• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelolaan Panen Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Mandah Estate, PT. Bhumireksa Nusa Sejati, Minamas Plantation, Indragiri Hilir, Riau

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengelolaan Panen Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Mandah Estate, PT. Bhumireksa Nusa Sejati, Minamas Plantation, Indragiri Hilir, Riau"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

PENGELOLAAN PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT

(

Elaeis guineensis

Jacq.) DI MANDAH ESTATE,

PT. BHUMIREKSA NUSA SEJATI, MINAMAS PLANTATION,

INDRAGIRI HILIR, RIAU

Oleh

GULAM MOHAMAD SHARON A 34102901

PROGRAM STUDI AGRONOMI

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

RINGKASAN

GULAM MOHAMAD SHARON. Pengelolaan Panen Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Di Mandah Estate, PT. Bhumireksa Nusasejati, Minamas Plantation, Indargiri Hilir, Riau (Di bawah bimbingan Prof. Dr. H. SUDIRMAN YAHYA, MSc).

Kegiatan magang bertujuan untuk memperoleh pengetahuan teknis, pengalaman lapangan, keterampilan kerja dan memperluas wawasan mahasiswa dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit. Secara khusus meningkatkan keterampilan dan pengetahuan di bidang pengelolaan panen tanaman kelapa sawit di tanah gambut, Mandah Estate, PT. Bhumireksa Nusasejati, Minamas Plantation.

Kegiatan magang ini dilaksanakan di perkebunan Kelapa Sawit di Mandah Estate, PT.Bhumireksa Nusa Sejati, Indargiri Hilir, Riau, mulai tanggal 7 Februari 2005 sampai dengan 7 Juni 2005. Kegiatan teknis yang dilakukan penulis selama magang di Mandah Estate adalah sebagai KHL selama 2 bulan, yang dalam pelaksanaannya penulis bekerja sebagai KHL yang sebenarnya di lapangan. Pelaksanaan kegiatan teknis sebagai KHL dilakukan dengan mengikuti kegiatan mulai dari di pembibitan, pembuatan lubang tanam, penanaman bibit di lapangan, pemeliharaan tanaman, pemanenan, dan pengangkutan buah dari TPH sampai PKS. Kegiatan manajerial yang dilakukan penulis dimulai dari Pendamping mandor, Mandor, dan Pendamping asisten yang bertugas mengontrol berbagai kegiatan yang ada dilapangan.

(3)

PENGELOLAAN PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT

(

Elaeis guineensis

Jacq.) DI MANDAH ESTATE,

PT. BHUMIREKSA NUSA SEJATI, MINAMAS PLANTATION,

INDRAGIRI HILIR, RIAU

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Oleh

Gulam Mohamad Sharon A34102901

PROGRAM STUDI AGRONOMI

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(4)

Judul : PENGELOLAAN PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI MANDAH ESTATE, PT. BHUMIREKSA NUSA SEJATI, MINAMAS PLANTATION, INDRAGIRI HILIR, RIAU

Nama : GULAM MOHAMAD SHARON NRP : A 34102901

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Prof. Dr. Ir. H. Sudirman Yahya, MSc. NIP 130 516 293

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Supiandi Sabiham, M. Agr. NIP 130 422 698

(5)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sintang, Kalimantan Barat pada tanggal 12 Mei 1982. Penulis merupakan anak ke dua dari empat bersaudara dari pasangan Bapak H. Ghulam Mortaza dan Ibu Uray Sukawaty.

Penulis lulus dari SD N 1 Sintang pada tahun 1994. Kemudian melanjutkan studi ke SLTP N 1 Sintang dan lulus pada tahun 1997, kemudian melanjutkan ke SMU N 1 Sintang dan lulus pada tahun 2000.

(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur dipanjatkan untuk Allah SWT, Tuhan yang menciptakan langit beserta isinya, sebab dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan kegiatan magang dan penulisan skripsi yang berjudul Pengelolaan Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Mandah Estate, PT. Bhumireksa Nusa Sejati, Minamas Plantation, Indragiri Hilir, Riau. Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada Rasulullah SAW, Keluarganya, para sahabat, dan pengikutnya hari akhir.

Skripsi merupakan tugas akhir akademik sebagai syarat untuk menyelesaikan studi program sarjana di Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi, penulis mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak, utnuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Abah (Mortaza) dan Emak (Sukawaty), datuk dan nenek tercinta (datu’ Abdurrahman dan nenek Djoujah), Kakak, Abang ipar tersayang, adikku (mbo’ Naiza, bang Iqbal, Ponam, Iqbal), om Budi, bu Mas, bu Marjan, special to my best friend forever ( fahmi and the big family)atas segala dukungan dan bantuan yang diberikan I Love you all, wish me make the dream come true, thank’s.

2. Prof. Dr. Ir. H. Sudirman Yahya, MSc selaku dosen Pembimbing skripsi, Dr. Ir. Maya Melati, MS selaku dosen pembimbing akademik atas bimbingan, saran, serta nasehat yang diberikan kepada penulis selama penulisan skripsi. Makaseh banyak pak....bu’ !!

3. PT. Bhumireksa Nusasejati, Minamas Plantation yang telah memberikan ijin bagi penulis untuk melaksanakan magang di perusahaannya.

4. Pak Khairul Ahmad selaku Estate Manager, Ir. Turmuji selaku asisten kepala, asisten divisi dan Muhamad Harahap selaku Mandor I divisi I yang telah membimbing penulis selama melakukan magang.

(7)

selama pengerjaan skripsi. Spesial buat ibu Ati yang telah mengurus selama di Bogor.

6. Ganda, blake, angga, cucup, dan teman-teman agronomi 38 yang selalu mendukung penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak yang memerlukan.

Bogor, Juli 2005

(8)

DAFTAR ISI

Keadaan Iklim dan Jenis Tanah ...6

Luas Areal dan TataGuna Lahan...7

Keadaan Pertanaman ...8

Fasilitas Sosial dan Pendidikan ...8

ORGANISASI DAN MANAJEMEN KEBUN...9

Organisasi dan ketenagakerjaan ...9

Pengelolaan Kebun Tingkat Staf ...9

Pengelolaan Kebun Tingkat Non Staf ...10

Pengelolaan Tenaga Kerja Harian ...11

PELAKSANAAN TEKNIS LAPANGAN...13

Aspek Teknis...13

Pemeliharaan Bibit di Main Nursery...13

Pemeliharaan Tanaman...14

Pengendalian Gulma di Piringan, Jalan lorong, dan Jalan Kontrol ...14

Pengendalian Hama ...16

Pemupukan ...18

Pelaksanaan Teknis Panen...23

(9)

Kerapatan Panen ...24

Angkutan Buah ...24

Sistem Pengawasan...25

Basis dan Premi Potong Buah ...25

Administrasi Panen ...26

Aspek Manajerial ...27

Pengendalian Gulma di Piringan, Jalan lorong, dan Jalan Kontrol ...27

Pemupukan ...28

Panen ...29

Asisten...30

HASIL DAN PEMBAHASAN...32

Persiapan Panen...32

Sistem Pengawasan dan Rotasi Panen...33

Tenaga Pemanen...35

Kerapatan Panen...36

Estimasi Produksi ...36

Produksi ...37

Penurunan Bobot TBS ...39

Angkutan Panen ...40

Sistem Pengawasan dan Denda Panen...42

Administrasi Panen...42

KESIMPULAN DAN SARAN...44

Kesimpulan ...44

Saran ...44

DAFTAR PUSTAKA...45

(10)

DAFTAR TABEL

No Halaman

Teks

1. Tata Guna Lahan Kebun Mandah ... 7 2. Daftar Skor dan Klasifikasi Serangan ...17 3. Rekomendasi Pemupukan...18 4. Tingkat Kematangan Buah pada Tanaman Kelapa Sawit untuk

Kriteria Panen ...23 5. Data Produktivitas (ton/ha/tahun) Kelapa Sawit Mandah Estate,

PT. BNS Periode 2000-2005...37 6. Rata-rata Produksi Tanaman Kelapa Sawit pada Tanah Gambut

di Mandah Estate dan Kebun Ajamu serta Menurut Kelas Lahan ...38 7. Penurunan Bobot TBS...39 8. Keperluan Waktu Unit Angkut ...41

Lampiran

1. Jurnal Kegiatan Magang di Mandah Estate Periode Februari-Juni 2005 ...46 2. Data Curah Hujan Tahun 1996-2004 ...50 3. Rataan Sifat Kimia Tanah Gambut PT. Bhumireksa Nusasejati pada

(11)

PENGELOLAAN PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT

(

Elaeis guineensis

Jacq.) DI MANDAH ESTATE,

PT. BHUMIREKSA NUSA SEJATI, MINAMAS PLANTATION,

INDRAGIRI HILIR, RIAU

Oleh

GULAM MOHAMAD SHARON A 34102901

PROGRAM STUDI AGRONOMI

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(12)

RINGKASAN

GULAM MOHAMAD SHARON. Pengelolaan Panen Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Di Mandah Estate, PT. Bhumireksa Nusasejati, Minamas Plantation, Indargiri Hilir, Riau (Di bawah bimbingan Prof. Dr. H. SUDIRMAN YAHYA, MSc).

Kegiatan magang bertujuan untuk memperoleh pengetahuan teknis, pengalaman lapangan, keterampilan kerja dan memperluas wawasan mahasiswa dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit. Secara khusus meningkatkan keterampilan dan pengetahuan di bidang pengelolaan panen tanaman kelapa sawit di tanah gambut, Mandah Estate, PT. Bhumireksa Nusasejati, Minamas Plantation.

Kegiatan magang ini dilaksanakan di perkebunan Kelapa Sawit di Mandah Estate, PT.Bhumireksa Nusa Sejati, Indargiri Hilir, Riau, mulai tanggal 7 Februari 2005 sampai dengan 7 Juni 2005. Kegiatan teknis yang dilakukan penulis selama magang di Mandah Estate adalah sebagai KHL selama 2 bulan, yang dalam pelaksanaannya penulis bekerja sebagai KHL yang sebenarnya di lapangan. Pelaksanaan kegiatan teknis sebagai KHL dilakukan dengan mengikuti kegiatan mulai dari di pembibitan, pembuatan lubang tanam, penanaman bibit di lapangan, pemeliharaan tanaman, pemanenan, dan pengangkutan buah dari TPH sampai PKS. Kegiatan manajerial yang dilakukan penulis dimulai dari Pendamping mandor, Mandor, dan Pendamping asisten yang bertugas mengontrol berbagai kegiatan yang ada dilapangan.

(13)

PENGELOLAAN PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT

(

Elaeis guineensis

Jacq.) DI MANDAH ESTATE,

PT. BHUMIREKSA NUSA SEJATI, MINAMAS PLANTATION,

INDRAGIRI HILIR, RIAU

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Oleh

Gulam Mohamad Sharon A34102901

PROGRAM STUDI AGRONOMI

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(14)

Judul : PENGELOLAAN PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI MANDAH ESTATE, PT. BHUMIREKSA NUSA SEJATI, MINAMAS PLANTATION, INDRAGIRI HILIR, RIAU

Nama : GULAM MOHAMAD SHARON NRP : A 34102901

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Prof. Dr. Ir. H. Sudirman Yahya, MSc. NIP 130 516 293

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Supiandi Sabiham, M. Agr. NIP 130 422 698

(15)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sintang, Kalimantan Barat pada tanggal 12 Mei 1982. Penulis merupakan anak ke dua dari empat bersaudara dari pasangan Bapak H. Ghulam Mortaza dan Ibu Uray Sukawaty.

Penulis lulus dari SD N 1 Sintang pada tahun 1994. Kemudian melanjutkan studi ke SLTP N 1 Sintang dan lulus pada tahun 1997, kemudian melanjutkan ke SMU N 1 Sintang dan lulus pada tahun 2000.

(16)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur dipanjatkan untuk Allah SWT, Tuhan yang menciptakan langit beserta isinya, sebab dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan kegiatan magang dan penulisan skripsi yang berjudul Pengelolaan Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Mandah Estate, PT. Bhumireksa Nusa Sejati, Minamas Plantation, Indragiri Hilir, Riau. Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada Rasulullah SAW, Keluarganya, para sahabat, dan pengikutnya hari akhir.

Skripsi merupakan tugas akhir akademik sebagai syarat untuk menyelesaikan studi program sarjana di Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi, penulis mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak, utnuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Abah (Mortaza) dan Emak (Sukawaty), datuk dan nenek tercinta (datu’ Abdurrahman dan nenek Djoujah), Kakak, Abang ipar tersayang, adikku (mbo’ Naiza, bang Iqbal, Ponam, Iqbal), om Budi, bu Mas, bu Marjan, special to my best friend forever ( fahmi and the big family)atas segala dukungan dan bantuan yang diberikan I Love you all, wish me make the dream come true, thank’s.

2. Prof. Dr. Ir. H. Sudirman Yahya, MSc selaku dosen Pembimbing skripsi, Dr. Ir. Maya Melati, MS selaku dosen pembimbing akademik atas bimbingan, saran, serta nasehat yang diberikan kepada penulis selama penulisan skripsi. Makaseh banyak pak....bu’ !!

3. PT. Bhumireksa Nusasejati, Minamas Plantation yang telah memberikan ijin bagi penulis untuk melaksanakan magang di perusahaannya.

4. Pak Khairul Ahmad selaku Estate Manager, Ir. Turmuji selaku asisten kepala, asisten divisi dan Muhamad Harahap selaku Mandor I divisi I yang telah membimbing penulis selama melakukan magang.

(17)

selama pengerjaan skripsi. Spesial buat ibu Ati yang telah mengurus selama di Bogor.

6. Ganda, blake, angga, cucup, dan teman-teman agronomi 38 yang selalu mendukung penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak yang memerlukan.

Bogor, Juli 2005

(18)

DAFTAR ISI

Keadaan Iklim dan Jenis Tanah ...6

Luas Areal dan TataGuna Lahan...7

Keadaan Pertanaman ...8

Fasilitas Sosial dan Pendidikan ...8

ORGANISASI DAN MANAJEMEN KEBUN...9

Organisasi dan ketenagakerjaan ...9

Pengelolaan Kebun Tingkat Staf ...9

Pengelolaan Kebun Tingkat Non Staf ...10

Pengelolaan Tenaga Kerja Harian ...11

PELAKSANAAN TEKNIS LAPANGAN...13

Aspek Teknis...13

Pemeliharaan Bibit di Main Nursery...13

Pemeliharaan Tanaman...14

Pengendalian Gulma di Piringan, Jalan lorong, dan Jalan Kontrol ...14

Pengendalian Hama ...16

Pemupukan ...18

Pelaksanaan Teknis Panen...23

(19)

Kerapatan Panen ...24

Angkutan Buah ...24

Sistem Pengawasan...25

Basis dan Premi Potong Buah ...25

Administrasi Panen ...26

Aspek Manajerial ...27

Pengendalian Gulma di Piringan, Jalan lorong, dan Jalan Kontrol ...27

Pemupukan ...28

Panen ...29

Asisten...30

HASIL DAN PEMBAHASAN...32

Persiapan Panen...32

Sistem Pengawasan dan Rotasi Panen...33

Tenaga Pemanen...35

Kerapatan Panen...36

Estimasi Produksi ...36

Produksi ...37

Penurunan Bobot TBS ...39

Angkutan Panen ...40

Sistem Pengawasan dan Denda Panen...42

Administrasi Panen...42

KESIMPULAN DAN SARAN...44

Kesimpulan ...44

Saran ...44

DAFTAR PUSTAKA...45

(20)

DAFTAR TABEL

No Halaman

Teks

1. Tata Guna Lahan Kebun Mandah ... 7 2. Daftar Skor dan Klasifikasi Serangan ...17 3. Rekomendasi Pemupukan...18 4. Tingkat Kematangan Buah pada Tanaman Kelapa Sawit untuk

Kriteria Panen ...23 5. Data Produktivitas (ton/ha/tahun) Kelapa Sawit Mandah Estate,

PT. BNS Periode 2000-2005...37 6. Rata-rata Produksi Tanaman Kelapa Sawit pada Tanah Gambut

di Mandah Estate dan Kebun Ajamu serta Menurut Kelas Lahan ...38 7. Penurunan Bobot TBS...39 8. Keperluan Waktu Unit Angkut ...41

Lampiran

1. Jurnal Kegiatan Magang di Mandah Estate Periode Februari-Juni 2005 ...46 2. Data Curah Hujan Tahun 1996-2004 ...50 3. Rataan Sifat Kimia Tanah Gambut PT. Bhumireksa Nusasejati pada

(21)

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

Teks

1. Struktur Organisasi Tingkat Divisi Kebun Mandah...11

2. Serangan Rayap pada TB dan TM ...16

3. Infus Akar ...20

4. Areal Kebun yang Mengalami Kebakaran ...21

5. Pembuatan Parit Tersier...22

6. Mendampingi Asisten Memberikan Pengarahan Infus Akar...30

7. Proses Pengangkutan TBS Menuju PKS ...33

8. Kanal yang Ditutupi Gulma Air ...33

9. Defisiensi Unsur Hara pada TM 5...39

(22)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia merupakan produsen kelapa sawit terbesar kedua di dunia setelah Malaysia. Luas areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia pada tahun

2002 telah mencapai 5 067 058 hektar dan produksi total mencapai 9 622 345 ton/tahun (Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan, 2004).

Upaya peningkatan produksi dan mutu kelapa sawit terus diusahakan sebaik mungkin untuk memenuhi tuntutan pasar. Upaya yang dilakukan meliputi perluasan areal, peremajaan tanaman, perbaikan teknik budidaya, peningkatan efisiensi pemanenan dan pengolahan hasil, serta perbaikan kebijakan tata niaga.

Pemanenan merupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan produksi tanaman. Pelaksanaan kegiatan pemanenan berpengaruh langsung terhadap kualitas minyak yang dihasilkan. Keberhasilan panen dan produksi sangat bergantung pada kondisi tanaman, pemanen dengan kapasitas kerjanya, peralatan panen, kelancaran transportasi, serta faktor pendukung lainnya seperti organisasi panen yang baik, keadaan areal, dan insentif yang disediakan. Pengelolaan yang kurang optimal terhadap faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi hasil panen dan produksi yang dicapai (Lubis, 1992).

Kualitas panen yang baik meliputi 3 tahap, yaitu pemanenan yang sesuai dengan prosedur, pengangkutan hasil yang efektif dan efisien, serta tahap pengolahan tandan buah segar (TBS) di pabrik. Ketiga tahap tersebut merupakan subsistem-subsistem dari satu tujuan induk yaitu objektif Panen Angkut Olah (PAO). Tahap-tahap di atas harus berjalan dengan baik untuk mendapatkan mutu minyak sawit yang tinggi.

(23)

hari yang sama agar kontinuitas datangnya buah tetap terjamin dan mutu minyak tidak turun. Sarana transportasi yang digunakan untuk pengangkutan TBS kelapa sawit bergantung dari kondisi areal perkebunan. Sarana pengangkutan TBS umumnya menggunakan truk, kapal, dan tongkang. Pengangkutan TBS dengan bargas dan pompong (perahu motor) digunakan untuk areal perkebunan kelapa sawit di lahan gambut karena tidak memungkinkan untuk penggunaan truk atau sarana transportasi darat.

Pengangkutan TBS di areal perkebunan kelapa sawit pada lahan gambut melalui kanal-kanal yang terbagi menjadi kanal utama, sekunder, dan tersier. Kanal dan parit berfungsi untuk jalan keluar masuk sarana pengangkutan, pengaturan drainase agar permukaan air tetap terjaga, untuk mengurangi asam-asam organik dan menaikkan pH di tanah gambut agar dapat mencapai kondisi optimal 5-5.5 (Risza, 1994). Manajemen panen sejak persiapan panen hingga pengangkutan TBS ke PKS perlu mendapatkan penanganan yanga baik, khususnya pada areal perkebunan di lahan gambut. Hal ini berkaitan dengan kendala lingkungan fisik yang lebih berat dibandingkan di lahan kering tanah mineral.

Tujuan Tujuan Umum:

1. Meningkatkan relevansi, keterkaitan dan kesepadanan antara proses pendidikan dengan lapangan kerja.

2. Meningkatkan kemampuan profesional mahasiswa dalam memahami dan menghayati proses kerja secara nyata.

3. Memperoleh pengalaman lapangan, keterampilan kerja dan memperluas wawasan mahasiswa dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit.

4. Mengetahui lebih dalam tentang aspek panen tanaman kelapa sawit yang meliputi persiapan panen, pelaksanaan panen dan angkutan panen.

Tujuan Khusus:

(24)

METODOLOGI

Tempat danWaktu

Kegiatan magang ini dilaksanakan di Perkebunan Kelapa Sawit PT. Bhumireksa Nusasejati, Riau, mulai tanggal 7 Februari 2005 sampai dengan

7 Juni 2005.

Metode Pelaksanaan

Metode yang akan dilaksanakan pada kegiatan magang adalah : 1. Melakukan kerja praktek langsung di kebun

Kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan seluruh pekerjaan di lapangan dan kantor pada berbagai tingkat/level pekerjaan yang diizinkan sesuai tahapan status ketenagakerjaan penulis selama magang yang meliputi aspek teknis dan aspek manajerial. Aspek teknis yang dilakukan penulis adalah menjadi karyawan harian lepas (KHL) yang dimulai dari kegiatan pembibitan, pembuatan lubang tanam, penanaman bibit di lapangan, pemeliharaan tanaman, pemanenan dan pengangkutan buah dari TPH sampai PKS, sedangkan aspek manajerial dilakukan pada saat penulis menjadi pendamping mandor, pendamping krani panen, pendamping asisten divisi, dan pendamping asisten kepala. Kegiatan secara rinci dapat dilihat pada Tabel Lampiran 1.

2. Pengumpulan data yang dilakukan secara langsung dan tidak langsung

Pengumpulan data secara langsung dilakukan dengan pengamatan pada kegiatan perkebunan di lapangan, diskusi, wawancara dengan staf dan karyawan kebun dengan pendekatan masalah aspek pemanenan. Metode tidak langsung dilakukan studi pustaka dan pengumpulan data dari laporan bulanan, laporan tahunan, dan arsip kebun. Aspek teknis dan aspek manajerial yang diamati penulis dalam kegiatan magang meliputi:

Produksi. Pengamatan terhadap jumlah produksi dan mengevaluasi faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti jenis dan umur tanaman, kondisi areal kebun, dan tindakan kultur teknis yang diterapkan.

(25)

Kriteria panen. Pengamatan terhadap tingkat kematangan atau tingkat fraksi panen tandan kelapa sawit yang telah siap dipanen. Kriteria diamati berdasarkan jumlah brondolan dan warna kulit buah.

Sistem panen. Pengamatan terhadap sistem panen yang diterapkan di kebun. Mengevaluasi kelebihan dan kelemahan sistem panen tersebut sesuai dengan kondisi kebun.

Rotasi panen. Pengamatan terhadap lama waktu antara panen terakhir dengan panen berikutnya dalam satu seksi panen. Pengamatan dikaitkan dengan tingkat kematangan buah, tingkat produksi, luas hanca panen, dan jumlah tenaga pemanen.

Angka kerapatan panen. Pengamatan dilakukan dengan mengambil pohon contoh sekitar 4% dari populasi tanaman dalam satu blok dengan memilih barisan tanaman secara acak. Pada setiap pohon dihitung jumlah tandan yang siap dipanen pada keesokan harinya.

Tenaga pemanen. Pengamatan terhadap keefektivan pengaturan tenaga pemanen berdasarkan jumlah pemanen dan tercapainya basis panen.

Angkutan panen. Pengamatan terhadap mekanisme pengangkutan TBS, kebutuhan dan kapasitas angkutan panen, serta prasarana yang mendukung kelancaran transportasi.

Basis dan premi panen. Pengamatan terhadap besarnya standar kapasitas panen di kebun yang dikaitkan dengan bahan tanaman, umur tanaman, dan topografi lahan dan mempelajari sistem perhitungan premi panen.

Pengawasan dan denda panen. Pengamatan terhadap mekanisme dan keefektivan pelaksanaan pengawasan panen, serta mempelajari sistem denda yang diterapkan di kebun.

Estimasi produksi. Pengamatan terhadap cara-cara melakukan peramalan produksi untuk jangka waktu tertentu dan membandingkan hasil ramalan dengan produksi aktual dan mengevaluasi fenomena yang terjadi.

(26)
(27)

KEADAAN UMUM

Letak Geografi

Secara administratif Mandah Estate terletak di Kecamatan Mandah, Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau. Lokasi Kebun Mandah dapat ditempuh dari Tembilahan, Ibu Kota Kabupaten Indragiri Hilir melalui sungai menggunakan

speed boat selama 4-6 jam, dan dari Batam melalui laut menggunakan kapal fery

selama 2-4 jam.

Keadaan Iklim dan Tanah

Kondisi iklim di Mandah Estate menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson termasuk tipe iklim A yaitu daerah sangat basah dengan vegetasi hutan hujan tropika. Kawasan ini mempunyai pola curah hujan bimodal (dua puncak musim hujan). Curah hujan tertinggi dicapai pada bulan April, kemudian menurun dan merendah pada bulan Juni, setelah itu mulai meningkat lagi dan mencapai puncaknya dalam bulan Oktober-November. Curah hujan tahunan berkisar antara 2431.8 mm pada tahun 2001 dengan 1 bulan kering dan 1851.7 mm pada tahun 2004 dengan 2 bulan kering.

Tanah di areal perkebunan PT. Bhumireksa Nusasejati tergolong tanah organik. Tanah ini berkembang terutama di daerah dengan kondisi anaerob (tergenang). Kondisi ini menyebabkan proses penumpukan bahan organik lebih cepat daripada proses mineralisasinya. Derajat kemasaman (pH) tanah di Mandah Estate berkisar antara 2.44 sampai 2.45. Angka-angka ini menunjukkan bahwa tanah gambut di Mandah Estate merupakan tanah dengan derajat kemasaman yang tinggi, sehinga diperlukan usaha-usaha untuk meningkatkan pH dengan pembuatan kanal, parit, dan memberikan kapur atau abu.

Luas Areal dan Tata Guna Lahan

(28)

divisi IV seluas 669 ha, dan divisi V 662 ha. Luas areal dan tata guna lahan di Mandah Estate dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Tata Guna Lahan Kebun Mandah

Sumber : Kantor besar Kebun Mandah

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa areal TM terdiri atas 61.76 % dari total areal Kebun Mandah, yang tersebar di Divisi I 26.7 %, Divisi II 26.4%, Divisi III 25.34 %, Divisi IV 7.09 %, dan Divisi V 14.42 %, dengan tahun tanam 1996 sampai dengan 2000. Areal yang diokupasi oleh masyarakat terdiri atas 9.92 % yang terletak di Divisi IV dan Divisi V. Areal prasarana seperti emplasmen, jalan, dan jembatan terdiri atas 4.24 % dari total areal kebun, dan areal yang belum ditanam terdiri atas 35.09 %.

Keadaan Pertanaman

Tanaman kelapa sawit di Mandah Estate didominasi oleh tanaman menghasilkan dengan tahun tanam 1997-2000. Varietas kelapa sawit yang ditanam di Mandah Estate berasal dari D x P Socfindo dan Guthrie Plantation

(29)

Agricultural Service. Penanaman kelapa sawit menggunakan pola tanam segitiga samasisi dengan jarak tanam 9.2 m x 9.2 m x 9.2 m (populasi efektif 136 pokok/ha), atau 9 m x 9 m x 9 m (populasi efektif 142 pokok/ha).

Fasilitas Sosial dan Pendidikan

(30)

ORGANISASI DAN MANAJEMEN KEBUN

Organisasi dan Ketenagakerjaan

Mandah Estate dipimpin oleh seorang manajer yang membawahi seorang asisten kepala, empat orang asisten divisi, dan seorang kepala seksi. Asisten kepala memimpin sebuah divisi, bagian traksi, dan gudang, sementara 4 asisten divisi lainnya memimpin masing-masing satu divisi, sedangkan kepala seksi memimpin kegiatan administratif di kantor besar.

Ketenagakerjaan di Mandah Estate, PT Minamas Plantation terdiri atas karyawan staf dan non staf. Perbedaan ini berdasarkan jenis pekerjaan dan sistem pengupahan. Karyawan staf terdiri dari estate manager, asisten kepala, asisten divisi, dan kepala seksi. Pemberian gaji berdasarkan golongan dan kebijakan yang dibuat oleh perusahaan. Karyawan non staf terdiri atas syarat kerja umum (SKU) yang terbagi menjadi SKU bulanan dan SKU harian seperti mandor, SKU kontrak, dan karyawan harian lepas (KHL).

Pengelolaan Kebun Tingkat Staf

Pengelolaan kebun dilakukan oleh estate manager dibantu oleh asisten kepala, asisten divisi dan kepala seksi. Estate manager mengelola kebun mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi dalam pelaksanaan manajemen teknis, manajemen tenaga kerja, serta manajemen keuangan kebun. Asisten kepala mempunyai tugas untuk menggantikan tugas manajer jika tidak berada di unit usaha, serta memimpin sebuah divisi, bagian traksi, klinik, gudang, dan keamanan. Asisten kepala langsung bertanggung jawab kepada estate manager. Asisten kepala bertugas untuk memimpin, mengarahkan dan menegur para asisten dalam melaksanakan kegiatan di lapangan.

Asisten divisi mempunyai tugas untuk membuat program kerja divisi, mengkoordinasikan pekerjaan mandor-mandor tanaman dalam menjalankan peraturan perusahaan, mengevalusi hasil kerja mandor I, mandor pemeliharaan, mandor panen, mandor bendungan, krani panen serta membantu estate manager

(31)

asisten dibantu oleh seorang mandor I. Pelaksanaan administrasi asisten dibantu oleh krani yang dibawahinya.

Kepala seksi bertugas memimpin kegiatan yang dilaksanakan di kantor besar. Di kantor besar, kepala seksi menyusun dan melaporkan secara tertulis kegiatan administratif yang bersifat umum, teknik budidaya, produksi, tenaga kerja, maupun hal-hal pendukung yang berasal dari luar kebun.

Pengelolaan Kebun Tingkat Non staf

Karyawan kebun tingkat non staf adalah kepala gudang, mandor I, mandor transport, krani divisi, mandor dan krani panen. Kepala gudang bertugas untuk mengatur keluar masuk barang, bahan, dan alat yang dibutuhkan kebun serta mencatat jumlah barang yang tersedia. Kepala gudang dalam melakukan aktivitasnya dibantu oleh seorang krani gudang dan dua orang karyawan gudang.

Mandor I bertugas membantu asisten divisi dalam mengawasi kegiatan sehari-hari di lapangan. Setiap divisi mempunyai seorang mandor I yang membawahi beberapa mandor seperti : mandor perawatan, mandor pupuk, mandor panen, dan mandor bendungan. Kegiatan yang dilakukan mandor I adalah mengawasi kegiatan yang dilakukan mandor dan karyawan agar rencana yang telah ditetapkan berjalan dengan baik. Selain mengawasi, mandor I juga dapat menegur dan memberikan sanksi kepada mandor dan karyawan yang tidak melaksanakan pekerjaan sesuai rencana.

Mandor transportasi bertugas mengatur armada yang dibutuhkan untuk keperluan angkut karyawan, angkut kayu, angkut beras, dan angkut pupuk. Selain itu mandor transport juga mengatur kegiatan pengoperasian alat-alat berat yang digunakan kebun seperti : dozer dan excavator.

(32)

Mandor lapangan bertugas untuk mengabsensi karyawan, memberikan instruksi pekerjaan, mengatur hanca karyawan, mengawasi pekerjaan, memberikan petunjuk teknis, mengawasi pekerjaan dan melaporkan hasilnya dalam buku kerja mandor. Seorang mandor harus dapat meningkatkan hasil kerja karyawan agar dapat mencapai target yang diinginkan.

Krani panen bertugas untuk mencatat, menghitung jumlah TBS, brondolan yang dipanen, menyeleksi TBS di TPH, membuat premi potong buah setiap hari panennya. Laporan dimasukkan dalam buku laporan panen harian setiap divisi yang selanjutkan dilaporkan ke kantor besar. Struktur organisasi tingkat divisi dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Struktur Organisasi Tingkat Divisi Kebun Mandah

Penggelolaan Tenaga Kerja Harian

Kegiatan harian lapang dimulai pukul 05.30 WIB yang diawali dengan lingkaran pagi di setiap divisi. Asisten divisi memimpin kegiatan lingkaran pagi dengan mengarahkan para mandor tentang kegiatan yang akan dilakukan pada hari tersebut serta mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan pada hari sebelumnya. Mandor I bertugas menggantikan asisten memimpin lingkaran pagi

Mandor Panen

Mandor Perawatan

Mandor HPT

Mandor Bendungan

Mandor Semprot Asisten Divisi

Krani Divisi

(33)

jika asisten berhalangan karena tugas keluar ataupun sakit. Seluruh kegiatan di lapangan dimulai pukul 07.00 WIB dan berakhir pukul 14.00 WIB, terkecuali hari Jum’at kegiatan diakhiri pukul 12.00 WIB.

Setiap asisten divisi membawahi I orang mandor I dan 7-9 supervisior (mandor dan krani panen). Pengawasan dilakukan setiap hari oleh asisten divisi dan mandor I. Selain melakukan pengawasan di lapangan asisten juga mengevaluasi buku kerja mandor setiap hari.

(34)

PELAKSANAAN TEKNIS LAPANGAN

Pengelolaan tanaman kelapa sawit harus memperhatikan dua hal penting untuk tercapainya produktivitas yang tinggi yaitu persiapan potensi tanaman dan pemungutan hasil (panen). Persiapan potensi meliputi jenis benih, pembukaan lahan, pembibitan, lubang tanam, penanaman, pemeliharaan, dan sarana angkutan buah. Khusus di areal gambut perlu dilakukan pembuatan kanal dan parit selain untuk drainase juga sebagai sarana transportasi dan pengangkutan buah. Kegiatan panen tanaman kelapa sawit bertujuan untuk menjaga kelestarian pertanaman dengan memungut hasil berupa TBS dan brondolan yang bernilai ekonomis tinggi. Sistem panen yang dilaksanakan di Mandah Estate dikenal dengan Block Harvesting System.

Aspek Teknis

Kegiatan teknis yang dilakukan penulis selama magang di Mandah Estate adalah sebagai KHL selama 2 bulan, yang dalam pelaksanaannya penulis bekerja sebagai KHL yang sebenarnya di lapangan. Pelaksanaan kegiatan teknis sebagai KHL dilakukan dengan mengikuti kegiatan mulai dari di pembibitan, pembuatan lubang tanam, penanaman bibit di lapangan, pemeliharaan tanaman, pemanenan, dan pengangkutan buah dari TPH sampai PKS.

Kegiatan dimulai dengan mengikuti apel karyawan lapangan, dimulai pukul 06.00-06.30 WIB yang dipimpin masing-masing mandor. Pada saat apel karyawan, para mandor bertugas mengabsen karyawan, memberikan pengarahan jika ada pengalihan kegiatan, membagi hanca, dan volume pekerjaan. Pelaksanaan di lapangan dimulai pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 14.00 WIB, istirahat pada pukul 11.30 - 12.30 WIB.

Pemeliharaan Bibit di Main Nursery

(35)

bibit di main nursery meliputi : (1) sanitasi bedengan, (2) penyiraman, (3) pengendalian hama dan penyakit, dan (4) pemupukan.

Penyiraman. Penyiraman bibit dilakukan jika curah hujan yang turun tidak mencapai 8 mm/hari. Penyiraman dilakukan dua kali sehari, yaitu pada pagi hari pukul 06.00-11.00 WIB dan petang hari mulai pukul 15.00-17.00 WIB. Instalasi penyiraman menggunakan sistem sprinkler. Penyiraman bibit dengan sprinkler

didukung mesin water pump sebagai alat penyedot air. Satu unit sprinkler

mempunyai radius penyiraman ± 7 m sehingga dapat menyiram 175 bibit. Intensitas penyiraman yang tinggi di tanah gambut disebabkan porositas tanah yang tinggi. Pengaturan jarak tanam dilakukan dengan memperhitungkan jumlah bibit, luas areal dan jaringan pipa untuk instalasi penyiraman.

Pemeliharaan Tanaman

Pemeliharaan tanaman merupakan kegiatan yang penting dalam kegiatan pengelolaan perkebunan kelapa sawit. Kegiatan pemeliharaan meliputi pemeliharaan gawangan dan piringan, pemupukan, penunasan, pemeliharaan sarana transportasi (kanal), pengendalian gulma, dan pengendalian hama dan penyakit.

Pengendalian Gulma di Piringan, Jalan Lorong, dan Jalan Kontrol

Gulma yang dominan di perkebunan kelapa sawit pada lahan gambut adalah Nephrolepis biserata, Paspalum conjugatum, Melastoma malabathricum, Borreria alata, dan Mikania micrantha. Piringan berfungsi sebagai tempat menyebarkan pupuk dan tempat jatuhnya brondolan. Pemeliharaan berupa pengendalian gulma piringan pokok dilakukan secara manual dan menggunakan bahan kimia.

(36)

pengawasan. Alat yang digunakan untuk kegiatan pemeliharaan piringan secara manual berupa parang dan garu.

Pembersihan gulma di piringan dilakukan dengan cara membabat, menggaru, dan menarik gulma ke arah luar. Gulma yang dibersihkan harus rata dengan permukaan tanah dan piringan harus bersih. Penyiangan piringan dilakukan dengan sistem hanca giring yang dilakukan oleh karyawan harian. Setiap orang ditargetkan dapat menyelesaikan satu baris tanaman atau sekitar 51 – 52 tanaman per hari kerja. Norma kerja SKU harian 0.37 ha/HK, sedangkan prestasi penulis adalah 0.185 ha/HK.

Pada kenyataan di lapangan sering ditemui piringan yang tidak bersih, lebar piringan yang terlalu kecil, dan pelepah yang dipotong tidak diletakkan di gawangan mati. Hal ini mengakibatkan karyawan yang lain sering terjatuh karena menginjak pelepah di piringan. Selain itu kondisi ini juga disebabkan rotasi yang terlambat sehingga gulma yang tumbuh terlalu tinggi dan rapat sangat menyulitkan karyawan untuk bekerja secara baik dan optimal.

Pemeliharaan piringan secara kimiawi pada prinsipnya sama dengan cara manual yaitu membersihkan gulma dari piringan tanaman pokok. Penyemprotan herbisida dilakukan setelah dilakukan pemeliharaan secara manual. Herbisida yang digunakan adalah Gramoxone dengan bahan aktif paraquat yang bersifat kontak dan Ally 20 WDG dengan bahan aktif metsulfuron methyl yang bersifat sistemik. Herbisida Gramoxone menggunakan konsentrasi 0.35 %, sedangkan herbisida Ally 20 WDG menggunakan konsentrasi 1 g/4 liter air atau 0.00025%. Dosis yang digunakan 250-300 ml/ha untuk Gramoxone, sedangkan untuk Ally

menggunakan dosis 20-25 g/ha. Penyemprotan dilakukan dengan menggunakan

(37)

kontrol. Hal ini karena penyemprotan dimulai dari tepi kanal sehingga pada saat mencapai jalur kontrol larutan herbisida sudah habis. Selain itu mandor tidak dapat mengawasi tim semprot secara baik, karena harus mengawasi pencampuran herbisida.

Pengendalian Hama

Pengendalian hama pada hakikatnya mengendalikan populasi hama agar tidak melewati batas kritis keseimbangan alam sehingga tidak merugikan secara ekonomi. Hama yang sering mengganggu tanaman kelapa sawit untuk TM di Mandah Estate adalah rayap, ulat api, dan kumbang tanduk.

Rayap (Captotermes sp.) menyerang mulai dari pembibitan, tanaman belum menghasilkan (TBM), dan tanaman menghasilkan (TM). Areal yang rawan terhadap serangan rayap adalah areal bukaan baru terutama areal tanah gambut. Tanah gambut berasal dari pelapukan-pelapukan bahan organik yang berpotensi sebagai sarang dan tempat berkembangbiak rayap.

Rayap merusak dengan cara menyerang titik tumbuh (umbut) yang mengakibatkan pelepah menjadi kering dan bunga betina tidak menjadi tandan sehingga menyebabkan kematian. Tanaman yang terserang mempunyai ciri-ciri pada permukaan batang pohon terdapat lorong-lorong dari tanah mengarah ke titik tumbuh. Dampak dan gejala serangan rayap dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Serangan Rayap pada TBM dan TM

(38)

HP melakukan sensus terlebih dahulu. Penyensusan dilakukan dengan memeriksa semua tanaman kelapa sawit. Norma kerja sensus HP 16 lorong atau 11.84 ha/HK, sedangkan prestasi penulis 11.84 ha/HK. Daftar skor dan klasifikasi serangan dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Daftar Skor dan Klasifikasi Serangan

Skor Klasifikasi Keterangan

1 Tanaman sehat 2 Serangan rayap ringan 3 Serangan rayap berat 4 Mati karena rayap

Sumber : Kantor Besar Mandah

Pengendalian rayap pada serangan ringan menggunakan insektisida Regent

50 SC dengan bahan aktif fipronil 50 g/l. Konsentrasi yang digunakan 2 ml/l. Satu knapsack sprayer yang berisi 15 liter digunakan untuk menyemprot

satu pohon yang terserang dan 6 pohon di sekitarnya sebagai isolasi.

Serangan ulat api paling banyak menyerang tanaman kelapa sawit di Mandah Estate adalah Setora nitens dan Thosea asigna More. Pengendalian hama ini dilakukan dengan cara penyemprotan menggunakan insektisida Decis 25 EC dengan bahan aktif Delatametrin 50 g/l. Alat yang digunakan adalah mist blower dan knapsack RB 15 liter.

Sensus hama penyakit dilakukan dengan arah Barat menuju Selatan dengan menentukan titk sensus (TS) yang dikelilingi oleh pokok sensus (PS) yang berjumlah 6 pokok. Titik sensus berfungsi untuk sensus ulat api, sensus produksi dan pengambilan LSU. Titik sensus ditentukan dengan cara :

1. Menentukan arah Barat – Selatan, penentuan pokok TS dengan cara mengambil baris ketiga dari arah Barat.

2. Pengambilan TS dihitung mulai dari baris ketiga ke arah Barat pokok ketiga dari sebelah Barat.

(39)

Pemupukan

Tanah gambut di Mandah Estate termasuk gambut ombrogen karena terbentuk dari curah hujan yang airnya tergenang. Hara yang ada di tanah gambut menjadi tidak tersedia bagi tanaman karena dipengaruhi pH yang rendah dan kelat. Kelat adalah senyawa organik yang berkombinasi dengan dan melindungi kation logam Fe, Mn, Zn, dan Cu membentuk suatu struktur lingkaran. Hal ini menyebabkan logam yang diikat kehilangan sifat ionnya sehingga tidak tersedia bagi tanaman. Defisiensi unsur kalium dan kekurangan unsur mikro paling sering terjadi di lahan gambut, sehingga memerlukan teknik pemupukan yang berbeda dengan tanah mineral.

Rekomendasi pemupukan. Rekomendasi jenis, dosis, dan waktu pemupukan dilakukan berdasarkan anjuran dari lembaga riset perusahaan, yaitu PT. Guthrie Reseach Chemara, Malaysia. Pengambilan sampel daun dilakukan satu tahun sekali pada bulan Januari. Rekomendasi pemupukan TM di Mandah Estate dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Rekomendasi Pemupukan (kg/ha) di Mandah Estate Tahun 2005 Dvs Thn tnm Smstr Urea RP MOP HGfB CuSO4 ZnSO4 FeSO4

(40)

Pemupukan yang telah direkomendasikan bertujuan agar ketersediaan hara untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman tercukupi secara tepat dan juga untuk efisiensi biaya kebun. Rekomendasi pemupukan ditetapkan menurut umur tanaman dan status hara daun dan tanah setiap blok tanaman kelapa sawit.

Teknik dan waktu pengaplikasian pupuk. Untuk mengoptimalkan penyerapan pupuk teknik pemupukan yang diterapkan di Mandah Estate ada empat cara yaitu : (1) pupuk sebar (2) pupuk tugal (3) injeksi batang dan, (4) infus akar.

Pemupukan sebar adalah kegiatan pemupukan dengan menyebarkan pupuk secara merata di piringan dengan jarak 1.5-2 meter untuk TM. Pupuk yang digunakan dengan teknik sebar yaitu : Urea, RP/SP-36, dan MOP/KCl. Penaburan pupuk dilakukan dengan menyelesaikan setengah blok terlebih dahulu dan setengahnya lagi dipupuk pada hari berikutnya. Pemupukan dimulai dari tepi kanal sampai pasar tengah/jalan kontrol (26 pohon). Norma kerja SKU 156 pokok/HK, sedangkan penulis 78 pokok/HK.

Pemupukan tugal menggunakan pupuk mikro yaitu : pupuk ZnS04,HGFB. Pemupukan dilakukan mulai dari tepi kanal sampai kanal berikutnya. Dosis yang digunakan 50 g/pkk, dengan membuat dua lubang setiap pokok. Prestasi kerja SKU 156 pokok/HK. Pemberian pupuk dengan menggunakan penugalan kurang efektif, karena mandor kurang mengawasi anggotanya, pupuk yang telah ditugal ditimbun dengan tanah, sehingga sulit untuk mengawasi pohon yang sudah ditugal atau belum. Norma kerja pupuk tugal adalah 2.2 ha/HK.

Injeksi batang adalah pemupukan dengan melubangi pohon menggunakan bor dan mengisi larutan pupuk di dalamnya setelah itu ditutupi dengan gabus. Penutupan lubang berfungsi untuk mencegah berkembangnya cendawan diakibatkasn kondisi lubang yang lembab. Norma kerja injeksi batang 204 pohon/HK, sedangkan prestasi kerja penulis 52 pohon/HK.

(41)

asam sitrat (sebagai katalisator). Hal-hal yang dilakukan pada saat pemasangan infus akar adalah (1) mencangkul tanah di sekitar pohon ± 30 cm, (2) mencari akar primer berwarna coklat, (3) memotong akar dengan gunting membentuk sudut 45°, (4) memasukkan akar ke dalam kantong plastik yang berisi larutan infus, dan (5) diikat kantong plastik dengan tali

Waktu penginfusan dimulai pukul 07.00 – 14.00 WIB, dimulai dari tepi kanal sampai kanal berikutnya dengan prestasi kerja 52 pokok/HK. Prestasi kerja penulis 24 pokok/HK. Akar yang telah diinfus dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Infus Akar

Masalah-masalah yang dihadapi penginfusan adalah :

1.Sulitnya mendapatkan akar yang dapat digunakan untuk infus. 2.Rendahnya tingkat pengetahuan pekerja

Penunasan

(42)

Rotasi penunasan di Mandah Estate dilaksanakan 9 bulan sekali yang dilakukan pada sore hari setelah pemanenan. Pelepah dipotong serapat mungkin dengan batang berbentuk tapak kuda yang mempunyai kemiringan 15° - 30° ke dalam. Pelepah yang telah ditunas diletakkan di gawangan mati dengan posisi duri menghadap ke bawah.

Penanggulangan Kebakaran

Mandah Estate mengalami kebakaran mulai dari bulan Februari sampai Maret 2005. Kebakaran diduga karena masalah sosial yang timbul antara mandor dengan karyawan. Letak titik-titik api yang berbeda-beda dan terbatasnya alat pemadam kebakaran menyebabkan pihak kebun terlambat memadamkan api, sehingga api menjadi besar. Selama kebakaran perusahaan mengalami kerugian besar karena sebagian karyawan dialihkan dari kegiatan budidaya ke penanggulangan kebakaran. Penanggulangan kebakaran dilakukan oleh pihak kebun dengan berusaha memadamkan api dan pencegahan perluasan api. Areal kebun yang mengalami kebakaran dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Areal Kebun yang Mengalami Kebakaran

(43)

Pencegahan perluasan api dilakukan bila titik api di petak yang terbakar belum terlalu luas sehingga api masih mungkin dipadamkan. Pencegahan dilakukan dengan pembuatan parit sebagai sekat bakar, pembasahan areal di sekeliling lokasi kebakaran, dan balas bakar. Pembuatan parit dan pembasahan areal sekeliling petak bertujuan untuk mengisolasi jalannya api. Balas bakar dilakukan dengan membakar bagian pinggir petak yang terbakar dengan tujuan mencegah api sampai ke pinggir petak yang memungkinkan loncatan bunga api ke petak lain. Teknik isolasi api dengan pembuatan parit tersier dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Pembuatan Parit Tersier

Pengelolaan Panen

Panen kelapa sawit merupakan pekerjaan memotong buah masak, mengumpulkan brondolan, dan mengangkutnya ke tempat pengumpulan hasil (TPH). Kegiatan panen merupakan kegiatan inti dari operasional kebun kelapa sawit. Panen bertujuan mendapatkan jumlah TBS yang tinggi, mendapatkan jumlah dan mutu kandungan minyak tinggi, asam lemak bebas (ALB) rendah, serta memelihara kondisi tanaman tetap baik.

Sistem Panen dan Rotasi Panen

(44)

seksi panen (hamparan) dan pindah bersama-sama ke seksi lainnya. Luas hanca panen masing-masing pemanen 4 lorong (1 lorong 102 pohon) yang diatur sebelumnya oleh mandor panen. Rotasi panen yang dilaksanakan di Mandah Estate adalah 6/7 hari.

Kriteria Panen

Kriteria panen yang umum digunakan adalah berdasarkan derajat kematangan buah di pohon. Derajat kematangan buah dapat ditentukan berdasarkan warna buah dan buah yang membrondol. Derajat kematangan buah tersebut dikelompokkan dalam fraksi.

Fraksi-fraksi tersebut berhubungan dengan kadar minyak sawit dan kadar ALB yang menentukan kualitas dan kuantitas minyak. Buah sawit yang semakin matang memiliki kadar minyak lebih tinggi, tetapi kadar ALB nya juga meningkat. TBS yang paling baik dipanen adalah tandan yang mempunyai kadar minyak tinggi dengan kandungan ALB yang rendah. Tingkat kematangan dan kriteria panen di Mandah Estate dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Tingkat Kematangan Buah pada Tanaman Kelapa Sawit untuk Kriteria Panen

Jumlah Brondolan Tingkat Kematangan Buah tidak membrondol sama sekali, jumlah

brondolan lepas 0 % Mentah (Unripe) Buah sudah membrondol 0.5 < x > 2

dari TBS Lewat matang (Over ripe)

Buah sudah membrondol • 90 % Janjang kosong (Empty bunch)

Sumber :Pedoman Teknis Budidaya Tanaman Kelapa Sawit Minamas Plantation

Pelaksanaan Teknis Panen

(45)

hanca yang telah ditentukan untuk melaksanakan kegiatan pemanenan. Peralatan yang digunakan untuk kegiatan panen adalah dodos untuk memotong pelepah dan tandan, angkong untuk mengangkut TBS ke TPH, karung untuk tempat berondolan, gancu untuk memudahkan dan menurunkan buah dari angkong, serta batu asah untuk mengasah dodos

Pemanen memanen semua tandan buah yang telah memenuhi kriteria matang panen. Tangkai tandan buah dipotong sependek mungkin dan tidak mengenai tandan buah. Pelepah yang menghalangi pemanenan TBS dipotong sependek mungkin dan berbentuk tapal kuda. Pelepah yang dipotong dirumpuk di gawangan mati. Tandan buah yang telah dipotong diangkut dengan angkong (kereta sorong), semua brondolan dikutip bersih dan seluruhnya dibawa ke TPH. Gagang panjang dipotong sependek mungkin (< 2.5 cm) dan diberi nomor sesuai dengan nomor pemanen.

Pada umumnya aturan teknis panen telah dilaksanakan dengan baik namum terkadang masih juga ditemukan pelanggaran panen, baik sengaja ataupun tidak sengaja. Pelanggaran aturan teknis panen yang sering dilakukan pemanen yaitu masih banyak brondolan yang tidak dipungut dan dipungut tercampur dengan tanah.

Tenaga Panen

Kegiatan panen di Mandah Estate dilakukan 1-2 mandoran setiap divisi. Jumlah tenaga pemanen di kebun mandah 115 orang. Pemanen di Mandah Estate melakukan potong buah dan langsung mengutip brondolan, kecuali saat kerapatan panen tinggi pemanen dilengkapi dengan tenaga pengutip yang dibantu oleh keluarga pemanen untuk menambah premi panen. Norma kerja yang berlaku untuk pekerjaan panen yaitu 3 ha/HK.

Kerapatan Panen

Kerapatan panen adalah perkiraan pohon yang dapat dipanen dari seluruh pohon

(46)

Angkutan Buah

Pengangkutan mengalami hambatan pada musim kemarau karena permukaan air turun (dangkal), sehingga mesin out boat (OB) tidak dapat digunakan sehingga bargas ditarik manual dengan tenaga manusia. TBS dari TPH diangkut ke

collection point (CP) menggunakan bargas berkapasitas angkut 5 - 5.5 ton yang digerakkan mesin OB. TBS yang telah dibongkar di CP dimuat dalam pompong dengan kapasitas yang berbeda, mulai dari 7 - 13 ton menuju pabrik kelapa sawit. Pompong yang telah sampai di pabrik dibongkar dan dimasukkan ke dalam lori untuk ditimbang. Kegiatan pengangkutan TBS dari TPH ke dalam unit angkut buah dilakukan oleh tim langsir buah yang terdiri dari 3 - 5 orang dengan norma 2.5 ton/HK.

Sistem Pengawasan

Pengawasan panen di Mandah Estate dilakukan krani panen, mantri buah, mandor panen, mandor I dan asisten divisi. Pengawasan dilakukan dengan memeriksa hanca panen dan buah di TPH. Pengawasan bertujuan agar mutu hanca dan buah dapat terjaga.

Pemeriksaan hanca dilakukan setiap hari oleh mandor panen, sedangkan mantri buah memeriksa hanca satu kali pada setiap rotasi. Hanca panen yang diperiksa meliputi buah matang tidak dipanen, brondolan tidak dikutip, buah tinggal di pasar rintis, pelepah sengkleh dan rumpuk. Buah yang berada di TPH diperiksa oleh krani panen yang meliputi jumlah buah yang dipanen, buah mentah, buah mengkal, buah matang, buah busuk, gagang panjang. Mantri buah bertanggung jawab langsung kepada estate manajer. Pemeriksaan yang dilakukan mantri buah meliputi pemeriksaan mutu hanca, mutu buah dan persentase brondolan secara bergilir pada setiap divisi.

(47)

objektif. Selain itu belum diterapkannya denda membuat pemanen tidak bekerja dengan baik.

Pemeriksaan yang dilakukan dapat meningkatkan mutu buah, mutu hanca, produksi dan dapat diketahui pemanen yang berprestasi dan malas. Pemanen yang berprestasi dapat dilihat dari mutu hanca dan besarnya premi potong buah yang diterimanya, sedangkan pemanen yang malas terlihat dari hanca yang tidak terjaga, dan kecilnya premi potong buah yang diterima. Kurang kerjasama antara mandor panen, mandor bendungan, dan krani di lapangan membuat pencatatan dan pengangkutan TBS sering tidak tepat waktu

Basis dan Premi Potong Buah

Block Harvesting System di Mandah Estate menerapkan basis borong. Basis borong adalah batas minimum TBS yang harus diperoleh oleh seorang pemanen dalam satu seksi panen untuk mendapatkan premi panen.

Premi potong buah adalah insentif yang diberikan kepada pemanen jika mendapatkan basis borong. Premi potong buah dalam Block Harvesting System

berisi ketentuan basis borong TBS dan harga brondolan per kg, dengan syarat brondolan dimasukkan dalam wadah seperti karung yang telah ditentukan oleh pihak kebun. Setelah itu karung yang berisi brondolan dikumpulkan di TPH. Administrasi Panen.

(48)

1. Buku kerja mandor, berisi jumlah HK yang dipakai, luas blok yang dipanen, serta hasil produksi yang diisi oleh mandor panen.

2. Rotasi panen yang berisi lamanya waktu panen terakhir pada suatu seksi sampai panen berikutnya di seksi yang sama. Buku ini diisi oleh krani panen.

3. Pemeriksaan mutu buah dan hanca, berisi blok, nama pemanen, jumlah buah mentah, buah kurang matang, buah lewat matang, gagang panjang, dan jumlah brondolan. Kegiatan ini dilakukan oleh mantri buah.

4. Buku produksi yang berisi catatan total TBS, jumlah buah mentah, buah kurang matang dan buah lewat matang serta bobot brondolan masing-masing pemanen. Buku produksi diisi oleh krani panen kemudian direkapitulasi dalam premi potong buah.

5. Buku besar produksi TBS per hari per blok. Buku ini berisi catatan total buah yang dipanen oleh tiap pemanen beserta premi yang didapatkannya. 6. Buku statistik produksi yang berisi realisasi HK, produksi TBS, bobot

tandan rata-rata, produktivitas dan prestasi tenaga kerja setiap bulan. Buku ini diisi krani divisi.

7. Papan produksi bulanan yang berisi tonase budget (anggaran), dan tonase TBS pabrik. Papan ini diisi krani divisi.

Administrasi panen pada umumnya telah berjalan cukup baik hanya saja buku notes panen belum dibagikan kepada pemanen. Hal ini menyebabkan pemanen tidak mengetahui berapa total buah yang telah dipanen dan premi panen yang didapatnya per hari. Selain itu krani panen kadang-kadang sering terlambat mencatat TBS yang telah dipanen.

Aspek Manajerial

(49)

Pengendalian Gulma di Piringan, Jalan Lorong dan Jalan Kontrol

Kegiatan pengendalian gulma yang dilakukan karyawan yaitu, perawatan pasar rintis, piringan, dan jalur kontrol. Pengendalian gulma bertujuan untuk mempermudah kegiatan pengendalian hama dan penyakit, pemupukan, dan pemanenan. Pengendalian gulma dilakukan dengan rotasi tiga kali setahun. Kegiatan yang pertama dilakukan adalah melakukan penebasan di jalan lorong, piringan, dan jalan kontrol, setelah 1 - 2 minggu kemudian dilakukan pengendalian gulma secara kimiawi.

Pengendalian gulma secara manual diawasi oleh satu orang mandor yang membawahi 10 - 20 karyawan. Dalam kegiatan ini penulis berstatus sebagai pendamping mandor dan mandor. Selama menjadi pendamping mandor kegiatan yang dilakukan adalah membantu mandor mengabsen karyawan, mengarahkan, mengatur hanca, mengawasi kegiatan dan kualitas pekerjaan, melaporkan prestai kerja dan mengisi buku kerja mandor.

Pada pelaksanaannya mandor membagikan hanca, yaitu satu jalur (± 52 pokok/HK), biasanya mandor akan memberikan lebih dari satu jalur, tergantung dari kondisi di lapangan. Kegiatan yang dilakukan karyawan adalah membersihkan gulma di jalan lorong dan jalan kontrol dengan cara menebasnya, membersihkan piringan yakni membersihkan gulma selebar kanopi tanaman sehingga membentuk lingkaran.

Masalah yang dihadapi di lapangan adalah kurangnya pengawasan dan tindakan tegas dari mandor apabila karyawan tidak melakukan pekerjaan sesuai prosedur. Selain itu akibat rotasi yang terlambat gulma yang tumbuh terlalu tinggi sehingga menyulitkan karyawan untuk mencapai prestasi kerja. Norma kerja mandor untuk kegiatan ini 14 SKU/HK, sedangkan penulis 11 SKU/HK.

(50)

Pada pelaksanaannya penulis mendampingi mandor mengawasi karyawan. Mandor mengawasi karyawan di tepi kanal, sedangkan penulis mengawasi karyawan di jalur kontrol. Hal ini dilakukan untuk mengontrol SKU agar tetap melakukan penyemprotan di jalur kontrol. Kegiatan penyemprotan sering mengalami kendala saat menyemprot di piringan karena pelepah tidak dibuang di gawangan mati, sehingga SKU sering terjatuh dan slipped. Selain itu rotasi antara pengendalian gulma secara manual dan kimiawi kurang terkoordinir dengan baik, karena lahan yang sudah dibabat manual sering terlambat disemprot atau lahan yang belum dibabat manual langsung disemprot. Hal ini disebabkan jumlah tenaga kerja SKU manual dan kimiawi yang tidak sesuai.

Pemupukan

Pemupukan yang baik harus memperhatikan empat tepat, yaitu: (1) tepat jenis, (2) tepat dosis, (3) tepat cara, dan (4) tepat waktu. Pemupukan di Mandah Estate dilakukan per semester dan berdasarkan rekomendasi. Kegiatan pemupukan di Mandah Estate menggunakan sistem Block Manuring System (BMS) yang mengatur agar blok pemupukan terkonsentrasi dalam satu hanca dan hanya satu gang pupuk untuk satu kebun. Untuk mencapai hasil pemupukan yang optimal di

lahan gambut dilakukan empat cara pemupukan, yaitu : (1) pupuk sebar, (2) pupuk tugal, (3) injeksi batang, dan (4) infus akar.

(51)

Pada pemupukan dengan cara sebar, penulis mengawasi pemupukan di jalur kontrol, sedangkan mandor mengawasi dari tepi kanal. Masalah yang sering terjadi di lapangan jika tidak dilakukan penguntilan adalah, tanaman kelapa sawit di jalan kontrol sering tidak dipupuk, dosis tidak sesuai karena jenis takaran yang digunakan berbeda-beda, dan seringkali pupuk tidak disebar melingkari pohon. Kurangnya pengawasan dan tindakan tegas dari mandor dapat menyebabkan aplikasi pemupukan menjadi kurang efektif.

Aplikasi pupuk dengan cara tugal menggunakan pupuk ZnSO4 dan HGfB. Kegiatan ini diawasi satu orang mandor. Kendala yang sering dihadapi di lapangan, sulitnya mengamati tanaman yang sudah ditugal atau belum karena pupuk yang sudah diaplikasikan ditutupi dengan tanah.

Panen

Pelaksanaan panen di Mandah Estate menerapkan Block Harvesting System. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan panen adalah tenaga kerja, peralatan panen, dan hanca panen. Pemanen diharuskan memotong buah

yang telah memenuhi kriteria panen dengan ditandai adanya 2 - 3 brondolan/kg BS. Penulis mendampingi mandor membawahi 16 - 24 SKU.

Penulis bersama mandor mengawasi tenaga pemanen agar buah yang dipanen tidak ada yang tertinggal di pohon dan pelepah yang dipotong disusun rapi di gawangan mati.

(52)

Asisten

Penulis berstatus sebagai pendamping asisten pada bulan keempat. Kegiatan yang dilakukan bersifat teknis. Kegiatan yang dilakukan sebagai pendamping asisten adalah memimpin apel pagi jika asisten tidak hadir, mengarahkan, mengawasi kerja karyawan dan para mandor di lapangan, serta memeriksa buku kerja mandor pada sore hari. Sore harinya mendampingi asisten mengawasi bongkar muat TBS di colecction point dan memeriksa pekerjaan di lapangan.

Pada saat melakukan pemeriksaan sering didapati TBS yang jatuh di kanal tidak diangkut lagi. Hal ini disebabkan tidak adanya pengawasan pada saat pengangkutan TBS dan biasanya TBS yang jatuh ke kanal langsung tenggelam. Manajemen pengangkutan TBS di lahan gambut harus benar-benar diperhatikan, karena TBS banyak mengalami proses overskip. Overskip merupakan proses

pindah muat selama pengangkutan TBS mulai dari TPH sampai ke dalam pompong. Kegiatan yang dilakukan penulis pada saat menjadi pendamping asisten

dapat dilihat pada Gambar 6.

(53)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Persiapan Panen

Pelaksanaan pemeliharaan pasar rintis, pasar tengah, dan piringan di

Mandah Estate dilakukan secara manual dan kimiawi. Pada pasar rintis, kegiatan ini telah berjalan dengan baik sehingga memperlancar pemanen dalam mengangkut TBS ke TPH dengan menggunakan angkong. Pengangkutan TBS mengalami hambatan pada musim hujan, karena air kanal meluap masuk ke seksi panen. Hal ini disebabkan bendungan yang masih konvensional sehingga drainase air kurang lancar. Kondisi piringan yang kurang bersih dan lebar piringan kurang dari 1.5 meter dari batang menghambat pemanen untuk menentukan kriteria matang dan mengutip brondolan. Hal ini disebabkan rotasi pengendalian gulma yang tidak tepat waktu. Pemeliharaan TPH belum dilakukan secara maksimal. Hal ini terlihat di beberapa TPH kondisi tanah yang longsor ke dalam kanal karena permukaan air yang turun.

Pada pasar rintis, gulma permukaan tanah dibiarkan tidak terlalu bersih. Tujuannya untuk menahan roda angkong tidak masuk ke dalam tanah gambut sehingga pemanen tidak kesulitan mengangkut TBS terutama pada musim hujan. Gulma di gawangan mati sengaja tidak dibersihkan, hal ini bertujuan untuk megurangi evapotranspirasi.

Pengangkutan TBS menuju PKS di Mandah Estate melalui proses bongkar muat yang terlalu banyak. Proses pengangkutan tersebut dapat dibagi dua yaitu: (1) pengangkutan TBS di areal kebun dan (2) pengangkutan TBS dari kebun menuju PKS. Proses bongkar muat TBS yang terlalu banyak berdampak terhadap penurunan bobot buah, mutu buah, jumlah HK, waktu, biaya, dan jenis angkutan buah. Proses pengangkutan TBS menuju PKS dapat dilihat pada Gambar 7.

(54)

luncuran bertambah tinggi. Kondisi ini menyebabkan CP di pusat kebun tidak dapat digunakan, sehingga proses bongkar muat dipindahkan ke collector I.

Gambar 7. Proses Pengangkutan TBS Menuju PKS

Beberapa usaha yang telah dilakukan adalah membersihkan gulma air dengan menggunakan jaring dan melakukan pemeliharaan kanal menggunakan

excavator. Tetapi kegiatan tersebut mengalami hambatan karena banyaknya gulma, bendungan tidak memakai sistem buka tutup, tenaga kerja terbatas, dan kondisi mesin excavator sering rusak. Pada areal gambut masalah sarana pengangkutan harus diperhatikan, karena berdampak pada produksi. Kondisi kanal yang ditutupi oleh gulma dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Kanal yang Ditutupi Gulma Air

Sistem Panen dan Rotasi Panen

Sistem panen yang diterapkan di Mandah Estate merupakan pengabungan dari sistem hanca tetap dan hanca giring yang disebut Block Harvesting System. Penggunaan Block Harvesting System bertujuan untuk memperbaiki

Pengangkutan TBS dari kebun menuju PKS Pengangkutan TBS di areal kebun

Bargas Pohon angkong TPH

CP Pompong

(55)

kekurangan-kekurangan yang ada pada sistem sebelumnya seperti kualitas hanca dan kualitas panen.

Kualitas hanca berkaitan dengan kebersihan hanca yang telah dipanen seperti buah tertinggal, buah matang tidak dipanen, brondolan tidak dikutip, jumlah pelepah, pelepah sengkleh, dan pelepah yang ditunas tidak dirumpuk di gawangan mati. Pengaturan hanca pada setiap seksi panen diatur oleh mandor panen. Setiap pemanen tergabung dalam kelompok kecil pemanen (KKP) yang terdiri dari 4 pemanen. Masing-masing KKP memiliki kewajiban untuk menyelesaikan hanca panennya dan hanca pemanen KKP-nya yang tidak selesai.

Kualitas buah berperan untuk menjaga rendemen dan kualitas minyak sawit tetap tinggi .Faktor yang mempengaruhi kualitas panen adalah tingkat kematangan buah dan kecepatan pengangkutan TBS ke pabrik. Penerapan Block Harvesting System di Mandah Estate sangat sesuai dengan areal perkebunan yang luas, seksi panen yang dipisahkan oleh kanal, sarana pengangkutan TBS, jumlah tenaga panen yang terbatas, dan topografi yang datar.

Kelebihan sistem ini adalah Mandor tidak terlalu banyak menyediakan waktu untuk membagi hanca, pemanen tidak perlu berpindah-pindah, administrasi pencatatan lebih mudah dan sederhana, pengawasan panen lebih efektif, setiap seksi panen dapat selesai dalam satu hari panen, pemanen lebih giat untuk menyelesaikan hancanya, dan buah terkonsentrasi di satu seksi panen. Selain itu khusus di lahan gambut pengangkutan buah lebih efektif dan lamanya buah menginap dapat dipersingkat

(56)

Rotasi panen yang tepat akan mempengaruhi kualitas minyak yang dihasilkan. Rotasi yang terlambat mengakibatkan buah terlalu masak (over ripe)

bahkan bisa mendekati janjang kosong (empty bunch). Hal ini berdampak negatif di lapangan seperti akan meningkatkan jumlah brondolan sehingga memperlambat penyelesaian hanca, basis borong sulit untuk terpenuhi (output kg/hk turun dan Rp/kg panen naik), kehilangan hasilmeningkat, dan kualitas minyak (CPO) yang dihasilkan rendah.

Tenaga Panen

Tenaga pemanen harus dipersiapkan dengan baik sehingga kualitas buah dan kualitas hanca tetap terjaga. Selain itu akan memudahkan penilaian kerja baik kualitas maupun kuantitasnya. Berdasarkan data di Kantor Mandah Estate kebutuhan tenaga kerja panen dapat dihitung dengan menggunakan rumus perhitungan (Yahya, 1990).

Keterangan : T = Jumlah Tenaga Pemanen (HK) A = Luas seksi panen rata-rata (ha) B = Rata-rata kapasitas pemanen (kg/HK) C = Kerapatan panen (tandan/pokok) D = Bobot janjang rata-rata (kg) E = Populasi (pokok/ha)

Berdasarkan rumus perhitungan di atas kebutuhan tenaga panen berdasarkan bobot buah divisi I di Mandah Estate yaitu :

orang

(57)

g

Tenaga panen yang dimiliki Divisi I Mandah Estate sebanyak 48 orang. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan bobot TBS dan basis panen terjadi perbedaan jumlah tenaga panen sebanyak 22 orang. Perhitungan tenaga panen dengan menggunakan jumlah tandan yang dipanen lebih sesuai diterapkan di Divisi I. Hal ini disebabkan oleh bobot TBS yang bervariasi, luas hanca panen yang cukup luas (± 3 ha), dan penggunaan BHS di Mandah Estate. Berdasarkan jumlah TBS yang dipanen/ha jumlah tenaga panen di Divisi I sudah optimal. Tenaga pemanen yang mencukupi akan berpengaruh terhadap penyelesaian hanca dan seksi panen.

Kerapatan Panen

Perhitungan angka kerapatan panen digunakan untuk mengetahui

produksi yang dihasilkan pada suatu blok pertanaman. Di Mandah Estate perhitungan kerapatan panen tidak selalu dilakukan. Hal ini disebabkan oleh penggunaan Block Harvesting System dapat meminimalkan kegiatan perhitungan kerapatan panen. Kegiatan perhitungan kerapatan panen dilakukan hanya pada saat produksi menurun dan tidak sesuai dengan estimasi produksi.

Estimasi Produksi

(58)

Peramalan produksi semesteran di Mandah Estate didapat dengan melakukan sensus produksi semester. Sensus produksi dilakukan dengan menghitung tandan buah dan bunga pada titik sensus dan pokok sensus. Bunga yang dihitung yaitu bunga betina yang seludangnya telah terbuka. Data sensus produksi ini akan didistribusikan ke setiap bulan pada semester tersebut. Sensus produksi semester I dilakukan pada bulan Desember, sedangkan sensus produksi semester II dilakukan pada bulan Juni. Peramalan produksi bertujuan untuk mengetahui tinggi rendahnya produktivitas sehingga terdapat kesesuaian antara TBS yang dipanen, jumlah tenaga kerja dan jumlah unit angkut.

Produksi

Produksi kelapa sawit dipengaruhi oleh bahan tanaman, tanah, topografi, musim kering, umur tanaman, kultur teknis, koordinasi panen, pengamanan produksi dan premi panen (Risza, 1995). Data produktivitas kelapa sawit di Mandah Estate dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Data Produktivitas TBS Kelapa Sawit Mandah Estate, PT. BNS Periode 2000-2005 Sumber : Kantor Besar Kebun Mandah

(59)

produktivitas kelapa sawit yang semakin meningkat dengan bertambahnya umur tanaman kelapa sawit.

Peningkatan produksi di tanah gambut Mandah Estate secara komersial kurang memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari produktivitas di Mandah Estate jauh lebih rendah dibandingkan produktivitas ditanah gambut Kebun Ajamu. Dari Tabel 6 dapat dilihat produktivitas di Mandah Estate berada di bawah standar lahan kelas IV. Hal ini diakibatkan tebalnya tanah gambut lebih dari 2 meter. Semakin tebal gambut dan semakin tinggi bahan kasar memberikan produksi yang lebih rendah terhadap produktivitas kelapa sawit (Koedadiri, et al., 1997)

Tabel 6. Rata-rata Produksi TBS Kelapa Sawit pada Tanah Gambut di Mandah Estate dan Kebun Ajamu serta Menurut Kelas Lahan.

Produksi Berdasarkan Kelas Lahan

(60)

seperti Gambar 9 sangat mempengaruhi produksi, hal ini disebabkan bobot TBS rata-rata dan kerapatan panen yang rendah.

Gambar 9.Defisiensi Unsur Hara pada TM 5 Penurunan Bobot TBS

Jumlah TBS, bobot TBS, dan bobot brondolan merupakan komponen yang mempengaruhi jumlah produksi. Pada Tabel 7 terlihat bahwa terjadi penurunan bobot TBS maupun bobot brondolan dari TPH ke collection point dan sampai di PKS. Pada Tabel 7 dapat dilihat penurunan bobot TBS yang terjadi mulai dari TPH sampai ke PKS

Tabel 7. Penurunan Bobot TBS

Bobot (kg) Bobot (kg)

Sumber : Pengamatan Lapangan April

(61)

. Penurunan bobot rata-rata TBS dan brondolan dari TPH sampai di

collection point sebesar 1.18 % sehingga akumulasi penurunan bobot TBS dari TPH sampai ke PKS sebesar 10.03 %. Dari data Tabel 7 terlihat bahwa terjadi penurunan bobot TBS dari TPH sampai PKS sebesar 10.04%. Faktor-faktor yang menyebabkan penurunan bobot tersebut antara lain adalah, jarak transportasi yang jauh dan lamanya waktu perjalanan untuk membawa TBS sampai ke PKS, lamanya pembongkaran TBS di PKS, dan banyaknya overskip yang terjadi mulai dari TPH sampai PKS. Proses overskip yang terjadi di collection point dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar10. Overskip di Collection Point

Angkutan Panen

Pengangkutan buah sawit ke pabrik harus dilakukan setelah pemanenan pada hari yang sama, agar kontinuitas datangnya buah tetap terjamin. Sarana transportasi yang digunakan untuk pengangkutan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit bergantung pada kondisi areal perkebunan. Sarana pengangkutan TBS umumnya menggunakan truk, kapal dan bargas. Pengangkutan TBS dengan bargas dan pompong (kapal) digunakan untuk areal perkebunan kelapa sawit di lahan gambut karena tidak memungkinkan untuk penggunaan truk atau sarana transportasi darat.

(62)

yang digerakkan oleh mesin OB dengan kekuatan 15 HP. Setiap divisi memiliki 2 unit bargas dan 1 unit OB. Bargas digunakan untuk mengangkut TBS dari TPH menuju collection point. Pengangkutan TBS dari kebun (colecction point) menuju PKS menggunakan pompong dengan kapasitas 5-13 ton. Setiap seksi panen memerlukan waktu yang berbeda untuk mengangkut buah dari kebun menuju pabrik. Keperluan waktu angkut buah pada setiap seksi panen dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8 .Keperluan Waktu Unit Angkut Buah

Bargas

Sumber : Pengamatan Lapang Maret 2005

Dari Tabel 8 dapat dihitung waktu yang diperlukan satu unit angkutan untuk mengangkut buah dari setiap seksi panen sampai proses over skip di

collection point dengan menggunakan rumus :

• t = S 1 + S 2 + t muat + t bongkar km/jam, waktu muat di TPH = 0.75 jam, waktu bongkar di CP= 0.38 jam. Jadi total waktu yang diperlukan :

Gambar

Tabel 1. Tata Guna Lahan Kebun Mandah
Gambar 1. Struktur Organisasi Tingkat Divisi Kebun Mandah
Gambar 2. Serangan Rayap pada TBM dan TM
Tabel 2. Daftar Skor dan Klasifikasi Serangan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil yang dicapai dalam langkah ini, dikembangkan cara perbaikan atau tindakan yang sesuai dengan kemampuan dan komitmen guru, kemampuan siswa, sarana dan

Untuk itu perlu dikembangkan kembali daya tarik wisata yang mulai menurun dengan mengupayakan pengembangan Desa Wisata Bedulu melalui penyediaan Guide Book yang

&amp; Suarsini E., 2012, Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Kulit Batang Sawo Kecik (Manilkara kauki L Dubard) terhadap Bakteri Escherichia coli, Laporan Penelitian, Surakarta,

Menambah wawasan dan pengetahuan khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca mengenai model pembelajaran aktif dengan strategi giving questions and getting answers

Manfaat praktis penulisan karya tulis ilmiah bagi rumah sakit yaitu dapat digunakan sebagia acuan dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan bagi pasien khusunya dengan

Studi pendahuluan yang kedua dilakukan kepada sebuah keluarga masih di kota yang sama dengan responden pertama. Keluarga ini memiliki 3 putra-putri. Anak

Karya Pop-up pada lembar halaman 4 ini terfokus pada tengah halaman yakni tampilan bentuk Pop-up tiga dimensi rumah Mbok Rondo yang telah di kepung oleh prajurit Raja

Pengawas Intern akan berpengaruh terhadap efektivitas penerapan struktur pengendalian intern, artinya bahwa semakin tinggi sikap Independensi, Keahlian Profesional, dan