• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persiapan Lahan

Lahan yang digunakan untuk penelitian, terlebih dahulu dibersihkan dari kotoran-kotoran, gulma, batu-batu kerikil dan sampah lainnya. Kemudian dilakukan pembuatan plot percobaan dengan ukuran 150 x 100 cm, jarak antar plot 30 cm dan jarak antar blok 50 cm.

Persiapan Media Tanam

Media tanam terdiri dari sub soil dan kompos tandan kosong kelapa sawit. Kompos tandan kosong kelapa sawit diperoleh dari Tasma Puja, Medan. Sub soil terlebih dahulu dibersihkan dari sisa-sisa tanaman dan kotoran. Kemudian media tanam tersebut dicampur hingga merata sesuai dengan perbandingan pada komposisi perlakuan dan dimasukkan ke dalam polybag berdiameter 18 cm dengan tinggi 40 cm. Media tanam disikan ke polybag hingga setinggi 36 cm.

Persiapan Bahan Tanaman

Bahan tanaman diambil dari tanaman karet yang sudah berhasil diokulasi (stump mata tidur) yang berumur + 6,5 bulan, dengan pertumbuhan sehat dan normal. Stump di peroleh dari PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate di Dolok Merangir, Kabupaten Simalungun. Stump dipilih yang baik dan seragam penampilannya, seleksi meliputi keseragaman besar batang, tinggi mata okulasi dan kondisi perakaran. Stump yang diambil berbatang lurus, sehat, mempunyai

mata okulasi yang berwarna hijau dengan panjang batang 25-30 cm, diameter batang 1,5 - 2 cm. Pengambilan bahan tanaman (stump) dilakukan pada sore hari.

Penanaman Stump Mata Tidur Karet

Jumlah stump per polybag sebanyak 1 batang, penanaman stump dilakukan pada sore hari. Sebelum ditanam, terlebih dahulu stump direndam dengan larutan rootone-f 500 ppm selama 15 menit. Penanaman dilakukan dengan memasukkan stump secara tegak tepat di bagian tengah polybag. Stump yang terbenam dalam media adalah sedalam 10-15 cm. Setelah stump ditanam, dibuat 1 buah bambu kecil di satu sisi polybag sebagai tempat aplikasi mikoriza 1 bulan berikutnya. Kemudian media tanam di siram dengan air hingga kapasitas lapang.

Aplikasi Mikoriza Vesikula Arbuskula (MVA)

Mikoriza diaplikasikan setelah 1 bulan penanaman stump dalam polybag dengan mengangkat 1 buah bambu kecil di satu sisi polybag yang telah dibuat sebelumnya kemudian cendawan mikoriza arbuskula dimasukkan pada lubang bambu tersebut sesuai dengan perlakuan dan sedalam 20 cm. Mikoriza diperoleh dari BP2TP Sumatera Utara.

Pemeliharaan Tanaman

Penyiraman

Penyiraman dilakukan setiap hari yaitu pagi dan sore hari secara merata pada seluruh tanaman dengan menggunakan gembor dan air bersih, dan disesuaikan dengan kondisi dilapangan.

Penyulaman

Penyulaman dilakukan guna mengganti tanaman yang rusak akibat hama, penyakit ataupun kerusakan mekanis lainnya. Batas waktu penyulaman adalah 2 minggu setelah tanam.

Penyiangan

Penyiangan dilakukan bila ditemukan gulma di areal penelitian. Penyiangan di lakukan secara manual, untuk gulma yang terdapat dalam polybag, sedangkan yang berada di luar polybag di bersihkan dengan menggunakan cangkul.

Pewiwilan

Pewiwilan atau pembuangan tunas - tunas liar dilakukan bila ditemukan tunas- tunas liar (tunas - tunas yang tumbuh selain dari mata okulasi) pada stump mata tidur karet yang telah ditanam. Pewiwilan dilakukan secara manual dengan menggunakan pisau lipat setiap hari apabila ditemukan tunas – tunas liar yang baru tumbuh pada stump mata tidur karet.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dilakukan dengan metode manual dan kimia. Sedangkan pengendalian penyakit dilakukan dengan metode kimia. Secara kimia menggunakan insektisida Curacon untuk mengendalikan serangan hama dan

fungisida Dithane M-45 untuk mengendalikan penyakit, dengan dosis 2-3 g/liter air.

Pengamatan Parameter

Waktu Keluarnya Tunas (HST)

Waktu keluarnya tunas diamati dengan menghitung hari sejak tanam sampai membukanya mata tunas dengan ciri-ciri mata okulasi membengkak dan berwarna hijau. Penghitungan waktu keluarnya tunas sampai dengan 9 minggu setelah tanam (9 MST).

Panjang Tunas (cm)

Panjang tunas diukur dari pangkal tumbuhnya tunas hingga titik tumbuh dengan memakai penggaris/benang sebagai alat bantu. Pengukuran dimulai sejak 5 minggu setelah tanam dengan interval 2 minggu sekali sampai dengan 13 MST.

Diameter Tunas (mm)

Diameter tunas diukur + 1 cm dari pangkal tunas. Tunas yang diukur adalah tunas yang sama dengan tunas yang diukur pada panjang tunas, dengan menggunakan jangka sorong dan dilakukan sejak 5 minggu setelah tanam dengan interval 2 minggu sekali sampai dengan 13 MST.

Persentase Stump Bertunas (%)

Persentase stump bertunas dihitung setiap minggunya setelah tanam yaitu dengan menghitung stump yang bertunas dibagi jumlah stump pada masing-masing plot dikali 100%. Rumus

% stump bertunas = Jumlah stump yang bertunas

Jumlah Daun (helai)

Jumlah daun yang dihitung adalah daun yang sudah membuka sempurna dan dilakukan sejak 5 minggu setelah tanam dengan interval 2 minggu sekali sampai dengan 13 MST.

Berat Basah Akar Lateral (g)

Penghitungan berat basah akar lateral dilakukan pada akhir penelitian yaitu pada 13 MST. Penghitungan berat basah akar lateral dilakukan dengan memangkas semua akar lateral dari pangkalnya, kemudian dibersihkan dari tanah yang melekat. Akar yang telah dipotong dan dibersihkan ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik.

Berat Basah Tunas (g)

Penghitungan berat basah tunas dilakukan pada akhir penelitian yaitu pada 13 MST. Penghitungan berat basah tunas dilakukan dengan mengambil tunas beserta daun tanaman sampel dengan cara dipotong, untuk tiap plot, kemudian dilakukan penimbangan dengan menggunakan timbangan analitik.

Berat Kering Akar Lateral (g)

Penghitungan berat kering akar lateral dilakukan setelah penimbangan berat basah akar lateral, akar tersebut dimasukkan ke dalam amplop. Kemudian amplop yang berisi akar tadi diovenkan dengan suhu 1050 C sampai berat akar konstan. Setelah itu dimasukkan ke desikator + 15 menit, lalu ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik.

Berat Kering Tunas (g)

Penghitungan berat kering tunas dilakukan setelah penimbangan berat basah tunas, tunas tersebut dimasukkan ke dalam amplop. Kemudian amplop yang berisi tunas tadi diovenkan dengan suhu 1050 C sampai berat tunas konstan. Setelah itu dimasukkan ke desikator + 15 menit, lalu ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik.

Berat Basah Akar Lateral + Tunas 7 MST (g)

Penghitungan berat basah akar lateral + tunas dilakukan pada tanaman yang ditentukan saat 7 MST. Penghitungan berat basah akar lateral dilakukan dengan memangkas semua akar lateral dari pangkalnya, kemudian dibersihkan dari tanah yang melekat. Penghitungan berat basah tunas dilakukan dengan mengambil tunas beserta daun tanaman dengan cara dipotong. Kemudian akar lateral dan tunas ditimbang bersama dengan menggunakan timbangan analitik.

Berat Kering Akar Lateral + Tunas 7 MST (g)

Penghitungan berat kering akar lateral + tunas 7 MST dilakukan setelah penimbangan berat basah akar lateral + tunas 7 MST, akar + tunas tersebut dimasukkan ke dalam amplop. Kemudian amplop yang berisi akar tadi diovenkan dengan suhu 1050 C sampai beratnya konstan. Setelah itu dimasukkan ke desikator + 15 menit, lalu ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik.

Berat Basah Akar Lateral + Tunas 10 MST (g)

Penghitungan berat basah akar lateral + tunas dilakukan pada tanaman yang ditentukan saat 10 MST. Penghitungan berat basah akar lateral dilakukan dengan memangkas semua akar lateral dari pangkalnya, kemudian dibersihkan

dari tanah yang melekat. Penghitungan berat basah tunas dilakukan dengan mengambil tunas beserta daun tanaman dengan cara dipotong. Kemudian akar lateral dan tunas ditimbang bersama dengan menggunakan timbangan analitik.

Berat Kering Akar Lateral + Tunas 10 MST (g)

Penghitungan berat kering akar lateral + tunas 10 MST dilakukan setelah penimbangan berat basah akar lateral + tunas 10 MST, akar lateral + tunas tersebut dimasukkan ke dalam amplop. Kemudian amplop yang berisi akar lateral dan tunas tadi diovenkan dengan suhu 1050 C sampai beratnya konstan. Setelah itu dimasukkan ke desikator + 15 menit, lalu ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik.

Berat Basah Akar Lateral + Tunas 13 MST (g)

Penghitungan berat basah akar lateral + tunas dilakukan pada tanaman yang ditentukan saat 13 MST. Penghitungan berat basah akar lateral dilakukan dengan memangkas semua akar lateral dari pangkalnya, kemudian dibersihkan dari tanah yang melekat. Penghitungan berat basah tunas dilakukan dengan mengambil tunas beserta daun tanaman dengan cara dipotong. Kemudian akar lateral dan tunas ditimbang bersama dengan menggunakan timbangan analitik.

Berat Kering Akar Lateral + Tunas 13 MST (g)

Penghitungan berat kering akar lateral + tunas 13 MST dilakukan setelah penimbangan berat basah akar lateral + tunas 13 MST, akar + tunas tersebut dimasukkan ke dalam amplop. Kemudian amplop yang berisi akar tadi diovenkan dengan suhu 1050 C sampai beratnya konstan. Setelah itu dimasukkan ke desikator + 15 menit, lalu ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik.

Dokumen terkait