• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V : PEMBAHASAN HASIL PENILITIAN

B. Pelaksanaan Pembelajaran Tematik dengan

Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik, penerapan

pembelajarannya dapat mengikuti langkah-langkah berikut:8 1) Kegiatan Pembukaan

Kegiatan pembukaan merupakan kegiatan untuk apersepsi yang sifatnya pemanasan. Kegiatan ini dilakukan untuk menggali pengalaman peserta didik tentan tema yang akan disajikan. Selain itu guru juga harus mampu memfasilitasi suatu kegiatan yang mampu menarik peserta didik mengenai tema yang akan diberikan. Diantaranya kegiatan yang dapat menarik perhatian peserta didik adalah bercerita, menyanyi, atau kegiatan olah raga.

2) Kegiatan Inti

Kegiatan inti dalam kegiatan tematik difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang diarahkan untuk mengembangkan kemampuan membaca, menulis, dan berhitung bagi peserta didik. Dalam kegiatan ini, pembelajaran menekankan pada pencapaian indikator yang ditetapkan. Untuk menghindari kejenuhan peserta didik pada kelas-kelas bawah tingkat pendidikan dasar (SD/MI), pendekatan pembelajaran yang tepat diguanakan alah pembelajaran yang langsung dilakukan oelh peserta didik.

3) Penutup

Kegiatan penutup dilakukan dengan mengungkapkan hasil pembelajaran, yaitu dengan cara menanyakan kembali materi yang

sudah disampaikan dalam kegiatan inti. Pada tahap penutup, guru juga harus pintar-pintar menyimpulkan hasil pembelajaran dengan mengedepankan pesan-pesan moral yang terdapat pada setiap materi pembelajaran.

c. Penilaian (evaluasi)

Dalam pembelajaran tematik, penilaian merupakan usaha untuk mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai, baik berkaitan dengan proses maupun hasil pembelajaran. Oleh karena itu, penilaian (evaluasi) pembelajaran tematik dilakukan pada dua hal, yaitu penilaian terhadap proses kegiatan dan penilaian hasil kegiatan. Dengan melakukan penilaian, guru diharapkan dapat:

a. Mengetahui pencapaian indikator yang telah ditetapkan

b. Memperoleh umpan balik, sehingga dapat diketahui hambatan

yang terjadi dalam pembelajaran maupun efektifitas

pembelajaran.

c. Memperoleh gambaran yang jelas tentang perkembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta didik.

d. Menjadikan acuan dalam menentukan rencana tindak lanjut (remedial, pengayaan, dan pemantapan)

Penilaian pembelajaran tematik dilakukan untuk mengetahui ketercapaian kompetensi dasar dan indikator pada setiap mata pelajaran yang terdapat dalam tema pembelajaran. Dengan kata lain, penilaian

tidak lagi terpadu pada tema melainkan sudah dipisah-pisah sesuai dengan kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator mata pelajaran. Untuk pendidikan tingkat dasar (SD/MI), penilaian dilakukan pada masing-masing mata pelajaran berikut:9

a. Pendidikan agama b. Kewarganegaraan c. Bahasa indonesia d. Matematika

e. Berpusat pada siswa-siswi, hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa-siswi sebagai subyek belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yakni memberikan kemudahan-kemudahan siswa-siswi untuk melakukan aktivitas belajar.

f. Sains

g. Pengetahuan sosial

2. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik sesuai dengan tahapan perkembangan anak yang masih melihat segala sesuatu sebagai suatu keutuhan (holistic), sehingga pembelajaran yang menyajikan mata pelajaran secara terpisah akan menyebabkan kurang mengembangkan anak untuk berfikir holistic dan membuat kesulitan bagi peserta didik. Atas dasar pemikiran di atas pembelajaran pada kelas awal sekolah dasar yakni kelas satu, dua dan tiga

lebih sesuai jika dikelola dalam pembelajaran terpadu melalui pendekatan pembelajaran tematik.10

Pembelajaran tematik mempunyai beberapa karakteristik, antara lain yaitu:11

a. Memberikan pengalaman langsung, pembelajaran yang prosesnya dapat memberikan pengalaman langsung (direct experiences) bagi siswa-siswi. Siswa-siswi dihadapkan pada sesuatu yang nyata sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.

b. Pemisahan antar matapelajaran tidak begitu jelas, fokus

pembelajarannya lebih diarahkan pada tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan nyata siswa-siswi sehari-hari.

c. Menyajikan konsep dari berbagai matapelajaran dalam suatu proses pembelajaran sehingga siswa-siswi mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa-siswi dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

d. Pembelajaran tematik bersift fleksibel (luwes), guru dapat mengaitkan bahan ajar dari matapelajaran dengan mata pelajaran lain bahkan dapat mengaitkannya dengan kehidupan siswa-siswinya dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa siswi berada.

e. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik, dalam proses pembelajaran tematik tersebut peserta didik

10 Sugiyar,dkk. Pembelajaran Tematik (Surabaya: Lapis-PGMI,2009 Apprinta), hlm.8

memperoleh kesempatan banyak untuk mengoptimalkan potensi yang telah dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya. f. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan,

dalam proses pembelajaran tematik tidak menjemukan atau membosankan bahkan dalam suasana bermain yang menyenangkan mereka dapat memperoleh pengetahuan baru secara utuh yang sangat bermakna.

Dari karakteristik tersebut, pembelajaran tematik juga mempunyai keunggulan dan kelemahan. Beberapa keunggulan dan kelemahan pembelajaran tematik dibandingkan pembelajaran konvensional menurut Saud (2006) sebagai berikut:12

1) Mendorong guru untuk mengembangkan kreativitas, sehingga guru dituntut untuk memiliki wawasan, pemahaman, dan kreatifitas tinggi karena adanya tuntutan untuk memahami keterkaitan antara satu pokok bahasan lain dari berbagai mata pelajaran. Guru dituntut memiliki kecermatan, kemampuan analitik, dan kemampuan antagorik agar dapat memahami keterkaitan atau kesamaan material maupun metodologik suatu pokok bahasan.

2) Memberikan peluang bagi guru untuk mengembangkan situasi pembelajaran yang utuh, menyeluruh, dinamis dan bermakna dengan keinginan dan kemampuan guru maupun kebutuhan dan kesiapan peserta didik. Dalam kaitan ini, pembelajaran terpadu memberikan

peluang terjadinnya pengembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan tema atau pokok bahasan yang disampaikan.

3) Mempermudah dan memotivasi peserta didik untuk mengenal, menerima, menyerap dan memahami keterkaitan atau hubungan antar konsep, pengetahua nilai dan tindakan yang terdapat dalam beberapa pokok bahasan atau bidang studi. Dengan menggunakan model pembelajaran terpadu, secara psikologis peserta didik digiring berfikir luas dan mendalam untuk menangkap dan memahami hubungan-hubungan konsep pembelajaran tematik yang disajikan guru. Selanjutnya peserta didik akan terbiasa berfikir terarah, utuh dan menyeluruh, sistematik dan analitik.

4) Menghemat waktu, tenaga, dan sarana serta biaya pembelajaran. Disamping itu juga menyederhanakan langkah-langkah pembelajaran. Hal tersebut terjadi karena proses pemaduan atau penyatuan sejumlah unsur tujuan, materi maupun langkah pembelajaran yang dipandang memiliki kesamaan atau keterkaitan.

Disamping kelebihan dari pembelajaran tematik tersebut, adapun kelemahan yang dimiliki pemelajaran tematik ini, antara lain:

1) Dilihat dari aspek guru, model ini menuntuk tersedianya peran guru yang memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas, kreatifitas tinggi, keterampilan metodologik dan handal, kepercayaan diri dan etos akademik yang tinggi, dan berani untuk mengemas dan mengembangkan materi. Akibat akademiknya, guru dituntut untuk menggali informasi atau pengetahuan yang berkaitan dengan materi

yang diajarkan salah satu strateginya harus membacabuku (literatur) secara mendalam. Tanpa adanya hal tersebut, model pembelajaran tematik akan sulit diwujudkan.

2) Dilihat dari aspek peserta didik, pembelajaran tematik termasuk memiliki peluang untuk mengembangkan kreatifitas akademik, yang menuntut kemampuan belajar peserta didik relatif baik, baik dari aspek intelegensi maupun kreatifitasnya. Hal tersebut terjadi karena model ini menekankan pada pengembangan kemampuan analitik (menjiwai), kemampuan asosiatif (menghubung-hubungkan), dan kemampuan eksploratif atau elaboratif (menemukan dan menggali). Bila kondisi tersebut tidak dimiliki, maka sangat sulit pembelajaran model diterapkan.

3) Dilihat dari aspek sarana dan sumber pembelajaran, pembelajaran tematikmemerlukan bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak dan berguna, seperti yang dapat menunjang dan memperkaya serta mempermudah pengembangan wawasan dan pengetahuan yang diperlukan. Dengan demikian, jika pembelajaran tematik ini hendak dikembangkan maka perpustakaan perlu dikembangkan pula secara bersamaan. Bila keadaan yang dituntut tersebut tidak dapat terpenuhi, maka akan sulit untuk menerapkan pembelajaran tematik.

4) Dilihat dari aspek kurikulum, pembelajaran tematik memerlukan jenis kurikulum yang terbuka untuk pengembangannya. Kurikulum harus bersifat luwes, dalam arti kurikulum yang berorientasi pada pencapaian pemahaman peserta didik terhadap materi.

3. Prinsip Dasar Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik memiliki prinsip-prinsip dasar penggalian tema, pengelolaan pembelaajaran, prinsip evaluasi, dan prinsip reaksi. Prinsip-prinsip ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Penggalian Tema

Penggalian tema merupakan prinsip utama dalam pembelajaran tematik. Artinya tema-tema yang saling tumpang tindih da nada keterkaitan menjadi target utama dalam pembelajaran. Dengan demikian dalam penggalian tema tersebut hendaklah memperhatikan beberapa persyaratan sebagai berikut:

1) Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah digunakan untuk memadukan banyak mata pelajaran

2) Tema harus bermakna, maksudnya adalah tema yang dipilih untuk dikaji harus memberikan bekal bagi siswa-siswi untuk belajar selanjutnya

3) Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis anak

4) Tema harus mewadahi sebagian besar minat anak

5) Tema hendaknya berkaitan dengan peristiwa-peristiwa otentik yang terjadi di dalam rentang waktu belajar

6) Tema hendaknya sesuai dengan kurikulum yang berlaku serta harapan masyarakat (asas relevansi)

7) Tema hendaknya sesuai dengan ketersediaan dengan sumber belajar.

b. Prinsip Pengelolaan Pembelajaran

Dalam pembelajaran tematik, guru hanya fasilitator dan mediator maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1) guru tidak menjadi single actor yang mendominasi pembicaraan dalam proses pembelajaran

2) pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerjasama kelompok 3) guru harus mengakomodasi terhadap ide-ide yang terkadang

sama sekali tidak terpikirkan dalam perencanaan. c. Prinsip Evaluasi

Berkaitan dengan evaluasi ini diperlukan langkah-langkah positif antara lain:

1) memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengevaluasi diri sendiri (self evaluation)

2) guru perlu mengajak para siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai berdasarkan kiriteria keberhasilan pencapaian tujuan.

d. Prinsip Reaksi

Pada umumnya dampak pengiring yang penting bagi perilaku secara sadar belum tersentuh dalam pembelajaran. Karena itu guru dituntut agar mampu merencanakan dan melaksanakan pembelajaran tercapai secara tuntas tujuan-tujuan pembelajaran. Guru harus bereaksi terhadap aksi siswa-siswi dalam semua peristiwa serta tidak

mengarahkan aspek yang sempit melainkan ke suatu kesatuan yang utuh dan bermakna. Pembelajaran tematik memungkinkan hal ini dan guru hendaknya menemukan kiat-kiat untuk memunculkan hal-hal yang dicapai sebagai dampak pengiring.13

4. Rambu-rambu Pembelajaran Tematik

Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Tidak semua mata pelajaran dipadukan

b. Kemungkinan terjadi penggabungan kompetensi dasar lintas semester

c. Kompetensi dasar yang tidak dapat dipadukan, jangan dipaksakan untuk dipadukan. Kompetensi dasar yang tidak bias diintegrasikan dibelajarkan secara tersendiri.

d. Kompetensi dasar yang tidak tercakup pada tema tertentu harus tetap diajarkan baik melalui tema lain maupun disajikan secara sendiri. e. Kegiatan pembelajaran ditekankan pada kemampuan membaca,

menulis, dan berhitung, serta penanaman nilai-nilai moral.

f. Tema-tema yang dipilih disesuaikan dengan karakteristik siswa, minat dan lingkungan, dan daerah setempat.

5. Implikasi Pembelajaran Tematik

Terdapat beberapa implikasi dalam pelaksanaan pembelajaran

tematik meliputi implikasi guru, siswa-siswi, sarana dan

prasarana/sumber/media, sebagai berikut:

a. Implikasi Bagi Guru

Pembelajaran tematik memerlukan guru yang kreatif, baik dalam menyiapkan kegiatan/pengalaman belajar bagi siswa-siswi, juga dalam memilih kompetensi dari berbagai matapelajaran dan mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik, menyenangkan, dan utuh.

b. Implikasi Bagi Siswa-siswi

1) Siswa-siswi harus siap mengikuti pembelajaran yang dalam pelaksanaannya dimungkinkan untuk bekerja, baik secara individual, pasangan, kelompok kecil atau klasikal.

2) Siswa-siwaharus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang bervariasi secara aktif misalnya melakukan diskusi kelompok, mengadakan penelitian sederhana, dan pemecahan masalah.

c. Implikasi Terhadap Sarana, Prasarana, Sumber Belajar dan Media 1) Pembelajaran tematik pada hakikatnya menekankan pada

siswa-siswi baik secara individual maupun kelompok untuk aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistic dan otentik. Maka dalam pelaksanaannya memerlukan berbagai sarana dan prasarana belajar.

2) Pembelajaran ini perlu memanfaatkan berbagi sumber belajar baik yang sifatnya didesain secara khusus untuk keperluan pembelajaran

(by desain) maupun sumber belajar yang tersedia dilingkungan

3) Pembelajaran ini juga perlu mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran yang bervariasi sehingga akan membantu siswa-siswi dalam memahami konsep-konsep yang abstrak.

4) Penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar masih dapat menggunakan buku ajar yang sudah ada ini masing-masing matapelajaran dan dimungkinkan pula untuk menggunakan buku suplemen khusus yang memuat bahan ajar yang terintegrasi. d. Implikasi Terhadap Pengaturan Ruangan

1) Ruang perlu ditata disesuaikan dengan tema yang sedang dilaksanakan

2) Susunan bangku siswa-siswi dapat berubah-ubah disesuaikan dengan keperluan pembelajaran yang sedang berlangsung

3) Siswa-siswi tidak selalu duduk dikursi tetapi dapat duduk ditikar/karpet

4) Kegiatan hendaknya bervariasi dan dapat dilaksanakan baik di dalam kelas maupun di luar kelas

5) Dinding kelas dapat dimanfaatkan untuk memajang hasil karya siswa-siswi dan dimanfaatkan sebagai sumber belajar.

6) Alat, sarana dan sumber belajar hendaknya dikelola sehingga memudahkan siswa-siswi untuk menggunakan dan menyiapkan kembali.14

14 Sukayati,dkk.2009.Pembelajaran Tematik SD.Sleman:Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Matematika.hlm 16-17

e. Implikasi Terhadap Pemilihan Metode

Sesuai dengan karakteristik pembelajaran tematik, maka dalam pembelajaran yang dilakukan perlu dipersiapkan berbagai variasi kegiatan dengan menggunakan multi metode. Misalnya percobaab, bermain peran, Tanya jawab, demonstrasi, bercakap-cakap.15

6. Model Pembelajaran Tematik

Setelah keterkaitan antar konsep diperoleh, maka pengembangan pembelajaran tematiknya dapat dilakukan melaui beberapa alternatif. Secara garis besar, pembelajaran tematik dapat dikembangkan melalui beberapa model. Seperti yang diilustrasikan sebagai berikut:16

15 Sugiyar,Op.cit.hlm14

16 Sutirjodan Sri Istuti Mamik, Tematik Pembelajaran Efektif Dalam Kurikulum

2004 (Malang: Bayumedia Publishing,2005), hlm. 123

Gambar model keterhubungan (connected model) Gambar model terpadu

(integrated) Gb. 2.7

Gambar Model Terpadu

Gb. 2.8

Gambar di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:17

1. Model Terpadu

Yaitu keterpaduan di beberapa disiplin ilmu. Model ini diusahakan dengan cara menggabungkan bidang studi dengan cara menetapkan perioritas kurikuler dan menemukan keterampilan , konsep, dan sikap yang saling tumpang tindih didalam beberapa bidang studi.

2. Model Keterhubungan/Terkait

Menurut Trianto dalam bukunnya yang berjudul model pembelajaran terpadu menjelaskan bahwa model pembelajaran terkait

(connected model) adalah pembelajaran yang dilakukan dengan

mengaitkan suatu pokok bahasan dengan pokok bahasan berikutnya, mengaitkan satu konsep dengan konsep yang lain, mengaitkan satu keterampilan dengan keterampilan yang lain, dan dapat juga mengaitkan

17 Sugiyar,op.cit. hlm.9-14

Gambar model jaring laba-laba (webbed model)

Gb. 2.9

pekerjaan hari itu dengan hari yang lain atau hari berikutnya dalam satu bidang ilmu.

3. Model Jaring Laba-laba

Dalam bukunya Sukayati (2004) dijelaskan bahwa model jaring laba-laba (webbed model) adalah model pembelajaran yang model pengembangannya dimulai dengan menentukan tema tertentu yang menjadi tema sentral bagi keterhubungan berbagai bidang studi.

B. Model Jaring Laba-laba (Webbed Model)

Dalam bukunya Sukayati (2004) menjelaskan bahwa pembelajaran model

webbed adalah model pembelajaran yang model pengembangannya di mulai

dengan menentukan tema tertentu yang menjadi tema sentral bagi keterhubungan berbagai bidang studi. Pada model pembelajaran tematik jaring laba-laba guru menyajikan pembelajaran dengan tema yang menghubungkan antar mata pelajaran. Model jaring laba-laba adalah pembalajaran yang mengintegrasikan materi pengajaran dan pengalaman belajar melalui keterpaduan tema. Tema menjadi pengikat keterkaitan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya. 18 Adapun kelebihan dan kelemahan dari model jaring laba-laba (webbed), diantaranya yaitu:19

1) Kelebihan dari Model Jaring Laba-laba (webbed)

a) Penyeleksian tema sesuai dengan minat akan memotivasi anak untuk belajar

b) Lebih mudah dilakukan oleh guru yang belum berpengalaman

18 ibid hlm.14-15

19 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori Dan Praktek (Jakarta: Prestasi Pustaka), hlm.45-46

c) Memudahkan perencanaan

d) Pendekatan tematik dapat memotivasi siswa-siswi

e) Memberikan kemudahan bagi anak didik dalam melihat kegiatan-kegiatan dan ide-ide berbeda yang terkait

2) Kelemahan dari Model Jaring Laba-laba (webbed) a) Sulit dalam menyeleksi tema

b) Cenderung untuk merumuskan tema yang dangkal

c) Dalam pembelajaran, guru lebih memusatkan perhatian pada kegiatan dari pada pengembangan konsep.

BAB III

METODE PENELETIAN

Bab ini menguraikan tentang: desain dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber dan jenis data, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, pengecekan keabsahan data; dan tahapan penelitian.

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dilihat dari segi tema dan judul yang diangkat, maka penelitian ini termasuk penelitian dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif yaitu penelitian yang dilakukan pada kondisi obyek yang dialami, peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara gabungan, data yang dihasilkan bersifat deskriptif, dan analisis data dilakukan secara induktif, serta lebih menekankan makna dari pada generalisasi.1 Penelitian kualitatif memiliki sejumlah ciri-ciri yang membedakannya dengan penelitian jenis lainnya,. Dari hasil penelaahan kepustakaan ditemukan bahwa Bogdan dan Biklen mengajukan lima ciri, salah satunya adalah deskriptif, yaitu data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Selain itu, semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah di teliti.2 Pendapat lain lain mengatakan bahwa penelitian deskriptif menuturkan dan menafsirkan data yang

1Sedarmayanti dan Syarifudin Hidayat, Metodologi Penelitian (Bandung: CV. Mandar Maju, 2002), hlm. 33

2 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), hlm. 11

berkenaan dengan fakta, keadaan, variabel dan fenomena yang terjadi saat penelitian berlangsung dan menyajikannya apa adanya. Bentuk yang diamati bisa berupa sikap dan pandangan yang menggejala saat sekarang, hubungan antara variabel

(korelatif), pertentangan dua kondisi atau lebih, pengaruh terhadap suatu kondisi

atau pebedaan-perbedaan antar fakta. Pada penelitian deskriptuif, peneliti tidak melakukan pengontrolan keadaan saat penelitian berlangsung, seperti pemberian treatment, dan kontrol terhadap variabel luar.3

Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu. Penelitian ini berusaha menggambarkan situasi atau kejadian dan data yang dikumpulkan semata-mata bersifat deskriptif sehingga tidak bermaksud mencari penjelasan, menguji hipotesis, membuat prediksi maupun mempelajari implikasi.4

Adapun jenis penelitiannya yang sesuai dengan judul skripsi ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis, tetapi hanya menggambarkan suatu variabel, gejala, atau keadaan yang diteliti secara apa adanya. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status atau gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan.5

3 Subana,Sudrajat, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah (Bandung:CV Pustaka Setia, 2001), hlm.89

4 Saifuddin Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999), hlm.7 5 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1993), hlm. 309

Jadi, dalam penelitian ini penulis berusaha meneliti bagaimana penerapan pembelajaran tematik yang sudah di terapkan di MIN seduri, baik dari segi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasinya.

B. Kehadiran peneliti

Sesuai dengan pendekatan dan jenis penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka kehadiran peneliti mutlak hadir selama kegiatan penelitian berlangsung. Hal ini sesuai dengan salah satu karakteristik penelitian kualitatif, yaitu manusia sebagai alat/instrument.6 Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data. Keikutsertaan tersebut tidak hanya dilakukan dalam waktu singkat, tetapi memerlukan perpanjangan keikutsertaan pada latar penelitian.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada pesera didik kelas 2 di MIN Seduri. Yang berlokasi di Jln. Hamengku Buwono 56 Rt.003/Rw.010 Desa Seduri, Dusun tuwiri kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto.

D. Data dan Sumber Data

Menurut Lofland dan Lofland, sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.7 Dalam penelitian ini kata dan tindakan orang yang diamati atau

6 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2002),hal. 9

diwawancarai adalah sumber data utama. Sedangkan sumber dari arsip, dokumen pribadi dan dokumen resmi merupakan sumber data kedua.

E. Prosedur Pengumpulan Data

Penelitian yang dilaksanakan di MIN Seduri ini dilkukan dengan beberapa macam cara dalam mengumpulkan data, diantaranya yaitu:

1. Observasi Partisipatif

Yaitu peneliti terlibat langsung dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang sedang digunakan sebagai sumber data penelitian.8 Dengan begitu peneliti akan memperoleh data yang lebih lengkap karena peneliti sendiri ikut merasakan apa yang dikerjakan oleh sumber data. Metode ini digunakan untuk memperoleh data sebagai berikut:

a. Pelaksanaan pembelajaran tematik yang diterapkan di MIN Seduri b. Kesesuaian RPP yang telah dibuat guru dengan pelaksanaan

pembelajaran di kelas

c. Penilaian yang dilakukan dalam pembelajaran tematik 2. Data Interview

Yaitu kegiatan tanya jawab lisan antara pewawancara dengan nara sumber. Dalam kegiatan wawancara, dimungkinkan bagi pewawancara untuk memperhatikan ekspresi wajah, gerak tubuh dan intonasi suara dari

8 Sugiyono,Metode Penelitian Kuntitatif Kualitatif dan R&D (Bandung:Alfabeta2010) hal.227

nara sumber yang diwawancarainya.9 Interview dilakukan kepada narasumber yaitu guru dan siswa kelas 2b MIN Seduri Kecamatan Mojosari. Interview yang dilakukan kepada guru dimaksudkan untuk mengetahui perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dalam pembelajaran tematik. Interview juga dilakukan kepada siswa juga dimaksudkan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran tematik yang setiap hari dilakukan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi ialah mengumpulkan data secara tertulis dan tidak tertulis. Dokumen bisa berupa tulisan,gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.10 Dokumen yang digunakan yaitu berupa tulisan dan foto.

Dokumen terkait