• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemasangan lapis resap pengikat dan lapis perekat

Dalam dokumen PU.manual Perkerasan Aspal Campuran Panas (Halaman 159-162)

r(1 + m) dengan pengertian :

9 Penghamparan dan pemadatan campuran aspal panas .1 Umum

9.2 Persiapan sebelum penghamparan .1 Kesiapan permukaan.1 Kesiapan permukaan

9.2.2 Pemasangan lapis resap pengikat dan lapis perekat

Lapis resap pengikat (prime coats) adalah lapisan ikat yang diletakkan di atas lapis pondasi agregat, sedangkan lapis perekat (tack coats) diletakkan di atas lapis beraspal atau lapis beton semen. Pemasangan lapis resap pengikat atau lapis perekat dilaksanakan setelah permukaaan lama dibersihkan dengan compressor udara atau sikat mekanis sehingga mosaik atau tekstur perkerasan lama terlihat jelas. Tidak diijinkan adanya kotoran atau gumpalan lempung.

a) Lapis resap pengikat (prime coats)

Kegunaan dari lapis resap pengikat adalah untuk :

- Memberi daya ikat antara lapis pondasi agregat dengan campuran beraspal - Mencegah lepasnya butiran lapis pondasi agregat jika dilewati kendaraan

(sebelum dilapis dengan campuran beraspal)

- Menjaga lapis pondasi agregat dari pengaruh cuaca, khususnya hujan. Sehingga air tidak masuk ke dalam lapis pondasi agregat yang jika terjadi dapat menyebabkan kerusakan struktur.

Bahan lapis resap pengikat umumnya adalah aspal keras pen 80/100 atau pen 60/70 yang dicairkan dengan minyak tanah. Perbandingan yang dipakai terdiri dari 80 bagian minyak tanah per 100 bagian aspal semen (80 pph-kurang lebih ekivalen dengan viskositas aspal cutback jenis MC-30). Kuantitas yang digunakan berkisar antara 0,4 sampai dengan 1,3 liter / m2 untuk lapis pondasi agregat kelas A dan 0,2 sampai 1 liter / m 2 untuk pondasi tanah semen. Kuantitas pasti pemakaian lapis resap pengikat tergantung pada bahan aspal, bahan lapis pondasi dan kondisi lingkungan (cuaca, angin, kelembaban). Setelah pengeringan selama waktu 4 hingga 6 jam, bahan pengikat harus telah meresap kedalam lapis pondasi, meninggalkan sebagaian bahan pengikat pada permukaan sehingga permukaan terlihat berwarna hitam secara merata dan tidak porous.

Lapis resap pengikat yang berlebih dapat mengakibatkan pelelehan (bleeding) dan menjadi bidang geser (slip plane), untuk itu pada daerah yang berlebih ditabur dengan pasir dan dibiarkan agar pasir tersebut diselimuti aspal. Sebelum penghamparan campuran beraspal dimulai, maka pasir yang telah dilekati aspal tersebut dibuang.

b) Lapis perekat (tack coats)

Lapis perekat mempunyai kegunaan memberi daya ikat antara lapis lama dengan baru, dan dipasang pada permukaan beraspal atau beton semen yang kering dan bersih. Jika daya ikat yang dihasilkan tidak baik, akan menyebabkan terjadinya pergeseran atau slip. Lapis beraspal yang baru akan menjadi sungkur (shoved) searah pergerakan lalu-lintas, terutama pada daerah-daerah tanjakan/turunan atau lokasi-lokasi perlambatan/percepatan.

Bahan lapis perekat adalah aspal emulsi yang cepat mantap atau aspal keras pen 80/100 atai pen 60/70 yang dicairkan dengan 25 sampai 30 bagian minyak tanah per 100 bagian aspal. Kuantitas yang digunakan sangat tergantung pada jenis aspal yang dipakai, kondisi permukaan lapisan lama, dan kondisi lingkungan. Pemakaian lapis perekat umumnya berkisar 0,15 liter / m2 sampai 0,50 liter / m2. Pada perkerasan dengan tekstur kasar seperti hasil garukan (milling), maka kuantitas tack coat relatif lebih banyak dibanding pada permukaan dengan tekstur halus. Jenis aspal yang menggunakan bahan pengencer lebih banyak memerlukan kuantitas penyemprotan yang relatif lebih banyak, agar kuantitas aspal yang melekat pada perkerasan jumlahnya relatif sama.

Daya ikat antar lapisan lama dengan yang baru ditentukan oleh kuantitas dan kualitas aspal yang melekat pada perkerasan lama. Kuantitas aspal yang kurang dapat menyebabkan pergeseran / slip antar lapisan, dan sebaliknya jika terlalu banyak dapat menyebabkan pelelehan / bleeding. Jika digunakan aspal emulsi maka lapis perekat akan berwarna coklat karena mengandung aspal dengan air. Pada tahap berikutnya warnanya akan berubah dari coklat ke hitam sejalan dengan menguapnya kandungan air. Waktu yang diperlukan untuk menguapkan seluruh kandungan air tersebut antara 1 sampai 2 jam, tergantung dari beberapa hal, yaitu jenis aspal emulsi yang digunakan, kuantitasnya, temperatur permukaan beraspal, dan kondisi lingkungan.

Banyak pendapat yang berbeda mengenai kapan penghamparan campuran beraspal dapat dilakukan. Kebanyakan pendapat yang ada menyatakan penghamparan campuran beraspal dapat dilakukan segera, meskipun proses pengeringan belum sepenuhnya selesai (warna aspal emulsi belum hitam seluruhnya). Hal yang perlu diperhatikan adalah jika lapis perekat masih basah dan dilewati kendaraan (mis. dump truck pengangkut campuran beraspal) maka lapisan lapis perekat tersebut akan melekat pada roda kendaraan yang menyebabkan tidak seragamnya lapisan lapis perekat. Sementara jika menggunakan aspal cutback yang dicampur dengan minyak tanah, pengeringan akan terjadi dengan cepat sehingga penghamparan dapat dilakukan dengan segera. Hal yang perlu diperhatikan adalah kandungan bahan pelarut seperti minyak tanah jangan terlalu berlebih, karena minyak tanah dapat merusak campuran beraspal.

Dalam persyaratan spesifikasi dinyatakan bahwa, lapis perekat dipasang hanya sebentar sebelum pemasangan campuran beraspal, agar lapis perekat tidak kehilangan kelengketannya akibat dari oksidasi, debu yang tertiup, dan lainnya.

Pemasangan lapis perekat kadang-kadang tidak perlu dilakukan jika campuran beraspal diletakkan pada campuran beraspal yang masih baru (dipasang baru beberapa waktu), selama permukaanya tidak kotor atau berdebu. Jika dianggap perlu dapat digunakan kuantitas yang minimal atau setengahnya.

c) Pemasangan dengan aspal distributor-batang penyemprot

Untuk memperoleh hasil yang merata sebaiknya pemasangan lapis resap pengikat dan lapis perekat menggunakan asphalt distributor-batang penyemprot. Aspal distributor adalah truk atau kendaraan lain yang dilengkapi dengan tangki aspal, pompa, dan batang penyemprot. Tipikal aspal distributor diperlihatkan pada Gambar 74.

Gambar 74 Tipikal skema aspal distributor

Umumnya truk dilengkapi juga dengan pemanas untuk menjaga temperatur aspal, dan juga penyemprot tangan (hand sprayer). Hand sprayer digunakan untuk daerah-daerah yang sulit dicapai dengan batang penyemprot. Unit pemanas tidak difungsikan jika meggunakan aspal emulsi. Pompa sirkulasi berfungsi untuk menjaga sirkulasi aspal agar aspal tidak mengeras atau mengendap dan menutup lubang batang penyemprot.

Sebelum pemakaian aspal distributor harus disesuaikan/dikalibrasi terlebih dahulu (sudut nosel, ketinggian, dan kecepatan kendaraan) sehingga diperoleh ketebalan yang sesuai dengan persyaratan. Seluruh nosel pada distributor harus terbuka dan berfungsi dengan sudut sekitar 15 - 30o terhadap sumbu horisontal. Ketinggian batang penyemprot diatur sedemikian rupa disesuaikan dengan jarak nosel, agar diperoleh penyemprotan yang tumpang tindih (overlap) 2 atau 3 kali. Penyimpangan kerataan penyemprotan disyaratkan tidak lebih dari 15 %. Penyemprotan yang tumpang tindih (overlap) diilustrasikan pada Gambar 75.

Jika terpaksa harus digunakan penyemprot tangan (hand sprayer) maka penyemprotan diarahkan agak keatas agar diperoleh penyemprotan yang merata (overlap 2 atau 3 kali) dan dengan kecepatan pergerakan yang konstan.

T ip e da n G rad e Asp a l T e mp eratur p e n yemprotan F C S S -1 SS -1 h C S S-1 CS S -1 h M C -3 0 M C -7 7 0 - 1 6 0 7 0 - 1 6 0 8 5 + 1 20 + 2 0 - 7 0 2 0 - 7 0 3 0 + 5 0 + 7 5 + Kurang tinggi, semprotan tidak overlap

h Ketiggian cukup, semprotan overlap 2 kali

3/2 h Ketinggian cukup, semprotan overlap 3 kali

Gambar 75 Overlap pada penyemprotan

Lapis resap pengikat dan lapis perekat harus dipanaskan pada temperatur yang sesuai sehingga viskositas/kekentalan aspal yang dihasilkan dapat memberikan hasil penyemprotan yang merata.

Tabel 23 Temperatur penyemprotan lapis resap pengikat/lapis perekat

Sumber : The Asphalt Institute, 1983

Untuk menguji keseragaman dan kuantitas pekerjaan lapis resap pengikat dan lapis perekat dapat dilakukan dengan cara meletakkan karton persegi empat yang telah diketahui beratnya. Karton diletakkan di atas permukaan dan kemudian dilewati oleh asphalt distributor. Berat karton dengan aspal (kondisi kering) dikurangi berat karton semula merupakan berat lapis resap pengikat atau lapis perekat per m2 (jika luas karton 1 m2). Kuantitas pemakaian juga dapat diukur dengan melihat volume aspal dalam tangki aspal distributor yang telah terpakai dan luas perkerasan yang telah disemprot.

Dalam dokumen PU.manual Perkerasan Aspal Campuran Panas (Halaman 159-162)