• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Hasil Penelitian

4. Peluang Masyarakat Tani Di Sembalun Bumbung Dalam Mendukung Desa Wisata

pemberdayaan ekonomi masyarakat tani dengan adanya desa wisata dengan secara langsung masyarakat tani akan paham tentang potensi desa wisata yang dapat dimanfaatkan oleh para petani Sembalun Bumbung untuk meningkatkan perekonomian mereka.

4. Peluang Masyarakat Tani Di Sembalun Bumbung Dalam Mendukung

penghasilan tambahan. Keberadaan desa wisata memudahkan masyarakat untuk mendapatkan uang, sehingga pendapatan masyarakat menjadi naik dan kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya semakin tinggi.

Seperti yang di katakana oleh Bapak Abul (petani)42

“Adanya desa wisata di Sembalun Bumbung ini sangat memberikan pengaruh positif bagi saya selaku petani karena pendapatan saya jauh lebih meningkat dari sebelum adanya desa wisata dan hasil dari pertanian saya bisa dijual dengan mudah kepada pengunjung desa wisata yang berkunjung ke Sembalun Bumbung ini”

Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya desa wisata dapat meningkatkan pendapatan petani melalui penjualan produk pertanian secara langsung tampa mengeluarkan ongkos angkut hasil pertanian ke pasar. sehingga dengan adanya desa wisata Sembalun Bumbung pemasaran hasil panen lebih efisien. Partisipasi masyarakat dalam mendukung desa wisata merupakan kearipan lokal yang dapat digunakan sebagai landasan dalam pembangunan berkelanjutan di desa wisata Sembalun Bumbung.

Pendapatan petani merupakan salah satu tolak ukur yang diperoleh petani dari usaha tani yang dilakukan. Pendapatan yang diperoleh oleh

42 Bapak Abul, Wawancara, Sembalun Bumbung, 13 Maret 2022

petani adalah sebagai indikator yang sangat penting karena merupakan sumber pokok dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Berikut merupakan tabel pendapatan masyarakat tani sebelum dan sesuadah adanya desa wisata di Sembalun Bumbung Kecamatan Sembalun Kabupaten Lombok Timur.

Tabel 2.9 Data Pendapatan Petani Sebelum Dan Sesudah Adanya Desa Wisata

Nama Pekerjaan

Pendapatan Petani Sebelun Adanya Desa

Wisata Tahun 2015

Pendapatan Petani Sesudah Adanya Desa

Wisata Tahun 2021 Sup Petani

wortel

Rp.4.300.000 Rp.4.800.000

Amir Petani kentang

Rp.5.600.000 Rp.6.000.000

Ahmad Petani buncis

Rp.2.700.000 Rp.3.000.000

Abul Petani kubis

Rp.5.500.000 Rp.6.000.000

Hanum Petani bawang daun

Rp.4.800.000 Rp.5.000.000

Ali Petani Rp.4.500.000 Rp.4.800.000

kembang kol Yati Petani

kentang

Rp.6.000.000 Rp.6.500.000

Aisyah Petani strowberi

Rp.4.500.000 Rp.5.500.000

Yuni Petani strowberui

Rp.5.000.000 Rp.6.000.000

Sulis Petani kubis

Rp.4.800.000 Rp.5.500.000

Sumber: Data Primer Sembalun Bumbung 2022

Tabel 2.9 diatas dapat dijelaskan bahwa tingkat pendapatan petani sebelum dan sesudah adanya desa wisata ada perubahan mulai dari petani wortel dengan luas lahan garapan 10 are dengan jumlah pendapatan sebelum adanya desa wisata Rp.4.300.000 dan sesudah adanya desa wisata menjadi Rp.4.800.000 sekali panen, petani kentang dengan luas lahan garapan 5,3-6 are dengan jumlah pendapatan sebelum adanya desa wisata Rp.5.600.000-6.000.000 dan sesudah adanya desa wisata menjadi Rp.Rp.5.600.000-6.000.000-6.500.000 sekali panen, petani buncis dengan luas lahan garapan 2 are dengan jumlah pendapatan sebelum adanya desa wisata Rp.2.700.000 dan sesudah adanya desa wisata menjadi Rp.3.000.000 sekali panen, petani kubis dengan luas lahan garapan 10-11 are dengan jumlah pendapatan sebelum adanya desa wisata Rp.4.800.000-5.500.000

dan sesudah adanya desa wisata menjadi Rp.5.500.000- 6.000.000 sekali panen, petani bawang daun dengan luas lahan garapan 5,3 are dengan jumlah pendapatan sebelum adanya desa wisata Rp.4.800.000 dan sesudah adanya desa wisata menjadi Rp.5.000.000 sekali panen, petani kembang kol dengan luas lahan garapan 5 are dengan jumlah pendapatan sebelum adanya desa wisata Rp.4.500.000 dan sesudah adanya desa wisata menjadi Rp.4.800.000 sekali panen, dan petani setriwberi dengan luas lahan garapan 2-3 are dengan jumlah pendapatan sebelum adanya desa wisata Rp.4.500.000-5.000.000 dan sesudah adanya desa wisata menjadi Rp.5.500.000- 6.000.000 sekali panen. Dengan demikian kedatangan wisatawan ke desa Sembalun Bumbung akan membuka peluang bagi masyarakat tani dapat menambah pendapatan untuk menunjang kehidupan rumah tangganya. Jadi rata-rata pendapatan petani Sembalun Bumbung mengalami peningkatan dengan adanya desa wisata.

Hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti dengan informan, peneliti dapat mengetahui bahwa peluang yang didapatkan masyarakat tani Sembalun Bumbung dalam mendukung desa wisata salah satunya dapat meningkatkan pendapatan petani setelah ada kunjungan wisatawan.

b. Membuka Lapangan Kerja Baru

Keberadaan Desa wisata Sembalun Bumbung membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat. Dahulu sebagian masyarakat hanya bergantung dibidang pertanian bahkan masih ada yang belum mendapatkan pekerjaan, namun dengan adanya desa wisata masyarakat

mendapatkan kesempatan kerja baru. Masyarakat mendapatkan pekerjaan baru seperti mengelola penginapan, warung makan, lahan parkir dan masih banyak lagi. Kegiatan tersebut membutuhkan tenaga dalam kegiatannya sehingga membuka kesempatan baru bagi masyarakat di desa Sembalun Bumbung

Seperti yang dikatakan oleh Bapak Yani (petani dan pemilik penginapan)43

“Untuk menambah pendapatan terkait potensi desa wisata di Sembalun Bumbung ini saya membuka penginapan untuk wisatawan yang berkunjung ke Sembalun, memanfaatkan sebagian dari lahan pertanian saya sebagai tempat penginapan, dengan tidak melanggar aturan-aturan dan adat istiadat masyarakat Sembalun Bumbung yang masih kuat, misalnya masyarakat yang ingin menginap harus menunjukkan identitas diri”

Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa keberdaan desa wisata dapat membuka lapangan pekerjaan di Desa Sembalun Bumbung, jika sebelumnya masyarakat hanya mengandalakan pendapatan dari aktivitas pertanian yang ada di Desa Sembalun Bumbung. Sehingga dengan terbukanya lapangan kerja baru secara otomatis akan mengurangi pengangguran. Desa wisata yang ada di Sembalun Bumbung ini membuat tingkat pengangguran menurun. Maka dengan adanya transformasi desa menjadi desa wisata akan ada lapangan pekerjaan baru yang tersedia melalui aktifitas desa.

43 Bapak Yani, Wawancara, Sembalun Bumbung, 13 Maret 2022

c. Meningkatkan Wisatawan

Keberadaan desa wisata memberikan kesejahteraan bagi masyarakat di Desa Sembalun Bumbung hal tersebut dibuktikan dengan terbukanya lowongan pekerjaan bagi masyarakat. Kemudian untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan pemerintah desa, pengelola dan masyarakat Sembalun Bumbung. Hal yang pertama di lakukan pengelola adalah menambah sejumlah fasilitas yang ada di objek wisata untuk meningkatkan daya tarik dan potensi bagi wisatawan dan masyarakat sekitar, hal kedua yang di lakukan pengelola adalah melalukan kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana berada dalam kondisi baik dan siap di gunakan pengunjung. Hal ketiga yang dilakukan pengelola adalah melakukan kegiatan promosi baik melalui media sosial maupun dari mulut ke mulut. Hal ke empat yang dilakukan pengelola adalah mengajak masyarakat untuk turut aktif mengembangkan objek wisata.

Tabel 2.10 Data Kunjungan Wisatawan Sebelum Dan Sesudah Adanya Kunjungan Wisatawan

Tahun Wisatawan Nusantara Wisatawan Mancanegara

2016 12.067 193

2017 12.539 565

2018 6.053 100

2019 4.050 125

2020 7.536 20

2021 15.060 103

Jumlah 57.305 1.106

BAB III

PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT TANI DALAM MENDUKUNG DESA WISATA SEMBALUN BUMBUNG

A. Seperti Apa Proses Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Tani Dengan