• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELUANG USAHA DAN PELUANG BEKERJA DI PULAU PRAMUKA

Bagian ini memaparkan peluang usaha dan peluang bekerja di Pulau Pramukakehidupan nelayan yang dimanfaatkan nelayan untuk melakukan strategi nafkah. Kunjungan wisatawan di Pulau Pramuka menimbulkan peluang usaha dan peluang bekerja di Pulau Pramuka. Hal ini dikarenakan adanya permintaan dari wisatawan untuk memenuhi kebutuhan selama berwisata. Peluang usaha dan peluang bekerja yang timbul merupakan responden berbagai pihak di Pulau Pramuka untuk memenuhi permintaan wisatan. Bab ini dibagi ke dalam dua bagian, yaitu bagian Peluang Usaha dan bagian Peluang Bekerja.

Peluang Usaha

Sejak Kepulauan Seribu ditetapkan menjadi Kabupaten Administratif pada tahun 2010, Pulau Pramuka juga ditetapkan sebagai Ibukota Kabupaten. Fasilitas di Pulau Pramuka mulai ditambah dan dibenahi. Fasilitas di Pulau Pramuka meliputi rumah sakit, tempat ibadah, bank, jalan konblok, lapangan olahraga, lampu jalan, taman, dan sebagainya. Fasilitas yang lengkap menjadi suatu nilai tambah bagi Pulau Pramuka dibanding pulau-pulau lain yang ada di Kepulauan Seribu. Selain fasilitas, akses menuju Pulau Pramuka juga semakin mudah. Wisatawan dapat menggunakan kapal kayu maupun kapal cepat untuk mencapai Pulau Pramuka secara langsung. Fasilitas yang lengkap dan potensi pesisir yang dapat dijadikan obyek wisata menjadi peluang bagi masyarakat Pulau Pramuka untuk mengembangkan sektor pariwisata yang bernilai ekonomi. Pengembangan fasilitas di Pulau Pramuka menjadi faktor pendorong dalam meningkatnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke Pulau Pramuka (peningkatan jumlah wisatawan dapat dilihat pada Tabel 15).

Selama berwisata di Pulau Pramuka, wisatawan memerlukan kebutuhan pangan, tempat tinggal, alat snorkelling maupun diving, dan sebagainya. Kebutuhan-kebutuhan wisatawan tersebut merupakan permintaan yang harus dipenuhi untuk menjaga eksistensi pariwisata di Pulau Pramuka. Akibat adanya permintaan dari wisatawan maka muncul penawaran dari masyarakat Pulau Pramuka. Penawaran ini menjadi peluang usaha bagi masyarakat Pulau Pramuka.. Hasil penelitian ini membuktikan pemikiran Copper et al. (1998) bahwa pariwisata juga dapat didefinisikan dari sisi permintaan dan penawaran. Definisi dari sisi permintaan dan penawaran dapat diuraikan dengan definisi konseptual dan definisi teknikal. Hasil penelitian yang serupa juga terlihat dari penelitian yang dilakukan oleh Dritasto et al. (2013) di Pulau Tidung, Kepulauan Seribu. Dritasto et al. (2013) menemukan bahwa keberadaan pariwisata menimbulkan peluang usaha yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar. Seiring dengan peningkatan jumlah wisatawan sejak penambahan dan pembenahan fasilitas di Pulau Pramuka, peluang usaha di Pulau Pramuka semakin banyak dan bervariasi. Salah satu jenis peluang usaha yang mengalami peningkatan jumlah adalah usaha penginapan (homestay). Berdasarkan dokumentasi Kelurahan Pulau Panggang, pada tahun 2005 penginapan di Pulau Pramuka hanya terdapat delapan bangunan, pada tahun 2011 jumlah penginapan meningkat menjadi 62 bangunan penginapan. Data tersebut menunjukkan bahwa dalam kurun waktu enam tahun terjadi

penambahan sembilan bangunan penginapan. Jumlah dan jenis peluang usaha yang timbul akibat adanya pariwisata disajikan pada Tabel 17.

Jenis peluang usaha yang muncul berupa penyewaan homestay, kontrak rumah, warung nasi, kedai, RO penyulingan air, kapal arah Muara Angke, Kapal antar pulau, sewa kapal, rental alat renang, rental alat diving, sewa banana boat, sewa kano, sewa alat pesta, sewa alat musik, rental sepeda, travel, dan guide. Seluruh usaha berjumlah 208 usaha. Jenis peluang usaha homestay merupakan peluang usaha yang cukup banyak dibangun dari semua jenis peluang usaha. Jumlah homestay yang telah dibangun adalah sebanyak 72 bangunan dengan persentase 34.62 persen. Jenis usaha dengan jenis usaha yang paling sedikit dari antara semua jenis usaha adalah jenis usaha sewa alat pesta sejumlah satu usaha dengan persentase 0.48 persen.

Berdasarkan informasi yang diperoleh melalui wawancara dengan informan, pemanfaat peluang usaha yang timbul akibat adanya pariwisata hanya masyarakat asli Kelurahan Pulau Panggang khususnya Pulau Pramuka. Masyarakat biasanya tidak ingin menjual tanah kepada pihak lain. Biasanya masyarakat yang memiliki tanah akan mewariskan kepada generasi berikutnya didalam keluarga. Pihak luar dapat memiliki tanah maupun membangun usaha di Pulau Pramuka hanya jika memiliki keluarga asli masyarakat Pulau Pramuka.

“Saya cuma jaga homestay di sini, ini homestay punya kakak saya yang sekarang ada di Jakarta. Banyak juga di sini orang nitipin homestay-nya sama keluarga” (ASW, 34 Th, 29 Nopember 2014) Tabel 17 Jumlah peluang usaha dan peluang bekerja di Pulau Pramuka Tahun

2013

No Jenis usaha Jumlah peluang

usaha Jumlah peluang bekerja

1. Homestay 72 144

2. Kontrak Rumah 18 36

3. Warung nasi 9 9

4. Kedai 5 5

5. RO Penyulingan Air 2 14

6. Kapal Arah Muara Angke 3 12

7. Kapal Antar Pulau 2 2

8. Sewa Kapal 16 16

9. Rental Alat snorkelling 14 14

10. Rental Alat Diving 6 6

11. Sewa Banana Boat 4 4

12. Sewa Kano 2 2

13. Sewa Alat Pesta 1 10

14. Sewa Alat Musik 2 8

16. Rental Sepeda 4 8

17. Travel 7 14

18. Guide 42 42

19. Jual kue putu 1 2

Penilitian ini menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Tando (1992). Tando (1992) menunjukkan bahwa peluang usaha dan bekerja muncul karena adanya pariwisata. Peluang usaha dan bekerja yang ada seperti usaha penginapan, travel, rumah makan, transportasi, dan jasa. Penelitian yang dilakukan oleh Tando (1992) juga menunjukkan bahwa peluang usaha dan bekerja yang muncul karena adanya pariwisata dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar pariwisata.

Peluang Bekerja

Peluang bekerja timbul saat peluang usaha memerlukan tambahan tenaga kerja untuk melakukan pekerjaan yang pada peluang usaha. Tabel 17 menunjukkan 18 jenis usaha dapat menjadi 209 peluang usaha yang kemudian menjadi sebanyak 384 peluang berusaha bagi masyarakat Pulau Pramuka. Tabel 17 menunjukkan bahwa peluang bekerja yang timbul dari peluang usaha sewa alat pesta jumlah terbanyak dari semua jenis usaha.

Dokumentasi Kelurahan Pulau Panggang, Selain jenis peluang usaha yang telah tercantum pada Tabel 17 di atas, usaha warung sembako tradisional juga terdapat di Kelurahan Pulau Panggang dengan jumlah yang cukup banyak, yaitu sejumlah 84 warung. Jarak antara satu warung dengan warung lainnya tidak begitu jauh, bahkan beberapa warung saling berhadapan maupun bersebelahan. Usaha warung sembako tersebut mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 205 orang. Jumlah usaha warung sembako yang terbilang banyak disebabkan karena tidak ada mini market maupun super market yang didirikan di Kelurahan Pulau Panggang. Sehingga masyarakat memenuhi kebutuhan sehari-hari maupun wisatawan memenuhi kebutuhan selama berwisata dengan membeli dari warung. Beberapa pemilik warung saling bekerja sama untuk membeli barang jualan di Kota Jakarta secara kolektif agar biaya angkutan lebih murah.

Biasanya toko “A” dan toko “B” atau toko lainnya beli barang jualan barengan biar lebih murah harganya. Biasanya mereka nyewa kapal buat angkut barang belanjaan, kan jadi murah kalau barengan.

(NTI, 36 tahun)

Peluang usaha lainnya adalah pedagang kaki lima. Usaha ini telah berdiri sebanyak 33 usaha. Usaha ini menyerap tenaga kerja sebanyak 40 orang. Keberadaan pariwisata juga dimanfaatkan masyarakat untuk membuka usaha penjualan cinderamata. Toko cinderamata menyediakan oleh-oleh berupa gantungan kunci berbentu kerang, kain pantai, kaos, dan sebagainya. Toko cinderamata tersebut berada di dekat dermaga Pulau Pramuka. Jumlah toko cinderamata di Pulau Pramuka ada sebanyak empat toko dan menyerap tenaga kerja sebanyak sembilan orang. Pedagang sayur keliling juga dapat ditemukan di Pulau Pramuka maupun Pulau Panggang. Pedagang sayur menyediakan kebutuhan untuk dijual dengan membeli di Kota Jakarta. Setiap pedagang sayur keliling bergantian berjualan dengan pedagang sayur lainnya, misalnya jika pedagang sayur berjualan pada hari ini maka besok atau lusa pedagang tersebut berbelanja sayur ke Kota Jakarta dan kembali lagi ke Pulau pada hari berikutnya

dan begitu seterusnya, sehingga setiap pedagang sayur keliling tisak berjualan setiap hari.

Sebuah perusahaan bernama CV. NK milik pemodal luar Kelurahan Pulau Pramuka terdapat di tengah laut antara Pulau Panggang dan Pulau Pramuka. Perusahaan ini bergerak di bidang industri ikan fillet, rumah makan, budi daya ikan bandeng. Rumah makan CV. NK tersebut merupakan salah satu tujuan kunjungan wisatawan Pulau Pramuka. Harga ikan bandeng segar ditawar seharga Rp20 000 per kilogram, sedangkan harga ikan bandeng fillet seharga Rp48 000 per kilogram.

Perusahaan CV. NK telah menyerap tenaga kerja dari Kelurahan Pulau Panggang sebanyak 103 orang. Rumah makan ini menawarkan fasilitas antar dan jemput ke Pulau Pramuka bagi minimal lima orang konsumen yang ingin makan ke rumah makan CV. NK di atas pukul 17.00 WIB

Pengaruh yang Didapatkan Masyarakat Pulau Pramuka

Peluang usaha dan peluang bekerja yang timbul di Pulau Pramuka (Tabel 17) diakui masyarakat Pulau Pramuka memberikan dampak positif bagi peningkatan pendapatan. Banyak peluang yang bisa dimanfaatkan masyarakat Pulau Pramuka untuk menghasilkan uang.

“Lumayan ya dari pada di rumah aja, mending buka lapak jualan begini pas ada wisatawan. Kan bisa nambah-nambah uang belanja. Suami saya tiap bawa kapal penumpang dari Pulau Pramuka ke Pulau Panggang.” (WTI, 30 Tahun)

“Saya sama suami kerjaan ini aja jaga homestay kakak saya. Kalo hari libur itu rame banget tamu, kadang harus pesan kamar sebulan sebelum datang kalo libur panjang” (YHG, 34 Tahun)

Berdasarkan penuturan informan WTI, dapat diketahui bahwa peluang usaha yang ditimbulkan pariwisata di Pulau Pramuka memberikan kesempatan bagi anggota keluarga (selain suami) untuk berkontribusi menambah pendapatan rumah tangga. Penuturan informan lain yang disampaikan oleh YHG juga menunjukkan bahwa adanya jenis usaha homestay memberikan peluang bekerja keluarga untuk mendapatkan penghasilan. Peluang bekerja di homestay menjadi sumber nafkah utama informan YHG beserta suami. Hal ini menunjukkan bahwa satu jenis peluang usaha saja dapat menghasilkan pendapatan yang dapat mencukupi kebutuhan keluarga tanpa harus melakukan mata pencaharian lain.

Beberapa masyarakat beralih mata pencaharian untuk fokus dalam mengembangkan usaha pariwisata. Masyarakat yang beralih mata pencaharian tersebut di antaranya adalah nelayan di Kelurahan Pulau Panggang.

“Bapak RJK itu dulu nelayan muroami, tapi sekarang gak lagi karena jaring muroami udah mulai dilarang jadi mau kerja wisata saja. Bapak RJK sekarang udah punya homestay, warung, dan perahu nelayan dulu udah dipake buat bawa wisatawan” (RSL, 54 Tahun)

Bapak RJK dalam penuturan informan RSL tersebut merupakan salah satu nelayan yang benar-benar beralih mata pencaharian. Bapak RJK dahulu adalah nelayan golongan atas, sehingga Bapak RJK memiliki modal yang cukup besar untuk mengembangkan usaha pariwisata dan benar-benar beralih dari mata pencaharian sebagai nelayan. Nelayan yang secara penuh beralih mata pencaharian untuk fokus pada usaha pariwisata adalah nelayan golongan atas yang memiliki modal yang cukup untuk membangun usaha pariwisata skala besar. Sejauh ini, nelayan golongan atas yang telah beralih mata pencaharian ke usaha pariwisata adalah nelayan yang menggunakan alat tangkap yang saat ini mulai dilarang untuk digunakan, seperti jaring muroami dan jaring tegur darat. Nelayan yang telah beralih mata pencaharian dalam usaha pariwisata kebanyak nelayan yang memang berasal dari Pulau Pramuka, hingga saat ini nelayan Pulau Pramuka mulai berkurang karena pariwisata di Pulau Pramuka yang semakin berkembang.

Tempat-tempat pariwisata biasanya dilabeli persepsi negatif tentang adanya jenis usaha ilegal seperti prostitusi, penjualan minuman keras, dan sebagainya. Berdasarkan wawancara dan observasi, peluang usaha dan peluang bekerja di Pulau Pramuka yang ditimbulkan pariwisata di Kelurahan Pulau Panggang seluruhnya bersifat legal. Hal ini dikarenakan unsur keagamaan dan kebudayaan masih kental dan dijunjung tinggi oleh masyarakat Kelurahan Pulau Panggang.

STRATEGI NAFKAH NELAYAN DI PULAU PANGGANG

Dokumen terkait