• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PELAKSANAAN KURIKULUM 2004 BIDANG STUDI EKONOMI, PROFESIONALITAS GURU BIDANG STUDI EKONOMI, DAN KULTUR KELUARGA TERHADAP JIWA KEWIRAUSAHAAN SISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH PELAKSANAAN KURIKULUM 2004 BIDANG STUDI EKONOMI, PROFESIONALITAS GURU BIDANG STUDI EKONOMI, DAN KULTUR KELUARGA TERHADAP JIWA KEWIRAUSAHAAN SISWA"

Copied!
224
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PELAKSANAAN KURIKULUM 2004 BIDANG STUDI

EKONOMI, PROFESIONALITAS GURU BIDANG STUDI EKONOMI,

DAN KULTUR KELUARGA TERHADAP JIWA KEWIRAUSAHAAN

SISWA

Studi Kasus Pada Siswa-Siswi Di Tiga SMA Negeri dan Tiga SMA Swasta Di Kabupaten Sleman

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun Oleh :

LUSIA KRISNI SETIANINGSIH

NIM : 011334081

PROGRAM PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, 29 September 2006 Penulis

(5)

ABSTRAK

PENGARUH PELAKSANAAN KURIKULUM 2004 BIDANG STUDI EKONOMI, PROFESIONALITAS GURU BIDANG STUDI EKONOMI,

DAN KULTUR KELUARGA TERHADAP JIWA KEWIRAUSAHAAN SISWA

Studi Kasus pada Siswa-siswi di Tiga SMA Negeri dan Tiga SMA Swasta di Kabupaten Sleman

Lusia Krisni Setianingsih Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2006

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah: (1) ada pengaruh pelaksanaan kurikulum 2004 bidang studi ekonomi terhadap jiwa kewirausahaan siswa; (2) ada pengaruh profesionalitas guru bidang studi ekonomi terhadap jiwa kewirausahan siswa; (3) ada pengaruh kultur keluarga terhadap jiwa kewirausahaan siswa.

Penelitian dilaksanakan di tiga SMA Negeri dan tiga SMA Swasta di Kabupaten Sleman pada bulan Oktober 2005-Desember 2005. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi SMA di Kabupaten Sleman. Jumlah Sampel penelitian adalah 475 responden. Teknik pengumpulan sample yang digunakan adalah purposive sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, kuesioner,dan dokumentasi. Teknik analisis data adalah Chi Square.

(6)

ABSTRACT

THE INFLUENCE ON IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2004 ON ECONOMIC SUBJECT,

TEACHER PROFESSIONALISM ON ECONOMIC SUBJECT, AND FAMILY CULTURE TOWARD STUDENTS’ ENTREPRENEURSHIP SPIRIT

A Case Study on students at three State-owned Senior High Schools and three Private Senior High Schools in District of Sleman

Lusia Krisni Setianingsih Sanata Dharma University

Yogyakarta 2006

This Research aimed at knowing whether: (1) there was an influence on implementation of curriculum 2004 economic subject toward students’ entrepreneurship spirit; (2) there was an influence on teacher professionalism on economic subject toward students’ entrepreneurship spirit; (3) there was an influence on family culture toward students’ entrepreneurship spirit.

This research was done at three State-owned Senior High Schools and three private Senior High Schools in District of Sleman on October until December 2005. The population of this research was the entire Senior High School students in District of Sleman. The amount of research sample was 475 (four hundred and seventy-five) respondents. The sample collecting technique used was purposive sampling. Data collecting method that used were interviews, questionnaire, and documentation. Data analysis used was Chi Square.

(7)

HALAMAN

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada :

™

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria pembimbing yang terus bekerja

dalam hidupku.

™

Papi tercinta yang ada disurga bersama Bapa, serta Mami tercinta

yang tak pernah berhenti mendampingiku dan mendoakanku.

™

Kakak-kakakku yang terkasih yang telah mendukung dan

mendoakanku.

™

Seluruh keluarga besarku di Ambarawa, Lampung dan Serang

terimakasih untuk semuanya.

™

Teman-temanku semua dan sahabatku.

Berdoalah kepada Allah dalam badai, namun tetaplah mendayung

(Pepatah Denmark)

Apabila engkau memutuskan berbuat sesuatu, maka akan tercapai maksudmu,

dan cahaya terang menyinari jalan-jalanmu (Ayub 22:28)

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas kasih dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul : “PENGARUH PELAKSANAAN KURIKULUM 2004 BIDANG STUDI EKONOMI,

PROFESIONALITAS GURU BIDANG STUDI EKONOMI, DAN KULTUR

KELUARGA TERHADAP JIWA KEWIRAUSAHAAN SISWA”. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan berupa dorongan, motivasi, bimbingan, sarana, materi. Oleh karena dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan ini, antara lain :

1. Romo Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama SJ., M.Sc. Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Drs. T. Sarkim., M.Ed.,Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak L. Saptono, S.Pd, M.Si Dosen Pembimbing I dalam penyusunan skripsi.

(9)

5. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Teknik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

6. Bapak dan Ibu Kepala Sekolah di SMA Negeri I Sleman, SMA Negeri I Mlati, SMA Kolose de Brito, SMA Gama, SMA Kolombo, SMA Negeri I Depok yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian.

7. Segenap responden yang telah membantu dalam pengumpulan data untuk penyelesaian skripsi ini.

8. Papi tercinta yang berada di surga bersama Bapa. Pi, terimakasih banyak ya untuk semua yang telah papi berikan, dan akhirnya Krisni selesai juga. serta Mami tercinta yang tak pernah berhenti memberi dukungan berupa doa, semangat dan meteri. Serta perhatian dan kasih sayang yang tak pernah berhenti dalam hidupku.

9. Keluarga besarku, kakak-kakakku (Mas Paulus dan Mbak Wanty, Mas Agus dan Mbak Anty, Mas Pram dan Mbak Narti, Mas Anto dan adikku Krisna, serta keponakan-keponakanku tercinta Felix, Tata, Lia, Cita dan Elvin. Terimakasih untuk doa, dan bantuannya serta casi yang diberikan untuk tante Ninie.

10.Keluarga besar di Ambarawa, Lampung dan Serang yang telah banyak berdoa dan mendukung dalam menyelesaikan skripsi ini terimakasih untuk semuanya.

(10)

12.Teman-teman di PAK A, PAK B, PAK C yang tidak bisa aku sebutkan satu persatu terimakasih untuk bantuan dan dukungannya.

13.Komputer Silver ku yang banyak membantuku dalam penulisan skripsi ini, terimakasih untuk jasa mu, aku akan selalu menjagamu.

14.Buat D.C. tersayang yang selalu setia anter jemput aku kemana-mana, dan pemilik Plat DK 6764 EI yang setia antar jemput tuan puteri selama penyelesaian skripsi ini, thanks ya Han yang rek’e.

15.Mas Didik “Kidid” terimakasih untuk support dan waktunya yang selalu tersedia untuk membantu setiap saat.

16.Semua pihak yang banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini, yang tidak bisa aku sebutkan satu persatu terimakasih untuk semuannya ya. Dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, kekeliruan, dan jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kemajuan yang akan datang.

Semoga penulisan skripsi ini dapat memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan yang berguna bagi semua pembaca khususnya.

Yogyakarta, September 2006

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... ii

DAFTAR DEWAN PENGUJI... iii

LEMBAR PERNYATAAN ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah... 4

D. Tujuan Penelitian... 5

E. Manfaat Penelitian... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Kurikulum Bidang Studi Ekonomi 2004 ... 7

1. Pengertian Kurikulum. ... 7

2. Fungsi dan Tujuan Kurikulum Bidang Studi Ekonomi 2004. 9

(12)

1. Pengertian Profesionalitas ... 13

2. Ciri-ciri Profesionalitas... 18

C. Kultur Keluarga ... 20

1. Pengertian Kultur... 20

2. Dimensi Kultur Keluarga... 23

D. Kewirausahaan... 25

1. Pengertian Kewirausahaan ... 25

2. Karakteristik Kewirausahaan... 28

E. Kerangka Teoretik ... 32

1. Pengaruh Pelaksanaan Kurikulum Bidang Studi Ekonomi 2004 Terhadap Jiwa Kewirausahaan Siswa... 32

2. Pengaruh Profesionalitas Guru Bidang Studi Ekonomi Terhadap Jiwa Kewirausahaan Siswa... 33

3. Pengaruh Kultur Keluarga Terhadap Jiwa Kewirausahaan Siswa... 34

4. Pengaruh Pelaksanaan Kurikulum 2004, Profesionalitas Guru Bidang Studi Ekonomi, dan Kultur Keluarga Terhadap Jiwa Kewirausahaan Siswa ... 35

F. Rumusan Hipotesis ... 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 37

A. Jenis Penelitian ... 37

(13)

C. Populasi dan Sampel Penelitian... 37

D. Variabel Penelitian dan Pengukurannya... 38

1. Variabel Pelaksanaan Kurikulum 2004 Bidang Studi Ekonomi... 38

2. Variabel Profesionalitas Guru Bidang Studi Ekonomi... 40

3. Variabel Kultur Keluarga ... 42

4. Variabel Pembentukan Jiwa Kewirausahaan... 43

E. Teknik Pengumpulan Data ... 45

1. Kuesioner ... 45

2. Wawancara ... 45

3. Dokumentasi ... 45

F. Pengujian Validitas dan Reliabilitas... 46

1. Pengujian Validitas... 46

2. Pengujian Reliabilitas ... 47

G. Teknik Analisis Data ... 48

1. Deskripsi Data ... 48

2. Uji Normalitas ... 49

3. Pengujian Hipotesis ... 49

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH ... 53

A. Sejarah Berdirinya Sekolah-sekolah Yang Diteliti... 53

1. SMA NEGERI I MLATI ... 53

(14)

b. Visi dan Misi Sekolah ... 53

c. Sumber Daya Manusia Sekolah ... 54

d. Sarana, Prasarana dan Fasilitas Sekolah ... 55

e. Struktur Organisasi Sekolah... 57

2. SMA NEGERI I SLEMAN... 58

a. Sejarah Berdirinya Sekolah... 58

b. Visi dan Misi Sekolah ... 59

c. Sumber Daya Manusia Sekolah ... 59

d. Sarana, Prasarana dan Fasilitas Sekolah ... 61

e. Struktur Organisasi Sekolah... 63

3. SMA KOLESE DE BRITO ... 64

a. Sejarah Berdirinya Sekolah... 64

b. Visi dan Misi Sekolah ... 64

c. Sumber Daya Manusia Sekolah ... 65

d. Sarana, Prasarana dan Fasilitas Sekolah ... 66

e. Struktur Organisasi Sekolah... 68

4. SMA GAMA... 69

a. Sejarah Berdirinya Sekolah... 69

b. Visi dan Misi Sekolah ... 69

c. Sumber Daya Manusia Sekolah ... 70

5. SMA KOLOMBO ... 71

a. Sejarah Berdirinya Sekolah... 71

(15)

c. Sumber Daya Manusia Sekolah ... 72

d. Sarana, Prasarana dan Fasilitas Sekolah ... 73

e. Struktur Organisasi Sekolah... 74

6. SMAN I DEPOK ... 75

a. Sejarah Berdirinya Sekolah... 75

b. Visi dan Misi Sekolah ... 75

c. Sumber Daya Manusia Sekolah ... 75

d. Sarana, Prasarana dan Fasilitas Sekolah ... 77

BAB V ANALISIS DATA ... 79

A. Deskripsi Data ... 79

1. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 79

2. Deskripsi Responden Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua.. 80

3. Deskripsi Pelaksanaan Kurikulum 2004 Bidang Studi Ekonomi ... 80

4. Deskripsi Profesionalitas Guru Bidang Studi Ekonomi... 85

5. Deskripsi Kultur Keluarga ... 90

6. Deskripsi Jiwa Kewirausahaan Siswa... 95

B. Analisis Data... 99

C. Pengujian Hipotesis ... 101

(16)

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN 120

A. Kesimpulan... 120

B. Keterbatasan Penelitian ... 120

C. Saran……. ... 121

DAFTAR PUSTAKA ... 124

(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Semakin maju peradaban hidup manusia mengakibatkan adanya banyak tuntutan yang harus dipenuhi untuk dapat hidup. Ketatnya persaingan membuat para pencari tenaga kerja (unit usaha) semakin selektif dalam menentukan macam sumber daya manusia (SDM) yang memang benar-benar bisa dihandalkan. Bagi SDM yang memiliki kualifikasi andal, mereka akan lebih mudah mendapatkan lapangan pekerjaan yang diinginkan dan begitu juga sebaliknya. Mutu SDM tersebut berhubungan dengan mutu proses pendidikan formal pada strata pendidikan yang telah ditempuhnya. Dengan kata lain, lembaga pendidikan dapat dikatakan berhasil apabila dapat menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi sesuai dengan bidangnya masing-masing.

(18)

Sejalan dengan tujuan dan fungsi pembelajaran tersebut diharapkan lulusan SMA memiliki pengetahuan yang cukup tentang ekonomi dan memiliki jiwa kewirausahaan. Usaha-usaha yang telah dilakukan oleh sekolah dalam mewujudkan tujuan kurikulum tersebut adalah menyelenggarakan sistem pendidikan yang tersusun secara sistematis. Setiap guru mata pelajaran diwajibkan untuk menyusun silabus, untuk mengatur jalannya pembelajaran selama satu semester, menentukan standar kompetensi yang harus dicapai oleh siswa, seperti menetapkan standar kompetensi lintas kurikulum, menetapkan standar kompetensi bahan kajian, menetapkan standar kompetensi mata pelajaran, dan menetapkan rambu-rambu yang dapat memperlancar proses pembelajaran yang mengena.

Namun demikian kadang kala harapan itu tidak selalu sesuai dengan kenyataannya. Saat ini banyak lulusan SMA tidak dapat melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi dan akhirnya menganggur. Sedikitnya 2,5 juta lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) di Indonesia terpaksa menganggur akibat ketiadaan biaya untuk melanjutkan pendidikan dan tidak memiliki keterampilan untuk bekerja (http//www.google.com.pikiran rakyat). Hal tersebut kemungkinan disebabkan lulusan tidak siap untuk bekerja dan belum mampu menciptakan pekerjaan bagi diri mereka sendiri. Dengan demikian tujuan kurikulum 2004 bidang studi ekonomi diduga kuat untuk mengakomodasi hal tersebut.

(19)

3

(20)

Berdasarkan uraian permasalahan yang ada di atas, maka penulis akan mengambil judul penelitian “PENGARUH PELAKSANAAN KURIKULUM 2004, PROFESIONALITAS GURU BIDANG STUDI EKONOMI, DAN KULTUR KELUARGA TERHADAP JIWA KEWIRAUSAHAAN SISWA”. Penelitian ini merupakan studi kasus pada siswa-siswi di 3 SMA Negeri dan 3 SMA Swasta di Kabupaten Sleman Yogyakarta.

B. Batasan Masalah

Penelitian ini memfokuskan perhatian pada faktor-faktor yang diduga kuat menentukan pembentukan jiwa kewirausahaan siswa. Faktor-faktor tersebut antara lain sikap siswa terhadap pelaksanaan kurikulum 2004 bidang studi ekonomi, profesionalitas guru bidang studi ekonomi, dan kultur keluarga. Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat kontribusi faktor-faktor tersebut pada pembentukan jiwa kewirausahaan siswa.

C. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut :

1. Apakah ada pengaruh pelaksanaan kurikulum 2004 bidang studi ekonomi terhadap jiwa kewirausahaan siswa?

2. Apakah ada pengaruh profesionalitas seorang guru bidang studi ekonomi terhadap jiwa kewirausahaan siswa?

(21)

5

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara pelaksanaan kurikulum 2004 bidang studi ekonomi terhadap jiwa kewirausahaan siswa.

2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara profesionalitas seorang guru bidang studi ekonomi terhadap jiwa kewirausahaan siswa.

3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara kultur keluarga terhadap jiwa kewirausahaan siswa.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi peneliti yang sejenis dan sebagai sumber informasi bagi mahasiswa yang sedang menempuh mata kuliah kewirausahaan.

2. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk dapat menyiapkan lulusan yang mempunyai jiwa kewirausahaan melalui evaluasi pelaksanaan kurikulum 2004 bidang studi ekonomi dan evaluasi terhadap kinerja para guru khususnya bidang studi ekonomi.

3. Bagi Peneliti

(22)
(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kurikulum Bidang Studi Ekonomi 2004

1. Pengertian Kurikulum

Pengertian kurikulum menurut kamus Webster’s New International Dictionary (1953) adalah :

“The curriculum is a specified fixed course of study, as in a school or college, as one leading to a degree”

Pengertian di atas memandang bahwa kurikulum terdiri dari sejumlah mata pelajaran tertentu yang harus dikuasai untuk mencapai suatu tingkat pendidikan (Usman Mulyadi 1988:2). Sedangkan Oemar Hamalik (Usman Mulyadi,1988:2-3) mengungkapkan bahwa kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh murid untuk memperoleh ijazah.

Sedangkan pandangan yang lain mengenai kurikulum yang sejalan dengan perkembangan jaman adalah menurut Romine (Usman Mulyadi, 1988:4), yang menyatakan bahwa :

“Curriculum is interpreted to mean all of the organized courses, activities and experiences which pupils have under the direction of the school, wether in the classroom or not”

(24)

yang bertujuan memberikan pengalaman pendidikan bagi siswa adalah kurikulum.

Lebih lanjut Mehl Mills Donglass (Usman Mulyadi, 1988:5-6) mengungkapkan bahwa :

“The curriculum is as broad and varied as the child’s school environment, broadly conceived, the curriculum embraces not only subject matter but also varians aspects of the physical and environment. The school brings the chil with his impelling flow of school facilities subject matter, other children, and teachers from the interaction or the child with these elements learning results. Not only is the learner an ever-changing personality resulting from a continous series of new experiences, but the consituent elements of his environment are constantly evolving and unfolding”

Pandangan ini mengatakan bahwa kurikulum adalah merupakan program pendidikan yang disediakan oleh sekolah untuk siswa. Melalui program yang direncanakan itu siswa melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga mendorong perkembangan dan pertumbuhan siswa, sesuai dengan pendidikan yang telah ditentukan. Dengan melalui program kurikuler, sekolah menyediakan lingkungan bagi siswa untuk berkembang, karena itu kurikulum disusun sedemikian rupa agar memungkinkan siswa melakukan berbagai ragam kegiatan. Kurikulum tidak hanya terbatas pada mata pelajaran-mata pelajaran saja, tetapi meliputi segala sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan siswa, seperti bangunan sekolah, alat-alat pelajaran, perlengkapan, perpustakaan, karyawan tata usaha, lingkungan sekolah dan lain-lain.

(25)

9

bertujuan memberikan pengalaman pendidikan bagi siswa, seperti kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan intra kurikuler yang yang harus ditempuh oleh murid untuk memeperoleh ijazah atau meluluskan sekolahnya.

2. Fungsi dan Tujuan Kurikulum Bidang Studi Ekonomi 2004

Ekonomi merupakan ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang banyak, bervariasi, dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi, dan distribusi. Fungsi mata pelajaran ekonomi di sekolah adalah mengembangkan kemampuan siswa untuk berekonomi, dengan cara mengenal berbagai kenyataan dan peristiwa ekonomi, memahami konsep dan teori serta berlatih dalam memecahkan masalah ekonomi yang terjadi di masyarakat. Sedangkan tujuannya adalah (Depdiknas, 2004:6) :

a. Membekali siswa sejumlah konsep ekonomi untuk mengetahui dan mengerti peristiwa dan masalah ekonomi dalam kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi di lingkungan setingkat individu atau rumah tangga, masyarakat dan negara.

b. Membekali siswa sejumlah konsep ekonomi yang diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi pada jenjang selanjutnya.

(26)

d. Meningkatkan kemampuan berkompetensi dan bekerjasama dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun skala internasional.

Pelaksanaan kurikulum ekonomi 2004 dapat dilihat dalam pembuatan perencanaan pembelajaran seperti : silabus yang dibuat oleh para guru, penyediaan sarana pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum ekonomi 2004, dan lain- lain. Selain itu juga siswa diharapkan mempunyai kompetensi yang telah dirumuskan dalam kurikulum ekonomi 2004, yaitu antara lain (Depdiknas, 2004:7) :

a. Memiliki keyakinan, mempunyai hak, menjalankan kewajiban dan berperilaku sesuai dengan agama yang dianutnya, serta menyadari bahwa setiap orang perlu saling menghargai dan merasa aman.

b. Menggunakan bahasa untuk memahami, mengembangkan, dan mengkomunikasikan gagasan dan informasi, serta untuk berinteraksi dengan orang lain.

c. Memilih, memadukan, dan menerapkan konsep-konsep dan teknik-teknik numerik dan spasial, serta mampu mencari dan menyusun pola, struktur, dan hubungan.

d. Memilih, mencari, dan menerapkan teknologi dan informasi yang diperlukan dari berbagai sumber serta menilai manfaatnya.

(27)

11

f. Memahami konteks budaya, geografi, dan sejarah, serta memiliki pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai untuk berpartisipasi aktif dalam kehidupan, serta berinteraksi dan berkontribusi dalam masyarakat dan budaya global.

g. Berpartisipasi dalam kegiatan kreatif di lingkungan untuk saling menghargai karya artistik, budaya, dan intelektual serta menerapkan nilai- nilai luhur untuk meningkatkan kematangan pribadi menuju masyarakat beradab.

h. Menunjukkan kemampuan berpikir konsekuen, berpikir lateral, berfikir kritis, memperhitungkan peluang dan potensi, serta siap untuk mengahadapi berbagai kemungkinan.

i. Menunjukkan motivasi dan percaya diri dalam belajar, mampu bekerja mandiri, dan mampu bekerja sama dengan orang lain.

(28)

pelajaran tertentu. Yang dimaksud dengan indikator adalah merupakan kompetensi dasar secara spesifik yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai ketercapaian hasil pembelajaran. Yang dimaksud dengan materi pokok adalah materi pelajaran yang akan dipelajari di kelas pada saat proses belajar mengajar berlangsung.

Seseorang yang dinyatakan kompeten di bidang tertentu adalah seseorang yang menguasai kecakapan kerja atau keahlian selaras dengan tuntutan bidang kerja yang bersangkutan dan dengan demikian ia mempunyai wewenang dalam pelayanan sosial di masyarakatnya. Kompetensi keguruan menunjuk kuantitas serta kualitas layanan pendidikan yang dilaksanakan oleh guru yang bersangkutan secara standar (A. Samana, 1995:44). Kompetensi keguruan meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Kompetensi kepribadian dan sosial keguruan menunjuk perlunya struktur kepribadian dewasa yang mantap, susila, dinamik, reflektif serta berupaya untuk maju, dan bertanggung jawab (A. Samana, 1995:53-54). Dari penjelasan di atas dapat dijelaskan rincian dari kompetensi personal sosial yang disarankan adalah (A. Samana, 1995:55-57).

a. Guru menghayati serta mengamalkan nilai hidup termasuk nilai moral dan keimanan.

b. Guru hendaknya bertindak jujur dan bertanggung jawab.

(29)

13

d. Guru bersikap bersahabat dan terampil berkomunikasi dengan siapa pun demi tujuan yang baik.

e. Guru mampu berperan serta aktif dalam pelestarian dan pengembangan budaya masyarakatnya.

f. Dalam persahabatan dengan siapapun guru tidak kehilangan prinsip serta nilai hidup yang diyakininya.

g. Guru bersedia ikut berperan serta dalam berbagai kegiatan sosial. h. Guru adalah pribadi yang bermental sehat dan stabil.

i. Guru tampil secara pantas dan rapi.

j. Guru mampu berbuat kreatif dan penuh perhitungan.

k. Dalam keseluruhan relasi sosial dan profesionalnya guru hendaknya mampu bertindak tepat waktu dalam janji dan penyelesaian tugas-tugasnya.

l. Guru hendaknya dapat menggunakan waktu luangnya di luar tuntutan tugas keguruannya secara bijaksana dan produktif.

B. Profesionalitas Guru

1. Pengertian Profesionalitas

(30)

itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena tidak dapat memperoleh pekerjaan lain (Nana Sudjana, 1988); (Moh.Uzer Usman, 1997:14).

Profesional sering diartikan sebagai suatu keterampilan teknis yang dimiliki seseorang. Profesional memiliki makna ahli (expert), tanggung jawab (resposibility), baik tanggung jawab intelektual maupun tanggungjawab moral dan memiliki rasa kesejawatan (Piet A. Sahertian, 1994:29-30).

Seorang pekerja profesional dalam bahasa keseharian disebut juga sebagai seorang pekerja yang terampil atau cakap dalam kerjanya, biarpun keterampilan atau kecakapan tersebut sekedar produk dari fungsi minat dan belajar dari kebiasaan. Sebagai pekerja profesional dituntut mengusai visi yang mendasari keterampilannya yang menyangkut wawasan filosofis, pertimbangan rasional, dan memiliki sikap yang positif dalam melaksanakan serta memperkembangkan mutu karyanya ( T. Raka Joni, 1980:6 ; A. Samana, 1995:27).

(31)

15

terdidik dan terlatih bukan hanya memperoleh pendidikan formal tetapi juga harus menguasai berbagai strategi atau teknik di dalam kegiatan belajar mengajar serta menguasai landasan-landasan kependidikan seperti yang tercantum dalam kompetensi guru yang telah diatur.

Profesionalitas seorang guru dapat dilihat pada (Masidjo, 1995:11): 1. Kemampuannya dalam menguasai bahan pelajaran yaitu bidang studi

dalam kurikulum, pendalaman atau aplikasi.

2. Kemampuan mengelola proses belajar mengajar : yaitu dalam merumuskan tujuan pengajaran, mengenal dan menggunakan metode mengajar, memilih dan menyusun prosedur pengajaran, melaksanakan PBM, mengenal peserta didik, dan melaksanakan pengajaran remedial.

3. Kemampuan dalam mengelola kelas : yaitu mengatur tata ruang kelas, dan menciptakan iklim belajar yang serasi.

4. Kemampuan menggunakan media : yaitu kemampuan dalam menggunakan dan membuat media, mengelola dan mengembangkan laboratorium, dan menggunakan perpustakaan dan micro teaching.

5. Kemampuan dalam mengelola interaksi PBM 6. Kemampuan dalam menguasai landasan pendidikan

7. Kemampuan dalam menilai prestasi peserta didik untuk kepentingan pengajaran

8. Kemampuan mengenal fungsi bimbingan dan konseling

(32)

10. Kemampuan memahami prinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan.

Profesionalitas yang dituntut pada seorang guru adalah keterampilan teknis lebih rinci, serta kepribadian tertentu. Kriteria atau tolok ukur keprofesionalan seorang guru adalah sejauh mana guru telah memenuhi kriteria profesionalisme, segala upaya menuju profesionalisasi guru.

Moh. Fakry Gaffar (1999:98) mengemukakan bahwa untuk menjadi seorang guru yang profesional harus memiliki lima hal, yaitu : 1. Guru mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajarnya.

2. Guru menguasai secara mendalam bahan/ mata pelajaran yang akan diajarkan dan mengajarkannya kepada siswa.

3. Guru bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai teknik evaluasi.

4. Guru mampu berfikir sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari pengalamannya.

5. Guru seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat.

Sedangkan menurut T. Raka Joni (1994); (A. Samana, 1995:26) mengemukakan beberapa ciri guru yang profesional adalah sebagai berikut :

(33)

17

peran sosialnya di luar jalur sekolah (dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari.

2. Guru diharapkan mampu bertindak sebagai organisator pengajaran, menjadi fasilitator belajar siswa dalam hal yang teknis (didaktis metodis) guru tersebut mampu membimbing belajar siswa.

3. Sebagai perluasan dari tugas keguruan, seorang guru mesti pantas menjadi teladan bagi siswa dan sesama warga masyarakat di lingkungannya.

4. Guru bertanggung jawab secara profesional untuk secara terus menerus meningkatkan kecakapan keguruannya, baik yang menyangkut dasar keilmuan, kecakapan teknis didaktis, maupun sikap keguruannya.

5. Guru hendaknya menjunjung tinggi kode etik profesionalnya. Guru dituntut mematuhi serta mengejawantahkan norma yang termuat dalam rumusan kode etik guru tersebut dalam tindakan nyata, sehingga tindakan keguruannya dapat menggerakkan diri siswa dan warga masyarakat sekelilingnya untuk bertingkah laku yang baik.

Kemudian ditambahkan oleh Surra J. Kitti mengenai bagaimana menjadi guru yang baik dan profesional, yang antara lain :

a. Dapat tampil di muka kelas dengan prima, dengan menguasai materi pelajaran yang akan diberikan kepada siswa.

b. Dapat berlaku bijaksana.

(34)

d. Dapat mengendalikan emosi.

e. Dapat menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh siswa.

f. Memiliki rasa malu dan takut. Yang dimaksud dengan rasa malu adalah malu untuk melakukan perbuatan salah, sementara rasa takut adlah takut dari akibat perbuatan salah yang kita lakukan.

g. Dapat menerima hidup ini sebagaimana adanya, berusaha hidup sederhana sesuai dengan kenyataan yang ada.

h. Tidak sombong di hadapan murid, tidak membanggakan diri sendiri. i. Dapat berlaku adil, dalam memberikan penilaian kepada siswa.

2. Ciri-ciri Profesionalitas

Berdasarkan pengertian yang telah dikemukakan di atas, diketahui bahwa suatu profesi menuntut persyaratan yang mendasarkan keterampilan teknis lebih rinci, serta kepribadian tertentu. Untuk lebih memperjelas ciri-ciri yang dimaksud, berikut ini akan disampaikan oleh ahli yang mengemukakan batasan atau ciri-ciri sekaligus syarat-syarat dari suatu profesi.

Robert Rickey (Piet A. Sahertian, 1994:27-28) mengemukakan ciri-ciri profesi sebagai berikut :

(35)

19

b. Memerlukan waktu yang relatif panjang untuk mempelajari konsep-konsep serta prinsip-prinsip pengetahuan khusus yang mendukung keahliannya.

c. Memiliki kualifikasi tertentu untuk memasuki profesi tersebut.

d. Memiliki kode etik yang mengatur keanggotaan, tingkah laku, sikap dan cara kerja.

e. Membutuhkan suatu kegiatan intelektual yang tinggi.

f. Adanya organisasi yang dapat meningkatkan standar pelayanan, disiplin diri dalam profesi, serta kesejahteraan anggotanya.

g. Memberi kesempatan untuk kemajuan, spesialisasi dan kemandirian. h. Memandang profesi sebagai suatu karier hidup (alive career) dan

menjadikan seseorang anggota yang permanen.

Menurut Lieberman dan Eric Hoyle, ciri suatu profesi adalah sebagai berikut (Piet A. Sahertian 1994:27-28) :

1. Suatu profesi menampakkan diri dalam bentuk layanan sosial. Hakekat suatu profesi adalah seseorang itu lebih mengutamakan tugasnya sebagai suatu layanan sosial.

2. Suatu profesi dilandasi dan diperoleh atas dasar pengetahuan yang sistematis.

3. Suatu profesi membutuhkan jangka waktu panjang untuk dididik dan dilatih.

(36)

5. Suatu profesi umumnya juga ditandai oleh adanya pertumbuhan dalam jabatan.

Menurut C.V. Good (ed) 1973:440, (A. Samana, 1995:27) menjelaskan bahwa jenis pekerjaan yang berkualifikasi profesional memiliki ciri-ciri tertentu antar lain :

1. memerlikan pendidikan atau atau persiapan khusus bagi calon pelakunya dengan kata lain membutuhkan pendidikan pra-jabatan yang relevan.

2. Kecakapan seorang pekerja profesional dituntut memenuhi persyaratan yang telah dibakkan oleh pihak yang berwenang, contoh organisasi profesional, konsorsium, dan pemerintah.

3. Mendapat pengakuan dari masyarakat atau negara dengan segala

civil effect-nya.

Berbicara mengenai profil guru dalam konteks profesional berarti berbicara tentang kualifikasi guru. Guru yang profesional mempunyai kualifikasi tertentu, baik kualifikasi personal (guru yang baik, guru yang berhasil, guru yang efektif), maupun kualifikasi profesional (kualifikasi kompetensi) (Piet A. Sahertian, 1994:24-26).

C. Kultur Keluarga

1. Pengertian kultur

(37)

21

“ a pattern of basic assumption invented, or developed by a group as it learns to cope with its problems of exsternal adaption and internal integration that has worked well enough to be considered valid and therefore to be taught to new members as the correct way to perceived, think, and feel in relation to those problem”.

Kultur merupakan asumsi dasar yang ditemukan, dipahami dan dikembangkan oleh anggota kelompok atau grup. Karena asumsi terbukti benar saat digunakan untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi kelompok, baik masalah adaptasi dengan lingkungan eksternal organisasi maupun integrasi dalam tubuh grup itu sendiri, maka asumsi tersebut diajarkan kepada anggota-anggota baru sebagai cara pandang, pola pikir, dan perasaan yang benar ketika menghadapi masalah di masa mendatang. Clayde Kluckhon, sebagaimana dikutip Erez dan Early (1993:41), menyatakan bahwa :

“Culture consists of patterned ways of thinking, feeling, and reacting, acquired and transmitted mainly by symbols, constituting the distinctive achievement of human group, including their embodiments in artijacts, the essential, core of culture consists of traditional (r.e. historically derived and selected) ideas and especially their attached values”.

(38)

“ Culture is always a collective phenomenon, because it is at least partly shared with people who live or leved within the same social environment, which is where it was learned. It is the collective programming of the mind which distinguishes the members of one group or category of people another”

Kultur adalah bentuk pemrograman mental secara kolektif. Kultur membedakan anggota kelompok satu dengan kelompok lainnya dalam hal pola pikir, perasaan dan tindakan anggota satu kelompok. Hofstede (1994:4), menyebut kultur sebagai ‘software of mind’. Substansi perbedaan tersebut lebih tampak pada praktik kultur daripada nilai- nilai. Sebagai bentuk pemograman mental secara kolektif, kultur cenderung sulit berubah. Jikalau pun berubah, maka perubahan akan berlangsung secara evolutif (perlahan-lahan). Hal ini disebabkan bukan karena semata- mata karena kultur tersebut telah menjadi bagian dari diri para anggota kelompok, tetapi kultur telah terkristalisasi ke dalam lembaga yang mereka bangun. Koentjaraningrat (1987:25-26) mengemukakan bahwa para individu sejak kecil dekat dengan nilai-nilai hidup di masyarakatnya, sehingga konsepsi-konsepsi nilai telah mengakar dalam jiwa mereka. Dampaknya nilai-nilai budaya tersebut sukar berubah dalam waktu yang singkat.

(39)

23

dapat membedakan kelompok satu dengan kelompok yang lain dalam pola pikir, perasaan, tindakan suatu kelompok.

2. Dimensi kultur Keluarga

Kultur merupakan fenomena kolektif membedakan kelompok satu dengan kelompok yang lainnya ( Hofstede, 1994:5). Substansi perbedaan terletak lebih tampak pada praktik kultur dari pada nilai-nilai. Hofstede (1994:181-182) menyatakan bahwa perbedaan kultur tersebut selanjutnya dapat dianalisis pada tingkat unit atau bahkan sub-sub unit dalam suatu organisasi. Sebagai bentuk pemrograman mental secara kolektif, kultur suatu kelompok cenderung sulit berubah. Jikalau pun berubah, maka perubahan akan berlangsung secara evolutif (perlahan-lahan). Hal ini disebabkan bukan semata-mata karena kultur tersebut telah menjadi bagian dari diri para anggota kelompok, tetapi kultur telah terkristalisasi ke dalam lembaga yang mereka bangun. La Midjan (1995:7) menyebutkan bahwa lembaga yang dimaksud antara lain : struktur keluarga, struktur pendidikan, organisasi, keagamaan, asosiasi-asosiasi, bentuk pemerintahan, organisasi kerja, lembaga hukum, kepustakaan, pola tata ruang, bentuk bangunan gedung, dan juga teori-teori ilmiah.

(40)

tersebut kultur diukur berdasarkan dimensi-dimensinya yang mencakup :

power distance (from small to large), collectivisme versus individualism,

feminity versus masculinity, dan uncertainty avoidance (from weak to strong).

Power distance (jarak kekuasaan) diartikan sebagai tingkat dimana kekuasaan anggota dalam institusi atau didistribusikan secara tidak sama.

Individualism (individualisme) meggambarkan suatu masyarakat dimana pertalian antar individu hilang (setiap orang memikirkan dirinya sendiri dan baru yang lainnya). Sedangkan lawannya adalah collectifisme

(kolektivisme) menunjukkan suatu masyarakat dalam mana orang-orang sejak lahir diintegrasikan secara kuat dalam grup yang akhirnya mereka menjadi sangat loyal terhadap kelompok tersebut. Masculinity

(maskulinitas) menunjukkan masyarakat dalam mana peran sosial gender ada perbedaan yang jelas. Sementara feminimitas menunjukkan masyarakat dalam mana peran sosial gender tumpang tindih (overlap)

sebagai contoh : baik laki-laki maupun perempuan sederhana, sabar, lembut hati, dan memberikan prhatian terhadap kualitas hidup. Dimensi terakhir adalah uncertainty avoidance yang menunjukkan masyarakat untuk mana anggota-anggota akan merasa terancam dalam ketidakpastian atau pun ketidaktahuan situasi.

(41)

25

Pada tingkat keluarga, dimensi power distance mencakup indikator antara lain : kepatuhan/rasa hormat terhadap orang tua atau terhadap anggota keluarga lain yang lebih tua ataupun ketergantungan pada orang tua. Dimensi kolektivitas versus individualitas mencakup indikator antara lain: kebebasan untuk menyatakan pendapat, loyalitas kepada anggota keluarga lain, kebebasan untuk mandiri, keterikatan sosial satu sama lain dalam keluarga, kebutuhan untuk berkomunikasi, perasaan yang muncul atas pelanggaran suatu aturan atau norma tertentu. Dimensi feminitas versus maskulinitas mencakup indikator antara lain: dominasi penetapan aturan dalam keluarga, perhatian kepada anggota keluarga yang lebih kuat, dan hasrat untuk kuat. Sedangkan dimensi penghindaran atas ketidakpastian mencakup indikator yang meliputi: tingkat kecemasan menghadapi kondisi ketidakpastian, perasaan terhadap situasi ketidakpastian, serta kondisi ketat/tidaknya pengaturan atas hal baik dan tidak baik.

D. Kewirausahaan

1. Pengertian kewirausahaan

Istilah kewirausahaan berasal dari bahasa Perancis “entreprendre”

(42)

adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda

(create new and different) melalui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang. Karya dan karsa banyak terdapat pada orang- orang yang berfikir kreatif dan inovatif. Proses kreatif dan inovatif biasanya diawali dengan memunculkan ide-ide dan pemikiran- pemikiran baru untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Sedangkan dalam organisasi perusahaan, proses kreatif dan inovatif dilakukan melalui kegiatan penelitian dan pengembangan (research and development) untuk meraih pasar.

(43)

27

Secara epistimologi, kewirausahaan merupakan nilai yang diperlukan untuk memulai usaha (star-up phase) atau suatu proses dalam mengerjakan suatu yang baru (creative) dan sesuatu yang berbeda (innovative). Dalam konteks manajemen, seorang intrepreneur umumnya memiliki kemampuan menggunakan sumber daya seperti finansial, bahan mentah (materials), dan tenaga kerja untuk menghasilkan suatu produk baru, bisnis baru, proses produksi, ataupun pengembangan organisasi usaha (Marzuki Usman, 1997; Suryana, 2001:11).

(44)

Zimmermer (1996:51); Suryana (2001:12) mencakup teknologi, pengetahuan baru, produk dan jasa yang sudah ada, dan penemuan cara-cara yang berbeda untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih banyak dengan sumber daya yang lebih efektif.

2. Karakteristik kewirausahaan

Karakteristik kewirausahaan dikemukakan oleh berbagai pihak secara beragam. Meredith (1996:9); Suryana (2001:12) menyatakan bahwa berwirausaha berarti memadukan watak pribadi, keuangan, dan sumber daya. Oleh sebab itu, berwirausaha merupakan suatu pekerjaan atau karier dimana seseorang dalam menjalankannya memiki ciri-ciri : (1) kepribadian, ketidaktergantungan, individualitas, dan optimisme; (2) kebutuhan.

Dalam kewirausahaan, ada dua (2) sistem nilai yang menonjol yaitu sistem nilai primer pragmetrik dan sistem nilai moralistik. Sistem nilai primer pragmetrik dapat dilihat dari watak, jiwa dan perilakunya, misalnya kerja keras, tegas, mengutamakan prestasi, dan lain-lain. Sementara , sistem nilai moralistik mencakup keyakinan atau percaya diri, kehormatan, kepercayaan, kerjasama, keteladanan, dan keutamaan.

(45)

29

sebab itu, watak yang melekat pada diri wirausaha akan menjadi ciri-ciri kewirausahaan yang dapat dipandang sebagai sistem nilai kewirausahaan. Nilai-nilai kewirausahaan tersebut identik dengan nilai yang melekat pada sistem nilai manajer.

Steinhoff dan John Burges (1993:38) mengemukakan beberapa karakteristik yang diperlukan untuk menjadi wirausaha yang berhasil meliputi :

1. Memiliki tujuan dan visi yang jelas.

2. Bersedia menanggung resiko uang dan waktu. 3. Berencana, mengorganisasi.

4. Kerja keras sesuai dengan tingakat kepentingan.

5. Mengembangkan hubungan dengan pelanggan, pemasok, pekerja, dan lain-lain.

6. Bertanggung jawab terhadap keberhasilan dan kegagalan.

Beberapa ciri-ciri kewirausahaan yang dikemukakan oleh Vernon A. Musselum (1998:150); Wasty Sumanto (1989); Geoffey Meredith (1989:5) dalam bentuk ciri-ciri sebagai berikut :

1. Keinginan yang kuat untuk berdiri sendiri. 2. Kemauan untuk mengambil resiko.

3. Kemampuan untuk belajar dari pengalaman. 4. Memotivasi diri sendiri.

(46)

7. Percaya pada diri sendiri. 8. Doronagn untuk berprestasi. 9. Tingkat energi yang tinggi. 10. Tegas.

11. Yakin dan percaya pada kemampuan diri sendiri.

12. Tidak suka uluran tangan dari pemerintah atau pihak lain di masyarakat.

13. Tidak bergantung pada alam dan berusaha untuk tidak menyerah pada alam.

14. Kepemimpinan. 15. Keorisinilan.

16. Berorientasi pada masa depan dan penuh gagasan.

Dalam mencapai keberhasilannya, seorang wirausaha memiliki ciri-ciri tertentu pula. Dalam “Enterpreneurship and Small Enterprise Development Report” (1989) yang dikutip oleh M. Scarborough dan Thomas Zimmerer (1993:5) dikemukakan beberapa karakteristik kewirausahaan yang berhasil diantaranya memiliki beberapa ciri-ciri sebagai berikut :

1. Proaktif, yaitu berinisiatif dan tegas (assertive).

(47)

31

3. Komitmen kepada orang lain, misalnya : dalam mengadakan kontrak dan hubungan bisnis.

Sedangkan menurut pandangan Timmons dan McClelland (1961), Thomas F. Zimmerer (1996:6-8), Suryana, 2001:16-17) tentang karakteristik sikap dan perilaku kewirausahaan yang berhasil adalah sebagai berikut :

1. Memiliki komitmen dan tekad yang bulat untuk mencurahkan semua perhatiannya pada usaha.

2. Memiliki rasa tanggung jawab.

3. Selalu berambisi untuk mencari peluang. 4. Tahan terhadap resiko dan ketidakpastian. 5. Percaya diri.

6. Berdaya cipta dan luwes.

7. Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk mengetahui hasil dari apa yang dikerjakannya.

8. Memiliki tingkat energi yang tinggi. 9. Memiliki dorongan untuk selalu unggul. 10. Berorientasi pada masa yang akan datang. 11. Selalu belajar dari kegagalan.

12. Kemampuan dalam kepemimpinan.

(48)

kerja keras, tegas, mengutamakan prestasi, keberanian mengambil resiko, produktivitas, kreativitas, inovatif, kualitas kerja, komitmen, dan kemampuan mencari peluang. Sementara sistem nilai moralistik mencakup keyakinan atau percaya diri, kehormatan, kepercayaan, kerja sama, keteladanan, dan keutamaan.

E. Kerangka Teoretik

1. Pengaruh Pelaksanaan Kurikulum Bidang Studi Ekonomi 2004

Terhadap Jiwa Kewirausahaan Siswa.

Sekolah memiliki perbedaan karakter dalam sumber dayanya. Masing-masing sekolah juga memiliki cara yang berbeda dalam melaksanakan kegiatan pendidikan terutama dalam pelaksanaan kurikulum 2004 yang berbasis kompetensi. Hal tersebut selanjutnya akan berdampak pada perbedaan lulusan pada masing-masing sekolah.

(49)

33

2. Pengaruh Profesionalitas Guru Bidang Studi Ekonomi Terhadap

Jiwa Kewirausahaan Siswa.

Guru merupakan faktor utama dalam pelaksanaan kurikulum 2004 bidang studi ekonomi. Guru adalah media/fasilitator bagi siswa dalam belajar di sekolah. Guru harus menyampaikan pembelajaran setiap hari disekolah, menilai, mengelola kelas, mengatur dalam proses pembelajaran, mendampingi siswa di sekolah, memberi contoh/teladan yang baik bagi seluruh siswa, dan masih banyak lagi tugas yang harus dikerjakan oleh seorang guru.

Apa yang sehari-hari dilakukan oleh guru di sekolah dapat dijadikan contoh konkrit bagi siswa dalam pembentukan jiwa kewirausahaan. Ketekunan guru dalam mengajar dan melaksanakan pembelajaran di kelas, kedisiplinan guru yang baik, dan kemampuan serta kegigihan seorang guru dalam menyampaikan materi pelajaran yang dapat diterima semua siswa dan disukai siswa adalah contoh sekaligus perangsang yang baik bagi siswa dalam menumbuhkan jiwa kewirausahaannya.

(50)

siswa nilai-nilai serta etika ekonomi dan memiliki jiwa kewirausahaan, maka diharapkan siswa benar-benar mempunyai jiwa kewirausahaan setelah lulus nanti.

3. Pengaruh Kultur Keluarga Terhadap Jiwa Kewirausahaan Siswa.

Anak dibesarkan dalam sebuah keluarga. Sebagian besar waktu hidupnya ada dalam lingkungan keluarga. Anak dibekali dengan nilai-nilai, norma-norma dan kebiasaan-kebiasaan yang baik, tidak ada keluarga membekali anak dengan norma dan ajaran yang tidak baik. Nilai yang ditanamkan oleh masing-masing keluarga memiliki beberapa faktor atau pun karakter yang berbeda-beda antara keluarga yang satu dengan yang lain. Dengan demikian ada dugaan kuat bahwa kultur keluarga berpengaruh terhadap pembentukan jiwa kewirausahaan. Hal ini mengingat keluarga adalah merupakan tempat pendidikan yang pertama dan utama bagi perkembangan diri siswa.

Oleh karena anak atau siswa berasal dari sebuah lingkungan keluarga, maka keluargalah yang banyak mempengaruhi akan pembentukan jiwa kewirausahaan siswa. Keluarga membawa pengaruh yang paling dominan bagi siswa. Contoh atau teladan kewirausahaan dari orang tua akan sangat memepengaruhi jiwa kewirausahaan bagi anak atau siswa.

(51)

35

4. Pengaruh Pelaksanaan Kurikulum 2004, Profesionalitas Guru Bidang

Studi Ekonomi, dan Kultur Keluarga Terhadap Jiwa Kewirausahaan

Siswa.

Pendidikan menengah atas berusaha menyiapkan peserta didik menjadi manusia yang selalu siap menghadapi tantangan dan persaingan dunia lain. Sekolah karenanya berusaha memberikan pendidikan yang terarah berdasarkan kurikulum. Pelaksanaan kurikulum 2004 bidang studi ekonomi berhubungan erat dengan tujuan yang hendak dicapai oleh kurikulum 2004 bidang studi ekonomi, yaitu jiwa kewirausahaan pada diri siswa.

Profesionalitas guru tampak dalam penyampaian pengajaran di sekolah, bagaimana seorang guru dapat menanamkan dan membekali siswanya dengan pendidikan yang dapat merangsang tumbuhnya jiwa kewirausahaan pada diri siswa. Guru yang mempunyai profesionalitas yang tinggilah yang mampu menyampaikan materi dan mewujudkan tujuan pembelajaran.

Tidak lepas dari itu semua keluargalah yang paling menentukan bagaimana arah pendidikan siswa selanjutnya dan tertanamnya jiwa kewirausahaan pada diri siswa. Jika situasi keluarga mendukung siswa untuk mengembangkan jiwa kewirausahaannya maka dengan sendirinya jiwa kewirausahaan pada diri siswa akan tertanam.

(52)

mendapatkan uang atau dapat juga melalui pemahaman dalam praktek pelaksanaan kurikulum di sekolah, serta melaui keprofesionalan seorang guru dalam menyampaikan pembelajaran di kelas.

F. Rumusan Hipotesis

1. Ada pengaruh pelaksanaan kurikulum 2004 bidang studi ekonomi terhadap jiwa kewirausahaan siswa.

2. Ada pengaruh profesionalitas guru SMA bidang studi ekonomi terhadap jiwa kewirausahaan siswa.

(53)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi kasus yaitu penelitian yang mendalam tentang sesuatu objek atau objek pada area yang terbatas. Dengan demikian hasilnya hanyalah berlaku pada kasus di mana objek/subjek yang diteliti dan tidak dapat digeneralisasikan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di 3 SMA Negeri dan 3 SMA Swasta yang berada di Kabupaten Sleman Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Oktober s/d bulan November 2005.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMA di Kabupaten Sleman Yogyakarta.

2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

(54)

ditetapkan. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel penelitian adalah siswa-siswa kelas III IPS. Alasan dari pemilihannya adalah karena siswa kelas III dianggap sudah cukup lama belajar ekonomi dan yang sudah menerima kurikulum 2004. Dengan demikian siswa-siswa tersebut telah memiliki pengetahuan yang cukup memadai tentang ekonomi dan nilai-nilai ekonomi.

D. Variabel Penelitian dan Pengukurannya

1. Variabel Pelaksanaan Kurikulum 2004 Bidang Studi Ekonomi

Pelaksanaan kurikulum 2004 bidang studi ekonomi adalah hasil dari penilaian siswa terhadap pelaksanaan kurikulum 2004 di sekolah yang nantinya akan menghasilkan sebuah sikap yang positif maupun yang negatif. Hasil evaluasi dari siswa tentang pelaksanaan kurikulum 2004 bidang studi ekonomi akan menentukan jiwa kewirausahaan siswa.

(55)

39

Tabel 1

Operasionalisasi Variabel Pelaksanaan Kurikulum 2004 Bidang Studi Ekonomi

No Variabel Dimensi Indikator Pertanyaan

No 1. Pengelolaan kurikulum berbasis sekolah (Puskur 2004)

1. Mengembangkan silabus. 2. Menetapkan dan

mengembangkan materi. 3. Melaksanakan kurikulum. 4. Mengembangkan sistem

pemantauan. 1-3 4 5-6 7 2. Kegiatan belajar mengajar (Puskur 2004).

1. Berpusat pada siswa. 2. Belajar dari pengalaman. 3. Mengembangkan ketrampilan sosial. 4. Mengembangkan keingintahuan. 5. Mengembangkan kreatifitas siswa. 6. Mengembangkan Kemampuan

menggunakan ilmu dan teknologi. 8 9 10 11 12 13 3. Penilaian berbasis kelas (Puskur 2004).

1. Membuat kertas kerja siswa (portofolio).

2. Keseimbangan aspek ketiga ranah (kognitf, afektif, psikomotorik). 3. Adanya model penilaian

dalam suasana resmi dan tidak resmi, di dalam dan di luar kelas.

4. Adanya standar penilaian yang harus dan telah dicapai.

5. Terintergrasi (terpadu) dalam kegiata awal, tengah, akhir dalam pembelajaran.

6. Keteraturan dalam pelaporan hasil penilaian.

7. Menekankan proses dan hasil belajar (pencapaian ketrampilan hidup). 14 15 16 17 18 19 20 Pelaksanaan kurikulum 2004 bidang studi ekonomi 4.Kurikulum dan hasil 1. Memperoleh/mendapat kejelasan hasil belajar

(56)

belajar (Puskur 2004)

siswa.

2. Memberikan kelonggaran guru dalam penekatan kegiatan belajar mengajar. 3. Memungkinkan

pengembangan pembelajaran dan program pengajaran siswa.

4. Mempertimbangkan tuntutan saat ini dan mendatang, nilai, dan nilai-nilai lintas kurikulum. 5. Sesuai dengan

perkembangan

kedewasaan psikologis. 6. Persiapan untuk

pendidikan lanjutan, kehidupan nyata dan dunia kerja.

22

23-24

25-26

27-28

29

2. Variabel Profesionalitas Guru Bidang Studi Ekonomi

Profesionalitas guru bidang studi ekonomi adalah kemampuan dan keahlian khusus seseorang dalam melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru bidang studi ekonomi.

(57)

41

4, ragu-ragu (rr) diberi skor 3, setuju (s) diberi skor 2, dan sangat setuju (ss) diberi skor 1. Berikut ini disajikan tabel operasional variabelnya.

Tabel 2

Operasionalisasi Variabel Profesionalitas Guru Bidang Studi Ekonomi

Variabel Indikator Pertanyaan

No Profesionalitas

Guru

1. Menguasai bahan (Masidjo, Moh. Fakri, Surra J. Kitti)

2. Mampu mengelola program mengajar (Masidjo; 1995:11)

3. Mampu mengelola kelas (Masidjo) 4. Menguasai suatu landasan pendidikan

(Masidjo)

5. Menguasai media dan sumber (Masidjo) 6. Mampu mengelola interaksi belajar

mengajar (Masidjo)

7. Mampu menilai prestasi atau

bertanggungjawab dengan hasil belajar siswa (Masidjo, Surra J. Kitti, Moh. Fakri)

8. Mengenal fungsi dan layanan bimbingan dan konseling (BK) (Masidjo)

9. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah (Masidjo).

10.Menafsirkan hasil penelitian pengajaran (Masidjo).

11.Mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajarnya (Moh. Fakri). 12.Berfikir sistematis tentang apa yang

dilaksanakan dan belajar dari pengalaman (Moh. Fakri).

13.Merupakan dari masyarakat (Moh. Fakri) 14.Mampu berlaku bijaksana, memiliki

kesabaran yang tinggi (Surra J. Kitti) 15.Mampu membawa diri (selalu ceria di

muka kelas, tidak membawa masalah pribadi di rumah ke sekolah ) (Surra J. Kitti)

16.Mampu mengendalikan emosi (Surra J. Kitti)

17.Memiliki rasa malu dan takut untuk

(58)

melakukan perbuatan yang salah (Surra J. Kitti).

18.Dapat menerima hidup sebagai mana adanya dan rendah diri (Surra J. Kitti). 19.Tidak sombong di depan murid (Surra J.

Kitti).

18 19

3. Variabel Kultur Keluarga

Kultur keluarga adalah bentuk pemrograman mental secara kolektif dalam keluarga yang dapat membedakan anggota keluarga satu dengan keluarga yang lainnya yang tampak dalam hal pola pikir, perasaan dan tindakan anggota satu kelompok.

Dimensi variabel kultur keluarga meliputi 4 dimensi yang mencakup 18 indikator, yang akan dijabarkan ke dalam 18 item pertanyaan. Untuk pertanyaan positif jawaban sangat tidak setuju (sts) diberi skor 1, tidak setuju (ts) diberi skor 2, ragu-ragu (rr) diberi skor 3, setuju (s) diberi skor 4, dan sangat setuju (ss) diberi skor 5. Sedangka untuk pertanyaan negatif jawaban sangat tidak setuju (sts) diberi skor 5, tidak setuju (ts) diberi skor 4, ragu-ragu (rr) diberi skor 3, setuju (s) diberi skor 2, dan sangat setuju (ss) diberi skor 1. Berikut ini disajikan tabel operasional variabelnya.

Tabel 3

Operasionalisasi Variabel Kultur Keluarga

Variabel Dimensi Indikator Pertanyaan No

Kultur Keluarga

1.Power distance

(Hofstede)

1. Aturan-aturan dan norma-norma dalam keluarga 2. Kepatuhan ( sopan santun ) 3. Orang tua mempunyai

otoritas tertinggi

4. Ikatan emosional diantara

(59)

43

4. Variabel Pembentukan Jiwa Kewirausahaan

Pembentukan jiwa kewirausahaan adalah terbentuknya kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan melalui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang.

2.Colectivism vs

Individualism

(Hofstede)

3. Femininity vs Maskulinity

(Hofstede)

4. Uncertainty Avoidance

(Hofstede)

keluarga yang dekat 5. Asas demokratis dalam

keluarga

6. Keadilan dalam penggunaan aset keluarga

7. Tanggung jawab 8. Ikatan persaudaraan yang

kental / kuat

9. Ramah tamah dengan anggota keluarga 10. Takut berbuat salah di

keluarga

11. Takut berbuat salah di masyarakat

12. Bapak merupakan pemegang otoritas / kekuatan tertinggi

13. Pilih kasih / berat sebelah/ tidak adil

14. Tidak ada pembedaan perlakuan gender dalam karier

15. Kedekatan hubungan antara anggota keluarga

16. Kepasrahan terhadap

jumlah pendapatan keluarga 17. Rasa senasib

sepenanggungan

(60)

Dimensi variabel pembentukan jiwa kewirausahaan mencakup 12 indikator, yang akan dijabarkan ke dalam 14 item pertanyaan. Untuk pertanyaan positif jawaban sangat tidak setuju (sts) diberi skor 1, tidak setuju (ts) diberi skor 2, ragu-ragu (rr) diberi skor 3, setuju (s) diberi skor 4, dan sangat setuju (ss) diberi skor 5. Sedangkan untuk pertanyaan negatif jawaban sangat tidak setuju (sts) diberi skor 5, tidak setuju (ts) diberi skor 4, ragu-ragu (rr) diberi skor 3, setuju (s) diberi skor 2, dan sangat setuju (ss) diberi skor 1. Berikut ini disajikan tabel operasional variabelnya.

Tabel 4

Operasionalisasi Variabel Pembentukan Jiwa Kewirausahaan

Variabel Indikator Pertanyaan

No Jiwa

Kewirausahaan Siswa

1. Memiliki komitmen dan tekad yang bulat untuk mencurahkan semua perhatiannya pada usaha.(Suryana)

2. Memiliki rasa tanggung jawab.(Suryana) 3. Selalu berambisi untuk mencari peluang.

(Suryana)

4. Tahan terhadap resiko dan ketidakpastian. (Suryana)

5. Percaya diri. (Suryana)

6. Berdaya cipta dan luwes. (Suryana)

7. Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk mengetahui hasil dari apa yang dikerjakannya. (Suryana)

8. Memiliki tingkat energi yang tinggi. (Suryana)

9. Memiliki dorongan untuk selalu unggul. (Suryana)

10.Berorientasi pada masa yang akan datang. 11.Selalu belajar dari kegagalan. (Suryana) 12.Kemampuan dalam kepemimpinan. .

(Suryana)

1

2 3 4 5 6-7

8

9 10 11-12

(61)

45

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Kuesioner merupakan sejumlah daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk diisi sesuai dengan keadaan responden. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang sikap siswa terhadap pelaksanaan kurikulum 2004 bidang studi ekonomi, profesionalitas guru bidang studi ekonomi, kultur keluarga, dan pembentukan jiwa kewirausahaan siswa SMA.

2. Wawancara

Wawancara merupakan dialog yang dilakukan oleh peneliti dimaksudkan untuk mendapatkan keterangan-keterangan yang diperlukan. Metode ini diperlukan untuk mendapat data untuk melengkapi data-data yang telah dikumpulkan dengan metode kuesioner.

3. Dokumentasi

(62)

F. Pengujian Validitas dan Reliabilitas

1. Pengujian Validitas

Pengujian validitas (test of validity) dimaksudkan untuk mengetahui apakah butir-butir pertanyaan mampu mengukur yang seharusnya diukur (sahih) atau tidak. Pengujian validitas dilakukan dengan mengkorelasikan antar skor jawaban masing-masing item pertanyaan dengan skor total yang diperoleh dari penjumlahan skor pertanyaan.

Uji validitas digunakan rumus Korelasi Product Moment Pearson

(Sutrisno Hadi, 1991: 23) yaitu:

(

)

(

)

∑ ∑

− − − = 2 2 2 2 i i i i i i i i Y Y n Y X n Y X Y X n rxy Keterangan:

r : koefisien korelasi

Yi : skor total setiap items tes –i Xi : skor masing-masing item tes ke-1 n : jumlah item pertanyaan

Untuk menentukan apakah instrumen ini valid atau tidak ketentuannya sebagai berikut:

(63)

47

tabel = 0,222. Hasil pengujian validitas terhadap variabel pelaksanaan kurikulum 2004 bidang studi ekonomi dalam penelitian ini ada 5 butir pertanyaan yang tidak valid yaitu butir 3, 10, 17, 19, dan 27, untuk variabel profesionalitas guru bidang studi ekonomi ada 3 butir pertanyaan yang tidak valid yaitu butir 31, 36, dan 40, untuk variabel kultur keluarga ada 2 butir yang tidak valid yaitu pertanyaan butir 54, dan 64, dan untuk variabel jiwa kewirausahaan ada 3 butir pertanyaan yang tidak valid yaitu butir 74, 75, dan 77. Jadi total butir pertanyaan yang tidak valid dari keseluruhan butir pertanyaan ada 13 butir, dan oleh peneliti butir pertanyaan yang tidak valid ini di buang atau dihilangkan (lampiran, hal

148-164)

2. Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrument dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. Untuk menghitung reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini menggunakan Koefisien Alpha Cronbach

dengan taraf signifikan 5% (Suharsimi Arikunto, 1987:236). Rumus Alpha:

11 r =

⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡ −1 k k ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡

2 2 1 b b σ σ keterangan: 11

r : Reliabilitas instrument

k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal 2

σb : Jumlah varians butir

2

t

(64)

Reliabilitas kuesioner pada penelitian ini menggunakan teknik Alpha Cronbach. Jika koefisien alpha lebih besar dari r tabel dengan taraf signifikan 5% maka data kuesioner tersebut reliabel. Sebaliknya jika koefisien alpha lebih kecil dari r tabel dengan taraf signifikan 5% maka data kuesioner tersebut tidak reliabel. Hasil perhitungan dengan bantuan SPSS untuk variabel pelaksanaan kurikulum 2004 bidang studi ekonomi diperoleh nilai r11 hitung = 0,909 lebih besar dari r11 tabel = 0,222, untuk variabel profesionalitas guru bidang studi ekonomi diperoleh nilai r11 hitung = 0,852 lebih besar dari r11 tabel = 0,222, untuk variabel kultur keluarga diperoleh nilai r11 hitung = 0,837 lebih besar dari r11 tabel = 0,222, dan untuk variabel jiwa kewirausahaan diperoleh nilai r11 hitung = 0,844 lebih besar dari r11 tabel = 0,222. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dari keempat variabel adalah reliabel atau handal (lampiran, hal 148-164)

G. Teknik Analisis Data

1. Deskripsi Data

(65)

49

kewirausahaan siswa. Untuk keperluan deskripsi data digunakan tabel distribusi frekuensi untuk pada setiap variabel.

2. Uji Normalitas.

Pengujian normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah setiap variabel berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas setiap data varibel, digunakan uji one Sample Kolmogorov-Smirnov. Pengujian normalitas dilakukan dengan bantuan program SPSS 11.0. jika nilai α hitung untuk tiap-tiap variabel penelitian ini dibawah α=0.05 maka distribusi data variabel tersebut adalah tidak normal. Jika masing-masing variabel mempunyai nilai di atas 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian berdistribusi normal. Adapun rumus uji One Sample Kolmogorov-Smirnov sebagai berikut (Wayne W. Daniel, 1989:350):

D = Max Fo(Xi) - S Ν (Xi) Keterangan:

D : Deviasi maksimum

Fo(Xi) : Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan S Ν : Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi

3. Pengujian Hipotesis 1.Rumusan Hipotesis

a.Hipotesis I

(66)

H1 = ada pengaruh pelaksanaan kurikulum 2004 bidang studi ekonomi terhadap jiwa kewirausahaan siswa.

b.Hipotesis II

Ho = tidak ada pengaruh profesionalitas guru bidang studi ekonomi terhadap jiwa kewirausahaan siswa.

H1 = ada pengaruh profesionalitas guru bidang studi ekonomi terhadap jiwa kewirausahaan siswa.

c.Hipotesis III

Ho = tidak ada pengaruh kultur keluarga terhadap jiwa kewirausahaan siswa.

H1 = ada pengaruh kultur keluarga terhadap jiwa kewirausahaan siswa.

2. Pengujian Hipotesis dan Penarikan Kesimpulan

Untuk menguji hipotesis digunakan alat analisa statistik Chi Square dengan rumus sebagai berikut (Sutrisno Hadi, 2000:317) yaitu :

=

h h o

f f

f 2

2 ( )

χ

Keterangan : 2

χ : Chi-Square

fo : Frekuensi yang diperoleh dari sampel

fh : Frekuensi yang diharapkan dari sampel

Sedangkan fh diperoleh melalui rumus (Sutrisno Hadi, 2000:332)

(67)

51

N n n fh = ( k)( g)

Keterangan :

nk : jumlah kategori ng : jumlah golongan N : total sampel

Untuk menemukan derajat kebebasan digunakan rumus db = (b-1) (k-1). Harga Chi Kuadrat selanjutnya dibandingkan dengan harga Chi kuadrat yang tercantum dalam tabel. Jika hargaχ2

hitung <χ2tabel, maka Ho diterima dan sebaliknya jika χ2hitung >χ2tabel, maka Ho ditolak. Untuk menentukan daerah penerimaan dan penolakan hipotesis berdasarkan taraf signifikan sebesar 5% dan derajat kebebasan (db) = (b-1) (k-1)

Keterangan :

b : banyaknya klasifikasi (baris) k : banyaknya kelompok (kolom) 3) Menarik kesimpulan

Berdasarkan hasil/nilai hitung Chi-Square, kemudian dibandingkan dengan nilai Chi-Square dari tabel dengan ketentuan:

Ho diterima apabila χ2hitung < χ2tabel Ho ditolak apabilaχ2 hitung > χ2 tabel

Koefisien Kontingensi

(68)

profesionalitas guru bidang studi ekonomi, dan kultur keluarga terhadap jiwa kewirausahaan siswa. Dari koefisien dapat diketahui apakah pengaruhnya erat, relatif erat atau tidak erat. Rumus untuk mencari koefisien kontingensi yaitu (Sudjana, 1996:282) :

KK=

N

+

2 2

χ χ

Keterangan :

KK : koefisien kontingensi 2

χ : hasil uji Chi-Square

N : jumlah objek yang diobservasi

Untuk mengetahui keeratan hubungan maka koefisien kontingensi dibandingkan dengan koefisien kontingensi maksimum yang dihitung dengan rumus sebagai berikut (Sudjana, 1996:282) :

KK maks =

m m−1

Keterangan :

m : jumlah baris atau kolom yang terkecil

Interpretasi terhadap koefisien kontingensi digunakan kriteria sebagai berikut:

Rasio KK atau KK maks Interpretasi 0,81 keatas : sangat baik 0,61- 0,80 : baik

(69)

BAB IV

GAMBARAN UMUM SEKOLAH

A.Sejarah Berdirinya Sekolah-sekolah yang Diteliti.

1. SMA NEGERI I MLATI a. Sejarah Berdirinya Sekolah

SMA Negeri I Mlati beralamatkan di Jl. Cebongan Tlogoadi Sleman Yogyakarta berdiri dan diresmikan pada 30 maret 1996 . sebenarnya kegiatan belajar mengajar di SMA Negeri I Mlati sudah dimulai sejak tahun 1995, yang kegiatan belajar mengajarnya dilaksanakan dengan menumpang di SMA Medari. Hingga saat ini SMA Negeri I Mlati terus berkembang dan jumlah keseluruhan siswa SMA Negeri I Melati sampai tahun 2006 ini adalah 342 orang, yakni untuk kelas I sebanyak 113 siswa, kelas II sebanyak 114 siswa, kelas III IPS sebanyak 77 siswa, dan kelas III IPA sebanyak 38 siswa.

b. Visi dan Misi Sekolah

Visi dari sekolah SMA Negeri I Mlati adalah “Melangkah Maju Meningkatkan Mutu Berlandaskan Akhlak Mulia”. Sedangkan misi dari sekolah SMA Negeri I Mlati adalah antara lain :

1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga setiap siwa berkembang secara optimal sesuai potensi yang dimiliki. 2. Menumbuhkembangkan semangat untuk selalu meningkatkan mutu

(70)

3. Mendorong dan membantu setiap siswa mengenai potensi dirinya sehingga dapat dikembangkan secara optimal.

4. Menumbuhkan rasa memiliki, rasa mendukung, rasa bangga, dan rasa tanggungjawab terhadap sekolah.

5. Menumbuhkan pengahyatan dan pengalaman terhadap ajaran agama yang dianut dan juga budaya bangsa sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak.

6. Mengoptimalkan kerjasama dengan orang tua, masyarakat, dan dunia usaha.

7. Melaksanakan bimbingan bahasa inggris secar efektif sehingga setiap siswa dapat berkomunikasi denagn bahasa inggris baik lisan maupun tertulis secara sederhana.

c. Sumber Daya Manusia Sekolah

SMA Negeri I Mlati saat ini memiliki 34 tenaga pengajar dan 10 tenaga administrasi.

Tabel Daftar Guru dan Bidang Studi Yang Diampu

No. NAMA GURU BIDANG STUDI

1. Suhardjono S.Pd Kimia

2. Drs. Albani Suepardjo Sejarah

3. Drs. Fuadi Sosiologi

4. Drs. Prayogo Budhianto Biologi

5. Drs. Yunus Penjaskes

6. Drs. Tata Nurwadi Bahasa Indonesia 7. Dra. Sri Ambawani Kimia

8. Dra. Siti Amirin Kimia

9. Dra. Sri Yatini Ekonomi

(71)

55

14. Joko Pranoto PPKN

15. Dra. Sulismayani Bahasa Inggris 16. Siti Badriati B.A Biologi

17. Sukirman S.Pd Agama Islam

18. Suprihatin S.Pd BK/BP

19. Drs. Purwono Widodo Sejarah

20. Kuswantini S.Pd Fisika

21. Bardi S.Pd Matematika

22. Dra. Suryati BK/BP

23. Sukarni S.Pd Geografi

24. Ervin Iswandayani PPKN

25. Endra Prasetyana S.Pd Bahasa Inggris 26. Drs. Supriyo Wibowo Fisika

27. JusiminS.Pd Agama Hindu

28. Sigit Driyanto S.Pd Agama Islam 29. B. Slamet Raharjo Agama Kristen 30. Drs. Mutahar M Agama Katholik

31. Suryanto S.Pd Ekonomi

32. Anteng Sulistiyo S.Pd Sosiologi 33. Lucia Sherly W S.Pd Matematika

34. Sutrisni S.Pd

Gambar

Tabel 1
Tabel 2 Operasionalisasi Variabel Profesionalitas Guru Bidang Studi
Tabel 3 Operasionalisasi Variabel Kultur Keluarga
Tabel 4 Operasionalisasi Variabel Pembentukan Jiwa Kewirausahaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk meringankan beban keluarga yang ditinggalkan Dewan Pengurus KORPRI Kabupaten Sleman telah menyerahkan dana sosial sebesar Rp 7.000.000,- (tujuh juta rupiah)

[r]

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor kemasan, kewajaran harga dan brand awareness berpengaruh positif signifikan terhadap brand loyalty, artinya kemasan yang

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama R.I, menyatakan bahwa lembaga di bawah ini telah melakukan updating data Pendidikan Islam (EMIS) Periode Semester GENAP

[r]

Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa antara penghayatan nilai-nilai kultural dan kepentingan industri pariwisata masyarakat desa Bejijong lebih terfokus

(1) Jadwal Retensi Arsip Substantif dan Fasilitatif Non Keuangan dan Non Kepegawaian merupakan daftar yang berisi jenis arsip kegiatan pokok dan kegiatan pendukung Non Keuangan

KAWASAN HUTAN YANG TELAH MENDAPAT SK PELEPASAN DARI MENTERI KEHUTANAN DI PROPINSI JAMBI. NAMA PERUSAHAAN/ IZIN IZIN PELEPASAN LUAS NO LOKASI (KABUPATEN)/ LOKASI BPN KAWASAN