• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. PERENCANAAN PENDAMPINGAN TATA KELOLA

KLINIS

Dalam bagian perencanaan kegiatan pendampingan akan dibahas mengenai rencana strategi dalam menyiapkan suatu program pendampingan tata kelola klinis. Hal ini diperlukan agar kegiatan pendampingan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.

Berikut ini dijelaskan tugas dan tanggung jawab setiap di setiap level pemangku kepentinngan dalam perencanaan pendampingan klinik.

Perencanaan Kegiatan Kunjungan 1

Pemangku kepentingan Tugas dan tanggung jawab Dinas Kesehatan Provinsi - Pemetaan kebutuhan pendampingan Dinas Kesehatan Kabupaten - Koordinasi dengan RS dan Puskesmas

- Menyiapkan RS dan Puskesmas pendamping

RS dan Puskesmas Pendamping

- Koordinasi dengan tim dan aktor

- Aktor mempersiapkan ruangan IGD, VK, OK, Nifas, Perinatologi

32 Pedoman Pendampingan Tata Kelola Klinis di Kabupaten/Kota

Pemangku kepentingan Tugas dan tanggung jawab - Menyiapkan materi presentasi

- Menyiapkan ruangan pertemuan (kapasitas min 50-80 org) di lengkapi dengan LCD, soundsystem, flipchart

RS dan Puskesmas terdamping

- Menentukan tim untuk kegiatan K1 Tim Pendamping - Penentuan ketua tim

- Pembagian tugas Perencanaan Kegiatan Pendampingan 1

Pemangku Kepentingan Tugas dan Tanggung Jawab

Dinas Kesehatan Provinsi  Pemetaan kebutuhan pendampingan  Budgeting

 Pemetaan tim pendamping

 Koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten terdamping dan pendamping  Menyiapkan surat tugas tim pendamping  Menyiapkan akomodasi dan transportasi

bagi tim pendamping dan administratif ( fee dan local transport)  Dana APBN dan APBD provinsi

Dinas Kesehatan Kabupaten Kota terdampingi

 Pemetaan kebutuhan pendampingan di tingkat kabupaten

 Koordinasi dengan pimpinan fasilitas calon terdampingi

 Menyiapkan logistik pendampingan  Menyiapkan akomodasi dan transportasi

bagi tim pendamping dan administratif ( fee dan local transport)  APBD

Pemangku Kepentingan Tugas dan Tanggung Jawab

kepada pemangku kepentingan seperti Kepala Daerah, Bapedda, DPRD,

Organisasi profesi dan institusi terkait lainnya

Rumah Sakit Terdampingi  Menyiapkan tim dan aktor maternal dan neonatal

 Menyiapkan data kinerja maternal dan neonatal RS setahun terakhir (AKI, AKN, Penyebab kematian terbesar)

 Self Assesment menggunakan Alat Pantau Standar Kinerja Klinis RS

 Menyiapkan rekam medis untuk kasus- kasus sesuai ceklist persiapan

pendampingan RS dalam lampiran  Menyiapkan pembahasan kasus nearmiss

dan kematian maternal dan neonatal  Menyiapkan ruangan yang respresentatif

untuk kegiatan pertemuan dengan kapasitas 50 – 80 dilengkapi dengan LCD, soundsystem, flipchart

Puskesmas Terdampingi  Menyiapkan tim dan aktor maternal dan neonatal

 Menyiapkan data kinerja maternal dan neonatal Puskesmas setahun terakhir (AKI, AKN, Penyebab kematian terbesar)  Self Assesment menggunakan Alat Pantau

Standar Kinerja Klinis Puskesmas

 Menyiapkan pembahasan kasus rujukan maternal dan neonatal

 Menyiapkan ruangan yang respresentatif untuk kegiatan pertemuan dengan kapasitas 20 – 30 dilengkapi dengan LCD, soundsystem, flipchart

34 Pedoman Pendampingan Tata Kelola Klinis di Kabupaten/Kota

Pemangku Kepentingan Tugas dan Tanggung Jawab Tim Pendamping  Berkoordinasi dengan dinas kab

terdamping terkait persiapan perlengkapan pendampingan

 Mendapatkan data awal/ profil kabupaten/ profil faskes daerah dampingan dari dinas kesehatan kabupaten

 Penentuan ketua tim  Pembagian tugas

 Mengatur jadwal dinas dan praktek tim pendamping

 Menyiapkan Alat Bantu Audio Visual dan dokumentasi seperti Alat rekam, kamera, handicam, dll

 Laptop

 Menyiapkan alat bantu peraga seperti phantom bayi dan panggul ( koordinasi dengan daerah terdamping)

 Buku pedoman /referensi standar terkini maternal dan neonatal

Perencanaan Kunjungan 2

Pemangku kepentingan Tugas dan tanggung jawab Dinas Kesehatan Provinsi - Pemetaan kebutuhan pendampingan Dinas Kesehatan Kabupaten - Koordinasi dengan RS dan Puskesmas

- Menyiapkan RS dan Puskesmas pendamping

RS dan Puskesmas Pendamping

- Koordinasi dengan tim dan aktor - Aktor mempersiapkan ruangan IGD, VK,

- Mempersiapkan narasumber

- Menyiapkan materi presentasi, kasus nearmiss / kematian maternal dan neonatal

- Menyiapkan ruangan pertemuan (kapasitas min 50-80 org) di lengkapi dengan LCD, soundsystem, flipchart RS dan Puskesmas

terdamping

- Menentukan aktor untuk kegiatan K2 - Mempersiapkan materi presentasi

progres RTL

Tim Pendamping - Penentuan ketua tim - Pembagian tugas Tim Pendamping

Tim pendamping yang akan bekerja hendaknya telah mempersiapkan kegiatan ini 1 (satu) bulan sebelumnya. Persiapan tersebut meliputi:

1. Membentuk Tim Pendamping. Tim Pendamping terdiri dari dokter

spesialis Obgyn, dokter spesialis Neonatologi/ dokter spesialis Anak, dokter Umum, bidan dan perawat Neonatologi/Bayi baru lahir.

2. Menentukan Ketua Tim dan Koordinator Lapangan. Ketua Tim atau

Team Leader akan menjadi pemimpin dan juru bicara resmi dari tim,

baik dengan pimpinan fasilitas kesehatan maupun dengan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten atau yang ditentukan sebagai fokal poin, dan berperan menentukan strategi dan dinamika selama kegiatan pendampingan berjalan. Ko-ordinator lapangan akan membantu tim dalam urusan logistik dan melakukan komunikasi yang erat dengan tim dan aktor di fasilitas kesehatan yang didampingi.

3. Mengatur jadwal dinas. Anggota Tim Pendamping yang terlibat dalam

kegiatan pendampingan adalah klinisi yang mempunyai tugas dan tanggung jawab pelayanan di tempat kerjanya. Oleh sebab itu jika yang bersangkutan akan dilibatkan dalam tim pendamping yang akan pergi ke luar fasilitas kesehatan, maka pengganti di tempat kerja harus

36 Pedoman Pendampingan Tata Kelola Klinis di Kabupaten/Kota

dipersiapkan agar pelayanan tidak terganggu.

4. Menyiapkan strategi penyesuaian jaga dokter spesialis mengingat

akan ada dokter spesialis yang meninggalkan fasilitas kesehatan untuk beberapa hari.

5. Menyesuaikan jadwal praktek pribadi dan menyiapkan dokter

pengganti sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

6. Mendapatkan informasi dasar tentang fasilitas kesehatan yang akan

didampingi dan informasi tentang akomodasi bagi tim di daerah pendampingan, dengan dukungan dari Dinas Kesehatan Kabupaten. Logistik

Beberapa urusan logistik yang harus diperhatikan dalam kegiatan pendampingan:

Kelengkapan instrumen untuk pengumpulan data bersama tim dan aktor di faskes yang didampingi.

1. Peralatan Alat Bantu Pandang Dengar (Audio Visual Aid) termasuk kamera dan kamera video, serta perekam suara.

2. Alat tulis menulis

3. Akomodasi disesuaikan dengan area yang akan dikunjungi.

4. Kelengkapan set instrumen monitoring dan evaluasi kegiatan pendampingan.

5. Model dan alat peraga, jika perlu. Koordinasi

Koordinasi dengan fasilitas serta penguasa daerah yang akan didampingi merupakan hal yang penting untuk dipersiapkan. Pemerintah Daerah, setelah menyepakati perluasan kegiatan pendampingan di wilayahnya, bersama-sama dengan Pokja atau forum komunikasi pemerhati kematian maternal dan neonatal (KIBBLA) dan seluruh Pihak Yang Berkepentingan atau pemangku kepentingan kemudian menguatkan dengan membuat surat keputusan dengan segala kelengkapannya agar program perluasan di kabupaten dapat berjalan dengan optimal. Dinas Kesehatan

Kabupaten melakukan fungsi koordinasi, dukungan, monitoring & evaluasi terhadap program perluasan. Selain itu koordinasi langsung dengan Pimpinan Faskes tempat Pendampingan juga akan sangat membantu berjalannya kegiatan pendampingan. Apabila daerah pendampingan berada diluar kabupaten maka diperlukan dukungan dan koordinasi dengan bantuan pemerintah Propinsi.

Pembiayaan

Pada prinsipnya, penguatan fasilitas kesehatan melalui kegiatan pendampingan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dari semua fasilitas kesehatan di suatu wilayah. Tanggung jawab utama pengorganisasian dan penyelenggaraan kegiatan pendampingan adalah tanggung jawab pemerintah daerah. Tim Pendamping akan memfasilitasi dengan memberikan dukungan agar perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan ini memberikan nilai tambah untuk peningkatan kualitas kesehatan maternal dan neonatal.

Organisasi Program Pendampingan secara selektif akan mendukung seluruh kegiatan sejak dari perencanaan, pelaksanaan sehingga monitoring dalam bentuk bantuan teknis dan sumberdaya lainnya. Dalam keadaan tertentu yang disepakati dimungkinkan bagi Program Pendampingan untuk mendukung penyediaan anggaran

Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan Evaluasi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam setiap kegiatan termasuk kegiatan pendampingan klinik. Terutama pada prinsipnya bahwa setiap kegiatan yang tidak dapat dimonitor dan evaluasi adalah tidak boleh dilakukan. Dalam pendampingan klinik, bahwa kegiatan monitoring dan evaluasi adalah menjadi kepentingan banyak pihak. Pihak pertama yang berkepentingan adalah Tim Pendamping sendiri. Tim membutuhkan suatu metode untuk dapat memantau dan mengevaluasi jalannya pendampingan. Pendampingan yang berjalan baik bagi suatu Tim Pendamping menunjukkan bahwa hal yang sama dapat

38 Pedoman Pendampingan Tata Kelola Klinis di Kabupaten/Kota

Pihak kedua yang berkepentingan adalan faskes pendampingan. Pemantauan dan Evaluasi oleh faskes pendampingan meyakinkan bahwa telah terjadi perubahan pada hal-hal yang diinginkan untuk berubah, Semua kesenjangan yang dihadapi adalah sudah dipikirkan jalan keluarnya. Dan yang tidak kalah penting adalah kerangka waktu yang bisa diharapkan agar perubahan-perubahan yang terjadi dapat disesuaikan.

Pihak ketiga yang berkepentingan adalah Dinas Kesehatan di daerah yang didampingi. Masukan-masukan dari Tim Pendamping tentu merupakan masukan bagi peningkatan sistem pelayanan kesehatan setempat. Diharapkan pula Dinas Kesehatan Kabupaten terus berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Propinsi terutama terkait kebijakan-kebijakan yang berskala nasional.

Bab IV :

Dokumen terkait