• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II SEJARAH IMIGRAN JERMAN SEBELUM DAN SESUDAH

II.2 Pemanfaatan Imigran Bagi Jerman

Kehadiran imigran bagi seluruh negara dianggap sebagai sebuah masalah yang besar bagi negara penerima imigran. Banyak dari mereka menyebutkan

71 European Commission eurostat. 2014. Migration and Migrant Population Statistic [online]

dalam

http://epp.eurostat.ec.europa.eu/statistics_explained/index.php/Migration_and_migrant_population _statistics diakses pada 03 Februari 2014

72

Dirk Godenau and Vesela Kovacheva. 2010. Labour Market Integration of Immigrants in Times of Economic Crisis in Germany and Spain : Same Crisis – Different Effects. Deutschland, Bremen : International Conference

bahwa imigran yang masuk ke negaranya akan menambah masalah dan tidak memberikan kontribusi terhadap negara itu. Tidak hanya itu posisi dari Jerman dianggap memiliki posisi sentral dalam geopolitik dan juga ekonomi Eropa.73 Namun di Jerman anggapan buruk terhadap imigran dimanfaatkan dengan baik oleh pemerintah Jerman sebagai sebuah kesempatan terhadap angkatan kerja serta kegiatan lain yang menguntungkan bagi negara Jerman sendiri.

Terlihat dari bagaimana sejak negara ini dikenal sebagai sebuah negara yang memiliki tingkat imigran yang cukup besar. Pemerintah Jerman membuat mereka yang tinggal di Jerman dapat berguna bagi perekonomian negara ini. Terbukti dari bagaimana negara ini bisa berkembang dengan pemanfaatan pada sektor pekerja yang di bawah negara ini dari hasil kesepakatan yang dibuat dengan berbagai negara melalui perjanjian yang ada. Kontribusi mereka dapat terlihat dari bagaimana mereka bekerja pada berbagai sektor yang mampu menghasilkan sesuatu untuk pemenuhan perekonomian bagi Jerman.

Penempatan para imigran yang datang sebagai tenaga kerja di mana semuanya tersebar sebagai pekerja pada bidang pengolahan logam sebanyak 40%, kemudian 12% bekerja pada bidang konstruksi, lalu 11% dari para imigran bekerja pada bidang tekstil serta sisanya di mana kurang dari 15% dari para imigran bekerja dibidang jasa. Hal itu berbanding terbalik dengan apa yang didapat bagi para

73 Anna Myunghee Kim, 2010. Foreign Labour Migration and the Economic Crisis in the EU: Ongoing and Remaining Issues of the Migrant Workforce in Germany. Germany : IZA Discussion Paper No. 5134, h 4

imigran di mana pada bidang jasa ini hampir 40% di kuasi oleh para penduduk pribumi Jerman sendiri.74

Untuk saat ini hadirnya para imigran diberikan kebebasan untuk menentukan apa yang dilakukan selama mereka tinggal di negara Jerman. Namun kebebasan itu membawa pemerintah menentukan standar bagi para imigran ini. Seiring dengan diberlakukannya perubahan terhadap penetapan bahwa saat ini pemerintah Jerman mengharapkan para imigran yang datang ke Jerman memiliki keahlian khusus yang dipunya. Hal itu digunakan untuk meminimalisasi kesenjangan bagi kehidupan para imigran dan juga bagi kehidupan penduduk asli Jerman sendiri. Seiring berjalannya waktu pemerintah mulai mencari tenaga ahli dari berbagai sektor salah satunya pada bidang teknologi atau TI, kemudian tenaga pekerja pada bidang perawat, serta bidang-bidang lain yang membutuhkan akan tenaga dari para pekerja.75

Setelah adanya perbaruan pada berbagai kebijakan baik dari Uni Eropa maupun dari pemerintah Jerman sendiri mengenai peran serta dari para imigran. Terbuka pasar pekerja yang dikhususkan pada persebaran pada tenaga kerja di luar negara-negara Uni Eropa maupun negara di Eropa sendiri. Dengan adanya peraturan terhadap penggunaan terhadap Blue Card di kawasan Uni Eropa.76 Kehadiran kebijakan yang dibuat oleh Uni Eropa menjadi acuhan bagi pemerintah

74 Thomas Liebig, 2007. The Labour Market Integration of Immigrants in Germany, OECD Social,

Employment and Migration Working Papers, No. 47, OECD Publishing, h 15

75

EIROnline. 2011. Joint Strategy to Resolve Shortage of Skilled Labour [online] dalam http://www.eurofound.europa.eu/eiro/2011/07/articles/DE1107029I.htm diakses pada 17 Maret 2014

76

Federal Office for Migration and Refugees. 2014. The EU Blue Card [online] dalam

http://www.bamf.de/EN/DasBAMF/Aufgaben/BlaueKarte/blauekarte-node.html diakses pada 03 Maret 2014

Jerman terhadap kedatangan para imigran yang memiliki keahlian khusus agar lebih tertarik untuk datang sebagai seorang tenaga ahli.

Di Jerman sendiri kebutuhan akan tenaga ahli semakin tinggi. Di mana seperti yang terjadi hampir 40 persen dari para imigran merupakan seorang dari akademisi maupun seseorang imigran yang memiliki ijasah pada sekolah kejuruan. Para imigran ini tidak sepenuhnya memiliki sisi negatif ketika datang ke suatu negara. Para imigran ini memberikan sisi positif karena mereka memiliki kemampuan, energi bahkan keinginan yang tinggi. Kehadiran imigran bagi sebagian orang dianggap tidak memiliki kualifikasi yang cukup. Tetapi studi dari yayasan Bertelsmann menyatakan bahwa hampir 43 persen para imigran yang berusia 15 hingga 65 tahun, semuanya memiliki ijasah perguruan tinggi atau pun ahli bidang pratik.77

Pada beberapa tahun yang lalu Jerman dikenal sebagai sebuah negara yang dihuni oleh para imigran. Namun saat ini Jerman lebih mengubah diri ke arah bahwa memang Jerman ingin mempunyai image menjadi benar-benar sebuah negara bagi imigran. Melakukan berbagai tahap untuk menurunkan berbagai hambatan bagi pendatang baru. Mereka menurunkan jumlah upah yang ditetapkan bagi para imigran yang saat itu ditetapkan sebesar € 46.000 kini menjadi hanya €20.000. Hal itu dilakukan guna mencegah pembuangan terhadap upah. Jika

77 DW, 2013. Migran Baru Jerman lebih Berkualifikasi tinggi [online] dalam

negara Jerman ini mempertahankan kekuatan ekonominya maka Jerman harus memenuhi kebutuhan akan imigran sebesar 400.000 imigran di setiap tahun.78

Penjelasan mengenai persebaran imigran di seluruh negara didukung dengan adanya global migration dan migratory movement. Kedua teori tersebut menjelaskan bagaimana keinginan dari berbagai individu akan tetap berkeinginan untuk melakukan perpindahan, baik untuk memperbaiki kehidupan maupun untuk mencari sesuatu yang tidak didapat di negara asal. Kegiatan bermigrasi sendiri akan terus tetap berkembang seiring dengan adanya perkembangan zaman yang terus berubah-ubah. Semakin berkembangnya zaman maka akan sangat besar pula keinginan seseorang untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik meskipun mereka harus tinggal dan menetap jauh di luar negara asalnya.

Hal itu diperjelas dari keberadaan kedua teori yang menjelaskan bahwa persebaran manusia menuju kesuatu tempat sudah ada sejak beberapa tahun yang lalu diperluas hingga ke berbagai negara dengan motif dan keinginan dari individu sendiri. Selama perkembangannya juga kebutuhan akan imigran juga dibutuhkan oleh beberapa negara besar di dunia. Seperti yang dilakukan Jerman bahwa negara ini mencoba memberikan peluang dan membuka pintu terhadap masuknya imigran di negara ini untuk membantu memberikan pendapatan bagi negara Jerman.

78Spiegel online, 2013. Tepid Welcome: Germany Struggles to Lure Skilled Workers [online] dalam http://www.spiegel.de/international/germany/skilled-immigrant-workers-face-obstacles-in- german-labor-market-a-938519.html diakses pada 04 Mei 2014

Dokumen terkait