• Tidak ada hasil yang ditemukan

commit to user BAB IV

HASIL PENELITIAN

B. Deskripsi Hasil Penelitian

2. Pelaksanaan Tindakan 1

Berdasarkan data kondisi awal kemampuan lompat jauh gaya jongkoksiswa kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Sragen tahun pelajaran 2010/2011, maka prosentase nilai perlu ditingkatkan dengan pembelajaran yang tepat yaitu membuat siswa tertarik, tidak bosan, tidak cepat lelah dan mudah melakukannya dengan cara memodifikasi alat bantu pembelajaran. Dengan modifikasi alat bantu pembelajaranmerupakan bentuk pembelajaran yang dapat mendatangkan ketertarikan, kemudahan sehingga rasa senang muncul pada peserta didik. Pada siklus pertama (1) yaitu terdiri dari dua bentuk pembelajaran lompat. Pembelajaran lompat pada siklus 1 yaitu pembelajaran lompat menggunakan tanda dan pembelajaran lompat menggunakan tali. Pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan modifikasi alat bantu pembelajaran pendidikan jasmani pada siklus I dilakukan selama 2 kali pertemuan yaitu 4x35 menit.

a. Rencana Tindakan Siklus I

Kegiatan perencanaan tindakan I peneliti dan guru kelas yang bersangkutan (mitra kolaboratif) mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini, seluruh rencana tindakan pada siklus I termuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I. Melalui RPP siklus I tersebut maka disepakati bahwa pelaksanaan tindakan siklus I diadakan selama 2 kali pertemuan. Peneliti bersama kolaborator melakukan penilaian kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Sragen tahun pelajaran 2010/2011. Dari hasil pengukuran diperoleh hasil yang kurang maksimal, dari keseluruhan siswa yang mengikuti tes hasilnya belum optimal. Masih banyak siswa yang nilainya kurang, di bawah nilai KKM (70) atau tidak tuntas. Melalui hasil penelitian tersebut maka peneliti dan

kolaborator merancang rencana pelaksanaan tindakan siklus I sebagai berikut: (1) peneliti bersama kolaborator merancang model pembelajaran dengan memodifikasi alat bantu pembelajaran, untuk mengoptimalkan kemampuan lompat jauh gaya jongok siswa, (2) peneliti dan kolaborator menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) lompat jauh gaya jongkok yang terdiri dari lompat menggunakan tanda dan pembelajaran lompat menggunakan tali. Peneliti dan guru menyiapkan modifikasi alat bantu pembelajaran penjas yang akan digunakan dalam pelaksanaan proses pembelajaran lompat jauh gaya jongkok seperti: tanda dan tali, (3) peneliti kolaborator menyusun media pembelajaran berupa tes dan non tes. Instrumen tes dinilai hasilnya.

Peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok siswa dan motivasi belajar siswa dengan memodifikasi alat bantu pembelajaran Penjas. Sedangkan instrumen non tes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktifan dan sikap siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsungdan memalui formulir penilaian/ rubrik penilaian siswa yang tercantum dalam RPP, (4) peneliti dan kolaborator menyusun standar penilaian pada penguasaan kemampuan lompat jauh gaya jongkok siswa, (5) peneliti dan kolaborator menentukan lokasi pelaksanaan tindakan I, yakni di halaman belakang SD Negeri Saren 1 Kalijambe Sragen.

a. Pelaksanaan Tindakan I

Tindakan I dilaksanakan dua kali pertemuan, selama satu minggu yakni pada hari Rabu dan Sabtu tanggal 12 dan 15 Januari 2011, di halaman belakang SD Negeri Saren 1 Kalijambe Sragen. Masing-masing pertemuan dilaksanakan selama 2 x 35 menit. Sesuai dengan RPP pada siklus I ini pembelajaran dilakukan oleh peneliti dan guru kelas yang bersangkutan, dan sekaligus melaksanakan observasi terhadap proses pembelajaran.

Materi pada pelaksanaan tindakan I, pertemuan pertama(Rabu,12Januari 2011) adalah praktik lompat jauh gaya jongkok yaitu: mempraktikkan gerakan melompat melalui awalan ke arah tanda yang telah ditentukan dan menggunakan

commit to user

tali, serta nilai sportivitas, semangat, kejujuran, kerjasama, toleransi,dan percaya diri. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah: (1) siswa dibariskan menjadi 3 bersap, berdo’a, presensi, (2) Memberi motivasi dan menjelaskan materi

pelajaran, (3) Pemanasan dengan bermain ular-ularan, Cara permainan: Siswa

dibagi menjadi 2 kelompok sama banyak, masing-masing kelompok menempatkan diri di tempat/lapangan yang telah disediakan. Siswa paling depan berjalan mengikuti garis yang telah disediakan, jika kedua siswa tersebut bertemu di perjalanan sepanjang garis maka melakukan suit, yang menang melanjutkan perjalanan hingga daerah lawan dan disusul teman lainnya dengan cara yang

sama.Pemenang: kelompok siswa yang paling banyak sampai di tempat lawan.

Siswa yang kalah harus menggendong siswa yang menang. (4) pembelajaran lompat menggunakan tanda, (5) pembelajaran lompat menggunakan tali, (6) siswa dikumpulkan, dibariskan menjadi 3 bersap, (7) Mengevaluasi kegiatan pembelajaran, (8) Siswa disiapkan, berdo’a dan dibubarkan.

Materi pada pelaksanaan tindakan I, pertemuan ke dua (Sabtu, 15Januari 2011) adalah mengulangi materi pada pertemuan I dan melakukan penilaian proses pembelajaran. Urutan pelaksanaan tersebut : (1) siswa dibariskan menjadi 3 bersap, berdo’a, presensi, (2) Memberi motivasi dan menjelaskan materi

pelajaran, (3) Pemanasan dengan bermain ular-ularan, Cara permainan: Siswa

dibagi menjadi 2 kelompok sama banyak, masing-masing kelompok menempatkan diri di tempat/lapangan yang telah disediakan. Siswa paling depan berjalan mengikuti garis yang telah disediakan, jika kedua siswa tersebut bertemu di perjalanan sepanjang garis maka melakukan suit, yang menang melanjutkan perjalanan hingga daerah lawan dan disusul teman lainnya dengan cara yang

sama.Pemenang: kelompok siswa yang paling banyak sampai di tempat lawan.

Siswa yang kalah harus menggendong siswa yang menang. (4) pembelajaran lompat menggunakan tanda, (5) pembelajaran lompat menggunakan tali, (6) siswa dikumpulkan, dibariskan menjadi 3 bersap, (7) Mengevaluasi kegiatan pembelajaran, (8) Siswa disiapkan, berdo’a dan dibubarkan.

Pada pertemuan berikutnya (Rabu,19Januari 2011), peneliti melakukan tes pengukuran kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada siklus I. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: (1) peneliti dan kolaborator menyiapkan siswa untuk mengikuti tes akhir pada siklus I dengan memanggil satu per satu untuk melakukan tes kemampuan lompat jauh gaya jongkok. Peneliti dan kolaborator melakukan tes untuk siklus I dengan mencatat hasil tes kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada blangko yang telah disiapkan, (2) diakhir pertemuan peneliti dan kolaborator melakukan evaluasi terhadap hasil tes yang telah dilakukan serta memberi informasi mengenai materi yang akan disampaikan minggu depan.

b. Observasi dan Interpretasi Tindakan I

Observasi dan interpretasi tindakan I dilakukan selama tindakan I berlangsung. Peneliti dan kolaborator melakukan observasi dan interpretasi tindakan I, adapun pelaksanaan tindakan I yakni: (1) sebelum pembelajaran berlangsung peneliti dan kolaborator bersangkutan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai pedoman atau acuan dalam proses pelaksanaan pembelajaran, (2) sebelum tindakan I dilaksanakan peneliti dan kolaborator melaksanakan prasiklus sebagai bahan acuan dalam membandingkan hasil tes awal dengan tes akhir pada siklus I, (2) peneliti melakukan proses pembelajaran lompat jauh gaya jongkok, dalam hal ini peneliti mengacu pada sintaks (alur pembelajaran) pada model pembelajaran, yakni adanya penjelasan materi, demontrasi/unjuk kerja contoh, serta pelaksanaan instruksi secara langsung oleh siswa, (3) peneliti mengamati proses pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan memodifikasi alat bantu pembelajaran Penjas siswa kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Sragen. Pada pertemuan (Rabu, 12Januari2011 selama 2x 35 menit), peneliti mengajarkan materi lompat jauh gaya jongkok dengan memodifikasi Alat bantu pembelajaran Penjas yakni: lompat menggunakan tanda dan lompat menggunakan tali dan mengadakan tes akhir

commit to user

siklus I. Peneliti bersama kolaborator melakukan penilaian melalui lembar observasi siswa, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menerima pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan modifikasi alat bantu pembelajaran Penjas.

d. Diskripsi Data Hasil Setelah Tindakan I

Selama pelaksanaan siklus atau tindakan I, maka peneliti melakukan pengambilan data penelitian. Adapun deskripsi data peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok dan nilai ketuntasan hasil belajar dengan modifikasi alat bantu pembelajaran Penjas pada siswa kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Sragen tahun pelajaran 2010/2011, disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 2. Peningkatan Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok dan Nilai

Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 dari Kondisi Awal ke Siklus 1.

Siklus 1 Peningkatan dari Kondisi

Awal ke Siklus 1 Nama Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok Nilai Ketuntasan Belajar Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok Nilai Ketuntasan Belajar 1 Muhammad Yudha R 2.20 61.3 2.50 68.9

2 Agitya Dyah Monica AS 1.85 58.4 2.30 64.4

3 Anida Ratnawati 1.74 59.0 2.35 64.0

4 Annita Viesta ND 1.48 59.0 1.80 65.0

5 Arrufik Ika Nur Salsa 1.50 58.0 1.68 59.6

6 Ayu Ukhti Muslima 1.93 62.5 2.20 68.8

7 Dana Risma Khairunnisa 1.28 61.0 1.98 65.5

8 Dhea Nurrahma Ayu 1.57 61.5 2.70 67.5

9 Dzuriyatul Choiriyah 1.45 55.0 2.10 63.5

10 Fitriani Puspitasari 1.52 61.5 2.20 66.5

11 Galuh Rahmah Fitriana 2.08 64.8 2.30 73.4

12 Hastin Nurul Fajri 2.20 60.8 2.30 70.9

13 Jaka Briga Pratama 2.80 69.1 2.90 76.6

14 Kidhea Ciputra 2.08 60.5 2.78 68.1

15 Mega Rizki Hermawati 1.45 59.0 2.15 69.0

16 Mesa Murmalasari 1.88 59.6 2.08 66.0

17 Muhammad Hariz A 1.82 60.6 2.98 69.4

18 Muhammad Rifai 2.55 67.5 2.95 75.0

19 Muhammad Rifki R 2.28 60.4 2.40 69.4

20 Masrudin 2.62 61.3 3.15 74.4

21 Viola Inge Novitasari 1.90 58.0 2.35 66.3

22 Zuniar Tri Utami NA 1.50 58.6 1.90 66.3

Berdasarkan data peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok dan nilai ketuntasan hasil belajar menunjukkan kemampuan lompat jauh gaya jongkok siswa kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Sragen tahun pelajaran 2010/2011 dari kondisi awal ke siklus 1 rata-rata meningkat sebesar 24,88%. Sedangkan peningkatan nilai ketuntasan belajar rata-rata 12.04%. Hal ini menunjukkan bahwa, setelah diberi pembelajaran pada siklus 1 kemampuan lompat jauh gaya jongkok dan ketuntasan belajar mengalami peningkatan. Pengitungan peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok dan nilai ketuntasan hasil belajar dari kondisi awal ke siklus 1 terlampir.

Dalam pelaksanaan tindakan I terdapat kelebihan dan yang dapat digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan tindakan I, adapun kelebihan dalam pelaksanaan tindakan I diantaranya: (1) siswa merasa tertarik dengan modifikasi alat bantu pembelajaran Penjas yang baru disampaikan oleh peneliti yakni dengan melalui penjelasan guru dan peneliti, penyampaian materi model inovatif dengan permainan pada pemanasan dan modifikasi sarana dalam melakukan pembelajaranlompat jauh gaya jongkok yakni: lompat dengan menggunakan tanda dan tali,sebab siswa merasa senang dengan kegiatan belajar dengan memasukan unsur bermain selama proses pembelajaran sehingga siswa mudah melakukan lompat jauh yang selama ini dianggap membosankan, melelahkan untuk melakukannya, disamping itu model pelaksanaan pembelajaran ini dianggap jarang digunakan dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pada mata pelajaran pendidikan jasmani, (2) siswa mudahdalam menyerap pelaksanaann kegiatan dengan modifikasi alat bantu Pembelajaran Penjaskarena sangat membantu sekali siswa dalam melakukan lompat dengan menggunakan tanda dan tali, sehingga pelaksanaan KBM menjadi terlaksana dengan baik, dan siswa dapat secara cepat mengadaptasi materi karena sudah melihat gerakan yang diinstruksikan sebelumnya oleh peneliti. Situasi kelas lebih tertata, sehingga materi yang diberikan terarah.

Akan tetapi dalam pelaksanaan tindakan I ini masih terdapat kelemahan sehingga membuat kekurangan dalam pelaksanaan tindakan I, adapun kelemahan dan kekurangan dalam pelaksanaan tindakan I tersebut adalah: (1) mayoritas

commit to user

siswa belum dapat mempraktekkan lompat jauh gaya jongkok, dalam hal ini lompat dengan menggunakan tanda dan tali yang didemontrasikan oleh peneliti secara benar, (2) saat melakukan lompatan dengan menggunakan tanda kebanyakan siswa belum bisa turun tepat pada tanda yang diberikan, hal ini berarti siswa belum dapat melakukan gerakan yang diharapkan peneliti maupun guru, (3) masih banyak siswa yang tidak serius dalam melaksanakanpembelajaran, hal ini terbukti saat pembelajaran lompat melewati tali, tali yang dilompati sering digoyang-goyangkan oleh teman yang lain, sehingga saat akan dilompati siswa merasa takut dan kurang serius.

e. Analisis dan Refleksi Tindakan I

Berdasarkan observasi tindakan I tersebut, peneliti dan kolaborator melakukan analisis dan refleksi sebagai berikut: (1) jumlah dan frekuensi pertemuan pada siklus atau tindakan I telah menunjukkan hasil yang sesuai, (2) pelaksanaan proses belajar mengajar telah sesuai dengan rencana yang dibuat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus atau Tindakan I, (3) tes awal untuk mengetahui kemampuan siswa pada awal sebelum mendapatkan tindakan, (4) model pembelajaran yang ditetapkan oleh peneliti dan kolaborator mampu mengatur kondisi kelas, sehingga proses belajar mengajar serta transfer materi dapat berlangsung lebih maksimal, (5) hasil pekerjaan siswa pada pelaksanaan siklus I belum menunjukkan hasil yang maksimal, masih banyak nilai siswa yang di bawah KKM dan belum sesuai dengan target yang ditetapkan yaitu ketuntasan nilai siswa sebesar 70%, sehingga dilanjutkan ke siklus II, (6) kelebihan dan keberhasilan dalam pelaksanaan tindakan pada siklis I, akan dipertahankan dan ditingkatkan, (7) dalam mengantisipasi kelemahan dan kekurangan yang ditemukan selama pelaksanaan tindakan I, maka disusun langakah antisipasif yakni: a) siswa diminta mengingat cara lompat jauh gaya jongkok sesuai yang telah diajarkan, b) penelitindan kolaborator memberikan reward bagi siswa yang dapat melakukan lompat jauh gaya jongkok secara benar, c) peneliti tidak hanyaberada di depan saja saat memberikan penjelasan kepada siswa. Peneliti juga harus memonitor siswa yang berada di bagian belakang, agar

mereka juga ikut aktif dalam kegiatan belajar mengajar, d) peneliti meminta bantuan kepada beberapa teman untuk dapat membantu mengatur jalannya proses pembelajaran.

Peneliti dan guru sepakat menyusun tindakan perbaikan dan menganulir sebagian materi yang sanggup yang sudah dapat dilaksanakan siswa dengan baik.

Dokumen terkait