• Tidak ada hasil yang ditemukan

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Hias

2.1.5 Pemasaran dalam Sistem Agribisnis

Tanaman hias merupakan salah satu komoditi hortikultura yang masih berada dalam ruang lingkup agribisnis yang mempunyai nilai tambah dan dapat dijadikan nilai alternatif bisnis. Sistem agribisnis tanaman hias merupakan keseluruhan mata rantai pengadaan dan penyaluran sarana produksi pertanian, produksi, pengolahan, dan pemasaran komoditi tanaman hias yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

Menurut Direktur Jenderal Hortikultura, pembangunan sistem agribisnis hortikultura (termasuk tanaman hias) terdiri dari lima sub-sistem, yaitu3:

_______________

1. Sub-sistem agribisnis hulu (up-stream agribusineess)

yaitu industri yang menghasilkan barang-barang modal bagi pertanian hortikultura yang meliputi industri pembenihan atau pembibitan, industri agrokimia (pupuk, pestisida), industri mesin, industri peralatan, dan ondustri pendukungnya.

2. Sub-sistem usahatani (on-farm agribusineess)

yaitu kegiatan produksi yang menggunakan barang-barang modal dan sumberdaya dan alam untuk menghasilkan produk hortikultura primer.

3. Sub-sistem pengolahan (up-stream agribusineess)

yaitu industri yang mengolah komoditas hortikultura primer menjadi produk olahan baik produk antara (intermediate product) maupun produk akhir (finish product). Termasuk didalamnya industri makanan dan industri minuman buah-buahan yang berbasis komoditi hortikultura (sirup, dodol, selai nanas, buah atau sayur canning), industri biofarma, dan industri agrowisata.

4. Sub-sistem pemasaran

yaitu kegiatan untuk memperlancar pemasaran komoditas hortikultura baik segar maupun olahan di dalam dan di luar negeri. Kegiatan ini juga meliputi kegiatan distribusi untuk memperlancar arus komoditi dari sentra produksi ke sentra konsumsi, promosi, informasi pasar, serta intelijen pasar (market intelligence).

5. Sub-sistem jasa

yaitu menyediakan jasa bagi sub-sistem agribisnis hulu, sub-sistem usahatani, dan sub-sistem agribisnis hilir. Jasa yang termasuk ke dalam sub-sistem ini adalah penelitian dan pengembangan, perkreditan dan asuransi, transportasi

dan dukungan kebijaksanaan pemerintah (mikro ekonomi, tata ruang, makro ekonomi).

Kegiatan pemasaran dalam agribisnis mencakup semua kegiatan yang berkaitan dengan usaha memasarkan produk, termasuk juga jalur pemasaran atau tataniaga yang harus dilaluinya. Sebelum sampai ke tangan konsumen, produk dari usahatani tanaman hias hampir selalu melalui perantara. Jalur produk dari produsen dengan atau tanpa melalui perantara hingga sampai kepada konsumen dikenal dengan istilah jalur pemasaran atau jalur tataniaga. Di Indonesia pada umumnya jalur tataniaga terdiri dari petani, pedagang pengumpul atau tengkulak, pedagang eceran, dan sampai ke konsumen untuk komoditas tanaman hias (Rahardi, dkk, 1997).

Akhir-akhir ini permintaan akan tanaman hias semakin meningkat. Hal ini disebabkan antara lain oleh (Bunasor dalam Tinambunan, 2005) :

a. pertambahan penduduk kota dengan kecenderungan terjadinya peningkatan pendapatan,

b. pembangunan komplek-komplek perumahan, perkantoran, perhotelan, restoran, dan apartemen atau kondominium,

c. perubahan selera dan gaya hidup masyarakat.

2.2 Efektivitas

Pada dasarnya pengertian efektivitas yang umum menunjukkan pada taraf tercapainya hasil. Pengertian ini sering atau senantiasa dikaitkan dengan pengertian efisien, meskipun sebenarnya ada perbedaan diantara keduanya. Efektivitas menekankan pada hasil yang dicapai, sedangkan efisiensi lebih melihat

pada bagaimana cara mencapai hasil yang dicapai itu dengan membandingkan antara input dan output-nya. Kata kunci efektivitas adalah efektif, karena pada akhirnya keberhasilan perusahaan diukur dengan konsep efektivitas. Arti dari efektif maupun efisien terdapat beberapa pendapat.

Menurut Barnard (1982), arti efektif dan efisien adalah sebagai berikut bila suatu tujuan tertentu akhirnya dapat dicapai, kita boleh mengatakan bahwa kegiatan tersebut adalah efektif. Tetapi apabila akibat-akibat yang tidak dicari dari kegiatan mempunyai nilai yang lebih penting dibandingkan dengan hasil yang dicapai, sehingga mengakibatkan ketidakpuasan, walaupun efektif, hal ini disebut tidak efisien. Sebaliknya bila akibat yang tidak dicari-cari, tidak penting atau dianggap remeh, maka kegiatan tersebut efisien. Dalam bahasa dan kalimat yang mudah hal tersebut dapat dijelaskan bahwa efektivitas dari kelompok (organisasi perusahaan) adalah bila tujuan kelompok tersebut dapat dicapai sesuai dengan kebutuhan yang direncanakan. Sedangkan efisien berkaitan dengan jumlah pengorbanan yang dikeluarkan dalam upaya mencapai tujuan, terlepas apakah efektif atau tidak. Apabila pengorbanannya dianggap terlalu besar, maka dapat dikatakan tidak efisien.

Menurut Peter Drucker6, efektivitas berarti sejauh mana kita mencapai sasaran dan efisiensi berarti bagaimana kita mencampur sumberdaya secara cermat. Efisien tetapi tidak efektif berarti baik dalam memanfaatkan sumberdaya (input), tetapi tidak mencapai sasaran. Sebaliknya, efektif tetapi tidak efisien berarti dalam mencapai sasaran menggunakan sumber daya berlebihan atau dikatakan ekonomi biaya tinggi. Keadaan terparah adalah ketika tidak efisien dan

__________________

6

juga tidak efektif, artinya ada pemborosan sumber daya tanpa mencapai sasaran. Pengertian efektivitas mempunyai arti yang berbeda bagi setiap orang, tergantung kepada kerangka acuan yang dipakainya. Seorang ahli ekonomi empunyai persepsi bahwa efektivitas organisasi akan semakna dengan keuntungan atau laba. Bagi instansi pemerintah, efektivitas organisasi semakna dengan program yang mempunyai pengaruh besar dengan kepentingan masyarakat banyak baik politik, ekonomi dan sebagainya. Dari pengertian sebelumnya, maka pada umumnya efektivitas tersebut memberikan batasan dari segi hasil yang dicapai dari suatu kegiatan tertentu tanpa memperhatikan segi sumber yang digunakan. Dengan perkataan lain bahwa efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau arah yang tepat dalam pencapaian tujuan. Pada saat sekarang, pengertian efektif sering diidentikkan dengan tepat guna.

2.3 Komunikasi

Komunikasi (communication) merupakan suatu kegiatan yang menjadikan suatu ide menjadi milik bersama, terutama dari segi mempengaruhi dan memperoleh dukungan terhadap gagasan atau idea yang disarankan karenanya selalu ada (Phil, dkk dalam Bahukeling, 2003). Sedangkan menurut Himstreet dan Bary dalam Purwanto (2003), komunikasi adalah proses pertukaran informasi antar individu melalui suatu sistem yang biasa (lazim) baik dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku atau tindakan.

Elemen-elemen dalam proses komunikasi (Kotler, 2005) :

 Pihak utama dalam komunikasi : pengirim dan penerima

 Alat komunikasi utama : pesan dan media

a. Pengkodean

b. Penguraian kode (decoding) c. Tanggapan (response) d. Umpan balik

Gambar 2 Elemen-elemen dalam proses komunikasi (Kotler, 2005)

2.4 Penelitian Terdahulu

Dokumen terkait