istimewa. Mereka mengosongkan diri tetapi sekaligus mengalami diri sebagai makhluk yang berakar dalam Tuhan dan daya kesatuan adanya. Dengan demikian, Tuhan dan daya kesatuan inilah yang menjadi inspirasi utama bagi dirinya. Artinya, dalam tahap ini orang tidak lagi hanya memikirkan dirinya sendiri, tetapi semakin menghayati dirinya untuk ikut hadir menjaga dan membawa perubahan di dalam dunia dan mampu mewujudkan Kerajaan Allah (Cremers, 1995:218-219). Seseorang yang ada dalam tahap ini mampu mewujudkan cintakasih sejati tanpa pamrih dengan mampu mengatasi batas ego dan dapat berfokus pada yang transenden. Oleh karena itu, seseorang dengan rela mengabdikan seluruh hidupnya untuk membantu sesama, terutama mereka yang miskin, menderita, lemah, dan tertindas (Heryatno, 2008:79).. C. Dampak Ekaristi Untuk Perkembangan Iman Remaja Ekaristi merupakan puncak dan sumber kehidupan umat Kristiani, sebagai kenangan akan tindakan keselamatan yang dilakukan Allah bagi umat manusia. Ekaristi merupakan perjamuan kenangan akan Yesus bersama dengan para murid-.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 31. Nya sebelum Ia menderita sengsara, wafat dan bangkit dari kematian-Nya. Ekaristi bukan hanya sebagai kenangan akan Yesus Kristus, melainkan juga sebagai ungkapan syukur umat beriman akan karya Penyelamatan Yesus Kristus bagi manusia. Mengingat pembahasan mengenai Ekaristi sangat luas, maka pada bagian ini secara khusus hanya menggambarkan dampak Ekaristi untuk perkembangan iman remaja. Ekaristi. diharapkan. mampu. membawa. para. remaja. untuk. memperkembangkan diri dan menemukan dirinya sehingga remaja memiliki peranan positif untuk teman sebaya atau kelompoknya. Oleh karena itu, remaja sangat membutuhkan dukungan agar mereka dapat semakin berkembang secara pribadi dengan dihargai, dikasihi, dan diterima oleh teman sebayanya. Ekaristi mampu untuk membawa remaja, baik secara pribadi maupun bersama-sama membangun relasi persaudaraan dan persekutuan umat beriman, membangun relasi dengan Tuhan dan juga sesama sehingga remaja hadir sebagai anak-anak Allah yang mau terlibat mewujudkan Kerajaan Allah dengan ikut terlibat aktif di dalam kehidupan menggereja baik itu di lingkungan, stasi dan bahkan Paroki. Keterlibatan dalam kehidupan menggereja itu dapat diwujudkan dengan menjadi putra-putri altar, lektor, organis, koor, pemazmur, dan tugas menggereja lainnya. Melalui Ekaristi remaja mampu untuk semakin menyadari bahwa mereka disatukan dan menjadi bagian Tubuh dan Darah Kristus sendiri dalam rupa roti dan anggur. Dengan Ekaristi, remaja memahami mereka diundang untuk menerima Tubuh dan Darah Kristus dalam Perayaan itu, sebagai lambang kasih.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 32. Tuhan pada manusia, sehingga melalui Ekaristi, para remaja sungguh-sungguh mampu untuk menemukan sosok Yesus dalam hidup mereka sebagai Guru, sahabat, teman, keluarga dan juga teladan dalam hidup mereka Dengan ambil bagian dalam Perayaan Ekaristi, remaja memperoleh kesatuan hidup dengan Kristus yang telah memberikan hidup-Nya bagi umat manusia. Maka melalui Ekaristi diharapkan remaja mampu berbagi kepada orang lain. Bagi remaja Ekaristi tidak hanya mewujudkan Kerajaan Allah di dalam hidup menggereja, entah itu di lingkungan, stasi, bahkan paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen, tetapi juga dalam masyarakat. Hal tersebut dapat wujudkan dengan menjadi petugas tata laksana, petugas persembahan, lektor, lektris, pemazmur, koor, putra-putri altar, dan sebagainya. Keterlibatan aktif dalam hidup masyarakat dapat diwujudkan dengan berbagi, tertutama kepada mereka yang Lemah, Kecil, Miskin, Tersingkir dan Difabel (LKMTD), sama seperti Yesus yang sangat mengasihi, memperhatikan, dan peduli terhadap mereka kaum yang kecil, lemah dan miskin. Tidak hanya itu, Ekaristi juga harus mampu membawa remaja untuk mewujudkan Kerajaan Allah dengan menumbuhkan sikap berani mewartakan kebenaran, kedamaian dan memberikan pertolongan, serta menjadi teladan di tengah-tengah Gereja dan masyarakat, menunjukkan dan mencerminkan diri sebagai anak-anak Allah..

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB III DESKRIPSI TANGGAPAN PELAJAR KATOLIK TERHADAP EKARISTI KAUM REMAJA DI PAROKI SANTA PERAWAN MARIA DI FATIMA SRAGEN. Pada bab III ini, penulis akan menguraikan gambaran situasi umum Paroki Santa Perawan Maria di Fatima, Sragen. Situasi umum paroki yang penulis paparkan ini bersumber dari dokumen buku Narasi Program Kerja Paroki dan Angupados Toya yang berisi tentang sejarah umat di Paroki Santa Perawan Maria di Fatima, Sragen. Pokok permasalahan yang diangkat dalam bab III ini adalah tanggapan pelajar Katolik terhadap Ekaristi Kaum Remaja (EKR). Oleh karena itu, pada bab III penulis akan menyusunnya menjadi 2 pokok bahasan. Pokok bahasan yang pertama, memaparkan gambaran umum Paroki Santa Perawan Maria di Fatima, Sragen. Pokok bahasan yang kedua memaparkan penelitian mengenai tanggapan pelajar Katolik terhadap Ekaristi Kaum Remaja (EKR). Untuk memperoleh data, penulis akan melakukan penelitian dengan menyebarkan kuesioner yang diajukan kepada para pelajar Katolik Paroki Santa Perawan Maria di Fatima, Sragen. A. Gambaran Umum Paroki Santa Perawan Maria di Fatima, Sragen 1. Profil Paroki Santa Perawan Maria di Fatima, Sragen a. Letak Geografis Paroki Santa Perawan Maria di Fatima, Sragen Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen merupakan bagian dari Kecamatan Sragen yang ada di Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Sragen merupakan daerah perkotaan, karena letak Paroki Santa Perawan Maria di Fatima, Sragen berada dekat dengan alun-alun kota Sragen, 33.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 34. rumah sakit, sekolah, kantor polisi dan perkantoran kabupaten Sragen. Karena berada di daerah perkotaan, sebagian besar mata pencaharian umat adalah Pegawai Negeri Sipil. Selain itu juga ada yang berprofesi sebagai wirausahawan, dan pensiunan. Batas-batas wilayah Paroki Sragen, sebagai berikut: 1) Bagian utara. : Paroki Purwodadi. 2) Bagian selatan. : Paroki Palur dan Karanganyar. 3) Bagian timur. : Paroki Ngawi. 4) Bagian barat. : Pra Paroki Gemolong. Saat ini, Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen telah berkembang dan terdiri dari 49 lingkungan yang mencakup hampir seluruh wilayah kabupaten Sragen,. kecuali. Kecamatan. Gemolong,. Kalijambe,. Miri,. Plupuh. dan. Sumberlawang yang masuk dalam wilayah Kuasi Paroki Gemolong. Dari 49 lingkungan tersebut, 5 lingkungan di antaranya termasuk wilayah kabupaten Karanganyar. Dari 49 lingkungan ini, dikelompokkan menjadi 13 wilayah (Narasi Program Kerja, 2017:5).. b. Sejarah Singkat Paroki Santa Perawan Maria di Fatima, Sragen Benih awal kekatolikan di Sragen dimulai dengan berdirinya sekolah dasar Kanisius di desa Jetak yang menumpang di rumah Demang Santomejo dengan guru R. Sumardji, R. Soewandi, dan RP. Soewardi. Selain sebagai guru mereka juga diberi tugas untuk menjadi guru agama Katolik oleh Rm. CJJ. Versteeg, SJ. Hasil pelajaran agama ditandai dengan dipermandikan dua pemuda asal Sragen di.

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 35. Purbayan pada tanggal 24 Desember 1933 (www.kas.or.id/paroki-st-maria-fatimasragen diakses pada hari senin, 1 Juli 2019). Sejak tahun 1930 sudah ada perayaan Ekaristi untuk orang-orang Tionghoa dan Belanda, maka pada tahun 1937 mulai diadakan Ekaristi sebulan sekali di Sekolah Dasar Kanisius, Jetak. Namun kemudian berhenti dengan masuknya Jepang pada tahun 1942. Pada tahun 1948 hanya ada sekitar 30 orang beragama Katolik di sekitar Sragen, termasuk beberapa di antaranya adalah orangorang Belanda. Geliat menjadi Katolik terasa lagi dengan berdirinya SGB Beloran yang diprakarsai oleh guru-guru Katolik. Pada tahun 1951 ada 8 siswa SGB yang dipermandikan di Purbayan pada tahunn 1953 dan pada tahun 1955 3 orang juga turut dipermandikan menjadi Katolik (www.kas.or.id/paroki-st-maria-fatimasragen diakses pada hari senin, 1 Juli 2019). Pada tanggal 2 September 1957 didirikan yayasan Pengurus Gereja dan Papa Miskin (PGPM) Paroki Santa Perawan Maria di Fatima, Sragen oleh Wakil Notaris di Semarang, yakni R.M. Soeprapto No. 49 tanggal 15 November 1957, tokoh yang berperan dalam pendirian PGPM ini adalah Bpk. FX. Wasiman, Bpk. Florentius Goetama dan Bpk. Yohanes Soegito (Angupados Toya, 2007:17). Berdirinya PGPM menjadi landasan yang kokoh sebagai pijakan sejarah penentuan berdirinya paroki Sragen yang di dorong oleh tekad kuat para tokoh umat Sragen bersama dengan gembala Paroki Purbayan, yakni Rm. Yustinus Darmayuwana, Pr sebagai ketua Yayasan PGPM. Melalui pendirian PGPM yang didukung oleh keberadaan Yayasan Saverius yang sudah berdiri sejak tahun 1955,.

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 36. gerak kehidupan menggereja di daerah Sragen semakin kuat, sehingga pelayanan rohani bagi umat dilaksanakan lebih rutin. Peristiwa tumbuh dan berkembangnya Paroki Santa Perawan Maria di Fatima, Sragen, tidak lepas dari hadirnya para biarawati dari Kongregasi SFS (Santo Fransiskan Sukabumi) pada tanggal 10 Maret 1963. Para suster ini diutus oleh Mgr. Albertus Soegijopranoto SJ untuk memberikan pelayanan di paroki Sragen. Para suster juga merintis pelayanan di bidang kesehatan yang saat ini menjadi Rumah Sakit Mardi Lestari, yang letaknya dekat dengan Paroki Santa Perawan Maria di Fatima, Sragen. Inilah yang juga menjadi pendukung semakin berkembangnya Paroki Sragen sampai saat ini (www.kas.or.id/paroki-st-mariafatima-sragen). Pada tahun 1968 dimulailah pembangunan Gereja Paroki Sragen, yang dibangun oleh Rm. Mangunwijaya, Pr dan dibantu oleh Bruder Karto sebagai arsiteknya. Kemudian pada bulan Agustus 1969 Gereja berbentuk Joglo tersebut selesai dibangun, akhirnya diresmikan dan diberkati oleh Kardinal Yustinus Darmoyuwana, Pr dan diberi nama pelindung Santa Perawan Maria di Fatima. Pada tahun 1960-1961, Rm. Wakkers, SJ secara khusus bertugas memperhatikan reksa pastoral di Paroki Sragen, sedangkan Rm. F. Kiswono, Pr melanjutkan reksa pastoral ini sampai tahun 1965 dan sejak saat itu Rm. F. Kiswono, Pr menetap di Sragen. Waktu inilah yang selama puluhan tahun dianggap sebagai tonggak berdirinya paroki Sragen hingga ditemukan bukti otentik, bahwa pada tanggal 2 September 1957 ditentukan sebagai hari lahirnya paroki Sragen (Angupados Toya, 2007:17)..

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 37. c. Visi dan Misi Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen 1) Visi Paroki Visi Paroki Santa Perawan Maria di Fatima, Sragen mengarah dan berdasarkan pada visi Rencana Induk Keuskupan Agung Semarang (RIKAS) yaitu “Umat Allah di Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen berupaya untuk membangun hidup penuh syukur dan mewujudkan Gereja yang inklusif, inovatif, dan trasnformatif demi terwujudnya peradaban kasih dalam masyarakat yang sejahtera, bermartabat, dan beriman (Narasi Program Kerja, 2017:2). Visi Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen yang telah dirumuskan mengarah pada terwujudnya peradaban kasih dalam hidup menggereja maupun dalam masyarakat sebagai tanda kehadiran Kerajaan Allah. Sesuai dengan visi RIKAS, “Umat di Paroki Sragen berupaya untuk bekerjasama dengan semua orang, membaharui diri secara terus-menerus yang diwujudkan dengan pengembangan iman umat yang cerdas, tanggung, misioner, berperan aktif dalam masyarakat yakni dengan bergotong-royong dan membangun kerjasama, mengembangkan pelayanan karitatif dan pemberdayaan kaum kecil, lemah, miskin, tersingkir, dan difabel agar semakin sejahtera dan bermartabat” (Narasi Program Kerja, 2017:2-3). 2) Misi Paroki Misi Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen mengacu pada misi RIKAS yaitu sebagai berikut:.

Gambar

Tabel  2  berikut  merupakan  data  responden  yang  berpartisipasi  mengisi  kuesioner pada penelitian yang penulis laksanakan pada tanggal 27 Juli 2019
Tabel 4 berikut ini memaparkan hasil penelitian penulis mengenai usulan  kegiatan  untuk  membantu  pelajar  Katolik  menghayati  dan  mewujudkan   buah-buah Ekaristi dalam hidup menggereja dan masyarakat

Referensi

Dokumen terkait

(Studi Kasus tentang Peran Romo dalam Pembentukan Konsep Diri Kaum Muda melalui Komunikasi Interpersonal di Gereja Paroki Santa Maria..

Agar dapat lebih terarah, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada minat dan motivasi umat menjadi pemain gamelan pada perayaan ekaristi di Gereja Hati

Bagian ini disarikan dari Petrus Maria Handoko, Santa Perawan Maria Bunda Allah dalam Misteri Kristus dan Gereja (Malang: Dioma, 2006), h.. Menurut Eddy Kristiyanto dalam bukunya

Memberikan masukan kepada para pemandu katekese/pendalaman iman di Lingkungan Santo Paulus Paroki Santa Maria Pengantara Lahat bahwa tayangan “Penyejuk Imani Katolik”

Berdasarkan proses penulisan skripsi ini, dalam penelitian yang dilakukan terkait “Tanggapan Umat Terhadap Ekaristi Yang Menggunakan Gondang dan Tortor Batak di

Alamat : Jalan Raya Maumere – Magepanda Km.. PAROKI SANTA MARIA MAGDALENA NANGAHURE KEUSKUPAN MAUMERE..

Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria memiliki dua perabot yang tidak sesuai standar minimum untuk pelak- sanaan ibadah liturgi, yaitu pada tinggi kredens, karena lebih

Halaman Cetak Sakramen Pada gambar 14 terdapat tampilan Cetak Sakramen pada umat Gereja Katolik Santa Perawan Maria, langkah selanjutnya yang dilakukan oleh admin adalah melakukan