B. Hasil Penelitian
4. Pemanfaatan Sarana dan Prasarana Olahraga
Pemerintah Kabupaten Lombok Timur sampai dengan saat ini belum memiliki Peraturan Daerah (PERDA) yang secara khusus mengatur tentang pemanfaatan sarana dan prasarana olahraga yang sudah tersedia, akan tetapi sejak tahun 2015 ini Kabupaten Lombok Timur membuat kebijakan untuk mengadakan PORKAB yang selama ini belum pernah lagi diadakan di Lombok Timur untuk menjadi agenda wajib bagi kabupaten untuk diadakan setiap dua tahun sekali.
Sebagaimana yang dijelaskan oleh Kepala Bidang Pemuda dan Olahraga (Kabid Pora) Lombok Timur yaitu Hasanudin, S.Pd. beliau mengataakan bahwa:
“Dalam hal ini juga sepengetahuan saya tidak ada PERDA yang mengaturnya secara khusus akan tetapi saya rasa kebijakannya tentang pemanfaatan sarana dan prasarana olahraga disini dalam bentuk kegiatan PORKAB yang akan menjadi agenda wajib bagi Lombok Timur untuk menyelenggarakannya setiap dua tahun sekali”, (W.1:P.19).
Kemudian hal yang sama juga diungkapkan oleh H. L. Hasan Rahman bahwa, “Belum ada perdanya juga, tetapi yang jelas masalah pemanfaatan prasarana olahraga tersebut, siapapun boleh menggunakan prasarana yang tersedia selagi tidak dirusak dan digunakan untuk kegiatan yang positif tidak masalah”, (W.2:P.14). Tidak jauh berbeda dengan apa yang sudah dipaparka oleh Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Lombok Timur di atas, Ibu Wiwin Ayu Iswardianingrum selaku Kasubag Perundang-undangan Setda Lombok Timur juga menegaskan bahwa: “Masalah pemanfaatan sarana dan prasarana olahraga yang ada di sini belum ada Perda yang mengaturnya secara khusus”, (W.3:P.4).
Dari ketiga pendapat diatas menjelaskan bahwa Peraturan Daerah yang mengatur tentang pemanfaatan sarana dan prasarana olahraga yang ada di Kabupaten Lombok Timur belum ada sampai dengan saat ini, akan tetapi dalam pemanfaatannya sarana dan prasarana olahraga ini siapapun boleh menggunakannya karena pada dasarnya sarana dan prasarana olahraga yang ada di peruntukkan untuk masyarakat banyak yang ada di Lombok Timur. Siapapun atau klub olahraga manapun yang menggunakan sarana dan parasarana olahraga yang ada haruslah melalui ijin terlebih dahulu agar dalam penggunaannya tidak tabrakan antara satu dengan yang lainnya. Terkait dengan pemanfaatan sarana dan prasarana olahraga ini Hasanudin, S.Pd. menjelaskan kepada peneliti bahwa:
“Sarana dan prasarana olahraga yang tersedia boleh digunakan oleh siapapun atau klub manapun untuk kegiatan olahraga yang berada di lingkup Lombok Timur tentunya, walaupun juga tidak menutup kemungkinan digunakan untuk kegiatan-kegiatan lain, tetapi kesemua itu harus mendapatkan ijin terlebih dahulu. Kami dari Kabid olahraga bekerjasama dengan KONI untuk memanfaatkan sarana dan prasarana olahraga yang ada di Lombok Timur dengan baik, namun kita terkendala dengan sumber daya manusia (SDM) kita disini yang masih kurang”, (W.1: P.20).
Lebih jelas lagi masalah pemanfaatan sarana dan prasarana olahraga yang ada di Kabupaten Lombok timur di jelaskan oleh H. L. Hasan Rahman selaku ketua Komisi II DPRD Lombok Timur, beliau mengatakan bahwa:
“Seperti yang kita ketahui bersama bahwa prasarana olahraga yang berupa lapangan umum yang ada di semua Kecamatan sangat sering sekali digunakan untuk acara-acara tertentu tidak hanya untuk kampanye saja, tetapi sering juga digunakan untuk acara konser musik, kemudian sebagai tempat kejuaraan pertandingan presean sebagai mana yang kita tahu presean ini memakan waktu yang cukup lama antara satu sampai dengan satu setengah bulan setiap kali diadakan dan ini bergantian di tiap Kecamatan di Lombok Timur ini, kemudian lapangan umum ini juga sering digunakan untuk pasar malam atau yang lebih dikenal dengan rona-rona oleh masyarakat dimana mereka paling lama selama tiga minggu dan paling sebentar selama satu minggu menggunakan lapangan tersebut, Akan tetapi tentu semua itu harus mendapatkan ijin terlebih dahulu dari instansi terkait”, (W.2:P.15).
Dalam implementasi tentang pemanfaatan sarana dan prasarana olahraga yang ada di Kabupaten Lombok Timur belum dimanfaatkan secara maksimal. Ada beberapa hal yang menjadikan sarana dan prasarana olahraga tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal yang pertama adalah karena sarana dan prasarana olahraga yang tersedia kurang terawat dan banyak yang rusak, kedua masih seringnya prasarana olahraga yang tersedia digunakan untuk kegiatan diluar kegiatan keolahragaan, seperti pameran, kampanye, pasar malam atau yang disebut rona-rona oleh masyarakat setempat dan kegiatan-kegiatan yang lain juga diluar kegiatan olahraga.
Masyarakat umum yang ada di Lombok Timur mereka lebih senang melakukan aktivitas olahraga di ruang terbuka yang tidak memerlukan biaya apapun untuk bisa mengakses sarana dan prasarana olahraga tersebut. Diantara sarana dan prasarana olahraga yang menjadi favorit bagi masyarakat Lombok Timur untuk berolahraga antara lain, seperti Alun-alun Kota, Taman Kota yang ada di pusat Kota, lapangan umum yang tersedia di setiapm kecamatan dan kawasan pelabuhan yang ada di Kecamatan Labuhan Haji serta kawasan pantai yang membentang di Lima Kecamatan di Lombok Timur. Sementara itu untuk sarana dan prasarana olahraga indoor yang harus di sewa dulu untuk dapat
berolahraga di tempat tersebut lebih di dominasi oleh orang-orang atau masyarakat menengah keatas saja dalam pemanfaatannya, misalnya Sport Hall, Tenis Lapangan, Bulu Tangkis, atau lapangan futsal lain yang disewakan.
Lapangan umum yang ada di setiap Kecamatan baru akan diramaikan dengan perlombaan atau pertandingan ketika menyambut atau memeriahkan acara peringatan hari kemerdekaan 17 Agustus 1945, yang dimana di setiap Kecamatan diharuska untuk mengadakan pertandingan atau perlombaan baik itu berupa olahrga atau kegiatan yang lainnya, dan yang sangat menarik di Kabupaten Lombok Timur ini di hampir semua Kecamatanny mengadakan pertandingan permainan tradisional yang berupa Begansingan dan Presean yang menjadi olahraga tradisional khas di Pulau Lombok serta permaina Panjat pinang, kemudian pertandingan sepakbola tentunya yang sudah pasti di gelar dan menjadi agenda wajib bagi beberapa Kecamatan di Lombok Timur.
Alun-alun Kota dan Taman Kota sendiri sering dimanfaatka oleh masyarakat atau Dines Kesehatan untuk mengadakan kegiatan keolahragaan seperti senam sehat bersama dan jalan santai seperti yang pernah dilakukan dalam rangka peringatan hari kesehatan Nasional. Selain itu juga Alun-alun dan Taman Kota setiap sore dan pagi diramaikan oleh masyarakat yang sedang berolahrga atau hanya sekedar bersantai-santai di Taman, terlebih lagi pada saat hari-hari libur sangat ramai oleh masyaratat, bahkan siswa-siswa sekolah juga sering diajak oleh guru mereka untuk berolahraga di Taman atau Alun-alun Kota. Beberapa klub olahraga beladiri yang ada juga memanfaatkan Taman Kota dan Alun-alun Kota sebagi tempat mereka latihan.
Sementara itu untuk kolam renang sendiri masyarakat umum lebih senang berenang di pantai sambil bersantai dengan keluarga mereka karena disamping geratis kodisi air di pantai yang ada di Lombok Timur sangat bersih, selain itu masyarakat juga bisa bermain voli pantai di areal pinggiran pantai. Sehingga kolam renang yang ada sebagian besar hanya dimanfaatkan oleh para siswa-siswa sekolah saja untuk mata pelajaran penjasorkes mereka dan itupun kalau guru olahraga mereka mengajak mereka. Biasanya untuk kolam renang sendiri baru akan ramai dikunjungi ketika akhir-akhir semester dan pada saat hari-hari libur
saja. Sebgaimana yang diungkapkan oleh pak Hasan selaku pengelola Kolam renang bahwa:
“kolam renag ini baru akan ramai dikunjungi pengunjung hanya pada saat-saat tertentu saja, seperti menjelang akhir smester dan pada saat-saat hari-hari libur, dan yah ketika ada acara atau iven seperti O2SN dan PORKAB pasti menggunakan kolam renang ini untuk cabang olahraga renang, karena kolam renang selain yang ada di GOR ini bentuknya hanya berupa kolam renang rekreasi biasa yang tidak dilengkapi dengan jalur lintasan seperti yang ada di sini”, (W.5:P.4)
Sedangkan untuk pemanfaatan sarana dan prasarana olahraga yang berupa sport hall yang ada di GOR Selapang Lombok Timur biasanya sering digunakan oleh KONI untuk mengadakan open turnamen futsal se Pulau Lombok, kemudian juga pada saat PORKAB 2015 yang lalu sport hall ini digunakan juga bahkan untuk cabang olahraga pencak silat juga. Dinas Kesehatan juga ketika mengadakan turnamen futsal dalam rangka meperingati hari kesehatan Nasional juga menggunakan sport hall yang ada di Gelanggang Olahraga Selapaparang juga.
Dalam wawancara yang dilakukan peneliti, Kepala Bidang Pemuda dan Olahraga menyampaikan harapannya mengenai pemanfaatan sarana dan prasarana olahraga yang ada di Lombok Timur:
“Kami berharap kedepannya tentu sarana dan prasaana olahraga yang sudah ada dapat dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat luas, dan harapan sya pribadi adalah marikita sama-sama menjaga dan merawat apa yang sudah ada ini untuk kepentingan kita bersama dan mari kita memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat agar tercipta masyarakat yang sehat dan bugar”, (W.1:P.23).
Begitu juga dengan Ketua harian KONI Lombok Timur juga menyampaikan harapan yang sama tentang pemanfaatan sarana dan prasarana olahraga yang ada di Lombok Timur,
“Harapan saya kedepannya tentu sarana dan prasarana olahraga yang sudah ada ini kita pakai dan pelihara bersaman dengan baik supaya bisa terus dipakai oleh generasi penerus, kemudian yang menjadi harapan saya juga adalah masyarakat semakin cinta dengan olahraga terutama para pemuda kita agar mereka bisa mengukir prestasi”, (W.4:P.23)
C. Pembahasan
Seorang pimpinan dalam hal ini Pemerintah Daerah haruslah mampu membuat sebuah kebijakan yang baik dan bermanfaat bagi semua. Pada prinsipnya Pemerintah Daerah ialah perwujudan masyarakat yang mempunyai tugas untuk menjalankan pemerintahan atas dasar kehendak dan kebutuhan masyarakat dalam suatu daerah. Oleh karena itu semua tindakan dan keputusan harus dilatarbelakangi oleh kepentingan masyarakat itu sendiri. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia arti Kebijakan adalah “kepandaian dan kemahiran. Kebijakan sebagai rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpian, dan cara bertindak (Pemerintah/Organisasi), pernyataan cita-cita, tujuan, prinsip, atau maksud sebagai garis pedoman untuk menejemen dalam usaha mencapai sasaran atau garis haluan”.
Menurut Subarsono, (2015; 3) mengatakan bahwa “kebijakan publik tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai dan praktek-praktek sosial dalam masyarakat”. Untuk itu kebijakan yang dibuat oleh Pemerintah Daerah haruslah mampu mengakomodasi nilai-nilai dan praktik-praktik yang yang hidup dan berkembang di lingkungan masyarakat setempat. Kebijakan Pemerintah Daerah tentang penyediaan sarana dan prasarana olahraga di Kabupaten Lombok Timur merupakan upaya yang semestinya dilakukan oleh Pemerintah Daerah dalam hal ini melalui Dinas Dikpora dan KONI Kabupaten Lombok Timur untuk memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat supaya tercipta masyarakat yang sehat dan bugar baik dari segi jasmani maupun rohani.
Kebijakan yang dituangkan baik itu dalam bentuk Peraturan Daerah ataupun keputusan-keputusan yang lain oleh Pemerintah Daerah sudah seharusnya memperhatikan sejauh mana keberpihakannya kepada kegiatan-kegiatan keolahragaan yang ada di daerah tersebut. Kebijakan yang dibuat oleh Pemerintah Daerah tidak terlepas dari lingkungan di mana kebijakan tersebut nantinya akan direalisasikan. Menurut James E. Anderson (1979:3) dalam Subarsono (2015:2) mendefinisikan Kebijakan publik sebagai
kebijakan yang ditetapkan oleh badan-badan dan aparat pemerintah. Berarti jelas bahwa pihak swasta tidak termasuk dalam pembuat kebijakan. Lingkup kebijakan sangatlah luas karena mencakup berbagai sektor atau bidang pembangunan yang lain, termasuklah disini kebijakan pemerintah daerah tentang penyediaan sarana dan prasarana olahraga juga. Di samping itu, dilihat dari hirarkinya, kebijakan publik dapat bersifat nasional, regional, maupun lokal, seperti: Undang-Undang, peraturan Pemerintah, peraturan Pemerintah Provinsi, Peraturan Pemerintah Kabupaten/Kota, dan keputusan Bupati/Walikota (Subarsono, 2015: 3-4).
Dari hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa Kabupaten Lombok Timur sampai dengan saat ini belum memiliki PERDA yang secara khusus mengatur tentang mulai dari perencanaa, realisasi, pengelolaan sampai dengan pemanfaatan sarana dan prasarana olahraga, tetapi hanya ditemukan dokumen yang berupa Perda tentang pengelolaan ruang terbuka hijau saja dan di dalam Perda tersebut hanya bebicara secara umum saja mengenai pengelolaan ruang terbuka hijau kemudian Pemerintah Daerah juga membuat RPJMD. Berikut pembahasan tentang perencanaan, realisasi, pengelolaan dan pemanfaatan srana dan prasarana olahraga yang ada di Kabupaten Lombok Timur.
1. Perencanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Olahraga
Perencanaan merupakan tahap paling awal dalam usaha penyediaan sarana dan prasarana olahraga. Dimana dalam menyusun sebuah perencanaan tersebut sudah semestinya melibatkan seluruh stekholder pelaku olahraga yang ada, agar semua aspirasi dan kebutuhan yang diperlukan dapat direalisasikan secara tepat dan sesuai dengan tujuan utama yaitu memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat, sehingga sarana dan prasarana olahraga masyarakat dapat terwujud semua yang nantinya akan menjadikan masyarakat semakin gemar berolahrga kemudian masyarakat yang ada di Kabupaten Lombok Timur sehat dan bugar baik dari segi jasmani maupun rohaninya.
Dalam membuat sebuah perencanaan berdasarkan standar Nasional tahun 1994 ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh Pemerintah Daerah, hal-hal tersebut adalah sebagai berikut:
a. Penanggung jawab perencanaan
Nama penanggung jawab perencanaan harus dibubuhi tanda tangan serta tanggal yang jelas.
b. Teknis Keolahragaan
Perencanaan gedung olahraga termasuk lapangannya, harus mengikuti persyaratan teknis keolahragaan yang ditetapkan oleh organisasi cabang olahraga nasional dan internasional.
c. Peruntukan gedung olahraga
Peruntukan gedung olahraga ini untuk melakukan kegiatan olahraga dalam ruang tertutup seperti tenis, bola basket, bola voli, dan bulu tangkis, dengan batasan bahwa kegiatan tersebut tidak melampaui ketentuan teknis.
d. Kegiatan serba Guna
Bangunan gudung olahraga dapat digunakan untuk keperluan lain selain olahraga.
Perencanaan yang tersusun rinci dan terprogram dengan baik tidak akan bisa memberikan arti apa-apa jika tidak dibarengi dengan implementasi nyata dari Pemerintah Daerah. Agar apa yang menjadi cita-cita bersama dapat terwujud, maka sudah semetinya Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Timur menyusun perencanaan penyediaan sarana dan prasarana olahraga yang dituangkan ke dalam sebuah peraturan Daerah (PERDA) ataupun berupa Peraturan Bupati (PERBUP), bahkan bukan hanya setakat itu saja tetapi kebijakan-kebijakan lain yang sifatnya pro terhadap kemajuan olahraga di daerah Lombok Timur sendiri juga yang nantinya akan menjadi acuan atau pegangan bagi para pemangku olahraga di Daerah untuk memajukan olahraga melalui masyarakat berolahraga.
Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI), Klasifikasi gedung olahraga yang semestinya direncanakan oleh pemerintah daerah haruslah memuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
1. Perencanaan Teknis
1) Jenis cabang olahraga dan jumlah lapangan olahraga untuk pertandingan serta latihan seperti pada Tabel 4.13;
Tabel 4. 13. Klasifikasi dan Penggunaan Bangunan Gedung Olahraga
Klasifikasi Gedung Olahraga Penggunaan Jumlah Miknimal Cabang Olahraga
Jumlah Minimal Lapangan
Keterangan Pertandingan Nasional/Interna sional Latihan Tipe A 1.Tenis Lap. 2. Bola basket 3. Bola voli 4. Bulutangkis 1 Buah 1 Buah 1 Buah 4 Buah 1 Buah 3 Buah 4 Buah 6-7 Buah Untuk cabang olahraga lain masih dimungkinkan penggunaannya sepanjang ketentuan ukuran minimalnya masih dapat dipenuhi oleh gedung olahraga Tipe B 1. Bola basket
2. Bola voli 3. Bulutangkis 1 Buah 1 Buah (Nasional) - - 2 Buah 3 Buah Idem
Tipe C 1. Bola voli 2. Bulutangkis - 1 Buah 1 Buah - Idem Keterangan:
- Gedung olahraga tipe A adalah gedung olahraga yang dalam penggunaannya melayani wilayah Provinsi;
- Gedung olahraga tipe B adalah gedung olahraga yang dalam penggunaannya melayani wilayah Kabupaten/Kotamadya;
- Gedung olahraga tipe C adalah gedung olahraga yang dalam penggunaannya melayani wilayah Kecamatan.
2) Ukuran efektif matra ruang gedung olahraga harus memenuhi ketentuan seperti pada Tabel 4.14. Lihat Gambar 4.13, 4.14, dan 4.15
Table 4.14. Ukuran Minimal Matra Ruang Gedung Olahraga Klasifikasi Ukuran Minimal (m) Panjang termasuk daerah bebas Lebar termasuk daerah bebas Tinggi langit-langit pertandingan Langit-langit daerah bebas Tipe A 50 30 12,50 5,50 Tipe B 32 22 12,50 5,50 Tipe C 24 16 9 5,50
3) Kapasitas penonton gedung olahraga harus memenuhi ketentuan seperti pada Tabel 4.15.
Table 4.15. Kapasitas Penonton Gedung Olahraga
Klasifikasi Gedung Olahraga
Jumlah Penonton (Jiwa)
Tipe A 3000 – 5000
Tipe B 1000 – 3000
Tipe C Maximal 1000
2. Fasilitas Penunjang
Fasilitas penunjang harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1) Ruang ganti atlit direncanakan untuk tipe A dan B minimal dua unit dan tipe C minimal 1 unit, dengan ketentuan sebagai berikut :
(1) Lokasi ruang ganti harus dapat langsung menuju lapangan melalui koridor yang berada dibawah tempat duduk penonton.
(2) Kelengkapan fasilitas tipa-tiap unit antara lain :
a) Toilet pria harus dilengkapi minimal 2 buah bak cuci tangan, 4 buah peturasan dan 2 buah kakus;
b) Ruang bilas pria dilengkapi minimal 9 buah shower;
c) Ruang ganti pakaian pria dilengkapi tempat simpan benda-benda dan pakaian atlit minimal 20 box dan dilengkapi bangku panjang minimal 20 tempat duduk;
d) Toilet wanita harus dilengkapi minimal 4 buah kakus dan 4 buah bak cuci tangan yang dilengkapi cermin;
e) Ruang bilas wanita harus dibuat tertutup dengan jumlah minimal 20 buah;
f) Ruang ganti pakaian wanita dilengkapi tempat simpan benda-benda dan pakaian atlit minimal 20 box dan dilengkapi bangku panjang minimal 20 tempat duduk.
2) Ruang ganti pelatih dan wasit direncanakan untuk tipe A dan B minimal 1 unit untuk wasit dan 2 unit untuk pelatih dengan ketentuan, sebagai berikut :
(1) Loksai ruang ganti harus dapat langsung menuju lapangan melalui koridor yang berada dibawah tempat duduk penonton;
(2) Kelengkapan fasilitas untuk pria dan wanita, tiap unit minimal: a) 1 buah bak cuci tangan;
b) 1 buah kakus/toilet;
c) 1 buah ruang bilas tertutup;
d) 1 buah ruang simpan yang dilengkapi 2 buah tempat simpan dan bangku panjang 2 tempat duduk;
3) Ruang pijat direncanakan untuk tipe A, B dan C minimal 12 m2 dan tipe C diperbolehkan tanpa ruang pijat.
4) Lokasi ruang P3K harus berada dekat dengan ruang ganti atau ruang bilas dan direncanakan untuk tipe A, B dan C minimal1 unit yang dapat melayani 20.000 penonton dengan luas minimal 15 m2.
5) Ruang pemanasan direncanakanuntuk tipe A minimal 300 m2, tipe B minimla 81 m2 dan maximal 196m2, sedangkan tipe C minimal 81 m2 ; 6) Ruang latihan beban direncanakan mempunyai luas yang disesuaikan
dengan alat latihan yang digunakan minimal 150 m2 untuk tipe A, 80 m2 untuk tipe B dan tipe C diperbolehkan tanpa ruang latihan beban;
7) Toilet penonton direncanakan untuk tipe A, B dan C dengan perbandingan penonton wanita dan pria adala 1:4 yang penempatannya dipisahkan. Fasilitas yang dibutuhkan minimal dilengkapi dengan:
(1) Jumlah toilet jongkok untuk pria dibutuhkan 1 buah toilet untuk 200 penonton pria dan untuk wanita 1 buah toilet jonkok untuk 100 penonton wanita;
(2) Jumlah bak cuci tangan yang dilengkapi cermin, dibutuhkan minimal 1 buah untuk 200 penonton pria dan 1 buah untuk 100 penonton wanita.
(3) Jumlah peturasan yang dibutuhkan minimal 1 buah untuk 100 penonton pria.
8) Kantor pengelolaan lapangan tipe A dan B direncanakan sebagai berikut : (1) Dapat menampung minimal 10 orang, maximal 15 orang dan tipe C
minima l 5 orang dengan luas yang dibutuhkan minimal 5 m2 untuk setiap orang.
(2) Tipe A dan B harus dilengkapi ruang untuk petugas keamanan, petugas kebakaran dan polisi yang masing-masing membutuhkan luas minimal 15 m2. Untuk tipe C diperbolehkan tanpa ruang tersebut; 9) Gudang direncanakan untuk menyimpan alat kebersihan dan alat olahraga
dengan luas yang disesuaikan dengan alat kebersihan atau alat olahraga yang digunakan, antara lain:
(1) Tipe A, gudang alat olahraga yang dibutuhkan minimal 120 m2 dan 20 m2 untuk gudang alat kebersihan;
(2) Tipe B, gudang alat olahraga yang dibutuhkan minimal 50 m2 dan 20 m2 untuk gudang alat kebersihan;
(3) Tipe C, gudang alat olahraga yang dibutuhkan 20m2 dan 9 m2 untuk gudang dan alat kebersihan;
10) Ruang panel direncanakan untuk tipe A, B dan C harus diletakan dengan ruang staf teknik;
11) Ruang mesin direncanakan untuk tipe A, B dan C dengan luas ruang yang sesuai kapasitas mesin yang dibutuhkan dan lokasi mesin tidak menimbulkan bunyi bising yang mengganggu ruang arena dan penonton;
12) Ruang kantin direncanakan untuk tipe A, untuk tipe B dan C diperbolehkan tanpa ruang kantin;
13) Ruang pos keamanan direncanakan untuk tipe A dan B, untuk tipe C diperbolehkan tanpa ruang pos keamanan;
14) Tiket box direncanakan untuk untuk tipe A dan B sesuai kapasitas penonton;
15) Ruang pers direncanakan untuk tipe A, B dan C sebagai berikut: (1) Harus disediakan kabin untuk awak TV dan Film;
(2) Tipe A dan B harus disediakan ruang telepon dan telex, sedangkan untuk tipe C boleh tidak disediakan ruang telepon dan telex;
(3) Toilet khusus untuk pria dan wanita masing-masing minimal 1 unit terdiri dari 1 kakus jongkok dan 1 bak cuci tangan;
16) Ruang VIP direncanakan untuk tipe A dan B yang digunakan untuk tempat wawancara khusus atau menerima tamu khusus;
17) Tempat parkir direncanakan untuk tipe A dan B, sebagai berikut :
(1) Jarak maksimal dari tempat parkir, pool atau tempat pemberhentian kendaraan umum menuju pintu masuk gedung olahraga 1500m; (2) 1 ruang parkir mobil dibutuhkan minimal untuk 4 orang pengunjung
pada saat jam sibuk;
18) Toilet penyandang cacat direncanakan untuk tipe A dan B sedangkan untuk tipe C diperbolehkan tanpa toilet penyandang cacat. Fasilitas yang dibutuhkan minimal, sebagai berikut :
(1) 1 unit yang terdiri dari 1 buah kakus, 1 buah peturasan, 1 buah bak cuci untuk pria dan 1 buah kakus duduk serta 1 buah bak cuci tangan untuk wanita;
(2) Toilet untuk pria harus dipisahkan dari toilet untuk wanita;
(3) Toilet harus dilengkapi dengan pegangan untuk melakukan perpindahan dari kursi roda ke kakus duduk yang diletakan di depan dan di samping kakus duduk setinggi 80 cm;
19) Jalur sirkulasi untuk penyandang cacat harus memenuhi ketentuan,