• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelolaan tanaman kelapa sawit harus memperhatikan dua hal penting untuk tercapainya produktivitas yang tinggi yaitu persiapan potensi tanaman dan pemungutan hasil (panen). Persiapan potensi meliputi jenis benih, pembukaan lahan, pembibitan, lubang tanam, penanaman, pemeliharaan, dan sarana angkutan buah. Khusus di areal gambut perlu dilakukan pembuatan kanal dan parit selain untuk drainase juga sebagai sarana transportasi dan pengangkutan buah. Kegiatan panen tanaman kelapa sawit bertujuan untuk menjaga kelestarian pertanaman dengan memungut hasil berupa TBS dan brondolan yang bernilai ekonomis tinggi. Sistem panen yang dilaksanakan di Mandah Estate dikenal dengan Block Harvesting System.

Aspek Teknis

Kegiatan teknis yang dilakukan penulis selama magang di Mandah Estate adalah sebagai KHL selama 2 bulan, yang dalam pelaksanaannya penulis bekerja sebagai KHL yang sebenarnya di lapangan. Pelaksanaan kegiatan teknis sebagai KHL dilakukan dengan mengikuti kegiatan mulai dari di pembibitan, pembuatan lubang tanam, penanaman bibit di lapangan, pemeliharaan tanaman, pemanenan, dan pengangkutan buah dari TPH sampai PKS.

Kegiatan dimulai dengan mengikuti apel karyawan lapangan, dimulai pukul 06.00-06.30 WIB yang dipimpin masing-masing mandor. Pada saat apel karyawan, para mandor bertugas mengabsen karyawan, memberikan pengarahan jika ada pengalihan kegiatan, membagi hanca, dan volume pekerjaan. Pelaksanaan di lapangan dimulai pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 14.00 WIB, istirahat pada pukul 11.30 - 12.30 WIB.

Pemeliharaan Bibit di Main Nursery

Areal pembibitan di Mandah Estate teletak di divisi IV, blok V-23. Kegiatan pemeliharaan bibit umumnya di tanah mineral dan tanah gambut secara teknis sama, perbedaannya hanya terletak pada media penanaman, jenis pupuk yang digunakan, serta organisme pengganggu tanaman. Tindakan pemeliharaan

bibit di main nursery meliputi : (1) sanitasi bedengan, (2) penyiraman, (3) pengendalian hama dan penyakit, dan (4) pemupukan.

Penyiraman. Penyiraman bibit dilakukan jika curah hujan yang turun tidak mencapai 8 mm/hari. Penyiraman dilakukan dua kali sehari, yaitu pada pagi hari pukul 06.00-11.00 WIB dan petang hari mulai pukul 15.00-17.00 WIB. Instalasi penyiraman menggunakan sistem sprinkler. Penyiraman bibit dengan sprinkler

didukung mesin water pump sebagai alat penyedot air. Satu unit sprinkler

mempunyai radius penyiraman ± 7 m sehingga dapat menyiram 175 bibit. Intensitas penyiraman yang tinggi di tanah gambut disebabkan porositas tanah yang tinggi. Pengaturan jarak tanam dilakukan dengan memperhitungkan jumlah bibit, luas areal dan jaringan pipa untuk instalasi penyiraman.

Pemeliharaan Tanaman

Pemeliharaan tanaman merupakan kegiatan yang penting dalam kegiatan pengelolaan perkebunan kelapa sawit. Kegiatan pemeliharaan meliputi pemeliharaan gawangan dan piringan, pemupukan, penunasan, pemeliharaan sarana transportasi (kanal), pengendalian gulma, dan pengendalian hama dan penyakit.

Pengendalian Gulma di Piringan, Jalan Lorong, dan Jalan Kontrol

Gulma yang dominan di perkebunan kelapa sawit pada lahan gambut adalah Nephrolepis biserata, Paspalum conjugatum, Melastoma malabathricum, Borreria alata, dan Mikania micrantha. Piringan berfungsi sebagai tempat menyebarkan pupuk dan tempat jatuhnya brondolan. Pemeliharaan berupa pengendalian gulma piringan pokok dilakukan secara manual dan menggunakan bahan kimia.

Pemeliharaan piringan secara manual dilakukan dengan membersihan piringan di sekitar pokok tanaman kelapa sawit dari gulma. Lebar piringan untuk tanaman baru 1 meter dari batang, TBM lebar piringan 1-1.5 meter dari batang, lebar piringan untuk tanaman menghasilkan 1,5 – 2 meter dari batang. Kegiatan ini bertujuan untuk memudahkan perawatan tanaman kelapa sawit seperti pemupukan, pemanenan, pengendalian hama dan penyakit, serta memudahkan

pengawasan. Alat yang digunakan untuk kegiatan pemeliharaan piringan secara manual berupa parang dan garu.

Pembersihan gulma di piringan dilakukan dengan cara membabat, menggaru, dan menarik gulma ke arah luar. Gulma yang dibersihkan harus rata dengan permukaan tanah dan piringan harus bersih. Penyiangan piringan dilakukan dengan sistem hanca giring yang dilakukan oleh karyawan harian. Setiap orang ditargetkan dapat menyelesaikan satu baris tanaman atau sekitar 51 – 52 tanaman per hari kerja. Norma kerja SKU harian 0.37 ha/HK, sedangkan prestasi penulis adalah 0.185 ha/HK.

Pada kenyataan di lapangan sering ditemui piringan yang tidak bersih, lebar piringan yang terlalu kecil, dan pelepah yang dipotong tidak diletakkan di gawangan mati. Hal ini mengakibatkan karyawan yang lain sering terjatuh karena menginjak pelepah di piringan. Selain itu kondisi ini juga disebabkan rotasi yang terlambat sehingga gulma yang tumbuh terlalu tinggi dan rapat sangat menyulitkan karyawan untuk bekerja secara baik dan optimal.

Pemeliharaan piringan secara kimiawi pada prinsipnya sama dengan cara manual yaitu membersihkan gulma dari piringan tanaman pokok. Penyemprotan herbisida dilakukan setelah dilakukan pemeliharaan secara manual. Herbisida yang digunakan adalah Gramoxone dengan bahan aktif paraquat yang bersifat kontak dan Ally 20 WDG dengan bahan aktif metsulfuron methyl yang bersifat sistemik. Herbisida Gramoxone menggunakan konsentrasi 0.35 %, sedangkan herbisida Ally 20 WDG menggunakan konsentrasi 1 g/4 liter air atau 0.00025%. Dosis yang digunakan 250-300 ml/ha untuk Gramoxone, sedangkan untuk Ally

menggunakan dosis 20-25 g/ha. Penyemprotan dilakukan dengan menggunakan

knapsack RB dengan nozzel merah. Satu tangki knapsack kapasitas 15 liter dapat menyemprot 26 tanaman. Rotasi pemeliharaan piringan adalah 3 kali setahun. Norma kerja SKU harian 2.56 ha/HK, sedangkan prestasi penulis 1.295 ha/HK. Tim semprot sering mengalami masalah angkutan kerja ketika melakukan penyemprotan di divisi lain. Lokasi kerja yang jauh dan lama waktu yang membuat karyawan tidak bekerja optimal di lapangan. Sering ditemui hasil semprotan yang tidak seragam dan gulma yang tidak mati, terutama di jalur

kontrol. Hal ini karena penyemprotan dimulai dari tepi kanal sehingga pada saat mencapai jalur kontrol larutan herbisida sudah habis. Selain itu mandor tidak dapat mengawasi tim semprot secara baik, karena harus mengawasi pencampuran herbisida.

Pengendalian Hama

Pengendalian hama pada hakikatnya mengendalikan populasi hama agar tidak melewati batas kritis keseimbangan alam sehingga tidak merugikan secara ekonomi. Hama yang sering mengganggu tanaman kelapa sawit untuk TM di Mandah Estate adalah rayap, ulat api, dan kumbang tanduk.

Rayap (Captotermes sp.) menyerang mulai dari pembibitan, tanaman belum menghasilkan (TBM), dan tanaman menghasilkan (TM). Areal yang rawan terhadap serangan rayap adalah areal bukaan baru terutama areal tanah gambut. Tanah gambut berasal dari pelapukan-pelapukan bahan organik yang berpotensi sebagai sarang dan tempat berkembangbiak rayap.

Rayap merusak dengan cara menyerang titik tumbuh (umbut) yang mengakibatkan pelepah menjadi kering dan bunga betina tidak menjadi tandan sehingga menyebabkan kematian. Tanaman yang terserang mempunyai ciri-ciri pada permukaan batang pohon terdapat lorong-lorong dari tanah mengarah ke titik tumbuh. Dampak dan gejala serangan rayap dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Serangan Rayap pada TBM dan TM

Monitoring terhadap tanaman yang terkena serangan rayap dilakukan oleh tim hama dan penyakit (HP) setiap bulan. Sebelum dilakukan pengendalian, tim

HP melakukan sensus terlebih dahulu. Penyensusan dilakukan dengan memeriksa semua tanaman kelapa sawit. Norma kerja sensus HP 16 lorong atau 11.84 ha/HK, sedangkan prestasi penulis 11.84 ha/HK. Daftar skor dan klasifikasi serangan dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Daftar Skor dan Klasifikasi Serangan

Skor Klasifikasi Keterangan

1 Tanaman sehat 2 Serangan rayap ringan 3 Serangan rayap berat 4 Mati karena rayap 5 Tanaman sisipan

6 Mati sebab lain Terkena petir 7 Tanaman doyong

8 Tanaman kosong 9 Tanaman defisiensi Cu

Sumber : Kantor Besar Mandah

Pengendalian rayap pada serangan ringan menggunakan insektisida Regent

50 SC dengan bahan aktif fipronil 50 g/l. Konsentrasi yang digunakan 2 ml/l. Satu knapsack sprayer yang berisi 15 liter digunakan untuk menyemprot

satu pohon yang terserang dan 6 pohon di sekitarnya sebagai isolasi.

Serangan ulat api paling banyak menyerang tanaman kelapa sawit di Mandah Estate adalah Setora nitens dan Thosea asigna More. Pengendalian hama ini dilakukan dengan cara penyemprotan menggunakan insektisida Decis 25 EC dengan bahan aktif Delatametrin 50 g/l. Alat yang digunakan adalah mist blower dan knapsack RB 15 liter.

Sensus hama penyakit dilakukan dengan arah Barat menuju Selatan dengan menentukan titk sensus (TS) yang dikelilingi oleh pokok sensus (PS) yang berjumlah 6 pokok. Titik sensus berfungsi untuk sensus ulat api, sensus produksi dan pengambilan LSU. Titik sensus ditentukan dengan cara :

1. Menentukan arah Barat – Selatan, penentuan pokok TS dengan cara mengambil baris ketiga dari arah Barat.

2. Pengambilan TS dihitung mulai dari baris ketiga ke arah Barat pokok ketiga dari sebelah Barat.

Pemupukan

Tanah gambut di Mandah Estate termasuk gambut ombrogen karena terbentuk dari curah hujan yang airnya tergenang. Hara yang ada di tanah gambut menjadi tidak tersedia bagi tanaman karena dipengaruhi pH yang rendah dan kelat. Kelat adalah senyawa organik yang berkombinasi dengan dan melindungi kation logam Fe, Mn, Zn, dan Cu membentuk suatu struktur lingkaran. Hal ini menyebabkan logam yang diikat kehilangan sifat ionnya sehingga tidak tersedia bagi tanaman. Defisiensi unsur kalium dan kekurangan unsur mikro paling sering terjadi di lahan gambut, sehingga memerlukan teknik pemupukan yang berbeda dengan tanah mineral.

Rekomendasi pemupukan. Rekomendasi jenis, dosis, dan waktu pemupukan dilakukan berdasarkan anjuran dari lembaga riset perusahaan, yaitu PT. Guthrie Reseach Chemara, Malaysia. Pengambilan sampel daun dilakukan satu tahun sekali pada bulan Januari. Rekomendasi pemupukan TM di Mandah Estate dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Rekomendasi Pemupukan (kg/ha) di Mandah Estate Tahun 2005 Dvs Thn tnm Smstr Urea RP MOP HGfB CuSO4 ZnSO4 FeSO4 I 1996 1 170 87.5 407.9 9.1 20.4 20.4 2 170 272 20.4 20.4 1997 1 173.7 417 20.8 20.8 2 173.7 278 20.8 20.8 II 1997 1 168.8 405.2 20.3 20.3 2 168.8 270.1 20.3 20.3 1998 1 171.8 28.6 412.5 20.6 20.6 2 171.8 274.9 20.6 20.6 1999 1 170.1 408.2 20.4 20.4 2 170.1 136.1 272.2 20.4 20.4 III 1998 1 173.5 138.8 416.3 20.8 20.8 2 173.5 277.5 20.8 20.8 1999 1 168.2 105.7 403.8 1.8 20.2 20.2 2 168.2 269.2 20.2 20.2 IV 2000 1 191.9 153.5 460.6 4.3 23.1 23.1 2 191.9 307.1 23.1 23.1 2004 1 172.7 575.6 287.8 43.2 172.7 2 230.2 431.7 115.1 57.7 V 2000 1 148.6 118.9 356.7 8.1 17.8 17.2 2 148.6 237.8 17.8 17.2 2004 1 86.1 286.7 143.4 21.5 28.7 2 114.7 215.1 86.1 57.3 Total 3576.9 1631 7324 78.9 627.6 540 86.4

Pemupukan yang telah direkomendasikan bertujuan agar ketersediaan hara untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman tercukupi secara tepat dan juga untuk efisiensi biaya kebun. Rekomendasi pemupukan ditetapkan menurut umur tanaman dan status hara daun dan tanah setiap blok tanaman kelapa sawit.

Teknik dan waktu pengaplikasian pupuk. Untuk mengoptimalkan penyerapan pupuk teknik pemupukan yang diterapkan di Mandah Estate ada empat cara yaitu : (1) pupuk sebar (2) pupuk tugal (3) injeksi batang dan, (4) infus akar.

Pemupukan sebar adalah kegiatan pemupukan dengan menyebarkan pupuk secara merata di piringan dengan jarak 1.5-2 meter untuk TM. Pupuk yang digunakan dengan teknik sebar yaitu : Urea, RP/SP-36, dan MOP/KCl. Penaburan pupuk dilakukan dengan menyelesaikan setengah blok terlebih dahulu dan setengahnya lagi dipupuk pada hari berikutnya. Pemupukan dimulai dari tepi kanal sampai pasar tengah/jalan kontrol (26 pohon). Norma kerja SKU 156 pokok/HK, sedangkan penulis 78 pokok/HK.

Pemupukan tugal menggunakan pupuk mikro yaitu : pupuk ZnS04,HGFB. Pemupukan dilakukan mulai dari tepi kanal sampai kanal berikutnya. Dosis yang digunakan 50 g/pkk, dengan membuat dua lubang setiap pokok. Prestasi kerja SKU 156 pokok/HK. Pemberian pupuk dengan menggunakan penugalan kurang efektif, karena mandor kurang mengawasi anggotanya, pupuk yang telah ditugal ditimbun dengan tanah, sehingga sulit untuk mengawasi pohon yang sudah ditugal atau belum. Norma kerja pupuk tugal adalah 2.2 ha/HK.

Injeksi batang adalah pemupukan dengan melubangi pohon menggunakan bor dan mengisi larutan pupuk di dalamnya setelah itu ditutupi dengan gabus. Penutupan lubang berfungsi untuk mencegah berkembangnya cendawan diakibatkasn kondisi lubang yang lembab. Norma kerja injeksi batang 204 pohon/HK, sedangkan prestasi kerja penulis 52 pohon/HK.

Infus akar adalah pemupukan dengan menggunakan larutan pupuk dan mengikatnya ke akar tanaman kelapa sawit. Pemupukan dengan menggunakan infus akar pada lahan gambut sangat efektif dan efisien dibandingkan dengan metode tugal untuk mengatasi defisiensi unsur mikro. Bahan yang digunakan untuk larutan yaitu pupuk CuSO4, ZnSO4, FeSO4, Azodrin (insektisida), dan

asam sitrat (sebagai katalisator). Hal-hal yang dilakukan pada saat pemasangan infus akar adalah (1) mencangkul tanah di sekitar pohon ± 30 cm, (2) mencari akar primer berwarna coklat, (3) memotong akar dengan gunting membentuk sudut 45°, (4) memasukkan akar ke dalam kantong plastik yang berisi larutan infus, dan (5) diikat kantong plastik dengan tali

Waktu penginfusan dimulai pukul 07.00 – 14.00 WIB, dimulai dari tepi kanal sampai kanal berikutnya dengan prestasi kerja 52 pokok/HK. Prestasi kerja penulis 24 pokok/HK. Akar yang telah diinfus dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Infus Akar

Masalah-masalah yang dihadapi penginfusan adalah :

1.Sulitnya mendapatkan akar yang dapat digunakan untuk infus. 2.Rendahnya tingkat pengetahuan pekerja

Penunasan

Sistem penunasan yang dilakukan di Mandah Estate yaitu “system progressive pruning”. Penunasan progresif dilakukan terus menerus sepanjang tahun yang dilakukan pemanen pada saat memanen buah. Pelepah yang ditunas adalah pelepah yang menyangga buah matang dan pelepah yang tidak berfungsi lagi (kering). Norma kerja penunasan sudah terintegrasi dengan norma panen 3 ha/HK.

Rotasi penunasan di Mandah Estate dilaksanakan 9 bulan sekali yang dilakukan pada sore hari setelah pemanenan. Pelepah dipotong serapat mungkin dengan batang berbentuk tapak kuda yang mempunyai kemiringan 15° - 30° ke dalam. Pelepah yang telah ditunas diletakkan di gawangan mati dengan posisi duri menghadap ke bawah.

Penanggulangan Kebakaran

Mandah Estate mengalami kebakaran mulai dari bulan Februari sampai Maret 2005. Kebakaran diduga karena masalah sosial yang timbul antara mandor dengan karyawan. Letak titik-titik api yang berbeda-beda dan terbatasnya alat pemadam kebakaran menyebabkan pihak kebun terlambat memadamkan api, sehingga api menjadi besar. Selama kebakaran perusahaan mengalami kerugian besar karena sebagian karyawan dialihkan dari kegiatan budidaya ke penanggulangan kebakaran. Penanggulangan kebakaran dilakukan oleh pihak kebun dengan berusaha memadamkan api dan pencegahan perluasan api. Areal kebun yang mengalami kebakaran dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Areal Kebun yang Mengalami Kebakaran

Pemadaman api dilakukan bila titik api belum terlalu luas pada petak yang terbakar. Pemadaman dilakukan dengan menyemprotkan air ke titik-titik api dari kanal-kanal di sekitar areal. Jika tidak ada air tersedia di kanal, maka pihak kebun membuat sumur-sumur sebagai sumber air untuk pemadaman. Pemadaman dilakukan sampai api dari titik api padam, karena dikhawatirkan sisa-sisa bara api akan menyala kembali.

Pencegahan perluasan api dilakukan bila titik api di petak yang terbakar belum terlalu luas sehingga api masih mungkin dipadamkan. Pencegahan dilakukan dengan pembuatan parit sebagai sekat bakar, pembasahan areal di sekeliling lokasi kebakaran, dan balas bakar. Pembuatan parit dan pembasahan areal sekeliling petak bertujuan untuk mengisolasi jalannya api. Balas bakar dilakukan dengan membakar bagian pinggir petak yang terbakar dengan tujuan mencegah api sampai ke pinggir petak yang memungkinkan loncatan bunga api ke petak lain. Teknik isolasi api dengan pembuatan parit tersier dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Pembuatan Parit Tersier

Pengelolaan Panen

Panen kelapa sawit merupakan pekerjaan memotong buah masak, mengumpulkan brondolan, dan mengangkutnya ke tempat pengumpulan hasil (TPH). Kegiatan panen merupakan kegiatan inti dari operasional kebun kelapa sawit. Panen bertujuan mendapatkan jumlah TBS yang tinggi, mendapatkan jumlah dan mutu kandungan minyak tinggi, asam lemak bebas (ALB) rendah, serta memelihara kondisi tanaman tetap baik.

Sistem Panen dan Rotasi Panen

Sistem panen yang digunakan di Mandah Estate adalah Block Harvesting Sistem (BHS). BHS merupakan perbaikan dari sistem hanca giring dan hanca tetap. Sistem kerja BHS yaitu, pemanen secara bersama-sama memanen di suatu

seksi panen (hamparan) dan pindah bersama-sama ke seksi lainnya. Luas hanca panen masing-masing pemanen 4 lorong (1 lorong 102 pohon) yang diatur sebelumnya oleh mandor panen. Rotasi panen yang dilaksanakan di Mandah Estate adalah 6/7 hari.

Kriteria Panen

Kriteria panen yang umum digunakan adalah berdasarkan derajat kematangan buah di pohon. Derajat kematangan buah dapat ditentukan berdasarkan warna buah dan buah yang membrondol. Derajat kematangan buah tersebut dikelompokkan dalam fraksi.

Fraksi-fraksi tersebut berhubungan dengan kadar minyak sawit dan kadar ALB yang menentukan kualitas dan kuantitas minyak. Buah sawit yang semakin matang memiliki kadar minyak lebih tinggi, tetapi kadar ALB nya juga meningkat. TBS yang paling baik dipanen adalah tandan yang mempunyai kadar minyak tinggi dengan kandungan ALB yang rendah. Tingkat kematangan dan kriteria panen di Mandah Estate dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Tingkat Kematangan Buah pada Tanaman Kelapa Sawit untuk Kriteria Panen

Jumlah Brondolan Tingkat Kematangan Buah tidak membrondol sama sekali, jumlah

brondolan lepas 0 % Mentah (Unripe) Buah sudah membrondol 0.5 < x > 2

butir/kg TBS

Kurang matang (Under ripe)

Buah sudah membrondol • 2.0 butir/kg

TBS Buah matang (Ripe)

Buah sudah membrondol 76 % < x • 90 %

dari TBS Lewat matang (Over ripe)

Buah sudah membrondol • 90 % Janjang kosong (Empty bunch)

Sumber :Pedoman Teknis Budidaya Tanaman Kelapa Sawit Minamas Plantation

Pelaksanaan Teknis Panen

Kegiatan panen dimulai pukul 06.30 WIB. Mandor panen akan melakukan absensi dan memberikan pengarahan kepada pemanen. Setiap pemanen membawa peralatan dan perlengkapan panen yang lengkap, setelah itu pemanen memasuki

hanca yang telah ditentukan untuk melaksanakan kegiatan pemanenan. Peralatan yang digunakan untuk kegiatan panen adalah dodos untuk memotong pelepah dan tandan, angkong untuk mengangkut TBS ke TPH, karung untuk tempat berondolan, gancu untuk memudahkan dan menurunkan buah dari angkong, serta batu asah untuk mengasah dodos

Pemanen memanen semua tandan buah yang telah memenuhi kriteria matang panen. Tangkai tandan buah dipotong sependek mungkin dan tidak mengenai tandan buah. Pelepah yang menghalangi pemanenan TBS dipotong sependek mungkin dan berbentuk tapal kuda. Pelepah yang dipotong dirumpuk di gawangan mati. Tandan buah yang telah dipotong diangkut dengan angkong (kereta sorong), semua brondolan dikutip bersih dan seluruhnya dibawa ke TPH. Gagang panjang dipotong sependek mungkin (< 2.5 cm) dan diberi nomor sesuai dengan nomor pemanen.

Pada umumnya aturan teknis panen telah dilaksanakan dengan baik namum terkadang masih juga ditemukan pelanggaran panen, baik sengaja ataupun tidak sengaja. Pelanggaran aturan teknis panen yang sering dilakukan pemanen yaitu masih banyak brondolan yang tidak dipungut dan dipungut tercampur dengan tanah.

Tenaga Panen

Kegiatan panen di Mandah Estate dilakukan 1-2 mandoran setiap divisi. Jumlah tenaga pemanen di kebun mandah 115 orang. Pemanen di Mandah Estate melakukan potong buah dan langsung mengutip brondolan, kecuali saat kerapatan panen tinggi pemanen dilengkapi dengan tenaga pengutip yang dibantu oleh keluarga pemanen untuk menambah premi panen. Norma kerja yang berlaku untuk pekerjaan panen yaitu 3 ha/HK.

Kerapatan Panen

Kerapatan panen adalah perkiraan pohon yang dapat dipanen dari seluruh pohon di dalam suatu areal/blok tertentu dengan mengambil sampel pohon secara acak. Tujuannya untuk menentukan jumlah tandan matang yang akan dipanen pada hari berikutnya dan memperkirakan jumlah pemanen.

Angkutan Buah

Pengangkutan mengalami hambatan pada musim kemarau karena permukaan air turun (dangkal), sehingga mesin out boat (OB) tidak dapat digunakan sehingga bargas ditarik manual dengan tenaga manusia. TBS dari TPH diangkut ke

collection point (CP) menggunakan bargas berkapasitas angkut 5 - 5.5 ton yang digerakkan mesin OB. TBS yang telah dibongkar di CP dimuat dalam pompong dengan kapasitas yang berbeda, mulai dari 7 - 13 ton menuju pabrik kelapa sawit. Pompong yang telah sampai di pabrik dibongkar dan dimasukkan ke dalam lori untuk ditimbang. Kegiatan pengangkutan TBS dari TPH ke dalam unit angkut buah dilakukan oleh tim langsir buah yang terdiri dari 3 - 5 orang dengan norma 2.5 ton/HK.

Sistem Pengawasan

Pengawasan panen di Mandah Estate dilakukan krani panen, mantri buah, mandor panen, mandor I dan asisten divisi. Pengawasan dilakukan dengan memeriksa hanca panen dan buah di TPH. Pengawasan bertujuan agar mutu hanca dan buah dapat terjaga.

Pemeriksaan hanca dilakukan setiap hari oleh mandor panen, sedangkan mantri buah memeriksa hanca satu kali pada setiap rotasi. Hanca panen yang diperiksa meliputi buah matang tidak dipanen, brondolan tidak dikutip, buah tinggal di pasar rintis, pelepah sengkleh dan rumpuk. Buah yang berada di TPH diperiksa oleh krani panen yang meliputi jumlah buah yang dipanen, buah mentah, buah mengkal, buah matang, buah busuk, gagang panjang. Mantri buah bertanggung jawab langsung kepada estate manajer. Pemeriksaan yang dilakukan mantri buah meliputi pemeriksaan mutu hanca, mutu buah dan persentase brondolan secara bergilir pada setiap divisi.

Sistem pengawasan di lapangan telah berlangsung cukup baik, hanya saja sebelum mantri buah datang ke hanca panen yang akan diperiksa, mandor panen telah mengetahuinya. Setelah itu mandor panen menginstruksikan kepada pemanen agar bekerja sesuai prosedur. Hal ini menyebabkan laporan yang dicatat kurang

objektif. Selain itu belum diterapkannya denda membuat pemanen tidak bekerja dengan baik.

Pemeriksaan yang dilakukan dapat meningkatkan mutu buah, mutu hanca, produksi dan dapat diketahui pemanen yang berprestasi dan malas. Pemanen yang berprestasi dapat dilihat dari mutu hanca dan besarnya premi potong buah yang diterimanya, sedangkan pemanen yang malas terlihat dari hanca yang tidak terjaga, dan kecilnya premi potong buah yang diterima. Kurang kerjasama antara mandor panen, mandor bendungan, dan krani di lapangan membuat pencatatan dan pengangkutan TBS sering tidak tepat waktu

Basis dan Premi Potong Buah

Block Harvesting System di Mandah Estate menerapkan basis borong. Basis borong adalah batas minimum TBS yang harus diperoleh oleh seorang pemanen dalam satu seksi panen untuk mendapatkan premi panen.

Dokumen terkait