• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan Penelitian

Dalam dokumen PTK Himpunan Matematika SMP (Halaman 90-102)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. Pelaksanaan Penelitian

M (M t 2 2 2 1 L H − + − =

x

x 951 , 6 575 , 0 4 331 , 0 4 9 x 10 9 , 4 9 , 24 ) 1 , 5 1 , 9 ( = = + − =

Dari tabel distribusi t, untuk α = 5% dan dk = (10 – 1) + (10 – 1) = 18, ttabel = 1,73. Dari hasil perhitungan uji coba instrumen untuk contoh item soal nomor 1 diperoleh thitung = 6,951. Karena thitung > ttabel , yaitu 6,951 > 1,73 maka daya pembeda soal nomor 1 signifikan. Secara keseluruhan hasil perhitungan daya pembeda siklus II soal uji coba instrumen dapat dilihat pada (lampiran 35). Dari semua perhitungan daya pembeda siklus II soal nomor 1 sampai 5 didapat thitung > dari ttabel, maka daya beda soal uji coba instrumen yang digunakan signifikan.

Berdasarkan hasil analisis uji instrumen (uji validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan taraf kesukaran) dari siklus II di atas, soal-soal yang diberikan semua memenuhi kriteria instrumen yang baik, dapat dilihat pada (Lampiran 37), sehingga soal yang diujicobakan dapat digunakan sebagai instrumen pada penelitian ini.

C. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas VII B SMPN 4 Juwana Pati tahun pelajaran 2010/2011 pada tanggal 4 Februari 2011 sampai dengan 14 Februari 2011. Setelah segala persiapan dilakukan maka langkah selanjutnya adalah melaksanakan penelitian. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dan tiap siklus terdiri atas tahapan perencanaan, tindakan pengamatan dan refleksi. Adapun tahapan tiap siklus

1. Siklus I

a. Perencanaan

Penelitian ini direncanakan pada tanggal 4 sampai 7 Februari, pada siswa kelas VII B SMPN 4 Juwana Pati. Pada perencanaan dipersiapkan hal-hal sebagai berikut : 1) Mengidentifikasi dan merumuskan masalah, dalam hal ini peneliti memilih

pokok bahasan himpunan.

2) Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan implementasi pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan pendekatan kontekstual pada materi himpunan yang akan dikerjakan pada siklus I (Lampiran 14).

3) Merancang pembentukan kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 siswa dengan memperhatikan penyebaran kemampuan siswa (Lampiran 21).

4) Membuat soal diskusi siklus I (Lampiran 19) beserta kunci jawabannya (Lampiran 20).

5) Membuat soal tes evaluasi siklus I yang disesuaikan dengan materi yang diajarkan (Lampiran 15) beserta kunci jawabannya (Lampiran 16).

6) Menyusun lembar observasi keaktifan dan kerjasama siswa (Lampiran 17 dan lampiran 22).

7) Menyusun lembar observasi kinerja guru dalam pembelajaran menggunakan model CIRC dengan pendekatan kontekstual (Lampiran 26 ).

b. Pelaksanaan tindakan

Siklus I meliputi pembelajaran matematika pokok bahasan himpunan yaitu, menyajikan irisan dua himpunan dan komplemen suatu himpunan dengan diagram venn. Siklus I dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan (5 x 40 menit),

menit untuk menjelaskan materi tentang penyajian irisan atau gabungan dua himpunan dengan diagram venn, dilanjutkan pada hari Sabtu tanggal 5 Februari 2011, diadakan pertemuan kedua (2 x 40) menit untuk menjelaskan materi tentang penyajian komplemen suatu himpunan dengan diagram venn disertai diskusi kelompok, pada hari Senin tanggal 7 Februari 2011 selama 40 menit diadakan pertemuan ketiga untuk mengevaluasi hasil belajar siswa dengan mengadakan tes evaluasi siklus I. Pelaksanaan tindakan meliputi langkah-langkah sebagai berikut: 1) Guru memberikan motivasi mengenai pentingnya materi himpunan untuk

kehidupan sehari-hari.

2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan apersepsi.

3) Guru menjelaskan kepada seluruh siswa tentang akan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan pendekatan kontekstual sebagai suatu variasi model pembelajaran.

4) Guru melakukan tanya jawab untuk menarik perhatian dan minat belajar siswa tentang materi himpunan.

5) Guru menyajikan materi himpunan secara garis besar (komponen teaching group).

6) Siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru yang telah di dapatnya.

7) Guru memberikan contoh latihan soal dan meminta siswa untuk menemukan dan menyelesaikannya sendiri.

8) Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok yang heterogen, setiap kelompok terdiri dari 5 orang (Lampiran 21).

9) Guru membagikan soal diskusi siklus I yaitu materi himpunan yang berkaitan dengan masalah kontekstual (Lampiran 19).

10) Guru memberitahukan agar dalam setiap kelompok terjadi serangkaian kegiatan spesifik sebagai berikut :

a) Salah satu anggota kelompok membaca atau beberapa anggota saling membaca soal.

b) Membuat prediksi atau menafsirkan atas isi soal cerita.

c) Saling membuat ikhtisar atau rencana penyelesaian soal cerita.

d) Menuliskan penyelesaian soal cerita secara urut (menuliskan urutan komposisi penyelesaiannya).

e) Saling merevisi dan mengedit pekerjaan atau penyelesaian (jika ada yang perlu direvisi).

11) Guru berkeliling memberi motivasi, membimbing dengan instruksi seminimal mungkin serta mengawasi kegiatan kelompok dalam mengkonstruksi dan menyelesaikan pengetahuan baru yang didapat.

12) Setelah selesai diskusi, guru meminta perwakilan setiap kelompok untuk menyajikan temuannya di depan kelas.

13) Guru memberikan umpan balik dan evaluasi atas materi yang telah dipresentasikan oleh siswa secara singkat (Teaching Group).

14) Guru memberikan skor terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap kelompok yang dapat menyelesaikan soal.

15) Guru memberikan soal evaluasi secara individu (Lampiran 15).

16) Setelah siswa selesai mengerjakan, maka pekerjaan masing-masing siswa dikumpulkan. Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

1) Hasil pengamatan tentang keaktifan dan kerjasama siswa pada siklus I adalah sebagai berikut :

a) Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran matematika secara klasikal cukup baik / sedang namun prosentasenya belum menunjukan hasil yang diharapkan peneliti (Lampiran 17).

b) Kerjasama siswa dalam kelompok cukup baik, namun prosentasenya belum menunjukan hasil yang maksimal (Lampiran 22).

2) Hasil penilaian uji kompetensi I

Setelah siklus I selesai dilaksanakan maka diberikan tes kepada siswa sebagai tolak ukur apakah model pembelajaran yang digunakan sudah dikuasai dan dipahami. Adapun hasil tes siklus I sebagai berikut:

Secara klasikal diperoleh prosentase ketuntasan belajar siswa 70% dengan nilai rata-rata 65,2. Namun hal ini belum menunjukan hasil yang diharapkan peneliti, dikarenakan mungkin siswa belum terbiasa menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe CIRC dengan pendekatan kontekstual. Selain itu juga guru kurang memberikan bimbingan dan motivasi kepada siswa sehingga siswa kurang berani mengeluarkan pendapat atau bertukar pikiran, sehingga siswa terlihat kurang aktif.

3) Hasil pengamatan terhadap kinerja guru menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe CIRC dengan pendekatan kontekstual adalah sebagai berikut :

Dari hasil penilaian kinerja guru, maka dapat dikatakan kinerja guru cukup baik dengan prosentase 72,5% (Lampiran 26). Hal ini belum maksimal, walaupun guru sudah baik dalam penguasaan materi, namun pelaksanaan

pembelajaran cooperative tipe CIRC dengan pendekatan kontekstual masih tergolong cukup.

d. Refleksi

Setelah mengadakan pengamatan pada proses pembelajaran, selanjutnya diadakan refleksi terhadap segala kegiatan yang telah dilakukan. Dari pelaksanaan siklus I didapat hasil refleksi sebagai berikut:

1) Peneliti dan guru saling bertukar pikiran, agar pada siklus II dapat lebih baik dalam proses pembelajaran dan hasil belajar siswa dibandingkan dengan siklus I.

2) Guru dituntut untuk memperhatikan siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar, bimbingan yang diberikan guru pada siswa belum merata, sehingga ada kelompok yang belum dapat menyelesaikan permasalahan dengan baik. 3) Penguasaan model pembelajaran CIRC dengan pendekatan kontekstual lebih

ditingkatkan dalam pembelajaran dengan menciptakan kelompok belajar untuk lebih meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang behubungan dengan kehidupan sehari-hari.

4) Guru hendaknya memberikan perhatian agar siswa yang lebih pandai tidak mendominasi kelompoknya, dan berusaha memberikan pengertian agar siswa dapat bekerjasama dan saling membantu antar temannya yang belum jelas. Dari siklus I diperoleh bahwa keaktifan siswa memperoleh rata-rata prosentase 73,82% yang dikategorikan cukup baik (Lampiran 17). Sedangkan untuk kemampuan siswa dalam bekerjasama dengan kelompoknya diperoleh rata-rata prosentase 74,7% yang dikategorikan cukup baik (Lampiran 22). Sehingga masih

belajar kepada siswa, yaitu buktinya masih terdapat siswa yang belum terlibat dalam diskusi. Disamping itu siswa belum terbiasa menggunakan model pembelajaran CIRC dengan pendekatan kontekstual sehingga kerjasama antara siswa satu dengan siswa yang lainnya belum maksimal.

Untuk penilaian hasil diskusi tiap kelompok diperoleh rata-rata prosentase 78,54% yang dikategorikan baik. Sedangkan untuk keaktifan setiap kelompok dalam berdiskusi memperoleh rata-rata prosentase 72,65% yang dikategorikan cukup baik.

Berdasarkan analisis hasil belajar siswa pada siklus I (Lampiran 18) dalam proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran CIRC dengan pendekatan kontekstual diperoleh siswa yang tidak tuntas belajar berjumlah 12 siswa dengan prosentase ketuntasan belajar klasikal 70%. Dan nilai rata-rata kelas yang dicapai adalah 65,2.

Untuk penilaian kinerja guru dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe CIRC dengan pendekatan kontekstual diperoleh prosentase 72,5% dan tergolong kinerja guru cukup baik.

Dari semua hasil siklus I di atas dapat disimpulkan bahwa agar siswa memahami penjelasan dari guru pada waktu membahas materi ajar, maka sebaiknya guru dapat mengarahkannya dengan baik. Guru juga disarankan untuk menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa , mengingat daya tangkap siswa yang beragam. Bimbingan yang diberikan guru pada siswa belum merata sehingga ada kelompok yang belum dapat menyelesaikan soal-soal dengan baik. Guru hendaknya memberikan perhatian agar tidak siswa yang lebih pandai saja yang mendominasi kelompoknya dan guru sebaiknya berusaha memberikan

pengertian agar siswa dapat bekerjasama dan membagi kemampuan yang dimiliki kepada temannya yang belum paham. Sehingga perlu dilakukan siklus II untuk memperbaikinya.

2. Siklus II a. Perencanaan

Penelitian ini direncanakan pada tanggal 11 sampai 14 Februari, pada siswa kelas VII B SMP N 4 Juwana Pati. Pada perencanaan dipersiapkan hal-hal sebagai berikut :

1) Mengidentifikasi dan merumuskan masalah, dalam hal ini peneliti memilih pokok bahasan himpunan.

2) Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan implementasi pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan pendekatan kontekstual pada materi himpunan yang akan dikerjakan pada siklus II (Lampiran 38).

3) Merancang pembentukan kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 siswa dengan memperhatikan penyebaran kemampuan siswa (Lampiran 45).

4) Membuat soal diskusi siklus II (Lampiran 43) beserta kunci jawabannya (Lampiran 44).

5) Membuat soal tes evaluasi siklus II yang disesuaikan dengan materi yang diajarkan (Lampiran 39) beserta kunci jawabannya (Lampiran 29).

6) Menyusun lembar observasi keaktifan dan kerjasama siswa (Lampiran 41 dan lampiran 46).

b. Pelaksanaan tindakan

Siklus II meliputi pembelajaran matematika pokok bahasan himpunan yaitu menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan masalah sehari-hari dengan menggunakan diagram venn. Siklus II dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan (5 x 40 menit), pada hari Jumat tanggal 11 Februari 2011 diadakan pertemuan pertama (2 x 40) menit untuk menjelaskan cara menyelesaikan masalah sehari-hari dengan menggunakan diagram venn dan konsep himpunan, dilanjutkan pada hari Sabtu tanggal 12 Februari 2011, diadakan pertemuan yang kedua (2 x 40) menit untuk menjelaskan pengerjaan dengan baik soal-soal yang berkaitan dengan materi himpunan. Pada hari Senin tanggal 14 Februari 2011 selama 40 menit diadakan pertemuan ketiga untuk mengevaluasi hasil belajar siswa dengan mengadakan tes evaluasi siklus II. Pelaksanaan tindakan meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

1) Guru memberikan motivasi mengenai pentingnya materi himpunan untuk kehidupan sehari-hari.

2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan apersepsi.

3) Guru menjelaskan kepada seluruh siswa tentang akan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan pendekatan kontekstual sebagai suatu variasi model pembelajaran.

4) Guru melakukan tanya jawab untuk menarik perhatian dan minat belajar siswa tentang materi himpunan.

5) Guru menyajikan materi himpunan secara garis besar (komponen teaching group).

6) Siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru yang telah di dapatnya.

7) Guru memberikan contoh latihan soal dan meminta siswa untuk menemukan dan menyelesaikannya sendiri.

8) Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok yang heterogen, setiap kelompok terdiri dari 5 orang (Lampiran 45).

9) Guru membagikan soal diskusi siklus II yaitu materi himpunan yang berkaitan dengan masalah kontekstual (Lampiran 43).

10) Guru memberitahukan agar dalam setiap kelompok terjadi serangkaian kegiatan spesifik sebagai berikut :

a) Salah satu anggota kelompok membaca atau beberapa anggota saling membaca soal.

b) Membuat prediksi atau menafsirkan atas isi soal cerita.

c) Saling membuat ikhtisar atau rencana penyelesaian soal cerita.

d) Menuliskan penyelesaian soal cerita secara urut (menuliskan urutan komposisi penyelesaiannya).

e) Saling merevisi dan mengedit pekerjaan atau penyelesaian (jika ada yang perlu direvisi).

11) Guru berkeliling memberi motivasi, membimbing dengan instruksi seminimal mungkin serta mengawasi kegiatan kelompok dalam mengkonstruksi dan menyelesaikan pengetahuan baru yang didapat.

12) Setelah selesai diskusi, guru meminta perwakilan setiap kelompok untuk menyajikan temuannya di depan kelas.

13) Guru memberikan umpan balik dan evaluasi atas materi yang telah dipresentasikan oleh siswa secara singkat (Teaching Group).

15) Guru memberikan latihan soal (evaluasi) secara individu (Lampiran 39). 16) Setelah siswa selesai mengerjakan, maka pekerjaan masing-masing siswa

dikumpulkan.Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

c. Pengamatan

1) Hasil pengamatan tentang keaktifan dan kerjasama siswa pada siklus II adalah sebagai berikut :

a) Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran matematika secara klasikal sudah baik dan sudah memenuhi kriteria keberhasilan yang sudah menunjukkan terjadinya peningkatan yang diharapkan peneliti (Lampiran 41).

b) Kerjasama siswa dalam kelompok juga menunjukkan hasil yang baik, dan menunjukkan adanya peningkatan seperti yang diharapkan oleh peneliti. (Lampiran 46).

2) Hasil penilaian uji kompetensi I

Secara klasikal prosentase ketuntasan belajar siswa 87,5% dengan nilai rata-rata 80,15. Dari hasil tersebut tampak bahwa terjadi peningkatan ketuntasan belajar dibandingkan dengan siklus I. Pada siklus II ini ada lima siswa yang tidak tuntas sehingga telah sesuai dengan harapan. Rata-rata nilai juga sudah mengalami kenaikan.

3) Hasil pengamatan terhadap kinerja guru menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe CIRC dengan pendekatan kontekstual adalah sebagai berikut :

Dari hasil penilaian kinerja guru, maka dapat dikatakan kinerja guru baik dengan prosentase 85 % (Lampiran 50). Guru sudah baik dalam pelaksanaan

pembelajaran menggunakan metode pembelajaran cooperative learning tipe CIRC dengan pendekatan kontekstual. Disamping itu, guru juga lebih bisa membimbing dan memotivasi siswa serta menumbuhkan interaksi antara siswa dengan siswa maupun interaksi antara siswa dengan guru.

d. Refleksi

Setelah mengadakan pengamatan atas tindakan di kelas selanjutnya diadakan refleksi terhadap segala kegiatan yang telah dilakukan. Hasil refleksi siklus II yaitu:

1) Siswa memanfaatkan waktu yang diberikan guru untuk bertanya tentang materi yang belum jelas.

2) Siswa dengan cepat dapat merespon pertanyaan guru dengan jawaban yang benar, tanpa guru harus menunjuk kepada seorang siswa.

3) Siswa bertambah aktif terlibat dalam kegiatan kelompok untuk ikut menjelaskan pada teman satu kelompoknya yang belum bisa menyelesaikan soal.

4) Tiap siswa telah beradaptasi dengan teman satu kelompoknya sehingga tidak canggung lagi untuk saling bertukar pikiran dan mengeluarkan pendapat. 5) Kerjasama dalam satu kelompok telah menunjukkan pemerataan siswa yang

pandai tidak lagi mendominasi dalam mengerjakan tugas kelompok.

6) Setiap siswa dalam kelompok terlibat tampak sungguh-sungguh dan percaya diri dalam kegiatan menyelesaikan soal serta siap menjelaskan pada kelompok yang lain.

7) Suasana kelas tertib dan kondusif, dengan demikian proses pembelajaran berjalan lancar.

Pada siklus II telah dilakukan perbaikan siklus I yaitu meningkatkan keaktifan siswa, kerjasama siswa dalam kelompok dan kinerja guru sehingga kekurangan proses pembelajaran dapat dikurangi seminimal mungkin yang menjadikan hasil belajar siswa dapat meningkat.

Dari hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa siswa dapat memahami penjelasan dari guru pada waktu membahas materi ajar. Hal itu disebabkan guru sudah menerangkan materi dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa, mengingat daya tagkap siswa yang beragam. Bimbingan yang diberikan guru pada siswa sudah merata sehingga semua kelompok dapat menyelesaikan soal-soal dengan baik. Siswa yang pandai tidak lagi mendominasi kelompoknya dan antar siswa dapat bekerjasama dengan baik serta membagi kemampuan yang dimiliki kepada temannya.

Dalam dokumen PTK Himpunan Matematika SMP (Halaman 90-102)

Dokumen terkait