Selain kepribadian yang baik, orang yang bekerja di industri fesyen harus memiliki sikap kerja dengan memenuhi aspek: punctuality (ketepatan waktu), pride in personal appearance (percaya diri), businesslike manner (sikap yang lugas, cekatan), eagerness to learn (keinginan untuk belajar), willingness to work (kemauan untuk bekerja) dan ability to accept criticism and direction (kemampuan untuk menerima kritik dan arahan).
Ayo Berdiskusi!
Selain sikap kerja yang terdaftar diatas, identifikasilah sikap kerja lain yang dibutuhkan untuk seseorang yang bekerja di industri fesyen dan berikan alasan mengapa sikap kerja itu dibutuhkan!
D. Peluang Pasar dan Usaha di Bidang Busana
Harus diakui bahwa sebenarnya peluang usaha disekitar kita sangat banyak. Namun, tidak semua peluang usaha atau bisnis tepat dilakukan pada sembarang waktu dan tempat. Perlu dilakukan observasi, survei lapangan, dan banyak bertanya mengenai seluk beluk bisnis yang akan digelutinya serta mencari tahu resiko apa yang dihadapi dalam usaha tersebut.
Tahukah kalian bahwa saat ini sangat sulit mencari pekerjaan. Dari kondisi seperti ini adalah kesempatan bagi kalian setelah lulus SMK mencoba untuk menjadi seorang wirausaha. Namun, untuk berwirausaha tentu mempunyai peluang sendiri‐sendiri. Oleh karena itu, setiap wirausahawan harus mampu melihat peluang usaha yang dimiliki agar dapat membangun
usahanya tanpa dihantui kerugian. Kalian bisa berwirausaha di bidang fesyen. Dari skala usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) kalian bisa mengembangkannya sehingga menjadi usaha besar dengan banyak karyawan. Berwirausaha tentu saja sangat mudah dilakukan oleh seseorang yang sekolah di bidang Busana (Fesyen). Bahkan, kalian bisa memilih bidang wirausaha busana yang sesuai dengan passion kalian, contohnya bisnis fesyen, usaha menjahit perseorangan, usaha sablon, modiste, reselier produk fesyen, membuka laundri bahkan berjualan pakaian secara online.
Seorang fashion designer biasanya merupakan pebisnis di industri fesyen. Dengan brand yang dimilikinya dan seiring dengan banyaknya pengalaman, fashion designer bisa membuka cabang demi cabang dari butiknya. Selain merancang busana, fashion designer bisa melebarkan sayapnya dengan membuat rancangan tas, sepatu, dan fesyen item lainnya.
Fashion designer juga bisa bekerja di perusahaan pembuat pakaian “ready to wear” atau brand ternama lainnya.
Fesyen terdiri dari beberapa jenis atau kategori produk dan produk fesyen yang banyak diminati lebih cenderung mengenai pakaian orang dewasa atau anak anak. Besarnya keterikatan manusia terhadap pakaian, membuka peluang yang besar pula untuk memulai usaha di bidang ini. Bisnis ini boleh dibilang murah meriah. Dengan modal sedikit, potensi margin lebih dari 20%. Kalian pun bisa mengawali dari usaha reseller kecil‐kecilan, konveksi hingga garmen dengan skala produksi lebih besar.
Apalagi di Indonesia, dengan tingkat keragaman masyarakat yang tinggi, jenis produk pakaian yang dijajakan sangat luas dan terus berkembang. Karena itu, untuk memulai usaha ini, ada baiknya, kalian fokus ke segmen pasar tertentu. Segmen pasar bisa dibedakan berdasarkan usia, jenis kelamin dan gaya hidup. Nah, keadaan ini akan menjamin usaha kita
untuk bisa maju, dengan menjadi kebutuhan yang utama tentunya kita tidak akan sulit untuk mencari konsumen bukan?
Kunci fokus dalam menggarap satu segmen pasar menjadi keberhasilan beberapa pengusaha pakaian. Lihat saja, brand Gaudi yang dikembangkan oleh Nathalia Napitupulu dan Janet Dana. Mereka sukses membangun Gaudi hingga memiliki 26 gerai, karena fokus menggarap pasar remaja hingga pekerja muda. Dua sahabat ini pun bisa meraup omzet hingga miliaran rupiah dari penjualan produk fashion‐nya.
Dengan menyajikan model‐model yang up to date plus fitting yang pas, Gaudi mendapat respons pasar yang cukup baik. Label harga yang terjangkau pun menjadi nilai lebih untuk memikat konsumen. Tak hanya Gaudi, Romantic Cotton juga mengantongi sukses di bisnis fashion berkat fokus ke segmen tertentu. Monica Subiakto, pemilik Romantic Cotton, memilih pasar menengah ke atas, dengan alasan lebih menguntungkan.
Meski hanya memasarkan produknya melalui pameran, koleksi Romantic Cotton selalu ditunggu dan diburu para pelanggannya. Kini, Monica bisa membukukan omzet hingga ratusan juta setiap bulan.
Jika kalian sudah mengenal pasar dengan baik, tidak ada salahnya memiliki label dan membuat produk fesyen sendiri. Namun, untuk menjadi produsen, ada beberapa poin yang harus diperhatikan.
1. Pertama, kalian harus memahami benar soal pasokan bahan baku, baik kain dan aksesori pelengkapnya. Tentu saja, kalian harus mengetahui tempat berburu bahan baku yang berkualitas dengan harga miring.
2. Kedua, kalian harus memutuskan proses produksi ini, dengan menjahit sendiri atau menyerahkan proses produksi ke pihak luar. Jika ingin menjahit sendiri, kalian harus menganggarkan modal lebih besar untuk membuat konveksi. Kalian juga bisa mengadopsi sistem maklun atau
cut, make, & trim (CMT), yakni menyerahkan pakaian contoh ke perusahaan konveksi. Tentu saja, jika memilih cara kedua, kalian harus mencari konvektor yang mampu menggarap pakaian sesuai dengan spesifikasi kalian. Monica menerapkan strategi maklun ini dalam menjalankan usahanya. Ia memasok bahan baku dan sampel pakaian yang akan dibuat. Perusahaan konveksinya itu sekaligus akan membuat turunan pakaian dalam beberapa ukuran.
Untuk mendirikan usaha garmen minimum modal yang harus dikeluarkan cukup besar sekitar 10 juta. Modal itu sudah bisa digunakan untuk membeli 100 kg kain kualitas standar yang dapat menghasilkan 500 potong kaos V‐neck. Sementara itu, kalian juga bisa menjahit sendiri atau membuat perusahaan konveksi kecil‐kecilan.
Sedangkan untuk usaha konveksi bisa diawali dengan modal terkecil Rp 10 juta. Dengan modal sebesar itu, kalian bisa membeli dua buah mesin jahit, mempekerjakan dua penjahit, biaya untuk pembelian kain, benang, dan peralatan penunjang seperti gunting dan jarum jahit.
Namun, jika mempunyai konveksi sendiri, kalian juga harus pintar‐
pintar membagi waktu. Maklum, seperti bisnis lainnya, di usaha konveksi, selain produksi kalian juga harus memikirkan promosi, strategi pemasaran, hingga mengurus stok. Belum lagi, pakaian merupakan jenis produk yang sangat dipengaruhi oleh tren. Maka, kalian juga harus jeli melihat tren‐tren terbaru yang disukai pasar. Selain desain, ada juga tren warna dan jenis bahan yang dipakai.
3. Jika usaha garmen kalian sudah berskala besar, tak ada salahnya untuk memperhatikan poin ketiga, yakni sistem manajerial yang lebih matang.
Misalnya, kalian harus mempersiapkan pengelola di bagian direksi, promosi dan pemasaran, produksi, serta administrasi dan pencatatan
keuangan. Setiap bagian harus dipisahkan dengan pembagian tugas masing‐masing. Hal ini untuk menghindari tumpang tindih wewenang yang bisa berujung pada sulitnya pengawasan dan transparansi, terutama dalam arus kas. Namun, bila jumlah karyawan kalian terbatas, sebagai pemilik, kalian dapat sekaligus menjadi direktur, pemasaran, administrasi dan pencatat keuangan. Walau akan lebih repot, namun hal ini baik untuk mengetahui secara menyeluruh seluk‐beluk usaha kalian dengan berbagai kesulitan di setiap bagiannya.
4. Keempat, ketahui dan kenali potensi diri kalian. Kalian harus melihat keahlian apa yang sudah dimiliki sekarang dan yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha garmen ini. Jangan ragu untuk bertanya dengan rekan yang lebih berpengalaman atau mengikuti berbagai seminar dan pelatihan.
5. Kelima, sebagai pengusaha, bulatkan tekad untuk maju dan teruslah belajar, baik soal manajemen waktu, desain hingga teknologi yang terus berkembang. Jadi, siapakah kalan untuk memulai usaha ini?
Cara mengidentifikasi peluang usaha atau bisnis yang ada bisa dicari, asal seorang wirausahawan ini mau bekerja keras, ulet, dan percaya kepada kemampuan sendiri. Setiap wirausahawan sebenarnya mempunyai peluang (opportunity) untuk maju. Untuk menggali dan memanfaatkan peluang usaha atau bisnis, seorang wirausahawan harus berpikir secara positif dan kreatif, antara lain : harus percaya dan yakin bahwa usaha atau bisnis bisa dilaksanakan; harus menerima gagasan‐gagasan baru di dalam dunia usaha atau bisnis; harus bertanya pada diri sendiri; harus mendengarkan saran‐
saran orang lain; harus mempunyai etos kerja yang tinggi; dan pandai berkomunikasi.
Seorang wirausahawan yang memiliki bidang usaha juga harus mempertimbangkan hal berikut :
1. Pengaruh lingkungan sekitar
2. Banyak sedikitnya permintaan masyarakat terhadap jenis usaha yang akan kita pilih.
3. Kecocokan antara kebutuhan masyarakat dengan jenis usaha tertentu.
4. Banyak sedikitnya pesaing.
5. Adanya kemampuan untuk bertahan dan memenangkan persaingan.
Berbagai pertimbangan banyak dilakukan untuk membaca peluang pasar dan usaha dibidang busana. Tapi ada satu hal yang perlu diingat bahwa produk pakaian juga terdiri dari banyak sekali macamnya. Dalam setiap macam produk tentu ada resiko masing masing. Contohnya yang paling umum adalah persaingan yang ketat dengan brand‐brand luar negeri yang sudah mendunia seperti Calvin Klein, pierre cardin, levi’s, dan brand ternama lainnya. Tentunya orang tidak akan keberatan membeli produk yang harganya cukup mahal asalkan terjamin kualitas dan sudah dikenal luas dan menjadi favorit bagi masyarakat modern. Berdasarkan hal tersebut bisa kalian cermati untuk dijadikan poin penting dalam usaha kalian bahwa tetap menjamin kualitas di setiap produk yang dihasilkan.
Sumber : Freepik.com/Macrovector (2021) Ayo berpendapat !
Dalam berwirausaha, seseorang dihadapkan pada dua kemungkinan yaitu keberhasilan dan kegagalan dalam menjalankan usaha. Menurut pendapat kalian, apa saja faktor‐faktor penyebab keberhasilan dan kegagalan wirausaha?
Jika kalian diberikan kesempatan untuk berwirausaha di bidang fesyen, usaha apa yang akan kalian jalankan? Mengapa?
E. Profil Usaha Busana
Sumber : Freepik.com
Profil perusahaan (Company profile) adalah salah satu hal penting yang harus dibuat oleh perusahaan. Setiap perusahaan atau bisnis pasti mempunyai hal ini. Tanpa company profile, mungkin pengguna tidak akan mengetahui secara detail informasi perusahaan yang dibangun, apa produk yang ditawarkan, dan sebagainya. Secara tidak langsung, komponen ini berperan penting dalam menarik perhatian para pelanggan terhadap perusahaan.
Company profile adalah gambaran umum mengenai perusahaan dan biasanya bertujuan untuk memberi tahu kepada audiens terkait produk atau layanan yang ditawarkan. Tidak hanya itu, komponen ini biasanya berisi tentang kisah mulainya suatu perusahaan, visi‐misi, serta memberi tahu