• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian

1. Pelaksanaan Program Full Day School SDIT Insan Utama

a. Pengertian, Tujuan dan Manfaat Full Day School SDIT Insan Utama

SD Islam Terpadu Insan Utama menerapkan program full day school bagi seluruh peserta didiknya. Full day school secara sederhana dapat diartikan sebagai sekolah sehari penuh. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan “sehari penuh” yaitu waktu yang berlangsung cukup lama. Sebagaimana yang diungkapkan oleh WA dan SN selaku guru SDIT Insan Utama bahwa;

66

“...kalau full day school itu adalah sekolah yang satu hari penuh.” (W/WA/13/4/2016)

Full day school itu sekolah selama satu hari dari pagi sampai sore, jadi kegiatan belajarnya selama satu hari penuh. Maksudnya dari pagi sampai sore hari. Beda dengan sekolah umum yang belajarnya cuma sampai setengah hari misalnya jam 10.00 atau jam 11.30 atau jam 13.00 gitu.” (W/SN/12/4/2016)

Senada dengan apa yang dikatakan oleh IS dan IU selaku wali murid SDIT Insan Utama sebagai berikut :

“...kalau full day ada tambahan sholat dan makan jadi waktunya agak panjang.” (W/IS/8/4/2016)

“...di sini kan sehari penuh dan pulangnya habis ashar”. (W/IU/12/4/2016)

Berbeda dengan beberapa pendapat di atas, Kepala sekolah SDIT Insan Utama memiliki definisi lain untuk full day school. Beliau mengungkapkan bahwa;

Full day school itu ya full di sekolah. Full itu kan artinya semua, ya berarti sehari- hari di sekolah. Jadi, ya seperti pembelajaran sehari- hari di sekolah atau berarti sehari- hari belajar di sekolah.” (W/PS/1/4/2016)

Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa full day school merupakan sekolah yang kegiatan belajarnya berlangsung dari pagi hingga sore hari dan waktu belajarnya lebih panjang. Selain itu, full day school dapat pula diartikan sebagai kegiatan belajar sehari- hari di sekolah.

Full day school SDIT Insan Utama menggunakan kurikulum Terpadu, yaitu Kurikulum Dinas Pendidikan yang dikembangkan dengan kurikulum JSIT (Jaringan Sekolah Islam Terpadu) yang

67

berlandaskan pendidikan secara islami. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Kepala Sekolah sebagai berikut:

“...KBM sesuai dengan kurikulum dinas, lalu kita juga memakai kurikulum JSIT (Jaringan Sekolah Islam Terpadu) misalnya PAI, tahfidz (hafalan Al-Qur‟an), dan praktek- praktek ibadah. Kalau di sekolah negeri kan tidak ada praktek, di sekolah kami ini ada seperti baca tulis Al- Qur‟an dan praktek ibadah lainnya.”

Senada dengan SN selaku guru SDIT Insan Utama yang mengungkapkan bahwa;

“... karena kurikulum kita kan kurikulum IT (Islam Terpadu). Maksud dari Islam Terpadu adalah memadukan aqidah Islam dengan materi- materi pembelajaran di sekolah. Jadi selain kita belajar materi secara umum, disini kita juga ada pembiasaan untuk belajar tentang agama terutama ibadah baik itu secara teori maupun praktik.” (W/SN/12/4/2016)

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, di ketahui bahwa SDIT Insan Utama memadukan kurikulum Dinas dengan kurikulum JSIT yang dalam pelaksanaannya terdapat unsur pendalaman agama, khususnya dalam hal pembiasaan praktik beribadah.

Pelaksanaan full day school di SDIT Insan Utama memiliki beberapa tujuan, diantaranya yaitu untuk membentuk karakter anak yang berkualitas secara akademik juga spiritualnya. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Kepala sekolah berikut ini:

“Kita ingin membentuk anak didik yang berakhlak baik, sehingga nantinya saat mereka ada di masyarakat dapat menjadi power untuk kebaikan. Sama seperti misi dari sekolah, yaitu membentuk generasi muda yang unggul, takwa, dan mandiri. Kalau unggulnya itu kan dalam ibadahnya juga ya. Kalau mandiri itu anak akan lebih siap, jadi dimanapun dia

68

berada tidak harus bergantung pada orang lain dan bisa meningkatkan rasa suportif anak.” (W/1/4/2016)

Hal tersebut didukung oleh SN dan IS yang mengatakan bahwa:

“..selain kita belajar materi secara umum, disini kita juga ada pembiasaan untuk belajar tentang agama terutama ibadah baik itu secara teori maupun praktik.” (W/SN/12/4/2016)

“Jadi, gak cuma pendidikan sekolah umum mbak. Di sekolah ini juga ada hafalan dan bacaan Al- Qur‟an. Ibadahnya kan bagus to.” (W/IS/8/4/2016)

Berbeda halnya dengan pendapat di atas, WA yang merupakan salah satu guru SDIT Insan Utama mengungkapkan bahwa;

“Siswa dibiasakan untuk belajar dari pagi sampai sore hari sehingga dapat terbiasa dengan jenjang waktu yang lebih tinggi pada jenjang pendidikan selanjutnya, contohnya siswa sudah terbiasa sejak SD jadi tidak kaget pas masuk ke SMP yang pulangnya jam 13.00, jam 14.00 atau jam 15.00 gitu. Untuk ke depannya kalau siswa nanti bekerja sampai sore, kan sejak kecil mereka sudah terbiasa berangkat pagi dan pulang sore.” (W/WA/13/4/2016)

Dari hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan full day school SDIT Insan Utama memiliki tujuan untuk membentuk karakter anak yang berkualitas dalam hal akademik serta ibadahnya. Selain itu full day school juga dapat bertujuan untuk membiasakan anak sejak dini untuk belajar atau beraktivitas dari pagi sampai sore hari. Apabila anak dihadapkan pada kondisi yang sama pada masa mendatang, misalnya sekolah di SMP atau SMA yang memiliki jam belajar panjang, maka anak tersebut akan lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan sekolah barunya.

69

Selain memiliki tujuan, program full day school juga memberikan manfaat bagi siswa maupun wali murid di sekolah. Manfaat bagi siswa diantaranya menjadikan anak lebih baik dari sisi akademik sekaligus agamanya. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Kepala sekolah sebagai berikut:

“Jadi, kesuksesan anak itu sepanjang anak yang pernah masuk ke sekolah ini itu bukan hanya nilai yang baik, tapi akhlak yang baik pula. Biasanya nilai dan akhlak itu kan berbanding lurus, kalau anak mendapat nilai yang baik pasti akhlaknya juga baik. Sebaliknya jika nilainya cenderung jelek kemungkinan akhlaknya juga menurun.”

Senada dengan IU selaku wali murid SDIT Insan Utama yang mengungkapkan bahwa;

“Jadi kalau di SD yang ada unsur pendidikan agamanya, kita harapkan anak itu bukan hanya pintar dari sisi akademik, tetapi juga unsur kekuatan akidahnya secara alami itu bisa terbentuk.” (W/IU/12/4/2016)

Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber, diperoleh hasil lainnya bahwa manfaat program full day school bagi siswa cenderung lebih kepada hal- hal yang sifatnya keagamaan. Siswa full day school mengamalkan ajaran- ajaran agama dalam kehidupan sehari- hari di sekolah maupun di rumah, seperti melaksanakan sholat fardu secara berjamaah, menjalankan ibadah sunnah seperti puasa Senin Kamis, serta menghafalkan ayat- ayat suci Al- Quran secara kelompok maupun individu.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh WA selaku pendidik di SDIT Insan Utama sebagai berikut:

70

“Siswa memiliki hafalan yang lebih daripada SD yang lain, siswa disini juga dapat membaca Al-Quran dengan lebih baik daripada SD biasa karena waktu belajar dan waktu latihannya lebih banyak.” (W/WA/13/4/2016)

Hal tersebut dipertegas oleh beberapa wali murid yang mengatakan bahwa;

“Disana itu hafalan, bacaan Al- Qur‟an nya terus ibadahnya kan bagus tho...kayak yang sekarang kelas VI itu puasa Senin Kamis sudah, sholat tahajud sudah...sholat lail, ngaji terus hafalan juga mbak.”(W/IS/8/4/2016)

“Kalau dari pembiasaan di sekolah mungkin bisa menimbulkan dampak yang baik untuk ibadah anak, misalnya shalat tepat waktu dan hafal ayat- ayat suci Al- Quran.”(W/SR/13/4/2016)

Program full day school SDIT Insan Utama juga memiliki manfaat lain seperti melindungi peserta didik dari pengaruh negatif perkembangan teknologi komunikasi serta pergaulan atau lingkungan sekitar yang tidak mendidik. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Kepala sekolah (PS), Ketua Komite Sekolah (MS) serta salah satu wali murid SDIT Insan Utama (SR) sebagai berikut:

“Dengan adanya full day school ini kan, anak- anak menjadi lebih terawat dibandingkan dengan anak- anak yang tidak ikut full day. Karena di rumah itu kan pasti ada TV, yang mana TV jaman sekarang itu kan tidak mendidik. Misalnya anak- anak yang tidak ikut full day itu lebih leluasa untuk melihat tontonan- tontonan yang sifatnya menyimpang. Selain itu, kalau anak yang tidak ikut full day kan dirumah sepertinya lebih bebas, begitu dia pulang sekolah kan tidak ada yang

mengawasi.” (W/PS/1/4/2016)

“Ketika anak di full day kan otomatis waktu untuk dia bisa menonton TV juga berkurang dan dia bisa terbiasa untuk tidak

71

sering menonton TV gitu. Jadi, anak bisa menghabiskan banyak waktu untuk kegiatan positif.”(W/MS/13/4/2016)

“...karena lingkungan rumah saya memang seperti itu. Dalam artian gini, anak- anak disana itu meh sekolah luweh ora sekolah yo luweh. Itulah yang membuat saya khawatir, jadi sepertinya memang lebih safety kalau sekolah di full

day.”(W/SR/13/4/2016)

Selain bermanfaat bagi murid, program full day school juga memberikan manfaat bagi orangtua siswa atau wali murid. Sebagaimana yang diungkapkan oleh H selaku guru di sekolah serta AN selaku wali murid sebagai berikut:

“...beberapa ada yang mungkin orangtuanya mendaftarkan anaknya kesini untuk istilahnya memperbaiki anak tersebut. Istilahe dibengkelke nang kene, ada yang dari keluarga broken home, ada juga yang orangtuanya sibuk atau terlalu sibuk jadi tidak sempat mengurus anaknya sampai sore.”(W/H/5/4/2016) “Saya itu kan bukan lulusan pesantren gitu, jadi kalau sekolah di SDIT itu harapannya bisa mendalami agama melalui pelajaran agama, pemberian materi, beserta hafalan ayat-ayat juga.”(W/AN/9/4/2016)

Berdasarkan hasil wawancara di atas diketahui bahwa pelaksanaan full day school memiliki manfaat bagi siswa maupun wali murid. Program full day school berdampak positif bagi prestasi siswa secara akademis maupun spiritual. Namun dampak positif yang lebih menonjol ada pada prestasi siswa secara spiritual. Full day school dapat pula berperan melindungi siswa dari kemungkinan dampak negatif lingkungan sekitar. Selain itu, full

72

day school juga bermanfaat bagi wali murid, dalam hal mendidik anak, khususnya pendidikan keagamaan di sekolah.

b. Penerapan Program Full Day School SDIT Insan Utama

Berdasarkan hasil observasi serta dokumentasi peneliti, diketahui SDIT Insan Utama Bantul menerapkan full day school mulai pukul 07.00 hingga pukul 15.30 WIB atau lebih tepatnya setelah sholat Ashar. Khusus untuk kelas bawah (Kelas I, II , III) kegiatan belajarnya selesai lebih cepat daripada kelas atas (Kelas IV, V, VI) yaitu pukul 14.30 WIB. Contoh jadwal pelajaran kelas atas dan kelas bawah SDIT Insan Utama tahun ajaran 2015/2016 dapat dilihat pada lampiran. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan dan subyek penelitian, diperoleh hasil bahwa dalam program full day school SDIT Insan Utama terdapat beberapa program/ kegiatan unggulan, antara lain sebagai berikut :

1) UMMI

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala sekolah, diketahui bahwa UMMI adalah metode baru yang digunakan oleh sekolah ini. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Kepala sekolah sebagai berikut :

“UMMI merupakan salah satu program sekolah ini. Dulu sekolah kita pakai QIROATI terus sekarang pakai UMMI. Ada sekolah yang menggunakan QIROATI, ada yang menggunakan UMMI, ada juga yang menggunakan metodenya sendiri. Jadi, metode yang diterapkan masing- masing sekolah JSIT itu tidak sama. Tapi tujuan dari semua metode itu sama saja, yaitu bagaimana cara membaca Al- Quran dengan fasih dan benar.” (W/1/4/2016)

73

Salah satu pendidik di SDIT Insan Utama (WA) mengatakan bahwa;

“UMMI itu cara belajar membaca Al-Quran. Kalau UMMI

itu metode membaca Al-Quran, biasanya kan pakai IQRO, nah kalau disini menggunakan metode yang disebut UMMI. Saya juga mengajar UMMI disini, para pengajar UMMI cukup banyak, mbak. Pengajar UMMI itu ada yang masih mahasiswa, ada juga dari walimurid di sini.”(W/WA/13/4/2016)

Senada dengan yang diungkapkan oleh beberapa walimurid sebagai berikut :

“Kalau kita dirumah kita belajar ngaji pakai Iqro kalau di sekolah pakai UMMI. Prinsipnya sama kok, belajar ngajinya sama.” (W/IS/8/4/2016)

“UMMI kayak Iqro itu lho dan ada hafalannya juga.” (W/IU/12/4/2016)

“Di sekolah itu diajarkan dasar- dasar membaca Al- Quran, mbak. Nanti setiap hari apa gitu, di sekolah itu ada semacam tes untuk naik ke tingkat selanjutnya. Murid akan di tes oleh ustadzahnya, kira- kira sudah sejauh mana.” (W/AN/9/4/2016)

Kepala sekolah beserta para pengajar UMMI di SDIT Insan Utama mengungkapkan bahwa;

“UMMI itu dilakukan empat kali dalam seminggu, yaitu hari Senin sampai Kamis. Kegiatan UMMI dilakukan selama 2 jam pelajaran. Jadwal UMMI itu beda- beda, kalau yang pagi hari itu kelas I dan II jam 08.00, yang kelas IV itu siang jam 09.45, dan saya ngajar kelas VI itu siang jam 13.10 sampai jam 13.30. Dalam satu hari itu bisa kelas I dan II di awal pelajaran, kelas III dan IV di tengah pelajaran, kelas V dan VI di akhir pelajaran.”

74

Berdasarkan hasil wawancara yang diperkuat dengan hasil pengamatan peneliti, diperoleh hasil bahwa kegiatan UMMI dilaksanakan setiap hari Senin- Kamis selama dua jam pelajaran secara berkelompok sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Masing- masing kelompok tersebut di bimbing oleh seorang pengajar UMMI atau yang biasa disebut ustad/ ustadzah. Mayoritas pengajar UMMI di SDIT Insan Utama sudah bersertifikasi khusus sehingga sangat kompeten dalam pembelajaran UMMI di sekolah. Pengajar UMMI terdiri guru- guru di SDIT Insan Utama, walimurid SDIT Insan Utama, pengurus yayasan Insan Utama serta mahasiswa. (Obs/ 31 Maret-05 April 2016)

2) Mentoring

IU dan AN selaku walimurid SDIT Insan Utama mengatakan bahwa;

“Kalau hari Sabtu itu gak ada pelajaran, tetapi ada pelajaran tambahan untuk kelas VI. Kalau yang kelas bawah itu kan ada ekstra.” (W/IU/12/4/2016)

“Di Insan Utama itu ada yang namanya mentoring ya, jadi murid- murid itu dibuatkan kelompok terus nanti ditanya satu- satu tentang masalah atau kesulitan masing- masing nah nanti langsung dicarikan solusi untuk mereka gitu.” (W/AN/9/4/2016)

Berdasarkan hasil wawancara di atas serta didukung oleh hasil observasi peneliti, diketahui bahwa kegiatan mentoring ini dilaksanakan oleh kelas IV, V dan VI. Mentoring biasanya diisi

75

dengan tambahan pelajaran atau pengulangan materi- materi pelajaran yang belum dikuasai oleh siswa. Mentoring dilaksanakan pada hari Sabtu mulai pukul 11.00 WIB atau setelah kegiatan ekstrakurikuler. Khusus untuk kelas VI, mentoring dilakukan pada hari Sabtu pukul 08.00-09.30 WIB. Mentoring dilakukan secara berkelompok, satu kelompok bisa terdiri dari 8 sampai 10 anak. Kegiatan mentoring dibimbing oleh seorang mentor, yaitu guru wali kelas atau guru bidang studi di sekolah. Kegiatan mentoring juga dilakukan pada saat Mabit. (Obs/16 April 2016)

3) Konsultasi dengan Psikolog

Sekolah ini menyediakan sarana konsultasi dengan seorang psikolog yang datang setiap hari Selasa. Konsultasi dapat dilakukan oleh wali kelas maupun walimurid tergantung permintaan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh guru- guru SDIT Insan Utama sebagai berikut:

“Sekolah itu kerjasama dengan psikolog kayaknya bukan dari lembaga itu tetapi person. Dia punya lembaga cuma kerjanya person gitu, kan sudah kenal akrab dengan yayasan jadi lebih enak kalau secara person aja gitu. Kadang ada wali kelas atau walimurid yang ingin berkonsultasi dengan psikolog. Misalnya walimurid mengeluhkan perihal anak yang tidak konsen saat belajar dirumah atau anak yang sering murung di rumah dan lain- lainnya, tergantung requestgitu.” (W/H/5/4/2016)

“Sekolah itu kerjasama dengan psikolog yang datang tiap hari Selasa. Kalau konsultasi dengan psikolog itu biasanya tentang perkembangan anak didik, bisa atau enggak dalam pembelajaran.” (W/WA/13/4/2016)

76

“Di sini ada psikolog yang datang tiap hari Selasa. Sebetulnya sama dengan bimbingan konseling cuma kita manggilnya psikolog gitu. Psikolognya itu bukan dari instansi pendidikan, tetapi beliau buka praktik sendiri.” (W/SN/12/4/2016)

Namun, beberapa walimurid mengungkapkan bahwa yang paling sering berkonsultasi dengan psikolog yaitu guru wali kelas. Sebagaimana yang diungkapkan oleh SR selaku walimurid bahwa;

“...di sekolah itu ada psikolog. Jadi kalau orangtua butuh, tetapi mungkin hanya untuk walimurid yang benar- benar butuh ya. Karena selama ini yang lebih sering pakai psikolog itu wali kelas.”(W/SR/13/4/2016)

Selain itu, psikolog seringkali menangani siswa- siswi yang memiliki prestasi rendah saja. Sebagaimana yang diungkapkan oleh IU selaku walimurid bahwa;

“Saya sih belum pernah konsultasi sama psikolog, karena alhamdulillah anak saya itu nggak terlalu problem. Biasanya itu yang suka rajin konsultasi dengan psikolog adalah anak- anak yang prestasinya rendah.” (W/IU/12/4/2016)

Berdasarkan hasil wawancara di atas, diketahui bahwa sekolah bekerja sama dengan seorang psikolog pendidikan. Sekolah memfasilitasi para guru maupun walimurid untuk melakukan konsultasi dengan psikolog terkait perkembangan anak maupun pendidikan anak di sekolah. Kegitan konsultasi dengan psikolog dilakukan setiap hari Selasa dan yang paling sering melakukan konsultasi yaitu guru- guru wali kelas yang memiliki permasalahan tentang murid di kelasnya.

77 4) Home Visit

SN dan WA selaku pendidik di SDIT Insan Utama mengungkapkan bahwa;

“Misalkan ada anak yang sikapnya kurang baik, nanti kita kunjungi rumahnya. Kita mau lihat kondisi di rumahnya seperti apa, kadang kan sikap anak terbawa dari rumah...Itu kan program sekolah yang namanya Home Visit. Pokoknya kita mendatangi rumah anak- anak yang bermasalah bukan hanya secara psikologis saja tetapi secara akademisnya juga, lalu kita datangi rumahnya kita cari letak permasalahannya dan terakhir cari solusinya. Kadang juga kita kunjungi rumah anak yang sakit berkepanjangan gitu.” (W/SN/12/4/2106)

“Di sini ada home visit Senin-Jumat, misalnya kalau orangtua gak mungkin datang, kita yang datang ke rumah

siswa untuk melihat perkembangan anak.”

(W/WA/13/4/2016)

Hal tersebut di dukung oleh pernyataan AN selaku walimurid yang mengatakan bahwa;

“Iya, gurunya Icha pernah ke rumah, kalau nggak salah sudah dua kali itu. Pertama itu dulu pas kenalan, terus yang kedua itu pas nganter hasil Tryout.” (W/AN/9/4/2016)

Berdasarkan hasil wawancara di atas, diketahui bahwa sekolah memiliki program Home Visit, yaitu kegiatan dimana guru wali kelas datang atau berkunjung ke rumah- rumah siswa dengan tujuan untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang dialami oleh siswa tersebut atau sekedar melihat perkembangan kondisi anak didik di rumah.

78 5) ACIBU (Aku Cinta Buku)

Sekolah ini ingin memperkenalkan anak didik dengan buku sejak dini. Anak- anak diberikan kesempatan untuk bisa membaca buku di perpustaaan daerah atau membeli buku kesukaan mereka di toko buku. Sebagaimana yang diungkapkan oleh guru- guru SDIT Insan Utama sebagai berikut:

“Ada kegiatan Acibu yang merupakan kegiatan untuk siswa kelas bawah. Biasanya kita pergi mengunjungi perpustakaan atau membeli buku.” (W/WA/13/4/2016)

“Kemarin itu ada kegiatan Acibu, singkatan dari Aku Cinta Buku yang merupakan kegiatan dari perpustakaan. Anak- anak akan di suruh membawa uang dengan jumlah yang sudah ditentukan.” (W/SN/12/4/2016)

Berdasarkan hasil wawancara di atas, diketahui bahwa ACIBU hanya dilaksanakan oleh murid-murid kelas bawah (Kelas I,II, dan III). Kegiatan ACIBU ini merupakan hasil kerjasama sekolah dengan pihak perpustakaan daerah. Siswa siswi yang mengikuti kegiatan ACIBU tidak hanya dapat membaca buku di perpustakaan, tetapi juga bisa membeli buku yang mereka suka di toko buku.

6) Kunjungan Edukasi

SDIT Insan Utama memiliki kegiatan penunjang pembelajaran di sekolah yang dilaksanakan di luar sekolah, seperti kunjungan edukasi. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Kepala sekolah sebagai berikut:

79

“Kunjungan edukasi itu dilakukan mulai dari kelas I-V. Lokasi kunjungan edukasi berbeda- beda disesuaikan dengan tingkatan kelasnya, misalnya kelas 1 dan 2 itu ke perpustakaan, nanti yang kelas 3 itu ke seni kerajinan dan batik, nanti yang kelas 4, 5,6 beda lagi. Pemilihan lokasinya itu sudah diarahkan oleh wali kelas masing- masing sesuai perkembangan anak dan materi yang diajarkan di kelas. Jadi, programnya kunjungan edukasi ini dirancang sendiri oleh wali kelas.” (W/1/4/2016)

Senada dengan WA selaku guru wali kelas yang mengatakan bahwa;

“Oh ada kunjungan edukasi. Kita pernah kunjungan ke sentra batik, tempat pembuatan bakpia, tempat pembuatan handicraft, tempat cinderamata dari batok, tempat pengolahan sampah, dan rumah belajar moderen MOTHO di Bantul.” (W/WA/13/4/2016)

Berdasarkan hasil wawancara di atas, diketahui bahwa kunjungan edukasi merupakan kegiatan yang dilaksanakan di luar sekolah dengan tujuan untuk mengedukasi peserta didik sesuai dengan tingkatan kelasnya. Sehingga lokasi kunjungan edukasi kelas I sampai kelas V itu berbeda- beda.

7) Outbond

Selain kunjungan edukasi, SDIT Insan Utama juga memiliki kegiatan penunjang lain yaitu outbond. Sebagaimana yang diungkapkan oleh WA selaku guru di sekolah dan IS selaku walimurid kelas VI sebagai berikut:

“Kegiatan anak- anak disini selain belajar itu ada outbond, ada ACIBU (Aku Cinta Buku), ada kemah juga. Outbond itu untuk semua kelas tetapi waktunya beda-beda.” (W/WA/13/4/2016)

80

“Anakku itu outbond nya di deket- deket sekitaran daerah sini. Udah ke banyak tempat sih, aku nggak hafal mbak. Pernah ke goa cemara di Bantul. Kalau ada outbond, kunjungan atau apa itu kan kita sudah nggak ada biaya lagi. Sudah lepas kita segitu.” (W/IS/8/4/2016)

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti serta hasil dokumentasi, diketahui pula bahwa sekolah ini memiliki alat- alat outbond milik sendiri yang lengkap. Kegiatan outbond yang dilaksanakan sekolah ini dirancang dan di organisir sendiri oleh guru dan karyawan sekolah. Hal tersebut dapat dilihat pada laporanprogramOutbond Kelas 1 TA 2015/2016 yang terlampir.

Dokumen terkait