• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

2. Pembahasan

2.1 Pelaksanaan Tugas Kesehatan Keluarga pada

2.1.1 Mengenal masalah kesehatan keluarga

Keluarga merupakan jaringan yang mempunyai hubungan erat dan bersifat mandiri, dimana masalah-masalah seorang individu menyusup dan

2008). Dari hasil penelitian pelaksanaan tugas kesehatan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan keluarga menunjukkan bahwa mayoritas responden selalu mengetahui pertumbuhan dan perkembangan setiap anggota keluarga, lebih dari setengah jumlah responden selalu mengetahui perubahan yang terjadi jika timbul keluhan penyakit pada salah satu anggota keluarga, kurang dari setengah jumlah responden selalu mengetahui penyebab dari perubahan yang terjadi pada anggota keluarga yang sakit, lebih dari setengah jumlah responden selalu menanyakan keluhan yang dirasakan oleh anggota keluarga yang sakit, lebih dari setengah jumlah responden selalu dapat membedakan kondisi sehat-sakit setiap anggota keluarga, dan lebih dari setengah jumlah responden kadang beranggapan bahwa seseorang yang sakit tidak dapat melakukan aktivitas. Hal ini sesuai dengan pernyataan Piliang (2009), yang mengatakan bahwa pengertian sehat-sakit menurut masyarakat Minangkabau tidak terlepas dari tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat tersebut. Dari data demografi menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpendidikan SMA dan SMP. Terkait dengan hasil penelitian didapatkan bahwa keluarga kurang pengetahuan mengenai penyebab dari tejadinya penyakit sehingga keluarga tidak dapat memberikan perawatan yang spesifik kepada anggota keluarga yang sakit. Dari hasil penelitian juga diperoleh bahwa persepsi keluarga Minangkabau mengenai sakit adalah sesorang dikatakan sakit jika seseorang tersebut tidak mampu lagi melakukan aktivitasnya sehari-hari seperti berdagang, menjahit, memasak, dan lain-lain. Walaupun gejala sakit (demam, influenza, pening, dan lain-lain) pada

seseorang tersebut sudah dirasakan namun aktivitas masih bisa dilakukan, keluarga belum menganggap sebagai sakit.

Pelaksanaan tugas kesehatan keluarga suku Minangkabau dalam hal mengenal masalah kesehatan keluarga sudah baik.

2.1.2 Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat

Dalam mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga, yang mengambil keputusan dalam pemecahannya adalah tetap kepala keluarga (Setiadi, 2006).

Hasil penelitian dari keluarga bersuku Minangkabau menunjukkan bahwa mayoritas responden dengan kepala keluarga selalu berperan penting dalam mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan, dan lebih dari setengah jumlah responden selalu menanyakan pendapat dari anggota keluarga untuk menentukan tindakan kesehatan yang tepat (seperti pengobatan alternatif dan medis). Walaupun suku Minangkabau menganut sistem matrilineal, namun dalam hal pengambilan keputusan tetap diputuskan oleh kepala keluarga dan tetap melibatkan anggota keluarga lain terkhususnya istri, karena pola dan tingkah laku keluarga suku Minangkabau mengikuti ajaran Islam (Padusi, 2008).

Piliang (2009) mengatakan bahwa keluarga Minangkabau akan menanyakan pendapat atau meminta bantuan dari keluarga lain atau organisasi yang diikuti keluarga jika keluarga tidak mampu lagi dalam hal dana atau penyakitnya sudah terlalu berat. Ini sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh bahwa

kurang dari setengah jumlah responden kadang menanyakan pendapat dari orang lain untuk menentukan tindakan kesehatan yang tepat.

Dari penelitian juga diperoleh hasil bahwa mayoritas responden selalu memberikan perawatan sederhana di rumah (seperti kompres, minum air putih banyak, dan lain-lain) sebelum mengambil keputusan yang tepat, lebih dari setengah jumlah responden selalu mengatasi masalah kesehatan dengan pelayanan medis, dan selalu dapat mengatasi masalah kesehatan dengan keputusan yang dipilih oleh keluarga. Ini sesuai dengan pernyataan Sudiharto (2007) bahwa sekarang ini sesuai dengan perkembangan zaman, keluarga Minangkabau lebih memilih berobat di bidan atau Puskesmas.

Pelaksanaan tugas kesehatan keluarga dalam hal mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat sudah baik.

2.1.3 Memberikan perawatan anggota keluarga yang sakit atau yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda

Keluarga merupakan sumber bantuan yang terpenting bagi anggota keluarganya atau bagi individu yang dapat mempengaruhi gaya hidup atau mengubah gaya hidup anggotanya menjadi berorientasi pada kesehatan (Setyowati, 2008). Seiring dengan perkembangan teknologi dan tingginya tingkat pngetahuan, keluarga lebih memilih untuk meneruskan pengobatan yang didapat dari petugas kesehatan. Namun adakalanya, keluarga memberikan perawatan sederhana bagi penyakit-penyakit tertentu seperti demam, dan batuk (Caniago, 2009).

Berdasarkan pernyataan tersebut dari hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari setengah responden selalu membantu anggota keluarga yang sakit dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari (seperti mandi, makan, minum obat), dan selalu melanjutkan pengobatan di rumah sesuai dengan petunjuk dokter. Kurang dari setengah jumlah responden selalu lebih mengutamakan pengobatan medis dibandingkan pengobatan tradisional, mayoritas responden selalu memperhatikan perkembangan kesehatan anggota keluarga yang sakit, lebih dari setengah jumlah responden selalu memberi perhatian lebih kepada anggota keluarga yang sakit, dan mayoritas responden selalu memberikan perawatan sederhana kepada anggota keluarga yang sakit (seperti minum air putih yang banyak, kompres jika panas, dan lain-lain).

Hal ini sesuai dengan Survey Gallop pada tahun 1985 yang memastikan bahwa saat berhubungan dengan masalah kesehatan, kebanyakan individu mendapatkan bantuan yang lebih banyak dari keluarga mereka daripada sumber lainnya bahkan dokter yang menangani mereka sekalipun (Setyowati, 2008)

Pelaksanaan tugas kesehatan keluarga suku Minangkabau dalam hal memberikan perawatan anggota keluarga yang sakit atau yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda sudah baik.

2.1.4 Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga

Keluarga mempunyai peran penting dan membantu anggota keluarganya untuk hidup dalam kehidupan yang lebih sehat (Setyowati, 2008). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden keluarga Minangkabau memiliki pekerjaan sebagai pedagang dan usaha rumah tangga (home industry). Dimana hampir sebagian besar ruangan rumah digunakan sebagai tempat untuk berusaha.

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa mayoritas responden selalu mampu menyediakan keperluan sehari-hari setiap anggota keluarga (seperti perlengkapan mandi dan makan, ataupun perlengkapan untuk merawat diri), lebih dari setengah jumlah responden selalu menyediakan waktu untuk membersihkan rumah dan lingkungan di sekitar rumah setiap hari, minoritas responden kadang membuat jadwal khusus untuk membersihkan seluruh bagian rumah, lebih dari setengah jumlah responden selalu dan sering melaksanakan jadwal kebersihan yang telah dibuat secara bersama-sama atau gotong royong, kurang dari setengah jumlah responden sering ikut serta dalam membersihkan lingkungan di sekitar rumah setiap minggu, dan kurang dari setengah jumlah responden kadang menyediakan waktu untuk berbincang-bincang dengan anggota keluarga untuk mengetahui kondisi perkembangan dari setiap anggota keluarga.

Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa keluarga Minangkabau kurang memperhatikan kebersihan lingkungan rumah maupun lingkungan di sekitar

rumah, dikarenakan keluarga lebih fokus kepada usahanya tanpa memperhatikan suasana rumah dan sekelilingnya. Keluarga hanya membersihkan seluruh bagian rumah ketika hari-hari besar seperti Hari Raya Idul Fitri atau pernikahan. Keluarga juga tidak mempunyai waktu khusus untuk berbincang-bincang dengan anggota keluarga lain, karena alasan sibuk dengan kegiatannya masing-masing namun kadang-kadang menyempatkan untuk berbincang-bincang setelah makan malam.

Pelaksanaan tugas kesehatan kelurga suku Minangkabau dalam hal mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga sudah baik.

2.1.5 Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada)

Sudiharto (2007) mengatakan bahwa keluarga Minangkabau percaya bahwa penyakit tidak hanya dapat disembuhkan oleh petugas kesehatan, tetapi juga oleh dukun atau sekarang ini orang lebih lazim menyebutnya dengan pengobatan alternatif. Namun, orang Minangkabau yang berpendidikan tinggi lebih percaya kepada petugas kesehatan.

Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil penelitian dari keluarga bersuku Minangkabau yang menunjukkan bahwa mayoritas responden berpendidikan SMA dan hanya beberapa responden saja yang berpendidikan perguruan tinggi, sehingga hasil penelitian untuk tugas kesehatan ini menunjukkan mayoritas responden selalu percaya kepada petugas kesehatan yang ada di fasilitas

kesehatan (seperti dokter, perawat, bidan), lebih dari setengah jumlah responden selalu membawa anggota keluarga yang sakit ke fasilitas kesehatan yang ada, kurang dari setengah jumlah responden kadang memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada sesuai dengan kebutuhan. Kurang dari setengah jumlah responden selalu mendukung program kesehatan yang ada (imunisasi, KB, fogging, penyuluhan kesehatan, dan lain-lain), selalu mengikuti program kesehatan yang diselenggarakan oleh petugas kesehatan, dan selalu merasa puas terhadap pelayanan yang ada di fasilitas kesehatan tersebut.

Pelaksanaan tugas kesehatan keluarga dalam hal mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada) sudah baik.

Dokumen terkait