• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA

D. Pembahasan

1. Pengaruh pelaksanaan kurikulum 2004 bidang studi ekonomi terhadap jiwa kewirausahaan siswa.

Hasil pengujian hipotesis dari pelaksanaan kurikulum 2004 bidang studi ekonomi terhadap jiwa kewirausahaan siswa menyatakan bahwa pada taraf signifikansi (α ) = 0,05 dan dk = (2-1) (2-1) = 1, tampak bahwa nilai

2

χ tabel = 3,841 < χ2 hitung = 15,22, yang artinya Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara pelaksanaan kurikulum 2004 bidang studi ekonomi terhadap jiwa kewirausahan siswa.

Berdasarkan deskripsi data tentang pelaksanaan kurikulum 2004 bidang studi ekonomi diperoleh hasil sebagai berikut : kriteria sangat baik sebanyak 13 responden, kriteria baik sebanyak 87 responden, kriteria cukup baik sebanyak 286 responden, kriteria buruk sebanyak 56 responden dan kriteria sangat buruk sebanyak 33 responden. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pelaksanaan kurikulum 2004 bidang studi ekonomi di sekolah secara umum terkategorikan cukup baik. Sedangkan berdasarkan deskripsi data tentang jiwa kewirausahaan siswa diperoleh hasil sebagai berikut : kriteria sangat tinggi sebanyak 27 responden, kriteria tinggi sebanyak 99 responden, kriteria cukup tinggi sebanyak 251 responden, kriteria rendah sebanyak 80 responden dan kriteria sangat rendah sebanyak 18 responden. Hasil tersebut menunjukkan bahwa secara umum jiwa kewirausahaan siswa terkategorikan cukup tinggi.

Pelaksanaan kurikulum 2004 bidang studi ekonomi terhadap jiwa kewirausahaan siswa terkategorikan cukup baik oleh sebab silabus mata pelajaran ekonomi dikembangkan dengan memperhatikan lingkungan sekolah dan tuntutan kebutuhan siswa, dan disusun secara jelas yang dibuat sesuai dengan materi pelajaran dengan melibatkan tenaga kependidikan. Guru melaksanakan tugas mengajar dan administrasi sekolah, mengembangkan kegiatan belajar mengajar, dapat menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar dengan memberikan pengalaman nyata dalam dunia kerja yang berkaitan dengan materi pelajaran, memperhatikan rasa ingin tahu siswa, guru juga memberikan peluang secara bebas untuk berkreasi atau mengembangkan kreasi, memberi penilaian hasil belajar siswa bidang studi ekonomi (meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik), melakukan penilaian di luar kelas, menetapkan standar penilaian dan menginformasikan pencapaian hasil belajar kepada siswa setelah ujian, dan melakukan berbagai pendekatan kegiatan belajar. kepala sekolah melakukan koordinasi dengan pihak yang terkait yang mengarah pada kompetensi guru, sekolah secara rutin melakukan evaluasi pelaksanaan KBK. Siswa memperoleh kejelasan hasil belajar yang telah ditempuh selama satu semester, program pembelajaran setelah penerapan kurikulum berbasis kompetensi lebih menarik, materi pembelajaran disesuaikan dengan tuntutan kompetensi siswa untuk saat ini dan masa depan, memberikan dasar bagi siswa untuk memiliki kecakapan hidup untuk belajar sepanjang hayat, kurikulum bidang studi ekonomi memuat

113

seperangkat mata pelajaran, isi mata pelajaran yang mudah dipahami siswa yang disampaikan menjadikan dasar siswa untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi dan dunia kerja, dan penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar memberikan peluang, informasi dari multi media dan menggunakannya dalam pembelajaran. Namun demikian beberapa indikator berikut tampak masih belum memuaskan seperti pembuatan portofolio untuk setiap mata pelajaran di kelas dan kegiatan pembelajaran setelah penerapan kurikulum berbasis kompetensi belum menarik dan menyenangkan.

Sedangkan hasil dari deskripsi tentang jiwa kewirausahaan siswa terkategorikan cukup tinggi disebabkan oleh siswa memiliki tekad yang kuat dalam menyelesaikan pekerjaan atau kegiatan, mau bertanggung jawab dalam mengendalikan sumber daya atau tenaga untuk mencapai keberhasilan, selalu menempatkan tujuan yang tinggi dan selalu berusaha untuk mencapainya, siswa biasanya mengemukakan gagasan atau ide-ide dan memiliki toleransi terhadap pandangan yang berbeda dengan dirinya, memiliki keyakinan yang tinggi pada kemampuan diri sendiri, selalu memiliki ide baru yang lebih baik, mampu menyesuaikan diri pada perubahan-perubahan yang terjadi disekitarnya. Siswa dapat selalu memotifasi dirinya sendiri, memiliki cita-cita yang tinggi dan berusaha untuk mewujudkannya, Selalu tertarik untuk melakukan kegiatan yang menantang, dan siswa suka berdiskusi. Walau demikian indikator yang

memang benar-benar masih sangat kurang adalah siswa tidak mampu mempengaruhi orang lain untuk melakukan kegiatan tanpa paksaaan.

Pelaksanaan kurikulum 2004 bidang studi ekonomi berpengaruh terhadap jiwa kewirausahaan siswa. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh baik buruknya pelaksanaan kurikulum 2004 bidang studi ekonomi di sekolah akan menentukan tinggi rendahnya jiwa kewirausahaan siswa. Jika pelaksanaan kurikulum di sekolah yang masih cukup baik atau bahkan buruk (butir-butir indikator yang telah disebutkan di atas) perlu diperbaiki. Seperti siswa ditugaskan untuk membuat portofolio untuk setiap mata pelajaran, sebagai dasar evaluasi/penilaian guru di kelas dan guru membuat metode pengajaran yang lebih baik dan kreatif setelah penerapan kurikulum berbasis kompetensi supaya pembelajaran di kelas dapat menjadi lebih menarik dan menyenangkan. Hal ini sejalan dengan pendapat yang mengatakan kurikulum, proses pembelajaran, dan penilaian merupakan tiga dimensi dari sekian banyak dimensi yang sangat penting dalam pendidikan. Kurikulum merupakan penjabaran tujuan pendidikan yang menjadi landasan program pembelajaran (Sumarna Surapranata, 2000:1), dan menjadi alat untuk membentuk kepribadian anak sebagaimana yang diharapkan (Iskandar W, 1999:2) . Jadi pelaksanaan kurikulum 2004 bidang studi ekonomi yang baik akan mempengaruhi jiwa kewirausahaan siswa.

115

2. Pengaruh profesionalitas guru bidang studi ekonomi terhadap jiwa kewirausahaan siswa.

Hasil pengujian hipotesis dari profesionalitas guru bidang studi ekonomi terhadap jiwa kewirausahaan siswa menunjukkan bahwa pada taraf signifikansi (α ) = 0,05 dan dk = (2-1) (2-1) = 1, tampak bahwa nilai

2

χ tabel = 3,841 < χ2 hitung = 22,38, yang artinya Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara profesionalitas guru bidang studi ekonomi terhadap jiwa kewirausahan siswa.

Berdasarkan deskripsi data tentang profesionalitas guru bidang studi ekonomi diperoleh hasil sebagai berikut : kriteria sangat baik sebanyak 28 responden, kriteria baik sebanyak 143 responden, kriteria cukup baik sebanyak 200 responden, kriteria buruk sebanyak 71 responden dan kriteria sangat buruk sebanyak 33 responden. Hasil tersebut menunjukkan bahwa profesionalitas guru bidang studi ekonomi di sekolah adalah cukup baik. Sedangkan deskripsi data tentang jiwa kewirausahaan siswa diperoleh hasil sebagai berikut : kriteria sangat tinggi sebanyak 27 responden, kriteria tinggi sebanyak 99 responden, kriteria cukup tinggi sebanyak 251 responden, kriteria rendah sebanyak 80 responden dan kriteria sangat rendah sebanyak 18 responden. Hasil tersebut menunjukkan bahwa jiwa kewirausahaan siswa adalah cukup tinggi.

Profesionalitas guru bidang studi ekonomi terkategorikan cukup baik oleh sebab guru bidang studi ekonomi mampu menjelaskan dengan tuntas, dapat menjawab semua pertanyaan dari siswa, dapat menciptakan suasana

belajar yang kondusif di dalam kelas, dapat menyusun satuan pelajaran sesuai dengan landasan pendidikan yang berlaku. Guru bidang studi ekonomi juga dapat menggunakan media yang tepat dalam pembelajaran, dapat berinteraksi dengan siswa, melakukan kegiatan konseling pada para siswa, selalu mengembangkan dalam pembelajaran, dapat memberi contoh materi dalam kehidupan sehari-hari dan dapat menjalin interaksi dengan guru lain dan masyarakat. Guru dapat bersikap bijaksana, sabar, ceria, tidak membawa masalah di rumah ke sekolah, disipilin, dapat mengendalikan emosi, berhati-hati dalam bertindak, berpenampilan sederhana, dan tidak menyombongkan dirinya maupun atas ilmu yang dimilikinya. Adapun indikator yang masih kurang baik dari hasil penelitian ini yaitu guru bidang studi ekonomi belum menjalankan kegiatan administrasi di sekolah secara sungguh-sungguh. Padahal guru yang profesional adalah sosok guru yang dituntut dapat menjalankan tugas administratif seperti pengelolaan kelas, pendekatan individu siswa selain tugas pembelajarannya di kelas.

Sedangkan hasil dari deskripsi tentang jiwa kewirausahaan siswa terkategorikan cukup tinggi disebabkan oleh siswa memiliki tekad yang kuat dalam menyelesaikan pekerjaan atau kegiatan, mau bertanggung jawab dalam mengendalikan sumber daya atau tenaga untuk mencapai keberhasilan, selalu menempatkan tujuan yang tinggi dan selalu berusaha untuk mencapainya, siswa biasanya mengemukakan gagasan atau ide-ide dan memiliki toleransi terhadap pandangan yang berbeda dengan dirinya,

117

memiliki keyakinan yang tinggi pada kemampuan diri sendiri, selalu memiliki ide baru yang lebih baik, mampu menyesuaikan diri pada perubahan-perubahan yang terjadi disekitarnya. Siswa dapat selalu memotifasi diri sendiri, memiliki cita-cita yang tinggi dan berusaha untuk mewujudkannya, selalu tertarik untuk melakukan kegiatan yang menantang, dan suka berdiskusi. Walau demikian indikator yang memang benar-benar masih sangat kurang seperti siswa tidak mampu mempengaruhi orang lain untuk melakukan kegiatan tanpa paksaaan.

Profesionalitas guru bidang studi ekonomi berpengaruh pada jiwa kewirausahaan siswa, hal ini kemungkinan disebabkan guru adalah sebagai fasilitator belajar bagi siswa. Cara dan metode mengajar yang tepat disertai contoh-contoh nyata yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari berkaitan dengan kewirausahaan dan bentuk-bentuk latihan/tugas rumah akan menumbuhkan jiwa kewirausahaan siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat yang mengatakan pendidikan yang profesional adalah pendidikan yang bobot pembekalan ketrampilannya lebih banyak dari pada penguasaan teori atau konsep karena pada dasarnya peserta didik disiapkan untuk mengisi pekerjaan-pekerjaan yang ada dalam masyarakat (Dedi Supriadi, 1998:92). 3. Pengaruh kultur keluarga terhadap jiwa kewirausahaan siswa.

Hasil pengujian hipotesis dari pengaruh kultur keluarga terhadap jiwa kewirausahaan siswa menunjukkan bahwa pada taraf signifikansi (α) = 0,05 dan dk = (2-1) (2-1) = 1, tampak bahwa nilai χ2 tabel = 3,841 < χ2 hitung = 38,37, yang artinya Ho ditolak. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa ada pengaruh antara kultur keluarga terhadap jiwa kewirausahan siswa.

Berdasarkan deskripsi data tentang kultur keluarga diperoleh hasil sebagai berikut : kriteria sangat kondusif sebanyak 14 responden, kriteria kondusif sebanyak 75 responden, kriteria cukup kondusif sebanyak 291 responden, kriteria tidak kondusif sebanyak 79 responden dan kriteria sangat tidak kondusif sebanyak 16 responden. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kultur keluarga siswa di rumah adalah cukup kondusif. Sedangkan deskripsi data tentang jiwa kewirausahaan siswa diperoleh hasil sebagai berikut : kriteria sangat tinggi sebanyak 27 responden, kriteria tinggi sebanyak 99 responden, kriteria cukup tinggi sebanyak 251 responden, kriteria rendah sebanyak 80 responden dan kriteria sangat rendah sebanyak 18 responden. Hasil tersebut menunjukkan bahwa jiwa kewirausahaan siswa adalah cukup tinggi.

Kultur keluarga siswa di rumah terkategorikan cukup kondusif oleh sebab siswa merasa gembira dan nyaman saat berkumpul bersama orang tua di rumah, diberi kebebasan untuk menyatakan pendapatnya, hubungan yang dekat dan harmonis diantara keluarga. Siswa merasakan persaudaraan yang dekat antara satu dengan yang lain, diberi tanggung jawab dalam keluarga, takut dan malu untuk melakukan kesalahan. Siswa merasa tidak ada pembedaan perlakuan antara anggota keluarga, mempunyai rasa saling memiliki diantara anggota keluarga, dan anggota keluarga taat akan peraturan yang ada.

119

Hubungan antara anggota keluarga sangat kondusif dilihat dari segi umur dapat saling menaruh rasa hormat yang besar terhadap anggota keluarga yang lebih tua. Ada beberapa indikator yang masih belum mendukung seperti : seorang bapak lebih dominan dalam menetapkan aturan-aturan dalam keluarga sehingga sosok seorang ibu lebih diabaikan yang biasanya keadaan seperti ini berdampak menjadikan hubungan di antara anggota keluarga tidak kondusif. Dalam keluarga orang tua lebih menaruh perhatian yang lebih besar pada anggota keluarga yang kuat (lebih mandiri, lebih pintar, dll) dari pada kepada anggota keluarga yang lebih lemah.

Hubungan yang terjalin dalam keluarga antara siswa dan orang tua serta perlakuan orang tua terhadap siswa sangat berpengaruh besar terhadap jiwa kewirausahaan siswa. Hal ini dikarenakan orang tua adalah contoh teladan yang paling dekat dengan siswa, dengan kata lain keluarga adalah merupakan tempat pendidikan pertama dan utama yang sangat diperlukan siswa . Kedekatan dan keterbukaan antara orang tua dan siswa dapat menumbuhkan jiwa kewirausahaan melalui contoh-contoh kecil tentang kewirausahaan (bekerja melakukan suatu pekerjaan sendiri atau mandiri). Melalui kepercayaan orang tua kepada siswa dengan memberikan tugas dan tanggung jawab dapat melatih siswa menumbuhkan jiwa kewirausahaannya.

BAB VI

KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN

Dokumen terkait