• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMAHAMAN MURID-MURID Murid-murid Anda mungkin akan mengalami kesulitan untuk menyadari

Dalam dokumen B U K U P E G A N G A N G U R U (Halaman 41-49)

bahwa segala sesuatu yang mereka terima berasal dari Allah dan tidak selalu berasal dari orang tua mereka. Karena mereka mempunyai kesulitan untuk memahami yang tidak kelihatan - Allah, secara naluriah mereka akan berterima kasih kepada orang tua mereka atau kepada yang lainnya atas segala berkat yang

dengan jelas mereka terima. Sebagai guru mereka, Anda perlu membawa mereka ke dalam suatu kebiasaan mengucap syukur kepada Allah atas segalanya; namun harus tetap menekankan bahwa mereka tetap harus berterima kasih kepada orang tua mereka dan orang lainnya atas segala kebaikan mereka.

Ajarkanlah kepada murid-murid Anda bahwa Allah adalah sumber dari segalanya. Ia memberikan kepada kita apapun yang kita perlukan. Ia mengetahui dalam dan luar kita dan Allah menggunakan orang tua mereka sebagai saluran berkat bagi mereka. Mereka harus berterima kasih kepada orang tua mereka, namun terlebih dahulu, mereka harus selalu mengucap syukur kepada Allah.

Kembangkanlah sikap mengucap syukur ini di dalam kelas Anda melalui lagu pujian syukur, doa-doa syukur dan melalui pengekspresian secara lisan ucapan syukur atas hal-hal yang ada di dalam hidup Anda sendiri. Anda juga dapat menyuruh murid-murid untuk membuat sendiri pengekspresian secara lisan itu:

“Aku mengucap syukur kepada Allah atas…” Kemudian pada titik-titik itu, mereka

dapat mengilustrasikan berbagai macam berkat yang telah Allah berikan kepada mereka.

Pada karton manila, ajaklah murid-murid untuk membuat suatu jaringan pikiran yang menggunakan “Aku mengucap syukur kepada Allah atas…” sebagai pusat dari jaringan itu. Di sekeliling pesan itu, murid-murid dapat menghubungkan-nya dengan berbagai macam ilustrasi dari berkat-berkat yang berbeda (makanan, tempat tinggal, keluarga dan lain sebagainya) dari pada berkat yang materialistik (mainan, pakaian, kekayaan dan lain sebagainya.)

Ketika gambar jaringan pikiran itu telah selesai dibuat, ajaklah murid-murid Anda untuk saling berbagi mengenai pemikiran mereka, kemudian gantungkanlah gambar itu di sekeliling kelas untuk beberapa sesi pelajaran.

KOSA KATA PELAJARAN

Putri:

Anak perempuan dari seorang raja atau ratu, atau anak perempuan dari anak laki-laki raja atau ratu.

Peti:

Seperti tas yang terbuat dari buluh-buluh lontar. Ibu Musa menyembunyikan Musa di dalam peti yang kemudian dihanyutkan ke sungai Nil.

Siapakah yang menyiapkan makanan yang kalian sukai? Siapakah yang membantu kalian untuk mengikatkan tali sepatu? Siapakah yang memberi kejutan kepada kalian? Siapakah yang mengingatkan kalian untuk membereskan mainan? Siapakah yang menolong kalian ketika jari kalian terluka? Siapakah yang merasa senang ketika kalian memberikan pelukan? Siapakah yang suka mendengarkan apa yang telah kalian pelajari di gereja pada hari Sabtu?

Orang tua mengasihi anak-anak mereka. Hari ini, kia akan mendengarkan cerita tentang sebuah keluarga yang memelihara bayi yang mereka cintai secara istimewa.

Bayi Musa Menangis

“Waaa!” teriak bayi laki-laki yang masih kecil itu. “Sssst!” bisik ibunya. "Kamu tidak boleh menangis.”

Tentu saja sang bayi kecil ini tidak tahu mengapa ia tidak boleh menangis. Ia tidak dapat mengerti bahwa sang raja telah membuat peraturan yang kejam. Sang raja telah memerintahkan kepada para prajuritnya untuk menculik setiap bayi laki-laki yang masih kecil.

Bayi Musa Disembunyikan

“Apa yang dapat kita lakukan?” kedua orang tua Musa saling bertanya. “Marilah kita menyembunyikan bayi kita,” demikianlah akhirnya mereka

memutuskan. “Kita akan menyembunyikannya agar para prajurit kerajaan tidak

dapat menemukannya.”

Namun bayi itu terus bertambah besar dan kuat setiap harinya. Ia tertawa dan menangis semakin keras. Menyembunyikan Musa semakin sulit.

Sang Ibu Menyembunyikan Bayi Musa ke Dalam Peti

Lalu ibu Musa mendapatkan sebuah ide yang bagus. Ia membuat peti yang kuat dan melapisi bagian luarnya dengan ter yang lengket agar air tidak dapat masuk. Lalu ia membungkus bayinya dengan selimut yang lembut dan menaruhnya di dalam peti itu. Ketika tidak ada seorangpun yang melihat, maka saudara perempuan Musa, Miryam, menolong ibunya menaruh Musa ke dalam peti dan membawanya ke sungai. Dengan hati-hati, mereka menaruh peti itu ke sungai yang mengalir tenang. Ibu Musa menunggu sebentar untuk melihat bayinya dari dekat dan kemudian ia pergi.

Sang Putri Melihat Bayi Musa

Miryam berdiri di balik rerumputan yang tinggi sambil memperhatikan peti kecil itu terhanyut dengan tenang. Tiba-tiba, ia mendengar seseorang datang! Dengan segera, ia bersembunyi.

Beberapa orang berdatangan. Pertama-tama, datanglah sang putri, anak perempuan raja. Kemudian, disusul oleh dayang-dayangnya! Ketika mereka sampai di tepi sungai Nil, sang putri melihat peti kecil itu. “Apa itu?” tanyanya sambil menunjuk. Lalu ia menyuruh salah seorang dayangnya, “Ambilkanlah bagiku.”

Salah seorang dayangnya pergi mengambil peti kecil itu. Dan ketika sang putri melihat ke dalam peti kecil itu, ia menemukan bayi yang mungil.

“Oh, bayi mungil yang lucu!” kata sang putri. “Bila aku memeliharanya, ayah pasti tidak akan menyakitinya. Bayi ini akan aman.”

Segera Miryam mengetahui bahwa Allah menghendakinya melakukan sesuatu. Ia mendatangi sang putri. Ia memberi hormat dan bertanya, “Apakah tuan

putri mau agar hamba mencarikan inang pengasuh untuk memelihara bayi ini?”

Sang putri tersenyum. “Itu ide yang bagus,” katanya. “Ya, pergilah dan

bawakanlah kepadaku seseorang yang mengetahui bagaimana cara mengurus bayi ini.”

Ibu Musa Memelihara Bayinya Sendiri

Dapatkah kalian terka siapakah yang dicari oleh Miryam? Tentu saja ia berlari pulang ke rumah secepatnya.

“Ibu!” Miryam memanggil. “Putri raja telah menemukan bayi ibu. Ia ingin memeliharanya seperti anaknya sendiri. Namun ia memerlukan seseorang untuk mengurusinya. Bu, pergilah dan peliharalah bayi itu bagi sang putri.”

Ibu Musa bergegas pergi bersama Miryam. Ibu Musa melihat sang putri masih berdiri bersama dengan para dayangnya. Ia sedang bermain-main dengan bayi itu. “Apakah engkau mau mengurusi bayi ini bagiku?” tanya sang putri kepadanya.

“Ya, tentu!” jawab ibu Musa. “Hamba akan dengan senang hati mengurusi bayi ini bagi tuan putri!”

“Jagalah dia. Aku telah memberinya sebuah nama. Aku akan menamainya Musa,” kata sang putri.

Jadilah sebuah keluarga yang bahagia pada malam itu. Kedua orang tua Musa mengucap syukur kepada Allah yang memelihara Musa. Sekarang Musapun menjadi milik sang putri dan juga milik keluarganya sendiri. Allah telah melindungi Musa.

MENGULANG DAN PERTANYAAN

1. Siapakah yang memelihara bayi Musa? (Orang tuanya.)

2. Siapakah yang memelihara bayi Musa ketika ia ditempatkan di dalam peti yang kecil? (Allah.)

3. Siapakah yang ingin memelihara bayi itu? (Sang putri.)

4. Siapakah yang menyarankan untuk mencari seseorang untuk memelihara bayi Musa? (Miryam, saudara perempuan Musa.)

5. Siapakah yang memberikan nama Musa kepada bayi itu? (Sang putri.)

Bagaimanakah kalian bersiap tidur? Apakah ada seseorang yang menolong menggantikan pakaianmu? Siapakah orang itu? Apakah ada seseorang yang membacakan cerita bagimu? Apakah ada seseorang yang berdoa bersamamu? Apakah yang kalian doakan sebelum tidur?

Allah mengasihi kita dan memberikan kepada kita keluarga yang mengasihi kita dan memelihara kita. Kita senang mendengarkan bagaimana Allah memelihara Musa yang masih bayi itu. Musa-kah satu-satunya bayi yang Allah pelihara?

Allah memelihara kalian ketika kalian masih seorang bayi yang sangat mungil. Ia menolong orang mengerti bagaimana memberimu makan dan rumah untuk tinggal. Apakah Allah hanya memelihara bayi-bayi yang masih kecil saja? Tidak. Ia memelihara kalian walau kalian telah bertambah besar dan dapat berpakaian dan makan sendiri.

Allah juga memelihara orang dewasa. Ia melindungi mereka ketika mereka bekerja, juga ketika mereka sedang mengemudi. Ia memelihara semua orang!

KISAH APLIKASI KEHIDUPAN

Allah Memelihara Kita

Pada hari Sabtu, bu Richardson mengajar di dalam kelas Indria bu Laurie karena bu Laurie sedang sakit. Ia sedang sakit demam, pilek dan batuk-batuk.

Murid-murid bu Laurie begitu merindukannya sehingga mereka memohon agar orang tua mereka mau mengantarkan mereka ke rumah bu Laurie sehingga mereka dapat menjenguk dan melihat keadaannya.

Bapak Laurie, suami bu Laurie, membukakan pintu bagi murid-murid dan para orang tua mereka. Ketika pak Laurie melihat murid-murid itu, ia berkata, “Wah,

ini kejutan yang menyenangkan! Apakah anak-anak sekalian datang kemari untuk menengok bu Laurie?”

“Ya, pak Laurie, kami semua ingin menengok bu Laurie. Dapatkah kami bertemu dengannya?” salah seorang murid bertanya.

“Kalau begitu, kalian semua tunggu di sini sebentar. Bapak akan melihat apakah bu Laurie sudah bangun atau belum,” kata pak Laurie.

Setelah beberapa menit kemudian, pak Laurie kembali dan berkata,

”Maafkan bapak, anak-anak, bu Laurie ingin sekali bertemu dengan kalian semua namun ia kuatir bila kalian menjadi tertular oleh sakitnya. Bu Laurie berterima kasih kepada kalian semua dan berharap agar kalian baik-baik saja.”

“Jangan kuatir anak-anak, Yesus akan menjaga bu Laurie sama seperti Ia telah menjaga kalian semua ketika kalian sedang sakit. Berdoalah baginya, anak-anak,” kata pak Laurie.

“Tentu, akan kami lakukan, pak Laurie. Kami berharap agar Tuhan Yesus segera menyembuhkan bu Laurie sehingga kami semua dapat kembali bertemu dengannya di gereja. Tolong katakanlah kepada bu Laurie agar selalu menjaga diri. Tolong kiranya pak Laurie menjaganya,” demikianlah kata salah seorang murid,

sedang murid lainnya mengangguk-anggukkan kepala mereka.

“Terima kasih anak-anak. bapak yakin bahwa Tuhan Yesus akan menjaga bu Laurie. Demikianpun halnya, bapak akan menjaganya. Semoga Tuhan Yesus mengingat kebaikan dan kasih kalian semua,” kata pak Laurie dengan mata yang

berkaca-kaca.

Murid-murid melambaikan tangan dan pergi bersama orang tua mereka.

Pertanyaan untuk Direnungkan

1. Mengapa bu Laurie tidak dapat mengajar kelas Indria pada hari Sabtu? 2. Apakah yang dilakukan oleh murid-murid?

3. Dapatkah Yesus menyembuhkan penyakit yang diderita oleh bu Laurie? Bagaimanakah dengan penyakit kalian?

AKTIVITAS 1

Bayi di dalam Peti Kecil

Hubungkanlah titik-titik ini. Mereka akan melihat seorang bayi di dalam sebuah peti kecil. Warnailah dengan cat air atau krayon.

AKTIVITAS 2

Membuat Sebuah Peti Tempat Tidur Kecil

Inilah saat yang baik untuk murid-murid agar mereka dapat menikmati pekerjaan prakarya. Ajaklah murid-murid membuat peti kecil sehingga mereka dapat bermain sesuai dengan kisah pelajaran baik di gereja maupun di rumah. Tunjukkanlah peti kecil yang sudah jadi lalu ikutilah petunjuk pembuatannya.

Potonglah sepanjang garis tebal sehingga potongan kertasnya sama seperti Diagram A. Dengan sisi putih menghadap Anda, mulailah dengan satu sisi dari kertas itu dan dengan lembut lipat bagian C. Bentuklah kertas ini menjadi sebuah peti kecil dengan menyatukan bagian A dan B pada tanda panah (Ditunjukkan pada Diagram A.) dan lekatkanlah keduanya (Diagram B.) Ulangilah arah ini pada sisi yang lain untuk menyelesaikan peti kecil itu.

Bayi di dalam Peti Kecil

Hubungkanlah titik-titik ini. Apakah yang kalian lihat? Warnailah gambar ini.

PELAJARAN5

MUSA MENAATI ALLAH

Dalam dokumen B U K U P E G A N G A N G U R U (Halaman 41-49)

Dokumen terkait