• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Penelitian

3. Pelaksanaan Audit Internal terhadap Prosedur pemberian

Secara khusus ruang lingkup sistem pengendalian internal kegiatan perpembiayaanan PT.BPRS Haji Miskin Pandai Sikek adalah sebagai berikut.

a. Pengawasan dan Pengendalian Oleh Manajemen

Agar aktivitas pengendalian pembiayaan berjalan dengan baik, maka PT.BPRS Haji Miskin Pandai Sikek melakukan berbagai macam pengendalian, baik menerapkan aturan berupa tindakan tegas terhadap karyawan yang tidak jujur maupun pelanggaran yang

menyangkut berbagai hal yang dapat menimbulkan kerugian pada PT.BPRS Haji Miskin. Proses pemberian fasilitas pembiayaan penuh dengan pengawasan yang ketat,karena kegiatan ini merupakan pengamanan terhadap asset Bank yang disalurkan dalam bidang pembiayaan yang notabannya di kuasi oleh pihak debitur. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian yang dilakukan PT.BPRS Haji Miskin Pandai Sikek yaitu:

1) pengawasan manajemen bagian SDM pembiayaan yang mencakup penugasan, pendidikan dan pelatihan personil pengelola pembiayaan,

2) pengawasan terhadap kepatuhan syarat-syarat administratif dan kelayakan usaha yang harus dipatuhi untuk mendapatkan fasilitas pembiayaan,

3) proses analisis dan putusan pemberian fasilitas pembiayaan dilaksanakan secara berjenjang oleh pejabat pembiayaan yang berbeda sesuai dengan kewenangan dan tanggungjawab masing-masing. Dalam struktur organisasi PT.BPRS Haji Miskin Pandai Sikek tergambar adanya pemisahan tugas yang memadai,

4) pembinaan dan pengawasan terhadap pemberian fasilitas pembiayaan merupakan suatu upaya PT.BPRS Haji Miskin Pandai Sikek untuk membantu nasabah dalam mengelola pembiayaan yang telah diterimanya secara tepat dengan cara memberikan bimbingan maupun pengarahan agar usaha nasabah dapat berkembang sebagaimana tujuan pemberian fasilitas pembiayaan dan pengembalian pembiayaan dapat tercapai dengan tepat waktu.

Di dalam melakukan pengawasan dan kultur pengendalian, Audit internal PT.BPRS Haji Miskin Pandai Sikek memiliki 6 subkomponen penilaian yang sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh The Committee Of Sponsoring Organization (COSO) yaitu sebagai berikut.

b) Komitmen terhadap kompetensi. c) Partisipasi dewan direksi atau audit. d) Filisofi manajemen dan gaya operasi. e) Struktur organisasi.

f) Penetapan wewenang dan tanggung jawab g) Kebijakan dan pelatiahn sumber daya manusua

b. Kegiatan pemantauan dan tindakan koreksi penyimpangan /kelemahan Pemantauan merupakan proses penetapan kualitas kinerja pengendalian internal sepanjang waktu. Analis pembiayaan PT.BPRS Haji Miskin Pandai Sikek melakukan pemantauan minimal 1 kali dan maksimal 12 kali dalam satu tahun yang hasilnya dilaporkan langsung ke direktur utama.

PT.BPRS Haji Miskin Pandai Sikek memiliki struktur pengendalian internal yang memadai dalam perpembiayaan untuk mencegah adanya penyalahgunaan wewenang. PT.BPRS Haji Miskin Pandai Sikek juga menerapkan persyaratan tertentu untuk menjamin keamanan atas pembiayaan usaha tersebut. Hal ini membuktikan bahwa sistem pengendalian internal pada PT.BPRS Haji Miskin Pandai Sikek telah sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun 1998 dan teori-teori yang ada sehingga dapat mendorong tercapainya pemberian pembiayaan yang efektif.

Auditor internal sebagai pelaksana audit operasional pada PT.BPRS Haji Miskin membantu pihak manajemen dalam usaha mencapai efektivitas kegiatan operasional, selain itu kegiatan ini dilakukan untuk mendeteksi sedini mungkin berbagai kemungkinan penyimpangan atau kelemahan yang mungkin ditemukan.

a. Persiapan Audit

1) Penetapan panugasan

Penetapan penugasan disampaikan oleh direktur utama kapada Audit internal untuk mendapatkan segala keteangan

dan melakukan pemeriksaan terhadap dokumen-dokumen dan berkas-berkas yang diperlukan dalam rangka pemeriksaan internal audit PT.BPRS Haji Miskin.

2) Pemberitahuan Audit

Pelaksanaan pemeriksaan pembiayaan dilengkapi dengan surat pemberitahuan audit yang disampaikan kepada PT.BPRS Haji Miskin sebelum audit dilaksanakan. Dalam surat pemberitahuan tersebut antara lain mengemukakan : a) Penegasan kembali wewenang auditor internal pembiayaan

untuk melakukan audit pembiayaan sebagaimana telah ditetapkan pada Internal Audit

b) Rencana pertemuan awal dengan kepala satuan kerja Auditee, yang dimaksudkan untuk menjelaskan tujuan audit serta sekaligus mendapatkan penjelasan dari kepala satuan kerja Auditee mengenai kegiatan dan fungsi dari satuan kerja Auditee.

c) Informasi yang diperlukan.

d) Selanjutnya kepala satuan kerja auditee dalam hal ini PT.BPRS Haji Miskin meneruskan kepada pejabat bawahannya sebagai pemberitahuan akan dilakukan audit oleh Auditor Internal dan instruksi untuk mempersiapkan data/informasi serta dokumen yang diperlukan. Pada pelaksanaannya, tahapan ini sudah sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 1/6/PBI/1999 pada tahap persiapan audit.

b. Penyusunan Program Audit

Auditor internal pembiayaan PT.BPRS Haji Miskin membuat rencana kerja yang harus dilakukan selama pemeriksaan pembiayaan yang didasarkan atas tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, serta informasi yang ada tentang kegiatan

perpembiayaanan yang diperiksa. Adapun program audit pembiayaan PT.BPRS Haji Miskin adalah:

1) Menyatakan Tujuan Audit

2) Menetapkan pengujian yang diperlukan guna mencapai tujuan audit

3) Menetapkan jangka waktu pemeriksaan

4) Mengidentifikasi aspek teknis, risiko, proses, dan transaksi yang diuji

Pada pelaksanaannya, tahapan ini sudah sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 1/6/PBI/1999 pada tahap penyusunan program audit.

c. Pelaksanaan Penugasan Audit 1) Proses Audit

a) Melakukan Pemeriksaan Pengendalian

Pada tahap ini pemeriksaan pengendalian pada PT.BPRS Haji Miskin meliputi hal berikut :

(1) Evaluasi Pengendalian

Dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh auditor internal atas proedur pelaksanaan pembiayaan, menyatakan bahwa praktik yang dilaksanakan apakah telah sesuai dengan yang diteteapkan oleh PT.BPRS Haji Miskin

(2) Uji pengendalian

Auditor internal PT.BPRS Haji Miskin melakukan pengujian langsung kepada pihak-pihak yang terkait dengan perpembiayaan untuk menilai apakah pihak-pihak yang terkait dalam organisasi dan manajemen krediit apakah telah malaksanakan kegiatan sesuai dengan peran masing-masing.

Bukti audit akan disampaikan pada tahap pelaporan hasil audit

c) Evaluasi Hasil audit

Evaluasi hasil audit dilakukan setelah tahap pelaporan hasil audit maksimal satu bulan setelah hasil audit dikeluarkan.

Pada pelaksanaannya, tahapan ini sudah sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 1/6/PBI/1999 pada tahap pelaksanaan penugasan audit.

d. Pemeriksaan Pengelolaan Pembiayaan

Pada tahap ini audit internal PT.BPRS Haji Miskin melakukan pemeriksaan lebih mendalam yang berkaitan langsung dengan pengelolaan pembiayaan PT.BPRS Haji Miskin Pandai Sikek yang meliputi 6 hal berikut.

1) Penilaian kecermatan informasi pembiayaan yang berkaitan dengan perhitungan Margin.

2) Pemeriksaan kelengkapan transaksi melalui rekonsiliasi yang menyeluruh antara pinjaman yang diberikan untuk setiap jenis dengan pendapatan Nisbah.

3) Pengecekan keberadaan dan keabsahan pinjaman dengan cara a) Mencocokkan data master file pembiayaan ke pembiayaan file b) Menentukan apakah nasabah tidak termasuk dalam black list

yang dikeluarkan oleh pihak PT.BPRS Haji miskin Pandai Sikek

c) Memastikan penilaian pembiayaan dilakukan secara (5C) dengan meriview laporan hasil penilaian pembiayaan yang dibuat oleh analisis pembiayaan

d) Memeriksa apakah pemberian pembiayaan kepada nasabah tidak melebihi batas maksimum pemberian pemiayaan

4) Pemeriksaan agunan yang telah diberikan memang baner-benar milik nasabah yang bersangkutan dan telah dilengkapi dengan

surat kuasa dan juga pemeriksaan dilakukan terhadap dokumen-dokumen asli dari pemilik agunan telah dikuasi oleh PT.BPRS Haji Miskin.

5) Pengawasan pembiayaan

6) Pemeriksaan terhadap nilai pinjaman

Hasil temuan audit internal PT.BPRS Haji Miskin selanjutnya dikumpulkan dan didokumentasikan dalam bentuk ikhtisar hasil audit. Ikhtisar hasil audit ini menjelaskan keadaan yang terjadi pada PT.BPRS Haji Miskin Pandai Sikek dan juga disertai rekomendasi oleh auditor internal PT.BPRS Haji Miskin Pandai sikek

e. Pelaporan Hasil Audit

1) Pembuatan laporan yang harus memenuhi standar pelaporan Laporan hasil audit sudah disesuaikan dengan standar pelaporan, diantaranya adalah:

a. Laporan bersifat tertulis.

b. Laporan diuraikan secara singkat dan mudah dipahami.

c. Laporan telah didukung dengan kertas kerja audit yang memadai.

d. Laporan bersifat obyektif, karena berdasar pengamatan dan penilaian auditor intern selama proses audit berlangsung. e. Laporan telah ditandatangani oleh auditor intern dan kepala

SKAI.

f. Laporan dibuat dan disampaikan tepat waktu, yaitu setelah dilakukannya pertemuan yang membahas semua temuan audit oleh tim SKAI dan pimpinan BPR Madani Sejahtera Abadi 2) Penyusunan materi laporan secara lengkap dan jelas

Penyusuna materi laporan sudah sesuai dengan kebutuhan yang berisikan :

j. Tujuan audit k. Temuan audit

m. Pernyataan auditor internal bahwa audit telah dilakukan dengan SPFAIB

n. Rekomendasi auditor internal o. Tanggapan Auditte

p. Hasil pengeceka komitmen auditte 3) Proses penyampaian laporan

Proses penyampaian laporan sudah dilakukan secara sistematis, sesuai dengan format penulisan Laporan Hasil Audit. 4) Penyampaian laporan

Laporan disampaikan dalam bentuk tertulis sesuai dengan standar pelaporan dan sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan. Akan tetapi laporan tersebut bersifat rahasia dan hanya pihak manajemen PT.BPRS Haji Miskin yang memiliki akses untuk melihatnya.

Pada pelaksanaannya, tahapan ini sudah sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 1/6/PBI/1999 pada tahap pelaporan hasil audit.

f. Tindak Lanjut Hasil Audit

a) Pemantauan atas pelaksanaan tindak lanjut

Auditor internal masih bertanggung jawab untuk melaksanakan pemantauan atas pelaksanaan tindak lanjut hasil audit. Apabila tindak lanjut tidak dilaksanakan oleh PT.BPRS Haji Miskin, maka auditor internal akan memberikan surat tertulis kepada Direktur utama PT.BPRS Haji Miskin untuk segera ditindak lanjuti.

b) Anakisis kecakupan tindak lanjut

setelah dilakukannya pemantauan hasil tindak lanjut, kemudian dilakukan analisis kecukupan atas realisasi janji perbaikan yang telah dilaksanakan Auditte. Selanjutnya pengecekan kembali tindak lanjut perlu dilakukan apabila terdapat kesulitan atau hambatan yang menyebabkan tindak lanjut

tersebut tidak dapat dilakukan sebagaimana mestinya. c) Pelaporan tindak lanut

Laporan tindak lanjut ini akan disampaikan langsung oleh Direktur Utama kepada SKAI.Perbaikan atas LHA yang telah dilakukan oleh PT.BPRS Haji Miskinselanjutnya dilaporkan dalam bentuk Laporan Hasil Audit (LHA) kepada ketua SKAI guna dianalisis kecukupan perbaikan yang telah dilakukan. Bila tindak lanjut tidak dilaksanakan oleh PT.BPRS Haji Miskinmaka SKAI dapat memberikan laporan tertulis kepada direktur utama PT.BPRS Haji Miskin untuk ditindaklanjuti

Pada pelaksanaannya, tahapan ini sudah sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 1/6/PBI/1999 pada tahap tindak lanjut hasil audit.

Dokumen terkait