• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

C. PEMBAHASAN

Penelitian yang telah dilakukan ini salah satu tujuannya yakni melihat apakah dengan metode eksperimen dapat meningkatkan pemahaman belajar siswa. Data yang sudah dianalisis yakni data pemahaman materi pretest yakni data yang diambil sebelum pembelajaran dan posttest yakni setelah pembelajaran. Dari data yang sudah didapatkan selanjutnya dianalisis menggunakan program SPSS.

Peneliti menggunakan dua kelas yakni kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas kontrol yakni kelas X 2 dengan jumlah murid 28 orang menggunakan metode pembelajaran ceramah. Dan kelas X 4 dengan jumlah murid 28 orang sebagai kelas eksperimen menggunakan metode pembelajaran pembuatan dan penggunaan alat peraga. dari jumlah murid tersebut diatas, untuk kelas ekperimen ada lima siswa tidak mengerjakan soal pretest mereka sehingga tidak dapat dianalisis. Sehingga dari 28 data yang dapat dianalisis pada kelas eksperimen hanya 23 data.

Selanjutnya untuk mengetahui peningkatan pemahaman pada siswa dengan kedua metode yang diberikan dilakukan uji Test-T dependent. Uji yang dilakukan yakni uji Test-T pada nilai pretest dan posttest untuk kedua kelas. Dari hasil analisis menggunakan SPSS diperoleh hasil yang

signifikan untuk kedua kelas. Hal ini berarti terjadi peningkatan untuk kedua kelas dengan kedua metode yang diberikan. Selanjutnya untuk membandingkan peningkatan pada kedua kelas dilakukan uji Test-T independent pada masing-masing pretest maupun posttest. Dari hasil uji untuk pretest hasilnya tidak signifikan. Hal ini berarti tidak ada perbedaan untuk hasil pretest pada kedua kelas. Sedangkan untuk uji posttest hasilnya signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan pada hasil posttest untuk kedua kelas. Dimana rata-rata nilai posttest pada kelas ceramah lebih besar dari pada kelas eksperimen. Sehingga pada penelitian ini pembelajaran dengan metode ceramah lebih baik dibandingkan dengan metode eksperimen.

Hal ini karena saat mengerjakan posttest kondisi kelas kurang kondusif dimana merupakan jam pulang sekolah sekolah sehingga siswa mengerjakan terburu-buru sehingga banyak soal yang tidak dijawab oleh siswa. Banyak siswa mengerjakan dengan posisi berdiri dan bukan ditempat duduknya melainkan dimeja teman. Soal yang sulit juga merupakan salah satu penyebabnya dan waktu yang disediakan belum cukup sehingga sisa mengerjakan terburu-buru dan tidak bisa memeriksa kembali pekerjaan mereka sebelum mengumpulkan. Selain itu penjelasan pada kelas ceramah lebih baik karena waktu yang tesedia cukup dibandingkan dengan kelas eksperimen. selain beberapa alasan diatas proses pembelajaran yang kurang pas pada kelas eksperimen juga merupakan salah satu penyebab dimana peneliti hanya

memfokuskan pada proses pembuatan alatnya saja namun tidak memperhatikan pemahaman apa yang didapat dalam proses membuat alat peraga teleskop tesebut.

2. Minat belajar

Selain melihat peningkatan hasil belajar tujuan dari penelitian ini adalah melihat peningkatan minat belajar siswa. Seperti pada hasil belajar, minat belajar juga data yang diambil yakni data pretest dan posttest. Data ini diambil untuk dua kelas yakni kelas kontrol dan kelas eksperimen. Untuk melihat peningkatan minat tesebut menggunakan program SPSS yakni uji-T. Dari hasil analisis ini kita mengetahui apakah terjadi peningkatan minat dengan dua metode yang diberikan dan membandingkan peningkatan dari kedua kelas.

Dari hasil analisis untuk kelas kontrol menggunakan SPSS diperoleh hasil yang tidak signifikan. Hal ini berarti tidak ada perbedaan pada nilai pretest dan posttest minat siswa. Sesuai dengan latar belakang dilakukan penelitian ini yakni pembelajaran di SMA Negeri 3 Atambua yang tidak pernah menggunakan metode eksperimen, saat peneliti memberikan metode yang sama siswa merasa biasa saja atau kurang antusias dengan metode yang digunakan. Sehingga minat siswa sebelum penelitian dan sesudah penelitian tidak ada perbedaan.

Oleh karena hal tersebut maka peneliti memberikan metode pembelajaran lain yakni metode eksperimen namun pada kelas yang

berbeda. Dimana metode ini dianggap lebih baik untuk pembelajaran karena siswa lebih aktif namun masih dalam pengawasan guru. Kelas yang digunakan dalam penelitian dengan metode eksperimen yakni kelas X 4.

Dari hasil uji menggunakan SPSS, hasilnya signifikan. Hal ini berarti ada perbedaan untuk nilai pretest dan posttest pada kelas eksperimen. Jika dilihat dari nilai rata-rata, dimana nilai rata-rata pretest = 32,46 dan nilai rata-rata posttest = 35,67 maka dapat disimpulkan terjadi peningkatan minat siswa setelah diberikan metode pembelajaran eksperimen.

Selain melihat peningkatan pada masing-masing kelas, peneliti juga melihat perbandingan peningkatan dengan dua metode ini untuk pretest kedua kelas dan posttest untuk kedua kelas. Dari hasil uji yang dilakukan untuk uji nilai pretest dari kedua kelas diperoleh hasil yang tidak signifikan. Berarti tidak ada perbedaan pada hasil pretest dari kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Hal ini karena sebelum penelitian, guru yang mengajar mata pelajaran fisika pada kedua kelas ini sama. Dengan kata lain perlakuan pada kedua kelas ini sama, sehingga minat pada kedua kelas ini bisa dikatakan sama.

Selanjutnya dilakukan uji untuk mengetahui perbandingan hasil belajar akhir siswa dengan kedua metode tersebut. Dari hasil uji yang diperoleh menggunakan SPSS hasilnya signifikan. Ini berati terdapat perbedaan hasil posttest dari kedua kelas. Jika dilihat dari nilai

rata-rata posttest kelas ceramah yakni 31,53 dan nilai rata-rata posttest kelas eksperimen sebesar 35,67 maka dapat dikatakan metode pembelajaran eksperimen dapat meningkatkan minat siswa.

Menurut Roestiyah (1998) metode pembelajaran eksperimen dikatakan lebih baik dari metode pembelajaran ceramah karena dengan menggunakan metode eksperimen siswa lebih aktif berpikir dan berbuat. Dengan aktif berpikir dan berbuat akan membuat siswa mengetahui sesuatu dan mengingat apa yang telah didapatkannya selama proses pembelajaran.

Dokumen terkait