• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.3. Pelayanan Imunisasi

Pelayanan imunisasi adalah bagian integral dari pelayanan kesehatan. Pelayanan imunisasi diarahkan sebagai upaya preventif terhadap kejadian suatu penyakit atau masalah kesehatan. Pelaksanaan pelayanan kesehatan tidak terlepas dari peran petugas kesehatan yang mempunyai kompetensi sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dalam melakukan serangkaian pelayanan kesehatan.

Menurut Azwar (1997), pelayanan kesehatan adalah upaya kesehatan yang diberikan kepada sasaran pelayanan kesehatan atau individu sebagai profesi kesehatan seperti perawat, dokter, dan bidan. Pelayanan kesehatan secara keseluruhan mencakup upaya pencegahan, promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi.

Kegiatan pelayanan imunisasi terdiri dari kegiatan operasional rutin dan khusus.Dengan semakin mantapnya unit pelayanan imunisasi, maka porsi kegiatan imunisasi khusus semakin kecil. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor.1611/MENKES/SK/XI/2005 tentang pokok-pokok kegiatan penyelenggaraan imunisasi di Indonesia terdiri dari :

1. Imunisasi rutin 2. Imunisasi tambahan

3. Imunisasi dalam penanggulangan KLB (Outbreak Respons)

4. Kegiatan imunisasi tertentu terhadap PD3I dalam situasi khusus biasanya dalam wilayah luas dan waktu tertentu, seperti PIN, Sub PIN dan CampaingCampak.

Imunisasi adalah upaya yang dilakukan untuk memperoleh kekebalan tubuhterhadap penyakit tertentu dengan cara memasukan vaksin atau serum ke dalam

tubuhmelalui oral atau suntikan. Imunisasi adalah suatu tindakan pemindahan atau transfer anti body secara pasif. Sedangkan istilah vaksinasi (antigen) yang dapat merangsang pembentukan imunitas (anti body) dan sistem imun didalam tubuh (Rahmawati,2007).

Standar tenaga pelaksana di tingkat pusksmas adalah petugas imunisasi danpelaksana cold chain. Petugas imunisasi adalah tenaga perawat atau bidan yang telah mengikuti pelatihan, yang tugasnya memberikan pelayanan imunisasi danpenyuluhan. Pelaksana cold chain adalah tenaga yang berpendidikan minimal SMAatau SMK yang telah mengikuti pelatihan cold chain, yang tugasnya mengelol vaksin dan merawat lemari es, mencatat suhu lemari es, mencatat pemasukan danpengeluaran vaksin serta mengambil vaksin di kabupaten/kota sesuai kebutuhan per bulan. Pengelola program imunisasi adalah petugas imunisasi, pelaksana cold chain atau petugas lain yang telah mengikuti pelatihan untuk pengelola program imunisasi, yang tugasnya membuat perencanaan vaksin dan logistik lain, mengatur jadwalpelayanan imunisasi, mengecek catatan pelayanan imunisasi, membuat dan mengirim laporan ke kabupaten/kota, membuat dan menganalisis PWS bulanan, danmerencanakan tindak lanjut (Depkes, 2005).

Siswondoyo dan Putra (2003), melakukan survey terhadap ibu-ibu anak usia 12-23 bulan untuk mengidentifikasi faktor yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi hepatitis B menyebutkan bahwa penerimaan ibu terhadap imunisasi anak dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan, pendapatan, waktu tempuh, dukungan keluarga, dan pelayanan petugas imunisasi.

Untuk meningkatkan pengetahuan dan/atau ketrampilan petugas imunisasiperlu dilakukan pelatihan sesuai dengan modul latihan petugas imunisasi.Pelatihanteknis diberikan kepada petugas imunisasi di puskesmas, rumah sakit dan tempatpelayanan lain, petugas cold chain di semua tingkat. Pelatihan manajerial diberikankepada para pengelola imunisasi dan supervisor di semua tingkat (Depkes RI, 2005).

2.3.1. Fungsi Puskesmas dan Posyandu dalam Pelayanan Imunisasi

Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) adalah salah satu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan, serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatan yang meyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu (Azwar, 1996).

Pusat Kesehatan Masyarakat, disingkat Puskesmas, adalah Organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan menitikberatkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajad kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan (Depkes RI, 2005).

Dalam Kebijakan Dasar Puskesmas, ada tiga fungsi Puskesmas, yaitu: (1) Puskesmas sebagai Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan. Dalam hal ini, Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Upaya yang dilakukan Puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. (2) Puskesmas sebagai Pusat Pemberdayaan Masyarakat. Puskesmas selalu berupaya agar perorangan, keluarga, masyarakat terutama pemuka masyarakat dan dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan, dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dala memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaan, serta ikut menetapkan menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan. (3) Puskesmas sebagai Pusat Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Dalam hal ini, pelayanan yang diberikan adalah pelayanan rawat jalan dan rawat inap dan untuk rawat inap untuk beberapa Puskesmas tertentu. Pelayanan promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, dan kesehatan jiwa (Azwar, 1996).

Pelayanan imunisasi dasar merupakan salah satu jenis kegiatan puskesmas yang terintegrasi dalam program upaya kesehatan dasar. Secara teknis pelaksanaan program pelayanan imunisasi dilakukan oleh posyandu. Posyandu adalah suatu

wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga. berencana yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini (Depkes RI, 2006).

Departemen kesehatan RI (2006) dalam Buku Kader Posyandu menambahkan bahwa yang dimaksud dengan Posyandu adalah wadah atauempat pemeliharaan kesehatan yang dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat serta dibimbing petugas kesehatan terkait dalam hal ini petugas dari puskesmas.

Tujuan penyelenggaran posyandu menurut Departemen Kesehatan RI yaitu : a) Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu ( ibu hamil,

melahirkan dan nifas) b. Mempercepat penerimaan atau membudayakan Norma Keluarga KecilBahagia dan Sejahtera (NKKBS).

b) Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan Keluarga Berencana beserta kegiatan lainnya yang dapat menunjang tercapainya masyarakat hidup sehat sejahtera.

c) Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera,Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera.

Dalam pelayanan imunisasi yang dilakukan pada kegiatan posyandu, kader Posyandu bertugas untuk mengajak masyarakat yang memiliki atau yang termasuk sasaran dari imunisasi untuk ke posyandu dan memberikan peyuluhan mengenai imunisasi sedangkan mengenai pemberian imunisasi dilakukan oleh petugas

kesehatan. Pemantauan imunisasi harus dilakukan oleh semua petugas baik pimpinan program, supervisor dan petugas vaksinasi (Notoatmodjo 2007).

Dokumen terkait