• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

D. Pembahasan

1. Hubungan Antara Supervisi Kepala Sekolah dengan Kinerja

Guru

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, hubungan antara supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,358. Koefisien koerlasi sebesar 0,358 ini adalah positif dengan kategori rendah. Sedangkan uji signifikansi koefisien korelasi diperoleh rhitung sebesar 0,358 dan rtabel 0,304.

Hal ini berararti bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru. Adapun besarnya sumbangan relatif supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru

adalah sebesar 37,52% dan besarnya sumbangan efektif variabel supervisi kepala sekolah adalah 7,8%.

Dalam penelitian ini supervisi kepala sekolah dapat digunakan untuk memprediksi kinerja guru, yaitu kinerja guru-guru SMPK dan SMAK Soverdi Tuban. Hubungan positif dalam penelitian ini dapat diartikan semakin besar intensitas supervisi kepala sekolah yang diberikan akan diikuti dengan meningkatnya kinerja guru, sebaliknya semakin rendah intensitas supervisi kepala sekolah yang diberikan akan diikuti dengan menurunya kinerja guru.

Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat (Hariwung, 1989:25) yang mengatakan supervisi pendidikan memberikan perhatian khusus terhadap tuntutan mengenai perbaikan mengajar dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan manusia melalui peranan guru dalam menentukan perkembangan generasi muda sebagai sumber manusiawi untuk kebutuhan kelanjutan pembangunan yang dinamis. Artinya supervisi yang diberikan oleh kepala sekolah terhadap para gurunya yang dilakukan secara demokratis dan konstruktif akan sangat membantu para guru menjadi lebih profesional dan mampu mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya.

Berdasarkan deskripsi data tentang supervisi kepala sekolah untuk guru-guru SMPK dan SMAK Soverdi Tuban dikelompokan

dalam kategori tinggi. Hal ini menunjukan bahwa guru-guru SMPK dan SMAK Soverdi Tuban memiliki pandangan yang positif terhadap supervisi yang diberikan oleh kepala sekolah. Supervisi merupakan usaha untuk membantu dan melayani guru dalam meningkatkan kompetensinya. Supervisi tidak lansung diarahkan kepada siswa, tetapi kepada guru yang membina siswa itu. Supervisi tidak bersifat direktif tetapi lebih banyak bersifat konstruktif. Dalam pelaksanaan supervisi yang baik prinsip demokratis adalah satu hal yang mutlak. Hal ini berarti kepala sekolah sebagai supervisor hendaknya melakukan tugas supervisi dengan mempertimbangkan keadaan para guru yang sesungguhnya, sehingga supervisi yang dilaksanakan menimbulkan kesan yang positif dari para guru.

2. Hubungan Status Kepegawaian dengan Kienerja Guru

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, hubungan antara status kepegawaian dengan kinerja guru diperoleh nilai chi-square

(χ²)hitung sebesar 0,328 dan dengan taraf kepercayaan 5 % db =1 diperoleh nilai chi-square (χ²)tabelsebesar 3,841 atau χ²hitung < χ²tabel,

artinya tidak ada hubungan positif dan signifikan antara status kepegawaian dengan kinerja guru.

Berdasarkan deskripsi data diperoleh kelompok status kepegawaian guru, pegawai tetap untuk SMPK Soverdi Tuban 10 orang pegawai tidak tetap, pegawai tetap 11 orang sedangkan

untuk guru SMAK Soverdi Tuban pegawai tetap 10 orang dan pegawai tidak tetap 11 orang. Dan berdasarkan pengkategorian kinerja guru untuk SMPK dan SMAK Soverdi Tuban (data terlampir pada lampiran 6) diperoleh untuk pegawai tidak tetap dengan tingkat kinerja tinggi 11 orang, tingkat kinerja rendah/cukup ada 9 orang sedangkan untuk pegawai tetap yang memiliki tingkat kinerja tinggi ada 10 orang dan kategori rendah/cukup 12 orang. Berdasarkan deskripsi data tentang status kepegawaian bisa disimpulkan bahwa pegawai tidak tetap memiliki kecenderungan kinerja dalam kelompok tinggi dan pegawai tetap dalam kategori rendah/cukup.

Dalam penelitian ini status kepegawaian diduga memiliki hubungan dengan kinerja guru. Dalam kompas (16/1/2012) diberitakan para guru honorer yang sudah mengabdi belasan tahu atau lebih terus menerus berjuang untuk menjadi pegawai negeri sipil maupun guru tetap yayasan. Pada dasarnya status kepegawaian ini berkaitan erat dengan kesejahteraan para guru. Dengan status sebagi pegawai negeri sipil (PNS) maupun pegawai tetap yayasan mereka berharap mendapat jaminan kesejahteraan secara ekonomi . Dan dengan terpenuhinya kesejahteraan ekonomi mereka, diduga akan memiliki hubungan yang positif pula dengan kinerja mereka.

Namun dari hasil penelitian ini tidak ditemukan hubungan yang positif dan signifikan antara status kepegawaian dengan kinerja guru, hal ini bisa jadai disebabkan oleh pengkategorian status kepegawaian dalam penelitian ini hanya dua kategori atau karena sampel dalam penelitian ini sedikit.

3. Hubungan Pemberian Kompensasi dengan Kinerja Guru

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, hubungan antara pemberian kompensasi dengan kinerja guru diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,412. Koefisien korelasi sebesar 0,412 ini adalah positif dengan kategori sedang. Sedangkan uji signifikansi koefisien korelasi diperoleh rhitung sebesar 0,412 dan rtabel 0,304.

Hal ini berararti bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara pemberian dengan kinerja guru. Adapun besarnya sumbangan relatif pemberian kompensasi terhadap kinerja guru adalah sebesar 62,48% dan besarnya sumbangan efektif variabel pemberian kompensasi adalah sebesar 13,1%.

Dalam penelitian ini variabel pemberian kompensasi dapat digunakan untuk memprediksi kinerja guru, yaitu kinerja guru-guru SMPK dan SMAK Soverdi Tuban. Hubungan positif dalam penelitian ini. Hubungan positif dalam penelitian ini dapat diartikan semakin tinggi dan adil kompensasi yang diberikan akan diikuti dengan meningkatnya kinerja guru, sebaliknya semakin

rendah dan tidak adil konpensasi yang diberikan akan diikuti dengan menurunya kinerja guru.

Berdasarkan deskripsi data tentang pemberian kompensasi untuk guru-guru SMPK dan SMAK Soverdi Tuban dikelompokan dalam kategori tinggi. Hal ini menunjukan bahwa kompensasi yang diterima oleh para guru baik di SMPK dan SMAK Soverdi Tuban sudah cukup baik dan adil.

Kompensasi yang diberikan secara adil dan pantas pada dasarnya akan mempengaruhi kierja guru. Dengan adanya kompensasi yang adil para guru akan merasa dihargai dan akan bekerja dengan sebaik-baiknya sesuai dengan profesinya. Dan dampak positif dari pemberian kompensasi ini pada akhirnya akan membantu meningkatkan kinerja guru.

4. Hubungan Supervisi Kepala Sekolah dan Pemberian

Kompensasi dengan Kinerja Guru

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, hubungan antara supervisi kepala sekolah dan pemberian kompensasi yang diuji secara bersama-sama dengan kinerja guru diperoleh koefisien korelasi ganda (Ryx(1,2) sebesar 0,457. Koefisien korelasi ganda sebesar 0,457 ini adalah positif dengan kategori sedang. Sedangkan uji signifikansi koefisien korelasi ganda dengan uji F diperoleh Fhitungsebesar 5,142 dan Ftabel 3,255. Hal ini berarti ada hubungan

pemberian kompensasi yang diuji secara bersama-sama dengan kinerja guru.

Supervisi merupakan suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah dalam melakukan pekerjaannya secara efektif. Dalam pelaksanaannya supervisi hendakanya dilakukan secara demokratis, saling mempercayai dan tidak memaksakan kehendak atau otoriter. Pada untit satuan pendidikan, kepala sekolah selaku pimpinan unit adalah sekaligus sebagai seorang supervisor bagi para guru dan tenaga kependidikan yang dipimpinya. Oleh karena iru supervisi yang diberikan oleh kepala sekolah hendaknya mengarahkan para guru dan tenaga kependidikan di bawah pimpinanya pada peningkatan kualitas diri dan kualitas pengajaran di kelas. Dan pada akhirnya supervisi yang direncanakan dan dilaksanakan secara efektif akan mempu meningkan kinerja dan kompetensi sorang guru dan tenaga kependidikan dalam mengembankan diri dan mengembangkan pembelajaran di kelas.

Kompensasi tidak hanya sebatas gaji atau upah tetap saja, melainkan juga fasilitas dan insentif lainnya baik berupa finansial maupun nonfinansial seperti tunjangan pensiun, pesangon, tunjangan kesehatan, asuransi kecelakaan kerja, tunjangan beras, kredit rumah dan kendaraan dan fasilitas lainnya. Kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang atau barang

lansung atau tidak lansung yang diterima oleh karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan.

Pemberian kompensai merupakan suatu cara deparetemen personalia meningkan prestasi kerja, motivasi dan kepuasan kerja karyawan. Masalah kompensasi merupakan fungsi manajeman personalia yang paling sulit dan membingkungkan. Tidak hanya karena pemberian kompensasi merupakan tugas yang kompleks, tetapi juga merupakan salah satu aspek yang paling berarti bagi karyawan maupun organisasi. Meskipun kompensasi harus mempunyai dasar yang logis, rasional dan dapat dipertahankan, hal ini menyangkut banyak faktor emosional dari sudut pandangan karyawan.

Sumbangan relatif untuk variabel supervisi kepala sekolah sebesar 37,52% dan sumbangan efektif sebesar 7,8%, untuk variabel pemberian kompensasi sumbangan relatif sebesar 62,48% dan sumbangan efektif sebesar 13,1%. Jadi pemberian kompensasi memberikan sumbangan relatif yang paling besar yaitu 62,48%. Sedangkan sumbangan efektif kedua variabel indipenden terhadap variabel dependen adalah sebesar 20,9% dan sisanya sebesar 79,1% (100% - 20,9%) berasal dari faktor lain yang tidak dianalisis dalam penelitian ini.

121

Dokumen terkait