• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESKRIPSI DATA

2. Pelaksanaan metode drill dalam meningkatkan kemampuan

menghafal juz’amma pada santri kilat SMK PGRI 2 di Pondok Pesantren Keterampilan Al-Ikhlas, Babadan Ponorogo.

Tujuan diterapkannya metode drill dalam pembelajaran pada santri kilat pada materi menghafal a l-Qur‟an ini diharapkan bisa memberi peningkatan terhadap kemampuan peserta didik dalam menghafal al-Qur‟an. Penulis lebih memilih menerapkan

dengan metode drill dengan alasan bahwa metode ini dianggap metode yang paling tepat untuk diterapkan pada materi menghafal al-Qur‟an. Karena dengan metode drill atau biasa disebut dengan metode latihan peserta didik bisa memanfaatkan waktu belajar mereka untuk berlatih menghafal al-Qur‟an, jika latihan tersebut

dilakukan terus menerus maka akan mendapatkan hasil yang baik, karena peserta didik sudah terbiasa dengan latihan menghafal

al-Qur‟an yang baik dan benar yang disampaikan oleh guru.

Pada tanggal 05 Januari 2018 pukul 09:30 saya melakukan observasi di Sana. Suasana kelas terlihat tenang, kemudian para santri berdoa sebelum pelajaran, kemudian mengaji bersama. Saat itu waktunya setoran hafalan. Untuk antri mnghafal, para santri menyimak kepada temannya untuk memghafalkan juz

„amma.begitupun sebaliknya. Penggunaan sistem metode drill ini dilakukan pada hari senin sampai kamis.

Penerapan metode drill pada pembelajaran pada santri kilat selama 1 minggu ini, diharapkan bisa untuk meningkatkan kemampuan menghafal al-Qur‟an yang memiliki arti bahwa dengan diterapkannya metode drill pada materi menghafal

al-Qur‟an dapat memberikan hasil yang lebih baik.

Dalam pelaksanaan metode drill ini, agar santri lebih mudah mengingat dan menghafal dengan baik, bisa dilaksanakan latihan menghafal secara bersama-sama, sehingga siswa yang belum hafal, bisa ikut serta menirukan untuk menghafalnya.

Hal ini juga disampaikan oleh bapak Imam Muhtarobi:

”Bahwa di minggu awal diadakannya pesantren kilat ini, siswa hanya menghafal sendiri-sendiri saja. Ustadz hanya menerangkan. Tetapi di minggu seterusnya, ustadz punya inisiatif merubah metodenya. Yakni para santri dipandu oleh ustadz untuk menirukan apa yang dihafal, kemudian para santri mengikutinya. Berulang-ulang, sampai yang mulanya belum hafal menjadi hafal. Kegiatan menghafal ini, dimulai tiap pagi mulai hari selasa sebelum materi, hingga hari sabtu. Khusus materi menghafal ini, dimulai pada pukul 08:00-10.30 dan sore hari, pukul 13:30-15:00. Kenapa hanya sampai jam 15:00, sebab jam 15:00 ke atas kelas dipakai TPQ. Untuk setoran hafalan, dimulai hari Jumat, dengan

menyetorkan hafalan Juz‟amma, sholat, wudhu, dan hafalan bacaan sholat.”71

Dari pernyataan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa cara penerapan metode drill untuk pembelajaran santri kilat, cara menerapkannya yaitu diasah dulu kemampuan anak-anak yang sudah menghafal al-Qur‟an atau belum atau hafalnya masih setengah mereka, kemudian menghafalnya secara bersama-sama. Pada hari

71

Lihat Transkip Wawancara No mor: 03/3-W/F-1/ 15-3/2018 da la m la mp iran laporan hasil penelit ian .

Jumat, setoran hafalan mereka yang hafal akan membantu temannya yang belum hafal hingga hafal. Ketika ada yang belum hafal, maka mereka akan dibimbing, dengan cara mendengarkan usztadnya setelah itu menirukan dan mengulang- ulang hafalannya sampai hafalannya benar-benar lancar.

3. Evaluasi dari metode drill dalam me ningkatkan kemampuan

menghafal juz ‘amma pada santri kilat SMK PGRI 2 di Ponpes Al-Ikhlas, Babadan Ponorogo.

Ada beberapa evaluasi dalam meningkatkan kemampuan hafalan melalui metode drill ini, diantaranya: adanya kelemahan dan kelebihan. Kecakapan tersebut dikatakan tidak benar, bila hanya menentukan suatu hal yang rutin yang dapat dicapai dengan pengulangan yang tidak menggunakan pikiran, sebab kenyataan bertindak atau berbuat harus sesuai dengan situasi dan kondisi. Ada kebaikan dan kele mahan daripada metode

drill antara lain peserta didik akan memperoleh ketangkasan dan kemahiran dalam melakukan sesuai dengan apa yang dipelajarinya serta peserta didik dapat menimbulkan rasa percaya diri bahwa para peserta didik yang berhasil dalam belajarnya telah memiliki suatu keterampilan khusus yang berguna kelak di kemudian hari, sehingga Pendidik lebih mudah mengontrol dan dapat membedakan mana peserta didik yang disiplin dalam belajarnya dan mana yang kurang dengan memperhatikan tindakan dan perbuatan peserta didik di saat berlangsungnya pengajaran. Adapun kelemahannya ialah dapat menghambat inisiatif peserta didik,

dimana inisiatif dan minat peserta didik yang berbeda dengan petunjuk pendidik dianggap suatu penyimpangan dan pelanggaran dalam penga jaran yang diberikannya.

Hal ini disampaikan menurut bapak Imam Muhtarobi, yaitu:

“Ada beberapa evaluasi (penilaian ) untuk santri kilat,

dengan metode drill ini mereka mampu menghafal dengan baik, ada beberapa kelebihan dan kelemahan .Kelebihannya ialah, siswa

cepat menghafal juz‟amma dengan baik, terlebih dahulu siswa

telah dibekali dengan pengetahuan secara teori secukupnya, kemudian dengan tetap dibimbing oleh guru, siswa disuruh mempraktikkannya sehingga menjadi mahir dan terampil,. Untuk kelemahannya, siswa hanya asal menghafal, belum pas dalam makharijul hurufnya, adanya teknik guru yang berbeda dalam menyuruh santri untuk menghafal, misalnya ustadz A menyuruh santri untuk setoran hafalan dimulai dengan lafadz “qul”, lalu “qul”, menjadikan siswa bingung. Untuk ustadz si B, Menyuruh

santri menghafal juz‟amma boleh sesuai kemampuan surat mana

yang hafal. Saya berharap dengan adanya metode drill yang mudah dan cepat santri hafal, bisa menyeragamkan teknik yang akan

dipakai untuk setoran”.72

Dari pernyataan diatas, dapat disimpulkan adanya perbedaan teknik para ustadz menjadikan siswa bingung dan bahkan lupa kalau pas ada kegiatan setoran hafalan, jika dimulai

dengan urutan juz‟amma.

Hal lain disampaikan oleh santri kelas X TBO bernama Muhammad Ridwan:

“Mondok disini hanya seminggu, disini saya masih kelas 10 (08 Juni 2018), untuk kelas 10 selama seminggu pertahun, untuk kelas 11 libur karena adanya PSG di luar kota, untuk kelas 12 mondok kilat dilaksanakan selama 2 minggu. Menghafal menggunakan metode drill ini sangat menyenangkan dan mudah

72

Lihat Transkip Wawancara No mor: 04/4-W/F-1/ 15-3/2018dala m la mpiran laporan hasil penelit ian .

cepat menghafal, tempat paling nyaman untuk menghafal ada di masjid Al-Ikhlas. Yang mana jika menghafal disana, terasa tenang. Ketika menghafal, banyak teman-teman yang sering mengganggu. Bahkan jahil ketika ada temannya lagi hafalan, itu yang menjadi godaan untuk menghafalnya.cara penerapan metode iniagar tidak lupa ketika sudah hafal ialah, mengulang-ulangnya setiap hari. Ketika pas waktu setoran, saya kebagian hafalan yang harus urut. Ustadz hanya memberi tahu lafadz “qul”, lanjut “qul” saja.

Sehingga menyebabkan nilai hafalan saya agak buruk, namunMmeskipun begitu, dia sudah hafal surat An-Naas hingga Ad-Dhuha. meski nilai hafalan kurang memuaskan, tetapi nilai wudhu, sholat dan bacaan saya dalam kriteria baik.”73

Hal lain disampaikan oleh santri kelas X TPM 3 bernama Once Oscar Archienega:

“Kegiatan pondok pesantren ini, dilakukan selama 1 minggu.mengaji dan menghafal disana setiap hari, namun khusus materi menghafal pada hari Kamis, dan setoran pada hari jumat. Metode yang digunakan, alhamdulillah sangat tepat yaitu metode

drill. Sehingga menjadikan siswa yang belum hafal, misalnya yang jilid bisa menirukan temannya yang sudah hafal. Kendala yang dihadapi saat mondok ialah, waktu yang singkat, sehingga keterbatasan waktu menyebabkan kurang nya bersungguh-sungguh dalam menghafal”.

Dengan melihat kelebihan dan kekurangan metode drill di atas menjelaskan bahwa dalam proses belajar mengajar memang tidak ada satu pun metode yang baik dan sempurna, untuk dapat menggunakan metode dengan baik maka guru harus mengombinasikan metode yang satu dengan metode yang lainnya.

73

Lihat Transkip Wawancara No mor: 05/5-W/F-1/ 15-3/2018 da la m la mp iran laporan hasil penelit ian.

BAB V

Dokumen terkait