• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

90

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kabupaten Lombok Timur

Kabupaten Lombok Timur merupaklan salah satu Kabupaten yang terdapat di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), sebagaimana diketahu bahwa NTB terdiri dari dua Pulau yaitu Pulau Sumbawa dan Pulau Lombok. Kabupaten Lombok Timur sendiri berada dipaling Timur Pulau Lombok yang menjadi tempat berlangsungnya penelitian ini. Deskripsi Kabupaten Lombok Timur ini memuat berbagai gambaran tentang Lombok Timur secara menyeluruh mulai dari sejarah Lombok Timur, logo dan penjelasannya, kondisi geografis, pemerintahan, penduduk dan ketenagakerjaan, pertanian, perikana, industri, perdagangan, perhubungan, komunikasi, pariwisata, seni budaya dan olahraga, serta pendapatan regional. Gambaran menyeluruh mengenai berbagai kondisi tersebut diperoleh peneliti dari dokumen BPS Kabupaten Lombok Timur Tahun 2013 dan juga didapat peneliti dari berbagi sumber baik itu dari hasil wawancara, analisis dokumen, serta observasi langsung. Untuk lebih jelasnya gambaran mengenai Lombok Timur dijelaskan di bawah ini:

1. Sejarah Kabupaten Lombok Timur

Pada masa penjajahan Belanda Pulau Lombok dan Bali dijadikan satu wilayah kekuasaan pemerintahan dengan status Karesidenan dengan ibukota Singaraja berdasarkan Staabtlad Nomor 123 Tahun 1882 kemudian berdasarkan Staatblad Nomor 181 tahun 1895 tanggal 31 Agustus 1895 Pulau Lombok ditetapkan sebagai daerah yang diperintah langsung oleh Hindia Belanda. Staatblad ini kemudian disempurnakan dengan Staatblad Nomor 185 Tahun 1895 dimana Lombok diberikan status “Afdeeling” dengan Ibu Kota Ampenan. Dalam afdeeling ini Lombok dibagi menjadi dua Onder Afdeeling yaitu Onder Afdeeling Lombok Timur dengan ibukota Sisi’ (Labuhan Haji) dan Onder Afdeeling Lombok Barat dengan Ibu Kota Mataram, masing-masing Onder Afdeeling diperintah oleh seorang Contreleur (Kontrolir).

(2)

Untuk Lombok Timur dibagi menjadi 7 wilayah kedistrikan yaitu Pringgabaya, Masbagik, Rarang, Kopang, Sakra, Praya dan Batukliang. Akibat pecahnya perang Gandor melawan Belanda tahun 1897 dibawah pimpinan Raden Wirasasih dan Mamiq Mustiasih maka pada tanggal 11 Maret 1898 Ibu Kota Lombok Timur dipindahkan dari Sisi’ ke Selong. Selanjutnya dengan Staatblad Nomor 248 tahun 1898 diadakan perubahan kembali terhadap Afdeeling Lombok yang semula 2 menjadi 3 Onder Afdeeling yaitu Lombok Barat, Lombok Tengah dan Lombok Timur. Untuk Onder Afdeeling Lombok Timur terdiri dari 4 kedistrikan yaitu Rarang, Masbagik, Sakra dan Pringgabaya. Dalam perkembangan berikutnya dibagi lagi menjadi 5 distrik yaitu:

1. Rarang Barat dengan ibukota Sikur dipimpin oleh H. Kamaluddin 2. Rarang Timur dengan ibukota Selong dipimpin oleh Lalu Mesir 3. Masbagik dengan ibukota Masbagik dipimpin oleh H. Mustafa 4. Sakra dengan ibukota Sakra dipimpin oleh Mamiq Mustiarep

5. Pringgabaya dengan ibukota Pringgabaya dipimpin oleh L. Moersaid Seiring dengan terbentuknya daerah Swatantra Tingkat I Nusa Tenggara Barat dengan Undang-Undang Nomor 54 Tahun 1958 maka dibentuk pula 6 (enam) Daerah Tingkat II dalam lingkungan Propinsi Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Barat berdasarkan Undang-Undang Nomor 59 Tahun 1958. Secara yuridis formal maka daerah Swatantra Tingkat II Lombok Timur terbentuk pada tanggal 14 Agustus 1958 yaitu sejak di undangkannya Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958 dan Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958. Pembentukan daerah Swatantra Tingkat II Lombok Timur secara nyata dimulai dengan diangkatnya seorang pejabat sementara Kepala Daerah dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor UP.7/14/34/1958 tanggal 29 Oktober 1958 dan sebagai Pejabat Sementara Kepala Daerah ditetapkan Idris H.M. Djafar terhitung 1 Nopember 1958.

Setelah terbentuknya Daerah Swatantra Tingkat II Lombok Timur maka selambat-lambatnya dalam waktu 2 tahun PJS Kepala Daerah harus sudah membentuk Badan Legislatif (DPRD) yang akan memilih Kepala Daerah yang definitif. Dengan terbentuknya DPRD maka pada tanggal 29 Juli 1959 DPRD

(3)

Lombok Timur berhasil memilih Anggota Dewan Pemerintah Daerah Peralihan yaitu Mamiq Djamilah, H.M. Yusi Muchsin Aminullah, Yakim, Abdul Hakim dan Ratmawa.

Dalam perkembangan berikutnya DPRD Daswati II Lombok Timur dengan keputusan Nomor 1/5/II/104/1960 tanggal 9 April 1960 mencalonkan dan mengusulkan L. Muslihin sebagai Kepala Daerah yang kemudian mendapat persetujuan pemerintah pusat dengan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor UP.7/12/41-1602 tanggal 2 Juli 1960. Dengan demikian L. Muslihin Bupati Kepala Daerah Lombok Timur yang pertama sebagai hasil pemilihan oleh DPRD Tingkat II Lombok Timur. Jabatan tersebut berakhir sampai 24 Nopember 1966. Sejalan dengan pemerintahan di daerah maka berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I NTB tanggal 16 Mei 1965 Nomor 228/Pem.20/1/12 diadakan pemekaran dari 5 distrik menjadi 18 distrik (Kecamatan) yang membawahi 73 desa, yaitu Kecamatan Selong, Dasan Lekong, Tanjung, Suralaga, Rumbuk, Sakra, Keruak, Apitaik, Montong Betok, Sikur, Lendang Nangka, Kotaraja, Masbagik, Aikmel, Wanasaba, Pringgabaya, Sambelia dan Terara. Dengan Surat Keputusan Mendagri Nomor UP.14/8/37-1702 tanggal 24 Nopember 1966 masa jabatan L. Muslihin berakhir dan diganti oleh Rahadi Tjipto Wardoyos ebagai pejabat Bupati sampai dengan 15 Agustus 1967. Selanjutnya dengan SK Mendagri Nomor UP.9/2/15-1138 tanggal 15 Agustus 1967 diangkatlah R.Roesdi menjadi Bupati Kepala Daerah Tingkat II Lombok Timur yang definitif.

Pada masa pemerintahan R. Roesdi dibentuk alat alat kelengkapan Pemerintah Daerah yaitu Badan Pemerintah Harian dengan anggota H.L.Moh. Imran, BA, Mustafa, Hasan, L. Fihir dan Moh. Amin. Pada periode ini atas pertimbangan efisiensi dan rentang kendali pengawasan serta terbatasnya sarana dan prasarana maupun personil diadakanlah penyederhanaan kecamatan dari 18 menjadi 10 kecamatan yaitu Kecamatan Selong, Sukamulia, Sakra, Keruak, Terara, Sikur, Masbagik, Aikmel, Pringgabaya dan Sambelia.

Berdasarkan SK Menteri Dalam Negeri Nomor Pemda/7/18/15-470 tanggal 10 Nopember 1973 masa jabatan R. Roesdi selaku Bupati KDH Tingkat

(4)

II Lombok Timur diperpanjang. Kemudian dengan berlakunya UU Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintah di Daerah, kedudukan Bupati dipertegas sebagai penguasa tunggal di daerah sekaligus sebagai administrator pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. Pada periode ini dibentuk Sekretariat Wilayah/Daerah sebagai pelaksana UU Nomor 5 tahun 1974. Pemerintah kecamatan pada masa ini masih tetap 10 kecamatan sedangkan desa berjumlah 96 dengan rincian desa swakarsa 91, swadaya 2 dan swasembada 3 desa. Jumlah dinas 6 buah yaitu Dinas Pertanian Rakyat, Perikanan, Perkebunan, Kesehatan, PU dan Dispenda sedangkan instansi vertikal 19 buah.

Perkembangan selanjutnya yaitu pada periode 1979-1988 Bupati KDH Tingkat II Lombok Timur dijabat oleh Saparwadi yang ditetapkan melalui SK Menteri Dalam Negeri Nomor Pem.7/4/31 tanggal 7 Februari 1979, jabatan ini dipangku selama 2 periode namun berakhir sebelum waktunya karena meninggal dunia 13 Maret 1987. Pada periode ini terjadi pergantian Sekwilda dari Moh. Amin kepada Drs. L. Djafar Suryadi. Oleh karena meninggalnya Saparwadi maka oleh Gubernur NTB Gatot Suherman menunjuk Sekwilda H. L. Djafar Surayadi sebagai Pelaksana Tugas Bupati Lombok Timur dengan SK Nomor 314 tahun 1987 tanggal 21 Desember 1987.

Kemudian dengan keputusan DPRD Nomor 033/SK.DPRD/6/1988, DPRD berhasil memilih calon Bupati Kepala Daerah yaitu Abdul Kadir dengan 36 suara, H. L. Ratmawa 5 suara dan Drs. H. Abdul Hakim 4 suara, dengan demikian maka Abdul Kadir berhak menduduki jabatan sebagai Bupati Lombok Timur sesuai SK Mendagri Nomor 131.62-556 tanggal 13 Juli 1988, jabatan ini berakhir sampai tahun 1993. Pada tahun 1989 terjadi pergantian Sekwilda dari Drs. Djafar Suryadi kepada Drs. H. L. Fikri yang dilantik 23 Nopember 1989.

Periode berikutnya tahun 1993-1998 Bupati Lombok Timur dijabat oleh Moch. Sadir yang ditetapkan dengan SK Menteri Dalam Negeri Nomor 131.6-608 tanggal 3 Juli 1993 dan dilantik 28 Juli 1993. Pada masa kepemimpinannya dibangun Wisma Haji Selong, Taman Kota Selong, Pintu Gerbang Selamat Datang serta Kolam Renang Tirta Karya Rinjani. Pada periode ini H.L. Fikri selaku Sekwilda ditarik ke Propinsi untuk sementara menunggu Sekwilda yang

(5)

definitif ditunjuklahMoch. Aminuddin,BA Ketua BAPPEDA saat itu sebagai Pelaksana Tugas Sekwilda sampai dengan dilantiknya H. Syahdan, SH.,SIP. sebagai Sekwilda definif berdasarkan SK Menteri Dalam Negeri Nomor 862.212.2-576 tanggal 8 Februari 1996.

Ditengah situasi Negara yang sedang dilanda berbagai krisis dan berhembusnya era reformasi yang ditandai berhentinya Soeharto sebagai Presiden RI pada bulan Mei 1998, bulan Agustus 1998 DPRD Dati II Lotim berdasarkan hasil Pemilu 1997 megadakan pemilihan Bupati Lombok Timur masa bakti 1999-2003. Tiga calon Bupati saat itu adalah H. Moch. Ali Bin Dachlan, SH, Achman Muzahar, SH dan H. Syahdan, SH.,SIP. Dalam pemilihan itu H. Syahdan, SH.,SIP. terpilih sebagai Bupati dengan memperoleh suara 23, H. Moch. Ali Bin Dachlan, SH, meperoleh 21 suara sedangkan Achman Muzahar, SH tidak mendapat suara.

Pada kepemimpinan H. Syahdan, SH jabatan Sekretaris Daerah (Sekda) dijabat oleh H. L. Kamaluddin, SH yang dilantik berdasarkan SK Menteri Dalam Negeri Nomor 862.212.2-2145 tanggal 26 Mei 1999. Sebagai dampak bergulirnya era reformasi pada tahun 1999 dilaksanakan pemilihan umum diseluruh Indonesia termasuk di Kabupaten Lombok Timur yang diikuti banyak partai politik. Dari hasil Pemilu 1999 di Lombok Timur berhasil membentuk DPRD periode 1999-2004. Pada periode ini berlangsung suksesi kepemimpinan Bupati Lombok Timur. DPRD berhasil menetapkan 5 pasangan calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah. Pada pemilihan yang berlangsung sangat demokratis ini berhasil terpilih H. Moh. Ali Bin Dachlan sebagai Bupati Lombok Timur dan H. Rachmat Suhardi, SH sebagai Wakil Bupati Lombok Timur untuk masa bakti 2003-2008. Pasangan Kepala Daerah dan wakil Kepala Daerah ini dilantik oleh Gubernur Nusa Tenggara Barat berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor: 131.62-462 Tahun 2003 dan Nomor: 132.62-463 Tahun 2003 tertanggal 27 Agustus 2003.

Tahun 2004 berlangsung pemilihan umum anggota DPR/DPD, DPRD I, DPRD II, termasuk Pemilu Presiden dan Wakil Presiden. Untuk Kabupaten Lombok Timur berhasil terbentuk DPRD Periode 2004-2009 dan dilantik pada

(6)

tanggal 5 Agustus 2004, sedangkan Pimpinan DPRD dilantik pada tanggal 18 Mei 2005 dengan Ketua H. M. Syamsul Luthfi, SE, Wakil Ketua TGH. Nasruddin dan H. Syamsuddin Gahtan. Pada tahun 2006 berlangsung pergantian jabatan Sekretaris Daerah dari H. L. Kamaluddin, SH kepada penggantinya L. Nirwan, SH.

Pada tanggal 7 Juli 2008 Lombok Timur melaksanakan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang menetapkan 3 (tiga) pasangan Calon Kepala Daerah. Berdasarkan hasil rapat rekapitulasi perhitungan suara oleh KPUD Lotim, pasangan H.M. Sukiman Azmy dan H.M. Syamsul Luthfi (SUFI) meraih suara terbanyak yakni 49,90 persen suara. Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : 131.52 - 650 Tahun 2008 pasangan Kepala Daerah dan wakil Kepala Daerah ini dilantik oleh Gubernur Nusa Tenggara Barat sebagai Bupati dan Wakil Bupati Lombok Timur masa bhakti 2008-2013.

2. Logo Daerah dan Penjelasannya

Gambar 4.1. Logo Kabupaten Lombok Timur Penjelasannya:

1. Perisai Segi Lima berwarna kuning dan hitam melambangkan seni dan budaya yang berdasarkan Pancasila

2. Bintang Persegi Lima berwarna kuning emas melambangkan Tuhan Yang Maha Esa

3. Padi dan Kapas, padi berwarna kuning, kapas berwarna hijau dan putih melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan

4. Bunga Teratai bersegi lima berwarna putih melambangkan kesucian yang berdasarkan Pancasila

(7)

5. Gunung yang berwarna biru tua dan berasap melambangkan

o Gunung melambangkan gunung Rinjani merupakan gunung tertinggi di Lombok Timur yang mengandung arti kebesaran jiwa membangun kejayaan

o Asap menandakan gunung berapi yang berarti melambangkan jiwa masyarakat Lombok Timur yang dinamis

6. Dataran berwarna hijau dibawah gunung adalah dataran yang melambangkan daerah yang bersifat agraris

7. Tugu bertangga lima tingkat berwarna kuning melambangkan semangat perjuangan masyarakat Lombok Timur dalam membela dan mengisi kemerdekaan Republik Indonesia dengan jiwa patriotisme Pancasila

8. Roda bergigi dua belas berwarna putih melambangkan usaha pemerintah dan rakyat yang tak henti-hentinya untuk mencapai masyarakat adil dan makmur 9. Pita berwarna putih melambangkan kedaulatan dan kebesaran Negara

Republik Indonesia

10. Pita bertuliskan Patuh Karya adalah motto Kabupaten Lombok Timur

11. Saat terbentuknya Kabupaten Lombok Timur pada tanggal 27 Desember 1958 dinyatakan dengan jumlah:

a. Kapas sebanyak 27 buah b. Gigi Roda sebanyak 12 buah c. Padi sebanyak 58 buah

3. Visi dan Misi Kabupaten Lombok Timur 2013-2018 a. Visi

“Mewujudkan Masyarakat Lombok Timur Yang Aman, Adil dan Sejahtera Lahir dan Batin Dalam Bingkai Persatuan dan Kesatuan Dilandasi Iman dan Takwa”.

b. Misi

Untuk dapat mewujudkan visi pembangunan daerah tersebut Pemerintah Kabupaten Lomnbok Timur menetapkan misi pembangunan daerah sebagai berikut:

(8)

1. Mengembangkan struktur prekonomian daerah yang tangguh melalui pengembangan lembaga keuangan, investasi dan keuangan perizinan. 2. Meningkatkan kualitas dan produktivitas sumberdaya manusia. 3. Meningkatkan infrastruktur antar wilayah.

4. Revitalisasi pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, kelautan dan kehutanan.

5. Meningkatkan tata kelola pemerintahan daerah yang baik.

6. Meningkatkan kualitas pengolahan Lingkungan Hidup yang berkelanjutan.

7. Meningkan kualitas Iman dan Taqwa, serta kearifan budaya lokal. 8. Meningkatkan keamanan, persatuan dan kesatuan.

c. Tujuan dan Sasaran

Untuk mewujudkan visi-misi sebagaimana telah dirumuskan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam kurun waktu 5 tahun kedepan adalah sebagai berikut:

Tujuan 1

Memacu pertumbuhan ekonomi daerah yang berkualitas dan berkeadilan Sasarannya adalah:

1. Menurunnya angka kemiskinan 2. Meningkatnya pendapatan

3. Menurunnya kesenjangan pendapatan 4. Meningkatnya lembaga keuangan 5. Meningkatnya jumlah investasi

6. Meningkatnya kualitas pelayanan perizinan

Tujuan 2

Menurunnya angka pengangguran Sasarannya adalah: 1. Meningkatnya jumlah wirausaha

2. Meningkatnya jumlah koprasi berkualitas

3. Meningkatnya perluasan lapangan kerja dan kesempatan berusaha

Tujuan 3

(9)

1. Meningkatnya keterampilan tenaga kerja sektor formal dan informal 2. Perlindungan tenaga kerja

Tujuan 4

Meningkatkan jangkauan layanan dan kualitas pendidikan Sasarannya adalah: 1. Meningkatnya akses pelayanan pendidikan terutama bagi masarakat

miskin

2. Meningkatnya daya saing pendidikan

Tujuan 5

Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Sasarannya adalah: 1. Meningkatnya umur harapan hidup

2. Meningkatnya Akses pelayanan kesehatan terutama bagi masyarakat miskin

Tujuan 6

Meningkatkan pemberdayaan perempuan dalam menunjang produktivitas sumber daya manusia Sasarannya adalah:

1. Meningkatnya peran perempuan dalam proses pembangunan

Tujuan 7

Meningkatkan kualitas permukiman dan infrastruktur dasar kabupaten Sasarannya adalah:

1. Meningkatnya kualitas perumahan dan lingkungan

2. Meningkatnya dukungan penyediaan unit – unit hunian baru

3. Meningkatnya penyediaan sarana dan prasarana permukiman transmigrasi 4. Mempercepat peningkatan jalan kabupaten

5. Memperluas jangkauan jalan pedesaan

6. Meningkatnya dukungan pembangunan infrastruktur dan transportasi antar wilayah

7. Meningkatnya pelayanan air bersih dan sanitasi lingkungan di perkantoran dan pedesaan

8. Mempercepat real jangk pel listrik dan telekom ke seluruh wilayah kabupaten

(10)

Tujuan 8

Mewujudkan ketahanan pangan yang berkelajutan Sasarannya adalah:

1. Meningkatnya ketersediaan dan diseversifikasi pangan

Tujuan 9

Meningkatkan kualitas permukiman dan infrastruktur dasar kabupaten Sasarannya adalah:

1. Meningkatnya kualitas perumahan dan lingkungan

2. Meningkatnya dukungan penyediaan unit – unit hunian baru

3. Meningkatnya penyediaan sarana dan prasarana permukiman transmigrasi

Tujuan 10

Meningkatkan produktivitas, kualitas dan nilai tambah hasil pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, kelautan dan kehutanan.

Sasarannya adalah:

1. Meningkatnya produksi pertanian , peternakan, perkebunan, perikanan, kelautan dan kehutanan

2. Meningkatnya nilai tambah hasil pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, kelautan dan kehutanan

3. Meningkatnya pemasaran komiditi hasil pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, kelautan dan kehutanan

4. Meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana produksi pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, kelautan dan kehutanan

5. Meningkatnya akses permodalan ke petani/nelayan 6. Meningkatnya kemampuan kelembagaan petani/nelayan

Tujuan 11

Meningkatkan keberpihakan pada pengembangan sektor pertanian dalam arti luas.

Sasarannya adalah:

(11)

Tujuan 12

Mewujudkan pengelolaan pemerintahan yang efektif dan efisien. Sasarannya adalah:

1. Meningkatnya profesionalisme dan kesejahteraan aparatur 2. Penataan kelembagaan perangkat daerah

3. Meningkatnya penguatan kapasitas pemerintahan desa 4. Meningkatnya akuntibilitas kenerja pemerintah daerah 5. Meningkatnya akuntibilitas kinerja pengelolaan keuangan 6. Ketersediaan dokumen perencanaan di semua SKPD 7. Meningkatnya kemitraan eksekutif dan legelslatif 8. Mencegah paraktek KKN

Tujuan 13

Mewujudkan kualitas lingkungan hidup yang memadai. Sasarannya adalah :

1. Meningkatnya implementasi program penghijauan dan RTH

2. Meningkatnya keg konsevasi sumberdaya kehutanan kelautan dan mata air

3. Meningkatnya pengolahan persampahan dan kebersihan

4. Meningkatnya implementasi kesesuaian ruang berbasis potensi dan daya dukung lingkungan

5. Meningkatnya peran serta masyarakat untuk berperan aktif dalam pembinaan dan pengawasan LH.

Tujuan 14

Meningkatkan efektivitas pengolahan SDA dan LH. Sasarannya adalah:

1. Meningkatnya penanganan pencemaran lingkungan hidup

2. Meningkatnya ketrsedianan data dan informasi Lingkungan Hidup Daerah (LHD)

Tujuan 15

Mencegah semakin meluasnya kuantitas dan kualitas dampak bencana. Sasarannya adalah :

(12)

1. Meningkatnya ketersediaan data dan informasi daerah/kawasan rawan bencana

2. Meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana mitigasi dan penunjang evakuasi penanggulangan bencana

Tujuan 16

Mewujudkan masyarakat Lombok Timur yang beriman dan bertaqwa. Sasarannya adalah:

1. Meningkatnya jumlah majelis taqlim 2. Meningkatnya zakat

Tujuan 17

Memelihara dan mengembangkan budaya dan kearifan lokal. Sasarannya adalah:

1. Meningkatnya informasi budaya dan kearifan local 2. Pelestarian situs – situs budaya meningkat

Tujuan 18

Mewujudkan stabilitas keamanan, ketertiban, dan kerukunan hidup antar kelompok.

Sasarannya adalah:

1. Berkurangnya konflik antar kelompok maupun golongan masyarakat 2. Menurunyan kasus kriminalitas

3. Menurunnya kasus kekerasan dalam rumah tangga dan diskriminasi terhadap perempuan dan anak

4. Meningkatnya masyarakat yang taat hokum 5. Meningkatnya nilai kebangsaan

Tujuan 19

Meningkatkan toleransi inter dan antar umat beragama. Sasarannya adalah:

(13)

4. Letak dan Luas Wilayah

Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu Kabupaten diantara sepuluh Kabupaten/Kota di Propinsi Nusa Tenggara Barat, berada di sebelah timur Pulau Lombok, terletak antara 1160 - 1170 Bujur Timur dan 80 - 90 Lintang Selatan. Luas wilayahnya tercatat 2.679,88 km2, terdiri atas daratan seluas 1.605,55 km2 atau (59,91%) dan lautan seluas 1.074,33 km2 (40,09 %). Secara administratif Kabupaten Lombok Timur terdiri dari 20 Kecamatan 254 desa/kelurahan dengan rincian: 15 kelurahan, 239 Desa dengan batas administrasi sebagai berikut:

 Sebelah Utara : Laut Jawa

 Sebelah Selatan : Samudra Indonesia

 Sebelah Barat : Kab.Lombok Tengah dan Kab. Lombok Utara  Sebelah Timur : Selat Alas

(14)

5. Pemerintahan

Kabupaten Lombok Timur ibu kotanya berada di Selong yang dipimpin oleh seorang Bupati. Unit administrasi pemerintahan dibawah Kabupaten adalah Kecamatan. Kemudian setiap Kecamatan tersebut terbagi dalam Desa/Kelurahan Secara rinci wilayah administrasi Pemerintah Kabupaten Lombok Timur terbagi menjadi 20 Kecamatan dan 254 Desa/Kelurahan. Adapun 20 Kecamatan Desa/Kelurahan tersebut dapat dijelaskan dengan tabel di bawah ini.

Tabel 4. 1. Jumlah Desa/Kelurahan Menurut Kecamatan di Kabupaten Lombok Timur Tahun 2013

No Kecamatan Desa/Kelurahan 1. Keruak 15 2. Jerowaru 15 3. Sakra 12 4. Sakra Barat 18 5. Sakra Timur 10 6. Terara 16 7. Montong Gading 8 8. Sikur 14 9. Masbagik 10 10. Pringgasela 10 11. Sukamulia 9 12. Suralaga 15 13. Selong 12 14. Labuhan Haji 12 15. Pringgabaya 15 16. Suela 8 17. Aikmel 24 18. Wanasaba 14 19. Sembalun 6 20. Sambelia 11 Jumlah/Total 254

(15)

6. Kondisi Fisik a. Topografi

Ketinggian wilayah Kabupaten Lombok Timur bervariasi antara 0 m diatas permukaan laut pada daerah pantai sampai dengan 3.726 meter dpl pada daerah pegunungan. Atas dasar ketinggian wilayah kabupaten Lombok timur tersebut, maka dapat dibuat kriteria kondisi wilayah menjadi daerah datar, yaitu kelerengan antara 0 - 2%, landai bergelombang dengan kelerengan antara 2 - 15%, daerah dataran tinggi, yaitu antara 15 - 40% dan yang paling ekstrim adalah daerah yang curam atau bergunung-gunung dengan kelerengan >40%.

Berdasarkan klasifikasi Topografi, maka untuk kelerengan antara 0-2% atau daerah yang datar mencakup kecamatan Jerowaru, Keruak, Labuhan Haji dan Kecamatan Pringgabaya dengan luas keseluruhan mencapai 2.576 Ha. Untuk wilayah dengan kelerengan antara 2-15% dan merupakan kreteria kelerengan yang dominan di Kabupaten Lombok Timur, mencakup wilayah Kecamatan Sakra, Sakra Barat, Sakra Timur, Selong, Sukamulia, Suralaga, Terara, Montong Gading, Sikur, Masbagik, Pringgasela, Aikmel, Wanasaba, Suela dan Kecamatan Sambelia dengan luas keseluruhan wilayah sekitar 96.763 Ha, sedangkan untuk wilayah dengan kelerenganantara 15-40% mencakup sebagian wilayah Kecamatan Suela, dan sebagian wilayah Kecamatan Sembalun, adapun untuk wilayah yang paling curam dengan kelerengan >40% meliputi daerah pegunungan Rinjani yang ada di Kecamatan Sembalun dengan luas areal sekitar 13.810 Ha.

Adapun kondisi geografis wilayah Kabupaten Lombok Timur berdasarkan ketinggian diatas permukaan laut, pada wilayah kecamatan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

 ketinggian antara 0 - 100 meter dpl, meliputi wilayah Kecamatan Keruak, Labuhan Haji, Pringgabaya dan Kecamatan Sambelia,

 Ketinggian antara 100 - 500 meter dpl, merupakan kondisi wilayah yang paling dominan di Kabupaten Lombok Timur yang mencakup wilayah Kecamatan Sakra, Sakra Barat, Sakra Timur, Selong, Terara,

(16)

sebagian Montong Gading, Sikur, Masbagik, sebagian wilayah Kecamatan Pringgasela, sebagian wilayah Kecamatan Aikmel, Sebagian wilayah Kecamatan Montong Gading, Kecamatan Sukamulia, Wanasaba dan Kecamatan Suralaga.

 Ketinggian antara 1.000 meter dpl, meliputi sebagian wilayah Kecamatan Montong Gading, sebagian Pringgasela, sebagian Aikmel dan sebagian wilayah Kecamatan Sambelia.

 Sedangkan ketinggian antara 1000 – 1500 m Dpl mencakup wilayah Kecamatan Sembalun dan sebagian wilayah Kecamatam Suela.

Sementara itu hasil perhitungan BPN Kabupaten Lombok Timur menetapkan bahwa:

 Kelas kemiringan lereng antara 0-2 % adalah berupa daerah dataran yang tersebar di Kecamatan Jerowaru, Keruak, Labuhan Haji dan Pringgabaya dengan luas keseluruhan mencapai 25.760 Ha;

 Kelas kelerengan antara 2-15% tersebar di Kecamatan Sakra, Sakra Barat, Sakra Timur, Masbagik, Pringgasela, Aikmel, Wanasaba, Suela dan Sambalia dengan luas wilayah keseluruhan mencapai 96,763 Ha;  Kelas kelerengan antara 15-40% mencakup Kecamatan Suela dan

sebagian wilayah Kecamatan Sembalun;

 Kelas kelerengan lebih dari 40% meliputi daerah Pegunungan rinjani dengan luas wilayah mencapai 13.810 Ha.

b. Geologi

Secara garis besar keadaan geologi di wilayah Kabupaten Lombok Timur di bagi menjadi tiga wilayah, yaitu wilayah Utara, wilayah Tenggara dan wilayah Selatan. Bebatuan yang ada sebagian besar berasal dari hasil kegiatan gunung berapi, yaitu dari aktivitas Gunung Rinjani dan Gunung Nangi.

Data geologi untuk Kabupaten Lombok Timur diambil dari Ree geologische Kaert Det Esland Lombok skala 1 : 200.000 tahun 1879.

(17)

Berdasarkan data tersebut dapat dikemukakan luas masing-masing jenis bebatuan yang ada sebagai berikut:

a. Vulkaniech seluas 284.445 Ha yang terdiri atas 1. Rendjanigebergte seluas 63.798 Ha

2. Vulkan Nangi seluas 57.864 Ha

3. Puinsteem Terein seluas 11.310 Ha, tersebar di Lombok Timur 4. Bataltlavastroom seluas 339 Ha tersebar di Lombok Timur

5. Amphibool Andesit Lavestroom seluas 678 Ha yang tersebar di Lombok Timur.

b. Kwartaire Sedimenten seluas 8.693 Ha c. Krateeigwal, seluas 4.967 Ha

d. Danau Segara Anak seluas 814 Ha

c. Jenis Tanah

Jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Lombok Timur secara umum terdiri dari jenis Aluvial, Regosol, Grumosol, Mediteran dan Asosiasi Litosol dan Litosol coklat kemerahan. Berdasarkan tabel, diperoleh gambaran bahwa jenis tanah yang paling dominan di Kabupaten Lombok Timur adalah Tanah Brown Forest Soil Vulkan dengan luas 29.062 Ha atau 18,10%. Menyusul Jenis tanah regosol Vulkan seluas 27.493 Ha atau 17,12%, sedangkan tanah Mediteran Coklat Vulkan seluas 1.075 Ha atau 0.67 %.

Adapun penyebaran jenis tanah berdasarkan wilayah kecamatan yang ada diperoleh gambaran sebagai berikut : Tanah jenis Grumosol tersebar di Kecamatan Keruak, Jerowaru, Terara, Montong Gading, Sikur, Sukamulia, Suralaga, Selong, Labuhan Haji, sebagian Aikmel, Wanasaba dan sebagian Kecamatan Sembalun, dengan luas 38.423 ha atau 23.93% dari seluruh luas Kabupaten Lombok Timur. Kecamatan Keruak dan Jerowaru mempunyai luas tanah Gromusol 18.462 Ha atau 11.50%, sedangkan Kecamatan Sukamulia dan Suralaga hanya 23 Ha.

Jenis tanah Mediteran Coklat Vulkan dan Mediteran Coklat tersebar di Kecamatan Pringgabaya, Suela, sebagian Aikmel dan Kecamatan Sambelia dengan luas 25.187 Ha. Kecamatan Pringgabaya memiliki luas tanah 12.914

(18)

Ha, sedangkan KecamatanAikmel hanya 550 ha. Tanah Mediteran Coklat Vulkan hanya terdapat di Kecamatan Aikmel seluas 1.075 Ha dan untuk jenis tanah Mediteran Coklat hanya terdapat di Kecamatan Keruak.

Jenis tanah Aluvial Kelabu dan Aluvial Coklat adalah jenis tanah yang terdapat di kecamatan Labuhan Haji, sebagian Selong, Pringgabaya, Aikmel dan Kecamatan Sambelia, dengan luas 10.676 Ha atu 6,65 %. Sedangkan tanah Regosol Kelabu dan Aluvial Hidromorf terdapat di Kecamatan Keruak, Sakra, Sakra Barat dan Sakra Timur dan sebagian Kecamatan Selong dengan luas 1.719 Ha atau 1,07 %.

Seperti daerah lainnya di Indonesia, maka Kabupaten Lombok Timur juga beriklim trofis yang ditandai dengan dua musim, yaitu musim panas dan musim penghujan. Musim penghujan berlangsung antara bulan Januari - Maret, dengan tingkat curah hujan rata-rata berkisar 1000 hingga 2000 mm/tahun dengan hari hujan sebanyak 100 – 200 hari/tahun. Sedangkan musim panas atau kemarau berlangsung antara bulan April-Desember. Kondisi ini diakibatkan adanya perubahan klimatologi global maka terjadi pergeseran musim, yang berpengaruh terhadap waktu pergantian musim jika dibandingkan kondisi beberapa dekade yang lalu. Suhu udara di Kabupaten Lombok Timur pada pagi hari berkisar antara 18 – 23 C, sedangkan pada siang hari suhu udara berkisar antara 27 - 35 C, dengan kelembaban udara rata-rata 80%.

Curah hujan rata-rata perbulan sebesar 151,84 mm dengan jumlah hari hujan perbulan selama 15 hari. Adapun kecamatan yang merupakan daerah paling basah pada musim penghujan adalah Kecamatan Aikmel, Suela, Sembalun, Masbagik, Pringgasela, Montong Gading. Sedangkan daerah paling kering adalah Kecamatan Keruak dan Jerowaru dengan curah hujan rata-rata 14 mm/hari.

d. Hidrologi

Wilayah Kabupaten Lombok Timur dilalui oleh banyak aliran sungai dan anak sungai, tetapi tidak semua sungai berair sepanjang tahun. Danau hanya satu

(19)

di daerah ini, yaitu Danau Segara Anak yang berada diperbatasan antara Kabupaten Lombok Barat dengan Kabupaten Lombok Timur, yang luasnya kira-kira 30 Km² dengan kedalaman tertinggi 200 meter.

7. Potensi Pengembangan Wilayah a. Pertanian

Secara umum pola penggunaan lahan di Kabupaten Lombok Timur didominasi oleh lahan pertanian, hal ini terkait dengan matapencaharian penduduk yang sebagian besar bergerak dibidang pertanian dan tanaman pangan. Hingga tahun 2011 luas areal pertanian lebih kurang 45. 317 Ha atau 25,1% dari luas seluruh wilayah Kabupaten Lombok Timur (Data luas areal pertanian terkini sedang dipetakan oleh Kementerian Pertanian RI). Berdasarkan sistem pengairannya, maka lahan pertanian yang ada di Kabupaten Lombok Timur dapat dibagi menjadi kawasan pertanian dengan sistem irigasi teknis, lahan pertanian dengan sistem irigasi setengah teknis dan pertanian yang menggunakan sistem tadah hujan.

Lahan pertanian yang menggunakan sistem irigasi teknis seluas 6.429 hektar dan akan dikembangkan menjadi 16.823 hektar. Kecamatan yang dalam pengolahan pertaniannya menggunakan sistem irigasi teknis adalah Kecamatan Terara, Sikur, Masbagik, Sukamulia, Pringgasela dan Kecamatan Aikmel, akan tetapi secara umum di Kabupaten Lombok Timur sebagian besar areal pertaniannya masih menggunakan sistem irigasi sederhana dengan luasan 6.915,72 Ha, sedangkan kecamatan-kecamatan yang menggunakan sistem tadah hujan antar lain Kecamatan Sakra, sebagian Kecamatan Sakra Barat, sebagian Kecamatan Sakra Timur, Jerowaru, dan Kecamatan Keruak.

Akibat perbedaan sistem irigasi pada masing-masing wilayah kecamatan ini, maka secara tidak langsung berpengaruh pula terhadap pengembangan pola tanam dan jenis vegetasi yang dibudidayakan. Pada daerah-daerah yang sistem irigasinya teknis dansetengah teknis maka petani dapat bercocok tanam sepanjang tahun dengan pola padi-padi-palawija, sedangkan pada daerah yang menggunakan sistem irigasi tadah hujan pola yang dikembangkan adalah padi-palawija. Jenis palawiija yang

(20)

dikembangkan di Lombok Timur meliputi tanaman sayur mayur berupa kacang panjang, tomat, dan kubis terkadang jenis tanaman palawija diganti dengan tanaman perkebunan berupa tanaman tembakau. Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi perubahan pola tanam akibat tingginya permintaan regional terhadap suplai tembakau, jika awalnya tanaman tembakau yang dikembangkan di Lombok Timur hanya digunakan untuk menyuplai kebutuhan lokal saja, namun setelah masuknya beberapa perusahaan rokok di Kabupaten Lombok Timur maka sebagian besar areal pertanian yang ada diarahkan untuk pengembangan tanaman tembakau. Kecamatan-kecamatan yang dikenal sebagai penyuplai tembakau di Lombok Timur antara lain: Kecamatan Sikur, Terara, Montong Gading sebagian Kecamatan Masbagik, Aikmel dan Kecamatan Suralaga.

b. Perikanan

Perkembangan kawasan perikanan ditandai dengan adanya kampung-kampung nelayan yang berkembang sepanjang atau berdekatan dengan daerah pantai. Kabupaten Lombok Timur yang sebagian wilayahnya adalah daerah pantai, maka terdapat beberapa wilayah perikanan.

Di wilayah Lombok Timur bagian timur yang berbatasan dengan Selat Alas dan Samudera Indonesia berkembang kawasan perikanan yang mencakup wilayah Kecamatan Pringgabaya dan Kecamatan Sambelia, sedangkan wilayah kecamatan pantai yang berada di Kabupaten Lombok Timur bagian selatan mencakup Kecamatan Labuhan Haji, kawasan perikanan yang dikenal berada di Desa Labuhan Haji dan Desa Suryawangi, Kecamatan Keruak mencakup Desa Tanjung Luar, Kecamatan Jerowaru kawasan perikanan yang terkenal berada di Desa Pemongkong.

Umumnya kawasan perikanan yang ada di Kabupaten Lombok Timur ditandai dengan adanya pasar ikan dan tempat pengeringan ikan. Lokasi pemasaran hasil ikan yang dominan di Lombok Timur bagian selatan berada di Desa Tanjung, Desa Labuhan Haji Kecamatan Labuhan Haji, berikutnya di Desa Rumbuk Kecamatan Sakra, sebagai imbas dari adanya kawasan

(21)

perikanan di Tanjung Luar. Pada kawasan perikanan yang memiliki tingkat produksi perikanan laut yang cukup tinggi seperti di Desa Tanjung Luar Kecamatan Keruak. Pada lokasi ini terdapat tempat pelelangan yang menyatu dengan tempat pengasapan dan pengeringan ikan.

Dalam pengembangannya kawasan perikanan yang ada di Lombok Timur terkendala dalam ketersediaan sarana dan prasarana pendukung perkembangan kawasan perikanan, seperti belum tersedianya tempat pelelangan ikan yang memadai, kalaupun tersedia maka terkait dengan pemeliharaan dan tingkat kebersihan dari lokasi yang ada.

Terkait dengan kawasan perikanan ini pada dasarnya Kabupaten Lombok Timur kaya dengan potensi perikanan, akan tetapi karena belum dikelola dengan maksimal, maka belum memberikan hasil optimal bagi peningkatan pendapatan masyarakat, khususnya nelayan.

c. Pariwisata

Kawasan wisata yang ada di Kabupaten Lombok Timur jika dikelompokkan dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu wisata alam pegunungan, wisata pantai dan wisata budaya. Wisata alam pegunungan mencakup obyek-obyek wisata berupa danau ataupun air terjun; wisata alam pantai, mencakup obyek-obyek wisata yang menyajikan keindahan pantai dan dasar lautnya, sedangkan wisata budaya adalah obyek wisata yang menyajikan daya tarik berupa aspek kultural yang berkembang dalam mayarakat, meliputi kampung tradisional, peninggalan budaya/artefak dan peninggalan budaya seperti makam atau istana kerajaan. Disamping itu terdapat pula daya tarik wisata berupa sentra-sentra kerajinan rakyat yang menyediakan berbagai souvenir dan cenderamata khas Lombok. Secara detail kawasan pariwisata yang ada di Kabupaten Lombok Timur dapat dipaparkan sebagai berikut:

1. Wisata Alam Pegunungan

a. Taman Nasional Gunung Rinjani Dan Segara Anak b. Obyek Wisata Otak Kokok

(22)

d. Obyek Wisata Tete Batu 2. Wisata Alam Pantai (Bahari)

Obyek wisata pantai di Lombok Timur dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu obyek wisata yang telah dikembangkan dan obyek wisata yang belum dikembangkan, artinya obyek wisata yang telah dikembangkan telah cukup dikenal oleh masyarakat dan tersedia fasilitas pendukung berupa penginapan, rumah makan dan dapat dijangkau oleh alat transportasi umum, sedangkan obyek wisata yang belum dikembangkan dapat diartikan bahwa obyek wisata ini masih alami, jarang dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun regional, tidak tersedia fasilitas yang memadai, belum dapat dijangkau oleh alat transportasi umum.

Berdasarkan kategori tersebut maka obyek wisata pantai yang ada di Kabupaten Lombok Timur dapat dipaparkan sebagai berikut:

a. Obyek Wisata Pulau Lampu dan Sekitarnya (Gili Petagan, Bidara, Kondo, Gili Kapal dan Gili Lendang Belo)

b. Gili Sulat Dan Gili Lawang c. Gili Meringke

d. Pantai Darmawangi e. PantaiKaliantan f. Pantai surga g. Pantai Cemara

h. Tanjung Ringgit (Pantai Pink, Gili Sunut)

i. Teluk Ekas dan Sekitarnya (Gili Inus dan Gili Areng) j. Teluk Serewe, dan lain-lain

3. Wisata Budaya

Jenis wisata budaya yang ada di Kabupaten Lombok Timur meliputi Makam dan kampung tradisional. Makam yang terkenal di Lombok Timur yang banyak dikunjungi oleh masyarakat adalah Makam Selaparang dan Makam Kenaot sedangkan kampung tradisional, yaitu Dusun Senanti dan Desa Sapit.

(23)

Selain berbagai jenis obyek wisata yang tersebar di wilayah Kabupaten Lombok Timur terdapat pula potensi wisata berupa sentra kerajinan rakyat yang tersebar secara merata di beberapa wilayah Kecamatan. Adapaun sentra-sentra kerajinan yang dominan dan cukup dikenal antara lain:

1. Sentra Kerajinan Gerabah 2. Sentra Kerajinan Kain Tenun

8. Aspek Demografi

a. Jumlah, Laju Pertumbuhan, Sebaran dan Kepadatan Penduduk

Pertumbuhan penduduk yang makin cepat, mendorong pertumbuhan aspek-aspek kehidupan yang meliputi aspek sosial, ekonomi, politik, kebudayaan, dan sebagainya. Perkembangan pendudukan di Kabupaten Lombok Timur selama ini menunjukkan peningkatan, dapat dilihat dari jumlah penduduk pada tahun 2008 sebanyak 1.081.630 jiwa, pada Tahun 2009 meningkat menjadi 1.096.165 jiwa dan terus meningkat hingga menjadi 1.116.745 jiwa pada tahun 2011. Jumlah penduduk Kabupaten Lombok Timur pada tahun 2012 sebanyak 1.123.488 jiwa yang terdiri dari laki-laki 519.898 (46,55%) jiwa perempuan 596.847 jiwa (53,45%). Sehingga laju pertumbuhan penduduk Lombok Timur selama periode 2008-2012 rata-rata sebesar 0,96%.

Dengan luas wilayah daratan 1.605,55 km2 Kabupaten Lombok Timur memiliki kepadatan penduduk sebesar 695,55 jiwa/km2 tahun 2012. Hal ini berarti ketersediaan ruang bagi penduduk di Kabupaten Lombok Timur semakin terbatas.

Tabel 4.2. Penduduk Kabupaten Lombok Timur Menurut Kecamatan Tahun 2012

No Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Keruak 23.516 25.934 49.090

2 Jerowaru 26.358 28.506 54.864

(24)

4 Sakra Barat 21.799 25.994 47.793 5 Sakra Timur 18.917 22.759 41.676 6 Terara 31.109 34.239 65.348 7 Montong Gading 18.955 22.863 41.818 8 Sikur 30.804 37.166 67.970 9 Masbagik 45.336 50.056 95.392 10 Peringgasela 23.337 27.480 50.817 11 Sukamulia 13.990 16.745 30.735 12 Suralaga 24.580 28.353 52.933 13 Selong 40.633 44.533 85.166 14 Labuhan Haji 25.324 28.496 53.820 15 Peringgabaya 42.974 48.428 91.402 16 Suela 17.349 20.546 37.895 17 Aikmel 43.295 50.943 94.238 18 Wanasaba 27.360 32.257 59.617 19 Sembalun 9.190 9.861 19.051 20 Sambelia 14.736 15.439 30.175 Total 524.126 599.362 1.123.488

Sumber: BPS Kab. Lotim 2013

b. Komposisi Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Lombok Timur pada Tahun 2012 sebesar 1.123.488 jiwa dengan komposisi menurut jenis kelamin 599.362 jiwa atau 53,35% adalah penduduk perempuan dan 524.126 jiwa atau 46,65% adalah penduduk laki-laki. Sedangkan menurut kelompok umur, sebagian besar adalah umur produktif degan komposisi sebesar 63,55% dan sisanya sejumlah 37,45 % adalah usia non produktif.Komposisi penduduk menurut umur terbesar adalah pada kelompok umur anak-anak 0-4 tahun dengan jumlah penduduk sebanyak 122.177, dan kelompok umur dengan jumlah terendah adalah kelompok umur 70-74 Tahun dengan jumlah 15.844 jiwa.

(25)

c. Ketenagakerjaan

Di Kabupaten Lombok Timur presentase penduduk 15 tahun ke atas yang bekerja menurut lapangan usaha, sebagian besar bekerja pada lapangan usaha pertanian dengan komposisi terbesar yaitu 39,6% disusul oleh lapangan usaha perdagangan sebesar 22,21% dan jasa sebesar 17,8%.

Tabel 4.3. Lapangan Pekerjaan Utama

No Lapangan Pekerjaan Utama Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Pertanian 43,16 35,21 39,60

2 Industri Pengolahan 8,77 15,17 11,63

3 Perdagangan 13,06 33,52 22,21

4 Jasa-jasa 20,16 14,76 17,80

Sumber: BPS Kab. Lotim 2013

d. Indeks Pembangunan Manusia

Keberhasilan pembangunan manusia baik fisik maupun non fisik pada dasarnya terlihat dari capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM mencakup 3(tiga) komponen dasar yang digunakan untuk menggambarkan upaya pembangunan manusia yakni indikator yang berkaitan dengan pengetahuan (pendidikan), peluang hidup (kesehatan) dan kehidupan yang layak (kemampuan daya beli/purchasing power parity). IPM Kabupaten Lombok Timur tercatat 63,93 (BPS Kabupaten Lotim Timur) pada tahun 2011 meningkat dari 62,68 pada tahun 2010.

9. Aspek Kesejahteraan Rakyat

a. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Dalam menggambarkan perkembangan perekonomian suatu daerah diperlukan ukuran yang mampu menjelaskan seberapa besar nilai tambah yang dihasilkan oleh proses pembangunan suatu wilayah sekaligus indikator kualitas/kemampuan daya beli masyarakat. Secara agregat perkembangan perekonomian bisa dilihat dari pertumbuhan ekonomi wilayah yang mampu

(26)

memberikan gambaran sejauh mana nilai tambah yang dihasilkan oleh pembangunan dapat meningkatkan ataupun menurunkan kemampuan ekonomi masyarakat dalam bentuk kemampuan daya belinya.

Salah satu indikator ekonomi makro untuk menggambarkan kondisi perekonomian suatu wilayah adalah data statistik PDRB dan turunannya meliputi volume total PDRB, pertumbuhan sektoral, pertumbuhan ekonomi maupun PDRB per kapita. Indikator ini berkaitan dengan kinerja ekonomi sektor riil. Sementara pemantauan terhadap sektor moneter dapat dilihat dari sejumlah indikator perbankan, seperti suku bunga kredit perbankan dan lain-lain.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), adalah ukuran kemampuan perekonomian/ekonomi daerah menghasilkan nilai tambah dari adanya aktifitas kegiatan ekonomi diseluruh sektor selama waktu satu tahun. Selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir memiliki trend pergerakan positif dengan capaian rata-rata sebesar 5,6%.

Tabel 4.4. PDRB Kabupaten Lombok Timur ADHK Tahun 2000 Periode 2009-2012 (Dalam juta rupiah)

No Lapangan Usaha 2009 2010 2011 2012 1 Pertanian 1.002.944,81 1.015.606,42 1.059.427,17 1.089.121,17 2 Pertambangan dan penggalian 131.963,11 142.719,29 149.345,62 161.985,34 3 Industri pengolahan 217.713,57 227.989,49 239.261,04 252.451,52

4 Listrik,gas dan air

bersih 7.168,56 7.740,23 7.783,69 8.343,11 5 Bangunan 252.087,39 272.155,29 299.455,57 325.968,67 6 Perdagangan,hotel dan restoran 559..619,66 605.172,02 658.348,56 712.519,80 7 Pengangkutan dan komunikasi 174.065,44 185.973,21 196.357,06 209.362,11 8 Keuangan,persewaa n dan jasa perusahaan 140.565,18 152.815,49 164.371,16 176.073,47 9 Jasa-jasa 321.114,50 361.375,94 377.344,80 386.078,08

Sumber: BPS Lombok Timur, 2012

Peranan sektor dalam pembentukan PDRB berbeda-beda menurut kapasitas dan skala kegiatan ekonomi pada sektor-sektor yang bersangkutan. Pemberdayaan sumber daya dan tingkat pemanfaatan membuat kemampuan

(27)

menciptakan nilai tambah pada sektor-sektor ekonomi tersebut tidak sama. Dengan demikian share sektor dalam perekonomian bersifat lebih permanen, namun dapat berubah sedemikian rupa melalui pendekatan pengembangan yang berhasil. Kontribusi masing-masing sektor terhadap PDRB tahun 2012 yaitu : sektor pertanian 33,87%, pertambangan dan penggalian 4,14%, industri pengolahan 5,7%, listrik, gas dan air bersih 0,33%, bangunan 9,61%, perdagangan, hotel dan restauran 19,59%, pengangkutan dan komunikasi 6,03%, keuangan, perseroan dan jasa perusahaan 5,46% dan jasa-jasa lainnya 15,27%.

Tabel 4.5. Distribusi Persentase PDRB Kab.Lombok Timur ADHK Tahun 2000 Periode 2008-2012 No Lapangan Usaha 2008 2009 2010 2011 2012 1 Pertanian 36,6 35,46 35,83 35,24 33,87 2 Pertambangan dan penggalian 4,58 4,67 4,07 4,04 4,14 3 Industri pengolahan 7,68 7,70 5,85 5,70 5,70 4 Listrik,gas dan air bersih 0,25 0,25 0,34 0,33 0,33

5 Bangunan 8,62 8,91 8,78 9,16 9,61 6 Perdagangan,hotel dan restoran 19,23 19,78 18,22 18,85 19,59 7 Pengangkutan dan komunikasi 6,16 6,15 6,43 6,12 6,03 8 Keuangan,persewaan dan jasa perusahaan 4,87 4,97 5,1 5,25 5,46 9 Jasa-jasa 12 12,11 15,38 15,31 15,27

Sumber: BPS Lombok Timur, 2012

Berdasarkan kondisi pertumbuhan PDRB masing-masing lapangan usaha dan kontribusinya terhadap pembentukan PDRB berdasarkan harga berlaku maupun konstan Kabupaten Lombok Timur, maka perkiraan Tahun 2014 pertumbuhan ekonomi Lombok Timur pada interval 5,5%-6,5%. Sehingga jika dibandingkan dengan angka pertumbuhan ekonomi nasional maka angka tersebut berada pada rentang interval pertumbuhan ekonomi nasional yang diperkirakan pada angka 6,4-6,9% (RKP Tahun 2014).

2. Pendapatan Perkapita

Komponen pendapatan menggambarkan konsumsi/pengeluaran riil per kapita berdasarkan paritas daya beli dalam rupiah. Dengan mengukur paritas

(28)

daya beli kita bisa melihat kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok serta memiliki kesempatan yang lebih jauh memenuhi kebutuhan lain diluar kebutuhan pangan. Komponen pendapatan yang diukur dengan Purchasing Power Parity (PPP) telah memperhitungkan perubahan harga pada setiap komoditas selanjutnya Purchasing Power Parity (PPP) ini akan memberikan deskripsi bagaimana tarap ekonomi dan akses hidup layak masyarakat.

Di Kabupaten Lombok Timur hasil perhitungan Purchasing Power Parity (PPP) berdasarkan 27 komoditas berada pada angka Rp. 625,27 ribu per kapita di Tahun 2011 meningkat dari Rp. 624,06 ribu per kapita pada tahun 2010. Artinya setiap tahunnya rata-rata rupiah yang dikeluarkan per kapita untuk memenuhi kebutuhan pokok masih berkisar pada kisaran Rp. 600 ribu per kapita termasuk pemenuhan kebutuhan konsumsi makanan dan non makanan.

b. Seni Budaya dan Olahraga

Seni tradsional dan budaya merupakan asset yang tak ternilai harganya, keduanya salang terkait satu sama lain dalam ikut memajukan daerah. Kesenian dan tradisional dan kebudayaan daeerah sama-sama memiliki andil besar dalam mendukung kemajuan pembangunan pariwisata dalam rangka meningkatkan pendapatan daerah.

Adapun jens kesenian yang ada di Kabupaten Lombok Timur, antara lain:

1. Kesenian Tradisional

1) Gendang Beleq: merupakan jenis kesenian yang cukup digemari oleh masyarakat terutama untuk mengiringi acara pernikan maupun sunatan. 2) Slober: adalah jenis musik tradisonal yang cukup tua di Pulau Lombok.

Alat-alat musiknya cukup unik dan sederhana yaitu terbuat dari epelapah enau yang ditup dengan nada tertentu sehingga menhasilkkan nada yang harmonis.

3) Memaos: adalah seni membaca lontar tentang hikayat dan cerita tentang sejarah Lombok maupun tata hidupo masyarakat Lombok. Kesenian memaos ini keberadaannya hamper punah karena semakin sedikit

(29)

generasi muda yang mampu membaca tulisan lontar sehingga kesenian ini perlu dilestarikan.

4) Tari Jangger: Merupakan tartian yang dilakukan oleh perempuan yang melantunkan tembang sasak dengan diiringi musik gamelan Lombok. Kesenian ini biasanya ditampilkan pada saat acara pernikahan, sunatan maupun acara-acara pemerintah maupun pada saat kunjungan tamu/wisatawan.

5) Wayang kulit: Merupakan jenis kesenian yang mulai memudar dan perlu dilestarikan. Kesenian wayang kulit cukup tersebar di wilayah Kabupaten Lombok Timur.

6) Tandang Mendet: merupakan tarian perang yang dimainkan oleh belasan penari berpakaian lengkap dengan membawa senjata berupa tombak tameng atau pedang dan diiringi dengan musik gendang beleq.

2. Budaya Daerah

1) Bau Nyale: Bau nyale adalah sebuah peristiwa dan tradisi yang sanagat melegenda dan mempunyai nilai sacral yang tinggi di masyarakat Sasak. Tradisi ini berawal dari kisah penolakan seoarang putri ketika dilamar oleh putra seorang raja. Akibat penolakan tersebut maka akan terjadi peperangan sehingga sang putri memilih untuk menceburkan diri ke laut lepas. Representasi dari sang putri tersebut oleh masyarakat dijelmakan dalam bentuk nyale. Nyale adalah sejenis hewan laut yang berkembang biak dengan bertelur. Bagi masyarakat Sasak nyale dipergunakan untuk berbagai keperluan baik untuk makanan maupun untuk kesuburan pertanian.

2) Rebo Bontong: Rebo Bontong mengandung arti “pemutus”. Merupakan rangkaian acara untuk menolak bala terutama dilakukan pada hari rabu minggu terakhir di bulan Syafar. Menurut keyakainan masyarakat hari Rebo bontong merupakan puncak terjadinya bala sehingga perlu dilakukan upacara pemutusan bala‟ pada hari dimaksud.

3) Sabuk Belo: merupakan benda budaya berupa sabuk sepanjang 25 meter yang merupakan warisan turun temurun masyarakat Lombok

(30)

khususnya yang ada di Desa Lenek Daya. Menurut kepercayaan masyarakat setempat Sabuk belo ini merupakan symbol ikatan persaudaraan, persahabatan, persatuan dan kesatuan serta kasih saying diantara mahluk yang merupakan ciptaan tuhan.

4) Upacara Perkawinan Sorong Serah Aji Krama : Adat perkawinan pada masyarakat Sasak Lombok Timur dikaitkan dengan upacara adat Sorong Serah Aji Krama yang merupakan rangkaian adat yang harus dilewati oleh sepasang mempelai sebagai bentuk penghormatan atas adat dan kebudayaan yang tinggi yang dimiliki oleh Masyarakat Lombok Timur khususnya dan masyarakat Pulau Lombok pada umumnya. Adapun rangkaian prosesi sorong serah adalah Mesejati, Selabar, Mengambil Wali, Mengambil janji, sorong serah, nyongkolan dan balik nampak.

3. Permainan Rakyat

1) Perisaian: Kesenian ini tidak lepas dari upacara ritual dan music yang membangkitkan semangat untuk berperang. Walaupun perkelahian cukup seru, tetapi di luar arena para pepadu tetap menjunjung nilai sportifitas dan tidak ada dendam dari sesama pepadu.

2) Begasingan: merupakan salah saty permainan yang mempunyai unsur seni dan olah raga. Permainan ini mencerminkan nuansa kemasyarakatan yang tetap berpegang kepada petunjuk dan aturtan yang brlaku di dalam permainana tersebut.

10. Aspek Pelayanan Umum a. Pendidikan

Dalam rangka meningkatkan SDM melalui bidang pendidikan, berbagai upaya telah kita lakukan untuk meningkatkan pemerataan kesempatan belajar bagi masyarakat dan meningkatkan mutu pendidikan pada semua jenjang, jalur dan jenis pendidikan. Upaya-upaya tersebut dilakukan karena pendidikan merupakan salah satu usaha yang sangat strategis untuk mengembangkan seluruh potensi peserta didik agar mampu menguasai ilmu

(31)

pengetahuan, teknologi dan seni, berahlak mulia, berbudi pekerti luhur, serta memiliki kesehatan jasmani dan rohani.

Kebijakan yang ditempuh dalam upaya meningkatkan perluasan dan pemerataan mutu pendidikan dan untuk memajukan olahraga adalah melalui program wajib pendidikan, kepemudaan dan olahraga diantaranya adalah: 1).Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), 2) Program Wajib Blejar Pendidikan Dasar 9 Tahun, 3) Program Pendidikan Menegah, 4) Program Pendidikan Non Formal, 6) Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, 7) Program Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, dan 8) Program Manajemen Pelayanan Pendidikan.

Pelaksanaan program ini diukur melalui indikator : peningkatan angka partisipasi kasar (APK), angka partisipasi murni (APM), angka drop out (DO), angka melanjutkan, tingkat kelulusan, dan nilai rata-rata Ujian Nasional (UN) untuk tingkat SD, SLTP dan SLTA.

b. Kesehatan

Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Permasalahan utama yang dihadapi dalam bidang kesehatan adalah tingginya disparitas status kesehatan antar tingkat sosial ekonomi, rendahnya kinerja pelayanan kesehatan, dan rendahnya kondisi kesehatan lingkungan. Dalam rangka meningkatkan status kesehatan masyarakat di Kabupaten Lombok Timur telah dilakukan berbagai upaya yang diarahkan untuk menekan angka kematian ibu melahirkan dan angka kematian bayi serta dapat meningkatkan umur harapan hidup di Kabupaten Lombok Timur.

Untuk mempercepat peningkatan status kesehatan masyarakat di Kabupaten Lombok Timur maka pemerintah telah mengambil kebijakan. Kebijakan yang diambil dalam rangka peningkatan status kesehatan di Kabupaten Lombok Timur adalah peningkatan perilaku dan kemandirian masyarakat, kesehatan lingkungan, upaya kesehatan, dan kerjasama lintas sektoral. Kebijakan ini akan dapat dicapai melalui program-program antara lain pelayanan kesehatan dasar, perbaikan gizi masyarakat. pemberantasan penyakit

(32)

menular, serta kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar. Adapun program dan kegiatan di bidang kesehatan yang hendak dicapai yaitu:

1. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan melalui kegiatan Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan.

2. Program Upaya Kesehatan Masyarakat dengan kegiatan antara lain Peningkatan Kesehatan Masyarakat, Peningkatan Pelayanan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan, Penyediaan biaya operasional & pemeliharaan Puskesmas dan Puskesmas Pembantu, Pelayanan dan pemeliharaan kesehatan Remaja, Pencegahan dan penaggulangan penyakit tidak menular, dan Pelayanan kesehatan haji.

3. Program Pengawasan Obat dan Makanan melalui kegiatan Peningkatan Pemberdayaan Konsumen/Masyarakat di Bidang Obat & Makanan dan Peningkatan pengawasan keamanan pangan dan bahan berbahaya.

4. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, diantara kegiatannya adalah Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat, Promosi kesehatan dalam peningkatan PHBS dan peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Upaya Kesehatan.

5. Program Perbaikan Gizi Masyarakat dengan kegiatan Pemberian Makanan Tambahan dan Vitamin, dan Kegiatan Penanggulangan KEP, AGB, GAKY dan KVA.

6. Program Pengembangan Lingkungan Sehat melalui kegiatan Penyuluhan dan sosialisasi kebijakan lingkungan sehat.

7. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular dengan kegiatan Penyemprotan/foging sarang nyamuk, Pelayanan vaksinasi bagi balita dan anak sekolah, Pelayanan Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan Pencegahan Penularan Penyakit Endemik / Epidemik. 8. Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin dengan kegiatan Pelayanan Pemeriksaan Mata/Pencegahan Kebutaan dan Operasi Bibir Sumbing, Penanggulangan ISPA, Jaminan Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin dan Jaminan Persalinan (Jampersal) Kesehatan Penduduk Miskin.

(33)

9. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan melalui kegiatan Kemitraan Peningkatan Kualitas Dokter dan Paramedis.

10. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita dan Lansia dengan kegiatan Pelayanan Pendidikan dan Pelatihan Perawatan kesehatan anak balita dan Pelayanan pemeliharaan kesehatan lansia.

11. Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak melalu kegiatan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak.

c. Infrastruktur

1. Jaringan Irigasi

Pembangunan pada sektor pengairan karena terbatasnya dana, maka lebih mengutamakan program operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi dalam rangka mendukung keberhasilan produksi tanaman pangan. Tugas dan tanggung jawab meliputi 125 daerah irigasi pedesaan yang tersebar pada 10 pengamat pengairan yang terbagi menjadi areal teknis 6.604,2 Ha dan 36.991 Ha semi teknis pada “wilayah kerja” Kabupaten Lombok Timur sehingga luas areal keseluruhan 43,595,2 Ha. Atas dasar kondisi tersebut maka sasaran yang ditetapkan dalam sektor pengairan adalah Tercapainya Pelayanan Prasarana Jaringan Irigasi yang Lebih Efisien dan Efektif Sesuai Pola Tanam dan Tata Tanam.

Untuk menunjang tercapainya peningkatan ketahanan pangan dan pengembangan agrobisnis dengan meningkatkan efektifitas dan produktivitas pengelolaan jaringan irigasi oleh perkumpulan petani pemakai air (P3A) dan pemerintah Kota yang dilaksanakan dengan prinsip partisipasi, pemberdayaan masyarakat, serta penyelenggaraan pemerintahan secara transparan maka kebijakan yang diambil adalah mengembangkan dan menyelenggarakan sistem irigasi yang terpadu dan berkelanjutan. Kebijakan tersebut didukung dengan program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi.

(34)

Tingkat pencapaian standar pelayanan minimal (SPM) atau indikator kinerja urusan pekerjaan umum di Kabupaten Lombok Timur Tahun 2008-2012 secara umum dapat terlihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.6. Capaian Indikator Kinerja Jaringan Irigasi

Indikator Kinerja

Sasaran/Program Satuan

Realisasi (Tahun)

2008 2009 2010 2011 2012

a. Terpelihara dan meningkatnya infrastruktur irigasi

Lokasi 104 75 65 230 74

b. Terpeliharanya embung rakyat Buah 15 13 30 83 7

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kab. Lotim, 2008-2012 2. Jaringan Jalan

Pembangunan pada sektor transportasi khususnya jalan dan jembatan ditangani melalui program pemeliharaan untuk jalan yang mengalami kerusakan antara 20 – 50 % sedangkan untuk kerusakan antara 50 – 100 % akan ditangani melalui program peningkatan jalan dan jembatan. Pelaksanaan program tersebut tidak lepas dari aspirasi yang kuat dari masyarakat.

Berdasarkan kondisi tersebut maka Pemerintah Daerah menetapkan sasaran pembangunan pada sektor transportasi berupa tercapainya kondisi jalan mantap. Sasaran tersebut didukung dengan kebijakan memelihara/mempertahankan (meningkatkan kondisi) jalan dan jembatan yang diprogramkan melalui rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan serta pembangunan/peningkatan jalan dan jembatan.

Adapun indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran beserta target dan realisasinya terinci dalam tabel berikut:

Tabel 4.7. Capaian Indikator Kinerja Jaringan Jalan

Indikator Kinerja

Sasaran/Program Satuan

Realisasi (Tahun)

2008 2009 2010 2011 2012

a. Panjang jalan yang ditangani (rehab dan pemeliharaan rutin)

Km 117.798 129.745 215.513 181.515 47.12

(35)

3. Perumahan

Secara umum kondisi prasarana dasar permukiman dan perumahan baik dari segi kuantitas maupun kualitas memang perlu ditingkatkan. Peningkatan kualitas dimaksud dalam jangka pendek seyogyanya diarahkan untuk mengoptimalkan fungsinya dalam memenuhi ataupun melayani masyarakat terutama yang berkaitan langsung dengan aktifitas ekonomi masyarakat seperti fasilitas air bersih, saluran drainase, jalan lingkungan, jalan setapak, penataan permukiman kota dan desa.

Sementara itu untuk mewujudkan Kabupaten Lombok Timur yang indah dan rapi maka dipandang perlu untuk pandangan jauh kedepan sehingga dapat memprediksi dan memproyeksi kemana suatu organisasi harus diarahkan oleh karena itu perlu dilakukan perencanaan, penataan dan perancangan Kabupaten Lombok Timur.

Terkait dengan rumah tidak layak huni Kabupaten Lombok Timur sampai dengan tahun 2013 yang belum ditangani sebanyak 57.128 unit dengan perincian per kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.8. Rumah Tidak Layak Huni Kab. Lombok Timur Tahun 2013

No Kecamatan Jumlah Rumah Tidak Layak

Huni (Unit) 1 Keruak 2.190 2 Jerowaru 5.266 3 Sakra 1.602 4 Sakra Barat 2.433 5 Sakra Timur 3.900 6 Terara 3.436 7 Montong Gading 4.114 8 Sikur 4.012 9 Masbagik 2.187 10 Pringgasela 1.377 11 Sukamulia 1.046 12 Suralaga 1.054 13 Selong 2.493 14 Labuhan Haji 2.436 15 Pringgabaya 5.668 16 Suela 2.590 17 Aikmel 2.654 18 Wanasaba 4.359

(36)

19 Sembalun 1.122

20 Sambelia 3.189

Sumber: BPMPD Kabupaten Lombok Timur, 2013

d. Ketenagakerjaan

Penanganan masalah ketenagakerjaan diselenggarakan oleh Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Lombok Timur. Pemerintah menempatkan penciptaan kesempatan kerja sebagai salah satu sasaran pokok untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Strategi pembangunan ketenagakerjaan sebagai bagian strategi pembangunan masyarakat Lombok Timur yang merupakan langkah terencana dalam mengatasi kondisi tenaga kerja dan daya saingnya, mengarah pada meningkatnyapenempatan tenaga kerja trampil yang produktif, mandiri, dinamis, kreatif, dan berdaya sosial terhadap globalisasi disertai perkembangan wilayah.

Melihat potensi geografis Kabupaten Lombok Timur secara ekonomis yang merupakan bagian dari Provinsi NTB yang mempunyai ciri khusus yang dapat menjamin kehidupan dan kesejahteraan masyarakat apabila dapat dimanfaatkan dengan baik, disisi lain penduduk usia kerja (tenaga kerja) kurang memiliki etos kerja dan ketrampilan yang memadai untuk memanfaatkan potensi alam yang tersedia sehingga tidak menimbulkan kesempatan kerja produktif dalam jumlah yang cukup.

Kebijakan yang ditempuh dalam mengatasi masalah ketenagakerjaan dan transmigrasi adalah dengan memprioritaskan berbagai program diantaranya adalah a) peningkatan kualitas dan produktifitas tenaga kerja; b) peningkatan perluasan dan kesempatan kerja; dan c) perlindungan dan pengembangan lembaga ketenagakerjaan.

Program tersebut diharapkan dapat menggugah kesadaran, pengertian dan semangat tenaga kerja untuk menjadi pelaku diseluruh kegiatan ekonomi formal maupun ekonomi masyarakat. Ketiga program tersebut oleh pemerintah hendaknya bisa menjadi produk unggulan spesifik Dinas yang menangani masalah ketenagakerjaan baik di Kecamatan maupun ditingkat Kota.

(37)

Keberhasilan pencapaian sasaran dapat dilihat dari pencapaian indikator sasaran sebagaimana diuraikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.9. Capaian Indikator Kinerja Urusan Ketenagakerjaan

No Indicator Kinerja Sasaran/Program Satuan Realisasi (Tahun) 2008 2009 2010 2011 2012 1. Meningkatnya keterampilan bagi pencari kerja Orang 240 306 340 280 324 2. Meningkatnya informasi bursa kerja Desa 119 119 180 212 254 3. Meningkatnya penempatan kerja keluar negeri Orang 18.314 19843 20.287 22.005 14.92 5 4. Meningkatnya kesempatan kerja melalui usaha mandiri Kelompok 5 30 20 30 20 5. Menurunnya jumlah masalah ketenagakerjaan % 12 15 17 20 14 6. Meningkatnya

tenaga kerja yang terserap pada lapangan kerja industri

Orang 40 75 125 126 140

Sumber: Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Lotim, 2008-2012 e. Investasi

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberikan kewenangan yang luas bagi setiap daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah menurut azas otonomi dan tugas pembantuan, dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan, dan kekhususan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pelimpahan wewenang tersebut diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat antara lain melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan daya saing daerah. Hal ini mengandung konsekuensi logis pada tatanan tanggung jawab menggali segenap potensi daerah untuk meningkatkan akselerasi pembangunan disegala bidang bagi percepatan terwujudnya kesejahteraan masyarakat tersebut.

(38)

Kesejahteraan ekonomi dapat terwujud melalui pembangunan bidang ekonomi yang nota bane keberhasilannya sangat dipengaruhi oleh sejauhmana tingkat pemanfaatan atau ekploitasi sumber daya ekonomi yang tersedia. Dalam hal ini permasalahan yang dihadapi adalah optimalisasi pemanfaatan sumber daya relatif tidak / belum dapat diwujudkan karena berbagai hambatan atau keterbatasan menyangkut maintenance pembiayaan eksploitasi, terbatasnya kemampuan inovasi/perluasan skala usaha dari para pelaku kegiatan yang ada.

Sasaran yang ingin dicapai dalam mengembangkan ekonomi masyarakat melalui pemanfaatan sumberdaya secara produktif dan berkelanjutan adalah terwujudnya peningkatan jumlah dan jenis investasi.

Peningkatan daya saing investasi dan pelayanan prima merupakan kebijakan yang ditempuh dalam rangka pencapaian sasaran tersebut. Kebijakan tersebut didukung melalui program utama, yaitu:1 ) Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi ; 2 ) Peningkatan iklim dan realisasi Investasi.

Kegiatan untuk mendukung program penanaman modal di Kabupaten Lombok Timur adalah sebagai berikut :

1) Pengembangan potensi unggulan daerah 2) Expo/Pameran investasi daerah

3) Pemutakhiran data realisasi investasi di Kabupaten Lombok Timur Indikator yang digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan pencapaian sasaran tersebut adalah jumlah perusahaan, bidang usaha dan lokasi kegiatan usaha berdasarkan registrasi ijin prinsip penanaman modal yang dikeluarkan sampai dengan tahun 2012. Realisasi pencapaian dari target yang telah ditetapkan pada masing-masing indikator tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 4.10. Capaian Indikator Kinerja Urusan Penanaman Modal

N o

Nama Perusahaan Bidang Usaha Lokasi Nilai Investasi

1. PT. Agrindo Nusantara SP No. 11/24/I/PMA/2000

Agrobisnis Ds. Sajang Kec.

Sembalun US$ 5.960.100 2. PT. Indonesia Tenggara Marine SP No. 02/24/PMDN/2000 Pelayaran Labuhan Lombok Kec. Pringabaya Rp 250.100.100 3. PT. Hot Planet SP No. 111/I/PMA/2005

Cottage Lendang Terak,

Sungkun Kec.

(39)

Jerowaru 4. PT. Lombok Saka

SP No.

567/I/IP/PMA/2011

Cottage Bloam, Sekaroh

Kec. Jerowaru

US$ 3.000.000

5. PT. Autore Pearl Culture SP No.334/I/Perikanan/2007 Mutiara Sekaroh, Tj. Ringgit Kec. Jerowaru US$ 2.600.100

6. PT.New Word Energi SP No. 86/K1/I/PMA/2007 Perkebunan Jarak Kimia Dasar Organik Menanga Baris Kec.Pringgabay a US$ 2.000.000

7. PT. Eco Solutions Lombok SP No.

01727/I/PPM/PMA/2012

Hotel Tangsi, Tanjung

Ringgit Kec. Jerowaru

US$ 3.098.000

Sumber: Badan LH dan Penanaman Modal Kab. Lotim, 2013

f. Ketahanan Pangan

Sasaran utama yang ingin dicapai dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani adalah meningkatkan produksi dan mutu hasil pertanian tanaman pangan dan hortikultura serta mengembangkan usaha tani yang berwawasan agribisnis. Berdasarkan sasaran tersebut Pemerintah Kabupaten Lombok Timur telah menetapkan kebijakan Mengembangkan dan Memantapkan Ketahanan Pangan yang berbasis pada keragaman sumber bahan pangan dalam rangka menjamin ketersediaan pangan dan nutrisi dalam jumlah dan mutu yang cukup didukung dengan program yang sistematis dan terarah.

Disamping itu untuk menjawab tuntutan peningkatan kesejahteraan masyarakat khususnya petani, hal yang paling besar peluangnya untuk dikembangkan adalah beberapa komoditas yang merupakan komoditas unggulan daerah Kabupaten Lombok Timur yaitu komoditi Jagung, Cabe dan Pisang. Komoditas tersebut memiliki keunggulan komparatif serta peluang pasar yang cukup besar. Oleh karena itu ketiga komoditas tersebut memerlukan perhatian yang lebih besar melalui upaya pengembangan berkelanjutan sampai pada tingkat luasan skala ekonomi serta penyediaan sarana prasarana pengolahan dan pemasaran/kemitraan. Disamping itu perlu juga dilakukan pemberdayaan petani dan penguatan kelembagaannya guna memperkuat posisi tawar petani serta meningkatkan upaya pengenalan produk petani melalui berbagai event (Pameran dan Expo Agribisnis), sehingga terintegrasi antara On-Farm dan Off-Farm.

(40)

Pengembangan pertanian dan peternakan di Kabupaten Lombok Timur dengan memperhatikan daya dukung alamnya yang cukup potensial merupakan upaya menjamin ketersediaan pangan dan ternak secara berkelanjutan baik kualitas maupun kuantitas. Hal tersebut dapat dicapai melalui pengembangan pertanian dan peternakan yang tangguh, maju dan efisien yang berwawasan agribisnis dan berbasis sumber daya lokal serta menerapkan tehnologi tepat guna.

Kebijakan yang telah ditempuh agar pelaksanaan pengembangan pertanian dan peternakan yang mantap dapat dicapai dengan optimal adalah peningkatan kesejahteraan petani, peningkatan ketahanan pangan, peningkatan produksi hasil pertanian dan peternakan, pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak disertai peningkatan pelayanan kesehatan hewan dan peningkatan pemasaran hasil produksihewan. Kebijakan tersebut didukung oleh kegiatan pengembangan kemampuan kelembagaan petani, penyediaan sarana produksi pertanian, Pengembagan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura, Pemeliharaan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit menular ternak, Pendistribusian bibit ternak unggul kepada masyarakat dan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pasar Produksi Hasil Peternakan.

g. Perdagangan dan Industri

Untuk meningkatkan kegiatan usaha perdagangan/pengusaha kecil menengah telah dilakukan berbagai upaya pembinaan diantaranya adalah pengembangan sektor perdagangan.

Kebijakan yang ditempuh dalam upaya meningkatkan kegiatan usaha perdagangan kecil menengah adalah : mengembangkan usaha perdagangan sebagai usaha unggulan yang tumbuh dan berkembang menjadi usaha yang sehat dan effisien, tangguh dan mandiri antara lain melalui layanan kemudahan pemberian fasilitas perijinan (SIUP/TDP), penyelenggaraan temu usaha khusus bagi penyalur BBMT, pemberian stimulan kepada para pedagang kaki lima dan asongan dalam bentuk tenda dagang serta mengikutsertakan pada even pameran/promosi.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan data yang diperoleh melalui hasil observasi dan wawancara maka dapat disimpulkan bahwa perencanaan sarana prasarana di sekolah kepala sekolah

Dari hasil penelitian terkait sarana dan prasarana, peneliti telah melakukan crosschek terhadap sarana dan prasarana yang tersedia untuk perencanaan dan

Berdasarkan indikator-indikator dari bukti langsung yang meliputi fasilitas, sarana dan prasarana, perlengkapan, serta

“ada bantuan dari PT PLN Persero Unit Induk Tanjung Jati B yang membantu di komunitas kita, baik dari pelatihan, sarana prasarana kadang juga membeli produk yang kita

Hal ini terkait dengan daerah mereka yang masih pedesaan dan akses sarana dan prasarana yang belum bagus seperti yang dikatakan oleh bapak Surojo,” warung pada waktu

Dalam perencanaan pengadaan sarana dan prasarana di MTsN Pucanglaban Tulungagung dan MTsN Bandung Tulungagung, melaksakannya sesuai aturan Karena apa-apa saja

perencanaan koleksi bahan pustaka, pengadaan sarana dan prasarana, maupun perencanaan pelayanan. Hal ini dilakukan untuk memberikan kepuasan bagi para anggotanya agar

1) Menginventarisasi kebutuhan sarana, prasarana, fasilitas umum, fasilitas sosial RUSUNAWA. 2) Mengadakan sarana dan prasarana fasilitas umum dan fasilitas lainnya