• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PEMBAHASAN DATA TEMUAN PENELITIAN

5.1 Menganalisis Bentuk-bentuk Mitos Melayu dalam Syair Dendang Sit

5.1.1 Pembacaan Heuristik

Dalam pembacaan heuristik ini, untuk memperjelas arti bilamana perlu diberi sisipan atau sisnonim kata–katanya ditaruhkan di dalam kurung. Begitu juga , struktur kalimatnya disesuaikan dengan kalimat baku (berdasarkan tata bahasa normatifnya);

bilamana perlu susunanya dapat dibalik untuk memperjelas arti. Pembacaan heuristik

Syair Dendang Siti Fatimah pada Masyarakat Binjai Timur sebagai berikut:

Babak I , Bait Pertama

Amin-amin ilahirrahman Tetapkan olehmu taat dan iman Selamat sempurna di dalam aman Si polan ini bagi beriman

Amin-amin Ilahirrahman (semoga Allah , Tuhan semesta Alam yang Maha Penyayang mengabulkan segala permohonan dan doa hambanya). Tetapkan (teguhkanlah, berikanlah, limpahkanlah, anugrahkanlah) oleh-Mu (oleh Allah SWT) taat (ketaatan, rasa menghamba sebagai malkhluk yang lemah) dan iman (keyakinan atas kebenaran) selamat (keselamatan raga dan roh, dunia dan akhirat) di dalam aman(rasa nyaman, tenang, damai, lagi tentram,). Si polan (nama anak yang akan di beri nama, atau ditabalkan namanya) bagi (berilah, limpahkanlah, anugrahkanlah rasa) beriman (memiliki rasa keimanan yang benar yaitu iman dalam Islam).

Babak I , Bait Kedua

Bismillah itu permulaan nama Zat dan sifat ada bersama Keadaan zat menyatakan asma Qadim dan baqa sedialah lama

Bismillah (atas nama Allah, Tuhan semesta Allam) (hirrahmannnirrahim) itu permulaan nama (sebutan, kegiatan, ucapan). Zat ( benda,material) sifat (prilaku) ada bersama (ada benda pasti ada nama). Keadaan Zat (benda, material) menyatakan asma (nama ). Qadim (permulaan nama) dan baqa (kekal, tiada akhir) sedialah (telah ada) (sejak) lama.

Babak I , Bait Ketiga

Dititahkan Allah Halikurrahman Menyuruhkan ia membawa iman Kepada nabi akhiru zaman Kepada umatnya beberapa zaman

Dititahkan (diperintahkan) (oleh) Allah Halikurrahman (Tuhan Maha Pencipta yang Maha Penyayang) kepada (Nabi Muhammad SAW). Menyuruhkan( memerintahkan) ia (Nabi) membawa (mengajarkan) iman( kepercayaan atas kebenaran). Kepada Nabi( utusan Allah) akhiru (akhir) zaman ( Nabi Muhammad SAW ). Kepada umatnya ( pengikutnya yaitu Islam) (untuk, selama) beberapa zaman (masa)

Babak I , Bait Keempat

Dengar olehmu ayuhai anak adam Asalnya wahi nurul izan

Dipercaya empat nasirul Adam Dipecahnya pula sekalian alam

Dengar olehmu (manusia) ayuhai (aduhai, oh) anak (keturunan) adam (nabi Adam). Asalnya wahi (wahyu, Quran) nurul (cahaya, petunjuk) izan (kehidupan). Dipercaya empat nasirul (penolong) adam (nabi Adam). Dipecahnya (Tuhan) pula (juga) sekalian (seluruh) alam (dunia).

Babak I , Bait Kelima

Ialah awal ialah akhir

Demikianlah ia batin dan zahir Nyata kepada arif yang mahir Ayuhai umat ambillah pikir

Ialah ( Dia lah) (Tuhan yang) awal (permulaan) ialah (Dialah)( Tuhan yang) Mengakhiri (kekal). Demikianlah Ia( Tuhan) batin (jiwa tak nyata) dan zahir (nyata). Nyata (terbukti ) kepada arif (bijaksana, cerdas, faham) yang mahir (pandai, beruntung). Ayuhai (aduhai) umat (manusia, pengikut) ambillah pikir (akal budi).

Babak I , Bait Keenam

Adalah asal kejadianmu Nur setitik ketahui olehmu Dengan kuderat iradat Tuhanmu Malaikat membawa kepada bapakmu

Adalah asal (keadaan rupa, wujud) kejadianmu (manusia, dirimu). Nur (cahaya) setitik (setetes) ketahui olehmu (manusia). Dengan kuderat (kekuasaan) iradat (kehendak, keinginan) Tuhanmu ( Tuhan manusia ). Malaikat membawa (membawanya) kepada bapakmu (bapak manusia)

Babak I , Bait Keenam

Shulbi bapakmu rahim ibumu Empat puluh hari natepah namamu Delapan puluh hari Alqah namamu Seratus dua puluh hari Mazrah namamu

( Dari) Shulbi (Pinggang) bapakmu (bapak manusia) (menuju) rahim (kandungan, tempat janin) ibumu (ibu-ibu semua). Empat puluh hari Natepah namamu (nama kamu semua manusia). Delapan puluh hari Alqah namamu (nama manusia). (apabila sampai ) saratus dua puluh hari (tiga bulan) Mazrah namamu (nama manusia).

Babak I , Bait ketujuh

Dengan kuderat Tuhan yang kaya Empat bulan bersifatlah ia

Dikandung ibumu sentausalah ia Menantikan cukup biilangan sedia

Dengan kuderat (kekuasaan) Tuhan (yang disembah) yang (Maha) kaya (memiliki langit dan bumi serta isinya). (selama) Empat bulan (seratus dua puluh

hari) bersifatlah ( memiliki bentuk) ia (manusia; jabang bayi). Dikandung (selama dalam kandungan) ibumu (ibu kita) sentausalah (tenang dan damai) ia ( jabang bayi) Menantikan (menunggu) cukup bilangan sedia (usia normal seorang bayi dalam kandungan lebih kurang sembilan bulan).

Babak II , Bait Pertama

Amin – amin ilahirrahman Turun Jibrail dititahkan Tuhan Membawa wahi denganya firman Kepada Nabi akhiru Zaman

Amin – amin ilahirrahman (semoga Allah , Tuhan semesta Alam yang Maha Penyayang mengabulkan segala permohonan dan doa hambanya). Turun (datanglah) Jibrail (malaikat pembawa wahyu) dititahkan (diperintahkan) Tuhan (zat yang menciptakan segala sesuatunya). Membawa wahi (wahyu; petunjuk dari Allah yang diberikan pada nabi dan rasul) dengan ( serta) firman (perintah;sabda). Kepada Nabi (manusia pilihan Allah) akhirul ( akhir) Zaman ( masa)

Babak II , Bait Kedua

Memperanakkan engkau beberapa kesakitan Memeliharakan engkau beberapa kesusahan Tat kalau sudah diperanakkan

Sakit dan demam dipeliharakan

Memperanakkan (melahirkan) engkau (bayi, setiap kita) (dengan) beberapa kesakitan (penuh pengorbanan, mempertaruhkan nyawa). Memeliharakan (membesarkan ) engkau (bayi;setiap kita) beberapa kesusahan (berkorban jiwa dan

raga serta benda). Tak kalau (manakala) sudah diperanakkan (dilahirkan). Dipeliharakan (dihindari, dijauhkan) dari sakit dan demam( segala penyakit maupun demam atau panas).

Babak II , Bait Ketiga

Tidur dan duduk tak senang rasanya Selagi belum besar tubuhnya

Jaram dan obat disediakanya Sanak saudara menghadapinya

Tidur dan duduk tidak senang (nyaman) rasanya (apabila) selagi belum besar (belum remaja) tubuhnya (anak seorang Bayi) jaram (kompres dingin dari dedaunan) dan obat disediakanya (disediakan ibu bayi itu) sanak saudara (seluruh keluarga) menghadapinya (menjaga bayi itu).

Babak II , Bait Keempat

Kasihkan anak sehabis cita Mata mengantuk lidah berkata Beratlah tangan meraba rasa Anak tak lupa di dalam cita

(Kasih sayang) Kasihkan (kepada) anak sehabis cita (tidak terbatas) (walaupun) mata mengantuk (namun) lidah (tetap) berkata (bernyanyi) tangan (tidak pernah) beratlah meraba rasa (beristirahat) anak tidak (pernah) lupa di dalam cita (pengawasan kasih sayang).

Babak II , Bait Kelima

Memeliharakan anak sangatlah susah Tidak pernah merasa mudah

Alih ke kiri ke kanan basah

Berlumur dengan kencing dan muntah

Memeliharakan ( membesarkan) anak sanagatlah susah (penuh pengorbanan waktu, jiwa raga, dan harta benda). Tidak pernah merasa mudah (situasi yang menyenangkan). Alih (berpindah) ke kiri (arah, tempat kiri) (karena) ( tempat sebelah kanan) kekanan basah (terkena air). Berlumur (dikenai air ) kencing (air seni) dan muntah (keluar kembali makanan (minuman dsb) yg telah masuk ke dalam mulut atau perut)

Babak II , Bait Keenam

Ayuhai anak muda bangsawan Ibu bapakmu jangan dilawan

Dipeliharakan daripada angin dan hujan Takut terkena penyakit sawan

Ayuhai (aduhai, hai) anak muda (pemuda, pemudi) bangsawan (anak dimuliakan). Ibu (orang yang melahirkan kita) bapakmu ( bapak kita; orang tua yang menghadirkan dan membesarkan kita) jangan (lah) di lawan (didurhakai; tidak patuh padanya). Dipeliharakan (dijauhkan) daripada angin (masuk angin) dan hujan (hawa dingin yang membawa penyakit demam). Takut terkena (terserang ) penyakit sawan

(berbagai-bagai penyakit; biasanya datang secara tiba-tiba, menyebabkan kejang dan terkancing mulut, dan lain lain).

Babak III , Bait Pertama

Ya… Ilahi Halikurrahman

Waya junjungan waya Muhammad Kamilah ini minta selamat

Dari dunia sampai akhirat

Ya (wahai) ... Ilahi (Tuhanku) Halikurrahman (Sang Pencipta yang Maha Penyayang). Waya (wahai) junjungan (yang disanjung) waya (wahai) Muhammad (Nabi Muhammad SAW). Kamilah (kami semua) ini minta selamat (mohon keselamatan). Dari dunia (bumi, alam kehidupan kita) sampai (ke alam) akhirat (alam setelah kematian; alam baqa)

Babak III , Bait Kedua

Inilah nasihat ayahanda bunda Supaya ingat di dalam dada Kepada anakku usul yang sahda Sedikit jangan diberi lupa

Inilah nasihat (ajaran kebaikan, petunjuk ,teguran, peringatan) ayahanda (ayah dan bunda; orang yang telah melahirkan dan membesarkan kita). Supaya (agar) (selalu) ingat di dalam dada (jiwa). Kepada anakku usul (anjuran;kelakuan;sifat) yang sahda (benar, lurus, baik). Jangan sedikit (pun) diberi lupa (dilupakan).

Babak III , Bait Ketiga

Karena hadis yang menyatakan Barang katanya jangan dilawan Mintalah doa kepada Tuhan Turut taqwa sedia beriman

Karena hadis (ketetapan, ketentuan, perbuatan dari Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh para sahabat nabi; sumber ajaran Islam setelah Al-quran) yang menyatakan (mengatakan). Barang (bahwa ) katanya (perintah ibu dan ayah kita) jangan dilawan (menentang, melawan; tidak menjalankan perintah orang tua) Mintalah doa (berdoalah ) kepada Tuhan (Allah; sang Pencipta langit dan bumi serta isinya). Turut (disertai) taqwa (mngerjakan segala perintah dan menjauhi segala laranga-NYA) sedia (juga disertai; bersedia ) ( untuk) beriman (memiliki keteguhan rasa, hati untuk percaya dan yakin kepada ajaran Allah, nabi, dan rasul serta kitab- kitab-Nya).

Babak III , Bait Keempat

Sembahyang tuan jangan berhenti Darilah hidup sampai ke mati Di Padang Mahsyar di pangkal titi Di sana ayahanda bunda menanti

Sembahyang (shalat) tuan (kita,kamu semua) jangan (lah) berhenti (meninggalkan). Darilah( semenjak ) hidup sampai ke mati (mati; tidak bernyawa lagi, meninggal dunia; akhir hayat). Di padang Mahsyar (alam akhirat; tempat orang

yang mati dihidupkan kembali dan berkumpul di hari kiamat) di pangkal titi (di pangkal titian menuju surga). Disanalah (di pangkal titian menuju surga) ayahanda (ayah dan ibu) menanti (menunggu)

Babak IV , Bait Pertama

Selamat sempurna di dalam aman Beroleh sentosa dalam kesenangan Anak yang shaleh Allah menganugrahkan Supaya dapat ia mendoakan

Selamat (terbebas dari bahaya, celaka, dan kerugian dan lainya) sempurna (tanpa cela, dan cacat) di dalam (dalam) aman (sejahtera, tentram, dan damai). Beroleh (menuai, mendapat) sentosa (bebas dari kesukaran dan bencana; aman dan tentram) dalam kesenangan (kebahagiaan, kedamaian, kepuasan, kebaikan). Anak yang shaleh (taat dan sungguh-sungguh menjalankan ibadah) Allah ( yang) menganugrahkan (memberi karunia-Nya). Supaya ia (anak itu) dapat mendoakan (mendoakan ayah dan ibunya)

Babak IV , Bait Kedua

Janganlah lupa sehari-hari Senang sentausa semua diberi Mendoakan kepada Rabbul’ijati Kami sekalian mengampun jari

Janganlah (engkau) lupa sehari-hari (untuk berbuat baik). Senang sentausa (bebas dari kesukaran dan bencana; aman dan tentram) semua (kepada sesama) diberi (kebaikan). Mendoakan (berdoa untuk kebaikan, keselamatan) kepada Rabbul’ijati (Tuhan yang Maha Mulia). Kami sekalian (semua, sanak keluarga) mengampun jari (mohon ampun kepada Tuhan atas segala dosa dan kesalahan)

Babak IV , Bait Ketiga

Habislah nasehat tamatlah kalam Dendang Fatimah yang punya salam Janganlah lupa siang dan malam Kepada Tuhan Khalikul alam

Habislah (cukup semua) nasehat (semua pelajaran , anjuran, teguran petunjuk, peringatan tentang kebaikan) tamatlah (selesailah) kalam (kata-kata, perkataan) Dendang Fatimah ( tradisi berdendang atau bernyanyi yang di wariskan oleh Siti Fatimah anak Nabi Muhammad SAW. Janganlah lupa (shalat, sembahyang lima waktu lima kali sehari; shalat wajib). Kepada Tuhan (Allah SWT) Khalikul alam (Tuhan pencipta alam semesta).

Tentu saja pembacaan heuristik ini belum memberikan makna sajak yang sbenarnya. Apa ya ng dilakukan itu adalah langkah pertama untuk menemukan arti puisi berdasarkan unsur bahasa sebagai sistem semiotik tingkat pertama yakni berdasarkan konvensi bahasanya. Pembacaan heuristik ini harus diulang lagi dengan

pembacaan hermeneutik berdasarkan konvensi sastra (puisi) yang merupakan pembacaan berdasarkan sistem semiotik tingkat kedua sebagai berikut.