• Tidak ada hasil yang ditemukan

C. STATUS GIZI

IV. SITUASI UPAYA KESEHATAN

1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

1.3 Pelayanan Kesehatan Bayi dan Balita

Upaya meningkatkan pertumbuhan bayi dan balita serta penurunan angka kesakitan dan kematiannya di Propinsi Riau dilakukan dengan tindakan preventif berupa kunjungan neonatus oleh tenaga kesehatan, pemberian imunisasi, pemberian vitamin A, peningkatan penggunaan ASI Ekslusif dan pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) bagi bayi keluarga miskin. Pencapaian pelayanan kesehatan bayi di Propinsi Riau Tahun 2011 tergambar di bawah ini.

Gambar 4.8. Persentase Pencapaian Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi & Balita Di Provinsi Riau Tahun 2011

1.3.1. Kunjungan Neonatus oleh Tenaga Kesehatan

Tenaga kesehatan memberikan pelayanan kesehatan kepada Neonatus (bayi berumur 0-28 hari) sebanyak 2 kali berupa tindakan pemeriksaan kesehatan, perawatan tali pusat dan pemberian imunisasi bayi.

Cakupan kunjungan neonatus (KN) di Propinsi Riau dari tahun 2006 s.d 2010 meningkat, tahun 2006 sebesar 79,72% meningkat menjadi 80,28% di tahun 2007 dan meningkat lagi menjadi 80,76% di tahun 2008, meningkat lagi tahun 2009 menjadi 92,15%, tahun 2010 meningkat lagi menjadi 105,2%, angka tersebut sudah mencapai target (target Renstra tahun 2010 sebesar 88%). Tetapi tahun 2011 menurun menjadi 85,6% (target Renstra tahun 2011 sebesar 90%). Ada Kab/Kota yang sudah mencapai target yaitu Kota Pekanbaru (109,8%), Kab. Rokan Hulu (91,9%) dan Kabupaten Kampar (98,8%).

1.3.2. Imunisasi Bayi

Kegiatan imunisasi merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementerian Kesehatan, sebagai salah satu upaya efektif untuk menurunkan angka kematian anak yang merupakan salah satu tujuan dari Millenium Development Goals (MDGs). Goal ke 4 MDGs menurunkan angka kematian balita sebesar dua pertiganya antara 1990 dan 2015, indikatornya adalah persentase anak dibawah 1 tahun yang diimunisasi campak. Imunisasi campak diambil sebagai indikator karena merupakan imunisasi terakhir yang diberikan kepada anak setelah mendapat semua jenis imunisasi dasar lainnya seperti HBO, BCG, DPT, Polio.

Persentase anak dibawah 1 tahun yang mendapat imunisasi Di Propinsi Riau tahun 2011 , cakupan imunisasi Hepatitis B0 69,4% meningkat dibandingkan dengan tahun 2010 (60,4%) tetapi belum mencapai target (80%), polio1 97% meningkat dibanding tahun 2010 (96,7%) dan sudah mencapai target (95%), BCG : 96,71% meningkat cukup signifikan dibandingkan dengan tahun 2010 (91,1%) dan sudah mencapai target (95%); DPT1 + HB1 : 97,89% meningkat dibandingkan dengan tahun 2010 (91,59%) ,sudah mencapai target (95%), DPT3 + HB3 (93,84%) meningkat cukup signifikan dibandingkan dengan tahun 2010 (89,86%) dan mencapai target (90%), Polio 3 sebesar 92,35% sedikit meningkat dibandingkan dengan tahun 2010 (92,17%) dan mencapai target (90%) ; imunisasi campak sebesar 92,54% meningkat dibandingkan dengan tahun 2010 (89,65%), sudah mencapai target (90%).

Drop out (DO) imunisasi tahun 2011 sebesar 5,5% meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2010 (2,1%) berarti drop out Propinsi Riau termasuk tidak bermasalah, karena target nasional angka DO kurang dari 10 persen. Rincian cakupan imunisasi bayi menurut Kabupaten/Kota dapat dilihat pada Lampiran Tabel 39 dan Tabel 40. Gambaran keberhasilan per Kab/Kota bisa dilihat berikut ini.

a. Hepatitis B 0 (0-7 hari)

Pada grafik dapat dilihat cakupan HB O secara provinsi masih jauh dibawah target, cakupan HB 0 hanya mencapai 69,4% (target 80%). Kabupaten/Kota yang mencapai target hanya 3 yaitu Kab. Bengkalis 96,3% dan Pelalawan 92,4% dan Kota Dumai 83,9%. Cakupan terendah adalah Kab. Inhil 42%, Kep. Meranti 51,9%, Kuansing 56,1%, Inhu 56,7% dan Rohil 59,4%.

Hasil cakupan HB 0 sangat rendah disebabkan beberapa hal :

a. Masih banyak masyarakat yang tidak bersedia bayinya disuntik dalam umur 0-7 hari.

b. Kurangnya koordinasi dan integrasi dengan lintas program.

c. Kurangnya sosialisasi kepada masyarakat akan pentingnya imunisasi Hepatitis B 0-7 hari.

b. BCG dan Polio

Gambar 4.10. Cakupan Imunisasi BCG dan Polio3 pada Bayi Menurut Kab/Kota di Provinsi Riau Tahun 2011

Berdasarkan grafik diatas diketahui cakupan BCG secara Provinsi sudah mencapai target (95%), tetapi masih ada Kab/Kota yang belum mencapai target yaitu Kab. Kuansing (81,9%), Kab.Indragiri Hilir (79,55%), Kab.Pelalawan (90,86%) dan Kab. Kep. Meranti (80,83%). Sedangkan cakupan Polio 3 tahun 2011 sudah mencapai target (90%) juga, tetapi masih ada beberapa Kab/Kota yang belum memenuhi target yaitu Kab.Kuansing (80,05%), Kab.Indragiri Hilir (68,07%) , Kab.Pelalawan (86,06%) dan Kab.Kep.Meranti (78,93%).

d. Cakupan DPT/HB1

Cakupan DPT/HB1 secara Provinsi tahun 2011 belum mencapai target 97,9% (target 95%). Sebagian besar besar Kab/Kota sudah mencapai target tetapi masih ada Kab/Kota yang belum mencapai target yaitu Kab.Kuansing (83,4%) dan Kab. Kuansing (70, 31%).

1.4. Cakupan DPT/HB3

Gambar 4.12. Cakupan Imunisasi DPT3+HB3 Pada Bayi Menurut Kab/Kota di Provinsi Riau Tahun 2011

Cakupan DPT/HB3 secara Provinsi tahun 2011 sebesar 93,8%, berarti sudah mencapai (90%). Sebagian besar cakupan DPT/HB3 Kab/Kota sudah mencapai target kecuali Kab. Kuansing (78,2%), Kab.Indragiri Hilir (75,1%), Kab. Pelalawan (88,3%), Kab.Rokan Hulu (85,8%), Kab.Kep. Meranti (81,4%).

e. Cakupan CAMPAK

Cakupan imunisasi campak secara Provinsi tahun 2011 sebesar 92,5% sudah mencapai target (90%). Beberapa Kab/Kota sudah tercapai target kecuali Kab. Kuansing (74,3%), Kab. Indragiri Hilir (73,5%), Kab. Pelalawan (88,9%), dan Kab.Rokan Hulu (88,6%) dan Kab.Kep.Meranti (71,1%) .

f. Cakupan UCI desa

Indonesia telah menetapkan target 2010 seluruh (100%) desa/kelurahan harus sudah mencapai UCI (Universal Child Immunization) artinya setiap desa/kelurahan minimal 80% bayi telah mendapat imunisasi dasar lengkap.Terget

tersebut dituangkan pada Keputusan Menteri Kesehatan RI NO.

1611/MENKES/SK/XI/2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi dan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 741/Menkes/Per/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.

Kabinet Indonesia Bersatu II menetapkan kembali melalui RPJMN dan Renstra Kemenkes 2010-2014 bahwa target UCI desa/kelurahan 100% akan dicapai tahun 2014.

Dalam upaya mencapai target tersebut pemerintah menetapkan kebijakan upaya percepatan yang dikenal dengan GAIN UCI (Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional untuk mencapai UCI) 2010 – 2014. Gambaran pencapaian UCI Provinsi Riau Tahun 2011 bisa dilihat pada Lampiran Tabel 38 dan grafik di bawah ini :

Gambar 4.13. Cakupan Desa/Kelurahan UCI Menurut Kab/Kota di Provinsi Riau Tahun 2011

Dari gambar diatas terlihat bahwa secara Provinsi tahun 2011 dari 1.737 Desa yang mencapai UCI hanya 1.133 desa atau 65,15% meningkat dibandingkan dengan tahun 2010 (57.27%) masih sangat jauh dari target (95%). Hal ini terjadi karena sejak tahun 2009 target tinggi (95%) dan indikator UCI desa lebih banyak, UCI desa tahun sebelumnya indikator BCG, DPT/HB3, Polio 4 dan campak tidak masuk, tetapi mulai tahun 2009 indikator tersebut juga harus 95%.

1.3.3. Vitamin A Balita

Balita merupakan kelompok umur yang sensitif terhadap masalah kesehatan dan gizi. Untuk pencegahan penyakit kebutaan, mendorong pertumbuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh bayi dan balita diberikan vitamin A 100.00 UI sebanyak 2 kali per tahun.

Cakupan pemberian vitamin A balita di Propinsi Riau 2011 adalah 82,9% menurun jika dibandingkan dengan tahun 2010 (98,95%) dan belum mencapai target (90%). Gambaran cakupan pemberian vitamin A balita bisa dilihat di Lampiran Tabel 32.

Gambar 4.14. Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Balita Menurut Kab/Kota di Provinsi Riau tahun 2011

1.3.4. Bayi diberi ASI Eksklusif

Pemberian ASI Eksklusif yaitu bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim.Pemberian ASI eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu setidaknya selama 6 bulan.

Di Propinsi Riau cakupan untuk bayi diberi ASI eksklusif tahun 2011 sebesar 45,9% menurun jika dibandingkan dengan tahun 2010 (52%) dan belum tercapai target Renstra 2011 (60%). Tetapi ada Kabupaten sudah mencapai target yaitu Kabupaten Indragiri Hulu (60,1%), sedangkan Kab/Kota terendah pencapaiannya adalah Kab. Kuansing (29,7%). Gambaran cakupan bayi mendapat ASI Eksklusif menurut Kab/Kota tahun 2010 bisa dilihat pada Lampiran Tabel.

Gambar 4.15. Persentase Bayi Yang Diberi ASI Eksklusif Menurut Kab/Kota di Provinsi Riau Tahun 2011

Dokumen terkait