• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

6. Pengembangan Sistem Peringatan Dini Berbasis Masyarakat dan Rencana Tindak Darurat Rencana Tindak Darurat

4.5 Pembahasan dan Interpretasi Secara Ekonomi

a. Pengaruh pendapatan terhadap kemampuan untuk me mbayar (WTP)

Ho diterima

Ho ditolak Ho ditolak

Nilai koefisien regresi variabel pendapatan adalah sebesar 2.1473 dengan nilai probabilitas sebesar 0.1761, sehingga variabel pendapatan pada responden tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan untuk membayar melakukan tindakan mitigasi. Berbeda dengan penelitian Cho dan Kim (2004) yang berjudul The Cost-Benefit Analysis of the Improvement of Water Quality of the Paldang Reservoir in Korea. Hasil dari penelitan ini di mana variabel jenis kelamin, umur, pendapatan dan pembelian air menunjukan hasil yang signifikan terhadap WTP.

Dalam penelitian ini semakin tinggi pendapatan yang diperoleh belum tentu digunakan untuk melakukan tindakan mitigasi. Hal ini dikarenakan adanya kekhawatiran responden terhadap program relokasi yang dicanangkan oleh pemerintah. Kemudian di tambah dengan tingkat pendapatan responden yang dapat dilihat di Tabel 4.1 dimana rata-rata pendapatan berada di antara 500.000,- sampai dengan kurang dari Rp 1.000.0000,- per bulan 50% sebanyak 52 orang dari total respoden 102. Hasil tersebut menunjukan bahwa rata-rata pendapatan penduduk didaerah rawan banjir adalah masyarakat tidak mampu atau kalangan bawah.

b. Pengaruh pendidikan terhadap kemampuan untuk me mbayar (WTP)

Variabel pendidikan mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap kemampuan untuk membayar (WTP). Nilai koefisien regresi variabel pendidikan adalah sebesar 0.0307 dengan nilai probabilitas sebesar 0.2004, sehingga tingkat pendidikan pada responden tidak mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap kemampuan untuk membayar melakukan tindakan mitigasi. Hal yang berbeda dipaparkan oleh Yapin (2003) di mana penelitiannya menyebutkan bahwa responden sebenarnya bergantung pada pendapatan, pendidikan, dan penghakiman responden terhadap kualitas air danau yang artinya pendapatan, pendidikan dan penghakiman berpengaruh

positif terhadap kemampuan untuk membayar (WTP). Sehingga tingkat

pendidikan dapat mempengaruhi pola pikir responden terhadap tindakan mitigasi responden. Semakin tinggi tingkat pendidikan diharapkan pola pikir responden semakin rasional.

c. Pengaruh usia terhadap kemampuan untuk me mbayar (WTP)

Nilai koefisien regresi variabel usia adalah sebesar 0.3855dengan nilai probabilitas sebesar 0.0729, sehingga variabel usia pada responden dengan ): 10% mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan untuk membayar melakukan tindakan mitigasi, temuan ini berarti sesuai degan hipotesis yang diajukan.

Berbeda dengan itu Yapin (2003) menyebutkan bahwaUmur dan jenis kelamin tampaknya tidak memiliki banyak dampak pada kontingen penilaian

atau tidak signifikan. Sedangkan dengan Cho dan Kim (2004) penelitian ini

menggunakan menggunakan metode analisis CVM. Hasil dari penelitan ini dimana variabel jenis kelamin, umur, pendapatan dan pembelian air menunjukan hasil yang signifikan terhadap WTP. Sehingga semakin tua usia

responden, diharapkan semakin mempunyai keinginan melakukan tindakan mitigasi bencana banjir, karena sering mengalami bencana banjir.

d. Pengaruh jumlah anggota keluarga terhadap kemampuan untuk me mbayar (WTP)

Nilai koefisien regresi variabel jumlah anggota keluarga adalah sebesar -0.0571 dengan nilai probabilitas sebesar 0.7512, sehingga variabel jumlah anggota keluarga pada responden tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan untuk membayar melakukan tindakan mitigasi. Jumlah anggota keluarga tidak signifikan karena semakin banyak anggota keluarga maka kemampuan untuk membayar berkurang bahkan tidak ada, Sedangkan mayoritas responden berada di kalangan menengah kebawah dengan tuntuntan biaya hidup yang tinggi sehingga tidak melakukan tindakan mitigasi.

e. Pengaruh jarak terhadap kemampuan untuk membayar (WTP)

Variabel jarak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan untuk membayar (WTP). Nilai koefisien regresi variabel jarak adalah sebesar 0.0019 dengan nilai probabilitas sebesar 0.0459, sehingga variabel jarak pada responden mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan untuk membayar melakukan tindakan mitigasi, yang artinya apabila semakin dekat jarak rumah responden dengan sungai Bengawan Solo maka akan meningkatkan kemampuan untuk membayar dengan asumsi variabel yang lain konstan, sebaliknya apabila jarak rumah responden terlampau jauh maka semakin kecil kesadaran membayar untuk melakukan

tindakan mitigasi becana. Perbedaan jarak rumah responden dengan sungai Bengawan Solo menyebabkan perbedaan tindakan mitigasi yang dilakukan responden. Jenis tindakan mitigasi yang dilakukan responden yang jaraknya dekat dengan membuat plapon diatap rumah dan melakukan penanaman pohon ditepi sungai untuk mengurangi arus sungai dan erosi. Sedangkan yang jaraknya jauh tindakan mitigasi yang dilakukan meninggikan rumah.

f. Pengaruh tinggi genangan terhadap kemampuan untuk me mbayar (WTP)

Variabel tinggi genangan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan untuk membayar (WTP). Nilai koefisien regresi variabel tinggi genangan adalah sebesar -0.0156 dengan nilai probabilitas sebesar 0.0014, sehingga variabel tinggi genangan pada responden mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan untuk membayar melakukan tindakan mitigasi, yang artinya apabila semakin tinggi genangan akan menyebabkan semakin tinggi kemampuan untuk membayar (WTP) dengan asumsi variabel yang lain konstan. Dengan semakin tinggi genangan yang dialami responden sangat berpengaruh terhadap tindakan mitigasi yang akan dilakukan oleh responden. Semakin rendah genangan yang dialami maka responden akan miningkatkan tindakan mitigasi, sedangkan semakin tinggi genangan yang dialami maka semakin rendah responden akan melakukan tindakan mitigasi karena dianggap tidak efektif. Tinggi rendahnya air tergantung dari struktur tanah dan pola aliran sungai Bengwan Solo. Pada

daerah yang pola aliran sungai dibelokan terluar ketinggian air akan tinggi dan diikuti dengan erosi tanah. Tindakan mitigasi yang dilakukan dengan pelurusan pola aliran sungai hal tersebut akan dapat menekan risiko banjir dan ketinggian banjir yang akan terjadi.

Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Saptutyningsih dan Suryanto (2009) hasil dari penelitian menunjukan bahwa tinggi tingkat genangan banjir dapat menekan harga dari properti dan nilai tanah, yang artinya tingkat tinggi genangan berpengaruh signifikan terhadak kemampuan untuk membayar (WTP).

BAB V PENUTUP

5.1Kesimpulan

Bagian ini merupakan rangkuman dari hasil analisis yang telah dilakukan pada beberapa bab sebelumnya dan sebagai jawaban atas permasalahan serta tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini. Berdasarkan atas hasil pengujian dan temuan empiris dari analisis data yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan dari penelitian tentang Valuasi Ekonomi Mitigasi Bencana Banjir di eks Karisidenan Surakarta ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil dari penelitian ini upaya untuk melakukan tindakan mitigasi masyarakat cenderung pasrah akan keadaan yang terjadi, karena banyak faktor yang menyebabkan untuk tidak melakukan tindakan mitigasi di antaranya seperti himpitan ekonomi, lokasi atau tempat dimana masyarakat tinggal, kondisi sosial ekonomi, jarak rumah dengan sungai dan tinggi genangan. Tindakan mitigasi dari masyarakat kurang begitu efektif maka perlunya peran serta pemerintah melakukan tindakan mitigasi untuk meminimalkan kerugian.

2. Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan model Regresi Linier Berganda dengan pendekatan Contingent valuation method (CVM) Variabel Pendapatan, Pendidikan, Usia dan Jumlah Anggota Keluarga menjelaskan pengaruhnya terhadap willingness to pay atau kemampuan

untuk membayar (WTP). Sedangkan Usia, Jarak dan Tinggi Genangan menjelaskan pengaruhnya terhadap willingness to pay atau kemampuan untuk membayar (WTP) untuk melakukan tindakan mitigasi bencana banjir. Adapun secara lebih lengkap hasil estimasi model yang sudah dilakukan dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Variabel jarak mempunyai pengaruh yang signifikan secara statistik pada derajat kepercayaan 5%. Semakin dekat jarak rumah responden dengan Sungai Begawan Solo maka semakin besar kesadaran kemampuan untuk membayar melakukan tindakan mitigasi bencana, sebaliknya apabila jarak rumah responden terlampau jauh maka semakin kecil kesadaran membayar untuk melakukan tindakan mitigasi becana.

b. Variabel tinggi genangan mempunyai pengaruh yang signifikan secara statistik pada derajat kepercayaan 5%. Dengan semakin tinggi genangan yang dialami responden sangat berpengaruh terhadap tindakan mitigasi yang akan dilakukan oleh responden. Semakin rendah genangan yang dialami maka responden akan miningkatkan tindakan mitigasi, sedangkan semakin tinggi genangan yang dialami maka semakin rendah responden akan melakukan tindakan mitigasi karena dianggap percuma dan tidak efektif.

5.2Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dijelaskan, maka penulis memberikan beberapa saran yang berkaitan dengan penelitian ini. Adapun saran tersebut adalah sebagai berikut:

1. Penduduk yang tinggal di daerah rawan banjir khususnya yang dibantaran sungai Bengawan Solo untuk segera direlokasi tanpa ada gejolak yang terjadi. variabel jarak dan tinggi genangan yang menjadi pertimbangan untuk melakukan tindakan mitigasi bencana. Semakin dekat jarak dan tinggi genangan banjir maka akan semakin mengurangi tindakan mitigasi, sehingga masyarakat beserta pemerintah sebagai pembuat kebijakan harus mampu berkerjasama untuk mengurangi resiko dan dampak yang terjadi akibat banjir sungai Bengawan Solo.

2. Pada masa yang akan datang upaya pengendalian banjir tidak bisa hanya difokuskan pada penanganan fisik saja, namun harus disinergikan juga dengan pembangunan non-fisik yang menyediakan ruang lebih luas bagi munculnya keterlibatan atau partisipasi masyarakat, sehingga tercapai suatu sistem pengendalian banjir yang lebih optimal. Untuk melakukan tindakan mitigasi bencana yang berkelanjutan, maka perlunya peran serta dari masyarakat dan pemerintah dalam melakukan tindakan mitigasi.

Dokumen terkait