BAB I PENDAHULUAN
1.5 RuangLingkup Penelitian
Batasan penelitian adalah hanya membahas tentang pemanfaatan database jurnalproquest bidang art and humanities diperpustakaan USU oleh mahasiswa S2 Penciptaan &Pengkajian Seni, Ilmu Sejarah dan Ilmu Linguistik Universitas Sumatera Utara yang meliputi frekuensi pengunaan, tujuan penggunaan, kemampuan pengguna, relevansi kebutuhan, peranan pustakawan serta kendala yang dihadapi dalam melakukan penelusuran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perpustakaan Peguruan Tinggi
Pepustakaan Perguruan Tinggi merupakan perpustakaan yang dikelola oleh perguruan tinggi dengan tujuan untuk membantu tercapainya tujuan perguruan tinggi.
Dengan tugas perpustakaan adalah menyelenggarakan dan mengadakan koleksi buku-buku dan bahan pustaka lainnya yang diperlukan oleh seluruh civitas akademik suatu perguruan tinggi.
Hal ini sesuai dengan keterangan Reitz yang dikutip oleh Hasugian (2004), yang mengatakan bahwa perpustakaan adalah: “A library or library system estabilished ,administered, and Funded by a University to meet the information, research, and curriulum need of it students , faculty, and staff”
Defenisi diatas menyatakan bahwa perpustakaan perguruan tinggi adalah sebuah perpustatakaan atau sistim perpustakaan dibangun, diadministrasikan, dan didanai oleh sebuah universitas untuk memenuhi kebutuhan informasi, penelitian dan kurikulum mahasiswa, fakultas dan staffnya. Yang termasuk dalam kategori perpustakaan peguruan tinggi ialah perpustakaan universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, politeknik, dan perpustakaan yang berada dibawah naungan perguruan tinggi.
Selain itu, sesuai dengan keterangan yang diberikan Depdikbud (1994:3) yang berbunyi bahwa :
“Perpustakaan peguruan tinggi merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) perguruan tinggi yang bersama-sama dengan unit lain, turut melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan cara memilih, menghimpun, mengolah meraat serta melayankan sumber informasi kepada lembaga induknya pada khususnya masyarakat pada umumnya”
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan perguruan tinggi didirikan dan didanai oleh lembaga indunya. Suatu perpustakaan sudah selayaknya mampu mengelola sumber-sumber informasi yang ada di perpustakaan secara sistematis guna untuk untuk menunjang proses belajar-mengajar dalam sebuah sivitas akademika, dan tidak tertutup kemungkinan juga bahwa perpustakaan memberikan pelayanan informasi kepada masyarakat umum.
2.2 Fungsi dan Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi
Setiap lembaga maupun organisasi pada yang dibawah naungan lembaga induk umumnya memiliki fungsi dan tujuan masing-masing. Suatu lembaga memiliki fungsi dan tujuan untuk mendukung telaksananya fungsi dan tujuan lembaga induknya.
Perpustakaan perguruan tinggi merupakan lembaga yang dinaungi oleh lembaga induknya seperti Universitas, Politeknik, Akademi, Sekolah Tinggi. Tujuan dan fungsi perpustakaan perguruan tinggi disesuaikan dengan lembaga induknya.
2.2.1 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi
Peranan dan status perpustakaan perguruan tinggi adalah sebagai sarana kelengapan, pusat suatu perguruan tinggi yang bersifat akademis dalam menunjang pelaksanaan Tri Dharma Perguruan tinggi, secara umum (universal) semua jenis perguruan tinggi mengemban fungsi sebagai berikut : (1) Fungsi pendidikan, (2) Fungsi penyimpanan, (3) Fungsi penelitian, (4) Fungsi informasi, (5) Fungsi rekreasi. Menurut
Noerhayati (2016: 3) menyatakan bahwa fungsi perpustakaan perguruan tinggi dalam menunjang pelaksanaan tri dharma perguruan yaitu :
1. Pendidikan dan Pengajaran, mengumpulan, melestarikan, mengolah, menyediakan pemanfaatan dan penyebarluasan informasi yang sesuai dengan kuriulum yang memperkaya pengetahuan dosen dan mahasiswa, mempertinggi kualitas pengajaran dosen, dan mempertinggimutu hasil belajar mahasiswa 2. Penelitian, mengumpulan, melestarikan, mengolah, menyediakan, pemanfaatan
dan penyebarluasan informasi yang relevan sebagai sumber literatur bagi suatu penelitian
3. Pengabdian pada masyarakat, mengumpulan, melestarian, mengolah, menyediakan, pemanfaatan dan penyebarluasan informasi hasil penelitian ilmiah sebagai bahan yang dapat dimanfaatan oleh masyarakat luas.
Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa suatu perpustakaan memiliki beberapa fungsi yani fungsi pendidikan, penyimpanan, penelitian, informasi dan reereasi, selain dari fungsi tersebut fungsi perpustakaan adalah sebaagai penunjang pelaksanaan tridarma perguruan tinggi yakni pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
2.2.2 Tujuan Perpustakaan Tinggi
Tujuan perpustakaan diselenggrakan perguruan tinggi adalah untuk mendukung, memperlancar serta mempertinggi kualitas pelaksanaan program kegiatan perguruan tinggi melalui pelayanan informasi yang meliputi aspek-aspek pengumpulan informasi, pengolahan informasi,pemanfaatan informasi, penyebarluasan informasi. Menurut Sulistyo-Basuki (1993:52) tujuan perpustakaan perguruan tinggi adalah:
1. Memenuhi keperluan informasi masyarakat perguruan tinggi, lazimnya staff pengajar dan mahasiswa, sering pula mencakup tenaga kerja administrasi perguruan tinggi.
2. Menyediakan bahan pustaka (referensi) pada semua tingkatan akademis, artinya mulai dari mahasiswa tahun pertama hingga ke mahasiswa pascasarjana dan pengajar
3. Menyediakan ruangan belajar bagi pemakai perpustakaan.
4. Menyediakan jasa peminjaman yang tepat guna bagi berbagai jenis pemakai.
5. Menyediakan jasa informasi aktif yang tidak saja terbatas pada lingkungan perguruan tinggi juga lembaga industri lokal
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan daripada perpustakaan perguruan tinggi adalah mendukung kinerja dari perguruan tinggi dalam menyelenggarakan pendidikan dengan menyediakan sumber-sumber informasi ilmiah di perpustakaan tersebut dan selalu melayani pengguna (mahasiswa) selama menjalankan pendidikan di perguruan tinggi yang bersangkutan.
2.3 Koleksi Perpustakaan
Dalam konsep organisasi informasi bahwa koleksi perpustakaan merupakan unsur penting dalam keberhasilan suatu perpustakaan. Pengertian Koleksi perpustakaan menurut Hartono (2017:110) adalah semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah dan disimpan untuk disajikan kepada masyarakat pengguna dalam memenuhi informasi yang dibutuhkan. Koleksi perpustakaan perguruan tinggi disediakan untuk memenuhi kebutuhan penggunanya untuk mendukung pencapaian tujuan dan pelaksanaan Tri Darma perguruan tinggi.
2.3.1 Jenis-jenis Koleksi Perpustakaan
Koleksi perpustakaan merupakan bagian terpenting didalam perpustakaan.
Menurut undang-undang No.43 tahun 2007 mngatakan bahwa :
Koleksi perpustakaan adalah semua informasi dalam bentuk karya tulis, karya cetak, dan atau karya rekam dalam berbagi media yang mempunyai nilai pendidikan, yang dihimpun, diolah dan dilayankan.
Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa koleksi perpustakaan merupakan semua informasi baik cetak, rekam, yang memiliki nilai pendidikan yang dihmpun dan dikelola serta dilayankan
2.3.1.1 Koleksi Tercetak
Koleksi tercetak terdiri dari beberapa 2 jenis, diantaranya adalah Karya tulis dan Karya cetak.
1. Karya tulis merupakan hasil pemikiran manusia yang dituangkan dalam bentuk tertulis yang diperbanyak secara terbatas, tidak di publikasikan untuk masyarakat umum. Di perpustaaan peguruan tinggi, pembuatan karya tulis merupakan bagian dari aktivitas perkuliahan, seminar atau untuk mengahiri studi. Yang temasuk dalam kaya tulis adalah : Skripsi, Tesi, Disertasi, Makalah, Laporan penelitian, Manuskrip
2. Karya cetak merupakan hasil pemikiran manusia yang dalam bentuk cetak, yang disebarkan kepada orang banyak tidak terbatas pada komunitas tertentu, diantaranya adalah Majalah, Buletin, Tabloid, Surat kabar, Jurnal
2.3.1.2 Koleksi Non-cetak atau Rekam
Koleksi non-cetak maupun koleksi rekam merupakan hasil pemikiran manusia yang dituangkan dalam bentuk rekaman suara, rekaman video, dan rekaman gambar, diantaranya adalah :
1. Rekaman suara, seperti chalet dan pringan hitam
2. Rekaman audio-visual, seperti film, video kaset.
3. Dalam bentuk mikro, menggunakan film yang hanya dapat dibaca dengan sebuah alat reader (alat pembaca) contohnya : Mirofilm yakni dengan gulungan film microfis dalam lembaran film (slide).
4. Koleksi elektronik seperti E-Book dan E-Journal 2.4. Jurnal Elektronik (E-Journal)
Menurut Reitz (2004) mendefinisikan bahwa “jurnal elektronik sebagai versi digital dari jurnal tercetak, atau jurnal seperti dalam bentuk publikasi elektronik tanpa versi tercetaknya, tersedia melalui web atau akses internet”. Jurnal eletronik maupun jurnal tercetak merupakan jurnal dalam cakupan terbitan berseri. Perbedaannya terletak pada media aksesnya dimana jurnal tercetak dalam bentuk tercetak berbahan baku kertas, sedangkan jurnal elektronik berbentuk digital dan untuk membacanya diperlukan akses internet terlebih dahulu. Definisi jurnal elektronik menurut McMillan (1991) dijelaskan jurnal elektronik sebagai "setiap serial yang diproduksi, diterbitkan, dan didistribusikan melalui jaringan elektronik seperti Bitnet dan Internet." Dan menurut Smith (2003) memberikan definisi yang jelas tentang e-journal sebagai "setiap jurnal yang tersedia secara online, termasuk yang tersedia baik elektronik dan tercetak".
E-jurnal, oleh karena itu, adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sebuah publikasi berkala yang diterbitkan dalam bentuk digital yang akan ditampilkan di layar komputer. Sedangkan jurnal elektronik menurut International Encyclopedia of Information and Library Science Feather and Strges dalam Mariyatun (2016: volume 11, issue 2) bahwa jurnal eletronik merupakan :
“a term used to describe a journal that is published indigital form to be displayed on a computer screen”.
Jurnal elektronik dideskripsikan sebagai sebuah jurnal yang diterbitkan dalam format digital dan ditampilkan dilayar komputer.
Dari berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa jurnal eletronik (e-journal) merupakan terbitan serial yang di produksi, diterbitkan oleh lembaga, institusi, dan didistribusikan secara elektronik dan dapat ditampilkan dan diakses dilayar komputer
2.4.1 Jenis-jenis Jurnal Elektronik (E-Journal)
Berdasarkan dari segi aksesnya jurnal dapat dibedakan menjadi 2, yakni jurnal yang dapat diakses tanpa adanya biaya, dan dapat didownload lalu dicetak dengan bebas (open acces), dan jurnal yang yang tidak dapat diakses bila tidak melanggannya dan menggunakan password untuk mengaksesnya (close access) jurnal elektronik yang dapat diakses dengan open access merupakan sebuah jurnal yang berisi sumber informasi yang memungkinkan pengguna untuk mengakses karya ilmiah secara gratis, dan siapapun diseluruh dunia dapat mengakses tanpa hambatan baik dalam masalah legal maupun masalah teknisnya. Sedangkan jurnal online close access merupakan sebuah jurnal yang dilanggan oleh sebuah instansi atau badan dan dalam mengaksesnya membutuhkan username dan password untuk mengakses jurnal tersebut.
Jurnal elektronik dapat dibedakan menurut bentuk pengirimannya Azwar (2017: volume 5 issue 1) yakni :
1. Jurnal elektronik yang terpasang menurut melalui komputer utama seperti Bibliographic Retrieval Service
2. Jurnal pada CD-ROM adalah jurnal yang berbentuk teks penuh atau jurnal yang dikoleksi dari berbagai jurnal tercetak yang ada, dan versi elektroniknya ditempatkan pada CD-ROM
3. Jurnal pada network adalah jurnal jurnal dalam bentuk jaringan kerja yang didasarkan pada perangkat lunak mailing list atau applikasi komputer klien atau server yang termasuk didalamnya seperti: Gopher,FTP dan World Wide Web (WWW) Pada situs Internet.
2.5 Pemanfaatan Jurnal Elektronik
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian Pemanfaatan adalah proses, cara, perbuatan memanfaatkan. Dalam hal ini pemanfaatan yang dimaksudkan adalah proses, cara perbuatan untuk memanfaatkan jurnal untuk memenuhi kebutuhan informasi penggunanya. Menurut Djarmin (2015)
“Pemanfaatan jurnal elektronik merupakan kegiatan atau aktivitas pemustaka dalam menggunakan jurnal dalam hal mencari informasi yang dibutuhkan.
Informasi dalam jurnal bersifat ilmiah serta mutakhir dan melingkupi barbagai cabang ilmu pengetahuan “
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Pemanfaatan jurnal elektronik merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pemustaka ataupun proses/aktivitas untuk mencari dan menggunakan jurnal untuk memenuhi kebutuhannya.
Menurut Tresnawan dalam Nur’aini (2015: volume 10, issue 2) perbandingan pemanfaatan jurnal elektronik dan jurnal tercetak dipaparkan dalam bentuk tabel seperti berikut:
Tabel 2.1 Perbandingan Jurnal Elektronik dana jurnal Tercetak
No Kriteria Elektronik Tercetak
1 Kemutakhiran Mutakhir Mutakhir
2 Kecepatan diterima Cepat Lambat
3 Penyimpanan Menghemat tempat Memerlukan
banyak tempat
4 Pemanfaatan 24 jam Terbatas jam buka
5 Kesempatan akses Bisa bersamaan Bergantian 6 Penelusuran Otomatis tersedia Harus dibuat
7 Waktu penelusuran Cepat Lama
8 Keamanan Lebih aman Kurang aman
9 Manipulasi dokumen Sangat mudah Tidak bisa 10 Langganan dengan harga yang
sama
Judul bisa lebih banyak
Jauh lebih sedikit
11 Harga total langganan Jauh lebih murah Lebih mahal
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jurnal elektronik memiliki kelebihan lebih banyak dibandingankan dengan jurnal elektronik, baik dari aspek kemutakhiran, penyimpanan, serta pemanfaatannya. Meskipun jurnal elektronik memiliki kelemahan yaitu dalam mengakses harus membutuhkan media berupa komputer dan pemustaka harus memiliki keterampilan/skill dalam menelusur.
Dalam pemanfaatan jurnal elektronik sendiri dipandang masih kurang efektif, karena setelah perpustakaan bersusah payah dan mengeluarkan anggaran yang besar ternyata jurnal elektronik kurang dimanfaatkan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan pemanfaatan jurnal kurang efektif, yakni promosi yang kurang, bahasa konten, tingkat kesadaran pengguna Anwar ( 2013) :
1. Promosi, perpustakaan biasanya hanya melakukan promosi jurnal elektronik ketika ada program User Education hal ini tentu kurang efektif karena promosi hanya besifat sementara sehingga kemungkinan ada feed back dari mahasiswa semakin kecil.
2. Bahasa konten, jurnal elektronik yang dilanggan oleh perpustakaan biasanya adalah jurnal elektronik luar negeri yang otomatis bahasa yang digunakan adalah bahasa asing dan bahasa asing masih dianggap momok oleh sebagian pengguna bahkan kebanyakan pengguna, hal ini perlu diperhatikan oleh perpustakaan karena seharusnya perpustakaan juga perlu melanggan jurnal dalam Bahasa
Indonesia dan sebenarnya akses tehadap jurnal lokal lebih mudah. PD LIPI mempunyai jurnal elektronik dan Dirjen Dikti sendiri mempunyai Portal Garuda yang memungkinkan untuk dapat mengakses jurnal elektronik yang dikeluarkan oleh Perguruan-perguruan Tinggi di Indonesia.
3. Kesadaran Pengguna, dalam hal ini kesadaran minat baca pengguna di Indonesia masih rendah sehingga akan berpengaruh kepada pengetahuan informasi mereka. Kalau minat baca rendah apalagi dengan pemakaian jurnal elektronik, dalam mengerjakan tugas-tugas kuliah sangat jarang para pengguna menggunakan jurnal elektronik sebagai literatur.
Dari faktor–faktor di atas dapat disimpulkan bahwa, belum efektifnya pemanfaatan jurnal elektronik itu sendiri karena masih kurangnya promosi dan adanya kendala yang ditemui dalam pemanfaatan jurnal elektronik itu sendiri itu sendiri.
Sementara Informasi yang terdapat dalam sebuah jurnal cukup berperan dalam bidang kajian ilmu pengetahuan. Jurnal sering dimanfaatkan dalam penelitian seperti skripsi, tesis, disertasi, studi kasus karena informasi yang dimuat dalam jurnal bersifat akurat dan temuan baru.
Tingkat pemanfaatan jurnal eletronik sangat begantung pada database jurnal yang dilanggan oleh suatu institusi. Sebab kesesuaian konten dengan kebutuhan akan mempengaruhi tingkat pemakaiannya. Kemutakhiran merupakan karakteristik jurnal yang sangat dibutuhkan pemakai diantaranya yang dikemukakan oleh Prawati (2003: 1), karateristik bermanfaat untuk meningkatan kualitas penelitian, karena bebagai informasi dan inovasi ilmiah hasil penelitian terbaru akan dapat digunakan dan dikembangkan lebih lanjut. Dengan e-journal artikel hasil penelitian terbaru akan dapat segera di publikasikan dan dimanfaatkan oleh berbagai pemustaka, adapaun karakterististik e-journal sebagai berikut :
1. Kemudahan akses, pemustaka bisa mengakses tanpa harus datang langsung ke perpustakaan dan tanpa tebatas jam buka layanan.
2. Hemat, dengan e-journal banyak tersedia gratis di internet, juga menghemat biaya fotokopi.
3. Mudah ditelusur, e-journal berbentuk file yang umumnya telah terindeks didalam database maupun terindeks oleh google.
4. Kecepatan terbit, artiel ejournal lebih cepat terbit dibandingkan dengan versi cetaknya.
5. Interaktif, e-journal memiliki karakter interaktif yang membuatnya mudah beromunikasi ilmiah dengan sesama masyarakat profesi, artikel baru bisa langsung dibaca, cepat ditanggapi dan berdiskusi dengan penulisnya.
6. Fitur layanan, karena e-journal berbentuk file, berbagai fitur layanan bisa disediakan, diantaranya links yang menyediakan informasi tambahan ke artikel atau alamat website tertentu fitur lainnya yaitu related articles, menyediakan informasi artikel terkait dengan artikel yang sedang dibaca.
7. Portabel., e-journal mudah dibawa dalam jumlah besar dengan flashdisck
8. Animasi, dengan e-journal bisa disediakan file pendukung artikel, berupa animasi maupun film.
9. Kepemilikan, pada umumnya pemahaman melanggan jurnal adalah memilikinya setelah membayar biaya berlangganan.
Dari penejelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa karakteristik dari jurnal elektronik sangat berperan dalam hal meningkatkan kualitas penelitian, karena bebagai informasi dan inovasi ilmiah hasil penelitian terbaru akan dapat digunakan dan dikembangkan lebih lanjut.
Thompson (1991) menyatakan bahwa pengukuran konsep pemanfaatan dapat diukur dengan 3 indikator, yakni intensitas penggunaan, frekuensi penggunaan, dan jumlah koleki yang digunakan. Ke tiga indikator tersebut mempunyai penjelasan sebagai berikut :
1. Intensitas penggunaan
menunjukkan sejauh mana kehandalan atau kehebatan koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan, sehingga mampu memenuhi kebutuhan pengguna
2. Frekuensi penggunaan
menunjukkan seberapa sering atau berapa kali pengguna mengunjungi atau menggunakan koleksi
3. Jumlah yang digunakan
menunjukkan sejauh mana pengguna ketergantungan terhadap koleksi yang ada di perpustakaan.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulan bahwa indikator untuk melihat tingkat pemanfaatan adalah intensitas penggunaan, frekuensi penggunaan, dan jumlah yag digunakan.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Hidayat (2007: 10), bahwa pemanfaatan koleksi mengandung arti, adanya aktivitas dalam menggunakan bahan pustaka oleh pengguna untuk memenuhi kebutuhan informasinya dan dalam penelitiannya ada beberapa hal yang mempengaruhi pemanfaatan koleksi elektronik yaitu:
1. Frekuensi penggunaan, artinya setiap pemustaka memiliki frekuensi penggunaan koleksi yang berbeda, hal ini tergantung kepada kebutuhan mereka aan informasinya.
2. Tujuan Pemustaka, artinya adalah setiap pemustaka mempunyai tujuan yang berbeda, hal ini disebabkan oleh meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang mempengaruhi kebutuhan pemustaka akan koleksi elektronik.
3. Kemampuan Pemustaka, artinya adalah dalam penelusuran koleksi elektronik, seorang pemustaka perlu memiliki pengetahuan dalam menggunakan suatu sistem pangkalan data yang digunakan untuk penelusuran sehingga informasi yang dibutuhkan dapat ditemu-kembali dengan efektif dan efisien.
4. Peranan Pustakawan, artinya adalah kewajiban atau tugas pustakawan dalam pelayanan kepada pengguna perpustakaan dimana salah satu tugasnya adalah memberikan pendidikan, bimbingan dan kerjasama dalam memilih sumber informasi yang dibutuhkan dan cara penelusurannya.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan koleksi elektronik merupakan kegiatan dalam menggunakan bahan pustaka untuk memenuhi kebutuhan informasinya serta ada 4 hal yang mempengaruhi pemanfaatan koleksi yaitu: frekuensi penggunaan, tujuan pemustaka, kemampuan pemustaka, serta peranan pustakawan.
2.5.1 Frekuensi penggunaan
Frekuensi pemanfaatan sumber daya informasi elektronik maksudnya proses, tindakan yang dilakukan dalam memanfaatkan sumber daya informasi elektronik yang digunakan. Setiap pengguna perpustakaan memiliki frekuensi dalam memanfaatkan sumber daya informasi elektronik yang berbeda-beda. Hal ini tergantung pada kebutuhan informasi, waktu dan kesempatan yang mereka miliki. Oleh karena itu, frekuensi pemanfaatan sumber daya informasi elektronik merupakan indikator untuk mengetahui sejauh mana pengguna memanfaatkan sumber daya informasi elektronik pada perpustakaan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005) menyebutkan bahwa frekuensi mengandung arti yaitu “kekerapan (p. 245)”. Frekuensi pemanfaatan koleksi berarti memiliki makna kekerapan penggunaan koleksi oleh pengguna dalam memenuhi kebutuhan informasinya. Semakin sering suatu koleksi perpustakaan digunakan, hal itu menandakan bahwa informasi yang tersedia dalam koleksi tersebut benar-benar bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna.
Menurut Thompson (1991) menyatakan bahwa Frekuensi penggunaan (frequency of use) menunjukkan seberapa sering atau berapa kali pengguna mengunjungi maupun mengakses koleksi maupun konten untuk dimanfaatkan.
Sedangan menurut Ali dan Nisha (2011) menyatakan bahwa
“It is essensial to know how much time on everage to target user is spending accesing e-journals since it will be the pivotal point arround whih all the responseswill be analyzed “
Dari penjelasan tersebut penulis dapat penulis artikan bahwa penting untu mengetahui berapa banyak rata-rata waktu pengguna habiskan untu mengakses
e-journal, Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa frekuensi sangat menentukan tingkat pemanfaatan suatu koleksi baik tercetak maupun elektronik
Ketersediaan koleksi elektronik pada perpustakaan perguruan tinggi juga mempengaruhi tingkat kunjungan pengguna ke sebuah perpustakaan tergantung bagaimana perpustakaan mampu memberikan informasi yang relevan kepada penggunanya. Semakin baik perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi penggunanya maka semakin sering pengguna tersebut datang ke perpustakaan karena mereka merasa informasi yang mereka butuhkan tersedia pada perpustakaan tersebu.
2.5.2 Tujuan Penggunaan
Keleksi yang ada di perpustakaan memiliki perbedaan dari segi pemanfaatannya.
Sebagai pusat informasi, perpustakaan dituntut untuk terus memberikann pelayanan kepada pengguna, untuk itu perpustakaan terus berusaha menyediakan berbagai jenis informasi dan bahan-bahan yang relevan bagi penggunanya, sehinggan pengguna lebih efektif dalam pemanfaatan koleksi. Terbitan berseri merupakan salah satu koleksi perpustakaan yang cukup penting. Jurnal merupakan salah satu bagian dari terbitan berseri. Jurnal merupakan terbitan dalam bidang tertentu khususnya ilmiah yang diterbitkan oleh lembaga/badan/instansi/organisasi yang ingin mempublikasikan hasil-hasil penelitiannya.
Jurnal elektronik merupakan jurnal yang sering dimanfaatkan oleh peneliti dalam memenuhi kebutuhannya. Pada umumnya jurnal elektronik digunakan oleh pengguna dengan tujuan yang beragam, selain sebagai pendukung materi penelitian atau studi kasus, sering kali pengguna (mahasiswa) menggunakannya sebagai pemenuhan
tugas kuliah tergantung ada atau tidaknya kaitan isi jurnal yang diakses dengan tugas kuliah yang diberikan dosen kepada mahasiswa tersebut. Informasi yang terkandung dalam jurnal bersifat ilmiah, oleh karena itu jurnal banyak digunakan untuk kepentingan penelitian, studi kasus, tesis, serta
Disamping itu, jurnal elektronik memiliki kelebihan dibandingkan dengan jurnal tercetak. Menurut Tresnawan dalam Sari (2006) menyatakan bahwa salah satu kelebihan jurnal elektronik dibandingkan jurnal tercetak adalah kemutakhiran. Jurnal elektronik seringkali terbit sebelum jurnal tercetak diterbitakan, sehingga dalam segi aksesnya jurnal elektronik lebih menguntungkan dibandingkan jurnal tercetak.
Sedangkan menurut Ali dan Nisha (2011) bahwa menyataan bahwa tujuan pemanfaatan jurnal eletronik
“They are use for study, academi research, finding relevan information in the area of specialication, publishing/articl/books, and completion of assignments and seminar presentations”,
Maksudnya adalah bahwa artikel jurnal digunakan untuk studi, penelitian akademik,mencari informasi yang relevan pada bidang yang lebih khusus, penerbitan artikel/buku dan untuk menyelesaikan tugas dan persentase seminar.
Setiap pemustaka memiliki perbedaan maupun tujuan yang berbeda-beda dalam memanfaatkan bahan pustaka tergantung kebutuhannya masing-masing. Menurut Vickery dalam Sari (2006) menjelaskan bahwa informasi diperlukan untuk :
1. Mempersiapkan dan mendefenisikan masalah.
2. Memformulasikan suatu solusi ilmiah dan teknis.
2. Memformulasikan suatu solusi ilmiah dan teknis.