• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.2.2. Identifikasi Faktor-faktor Strategis

5.2.2.1. Peluang

Hasil identifikasi menunjukan ada dua belas poin peluang bagi Pasar Segar Depok. Peluang-peluang tersebut adalah:

1) Daya Tawar Konsumen

David (2006) mengatakan ketika konsumen terkonsentrasi atau besar jumlahnya, atau membeli dalam jumlah besar, kekuatan tawar-menawar mereka menjadi kekuatan utama yang mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri. Secara umum konsumen Pasar Segar Depok memiliki posisi tawar yang cukup tinggi mengingat ada banyak pilihan pasar atau pusat perbelanjaan yang ada di Kota Depok dengan jarak lokasi yang tidak terlalu jauh. Perilaku konsumen mulai dari identifikasi kebutuhan, pencarian informasi sampai kepada keputusan pembelian akan sangat menentukan keberhasilan perusahaan pengelola Pasar.

Pasar Segar Depok harus memiliki keunikan atau differensiasi tertentu yang tidak ada pada pasar pesaing sehingga meningkatkan daya saing di mata konsumen. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan David (2006) yang menyatakan bahwa kekuatan tawar-menawar konsumen juga lebih tinggi ketika yang dibeli adalah produk standar atau tidak terdifferensiasi. Pengelola Pasar Segar Depok melihat daya tawar konsumen sebagai peluang, yakni mendorong Pasar Segar Depok untuk berinovasi dan meningkatkan kualitas layanan. Inovasi dan kualitas layanan ini jika dikelola dengan baik akan dapat menjadi differensiasi yang menjadikan keunggulan dalam persaingan.

2) Situasi Politik dan Keamanan

Secara geografis Kota Depok terletak berdekatan dengan Ibu Kota Jakarta, dengan kondisi ini Kota Depok sangat strategis sebagai daerah penyangga ibu kota. Kota Depok termasuk daerah yang cukup stabil dari segi kondisi politik dan keamanan. Jarang terjadi gejolak yang dapat menggangu keamanan. Kondisi yang stabil ini menjadi peluang bagi kemajuan Pasar Segar Depok karena sangat mendukung lancarnya roda perekonomian. Masyarakat menjadi merasa aman dan nyaman keluar rumah, melakukan aktivitas termasuk berbelanja ke tempat-tempat perbelanjaan. Respon Pasar Segar dalam hal ini termasuk rata-rata.

3) Kebijakan Pemerintah Terkait Pasar

Kebijakan Pemerintah sedikit banyak punya pengaruh terhadap operasional Pasar Segar Depok. Kabar yang tengah hangat saat ini adalah keberadaan pasar tradisional Pasar Kemiri Muka yang dalam masa sengketa antara pemerintah Kota Depok dan perusahaan swasta atas kepemilikan lahan seluas yang saat ini ditempati sebagai area Pasar Kemiri Muka. Kondisi ini dapat menjadi peluang bagi Pasar Segar Depok, karena Pasar Segar dapat menjadi tempat alternatif bagi para pedagang Pasar Kemiri Muka untuk berdagang.

Saat ini di Kota Depok telah cukup banyak beroperasi pasar dengan berbagai kategori pasar. Kedepan, kebijakan diarahkan tidak lagi membangun pasar baru tetapi merevitalisasi pasar yang sudah ada. Pasar tradisional direvitalisasi dari berbagai aspek demi meningkatkan kualitas dan pelayanan kepada masyarakat. Hal ini sesuai dengan yang dicanangkan oleh pemerintah pusat, dalam hal ini Kementrian Koperasi dan UMKM. Disampaikan langsung

oleh Deputi Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha Kementerian Koperasi dan UKM Neddy Rafinaldy Halim. Revitalisasi pasar tradisional merupakan program strategis Kementerian Koperasi dan UKM sejak tahun 2003. Revitalisasi pasar tradisional dilakukan agar pelaku usaha mikro memiliki fasilitas transaksi yang layak, sehat, bersih, dan nyaman. Menurut Neddy, revitalisasi pasar dilakukan supaya pengelolaan pasar lebih mandiri. Pengelolaan pasar tradisional juga harus dilakukan secara profesional dan tertib. Kebijakan pemerinatah ini menjadi peluang yang sangat baik mengingat konsep Pasar Segar Depok sangat sejalan dengan apa yang diharapkan pemerintah.

4) Peningkatan Pendapatan Masyarakat

Pendapatan masyarakan biasanya akan berbanding lurus dengan daya beli. Semakin baik pendapatan, maka daya beli semakin meningkat. Daya beli yang baik berarti akan membantu meningkatkan iklim usaha, transaksi jual beli semakin meningkat. Kebijakan soal ketenagakerjaan baik nasional maupun regional akan sangat berpengaruh pada daya beli masyarakat. Saat ini, besaran Upah Minimum Kota Depok sesuai SK Nomor 561/Kep.1405-Bangsos/2012 tentang Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) di Jawa Barat tahun 2013 adalah sebesar Rp 2.042.000, atau naik sebasar 43% dari UMP tahun 2012 yang sebasar Rp. 1.424.797. Perlu diketahui, banyak masyarakat Depok adalah bekerja di kawasan DKI Jakarta. Pemprov DKI Jakarta menetapkan UMP DKI 2013 sebasar Rp. 2,2 juta, naik 40% dari UMP tahun 2012. Faktor tingkat pendapatan masyarakat ini menjadi peluang mengingat kondisi ekonomi Indonesia yang semakin baik dan berakibat pada meningkatnya daya beli masyarakat.

5) Mata Pencaharian Masyarakat

Penduduk Kota Depok yang bekerja masih didominasi laki-laki daripada perempuan (65,54% laki-laki dan 34,46% perempuan). Penduduk yang bekerja sebagian besar bekerja di sektor 4 (Jasa Kemasyarakatan). Status pekerjaan masih didominasi sebagai buruh/karyawan/ pegawai sebanyak 60,21%, kemudian berusaha sendiri 20,49%. (DDA BAPEDA Kota Depok, 2010).

Kondisi masyarakat Kota Depok yang sebagian besar bekerja sebagai karyawan memberikan implikasi baik yang positif maupun negatif. Implikasi positifnya adalah pendapatan keluarga lebih stabil. Sedangkan dari sisi negatifnya adalah kesempatan berbelanja di pasar menjadi semakin berkurang, karena banyak masyarakat perempuan menjadi wanita karier yang bekerja pada hari dan jam kerja.

6) Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kota Depok

Jumlah penduduk Kota Depok berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010 mencapai 1.736.565 Jiwa. Pada tahun 2010 kepadatan penduduk Kota Depok mencapai 10.101 jiwa/km². Dari 11 Kecamatan yang ada di Kota Depok, Kecamatan Sukmajaya merupakan kecamatan terpadat di Kota Depok dengan tingkat kepadatan 12.495 jiwa/km2 (DDA BAPEDA Kota Depok, 2010) . Laju pertumbuhan penduduk Kota Depok per tahun selama sepuluh tahun tahun terakhir yakni 2000 – 2010 sebesar 4,27%. Laju pertumbuhan penduduk Kecamatan Limo adalah yang tertinggi dibandingkan kecamatan-kecamatan lain yaitu 8,48%. Sedangkan yang terendah adalah Kecamatan Sukmajaya yakni sebasar 2,44%. Kecamatan Cimanggis walaupun menempatai urutan pertama dari

jumlah penduduk Kota Depok namun dari sisi laju pertumbuhan penduduk adalah terendah kedua setelah Kecamatan sukmajaya yakni sebesar 3,27%.

Jumlah rumahtangga di Kota Depok berdasarkan Sensus Penduduk tahun 2010 adalah 440.475 rumahtangga. Secara rata-rata banyaknya penduduk yang menempatai satu rumahtangga adalah 3,94 orang. Rata-rata anggota rumahtangga dalam satu rumahtangga untuk setiap kecamatan di Kota Depok dapat dikatakan homogen. Rata-rata anggota rumahtangga terbesar di Kecamatan Sukmajaya yaitu 4,20 orang sedangkan yang terkecil terdapat di Kecamatan Beji yaitu sebaesar 3,43 orang. Peningkatan jumlah penduduk merupakan sebuah peluang yang bisa dimanfaatkan oleh Pasar Segar Depok karena dengan peningkatan jumlah penduduk maka jumlah kebutuhan hidup semakin meningkat. Kebutuhan hidup yang semakin meningkat ini tentunya akan meningkatkan permintaan akan barang dan jasa. Kondisi ini tentu perlu didukung dengan adanya penguatan daya beli masyarakat.

7) Tingkat Pendidikan Masyarakat Kota Depok

Tingkat pendidikan merupakan salahsatu indikator kesejahteraan masyarakat. Semakin meningkatnya tingkat pendidikan berbanding lurus dengan kesejahteraan secara ekonomi. Selain itu tingkat pendidikan yang tinggi akan menentukan pemahaman, pola pikir dan gaya hidup masyarakat. Pada Tabel 8 disajikan data tingkat pendidikan, ijazah tertinggi masyarakat Kota Depok.

Tabel 8. Tingkat Pendidikan Tertinggi Penduduk Kota Depok

Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional 2009

Tabel 8 menunjukan bahwa paling besar penduduk Kota Depok berpendidikan SLTA atau sederajat, yakni sebresar 22,27%. Peringkat kedua adalah penduduk berpendidikan SLTP atau sederajat dengan persentase sebesar 23,13%. Sebesar 18, 19% penduduk adalah lulusan Sekolah Dasar. Hanya 7,22% penduduk yang memiliki ijazah D IV atau Sarjana. Sebesar 0,43% yang merupakan lulusan pasca sarjana (S2/S3). Data ini mengindikasikan segmen pasar

yang lebih banyak berpendidingan jenjang SLTA ke bawah. Segmen pasar dengan pendidikan setara SLTA merupakan masyarakat menengah sehingga pendekatan tradisional masih diperlukan.

8) Keberagaman Sosial Budaya dan Agama Masyarakat

Masyarakat Depok terdiri beragam etnis atau heterogen, meski sangat beragam, masyarakat hidup secara rukun dan damai. Jarang sekali terjadi polemik ataupun kericuhan antara kelompok masyarakat. Kondisi ini dapat menjadi peluang bagi Pasar Segar Depok. Kehadiran Pasar Segar Depok dapat diterima oleh berbagai kalangan sosial masyarakat.

Tabel 9. Data Penduduk Kota Depok Menurut Agama yang Dianut

Sumber : Kantor Departemen Agama Kota Depok Catatan : Data masih dalam 6 Kecamatan

Pada Tabel 9 disajikan data mengenai penduduk Kota Depok menurut agama yang dianut. Masyarakat Depok mayoritas beraga Islam, yakni sebanyak 74,82%. Penganut Agama Protestan 20.63% , Katolik 2.84%, Hindu 1.04%, Budha 0.59% dan sisanya 0.08% adalah penganut Agama Khonghucu. Khususnya masyarakat yang berada di sekitar Pasar Segar Depok juga mayoritas beragama Islam, yaitu sebanyak 224.621 jiwa.

9) Perubahan Gaya Hidup

Sering semakin pesatnya kemajuan diberbagai bidang, gaya hidup masyarakat kian berubah. Termasuk dalam hal berbelanja kebutuhan sehari-hari. Jika masyarakat dahulu datang ke pasar atau pusat perbelanjan hanya untuk membeli berbagai kebutuhan, sekarang sudah lebih meluas, bukan hanya berbelanja tapi juga berekreasi. Nuansa hiburan menjadi nilai tambah yang sudah dicari oleh masyarakat, baik untuk orang dewasa maupun anak-anak. Karenanya kebutuhan yang berkaitan dengan gaya hidup ini perlu diakomodasi dan ini menjadi peluang dalam meningkatkan tingkat kunjungan dan konsumen Pasar Segar Depok.

10) Kebiasaan Berbelanja dengan Sistem Tawar Menawar

Masyarakat khususnya yang terbiasa berbelanja di pasar tradisional sangat menikmati aktifitas berbelanja dengan sistem tawar menawar. Ada pengalaman dan kepuasan tersendiri bila membeli sesuatu dengan tawar menawar dengan pedagang. Kebiasaan masyarakat ini adalah salahsatu hal yang ditawarkan oleh Pasar Segar Depok. Pilihan untuk mempertahankan kebiasaan seperti ini diharapkan menjadi salahsatu daya tarik masyarakat untuk berbelanja di Pasar

Segar Depok. Sehingga ini menjadi peluang yang bisa dimanfaatkan oleh pengelola seperti yang selama ini dijalankan sejak awal Pasar Segar Depok beroperasi.

11) Kondisi Lingkungan Hidup dan Kelestarian Alam

Wilayah Depok secara geografis berada pada wilayah dataran sedang. Kondisi lingkungan alam relatif aman meski tetap memungkinkan terjadinya bencana alam. Beberapa jenis bencana alam yang pernah terjadi di Kota Depok disajikan pada Tabel 10.

Tabel 10. Jumlah Bencana Alam di Kota Depok Berdasarkan Jenisnya

Sumber : Disnakersos Kota Depok

bencana dengan jumah terbanyak. Daerah yang mengalami bencana banjir paling banyak adalah Kecamatan Sukmajaya yaitu sebanyak 15 kali. Meskipun bencana alam ini tidak berdampak langsung pada Pasar Segar Depok, kondisi ini patut menjadi perhatian agar kondisi lingkungan menjadi semakin baik. Terkait dengan isu lingkungan hidup, pengelolaan kebersihan menjadi hal yang penting. Masyarakat mulai sadar akan produk yang higienis sehinga lebih aman bagi kesehatan. Penyediaan produk yang bersih, higienis dan sarana berbelanja yang terjaga kebersihannya menjadi nilai tambah yang menjadi peluang bagi Pasar Segar Depok dalam memberikan layanan yang lebih baik.

12) Kemajuan Teknologi Informasi & Komunikasi

Sebuah survei yang diselenggarakan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengungkapkan bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia tahun 2012 mencapai 63 juta orang atau 24,23 persen dari total populasi negara ini. Pada tahun 2013, angka itu diprediksi naik sekitar 30 persen menjadi 82 juta pengguna dan terus tumbuh menjadi 107 juta pada 2014 dan 139 juta atau 50 persen total populasi pada 2015 (Kompas.com, 12 Desember 2012). Kemajuan di bidang tekhnologi informasi dan komunikasi menjadi peluang yang bisa dimanfaatkan Pasar Segar Depok. Namun peluang ini belum optimal dimanfaatkan oleh pengelola Pasar Segar Depok. Penggunaaan media informasi dan komunikasi masih terbatas. Penggunaan website sebaiknya juga didukung dengan optimalisasi sosial media untuk lebih meningkatkan tingkat kunjungan website dan meningkatkan brand awarness Pasar Segar Depok di masyarakat.

Dalam dokumen Strategi pengembangan pasar segar Depok (Halaman 114-124)

Dokumen terkait