• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan Tindakan

Dalam dokumen Analisis Kemampuan Problem Solving Mahas (Halaman 100-103)

DAFTAR PUSTAKA

B. Analisis Hasil Belajar Siswa

2. Pelaksanaan Tindakan

Pada saat pelaksanaan diskusi ke-lompok yang membahaaas tentang penyusu-nan RPL layapenyusu-nan bimbingan, terdapat kendala yaitu masih ada beberap peserta yang bingung tidak tahu apa yang harus dikerjakan. Faktor penyebabnya karena tingkat pemahaman guru BK tidak merata, ada yang lansung memahami dan ada yang masih lamban menerima tugas yang harus dilakukan. Solusinya peneliti menjelaskan pelan-pelan tugas apa yang harus dikerjakan secara individual oleh guru BK peserta pembimbingan. Hasilnya semua guru BK telah memahami apa yang harus dilakukan selama proses kerja kelompok dan kerja individual dalam kelompok kerja masing-masing.

Selama kerja kelompok, ada peserta yang berseberangan pendapat dengan peserta lain, penyebabnya karena satu guru BK berpedoman dengan kaidah layanan bimbingan klasikal dan yang lainnya berpedoman RPP guru mata pelajaran. Solusi yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan memberikan bimbingan secara khusus kepada peserta yang berbeda pendapat, hasilnya kedua pihak menyadari kesalahan masing-masing dan berdamai untuk melanjutkan tugas secara bersama-sama.

Sugeng Prayoga, Peningkatan Kompetensi dalam Memberikan Layanan Bimbingan Klasikal

97 Peneliti memberikan penghargaan

kepada semua peserta pembimbingan, ken-dalanya masih ada guru BK yang belum pantas untuk mendapat penguatan penye-babnya adalah dalam mengerjakan tugas terkesan tidak konsentrasi dan kurang disiplin, solusinya yang bersangkutan diberikan kesempatan untuk menyelesaikan dirumah sebagai PR khusus, hasilnya guru BK yang bersangkutan sangat senang dan menerimanya.

Pada akhir pembimbingan peneliti memberikan tugas secara individual yaitu menyelesaikan/memperbaiki/penyempurnaa n tugas yang dikerjakan dalam kegiatan kerja kelompok. Pada kegiatan ini tidak ada hambatan yang berarti, semua berjalan lancar sehingga tidak perlu ada solusi.

Kegiatan selanjutnya ini peneliti melaksanakan supervisi akademik di kelas dengan jalan mengunjungi ke Sekolah/Mad-rasah tempat guru BK bertugas mulai hari Sabtu tanggal 1 Nopember 2014 dan berakhir pada hari Jum’at tanggal 7 Nopember 2014.

Kendala yang dihadapi selama mela-kukan supervisi akademik di kelas adalah: 1) waktu yang sering tidak tepat, 2) guru BK sedang menyelesaikan masalah individu, 3) guru BK belum datang ke sekolah sementara pengawas sudah datang di sekolah, 4) dan ada juga guru BK yang lupa tidak membawa hasil RPL layanan klasikal yang adakan jadikan sebagai bahan untuk pembimbingan dan penyempurnaan.

Permasalahan itu bisa terjadi karena: 1) guru BK kurang menepati waktu yang telah disepakati bersama, 2) guru BK harus mengajar menyelesaikan target layanan yang telah direncanakan, 3) ada guru BK yang

mempunyai kepentingan diluar kedinasan yang sangat mendesak, 4) guru BK kurang bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.

Solusi yang dilakukan oleh peneliti disesuaikan dengan kendala dan factor penyebab terjadinya permasalahan itu yaitu: 1) Pengawas menghubungi via telpon bahwa waktu untuk pembimbingan segera dimulai, 2) Pengawas menghubungi guru BK yang belum datang dan akan menunggu sampai guru BK yang bersangkutan datang di sekolah/madrasah, 3) bagi guru BK yang benar-benar lupa membawa tugas individual diharapkan untuk segera mengambilnya. 3. Pengamatan/pengumpulan data

Pada tahapan ini yang dibahas adalah perolehan hasil observasi pengawas dan observasi guru BK serta hasil supervisi akademik dalam melaksanakan layanan bimbingan klasikal dikelas yang baik dan benar.

Hasil observasi pengawas diperoleh skor rata-rata (3,83), sementara indikator kinerja mengharapkan mendapat skor rata-rata (> 4, 00), tetapi pada dengan perolehan skor rata-rata observasi guru BK adalah (3, 46). Ini artinya belum memenuhi indikator keberhasilan yang diharapkan yaitu (> 4, 00). Sedangkan hasil supervisi akademik dalam melaksanakan bimbingan klasikal dikelas di peroleh nilai rata-rata adalah (75, 41), sementara indikator keberhasilan proses bimbingan individual dinyatakan telah berhasil jika perolehan nilai rata-rata (> 85,00).

Adapun kendala dan penyebab yang dihadapi oleh peneliti sehingga indikator keberhasilan belum tercapai

adalah: 1) pengawas/peneliti untuk tampil pertama merasa gugup kurang konsentrasi, 2) dalam melaksanakan pembimbingan juga agak kurang mengena kurang sesuai dengan skenario yang telah disiapkan, 3) sementara guru BK juga masih belum berkonsentrasi sepenuhnya melaksanakan kerja kelompok/ diskusi kelompok, dan 4) dalam melak-sanakan tugas secara individual terkesan belum seperti yang diharapkan.

Jalan keluarnya adalah dengan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terjadi pada siklus I untuk diadakan penmyempurnaan pada siklus berikutnya dengan jalan merancang proses pembim-bingan secara matang dan terencana dengan jadwal yang mampu membangkitkan moti-vasi guru BK sebagai peserta pembim-bingan. Disamping itu pengawas bersama guru BK bersama membuat kesepakatan bersama tentang disiplin waktu pada siklus berikutnya.

Hasilnya pengawas bersama guru BK menyepakati bahwa pada siklus berikutnya akan datang tepat waktu dan akan melakukan diskusi kelompok/ kerja kelompok dengan bersungguh-sungguh sehingga indikator keberhasilan yang telah direncanakan terpenuhi dengan baik.

4. Refleksi

Hasil observasi pengawas mempe-roleh skor rata-rata (3,83) sementara hasil observasi guru BK memperoleh skor (3, 46) dan hasil nilai rata-rata supervisi akademik dalam layanan bimbingan klasikal adalah (75,41). Dari ketiga perolehan data hasil penelitian pada siklus I masih belum memenuhi target indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.

Memperhatikan perolehan skor rata-rata dan nilai rata-rata yang masih belum memenuhi indikator keberhasilan, maka peneliti akan memperbaiki jenis tindakan dalam penyampaian materi tentang layanan bimbingan klasikal akan lebih dioptimalkan dan diefektifkan. Dalam pelaksanaan bimbingan kelompok peneliti akan memfokuskan pada tindakan nyata yaitu melakukan pengamatan selama proses kerja kelompok dan melaksanakan bimbingan secara efektif dan semangat kekeluargaan yang tinggi. Jenis tindakan ini perlu dilakukan dalam upaya meningkatkan kompetensi guru BK dalam melaksanakan layanan bimbingan klasikal dikelas yang baik dan benar, ditandai dengan mening-katnya perolehan nilai supervisi akademik layanan bimbingan klasikal dikelas > 85,00.

Jenis penguatan yang akan dilaku-kan oleh peneliti dalam upaya motivasi guru BK agar lebih giat dalam melakukan kerja kelompok maupun kerja individual adalah: 1) memberikan penghangatan setiap kegiatan/hasil kerja secara berkelompok maupun secara individual dalam bentuk pujian, motivasi, dan sejenisnya. Dengan memberikan penguatan itu diharapkan para guru BK peserta pembimbingan lebih termotivasi untuk menyelesaikan tugas secara berkelompok maupun secara indi-vidual yang berdampak tercapainya indika-tor keberhasilan yang telah ditetapkan.

Jenis tindakan yang akan dilakukan dalam proses pembimbingan secara berke-lompok antara lain: 1) pengamatan yang berkesinambungan, 2) pembimbingan secara klinis, 3) pemanfaatan waktu yang efektif. Sedangkan tindakan nyata yang dilakukan oleh peneliti dalam supervisi akademik

Sugeng Prayoga, Peningkatan Kompetensi dalam Memberikan Layanan Bimbingan Klasikal

99 dikelas antara lain: 1) datang ke sekolah/

madrasah tepat waktu, 2) memperbaiki hasil kerja yang masih belum sempurna dalam pembuatan RPL layanan bimbingan klasikal 3) berbicara yang santun selama pembim-bingan, dan 4) memberikan penguatan yang positif dan bersifat membimbing. Tindakan nyata itu perlu dilakukan dalam upaya meningkatkan kompetensi guru BK dlam melaksanakan layanan bimbingan klasikal dikelas.

Pada siklus II, telah dilakukan bebrapa tahapan yang sama dengan siklus I. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

Dalam dokumen Analisis Kemampuan Problem Solving Mahas (Halaman 100-103)

Dokumen terkait