• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan Aktivitas Dakwah Habiburrahman El Shirazy

BAB IV ANALISIS AKTIVITAS DAKWAH HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY MELALUI PESANTREN BASMALA

HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY MELALUI PESANTREN BASMALA

A. Pelaksanaan Aktivitas Dakwah Habiburrahman El Shirazy

Aktivitas dakwah merupakan salah satu kewajiban ummat Islam yang secara tegas dijelaskan dalam Al-Quran surat Al-Imran ayat 104, yang berbunyi:

` Artinya: “Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan ummat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang

munkar, merekalah orang-orang yang beruntung”(QS. Al-Imran(3):104)

Aktivitas Dakwah merupakan suatu kegiatan juru dakwah dalam mengemban misi dakwahnya untuk mengubah mad’unya ke jalan Allah SWT secara bertahap menuju kehidupan yang Islami.

Menurut Habiburrahman El Shirazy berdasarkan hasil wawancara penulis “Aktivitas dakwah adalah segala bentuk kegiatan, segala bentuk prilaku yang mempunyai unsur dakwah didalamnya bisa mengajak kepada seseorang beriman”

Secara subtansial, Dakwah Islam merupakan aktualisasi imani yang dimanifestasikan dalam suatu sistem kegiatan manusia beriman dalam bidang

kemasyarakatan. Sebuah konsep dan formulasi epistimologis tentang agama termediasi dalam dakwah kemudian dilaksanakan secara teratur untuk mempengaruhi cara merasa, bersikap, dan bertindak manusia pada dataran kenyataan individual dan sosio kultural dalam rangka mengupayakan ajaran Islam dalam semua segi kehidupan dengan mempengaruhi cara-cara tertentu.39

Dalam menjalani kehidupan di dunia yang akan menjadi investasi di akhirat, seseorang harus mengetahui untuk apa ia dilahirkan di muka bumi ini, apakah Allah SWT memiliki maksud tertentu? Adakah manfaatnya Allah SWT menciptakan manusia ke dunia ini? Jawabannya adalah Allah SWT menciptakan manusia ke alam ini, sebagai khalifah di muka bumi yang membawa kasih sayang kepada semesta alam, seperti yang terdapat dalam Firman Allah. Yakni :

Artinya : “Dan tiadalah Kami Mengutus kamu, melainkan untuk menjadi Rahmat bagi Semesta Alam.”(QS. Al-Anbiya (21):107)

Selain itu sebagai khalifah di muka bumi ini, manusia mempunyai tugas untuk beribadah kepada Allah SWT dengan melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar, sebagaimana Firman Allah, yaitu:

39

Amrullah Ahmad, Dakwah Islamiyah dan Pembaharuan Sosial, (Yogyakarta:PL2PM, 1983), cet ke- 2, h.2

Artinya: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari yang munkar dan beriman kepada

Allah.” (QS. Ali Imran (3) :110).

Pewarisan konsep dan formulasi keagamaan bagaimanapun juga sangat diperlukan sebagai tiang penyangga eksistensi sebuah agama sekaligus upaya pewarisan ajaran agama pada generasi berikutnya. Dakwah sebagai strategi memasuki wilayah supremasi Islam karena memandang Islam bukan hanya sekadar ajaran agama melainkan totalitas doktrin kehidupan itu sendiri. Mengingat cakupan religion beserta dakwah Islam semakin menyempit, diperlukan metode alternative atau dengan istilah worldview atau weltansaung mengingat orientasi dan objeknya sangat luas.

Paham egalitarianisme yang diyakini sebagai ideologi gerakan keagamaan menciptakan arah baru perubahan sosial. Termasuk perubahan peran dakwah yang bergerak dari kharismatik individual menuju institusi sosial keagamaan yang terwakili oleh Pesantren. Pada gilirannya, Pesantren dengan tradisinya yang menekankan misi sosial keagamaan dengan menggalang solidaritas dan kekuatan mendapatkan apresiasi dan patut diperhitungkan.

Pesantren sebagai tempat penggemblengan dan kaderisasi generasi muda agar menguasai ilmu agama. Setidaknya, setiap santri yang dididik minimal mampu

mengamalkan ilmunya untuk dirinya dan keluarganya. Syukur jika santri ikut serta dalam menciptakan iklim pranata sosial dan birokrasi yang baik.

Salah satu harapan eksistensi pesantren adalah melahirkan Ulama-ulama ahli agama yang menjadi tempat bertanya bagi masyarakat sekitarnya. Ulama-ulama yang mampu memberikan fatwa tentang masalah-masalah yang dihadapi masyarakat pada masanya. Pesantren mempunyai misi untuk mengadakan pengkaderan umat untuk menjadi pemuka agama yang menjadi panutan masyarakat dalam kehidupan Islam.

Tugas profetis pesantren adalah mendidik dan membekali pemahaman ajaran agama terhadap kaum Muslimin serta memberikan dasar pengetahuan kepada mereka meliputi pokok-pokok ajaran agama, cabang-cabangnya yang kemudian diperlengkap dengan Ilmu pengetahuan, serta menggerus berbagai macam penyimpangan dari budaya kaum Muslimin.

Salah satu pemancang tradisi pesantren di Nusantara ini telah dilakukan oleh Pesantren Basmala sebagai miniatur realita bagaimana Islam bisa menjadi solusi bagi lingkungannnya. Ia juga menjadi sisi sosial dari keyakinan yang konsisten terhadap konsekuensi-konsekuensi sosial yang langsung dan spesifik. Dalam hal ini, orang yang ingin mengetahui indahnya Islam, produktifnya artikulasi seorang Muslim, atau Islam yang rahmatan lil’alamin terhadap lingkungan yang heterogen.

Setiap orang diberikan potensi oleh Allah dalam hidup yang hanya sekali ini. Untuk itu,perjuangan di jalan Allah adalah juga perjuangan untuk mengaktualisasikan potensi kemanusiaan sebagai makhluk Tuhan di muka bumi.

Tradisi Pesantren yang menjadikan Kyai sebagai sentral figurnya dinilai cukup efektif dalam menciptakan jaringan penyebaran ajaran-ajaran Islam. Kyai juga berperan serta menggiring masyarakat kearah transformasi sosial. Di Pesantren Basmalah ini Kang Abik bertindak sebagai Kyai dan Pemimpin Pesantren. Pada mulanya, Kang Abik mendirikan Pesantren Basmala hanya “bermodal semangat untuk berubah ke arah yang lebih baik saja”. Tanpa santri mukim atau santri karya dan wirausaha. Untuk pengembangan dakwah Pesantren Basmala, Kang Abik bertekad mempelajari bagaimana proses-proses awal pengembangan sebuah pesantren yang berbasis keumatan dan kemandirian. Karena beliau memang tidak ingin mendakwahkan Islam dengan mengandalkan materi orang lain. Dalam langkah awal, beliau menemukan pesantren lekatan dan tokoh lekatan Daarut Tauhid, Bandung dengan KH. Abdullah Gymnastiar sebagai pengasuhnya. Maka Kang Abik serta adiknya Anif Sirsaeba berusaha memperoleh informasi dan mempelajari awal mulanya mendirikan pesantren dan mengembangkan bisnis dengan modal semangat dan kemandirian.

Bentuk kegiatan dakwah Habiburrahman El Shirazy melalui pesantren Basmala adalah dakwah Bil-Lisan, bil-Qalam, dan bil-Haal.

Yang dimaksud dakwah bil lisan Habiburrahman El Shirazy adalah dengan berbicara dalam pergaulannya sehari-hari yang disertai dengan misi agama, yaitu agama Islam, mengingatkan orang lain jika berbuat salah baik dalam ibadah maupun dalam perbuatan, memberikan bimbingan dan penyuluhan problem kehidupan agar mampu melaksanakan agamanya dengan baik.

Sedangkan bentuk kegiatan dakwah lainnya Habiburrahman El Shirazy di Pesantren Basmala yaitu melalui dakwah bil-Qalam adalah Salah satu kegiatan yang diminati oleh santrinya meliputi Belajar Menulis di Wisata Ruhani. Belajar Menulis di Wisata Ruhani (BMW) merupakan program pelatihan menulis yang dibimbing langsung oleh Habiburrahman El Shirazy, namun jika Kang Abik berhalangan hadir, maka akan digantikan dengan Ustadz Anif Sirsaeba El Shirazy, MBQ (Pengasuh Pesantren Basmala dan Majlis Ta’lim Wisata Ruhani). Ustadz serba bisa tersebut tidak saja seorang motivator handal, tapi juga penulis, public speaker, sekaligus

manager Habiburrahman El Shirazy

Pesantren Basmala sengaja didesain menjadi pesantren yang benar-benar berbaur dengan masyarakat. Santrinya menyewa rumah di sekitar masyarakat sehingga diharapkan selain akan mewarnai, juga menghidupkan ekonomi masyarakat dengan makan dan belanja di warung sekitarnya. Adapun yang menjadi santri adalah para mahasiswa Universitas Negeri Semarang (UNNES).

Di samping itu, setiap sarana dan prasarana harus berbicara banyak tentang Islam. Itulah sebabnya, lingkungan yang amat bersih, asri, rapi, terawat, tertib, dan aman harus terwujud dan terasa bagi siapapun yang berkunjung ke Pesantren Basmala.

Lingkungan sangat mempengaruhi kehidupan mahasiswa. Seorang mahasiswa yang jauh dari orang tua bebas melakukan apapun atas dasar etika. Pesatnya arus informasi dan globalisasi lebih banyak membawa dampak yang negative. Sehingga tak jarang dijumpai berita-berita miring tentang kehidupan generasi harapan bangsa

ini. Dari penyalahgunaan narkoba, pergaulan bebas (free sex), serta tindakan kriminal lainnya.

Pesantren Basmala ini berbeda dengan pesantren lain pada umumnya, salah satu contohnya adalah pesantren yang sebagian besar santrinya para mahasiswa ini, tidak mempunyai asrama tempat tinggal para santri yang cukup memadai, tetapi pesantren ini hanya memiliki 14 kamar santri putra. Dengan jumlah santri binaan mencapai 930 santri putra dan putri, maka tidak akan mencukupi. Oleh karena itu selebihnya menempati kos-kosan sekitar lingkungan pesantren dan kampus, tentu pihak pesantren sudah bekerjasama dengan pemilik kos-kosan. Contoh yang lainnya adalah setiap mahasiswa yang ingin menjadi santri di Pesantren Basmala diwajibkan membawa minimal 10 orang dan menempati satu kosan/kontrakkan yang telah ditentukan pihak pesantren, lalu dipilih salah satu diantara mereka menjadi Pembina kos-kosan. Pembina ini bertugas untuk membimbing dan mengawasi 9 orang teman lainnya dalam peraturan sehari-hari dan dalam setiap minggunya pembimbing melaporkan hasil aktifitas dan kegiatannya kepada pihak pesantren.

Namun metode ini, setelah melakukan pengamatan dan wawancara langsung kepada santri yang dilakukan oleh penulis dinilai cukup efektif. Mahasiswa menjalankan peraturan pesantren atas dasar kesadaran dan kemandirian. Kang Abik mendidik para santri untuk hidup sederhana yang pada hakekatnya adalah memberikan senjata kepada mereka untuk menyongsong kemenangan hidup atau menggapai kehidupan yang sukses di masa tua.

Pola hidup sederhana ini sesuai dengan ajaran Islam. Banyak ayat-ayat Al- Qur’an yang mencela pola hidup mewah. Di antaranya :

Artinya: “Dan jangan berlebih-lebihan, sesungguhnya Allah tidak meyukai orang-orang yang berlebihan”. (Al-An’am : 141)

Pesantren Basmala adalah pesantren kekaryaan dan kewirausahaan, maka dari itu santrinya harus bisa mandiri, tanpa menggantungkan hidupnya kepada orang lain. Ini terbukti dengan para santri menjual buku-buku yang mereka karyakan sendiri melalui sistem door to door, para santri menawarkan langsung kepada calon pembelinya. Di samping pendidikan mandiri kepada para santri, Pesantren Basmala sendiri sebagai lembaga pendidikan tidak pernah menyandarkan kehidupannya kepada bantuan dan belas kasihan orang lain. Pesantren Basmala mendapatkan dana dari hasil penjualan beberapa novel karya Kang Abik, Kang Anif, dan beberapa santri yang sudah menghasilkan karya.

“Royalti dan pendapatan yang diperoleh dari penjualan buku ini akan digunakan untuk perintisan pembangunan Pesantren Basmala sebagai pusat penggodokan karya-karya anak Muslim yang bersemangatkan keislaman, kemandirian, keteladanan. Pesantren ini dibangun di atas bingkai, indahnya dakwah dengan karya-karya qurani”40

40

Wawancara langsung Kang Abik Habiburrahman El Shirazy, Pimpinan Pesantren Basmala, Wawancara Pribadi, Ragunan-Jakarta, 15 Juli 2008.

Hal yang sangat penting dalam ajaran Islam adalah sangat menjaga harga diri dan juga menjauhkan dari apa pun yang membuat diri ini menyekutukan Allah. Oleh karena itu, menjadi pribadi mandiri adalah pribadi penuh harga diri dan menghindar dari sikap bergantung kepada selain Allah.

Pesantren Basmala diupayakan menjadi sebuah percontohan lembaga mandiri yang tidak bergantung pada sumbangan dari umat, tetapi malah sebaliknya bisa menjadi lembaga yang menyatuni sebagian umat. 41

Menciptakan peradaban yang eksis, normative, ideologis dan sarat transformasi sosial dalam tulang punggung ummat Islam merupakan peradaban yang harus senantiasa terpelihara dengan baik selain berkomitmen merealisasikan iman dalam pelataran praksis sosial. Walau bagaimanapun juga respon terhadap agama dalam berbagai masa dan bangsa memiliki intensitas dan kecendrungan yang berbeda. Hal itu ditentukan oleh aset pengetahuan dan kadar penghayatan yang dimilikinya.

Kebanyakan para juru da'wah dan para guru hanya mengisi otak masyarakat dengan pemikiran dan pengetahuan agama yang diulang-ulang, dihafal, yang tidak didukung dengan dalil yang diturunkan oleh Allah SWT serta dalil-dalil hukum agama. Mereka hanya menyampaikan tafsir Israiliyat, dan hadis-hadis lemah dan maudhu, yang tidak ada sumbernya.

Perbuatan yang serupa dengan ini ialah kesibukan orang-orang terhadap masalah-masalah khilafiyah antara satu mazhab dengan mazhab yang lain; atau 41

menyulut pertarungan bersama gerakan tasawuf, atau berbagai kelompok tasawuf, dengan berbagai persoalannya yang termasuk sunnah dan bid'ah, yang betul-betul menyimpang. Kita mesti membuat prioritas terhadap masalah ini dan tidak boleh membuat generalisasi dalam hukum-hukum yang berkaitan dengan masalah tersebut.

Sebagai bentuk komitmen Pesantren Basmala kepada masa depan generasi muda khususnya mahasiswa, dicetuskanlah Program Santri Mahasiswa Siap Berprestasi (SMS-B). Program ini bertujuan untuk menyelamatkan anak bangsa dari kehancuran dengan mencipta kos-kosan Islami yang sehat, aman, nyaman, dan bebas dari free sex. Tempat yang mendukung untuk belajar. Memupuk jiwa kemandirian.

Entrepreneurship, leadership serta semangat berprestasi.

Adapun materi pelaksanaan aktivitas dakwah Habiburrahman El Shirazy melalui Pesantren Basmala penulis klasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu :

1. Kepesantrenan a. Fiqh Sunnah b. Matan Tankrib c. Tafsir al-Maraghi d. Ayatul Ahkam

e. Majelis Taklim dan doa Wisata Ruhani f. Qiyamul Lail

2. Kekaryaan

a. Belajar Menulis di Wisata Ruhani (BMW) b. Sekolah Penulis Mujahid Pena Basmala (SPMB) c. Tausiyah cinta, motivasi, dan budaya

d. Oubond, Camping Islami 3. Kewirausahaan

a. Toko Buku (Showroom)

b. Telemaketing (menjual produk door to door) c. Enterpreneur Training For Student

Salah satu kegiatan yang diminati oleh santrinya adalah Belajar Menulis di Wisata Ruhani. Belajar Menulis di Wisata Ruhani (BMW) merupakan program pelatihan menulis yang dibimbing langsung oleh Habiburrahman El Shirazy, namun jika Kang Abik berhalangan hadir, maka akan digantikan dengan Ustadz Anif Sirsaeba El Shirazy, MBQ (Pengasuh Pesantren Basmala dan Majlis Ta’lim Wisata Ruhani). Ustadz serba bisa tersebut tidak saja seorang motivator handal, tapi juga penulis, public speaker, sekaligus manager Habiburrahman El Shirazy

Karena kesibukan Kang Abik di luar pesantren dan suksesnya karya-karya beliau melalui novel Islami, serta mengharuskan beliau sering ke luar kota, maka sebagian tugas-tugas beliau sebagai pengasuh Pesantren sering digantikan dengan Kang Anif Sirsaeba. Namun demikian, Kang Abik berusaha untuk datang sesering

mungkin ke Pesantren Basmala walaupun hanya seminggu sekali bahkan sebulan sekali.

Program Kerja

a. Peningkatan Mutu Pendidikan

• Memantapkan/menyempurnakan kurikulum • Menjadi pusat Wisata Ruhani di Indonesia

b. Pembangunan Fisik

• Memperluas asrama mahasiswa

• Mempunyai tempat untuk berkumpulnya para santri

c. Penggalian Dana dan Pengembangannya

• Pemasukan uang dari hasil royalti dan pendapatan penjualan buku

karya Kang Abik, Kang Anif, dan beberapa santri yang telah menghasilkan karya.

• Memberikan wewenang lebih bertamggung jawab dan memperluas

usahanya terutama mengembangkan unit usaha keluarga. d. Pengkaderan dan Penempatannya

• Diperlukan kader-kader untuk mengelola Pesantren di masa depan. • Kader-kader disiapkan untuk mengabdi di Pesantren Basmala sebagai

motivator dan tenaga pengajar.

• Memperbanyak pengiriman kader-kader ke luar pesantren sesuai

e. Pengabdian Masyarakat

• Menggiatkan Lembaga Dakwah dan Pengembangan Masyarakat untuk

aktivitas santri-santri dengan memberikan keluasaan bergerak dengan latihan dan menambah bobot kemampuan sebagai calon pemimpin dan kader umat.

Habiburrahman El Shirazy adalah guru spiritual yang dapat memberikan semangat beragama, beliau mengajarkan lebih baik banyak bekerja daripada banyak berbicara, beliau juga mengajarkan ilmu semangat kemandirian dan semangat pengorbanan. Sedangkan Pesantren Basmala adalah pesantren yang dapat membina dan mencetak generasi muda dengan penuh karya, mandiri dan Islami.

Berdakwah dengan beramal adalah tindakan yang paling tepat. Bagi Kang Abik “Beramal itu adalah mengerjakan sesuatu hal yang bermutu yang pantas dilihat, dirasakan, dan diketahui oleh siapa pun sepanjang sejarah, sesuatu hal yang dapat dinikmati siapa pun. Sebagai umat Islam yang merasa memiliki tanggung jawab, menunjukkan dengan apa pun dengan kemampuan dan kesanggupan. Misalnya, jika kita memiliki kemampuan memimpin sesuatu hal, maka sebaiknya memimpin Demi Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman. Apabila dapat beramal, maka beramallah Demi Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman”42

42

Di antara pemberian prioritas yang dibenarkan oleh agama ialah prioritas ilmu atas amal. Ilmu itu harus didahulukan atas amal, karena ilmu merupakan petunjuk dan pemberi arah amal yang akan dilakukan. Dalam hadits Mu'adz disebutkan, "ilmu, itu pemimpin, dan amal adalah pengikutnya."43

Sebagai Pimpinan Pesantren Kang Abik mempunyai visi sebagai umat Islam yaitu “melakukan amal sholeh, dalam rangka menegakkan kalimat-kalimat Allah untuk mencapai Ridha-Nya. Dan yakin dengan adanya visi tersebut, maka Allah akan memberikan hidup bertabur penuh dengan pesona dan berkualitas”.44

Pelaksanan aktivitas dakwah Habiburrahman El Shirazy di Pesantren Basmala cukup efektif dan efisien dalam mengembangkan potensi generasi muda, khususnya para mahasiswa. Karena selain dapat belajar agama, para santri juga dapat belajar menulis dan termotivasi menghasilkan karya, serta dapat belajar menjadi wirausaha. Selain itu belajar di Pesantren Basmala dapat menumbuhkan jiwa rasa kemandirian, kesederhanaan, keihlasan, serta jiwa bebas berfikir dan berpendapat yang dapat berguna di masa depannya kelak.

Tugas terpenting yang mesti kita lakukan pada saat ini apabila kita hendak melakukan perbaikan terhadap keadaan umat ialah dengan melakukan permulaan yang tepat, yaitu membina manusia dengan pembinaan yang hakiki dan bukan hanya dalam bentuk luarnya saja. Tipologi ini mengarah kepada totalitas membumikan ajaran-ajaran agama secara utuh dan konsisten Kita harus membina

43

Qardhawi Yusuf, Fiqh Prioritas 44

akal, ruh, tubuh, dan perilaku manusi secara seimbang demi terciptanya harmonisasi hubungan vertikal. Pembinaan akal dilakukan dengan pendidikan. Pembinaan ruh dilaksanakan dengan ibadah. Pembinaan jasmani ditempuh dengan olahraga.

Pembinaan kemudian berlanjut kearah pembentukan identitas, disiplin dan integritas. Sedangkan proses akulturasi kemasyarakatannya dilaksanakan dalam bentuk kerjasama-kerjasama serta membina dunia politik dengan penyadaran.

Tugas berat ummat Islam adalah menjaga prestasi agama yang monumental dalam menegakkan etika dan membimbing transformasi sosial di era kehidupan modern agar tidak merugi kelak di dunia dan akhirat, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah SWT: "Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh

dan nasihat-menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat- menasihati supaya

menetapi kesabaran."(al-'Ashr: 1-3)

B. Metode Dakwah Habiburrahman El Shirazy melalui Pesantren Basmala

Dokumen terkait