• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Pelayanan Kesehatan

2. Pelayanan Kesehatan Anak

Kunjungan Neonatus (KN) adalah kunjungan yang dilakukan oleh petugas kesehatan ke rumah ibu bersalin, untuk memantau dan memberi pelayanan kesehatan untuk ibu dan bayinya. Pada Permenkes 741/ Th. 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan (SPM-BK), KN dibagi menjadi 3, yaitu: KN 1 adalah kunjungan pada 0-2 hari ,KN 2 adalah kunjungan 2-7 hari dan KN 3 adalah kunjungan setelah 7-28 hari. Cakupan kunjungan neonatus 1 (KN-1) di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2011 sebesar 98,01%, dan cakupan kunjungan neonatus 3 (KN-lengkap) sebesar 95,19%. Dari 35 kabupaten/kota, cakupan KN-3 rata-rata sudah lebih dari 90%, namun masih ada Kabupaten/Kota yang cakupannya kurang dari 90 % yaitu Kabupaten Wonogiri (87,56%) dan Kota Semarang (89,84%).

Untuk meningkatkan Kunjungan Neonatus di Kabupaten/Kota, pemerintah telah mengupayakan alokasi dana diantaranya melalui dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) disamping pendanaan lainnya baik dari Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Selain itu perlu dilakukan analisis apakah jumlah tenaga kesehatan yang ada telah mencukupi kebutuhan pelayanan kesehatan tersebut serta tenaga kesehatan yang bertugas apakah telah melakukan pelayanan kesehatan secara optimal. Adapun cakupan kunjungan neonatus di Jawa Tengah pada tahun 2007-2011 dapat digambarkan sebagai berikut: 90 92 94 96 98 100 KN 94,33 94,66 99,37 94,86 95,19 2007 2008 2009 2010 2011

Gambar 4.3 Cakupan Kunjungan Neonatus Provinsi Jawa Tengah Tahun 2007 – 2011

Secara keseluruhan cakupan kunjungan neonatus di tingkat Provinsi Jawa Tengah sudah memenuhi target yaitu lebih dari 90%. Hal ini disebabkan adanya upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat melalui penambahan dan penempatan bidan di desa. Selain itu juga adanya upaya peningkatan pelayanan kesehatan dan penyuluhan perawatan neonatus di rumah dengan menggunakan buku KIA serta meningkatnya pengetahuan ibu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik untuk bayinya.

b. Cakupan Kunjungan Bayi

Kunjungan bayi adalah bayi yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan, paling sedikit 4 kali, di luar kunjungan neonatus. Setelah umur 28 hari. Setiap bayi berhak mendapatkan pelayanan kesehatan dengan memantau pertumbuhan dan perkembangannya

secara teratur setiap bulan di sarana pelayanan kesehatan. Cakupan kunjungan bayi tingkat Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2011 sebesar 92,64%, menurun apabila dibandingkan tahun 2010 (93,73%).

Cakupan kunjungan bayi Kabupaten/Kota di Jawa Tengah pada tahun 2011 yang masih dibawah 80% yaitu Kabupaten Boyolali 44,19%, Wonogiri 73,22% dan Kabupaten Pekalongan 70,77%. Adapun grafik cakupan bayi 2007 - 2011 dapat digambarkan sebagai berikut:

90 91 92 93 94 95 96 97 Kunjungan Bayi 92,76 96,04 95,07 93,73 92,64 2007 2008 2009 2010 2011

Gambar 4.4 Cakupan Kunjungan Bayi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2007 – 2011

c. Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang Ditangani

Neonatus dengan komplikasi merupakan neonatus dengan penyakit dan kelainan yang dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan dan kematian. Neonatus dengan komplikasi seperti asfiksia, ikterus, hipotermia, tetanus neonatorum, infeksi/sepsis, trauma lahir, BBLR (berat badan lahir rendah < 2500 gr), sindroma gangguan pernafasan dan kelainan congenital maupun yang termasuk klasifikasi kuning pada Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).

Neonatus dengan komplikasi yang ditangani merupakan neonatus komplikasi yang mendapat pelayanan oleh tenaga kesehatan yang terlatih, dokter dan bidan di sarana pelayanan kesehatan. Perhitungan sasaran neonatus dengan komplikasi dihitung berdasarkan 15% dari jumlah bayi baru lahir. Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara profesional kepada neonatus dengan komplikasi.

Tahun 2011 perkiraan bayi dengan komplikasi yang dihitung dari banyaknya sasaran bayi jumlahnya sebesar 89.336 bayi. Jumlah perkiraan tersebut yang mendapat penanganan tenaga kesehatan di tiap jenjang pelayanan kesehatan sebesar 47.569 bayi (53,25%). Cakupan Neonatus Risiko Tinggi/komplikasi yang ditangani tersebut masih jauh dari target cakupan sebesar 80%.

Masih rendahnya neonatus risiko tinggi yang mendapatkan pelayanan kesehatan diantaranya disebabkan belum adanya keseragaman definisi operasional mengenai neonatal yang termasuk dalam risiko tinggi, sehingga belum semua neonatus dengan risiko tinggi/komplikasi dicatat dan dilaporkan. Disamping target neonatus komplikasi yang ditangani untuk neonatal resiko tinggi seharusnya 15 % dari jumlah sasaran bayi pertahun, namun belum semua kabupaten/kota mempunyai persepsi / pemahaman yang sama.

d. Cakupan Pelayanan Anak Balita

Balita adalah anak berumur dibawah 5 tahun atau umur 12-59 bulan. Tidak hanya bayi yang harus mendapatkan perhatian kesehatannya tetapi balita juga perlu mendapatkan perhatian baik gizi maupun kesehatannya, karena balita adalah generasi penerus bangsa yang harus sehat, cerdas dan kuat. Jumlah balita di Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 sebanyak 2.204.187, yang mendapatkan pelayanan kesehatan sebanyak 1.785.864 (81,02). Kabupaten yang cakupannya sudah mencapai 100% adalah Kabupaten Magelang dan Kabupaten Brebes. Sedangkan cakupan terendah adalah Kabupaten Boyolali 34,03%.

e. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat

Penjaringan kesehatan siswa Sekolah Dasar (SD) dan setingkat adalah pemeriksaan kesehatan terhadap murid baru kelas 1 SD dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang meliputi pengukuran tinggi badan, berat badan, pemeriksaan ketajaman mata, ketajaman pendengaran, kesehatan gigi, kelainan mental emosional dan kebugaran jasmani. Pelaksanaan penjaringan kesehatan dikoordinir oleh puskesmas bersama dengan guru

sekolah dan kader kesehatan/konselor kesehatan. Setiap puskesmas mempunyai tugas melakukan penjaringan kesehatan siswa SD/MI di wilayah kerjanya dan dilakukan satu kali pada setiap awal tahun ajaran baru sekolah.

Siswa SD dan setingkat ditargetkan 100 % mendapatkan pemantauan kesehatan melalui penjaringan kesehatan. Melalui penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat diharapkan dapat menapis atau menjaring anak yang sakit dan melakukan tindakan intervensi secara dini, sehingga anak yang sakit menjadi sembuh dan anak yang sehat tidak tertular menjadi sakit.

0 20 40 60 80 100 Cakupan 51,59 43,77 43,8 52,61 81,02 2007 2008 2009 2010 2011

Gambar 4.5 Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Siswa SD/MI Provinsi Jawa Tengah Tahun 2007 – 2011

Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat oleh tenaga kesehatan / guru UKS / kader kesehatan sekolah tahun 2011 sebesar 78,72%, meningkat dibandingkan dengan cakupan tahun 2010 (52,61%). Angka cakupan terendah di Kabupaten Boyolali (15,55%) dan tertinggi (100%) dicapai oleh 7 kabupaten yaitu Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Pati, Kabupaten Sragen, Kabupaten Demak, Kabupaten Temanggung, Kabupaten Purbalingga dan Kota Surakarta.

f. Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat

Jumlah siswa SD dan setingkat tahun 2011 sebanyak 2.555.853 anak. Yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai strata UKS sebesar 1.074.831 (42,84%). Angka cakupan terendah di Kabupaten Rembang (1,70%) dan tertinggi (100%) dicapai oleh 4 kabupaten yaitu Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Jepara dan Kabupaten Demak.

Dokumen terkait