• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aktivitas Dakwah Habiburrahman El Shirazy Melalui Pesantren Basmala

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Aktivitas Dakwah Habiburrahman El Shirazy Melalui Pesantren Basmala"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

AKTIVITAS DAKWAH HABIBURRAHMAN EL

SHIRAZY MELALUI PESANTREN BASMALA

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh :

Restifa Anbiya Yuneni

104051001797

JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

AKTIVITAS DAKWAH HABIBURRAHMAN EL

SHIRAZY MELALUI PESANTREN BASMALA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh :

Restifa Anbiya Yuneni 104051001797

Di Bawah Bimbingan Pembimbing

Dra. Hj. Asriati Djamil, M.Hum

JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(3)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu (S1) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti karya ini bukan hasil karya saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta,

(4)

ABSTRAK

Aktivitas dakwah adalah salah satu aktivitas keberagaman yang sangat urgen dalam Islam, memiliki posisi strategis, sentral, dan menentukan. Didalamnya mengandung seruan atau ajakan kepada keinsafan atau usaha mengubah situasi yang buruk kepada situasi yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat. Dalam ajaran Islam, dakwah merupakan suatu kewajiban yang dibebankan oleh agama kepada pemeluknya. Aktivitas seorang Habiburrahman El Shirazy adalah merupakan salah satu tokoh penyebar isi ajaran Islam yang sukses dengan dakwahnya dalam berbagai pemikiran melalui kebebasan berpikir dengan sosio budaya, dan agama.Beliau juga seorang Pimpinan Pesantren Basmala yang terletak di Gunung Pati, Semarang.

Dari penjabaran di atas, maka penulis memunculkan pertanyaan, sebagai objek pembahasan skripsi ini, bagaimana aktivitas dakwah Habiburrahman El Shirazy melalui Pesantren Basmala?Metode apa yang beliau gunakan untuk menyebarkan pesan-pesan dakwah yang beliau sampaikan kepada mad’unya?Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat dalam menjalankan aktivitas dakwahnya melalui Pesantren Basamala?

Pelaksanaan Aktivitas Dakwah Habiburrahman El Shirazy melalui Pesantren Basmala dalam bentuk dakwah Bil-Lisan, bil-Qalam, dan bil-Haal. Dakwah bil lisan Habiburrahman El Shirazy adalah dengan berbicara dalam pergaulannya sehari-hari yang disertai dengan lemah lembut berdasarkan misi agama, melalui dakwah bil-Qalam adalah Salah satu kegiatan yang diminati oleh santrinya meliputi Belajar Menulis di Wisata Ruhani. Metode Dakwah Habiburrahman El Shirazy melalui Pesantren Basmala Metode dakwah yang digunakan oleh Kang Abik adalah metode dakwah Bi Mauizatil Hasanah, maksudnya ialah nasihat-nasihat yang baik atau memberi peringatan, kata-kata, ucapan dan teguran yang baik Faktor Pendukung Aktivitas Dakwah Habiburrahman El Shirazy melalui PesantrenBasmala adalah niat yang kuat dan mempunyai jiwa keikhlasan, sedangkan faktor penghambatnya adalah dari segi fisik, pesantren Basmala belum mempunyai aula tempat berkumpulnya para santri, Lalu dari segi Sumber Daya Manusia (SDM) masih sedikit. mental paradigma mahasiswa untuk mempunyai jiwa kemandirian dan kewirausahaan sangat sulit,

Statement di atas berdasarkan pada teori unsure-unsur dakwah yang selama ini menjadi batu pijakan (pegangan) para da’I dalam melaksanakan aktivitas dakwahnya di masyarakat.

(5)

dibutuhkan untuk penulisan skripsi ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Sedangkan teknik penulisan bersifat deskriptif analisis, yaitu memberikan gambaran terhadap subjek dan objek penelitian.

Seperti yang penulis jabarkan di muka, aktivitas dakwah bias dilakukan dengan cara bil-lisan, bil-Qalam, dan bil-haal. Habiburrahman El Shirazy menyatakan dakwah yang efektif adalah dakwah yang dilakukan dengan cara bil Haal. Maka, bias kita cerna dan simpulkan bahwa aktivitas dakwah yang beliau gubakan adalah

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur semata-mata hanya untuk Allah yang dengan kasih sayang selalu memberkati seluruh alam raya ini. Sembah sujudku telah terperioritas untuk-Nya yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Shalawat beserta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw sebagai penutup para nabi yang telah mengajarkan tauhid dan akhlak.

Kebahagiaan yang bercampur keharuan berhadapan dan beriringan dengan syukur yang selalu tunduk kepada Allah yang tidak henti-hentinya mencurahkan kesempatan, kesanggupan dan kemampuan dalam menghadapi segala hal. Penulis menyadari bahwa dalam pelaksanaan kuliah, penelitian hingga penulisan skripsi ini tidak bisa berjalan sendiri. Karenanya penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga, kepada:

1. Bpk Dr.Murodi, M.A selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah.

2. Bpk Drs.Wahidin Saputra, M.A, selaku Ketua Jurusan dan Ibu Dra. Umi Musyarofah, M.Ag, selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Terima kasih untuk Informasi dan bimbingan doanya, serta Bpk Drs.Masran, M.Ag, selaku Pembimbing Akademik.

(7)

4. Untuk kedua Orang Tua Tercinta, Ibunda Hj.Enny Nokawati dan Ayahanda H.Yuyun Surpriatna untuk perjuangan serta doanya selama ini dan penulis mengucapkan terima kasih yang teramat dalam atas dukungan kepercayaannya. Adik-adikku yang Tersayang Raddy Aditias Prianoka, Ranny Ramadhani Yuneni. Dan Reno Adrian Prianoka. Kalian semua adalah semangat hidupku.

5. Ustad Habiburrahman El Shirazy selaku nara sumber dalam penelitian ini, untuk semua kerjasama dan bantuan serta arahannya. Kepada Ust. Anif Sirsaeba, Ustad Kasmijan, dan santri-santri Pesantren Basmala, penulis mengucapkan terima kasih atas informasi, doa, dukungan serta kehangatan yang penulis dapatkan di Pesantren Basmala.

6. Para Dosen yang telah berbagi ilmu pengetahuan kepada penulis selama menempuh pendidikan. Penulis mengucapkan terima kasih, jasa kalian tiada tara.

7. Kepada Farel Muhammad Rizki beserta keluarga, yang selalu mendampingi penulis baik suka maupun duka, terima kasih atas support dan dukungannya yang membangun semangat penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

(8)

9. Kepada sahabat-sahabatku yang tersayang, Keysi. Ika, Eza, Yayu, Mika, Iik, Ulul, Rina, Dewi, Evri, Desi, Syem, Uthie, Uchie, Irma, Enno, terima kasih atas perhatian, dukungan, dan motivasi dari kalian semua. I Love You All. Pada akhirnya kepada Allah jualah ini semua disandarkan. Penulis sadar bahwa karya ini sangat jauh dari kesempurnaan, namun penuh harap semoga karya ini bias menjadi jembatan ilmu dari keingintahuan yang lebih banyak di masa depan bagi penulis khususnya dan semua pihak pada umumnya.

Ciputat,

(9)

OUT LINE

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah C. Tujuan dan Manfaat Penelitian D. Tinjauan Pustaka

E. Metodelogi Penelitian F. Sistematika Penulisan BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Aktivitas

1. Pengertian Aktivitas

2. Aktivitas Dakwah dan bentuk-bentuknya B. Dakwah

1. Pengertian Dakwah 2. Tujuan Dakwah 3. Rukun Dakwah

(10)

C. Pesantren

1. Pengertian Pesantren 2. Bentuk-bentuk Pesantren 3. Fungsi dan Tujuan Pesantren

BAB III RIWAYAT HIDUP DAN AKTIVITAS DAKWAH HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DI PESANTREN BASMALA

A. Kehidupan Habiburrahman El Shirazy 1. Keluarga dan masa kecilnya

2. Latar belakang pendidikan dan studinya 3. Aktivitas Dakwah dan karya-karyanya B. Gambaran Umum Pesantren Basmala

1. Sejarah dan Latar Belakang Berdirinya 2. Visi, Misi, dan Tujuan.

(11)

BAB IV ANALISIS AKTIVITAS DAKWAH HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DI PESANTREN BASMALA

A. Pelaksanaan Aktivitas Dakwah Islam Habiburrahman El Shirazy B. Metode Dakwah Habiburrahman El Shirazy

C. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Aktivitas Dakwah Islam Habiburrahman El Shirazy

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Aktivitas dakwah adalah salah satu aktivitas keberagaman yang sangat urgen dalam Islam, memiliki posisi strategis, sentral, dan menentukan. Didalamnya mengandung seruan atau ajakan kepada keinsafan atau usaha mengubah situasi yang buruk kepada situasi yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat. Dalam ajaran Islam, dakwah merupakan suatu kewajiban yang dibebankan oleh agama kepada pemeluknya.

Seakan menjadi kesepakatan bersama, bahwa Islam adalah agama yang tersebar dengan merayap dan bergerak secara perlahan, fenomena ini menjadikan dakwah maupun upaya-upaya pengajaran dan penyebaran risalah Islam menjadi sebuah instrumen yang wajib dilakoni oleh setiap muslim menurut kadar kemampuan dan potensi yang ia miliki. Sebab, Islam bukanlah agama yang diturunkan dan dibatasi oleh dimensi ruang maupun waktu, ataupun secara khusus dan ekslusif bagi bangsa ataupun kota tertentu, tidak pula pada paruh waktu sendiri. Sebaliknya, Islam adalah agama universal yang berlaku bagi seluruh umat manusia dimanapun dan kapanpun mereka berada.

(13)

kecakapan kekhususan yang tinggi. Orang yang menekuni profesi dakwah adalah orang yang memiliki kepercayaan diri, tegar dalam berpendirian dan memiliki integritas moral keprofesionalan yang tinggi. Mampu bekerja secara perseorangan dan secara tim dengan sikap solidaritas atas komitmen dan konsisten yang teruji kokoh. Kualitas yang dicapai demikian itu, diperoleh melalui proses pemberdayaan diri yang terencana dan sistematis sejalan dengan pesan “Tingkatkanlah kehidupan duniamu seakan-akan engkau hidup terus dan sempurnakanlah pembekalan kehidupan akhiratmu seakan-akan engkau mati esok hari.”1

Firman Allah S.W.T :

!

"#$ %&

'

()*&+

...

,- ./

0

“ Katakanlah: Hai segenap manusia sesungguhnya Aku adalah utusan Allah

kepada kalian semua.” (QS Al-Araf:158).

"...sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (Yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan menyuruh berbuat yang ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar..." (al-Hajj: 40-41)

Dakwah adalah pekerjaan yang terukur melalui varian-varian pengubah dan terubah. Sangatlah naif, jikalau pekerjaan dakwah diidentikkan sama dengan

1

(14)

“menyampaikan sesuatu berita tanpa keteladanan sikap dan hasil kreativitas”. Dengan kata lain, profesi dakwah adalah pekerjaan yang berupaya “mengubah kesadaran orang dari kebiasaan bersikap menyalahi kaidah atau norma-norma sebagai orang yang berakhlakul karimah, menjadi orang yang berakhlakul karimah”. Maka dengan demikian fungsi dakwah adalah “menjaga dan memelihara masyarakat dan lingkungan yang tertib, aman, damai, ramah, adil dan sejahtera lahir batin”.2

Selama hidup selama itulah ia berdakwah. Namun, yang terjadi, ketika popularitas turun, dakwah berganti peran. Tidak jarang ketika media sudah tidak lagi memakainya, dakwah ditinggalkan sama sekali.

Ada beberapa nilai yang terkikis dari perjalanan dakwah pendakwah di negeri ini. Pertama adalah keikhlasan. Memang sulit mengukur tingkat keikhlasan seseorang karena yang mengetahui hanya Allah SWT. Paling tidak ada parameter sederhana.

Jika seorang pendakwah sudah memilah-milah audiens atau jamaah (mad'u). Kalau yang mengundang pejabat, pengusaha, artis, atau tokoh-tokoh yang berpengaruh dan bermateri, mereka datang. Tapi, jika pengundang jamaah kecil di sudut-sudut kampung, dakwah dibatalkan atau ia kirim pengganti karbitan yang terkadang tidak menguasai materi dan ilmu.

Dalam ikhlas, perilaku hidup tertinggi yang dipedomankan Allah kepada manusia beriman, terkandung makna kesabaran, kepasrahan, dan penerimaan yang memungkinkan seseorang semakin dekat dengan-Nya. Seorang Da’I yang ikhlas

2

(15)

(mukhlish) adalah yang sabar penuh ketulusan menerima aneka peristiwa yang dialaminya.

Tidaklah ia disebut Da’I mukhlish jika lantas keluar meninggalkan jamaah hanya karena jamaah yang berkali-kali disapanya dalam setiap pengajian tidak juga menunjukkan perbaikan atau tidak memperdulikannya. Dai yang mukhlish adalah yang bersedia menemani jamaahnya hingga selesai dan paham.

Masalah kedua, tidak ada proses tarbiyah yang berkesinambungan ( at-tarbiyah bil-istimrar). Sangat jarang ditemukan juru dakwah duduk bersimpuh bersama jamaah dan menjadi pendengar dari taushiyah-taushiyah ustadz lain. Kalau sudah pernah tampil di TV, dirinya merasa sudah tidak perlu lagi belajar. Padahal, dalam tarbiyah tidak sekadar belajar dan memperoleh ilmu baru, tapi ada silaturahim, doa, dan evaluasi yang justru bisa menjadi sebuah kekuatan baru.

Dengan terus mengikuti tarbiyah, bisa menjadi berkembang dan bervariasi. Bukankah perintah menuntut ilmu bukan milik orang awam? Kita semua, tak terkecuali dengan pendakwah tetap berkewajiban terus menuntut ilmu. Negeri ini memiliki banyak guru yang alim yang menguasai berbagai disiplin ilmu agama. Kepada merekalah sebenarnya kita kembali belajar. Menjadi santri lagi.

(16)

Maka dari itu, sangat dibutuhkan Da’I yang bersungguh-sungguh mempunyai keikhlasan yang luar biasa untuk menjalankan misi dakwahnya serta dapat bertanggung jawab dengan apa yang dilakukannya.

Pesantren adalah suatu lembaga pendidikan dan sekaligus merupakan lembaga dakwah bagi umat Islam Indonesia yang sudah mapan sejak zaman penjajahan. Lembaga ini terus berkembang, baik kuantitas maupun kualitasnya dari masa ke masa sampai saat ini.3

Perkembangan tersebut telah berlangsung sedemikian kompleksnya, sehingga sulitlah kini bagi kita untuk merumuskan suatu deskripsi yang tepat dan utuh mengenai pesantren. Melihat keanekaragaman pesantren yang ditunjukkan oleh kekhususan latar belakang berdirinya, proses penyelenggaraannya serta strateginya dalam mencoba menjawab tuntutan zaman, maka ia tidak dapat begitu saja digeneralisasikan.

Banyak para pengamat memberikan komentator yang berbeda antara satu dan lainnya. Ada yang memberikan gambaran terhadap pesantren dari segi bangunan fisiknya. Tentu saja penilaian semacam ini tidak mengena, sebab nilai pesantren terletak pada jiwanya, yaitu ruh yang mendasari seluruh aktivitas yang dilakukan oleh segenap keluarga pesantren.

Adalah Habiburrahman El-Shirazy, lahir di Semarang, pada hari Kamis, 30 September 1976. Ia adalah seorang pendakwah yang mempunyai pesantren yang

3

(17)

terletak di Gunung Pati, Semarang. Selain nendirikan dan menjadi pemimpin Pesantren, beliau adalah seorang novelis muda yang berbakat. Profil diri dan karyanya pernah menghiasi beberapa koran dan majalah, baik lokal maupun nasional, seperti Solo Pos, Republika, Annida, Saksi, Sabili, Muslimah, dll.

Aktivitas seorang Habiburrahman El Shirazy adalah merupakan salah satu tokoh penyebar isi ajaran Islam yang sukses dengan dakwahnya dalam berbagai pemikiran melalui kebebasan berpikir dengan sosio budaya, dan agama. Dari hasil kebebasan berpikirnya dia telah berhasil menorehkan beberapa karya yang fenomenal, diantaranya Novel Ayat-ayat Cinta, Ketika Cinta Bertasbih, Pudarnya Pesona Kleopatra, Di Atas Sajadah Cinta, Dalam Mihrab Cinta. Selain sebagai seorang penulis, beliau juga adalah seorang Pimpinan Pesantren Basmala, seorang Da’i dan Wirausaha.

Pesantren Basmala adalah pesantren mahasiswa yang berdiri pada tanggal 17 Agustus 2004, pesantren ini terletak di Gunungpati, Semarang. Mengapa dikatakan pesantren mahasiswa? Karena letaknya yang berdekatan dengan Universitas Negeri Semarang (UNNES), sehingga santri-santrinya sebagian besar adalah mahasiswa UNNES sendiri.

(18)

Sebagai bentuk komitmen Pesantren Basmala kepada masa depan generasi muda khususnya mahasiswa, dicetuskanlah Progran Santri Mahasiswa Siap Berprestasi (SMS-B). Program ini bertujuan untuk menyelamatkan anak bagsa dari kehancuran dengan menciptakan kos-kosan Islami yang sehat, aman, nyaman, dan bebas dari free sex. Tempat yang mendukung untuk belajar, memupuk jiwa kemandirian, enterpreneurship, leadership serta semangat berprestasi.

Aktivitas didalamnya meliputi Belajar Menulis di Wisata Rohani (BMW), Sekolah Penulis Mujahid Pena Basmala (SMPB), Majelis Taklim dan Doa Wisata Ruhani, dan lain sebagainya.

Habiburrahman El Shirazy telah menunjukkan kontribusi yang signifikan dalam bidang dakwah Islam, khususnya dalam melakukan aktivitas di Pesantren Basmala sebagai wujud perhatiannya terhadap generasi muda. Dalam kurun waktu empat tahun, Pesantren Basmala memiliki 930 santri binaan yang tersebar di lingkungan pesantren dan lingkungan kampus UNNES (mukim dan non mukim). Maka dari pemaparan tadi, perlu sekali mengkaji aktivitas-aktivitas dakwahnya melalui Pesantren beliau, selain hasil karya sastra yang beliau torehkan. Dari penjelasan di atas, penulis mencoba mengangkat sebuah judul : “Aktivitas Dakwah Habiburrahman El Shirazy Melalui Pesantren Basmala”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Penulis membatasi pembahasan sebagai berikut :

(19)

2. Metode Dakwah yang digunakan untuk menyebarkan pesan dakwahnya.

Melihat pembatasan masalah di atas, penulis merumuskan masalahnya menjadi sebagai berikut:

1. Bagaimana Aktivitas Dakwah Habiburrahman El Shirazy melalui Pesantren Basmala?

2. Apa metode dakwah yang digunakan dalam menyebarkan pesan dakwahnya melalui Pesantren Basmala?

3. Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat aktivitas dakwah Habiburrahman El Shirazy melalui Pesantren Basmala?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin penulis capai dalam penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui pelaksanaan aktivitas dakwah Habiburrahman El Shirazy melalui Pesantren Basmala

b. Untuk mengetahui metode dakwah yang digunakan dalam menyebarkan pesan dakwahnya melalui Pesantren Basmala.

(20)

2. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian yang penulis lakukan adalah : a. Secara Akademis

Secara akademis hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran dalam mengembangkan Ilmu Dakwah. Dan juga dapat menjadi sumber referensi bagi peneliti selanjutnya.

b. Secara Praktis

Sedangkan secara praktis penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai bahan penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi kalangan teoritis, praktis, dan aktivis yang konsen di bidang dakwah khususnya, dan umumnya bagi para da’i (praktisi)

D. Tinjauan Pustaka

(21)

Dari beberapa skripsi yang penulis amati. Salah satunya memang terdapat skripsi mengenai Habiburrahman El Shirazy, namun judul dan permasalahannya yang diangkat berfokus pada metode dakwah Islam Habiburrahman El Shirazy dalam Novel Islami.

Jadi perbedaannya dengan judul dan masalah yang penulis ambil dengan skripsi yang telah ada, yaitu bahwa penulis lebih mengedepankan aktivitas dakwah melalui Pesantren Basmala, dan metode dakwah Habiburrahman El-Shirazy dalam menyebarkan pesan dakwahnya.

E. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian

Bentuk penelitian skripsi ini adalah penelitian lapangan (field research), dimana penulis melakukan penelitian langsung kelapangan guna mendapatkan data yang dibutuhkan untuk penulisan skripsi ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif4, yaitu penelitian yang memberikan gambaran secara objektif suatu masalah dalam skripsi ini. Sedangkan teknik penulisan bersifat deskriptif analisis, yaitu memberikan gambaran terhadap subjek dan objek penelitian.

2. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah Habiburrahman El Shirazy, yakni sumber-sumber yang mengetahui tentang sejarah Habiburrahman El Shirazy dalam

4

(22)

berdakwah. Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah aktivitas dakwah Habiburrahman El Shirazy melalui Pesantren Basmala.

3. Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai akhir bulan Juni dari mulai pengurusan perizinan sampai pada tahap pengumpulan data yang dilakukan secara Incidental (sesuai dengan keperluan dalam melengkapi data).

4. Teknik Pengumpulan Data 1 Interview

Merupakan suatu alat pengumpulan informasi langsung tentang beberapa jenis data5. Dalam penelitian ini penulis langsung mewawancarai Habiburrahman El-Shirazy.

1 Dokumentasi

Data diperoleh dari dokumen-dokumen yang berupa catatan, formal, dan juga buku-buku, serta catatan lain yang ada kaitannya dengan penelitian ini.

1 Observasi

Yaitu penulis langsung mendatangi Habiburrahman El-Shirazy dan mengunjungi Pesantren Basmala yang terletak di Gunungpati, Semarang, guna memperoleh data yang valid tentang hal-hal yang menjadi objek penelitian

5

(23)

1 Teknik Analisis data

Dari data yang dikumpulkan, kemudian akan dianalisis dan diinterpretasikan. Adapun metode yang penulis gunakan dalam menganalisa data adalah deskriptif analitik, maksudnya adalah cara melaporkan data dengan menerangkan dan memberi gambaran mengenai data yang terkumpul secara apa adanya dan kemudian data tersebut disimpulkan.

Penulisan skripsi ini mengacu kepada buku “Pedoman Penulisan Skripsi” edisi terbaru terbitan UIN Press tahun 2007

F. Sistematika Penulisan

Dalam sistematika penulisan ini oleh penulis di bagi kepada 5 bab yang masing-masing di dalamnya diuraikan menjadi sub-sub bab dengan susunan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi mengenai latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian. Tinjauan pustaka, metodologi peneletian, dan sistematika penelitian.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

[image:23.612.111.527.221.499.2]
(24)

BAB III RIWAYAT HIDUP DAN AKTIVITAS DAKWAH HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY MELALUI PESANTREN BASMALA

Bab ini mendeskripsikan secara singkat mengenai riwayat hidup Habiburrahman El Shirazy, keluarga dan masa kecilnya. latar belakang pendidikan. Membahas aktivitas, dan karya-karyanya. Gambaran umum pesantren Basmala mengenai sejarah dan latar belakang berdirinya, visi, misi, dan tujuan, dan program kegiatan.

BAB IV ANALISIS AKTIVITAS DAKWAH HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY MELALUI PESANTREN BASMALA

Bab ini berisi tentang pelaksanaan aktivitas dakwah, metode dakwah, serta faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan aktivitas dakwah Habiburrahman El Shirazy melalui Pesantren Basmala.

BAB V PENUTUP

(25)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Aktivitas

1. Pengertian Aktivitas

Aktivitas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Aktivitas adalah keaktifan, kegiatan-kegiatan, kesibukan atau bisa juga berarti kerja atau salah satu kegiatan kerja yang dilaksanakan tiap bagian dalam tiap suatu organisasi atau lembaga.”6

Sedangkan menurut kamus besar ilmu pengetahuan, kata aktivitas berasal dari ling: activity; Lat: activitas: aktif, bertindak yaitu bertindak pada diri setiap eksistensi atau makhluk yang membuat atau menghasilkan sesuatu, dengan aktivitas menandai bahwa hubungan khusus manusia dengan dunia. Manusia bertindak sebagai subjek, alam sebagai objek. Manusia mengalihwujudkan dan mengelola alam. Berkat aktivitas/kerjanya, manusia mengangkat dirinya dari dunia dan bersifat khas sesuai ciri dan kebutuhannya.

6

(26)

Ada dua jenis aktivitas: aktivitas eksternal dan aktivitas internal, (eksternal, jika operasi manusia terhadap objek-objek menggunakan lengan tangan, jari-jari, dan kaki, maka pada internal, menggunakan tindakan mental dalam bentuk gambaran-gambaran dinamis). Aktivitas internal merencanakan eksternal.7

Dalam kesibukan sehari-hari banyak sekali aktivitas, kegiatan, atau kesibukan yang dilakukan manusia. Namun, berarti atau tidaknya kegiatan tersebut bergantung pada individu tersebut. Karena, menurut Samuel Soetoe sebenarnya, aktivitas bukan hanya sebagai usaha mencapai atau memenuhi kebutuhan.8

Menurut Ilmu Sosiologi, aktivitas diartikan sebagai segala bentuk kegiatan yang ada di masyarakat seperti: gotong royong/kerja bakti disebut sebagai aktivitas-aktivitas sosial, baik yang berdasarkan hubungan tetangga, ataupun hubungan kekerabatan9

2. Pengertian Aktivitas Dakwah dan bentuk-bentuknya

Aktivitas dakwah adalah salah satu aktivitas keberagaman yang sangat urgen dalam Islam, memiliki posisi strategis, sentral, dan menentukan. Didalamnya mengandung seruan atau ajakan kepada keinsafan atau usaha

7

Save M. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: Lembaga Pengkajian Kebudayaan Nusantara, LPKN, 1997), Cet ke-1, h. 25

8

Samuel Soeitoe, Psikologi Pendidikan II, (Jakarta: FEUI, 1982), H. 52 9

(27)

mengubah situasi yang buruk kepada situasi yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat. Dalam ajaran Islam, dakwah merupakan suatu kewajiban yang dibebankan oleh agama kepada pemeluknya.

Terwujudnya dakwah bukan sekedar usaha peningkatan pemahaman keberagaman dalam tingkah laku dan pandangan hidup saja, tetapi juga menuju sasaran yang lebih luas. Apalagi pada masa sekarang ini, dakwah harus lebih berperan menuju pelaksanaan ajaran Islam secara menyeluruh dalam berbagai aspek kehidupan .

Islam adalah agama dakwah, artinya agama yang selalu mendorong pemeluknya untuk senantiasa aktif melakukan kegiatan dakwah. Kemajuan dan kemunduran umat Islam sangat berkaitan erat dengan dakwah yang dilakukannya. Maka dari itu kita harus meletakkan bentuk-bentuk aktivitas dakwah sebagaimana berikut :

a. Aktivitas dakwah dalam bentuk bil-lisan

Dalam Al-Qur’an menyebutkan bahwa dengan ahsan a qaulu (ucapan) dan perbuatan yang baik.

23 4

35627 8

9

&

3:;)<4

!

=

(

>?

!

@ );

A& B 5C

&

DF G

H3)4

IJ); B6 ;L

,MM/

Artinya :”Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang

menyeru kepada Allah, mengerjakan amal shaleh dan berkata: “Sesungguhnya

(28)

Dakwah yang diungkapkan dalam ayat tersebut tidak hanya dakwah berdimensi ucapan atau lisan tetapi juga dakwah dengan perbuatan yang baik (uswah) seperti yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

Yang dimaksud dakwah bil lisan adalah memanggil, menyeru kejalan Tuhan untuk kebahagiaan dunia dan akhirat dengan menggunakan bahasa keadaan manusia yang didakwahi (mad’u) atau memanggil, menyeru ke jalan Tuhan untuk kebahagiaan manusia dunia dan akhirat dengan perbuatan nyata yang sesuai dengan keadaan manusia.

Dakwah bil-lisan, ialah dakwah yang penyampaiannya secara lisan antara lain seperti :

1. Qaulun Ma’rufun ialah dengan berbicara dalam pergaulannya sehari-hari yang disertai dengan misi agama, yaitu agama Islam

2. Mudzakarah ialah mengingatkan orang lain jika berbuat salah baik dalam ibadah maupun dalam perbuatan

3. Hasihatuddin ialah memberi nasihat kepada orang yang tengah dilanda problem kehidupan agar mampu melaksanakan agamanya dengan baik, seperti bimbingan penyuluhan agama dan sebagainya

4. Majlis Ta’lim seperti pada pembahasan sebelumnya yaitu dengan menggunakan buku atau kitab dan berakhir dengan dialog atau tanya jawab 5. Mujadalah ialah perdebatan dengan menggunakan argumentasi serta alasan

(29)

Dakwah bil hal merupakan sebuah metode dakwah yakni metode dakwah dengan menggunakan kerja nyata.

Melihat proses kejiwaan manusia, maka sebagai kumpulan individu sudah pasti akan terkena pengaruh dari keteladanan dan taklid baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif. Karena itu, Islam sangat menaruh perhatian terhadap pemeliharaan masyarakatnya yaitu perintah untuk selalu meneladani Rasulullah SAW atau orang yang berbuat kebijakan.

Islam memerintahkan kita agar mengambil contoh (teladan) dan para ahlul khair (orang-orang yang berpikir), ahli kebenaran dan mereka yang berakidah lurus10. Secara tegas Islam menyuruh umatnya mengambil teladan dari Nabi Muhammad SAW.

2N& O

0

P QR

0

"ST&

0

I

0

U

0

!

0

V

 W8

0

Y

56

7

0

3

;)Z

0

P QR

0

[

F \

0

O!

0

]

%

L

0

\^H_

0

\QR&`

0

O!

0

a\)bQR

0

,c-/

00

Artinya : “Sesungguhnya telah ada bagi kamu sekalian pada diri

Rasulullah uswah hasanah bagi orang yang mengharap ridha Allah dan hari

akhir serta berdzikir kepada Allah dengan dzikir yang banyak”. (Q.S

Al-Ahzab:21)

c. Aktivitas Dakwah dalam bentuk bil-qalam

10

(30)

Dakwah bil Qalam, yaitu dakwah dengan menggunakan keterampilan tulis-menulis berupa artikel atau naskah yang kemudian dimuat di dalam majalah atau surat kabar, brosur, buletin, buku, dan sebagainya.

Dakwah seperti mempunyai kelebihan yaitu dapat dimanfaatkan dalam waktu yang lebih lama serta luas jangkauannya, di samping itu masyarakat atau suatu kelompok dapat mempelajarinya serta memahaminya sendiri.11

B. Dakwah

1. Pengertian Dakwah

Untuk memahami tentang dakwah secara tepat, maka perlu dikemukakan berbagai pengertian dakwah baik secara etimologis maupun dalam pengertian istilahnya.

Ditinjau dari segi etimologi, dakwah berarti panggilan, seruan, atau ajakan. Bentuk perkataan tersebut dalam bahasa Arab disebut “Masdhar”. Sedangkan bentuk kata kerja atau fi’il adalah da’a, yad’u yang berarti memanggil, menyeru atau mengajak.12

Dari segi terminologi, kata dakwah memiliki definisi-definisi yang variatif seperti dikemukakan oleh banyak pakar ilmu dakwah.

a. Secara integral Dr. KH. Didin Hafidhudin mendefinisikan :

11

Adi Sasono, Solusi Islam atas problematika Umat Ekonomi; Pendidikan dan Dakwah, (Jakarta: Gema Insani Press, 1998), h. 49

12

(31)

“Dakwah sebagai proses yang berkesinambungan yang ditangani oleh para pengemban dakwah untuk mengubah sasaran dakwah agar bersedia masuk ke jalan Allah, dan secara bertahap menuju peri kehidupan yang Islami. Suatu proses yang berkesinambungan adalah suiatu proses yang insidental atau kebetulan, melainkan benar-benar direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi secara terus-menerus oleh para pelaku dakwah dalam rangka merubah perilaku sasaran dakwah dengan tujuan-tujuan yang telah dirumuskan.”13

b. Prof. Dr. M. Quraish Shihab mendefinisikan:

“Dakwah sebagai seruan atau ajakan kepada keinsafan, atau usaha mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik (dari yang awalnya berperilaku buruk sampai kepada arah keadaan yang lebih baik) dan sempurna, baik terhadap pribadi ataupun terhadap masyarakat, dan dakwah seharusnya berperan dalam pelaksanaan ajaran Islam secara lebih baik dan menyeluruh dalam berbagai aspek kehidupan.14

c. Menurut HMS. Nasarudin Latif, mengemukakan :

“Dakwah artinya setiap usaha atau aktivitas dengan lisan maupun tulisan yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil, manusia lainnya untuk beriman

13

Didin Hafidhudin, Dakwah Aktual, (Jakarta: Gema Insani Press, 1998). Cet. Ke-I, h.77 14

(32)

dan mentaati Allah WT, sesuai dengan garis-garis aqidah dan syariah serta aklak Islamiyah.”15

Dari definisi-definisi tersebut di atas meskipun terdapat perbedaan dalam perumusan, tetapi apabila dibandingkan satu sama lain, dapatlah ditarik kesimpulan sebagai berikut :

a) Mengajak orang lain untuk beriman dan mentaati Allah SWT atau memeluk agama Islam serta menjalankan segala perintahnya

b) Amar ma’ruf, perbaikan dan pembangunan masyarakat atau islah

c) Nahi Munkar, mencegah perbuatan yang dilarang Allah, proses penyelenggaraan usaha tersebut dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu yaitu kebahagiaan dan kesejahteraan hidup yang di ridhoi oleh-Nya.

Pengertian dakwah tersebut bukan hanya merupakan sebuah pengertian, namun juga merupakan sebuah kewajiban kita semua yang harus dikerjakan.

2. Tujuan Dakwah

Tujuan adalah segala sesuatu yang akan dicapai dalam satu usaha, misalnya seorang yang mempelajari ilmu pengetahuan agar supaya menjadi orang yang mengerti. Begitu juga seorang da’i apakah perorangan atau

15

(33)

kelompok/organisasi, tentunya mempunyai suatu sasaran apa yang akan dicapai atau mungkin dicapai dalam usaha dakwahnya.

Adapun tujuan dakwah adalah sebagai kekuatan umat Islam dalam menyebarluaskan ajaran agama Islam di muka bumi ini sudah tentu dilaksanakan dengan tujuan yang jelas, sebab tanpa adanya tujuan yang jelas maka segala bentuk yang dilakukan dalam aktivitas dakwah akan berjalan tidak terarah, karenanya di setiap petugas dakwah hendaknya memahami terlebih dahulu esensi dan hakikat dakwah dan selanjutnya merumuskan tujuan atau target yang ingin dicapai setelah melakukannya.

Menurut Bisri Affandi sebagaimana yang telah dikutip oleh Abd. Rosyid Shaleh dalam buku Manajemen Dakwah Islam sebagai berikut :

“Yang diharapkan oleh dakwah adalah terjadinya perubahan dalam diri manusia, baik dalam kelakuan adil maupun aktual, baik pribadi maupun keluarga masyarakat, way of thinking atau cara berfikirnya berubah, way of life atau cara kehidupannya yang berubah menjadi lebih baik ditinjau dari segi kualitas maupun kuantitas. Yang dimaksud adalah nilai-nilai agama, sedangkan kualitas adalah bahwa kebaikan yang bernilai agama itu semakin dimiliki banyak orang dalam

segala situasi dan kondisi”16 Adapun tujuan yang tertinggi dari pada usaha dakwah hanya semata-mata

mengharap dan mencari Ridho Allah SWT. Secara materiil usaha dakwah itu diarahkan kepada tujuan antara lain :

16

(34)

1) Menyadari manusia akan arti hidup yang sebenarnya. Karena hidup itu bukanlah semata untuk makan dan minum, sebagaimana hidupnya bintang dan tumbuh-tumbuhan, tetapi hidup manusia di samping bisa diartikan turun naiknya nafas di dalam tubuh jasmani, tetapi lapisan kedua ialah cita-cita, bahwa hidup karena kesadaran, hidup karena pertalian hari ini dengan hari yang lampau dan hari esok. Disinilah terasa ada yang baik dan ada yang buruk, ada yang manfaat dan ada yang mudlorat, ada dulu dan ada nanti. Ahli Tasawuf menyebutkan kesadaran manusia akan hidup itu dengan “sadar akan diri”.

2) Mengeluarkan manusia dari kegelapan/kesesatan menuju ke alam yang terang benderang di bawah sinar petunjuk Illahi. Seorang Da’i dengan dakwahnya berusaha membawa sinar terang, bukan justru membawa kegelapan dan kesesatan, di mana masyarakat semakin gandrung kepada bid’ah dalam bidang syariat dan semakin bangga dengan syirik, tahayyul dan khurofat dalam bidang I’tiqad.17

Dengan demikian tujuan dakwah sebagai bahan dari seluruh aktifitas dakwah yang sama pentingnya dari pada unsur-unsurnya, seperti subyek dan obyek dakwah, metode, dan sebagainya. Bahkan dari itu tujuan dakwah sangat menentukkan dan berpengaruh terhadap penggunaan metode dan media dakwah

17

(35)

sasaran dakwah sekaligus strategi dakwah juga ditentukkan atau dipengaruhi oleh tujuan dakwah. Ini disebabkan karena tujuan dakwah merupakan arah gerak.

3. Rukun Dakwah a. Iman

Maksud iman meliputi tiga perkara, sebutan lidah, mengamalkan dengan perbuatan dan ikrar di hati atau mempercayai dengan sepenuh hati kepada Allah Ta’ala, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari kiamat serta qada dan qadar .

Beriman dengan keenam-enam rukun-Nya merupakan asas utama kepada seseorang da’i.

b. Ilmu

Dakwah Islamiah artinya dakwah kepada umat Islam dan bukan Islam. Oleh yang demikian wajiblah bagi setiap pendakwah mempunyai ilmu atau pengetahuan yang secukupnya tentang perkara-perkara yang didakwahkan. Ilmu atau pengetahuan bagi pendakwah adalah perlu bagi menyusun gerakan atau startegi dakwah Islamiah dan menyampaikan perkara-perkara yang wajib diketahui dalam Islam.

c. Amal

(36)

mereka yang mempunyai ilmu pengetahuan tetapi tidak mengamalkan apa yang diketahuinya. Firman Allah dalam surah al-Shaf; ayat 2-3.

YdeN

If) O!

[

4

S

H")

eg S

# &

4

@9

P

B

Li&

,c/

a

@j

k_L

4

Nl)

!

P 8

[

S

# &

4

@9

eg

B

Li&

,M/

Artinya: “Wahai orang yang beriman! Mengapa kamu memperkatakan

apa yang kamu tidak melakukannya! Amal besar kebenciannya di sisi Allah kamu

memperkatakan sesuatu yang kamu tidak melakukannya.”(Q.S. Shaf;2-3)

d. Zikrullah

Zikrullah mengikuti pengertian istilah ialah mendekatkan diri kepada Allah, yaitu dengan senantiasa mengingat Allah. Firman Allah dalam surrah al-Jumu’ah; ayat 10:

&` m&n

)o (^p

S q >Brs

[

\)t _G

&n

I

,

_u

[

S v w

3)4

/ 2p&n

!

[

\SRL`

O!

a\)xQR

wST B

O

P

& BLi

,-U/

Artinya: “Kemudian setelah selesai sembahyang, maka bertebaranlah

kamu di muka bumi (untuk menjalankan urusan masing-masing), dan carilah apa

yang kamu hajati daripada limpah karunia Allah, serta ingatlah akan Allah

banyak-banyak dalam segala keadaan, supaya kamu berjaya (di dunia dan

(37)

Yang dimaksudkan dengan mengingat Allah atau zikir ialah menyebut nama Allah dan sifat-sifat-Nya berulang-ulang kali, berdoa kepada-Nya, membaca al-Quran dan mentaati segala perintah Allah.

e. Persaudaraan

Persaudaraan yang dimaksudkan ialah persaudaraan agama Allah telah berfirman dalam surah al-Hujurat; ayat 10:

; G

P

)4& ;L

H

[

& B2C

&n

IJ w

wST

H 8

q

[

#

O!

wSTzB

&

P *Q

\

,-U/

Artinya:Sebenarnya orang yang beriman itu adalah bersaudara, maka damaikanlah antara dua saudara kamu (yang bertelingkah) itu, dan bertakwalah

kepada Allah supaya kamu beroleh rahmat”. (Q.S. Al-Hujurat,10)

Persaudaraan berdasarkan agama dan rela melakukan apa saja kebaikan agama untuk saudaranya adalah setinggi-tinggi derajat persaudaraan seperti persaudaraan antara Muhajirin dan Ansar. Apabila seseorang pendakwah mempunyai ciri ini, maka lebih berjaya dia dalam mengembangkan syiar dakwah Islamiah.

(38)

Orang yang melaksanakan dakwah baik lisan maupun secara tulisan, perbuatan yang dilakukan secara individual. Kelompok atau organisasi atau lembaga disebut da’i juga sering disebut kebanyakan orang dengan mubaligh (orang yang menyampaikan ajaran Islam)

Seorang da’i harus mengetahui bahwa dirinya adalah seorang da’i. Artinya, sebelum menjadi da’i, ia perlu mengetahui apa tugas da’i, modal dan bekal apa yang harus ia miliki, serta bagaimana akhlak yang harus dimiliki oleh seorang da’i.

Seorang da’i identik dengan tugas Rasul, semua Rasul adalah panutan semua para da’i, terlebih Nabi Muhammad SAW, sebagai Rasul yang paling agung sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran Surat Al-Ahzab/33:45-46:

YdeN

|DU?

!

G

}

lnB

8

lN

QO

a^~• $ 4

€\ U% G

,

/

'()

(

>?

!

•)7)GL` m

w

A3

a^‚

a\)l 4

,)/

Artinya: “Hai nabi, sesungguhnya kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan

pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan. Dan untuk jadi penyeru

kepada agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang mnerangi.

(Q.S.Al-Ahzab/33: 45-46)

(39)

(tugas) Allah kepada Rasul-Nya juga berarti tugas Allah kepasa umat manusia, kecuali ada sesuatu yang dikhususkan untuk Rasul. Adapun perintah Allah kepada umat Islam untuk berdakwah tidaklah termasuk pengecualian.

b. Mad’u

Kita mengetahui bahwa misi yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW yang berupa agama Islam adalah untuk seluruh umat manusia, baik ia telah menemui beliau atau tidak, satu bangsa dengan beliau atau berlainan kebangsaannya, lain halnya para nabi yang diutus semata-mata hanya untuk bangsa tertentu dan waktu tertentu pula (kaumnya)

Unsur kedua ini adalah mad’u yaitu manusia yang menjadi sasaran dakwah atau manusia penerima dakwah, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok, baik manusia yang beragama Islam ataupun bukan, atau dengan kata lain manusia secara keseluruhan. Sesuai dengan firman Allah dalam Al-Quran surat Saba/34:28

!

4

}

lnB

8

ƒ9

YOn!

@j

lB)Z

a\)t …

€\ U% G

:3^T &

a&l†j 8

@9

eg

;>B2

Artinya: “Dan kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat

manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi

peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada Mengetahui.” (Q.S. Saba/34:28)

(40)

beragama Islam, dakwah bertujuan untuk meningkatkan kualitas Iman, Islam, dan Ihsan.

Mereka yang menerima dakwah ini lebih tepat disebut mitra dakwah daripada disebut objek dakwah, sebab yang kedua lebih mencerminkan kepasifan penerima dakwah, padahal dakwah sebenarnya adalah suatu tindakan menjadikan orang lain sebagai kawan berfikir tentang keimanan, suyariah dan akhlak kemudian untuk diupayakan untuk dihayati dan diamalkan bersama-sama.

C. Materi Dakwah

Pada dasarnya materi dakwah Islam dapat diklasifikasikan menurut tujuan dakwah yang hendak dicapai, namun secara global, materi dakwah dapat diklasifikasikan menjadi tiga pokok, yaitu :

1) Masalah Keimanan

(41)

3) Masalah Budi Pekerti (Akhlakul Karimah)18

Menurut Barnawi Umari dalam bukunya Azas-azas Dakwah bahwa apabila kita melihat materi dakwah secara rinci akan mendapatkan susunan materi dakwah sebagai berikut :

1) Aqidah 6) Akhlak

2) Hukum 7) Ukhuwah

3) Pendidikan 8) Sosial

4) Kebudayaan 9) Amar Ma’ruf

5) Nahi Munkar19

6) Menurut sumber dakwah dapat digolongkan dalam dua bagian, yaitu: 1) Al-Quran dan Hadits

Agama Islam adalah agama yang menganut ajaran kitab Allah SWT yakni Al-Quran dan Al-Hadits, yang keduanya adalah sumber utama ajaran Islam. Oleh karena itu kajian materi dakwah tidak boleh terlepas dari dua segmen penting diatas.

2) Ro’yu Ulama

18

Badan Rohani Pembinaan Pegawai DKI Jakarta, Akhlak (Jakarta: 1989). Cet. Ke-3, h. 56 19

(42)

Pendapat/ijtihad para ulama yang bisa dijadikan pedoman. Seperti halnya jumhur ulama,. Menetapkan halal atau tidaknya sesuatu, kita harus mengetahui akan hal tersebut

D. Metode Dakwah

Seseorang yang hendak berdakwah mestilah mengetahui cara, teknik atau metode (uslub) berdakwah. Tanpanya masyarakat yang menjadi sasaran dakwah akan menolak dan menerima secara negatif.

Al-Quran ialah sumber utama rujukan dakwah. Al-Quran banyak mengemukakan metodologi dakwah untuk menjadi panduan kepada para da’i.

Dari segi bahasa, metode berasal dari dua perkataan yaitu “meta” (melalui) dan “hodos” (jalan, cara)20. Dengan demikian, kita dapat diartikan bahwa metode dakwah adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan.

Ketika kita membahas tentang metode dakwah, pada umumnya merujuk pada Surat An-Nahl 16/125:

S(

q >?

/ % $

} >w

)Y

;T) L‰

w

)Y&#)

;L

)Y

56Y L‰

[

Š

L

)N

F

DU‹O

w

Π)+

35627 8

q

P

}•w

+

ŽŠ>B2

8

3

; w

5-3

•)8

% $

[

+

ŽŠ>B2

8

If)N v2

;L

w

,-c /

Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah

dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.

20

(43)

Sesungguhnya Tuhanmu dialah mengetahui tentang siapa yang tersesat dari

jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat

petunjuk”. (Q.S. An-Nahl/16:125)

Ada beberapa kerangka dasar tentang metode dakwah yang terdapat pada ayat di atas, antara lain sebagai berikut:

1) Bi al-Hikmah

Hikmah dalam bahasa Arab bermaksud kebijaksanaan, pandai, adil, lemah lembut, kenabian, sesuatu yang mencegah kejahilian dan kerusakan, perkara yang betul dan tepat, keilmuan dan pemaaf.

Dimaksud dengan kebijaksanaan ialah seseorang da’i perlu bijak (arif) dalam semua bidang ilmu pengetahuan baik ilmu pengetahuan baik ilmu agama maupun ilmu akademik dengan psikologi, sosiologi dan sebagainya.

Adil berarti meletakkan sesuatu kena pada tempatnya, seperti seorang pesalah mestilah dihukum dengan hukuman yang setimpal dengannya, atau seorang hakim yang menjatuhkan hukuman secara adil. Contoh lemah lembut pula ialah seperti memaafkan musuh yang menjadi seterusnya.

Maksud hikmah juga ialah seorang rasul atau nabi menyeru, menyampaikan kebenaran daripada Allah kepada manusia. Makna hikmah bukan saja seperti maksud yang diuraikan di atas tetapi lebih luas daripada itu.

(44)

didalam menjalankan ajaran-ajaran Islam selanjutnya, mereka tidak lagi terpaksa atau keberatan. 21

Ahli tafsir dan dakwah menjelaskan bahwa dakwah memerlukan hikmah untuk memberi kesan kepada sasarannya. Bahkan setengahnya mengatakan bahwa kandungan dakwah ialah hikmah, begitu juga pendapat Syeikh al-Tusi, beliau menjelaskan

Artinya:“Hikmah ialah seseorang yang menyeru kepada sasaran untuk

berbuat al-khibrah karena perbuatan ini menjadi tangga untuk menerima pahala,

keredaan, dan pujian, dengan dakwah bermaksud, meyeru kepada kebaikan dan

mencegah kemungkaran.:” 22

2) Mauidzah al Hasanah (Nasehat yang baik)

Nasehat yang baik, maksudnya adalah memberikan nasehat kepada orang lain dengan cara yang baik, berupa petunjuk-petunjuk ke arah kebaikan dengan bahasa yang baik yang dapat mengubah hati, agar nasehat tersebut dapat diterima, berkenan di hati, enak didengar, menyentuh perasaan, lurus di pikiran, menghindari sikap kasar dan tidak boleh mencaci/menyebut kesalahan audience

sehingga pihak obyek dakwah dengan rela hati dan atas kesadarannya dapat mengikuti ajaran yang disampaikan oleh pihak obyek dakwah dengan rela hati dan atas kesadarannya dapat mengikuti ajaran yang disampaikan oleh pihak

21

A. Muiz, “Komunikasi Islam” (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2001), Cet. Ke-1, h. 3 22

(45)

subyek dakwah. Jadi dakwah bukan propaganda yang memaksakan kehendak kepada orang lain.23

Ali Mustafa Yaqub menyatakan bahwa Mauidhah al Hasanah adalah ucapan yang berisi nasehat-nasehat yang baik di mana ia dapat bermanfaat bagi orang yang mnendengarkannya, atau argumn-argumen yang memuaskan sehingga pihak audience dapat membenarkan apa yang disampaikan oleh subyek dakwah.24

Al-Mau’izah Al-Hasanah, yaitu berdakwah dengan memberikan nasihat-nasihat atau menyampaikan ajaran-ajaran Islam dengan rasa kasih sayang, sehingga nasihat dan ajaran Islam yang disampaikan itu dapat menyentuh hati mereka.25

3) Mujadalah atau berdiskusi dengan baik

Mujadalah ialah berdebat dengan mereka (sasaran dakwah) secara yang baik. Debat atau memiliki kebolehan dalam berhujah dan berpidato dengan berlandaskan kepada kepada ilmu yang hak dan pengalaman merupakan satu cara dakwah yang paling berkesan. Bedebat dalam hubungan dakwah bertujuan untuk menghapuskan sifat sombong kepada ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang.26

23

Siti Muriah, Metodologi Dakwah Kontomporer, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2000), h. 43 24

Ali Mustafa Yaqub, Sejarah dan Metode Dakwah Nabi, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1997), h.121

25

A. Muiz, “Komunikasi Islam” (Bandung: PT.Remaja Rosda Karya, 2001), Cet. Ke-1, h. 3 26

(46)

Tujuan berdebat dalam marhalah dakwah bukan untuk bergaduh, bertengkar dan menyakitkan hati lawan tetapi untuk membetulkan akidah yang batil. Firman Allah dalam surah al-Taubah, ayat 33:

+

J•) O!

@

8

• 8&!

T‘

N

L

w

/If)(

/+’

&L

•> \

2# %)

>

,3 )~

!

•)8Z

#j

&

>M\@j

eg SR a2• ;L

,MM/

Artinya:Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala

agama, walaupun orang musyrik tidak menyukainya.”

Mujadalah yaitu berdakwah dengan cara bertukar pikiran dan membantah dengan cara yang sebaik-baiknya dengan tidak memberikan tekanan-tekanan dan tidak pula dengan menjalankan yang menjadi sasaran dakwah.27

E. Media Dakwah

Media dakwah merupakan alat atau sarana pembantu dalam menyebarkan pesan dakwah. Sebagai salah satu unsur dakwah, maka media dakwah harus mendapat perhatian yang serius.28 Banyak sekali para ahli yang menjelaskan tentang media dakwah. Seiring dengan kemajuan teknologi komunikasi, hal ini dirasa sangat perlu agar pesan dakwah yang disampaikan oleh seorang da’i bisa disebarkan secara komprehensif dan masif ke segala belahan bumi.

27

A. Muiz, “Komunikasi Islam” (Bandung: PT.Remaja Rosda Karya, 2001), Cet. Ke-1, h. 3 28

(47)

Konsekuensinya, seorang da’i harus mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi komunikasi tersebut.29

Hamzah Ya’qub membagi media dakwah menjadi lima, yaitu: media lisan, tulisan, lukisan, audio visual, dan akhlak. Sedangkan DR. Moh. Ali aziz membagi media menjadi dua, yaitu: media tradisional dan modern (elektronik). Dari dua pengertian di atas pada hakikatnya, mempunyai kesamaan, hanya salah satu dari perspektif di atas menjelaskan lebih mendetail dan terperinci tentang media dakwah, namun tetap dalam satu tujuan bahwa dakwah mempunyai banyak media yang bertujuan untuk menyampaikan pesan atau untuk menyebarkan ajaran Islam di muka bumi ini seperti yang telah dijelaskan di atas.

C. Pondok Pesantren

Manfred Ziemek, istilah Pondok Pesantren dimaksudkan sebagai suatu bentuk pendidikan keislaman yang melembaga di Indonesia. Kata pondok berarti kamar, gubug, ruang kecil, di dalam bahasa Indonesia dipakai untuk menekankan kesederhanaan bangunan. Mungkin juga pondok berasal dari kata Arab yaitu funduk yang artinya ruang tidur, wisma, hotel sederhana bagi para pelajar yang dari tempat asalnya.

a. Pesantren Tradisional

Pesantren tradisional adalah pesantren yang masih kuat memegang pola tradisional dari segi penyampaian dan pengajaran nilai-nilai Islam. Ciri pesantren

(48)

ini adalah kitab-kitab yang dipelajari masih dengan cara atau sistem sorogan, bandongan, maupun weton.30

Sedang cara-cara tersebut diatas adalah cara lama yang telah turun temurun dipraktekkan, ilmu yang dipelajari di pesantren tradisional ini pada umumnya sama, demikian pula kitab-kitab yang dipakainya, hanya saja ada perbedaan pengajaran diantara pesantren-pesantren tersebut yaitu terletak pada kadar ilmu yang dimiliki oleh kiyai yang bersangkutan.

Ciri lain dari pesantren tradisional adalah kemutlakan seorang kiyai sebagai pemegang kekuasaan dan penentu suatu keputusan. Pesantren ini biasanya secara manajemen adalah manejemen keluarga.

b. Pesantren Modern

Pesantren modern adalah pesantren yang menggunakan sistem modern (baru) dari segi penyampaian dan pengajaran materinya.31

Adapun ciri-ciri pesantren modern ini adalah :

1. Memakai cara diskusi/tanya jawab dalam penyampaian materi

2. Adanya pendidikan kemasyarakatan, segenap pelajar berlatih memperhatikan dan mengajarkan hal-hal yang nantinya akan dijumpai oleh pelajar masyarakat

30

Masdar F, Mas’udi, Direktori Pesantren, (Jakarta:P3M, 1980), h.72 31Ensiklopedia Islam

(49)

3. Diberi pelajaran kebebasan sebesar mungkin akan tetapi ia dididik untuk bertanggung jawab

4. Adanya organisasi pelajar yang bertanggung jawab atas segala sesuatu dengan kehidupan dan kegiatan sehari-hari, tata tertib, disiplin, dan masing-masing dapat menyatakan pendapat dan melakukan kegiatan kesiswaan yang terkait dengan pendidikan dan pengajaran.32

32

(50)

BAB III

RIWAYAT HIDUP DAN AKTIVITAS DAKWAH

HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY MELALUI PESANTREN BASMALA

A. Kehidupan Habiburrahman El Shirazy

1. Riwayat Hidup Habiburrahman El Shirazy

Habiburrahman El Shirazy yang sempat diberi nama Muhammad Habibulwahid merupakan anak dari KH. Saerozi Noor dan Hj. Siti Khadijah yang lahir di Semarang, pada hari Kamis, 30 September 1976. Ia merupakan anak dari 6 bersaudara (Habiburrahman El Shirazy, Anif Sirsaeba El Shirazy (Ahmad Munif), Ahmad Mujib, Ali Imron, Faridatul Ulya, dan Muhammad Ulin Nuha).33 “Kang Abik”, panggilan sayang dari adik-adiknya, memiliki masa kecil yang memprihatinkan., Ketika bayi, ia sering sakit-sakitan bahkan sulit disembuhkan, walaupun sudah berobat ke dokter, namun tetap saja belum sembuh bahkan semakin parah. Namun Alhamdulillah, akhirnya Kang Abik sembuh setelah beliau berganti nama dengan nama yang dinazarkan ayahnya pada waktu masih sekolah dahulu, yaitu Habiburrahman dan tidak Muhammad Habibulwahid lagi.

33

(51)

Tak hanya sampai itu, Kang Abik pada waktu berumur 4 tahun, ia pernah hampir tak tertolong karena tenggelam di empang samping rumahnya, namun bersyukur seorang tetangga menyelamatkannya. Selanjutnya ketika duduk di bangku SD kelas 4, Kang Abik juga pernah hampir menghadap-Nya karena tertimpa kayu di dapur rumahnya dan yang terakhir pada saat Kang Abik kembali dari mengajar di daerah Sleman, Yogyakarta, akibat mengalami kecelakaan yang mengharuskan Kang Abik diamputasi kaki kanannya karena patah, tetapi pada akhirnya bersyukur ia tidak jadi diamputasi dengan syarat Kang Abik diwajibkan untuk istirahat total di rumah selama kurang lebih 8 bulan dan hal ini merupakan sejarah lahirnya novel Best Seller Ayat-ayat Cinta.

Dalam pandangan adik pertamanya -Anif Sirsaeba El Shirazy, bahwa Kang Abik adalah sosok kakak yang sangat perhatian terhadap adik-adiknya. Seseorang yang mempunyai jiwa seorang santri sejati. Seorang kakak yang tak hanya baik tetapi ia selalu menjadi suri tauladan bagi adik-adiknya.34

2. Latar Belakang Pendidikan dan studinya

Pada sub bab kali ini, penulis akan membagi Latar Belakang Pendidikan Habiburrahman El Shirazy kepada 3 bagian, yaitu: Semasa Kang Abik Madrasah Aliyah, masa kuliah di Mesir, dan masa setelah Kang Abik kembali ke Indonesia. Hal ini dianggap penting, karena penulis benar-benar ingin menggambarkan Latar Belakang Pendidikannya yang diikuti dengan segala prestasi yang ia raih.

34

(52)

a. Masa sekolah Habiburrahman El Shirazy

Ketika Kang Abik masih menjalani pendidikan SD adalah kali pertama ia mendapatkan penghargaan atas hasil menjuarai perlombaan puisi perjuangan dan itu pun merupakan kali pertama ia berkenalan dengan dunia sastra lebih serius dan karena setelah hal itu, ia sangat menyukai sastra.

Pendidikan menengah Kang Abik di MTS Futhuhiyyah 1 Mranggen sambil belajar kitab kuning di Pondok Pesantren Al Anwar, Mranggen, Demak di bawah asuhan KH. Abdul Bashir Hamzah. Pada tahun 1992 ia merantau ke Kota Budaya Surakarta untuk belajar Madrasah Aliyah Program Khusus (MAPK) Surakarta, dan lulus tahun 1995.

(53)

radio JPI Surakarta 1994-1995. Pemenang terbaik ke-5 dalam lomba KIR (Korps Ilmiah Remaja) tingkat SLTA se-Jateng yang diadakan oleh kantor Wilayah P dan K Jateng dengan judul tulisan ”Analisis Dampak Film Laga Terhadap Kepribadian Remaja”. Semua prestasi di atas ia raih antara tahun 1994-1995. 35

b. Masa Kuliah Habiburrahman El Shirazy

Pada waktu kecilnya, pernah suatu ketika ayahnya membawa sebuah majalah kemudian ia baca dan di dalamnya terdapat artikel tentang Al-Azhar Mesir, maka sejak itulah ia bercita-cita ingin bersekolah di sana. Alhamdulillah doanya terkabul, maka setelah lulus dari MAPK, ia berangkat ke Mesir pada tanggal 25 Agustus 1995 dan sampai di Mesir sehari setelahnya, tanggal 26 Agustus 1995.36 Kang Abik menuntut perguruan tingginya di Universitas Al-Azhar, Cairo, mengambil jurusan Hadits, Fakultas Ushuluddin, walaupun keberangkatannya menyita biaya yang cukup banyak.

Dalam buku fenomena Ayat-ayat Cinta, adiknya, Anif Sirsaeba El Shirazy, menceritakan bahwa orang tua mereka sampai-sampai menjual sawah warisan dan dengan linangan air mata orang tua akhirnya Kang Abik berangkat dengan berbekal tiket pesawat dan biaya hidup yang hanya selama satu tahun di Mesir, selanjutnya perjuangan Kang Abik untuk mencari biaya hidupnya.

35

Habiburrahman El Shirazy, Lampiran Profil dalam Novel “Ayat-ayat Cinta”, (Jakarta: Republika Press dan Basmala, September 2006), cet ke-17

36

(54)

Namun Kang Abik memang seorang yang selalu bertawakkal kepada-Nya dan percaya bahwa Allah Maha Kaya dan Maha Pemurah.37

Tahun pertama hidup di Cairo dijalani Kang Abik dengan keprihatinan, akan tetapi Kang Abik tetap qanaah kepada Allah SWT. Maka untuk memenuhi biaya hidupnya, ternyata ia mempunyai inisiatif untuk berjualan telur asin dengan teman-temannya, yaitu dengan mendistribusikan ke LBSM (koperasi mahasiswa yang ada pada saat itu).

Di tahun kedua, Kang Abik, anak sulung dari Bapak Saerozy dan Ibu Siti Radhiyah ini alhamdulillah mendapat beasiswa dari ICMI karena mendapat prestasi jayyid (terbaik), dan semenjak itulah ia dalam akademis selalu mendapat prestasi jayyid jiddan (sangat baik sekali) sampai lulus SI pda tahun 1999. Selanjutnya, ia juga telah merampungkan S2-nya dengan gelar Postgraduate Diploma (Pg.D), di Institute For Islamic Studies in Cairo yang didirikan oleh Imam Baiquri (2001), karena prestasi terbaik yang ia raih, jadi bukan M.A lagi.

Pada waktu Kang Abik menempuh studi di Cairo, Mesir, ia aktif dalam lembaga Islam dan juga dengan prestasinya dan keaktifannya, ia pun sempat beberapa kali mendapatkan beasiswa dan penghargaan.

Ketika menempuh studi di Cairo, Mesir, Kang Abik pernah memimpin sebuah kelompok kajian MISYKATI (Majelis Intensif Studi Yurisprudens dan Kajian Pengetahuan Islam) di Cairo pada tahun 1996-1997. Kang Abik juga pernah terpilih sebagai duta Indonesia untuk mengikuti ”Perkemahan Pemuda

37

(55)

Islam Internasional Kedua” yang diselenggarakan oleh WAMY (The World Assembly of Moslem Youth) selama sepuluh hari di kota Ismalia, Mesir, pada bulan Juli 1996, dan dalam perkemahan tersebut ia diberi kesempatan untuk berorasi dengan judul ”Tahqiqul Amni Was Salam Fil Alam Bil Islam” (Realisasi Kemanan dan Perdamaian di Dunia dengan Islam), dan orasinya tersebut terpilih menjadi orasi terbaik kedua dari seluruh orasi yang disampaikan peserta perkemahan pada saat itu. Kang Abik juga aktif di Majelis Sinergi Kalam (Masika) ICMI Orsat Cairo pada tahun 1998-2000, lalu ia juga pernah menjadi koordinat sastra Islam ICMI Orsat Cairo selama dua periode (1998-2000 dan 2000-2002). Sastrawan muda ini juga dipercaya untuk duduk dalam Dewan Assatidz Pesantren Virtual Nahdhatul Ulama yang berpusat di Cairo. Dan ia juga merupakan seseorang yang memprakasai berdirinya Forum Lingkar Pena (FLP) dan komunitas Sastra Indonesia (KSI) di Cairo. Dan ia juga berkesempatan menjabat sebagai Ketua Tim Kodifikasi dan Editor Antologi Puisi Negeri Seribu Menara ”NAFAS PERADABAN” yang diterbitkan pila oleh ICMI Orsat Cairo, 2000.38

Sebelum Kang Abik pulang ke Indonesia, di tahun 2002, Kang Abik diundang oleh Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia selama 5 hari (1-5 Oktober) untuk membacakan puisi-puisinya berkeliling Malaysia dalam Moment Kuala Lumpur World Poetry Reading ke-9, bersama penyair-penyair dunia lainnya.

38

(56)

Puisinya juga termuat dalam Antologi Puisi Dunia PPDKL (2002) dan Majalah Dewan Sastra (2002) yang diterbitkan oleh Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia dalam dua bahasa, Inggris dan Melayu. Bersama penyair dunia lain, puisi Kang Abik juga dimuat kembali dalam imbauan PPDKL (1986-2002) yang diterbitkan oleh Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia (2004)

c. Masa Habiburrahman kembali ke Indonesia

Pada media pertengahan Oktober 2002, Kang Abik tiba di tanah air, dan saat itu pula ia langsung diminta oleh Pusat Pengembagan Mutu Pendidikan (P2MP) Jakarta untuk ikut mentasbih Kamus Populer Arab-Indonesia yang disusun oleh KMNU Mesir dan diterbitkan oleh Diva Pustaka Jakarta pada Juni 2003, Kang Abik juga diminta untuk menjadi kontributor penyusunan Ensiklopedi Intelektual Pesantren; Potret Tokoh dan Pemikirannya, yang terdiri dari 3 jilid dan diterbitkan oleh Diva Pustaka Jakarta tahun 2003.

(57)

Saat ini Kang Abik telah berkeluarga dengan Muyasaratun Sa’idah pada tahun 2004, dan dikarunia seorang putra bernama Muhammad Neil Author. Dan saat ini Kang Abik juga sering dipanggil untuk mengisi acara sebagai pembicara, ceramah, atau untuk menyampaikan tausyiyah, baik di seminar, Talkshow, Workshop, dan sebagainya di dalam dan luar negeri.

3. Aktivitas Dakwah dan karya-karya Habiburrahman El Shirazy

Aktivitas seorang Habiburrahman El Shirazy merupakan salah satu tokoh penyebar isi ajaran Islam yang sukses dengan dakwahnya dalam berbagai pemikiran melalui kebebasan berpikir dengan sosio budaya, dan agama. Dari hasil kebebasan berpikirnya dia telah berhasil menorehkan beberapa karya yang fenomenal, diantaranya Novel Ayat-ayat Cinta, Ketika Cinta Bertasbih, Pudarnya Pesona Kleopatra, Di Atas Sajadah Cinta, Dalam Mihrab Cinta. Novel yang dibuat oleh Habiburrahman El Shirazy merupakan novel pembangun jiwa, yang menarik adalah kemampuan penulis untuk menyampaikan dakwahnya sangat halus sebagai bagian dari cerita. Bahkan tanpa kita sadari, Ilmu Fikih dan Akidah kita bertambah setelah kita mengikuti dialog-dialog yang disampaikan. Novel-novel Islami yang dibuat oleh beliau sangat laku dipasaran, bahkan beberapa novelnya telah di filmkan dan berhasil merebut perhatian masyarakat luas, khususnya umat Islam

(58)

terletak di daerah Gunungpati, Semarang. Sebuah pesantren yang bervisikan membangun kekaryaan dan kewirausahaan.

Habiburrahman El Shirazy atau Kang Abik ini telah menghasilkan banyak karya, di antaranya, yaitu:

• Naskah Drama :

1. Wa Islama (1999)

2. Sang Kyai dan Sang Durjana (gubahan dari karya Dr. Yusuf Qardhawi yang berjudul asli ‘Alim Wa Thaghiyyah, 2000),

3. Darah Syuhada (2000)

• Buku-buku Terjemahan :

1. Ar-Rasul (GIP, 2001)

2. Biografi Umar Abdul Aziz (GIP, 2002), 3. Menyucikan Jiwa (GIP, 2005),

4. Rihlah Illallah (Era Intermedia, 2004), dan lain sebagainya

• Cerpen-cerpen Islami :

1. Ketika Duka Tersenyum (FBA, 2001)

2. Bercinta Untuk Surga (Grenada Busur Budaya, 2003) 3. Merah di Jenin (FBA, 2002)

4. Ketika Cinta Menemukannya (GIP, 2004), dan lain-lain.

• Kisah-kisah Islami :

(59)

2. Di Atas Sajadah Cinta 1 Novel-novel Islami :

1. Pudarnya Pesona Cleopatra 2. Ayat-ayat Cinta

3. Ketika Cinta Bertasbih 4. Dalam Mihrab Cinta

B. Gambaran Umum Pesantren Basmala 1. Sejarah dan latar belakang berdirinya

Pesantren Basmala adalah pesantren yang bervisikan membangun kekaryaan (apapun jenis karyanya) dan kewirausahaan (seberapapun jenis wirausahanya).

Pesantren Basmala secara embrional berdiri pada tanggal 17 Agustus 2003 di Yogyakarta dengan nama Basmala Press. Mulanya Basmala Press belum memiliki visi pesantren, masih murni penerbitan home industri atau self publisher. Dari Yogyakarta, Basmala Press dipindah ke Semarang tepatnya pada medio Pebruari 2004.

(60)

Tonggak sejarah keseriusan Basmala dengan visi pesantrennya dimulai ketika novel Ayat-ayat cinta diterbitkan. Sejak itulah nama Basmala bersemayam di hati para pembaca karya-karya Basmala.

Tahun 2004 akhir sampai medio Desember 2006 Basmala berdomisili di Ngaliyan dengan status mengontrak satu rumah yang dihuni oleh 7 santri. Mereka adalah para aktifis dakwah kampus dan dakwah masyarakat yang tersebar di sekitar IAIN Walisongo.

Di penghujung tahun 2006 atas ijin dan karunia Allah swt, Basmala berhasil membebaskan tanah serta bangunan yang ada di Gunungpati sejumlah 14 kamar. Dari sinilah laju dakwah Basmala menemukan momentum terbaiknya karena didukung sepenuhnya oleh aktifis dakwah yang ada di Unnes dan Undip.

2. Visi dan Misi a. Visi

Menjadi pesantren Alternatif yang berbasis pendidikan, kekaryaan, kewirausahaan, dan ketakwaan dengan dasar Manajemen Kasih Sayang yang meniscayakan kontribusi positif serta bermanfaat seluas-luasnya bagi umat dan bagsa Indonesia tercinta

b. Misi

(61)

2. Mencetak Sumber Daya Insani yang berjiwa mandiri, beretos kerja tinggi dan memilki semangat berprestasi.

3. Menjadi Pesantren Alternatif yang memberikan kemanfaatan seluas-luasnya bagi umat dan bangsa Indonesia tercinta

3. Progran Kegiatan

Sebagai bentuk komitmen Pesantren Basmala kepada masa depan generasi muda khususnya mahasiswa, dicetuskanlah Program Santri Mahasiswa Siap Berprestasi (SMS-B). Program ini bertujuan untuk menyelamatkan anak bangsa dari kehancuran dengan mencipta kos-kosan Islami yang sehat, aman, nyaman, dan bebas dari free sex. Tempat yang mendukung untuk belajar, memupuk jiwa kemandirian, enterpreneurship, leadership serta semangat berprestasi

Aktivitas di dalamnya adalah :

• Belajar Menulis di Wisata Ruhani (BMW)

• Sekolah Penulis Mujahid Pena Basmala (SPMB)

• Majelis Taklim dan Doa Wisata Ruhani

• Tausiyah Cinta, Motivasi, dan Budaya • Manajemen Berbasis Qur’an (MBQ)

Personality School (Khusus santr

Gambar

gambaran mengenai data yang terkumpul secara apa adanya dan kemudian data

Referensi

Dokumen terkait

Pada tanaman yang telah berumur lebih dari 65 hari penyakit tidak berpengaruh terhadap produktivitas biji kedelai (Matnawy, 1989).. Daur

3. Pemeriksaan karya ilmiah yang telah terkumpul oleh panitia yang ditunjuk. Pendokumentasian hasil-hasil seminar. Pembentukan panitia penyelenggara seminar. Untuk

Dari latar belakang diatas menunjukkan bahwa kualitas tidur pada lansia mengalami penurunan baik secara kualitas dan kuantitas, namun terdapat cara penanganan

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui konsumsi zat gizi dan daya terima pasien rawat inap penyakit kardiovaskular terhadap makanan yang disajikan RSUP H..

Oleh karena itu untuk memberikan kemudahan dalam membuka dan menutup tirai rumah maka perlu dibangun sebuah sistem kontrol otomatis berbasis Arduino Uno untuk dua tipe tirai

Tujuan utama dari prinsip syariah adalah terhindar dari transaksi riba, maka produk yang ditawarkan berbeda dengan bank.. Perbedaan utama terletak pada prinsip

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf i untuk BLUD RSUD, dilampirkan dalam Laporan Keuangan SKPD Dinas Kesehatan dengan dilengkapi Surat Pernyataan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pelaksanaan pengawasan izin usaha perkebunan di Provinsi Jawa Tengah yang berada dibawah pengelolaan dinas teknis terkait