• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan Jurnal Elektronik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.5 Pemanfaatan Jurnal Elektronik

Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian Pemanfaatan adalah proses, cara, perbuatan memanfaatkan. Dalam hal ini pemanfaatan yang dimaksudkan adalah proses, cara perbuatan untuk memanfaatkan jurnal untuk memenuhi kebutuhan informasi penggunanya. Menurut Djarmin (2015)

“Pemanfaatan jurnal elektronik merupakan kegiatan atau aktivitas pemustaka dalam menggunakan jurnal dalam hal mencari informasi yang dibutuhkan.

Informasi dalam jurnal bersifat ilmiah serta mutakhir dan melingkupi barbagai cabang ilmu pengetahuan “

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Pemanfaatan jurnal elektronik merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pemustaka ataupun proses/aktivitas untuk mencari dan menggunakan jurnal untuk memenuhi kebutuhannya.

Menurut Tresnawan dalam Nur’aini (2015: volume 10, issue 2) perbandingan pemanfaatan jurnal elektronik dan jurnal tercetak dipaparkan dalam bentuk tabel seperti berikut:

Tabel 2.1 Perbandingan Jurnal Elektronik dana jurnal Tercetak

No Kriteria Elektronik Tercetak

1 Kemutakhiran Mutakhir Mutakhir

2 Kecepatan diterima Cepat Lambat

3 Penyimpanan Menghemat tempat Memerlukan

banyak tempat

4 Pemanfaatan 24 jam Terbatas jam buka

5 Kesempatan akses Bisa bersamaan Bergantian 6 Penelusuran Otomatis tersedia Harus dibuat

7 Waktu penelusuran Cepat Lama

8 Keamanan Lebih aman Kurang aman

9 Manipulasi dokumen Sangat mudah Tidak bisa 10 Langganan dengan harga yang

sama

Judul bisa lebih banyak

Jauh lebih sedikit

11 Harga total langganan Jauh lebih murah Lebih mahal

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jurnal elektronik memiliki kelebihan lebih banyak dibandingankan dengan jurnal elektronik, baik dari aspek kemutakhiran, penyimpanan, serta pemanfaatannya. Meskipun jurnal elektronik memiliki kelemahan yaitu dalam mengakses harus membutuhkan media berupa komputer dan pemustaka harus memiliki keterampilan/skill dalam menelusur.

Dalam pemanfaatan jurnal elektronik sendiri dipandang masih kurang efektif, karena setelah perpustakaan bersusah payah dan mengeluarkan anggaran yang besar ternyata jurnal elektronik kurang dimanfaatkan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan pemanfaatan jurnal kurang efektif, yakni promosi yang kurang, bahasa konten, tingkat kesadaran pengguna Anwar ( 2013) :

1. Promosi, perpustakaan biasanya hanya melakukan promosi jurnal elektronik ketika ada program User Education hal ini tentu kurang efektif karena promosi hanya besifat sementara sehingga kemungkinan ada feed back dari mahasiswa semakin kecil.

2. Bahasa konten, jurnal elektronik yang dilanggan oleh perpustakaan biasanya adalah jurnal elektronik luar negeri yang otomatis bahasa yang digunakan adalah bahasa asing dan bahasa asing masih dianggap momok oleh sebagian pengguna bahkan kebanyakan pengguna, hal ini perlu diperhatikan oleh perpustakaan karena seharusnya perpustakaan juga perlu melanggan jurnal dalam Bahasa

Indonesia dan sebenarnya akses tehadap jurnal lokal lebih mudah. PD LIPI mempunyai jurnal elektronik dan Dirjen Dikti sendiri mempunyai Portal Garuda yang memungkinkan untuk dapat mengakses jurnal elektronik yang dikeluarkan oleh Perguruan-perguruan Tinggi di Indonesia.

3. Kesadaran Pengguna, dalam hal ini kesadaran minat baca pengguna di Indonesia masih rendah sehingga akan berpengaruh kepada pengetahuan informasi mereka. Kalau minat baca rendah apalagi dengan pemakaian jurnal elektronik, dalam mengerjakan tugas-tugas kuliah sangat jarang para pengguna menggunakan jurnal elektronik sebagai literatur.

Dari faktor–faktor di atas dapat disimpulkan bahwa, belum efektifnya pemanfaatan jurnal elektronik itu sendiri karena masih kurangnya promosi dan adanya kendala yang ditemui dalam pemanfaatan jurnal elektronik itu sendiri itu sendiri.

Sementara Informasi yang terdapat dalam sebuah jurnal cukup berperan dalam bidang kajian ilmu pengetahuan. Jurnal sering dimanfaatkan dalam penelitian seperti skripsi, tesis, disertasi, studi kasus karena informasi yang dimuat dalam jurnal bersifat akurat dan temuan baru.

Tingkat pemanfaatan jurnal eletronik sangat begantung pada database jurnal yang dilanggan oleh suatu institusi. Sebab kesesuaian konten dengan kebutuhan akan mempengaruhi tingkat pemakaiannya. Kemutakhiran merupakan karakteristik jurnal yang sangat dibutuhkan pemakai diantaranya yang dikemukakan oleh Prawati (2003: 1), karateristik bermanfaat untuk meningkatan kualitas penelitian, karena bebagai informasi dan inovasi ilmiah hasil penelitian terbaru akan dapat digunakan dan dikembangkan lebih lanjut. Dengan e-journal artikel hasil penelitian terbaru akan dapat segera di publikasikan dan dimanfaatkan oleh berbagai pemustaka, adapaun karakterististik e-journal sebagai berikut :

1. Kemudahan akses, pemustaka bisa mengakses tanpa harus datang langsung ke perpustakaan dan tanpa tebatas jam buka layanan.

2. Hemat, dengan e-journal banyak tersedia gratis di internet, juga menghemat biaya fotokopi.

3. Mudah ditelusur, e-journal berbentuk file yang umumnya telah terindeks didalam database maupun terindeks oleh google.

4. Kecepatan terbit, artiel ejournal lebih cepat terbit dibandingkan dengan versi cetaknya.

5. Interaktif, e-journal memiliki karakter interaktif yang membuatnya mudah beromunikasi ilmiah dengan sesama masyarakat profesi, artikel baru bisa langsung dibaca, cepat ditanggapi dan berdiskusi dengan penulisnya.

6. Fitur layanan, karena e-journal berbentuk file, berbagai fitur layanan bisa disediakan, diantaranya links yang menyediakan informasi tambahan ke artikel atau alamat website tertentu fitur lainnya yaitu related articles, menyediakan informasi artikel terkait dengan artikel yang sedang dibaca.

7. Portabel., e-journal mudah dibawa dalam jumlah besar dengan flashdisck

8. Animasi, dengan e-journal bisa disediakan file pendukung artikel, berupa animasi maupun film.

9. Kepemilikan, pada umumnya pemahaman melanggan jurnal adalah memilikinya setelah membayar biaya berlangganan.

Dari penejelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa karakteristik dari jurnal elektronik sangat berperan dalam hal meningkatkan kualitas penelitian, karena bebagai informasi dan inovasi ilmiah hasil penelitian terbaru akan dapat digunakan dan dikembangkan lebih lanjut.

Thompson (1991) menyatakan bahwa pengukuran konsep pemanfaatan dapat diukur dengan 3 indikator, yakni intensitas penggunaan, frekuensi penggunaan, dan jumlah koleki yang digunakan. Ke tiga indikator tersebut mempunyai penjelasan sebagai berikut :

1. Intensitas penggunaan

menunjukkan sejauh mana kehandalan atau kehebatan koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan, sehingga mampu memenuhi kebutuhan pengguna

2. Frekuensi penggunaan

menunjukkan seberapa sering atau berapa kali pengguna mengunjungi atau menggunakan koleksi

3. Jumlah yang digunakan

menunjukkan sejauh mana pengguna ketergantungan terhadap koleksi yang ada di perpustakaan.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulan bahwa indikator untuk melihat tingkat pemanfaatan adalah intensitas penggunaan, frekuensi penggunaan, dan jumlah yag digunakan.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Hidayat (2007: 10), bahwa pemanfaatan koleksi mengandung arti, adanya aktivitas dalam menggunakan bahan pustaka oleh pengguna untuk memenuhi kebutuhan informasinya dan dalam penelitiannya ada beberapa hal yang mempengaruhi pemanfaatan koleksi elektronik yaitu:

1. Frekuensi penggunaan, artinya setiap pemustaka memiliki frekuensi penggunaan koleksi yang berbeda, hal ini tergantung kepada kebutuhan mereka aan informasinya.

2. Tujuan Pemustaka, artinya adalah setiap pemustaka mempunyai tujuan yang berbeda, hal ini disebabkan oleh meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang mempengaruhi kebutuhan pemustaka akan koleksi elektronik.

3. Kemampuan Pemustaka, artinya adalah dalam penelusuran koleksi elektronik, seorang pemustaka perlu memiliki pengetahuan dalam menggunakan suatu sistem pangkalan data yang digunakan untuk penelusuran sehingga informasi yang dibutuhkan dapat ditemu-kembali dengan efektif dan efisien.

4. Peranan Pustakawan, artinya adalah kewajiban atau tugas pustakawan dalam pelayanan kepada pengguna perpustakaan dimana salah satu tugasnya adalah memberikan pendidikan, bimbingan dan kerjasama dalam memilih sumber informasi yang dibutuhkan dan cara penelusurannya.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan koleksi elektronik merupakan kegiatan dalam menggunakan bahan pustaka untuk memenuhi kebutuhan informasinya serta ada 4 hal yang mempengaruhi pemanfaatan koleksi yaitu: frekuensi penggunaan, tujuan pemustaka, kemampuan pemustaka, serta peranan pustakawan.

2.5.1 Frekuensi penggunaan

Frekuensi pemanfaatan sumber daya informasi elektronik maksudnya proses, tindakan yang dilakukan dalam memanfaatkan sumber daya informasi elektronik yang digunakan. Setiap pengguna perpustakaan memiliki frekuensi dalam memanfaatkan sumber daya informasi elektronik yang berbeda-beda. Hal ini tergantung pada kebutuhan informasi, waktu dan kesempatan yang mereka miliki. Oleh karena itu, frekuensi pemanfaatan sumber daya informasi elektronik merupakan indikator untuk mengetahui sejauh mana pengguna memanfaatkan sumber daya informasi elektronik pada perpustakaan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005) menyebutkan bahwa frekuensi mengandung arti yaitu “kekerapan (p. 245)”. Frekuensi pemanfaatan koleksi berarti memiliki makna kekerapan penggunaan koleksi oleh pengguna dalam memenuhi kebutuhan informasinya. Semakin sering suatu koleksi perpustakaan digunakan, hal itu menandakan bahwa informasi yang tersedia dalam koleksi tersebut benar-benar bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna.

Menurut Thompson (1991) menyatakan bahwa Frekuensi penggunaan (frequency of use) menunjukkan seberapa sering atau berapa kali pengguna mengunjungi maupun mengakses koleksi maupun konten untuk dimanfaatkan.

Sedangan menurut Ali dan Nisha (2011) menyatakan bahwa

“It is essensial to know how much time on everage to target user is spending accesing e-journals since it will be the pivotal point arround whih all the responseswill be analyzed “

Dari penjelasan tersebut penulis dapat penulis artikan bahwa penting untu mengetahui berapa banyak rata-rata waktu pengguna habiskan untu mengakses

e-journal, Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa frekuensi sangat menentukan tingkat pemanfaatan suatu koleksi baik tercetak maupun elektronik

Ketersediaan koleksi elektronik pada perpustakaan perguruan tinggi juga mempengaruhi tingkat kunjungan pengguna ke sebuah perpustakaan tergantung bagaimana perpustakaan mampu memberikan informasi yang relevan kepada penggunanya. Semakin baik perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi penggunanya maka semakin sering pengguna tersebut datang ke perpustakaan karena mereka merasa informasi yang mereka butuhkan tersedia pada perpustakaan tersebu.

2.5.2 Tujuan Penggunaan

Keleksi yang ada di perpustakaan memiliki perbedaan dari segi pemanfaatannya.

Sebagai pusat informasi, perpustakaan dituntut untuk terus memberikann pelayanan kepada pengguna, untuk itu perpustakaan terus berusaha menyediakan berbagai jenis informasi dan bahan-bahan yang relevan bagi penggunanya, sehinggan pengguna lebih efektif dalam pemanfaatan koleksi. Terbitan berseri merupakan salah satu koleksi perpustakaan yang cukup penting. Jurnal merupakan salah satu bagian dari terbitan berseri. Jurnal merupakan terbitan dalam bidang tertentu khususnya ilmiah yang diterbitkan oleh lembaga/badan/instansi/organisasi yang ingin mempublikasikan hasil-hasil penelitiannya.

Jurnal elektronik merupakan jurnal yang sering dimanfaatkan oleh peneliti dalam memenuhi kebutuhannya. Pada umumnya jurnal elektronik digunakan oleh pengguna dengan tujuan yang beragam, selain sebagai pendukung materi penelitian atau studi kasus, sering kali pengguna (mahasiswa) menggunakannya sebagai pemenuhan

tugas kuliah tergantung ada atau tidaknya kaitan isi jurnal yang diakses dengan tugas kuliah yang diberikan dosen kepada mahasiswa tersebut. Informasi yang terkandung dalam jurnal bersifat ilmiah, oleh karena itu jurnal banyak digunakan untuk kepentingan penelitian, studi kasus, tesis, serta

Disamping itu, jurnal elektronik memiliki kelebihan dibandingkan dengan jurnal tercetak. Menurut Tresnawan dalam Sari (2006) menyatakan bahwa salah satu kelebihan jurnal elektronik dibandingkan jurnal tercetak adalah kemutakhiran. Jurnal elektronik seringkali terbit sebelum jurnal tercetak diterbitakan, sehingga dalam segi aksesnya jurnal elektronik lebih menguntungkan dibandingkan jurnal tercetak.

Sedangkan menurut Ali dan Nisha (2011) bahwa menyataan bahwa tujuan pemanfaatan jurnal eletronik

“They are use for study, academi research, finding relevan information in the area of specialication, publishing/articl/books, and completion of assignments and seminar presentations”,

Maksudnya adalah bahwa artikel jurnal digunakan untuk studi, penelitian akademik,mencari informasi yang relevan pada bidang yang lebih khusus, penerbitan artikel/buku dan untuk menyelesaikan tugas dan persentase seminar.

Setiap pemustaka memiliki perbedaan maupun tujuan yang berbeda-beda dalam memanfaatkan bahan pustaka tergantung kebutuhannya masing-masing. Menurut Vickery dalam Sari (2006) menjelaskan bahwa informasi diperlukan untuk :

1. Mempersiapkan dan mendefenisikan masalah.

2. Memformulasikan suatu solusi ilmiah dan teknis.

3. Menempatkan pekerjaan dalam konteks yang tepat dengan pekerjaan yang telah terselesaikan.

4. Menghubungkan pekerjaan dengan pekerjaan yang sedang berlangsung dalam suatu kajian.

5. Menentukan desain/strategi pengumpulan data.

6. Menentukan pengumpulan data 7. Mendisain peralatan dan piranti.

8. Memilih suatu teknik analisis data

9. Memanfaatan interpretasi penuh terhadap data yang terkumpul.

10. Mengintegrasikan penemuan kedalam gambaran pengetahuan mutakhir dalam suatu kajian

Dari berbagai penjelasan diatas dapat disimpulan bahwa pemanfaatan jurnal adalah proses atau aktivitas yang dilakukan oleh pemustaka untuk memenuhi kebutuhan informasi nya baik dalam studi, penelitian, maupun dala mencari informasi-informasi yang lebih khusus.

2.5.3 Kemampuan Pengguna

Pengguna perpustakaan memiliki skill dan kemampuan yang berbeda-beda dalam menelusur informasi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan. Kemampuan ataupun kesanggupan yang dimiliki oleh pengguna dalam menelusur informasi akan mempengaruhi keberhasilannya dalam menemukan informasi yang diinginannya. Menurut pendapat Sri dalam (Ishak: 2015) buku Penelusuran Literatur online, menyatakan bahwa ada beberapa bekal yang harus dimiliki oleh seseorang agar mampu menelusur informasi dengan mudah dan tepat yaitu:

1. Memiliki daya imajinasi yang tinggi masudnya adalah mampu mengarah kesumber informasi yang tidak terpikirkan oleh orang lain.

2. Memiliki keluwesan mental, yaitu memapu menyesuaikan diri pada ide-ide baru pada saat melakukan penelusuran

3. Cermat, artinya adalah tidak melewatkan informasi penting.

4. Teratur, artinya mencatat dan menyimpan apa yang telah diperoleh

5. Tekun, artinya tidak mudah menyerah dan tidak lekas putus asa bila informasi yang dicari tidak ditemukan

6. Awas, artinya mampu menemukan petunjuk-petunjuk baru

7. Tajam, artinya mampu memutuskan informasi yang bertentangan

8. Teliti, artinya ketidaktelitian dalam mencatat situasi berarti pemborosan waktu kerja

9. Tidak malu bertanya

Dalam konteks penelusuran informasi berbasis komputer, menurut Colle seperti yang dikutip oleh Muntashir (2005) ada 4 (empat) kategori pengguna yakni :

1. Native User, penguna yang sedikit mempunyai pengetahuan maupun keahlian dalam komputer atau penelusuran

2. Casual Expert, pengguna yang tidak memiliki pengetahuan tentang komputer akan mempunyai kemampuan dalam penerapan komputer (applikasi komputer) 3. Assosiative Expert, pengguna yang mempunyai pengetahuan dalam bidang

komputer, akan tetapi sedikit keahliannya dalam hal applikasi penelusuran.

4. Experienced Proffesional, pengguna yang memiliki pengetahuan baik dalam bidang komputer maupunpenelusuran

Dalam melakukan penelusuran informasi, diperlukan teknik atau cara untuk menemukan informasi yang dibutuhkan agar sesuai dengan kebutuhanya. Teknik yang dimaksud adalah pengetahuan dan kepandaian untuk memperoleh sesuatu yang diinginkannya.

Menurut Rowley seperti yang dikutip oleh Erhan (2011) menyatakan bahwa ada 4 (empat) strategi dalam penelusuran, yaitu :

1. Briefsearh, yaitu penelusuran dengan menggunakan operator “AND”

untuk mencari beberapa cantuman saja, dan strategi ini dijadikan sebagai dasar penelusuran lebih lanjut.

2. Building blocks, yaitu penelusuran menggunakan operator “OR” untuk mencari deskriptor yang mempunyai arti yang sama didesripsikan dengan dua kata yang berbeda (sinonim).

3. Successive fraction yaitu dengan menggunakan operator “OR” dan

“NOT” yang dimaksud untuk mempersempit penelusuran.

4. Citation pearl growing, yaitu penelusuran dengan menggunakan metode penelusuran tunggal untuk mencari suatu deskriptor yang dijadikan informasi lain yang berhubungan.

Pada umumnya untuk mendapatkan suatu informasi yang terdapat dalam jurnal elektronik membutuhkan suatu sistem yang dapat membantu setiap pengguna dapat lebih mudah dalam menelusurnya, sistem tesebut adalah sistem query, dimana sistem ini dapat memudahkan pengguna yaitu dengan memasukkan kata kunci gabungan dengan Boolean Logic yang berhubungan dengan informasi yang inginkan

Didalam panduan akses E-resource kemenristekdikti tahun 2017, untuk mempermudah dan mengifisienkan penelusuran maka ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan, yaitu :

1. Menentukan topik yang kita cari

2. Menentukan kata kunci (menggunakan operator Boolean AND, OR, NOT) pilih satu sampai tiga kata yang paling mewakuli topik. Jangan mencari banyak kata secara bersamaan. Jangan pilih kata sambung, kata kunci umumnya adalah kata benda, dan gunakan beberapa alternatif kata misalnya sinonim

3. Menentukan batasan penelusuran misal tahun pilih 5-10 tahun terakhir, bahasa, format dokumen, (word,pdf dll), cakuan geografis

4. Setelah ada tampilan hasil, pilih artikel yang relevan

5. Simpan hasil dalam folder yang dinamai atau lokasi yang mudah diingat dan ditemukan

Dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpulan bahwa kemampuan penggguna sangat mempengaruhi keberhasilannya dalam menelusur informasi agar sesuai dengan informasi yang diinginannya.

2.5.4 Relevansi Kebutuhan

Relevansi merupakan kesesuaian atau kecocokan informasi yang diperoleh dari perpustakaan atau sumber informasi lainnya, sehingga dapat memnuhi kebutuhan penggunanya dalam menggunakan perpustakaan. Menurut Reitz (2004: 606) mengatakan bahwa relevansi adalah

“the extent to which information retrieve in a search of a library collection or other resource, such as an online catalogue or bibligraphic database”.

maksudnya adalah kesesuaian permintaan informasi pada perpustakaan atau sumber lainnya seperti katalog online dan database bibliografi. Sedangkan itu menurut pendapat Siregar (2002: 2) menyataan bahwa “perpustakaan hendaknya mengusahakan agar bahan perpustakaan relevansi dengan fungsi dan tujuan perpustakaan serta tujuan lembaga indunya”. Selain itu menurut pendapat Ishak (2015: 80) dalam buku penelusuran literatur online bahwa “Relevansi mengacu pada sejauh mana informasi yang diinginkan sesuai dengan masalah yang dibahas”.

Dari penyataan diatas dapat disimpulkan bahwa relevansi koleksi adalah suatu transaksi temu balik dianggab sukses apabila dokumen yang diperoleh relevan dengan kebutuhan pengguna yang memintanya karena relevansi dapat dijadikan kriteria keberhasilan suatu ukuran keefektifitasan antara sumber informasi dengan pengguna.

Sehingga temu kembali dianggab sukses apabila dokumen yang diperoleh sesuai dengan kebutuhan penggunanya.

2.5.5 Peranan Pustakawan

Defenisi pustakawan dalam keputusan Menteri pendayagunaan Aparatur Negara No.132/KEP/M.PAN/12/2002 dan keputusan bersama Perpustakaan Nasional RI dan kepala Badan Kepegawaian Negara No.23/2003 dan No.21/2003 yang menyatakan bahwa:

“Pustakawan adalah pejabat fungsional yang berkedudukan sebagai pelaksana penyelenggara tugas utama kepustakawanan pada unit-unit perpustakaan,

dokumentasi, pada instansi pemerintah. Salah satu tugas seorang pustakawan adalah memberikan pelayanan kepada pengguna. Dimana salah satu pelayanan yang diberikan adalah memberikan bimbingan, pendidikan, dan bekerjasama kepada pengguna dalam memilih sumber yang diperlukan secara materi dan memanfaatkan informasi tersebut”

Pekembangan teknologi yang semakin canggih menuntut semua kalangan untuk mampu menguasai teknologi. Perkembangan teknologi yang terjadi di perpustakaan sangatlah pesat, sehingga pustakawan juga dituntut memiliki skill untuk menghadapinya. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki seorang pustakawan menurut Shapiro dan Hughes (1996) yang dikutip oleh Testiani adalah Resource Literacy, artinya adalah kemampuan memahami bentuk, format, lokasi, dan cara mendapatkan informasi terutama dari jaringan informasi yang selalu berkembang.

Sedangkan menurut Hidayat (2007) menyataan bahwa :

“Peranan pustakawan adalah kewajiban atau tugas pustakawan dalam pelayanan kepada pengguna perpustakaan dimana salah satu tugas nya adalah memberikan pendidikan, bimbingan, dan kerjasama kepada pemustaka dalam memilih sumber informasi yang dibutuhkan dan cara penelusurannya.”

Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa seorang pustakawan harus memiliki kemampuan/skill dibidang sumber-sumber informasi elektronik untuk dalam hal ini memberikan pelayanan kepada pengguna dalam memanfaatkan sumber-sumber informasi elektronik (E-resources).

2.5.6 Kendala yang dihadapi dalam menelusur

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ziming Liu (2005) dalam penelitiannya yang berjudul “Print vs Electronic Resource: A study of user, Perceptions, Preferences, and Use”. Dalam penelitiannya membuktikan bahwa pengguna masih dimungkinkan

menghadapi kebingungan dalam menghadapi informasi yang tersedia secara over load jika dihadapan pada sumber informasi eletronik, dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa

“The ability to access information that is not available locally is cited as the most notable advantage of digital libraries. The frequently cited barrier of a digital library is its difficult to use (e.g hard to do effective searches, hard to move back, oand forth between two things, and hard to return to a document if carefull notes are not taken). One responden also points out that it is difficult to find non-english information in digital libraries beause of the problems in keying foreign characters. Instability of online resources is another major concern. One respondent states”

Maksudnya adalah dalam penelitiannya menyatakan bahwa kendala maupun kesulitan yang dihadapi,keterbatasan bahasa yang ditemui dalam sumber informasi eletronik, dimana bahasa inggris menjadi bahasa mayoritas sumber informasi tersebut, selain masalah yang dihadapi dalam mengakses sumber eletronik adalah masalah konektivitas yang seringkali mengganggu saat proses penelusuran sumber informasi elektronik.

Dokumen terkait