• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

D. Pembahasan Hasil Analisis Data

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh penggunaan Lab Riil dan Virtual terhadap prestasi, apakah ada pengaruh Kemampuan awal tinggi dan rendah terhadap prestasi, apakah ada pengaruh Gaya Belajar terhadap prestasi, apakah ada interaksi antara Lab dan Kemampuan awal siswa, apakah ada interaksi antara Lab dan Gaya Belajar siswa, apakah ada interaksi antara Kemampuan awal dan Gaya Belajar siswa, dan apakah ada interaksi antara Lab pembelajaran, Kemampuan awal, dan Gaya Belajar terhadap prestasi.

Pembelajaran Lab yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lab Riil untuk kelas IX E dan IX F, dan Lab Virtual untuk kelas IX C dan IX D. Pengukuran Kemampuan awal melalui percobaan diukur melalui tes awal sebelum pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

penelitian, sedangkan untuk mengetahui Gaya Belajar siswa dilakukan dengan memberikan angket Gaya Belajar sebelum berlangsung pembelajaran pada materi pokok Listrik dinamis. Setelah pembelajaran selesai dilakukan tes kemampuan kognitif untuk mengukur prestasi siswa.

1. Hipotesis Pertama

Dari hasil analisis data menggunakan anava tiga jalan dengan sel tak sama diperoleh p-value Lab pembelajaran = 0,117 > 0,050 maka Ho (tidak ada pengaruh penggunaan Lab pembelajaran terhadap prestasi) tidak ditolak, berarti bahwa antara Lab Riil dan Lab Virtual tidak ada pengaruhnya terhadap prestasi belajar IPA.Meski kedua model ini tidak berbeda pengaruhnya terhadap prestasi belajar IPA pada materi Listrik dinamis, masih bisa dikatakan bahwa lab virtuil cenderung memberikan hasil yang lebih baik daripada lab riil. Secara keseluruhan hasil dari pembelajaran adalah baik, hal ini dapat dilihat pada rata-rata nilai prestasi belajar IPA yang menunjukkan kisaran 60. Siswa yang dibelajarkan dengan model lab riil dan virtual masing-masing reratanya 59,14 dan 62,38.

Hasil uji lanjut yang dilakukan (lampiran analisa data) memberikan informasi bahwa kedua kelas, Riil dan Virtual masing-masing memperoleh rerata prestasi 59,14 dan 62,38 dengan hasil p-value sebesar 0,141. Hasil tersebut menggambarkan adanya perbedaan kekuatan atau pengaruh kedua lab tersebut, meskipun secara statistik belum signifikan. Dengan demikian dari kedua model pembelajaran ini lab virtual dapat digunakan dalam pembelajaran khususnya pada materi Listrik dinamis. Dengan kata lain disini lab virtual mampu menggantikan peran dari lab riil.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Lab riil merupakan suatu teknik instruksional yang melibatkan penggunaan alat dan bahan yang diusahakan oleh siswa secara perorangan atau kelompok kecil siswa untuk mencari jawaban terhadap suatu masalah dengan perpaduan teori-teori dari berbagai bidang studi. Sedangkan lab virtual adalah suatu laboratorium maya yang digunakan guru pada saat proses pembelajaran. Pada dasarnya penggunaan lab pembelajaran lab virtual sangat tepat untuk mengejar ketertinggalan materi. Meski sama-sama berhasil mengantarkan siswa memperoleh prestasi sekitar 60, masih dapat dicermati kecenderungan lab riil yang memiliki arah pengaruh negatif, sedangkan lab virtual cenderung positif, lebih tinggi reratanya daripada rearata total data nilai. Untuk lebih jelasnya perhatikan pada gambar berikut:

Virt u al Riil 6 4 6 3 6 2 6 1 6 0 5 9 5 8 5 7 Lab. M e a n 5 8,5 47 6 3,1 80 6 0,8 63

Uji Lanjut Anova: Prest asi dan Lab Model

Alpha = 0,05

Gambar 4.6 Grafik Analisis Mean Lab terhadap Prestasi belajar IPA

Labiratorium riil memungkinkan pembelajar untuk mendapatkan pengalaman belajar secara langsung, pengamatan obyek secara langsung, sehingga pembelajar bisa mengeksplorasi konsep baru, hal ini selaras dengan Rose dan Nicholl (2002)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dikatakan, dan dikerjakan sekaligus. Namun kelemahannya adalah memerlukan waktu yang banyak, bisa terjadi salah konsep karena ketidak telitian pembacaan alat, serta biaya operasional yang mahal. Sedangkan laboratorium virtual memiliki keunggulan diantaranya keselamatan lebih terjamin, siswa bisa mengeksplorasi konsep dengan melakukan percobaan sendiri, pembacaan peralatan tepat, kegiatan lebih terkontol, dan menurut Hardiati (2004) pemakaian media komputer lebih efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Kelemahannya adalah tidak memberikan pengalaman secara langsung kepada siswa karena hanya berupa simulasi, sehingga tidak seluruh indera bisa dipergunakan secara maksimal, pelajaran dapat diingat rata- rata 90% dari yang dilihat, didengar, dikatakan, dan dikerjakan sekaligus. Seiring dengan kemajuan peradaban dan teknologi, dunia maya / virtual bukan hal yang asing lagi bagi siswa, artinya sudah menjadi hal yang lazim dan familier bagi siswa. Familiaritas dilain pihak diketahui memberikan kemudahan bagi siswa untuk menyerap informasi dengan maksimal.

Hasil keputusan uji hipotesis ini sejalan dengan penelitian yang dilaksanakan oleh Mujiyono (2005) yang menyimpulkan bahwa penerapan laboratorium riil dan virtual pada pembelajaran fisika tidak berpengaruh pada prestasi belajar. Namun hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Getachew Tarekegn (2009, tersedia pada http://www.journal.lapen.org.mx/sep09/2LAJPE282Tarekegn.pdf) yang menyebutkan bahwa ada perbedaan prestasi belajar antara penggunaan lab riil dan simulasi komputer baik simulasi pada pembelajaran yang terpusat pada guru maupun terpusat pada siswa, bahkan dalam rekomendasinya Getchew menyarankan bahwa simulasi komputer mampu menggantikan peranan lab riil.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. Hipotesis Kedua

Hasil analisis data menunjukkan bahwa ada pengaruh Kemampuan awal terhadap prestasi, p-value Kemampuan awal siswa = 0,000 < 0,050. Hasil uji lanjut memperkuat keputusan bahwa Kemampuan awal memberikan pengaruh signifikan terhadap prestasi belajar IPA pada materi Listrik dinamis. Hal itu berarti bahwa dalam proses pembelajaran materi Listrik dinamis faktor Kemampuan awal siswa menunjang keberhasilan proses pembelajaran. Tingkat Kemampuan awal siswa pada penelitian ini diketahui memberikan efek berbeda terhadap pencapaian prestasi belajar IPA pada hasil uji anava tiga jalan, hasil uji lanjutnya memberikan informasi dimana siswa yang memiliki tingkat Kemampuan awal tinggi mendapatkan rerata prestasi lebih tinggi yaitu 65,65 dengan standar deviasi 12,30 sedangkan siswa yang memiliki tingkat Kemampuan awal rendah mendapatkan rerata prestasi 56,14 yang memiliki standar deviasi 11,85. Lebih jelasnya perhatikan hasil anava satu jalan dan analisis mean pada tabel dan gambar 4.12 di atas.

p-value sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,050 sehingga melahirkan keputusan untuk menyatakan keputusan ada perbedaan pengaruh antara Kemampuan awal tinggi dengan Kemampuan awal rendah terhadap perolehan prestasi siswa. Kemampuan awal adalah kemampuan prasyarat yang dimiliki siswa pada materi pokok bahasan sebelumnya yang menunjang materi pelajaran. Menurut Winkel (1996) tingkah laku awal dipandang sebagai pemasukan (input, enterning behavior) yang menjadi titik tolak dalam proses pembelajaran yang berakhir dengan suatu pengeluaran. Jadi, pantaslah kiranya jika siswa dengan Kemampuan awal tinggi yang sedari awal memang memiliki pemahaman lebih baik selalu berusaha untuk memperbaiki apa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

yang sudah mereka pahami dan mengerti, efeknya, tentu saja prestasinya menjadi lebih baik daripada mereka yang Kemampuan awalnya rendah.

Hasil uji lanjut yang dilakukan (lampiran analisa data) memberikan informasi bahwa kedua kelompok, kemampuan awal tinggi dan rendah masing-masing memperoleh rerata prestasi 65,65 dan 56,14 dengan hasil p-value sebesar 0,000. Hasil tersebut menggambarkan adanya perbedaan kekuatan atau pengaruh kedua kategori kemampuan awal tersebut yang secara statistik berbeda pengaruh secara signifikan. Dengan demikian dari kedua kategori kemampuan awal diketahui bahwa siswa dengan kemampuan awal tinggi pengaruhnya terhadap perolehan prestasinya signifikan dengan arah positif. Sedangkan kemampuan awal rendah sebaliknya. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel 4.11 dan gambar 4.5 di atas.

Hasil uji ini memperkuat penelitian yang dilakukan oleh Hardiati (2004) yang menyebutkan bahwa ada perbedaan prestasi belajar pada siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi dan siswa dengan kemampuan awal rendah, demikian juga penelitian yang dilakukan oleh Nur Rohmadi (2008). Keduanya menyimpulkan bahwa siswa dengan kemampuan awal tinggi memiliki prestasi belajar lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki kemampuan awal rendah.

3. Hipotesis Ketiga

Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh Gaya Belajar terhadap prestasi (p-value Gaya Belajar siswa = 0,467 > 0,050) dalam proses pembelajaran. Gaya Belajar siswa diharapkan memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar IPA materi Listrik dinamis dan pada kenyataannya tidak memberikan pengaruh. Hasil uji lanjut memperkuat keputusan di atas (p-value = 0,783). Dari hasil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

uji lanjut dan analisis mean (rerata) diperoleh informasi bahwa siswa dengan Gaya Belajar kinestetik cenderung mendapatkan prestasi sama dengan siswa yang Gaya Belajarnya visual, masing-masing memperoleh prestasi 60,37 dan 61,05. Hal ini dapat anda cermati lebih detail pada lampiran analisa data pada bagian uji lanjut anava. Untuk mendapatkan gambaran akan arah pengaruh atau bentuk perbedaan level Gaya Belajar terhadap prestasi, perhatikan gambar 4.7 berikut:

V K 65, 0 62, 5 60, 0 57, 5 55, 0 Gaya Belajar M e a n 59, 34 62, 39 60, 86 Uji Lanjut Anova: Prestasi dan Gaya Belajar

Alpha = 0,05

Gambar 4.7 Grafik Analisis Mean Gaya Belajar terhadap Prestasi belajar IPA

Hasil uji hipotesis ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Muhamad Yasin Kholifudin (2009) dan Waldiyono (2009), namun tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuli Harnowo (2009) yang menyimpulkan bahwa ada pengaruh gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar. Hal ini bisa saja terjadi karena metode mengajar yang di gunakan dalam masing-masing penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4. Hipotesis Keempat

Hasil analisis data dari uji hipotesis sebelumnya menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh model lab dan ada pengaruh Kemampuan awal terhadap prestasi belajar IPA oleh sebab itu pada hipotesis keempat ini diharapkan ada interaksi antara pembelajaran lab dan Kemampuan awal terhadap prestasi belajar Listrik dinamis, namun kenyataannya tidak demikian sebab p-value interaksi model lab dan Kemampuan awal = 0,233 > 0,050. Hasil uji lanjutnya memperlihatkan p-value = 0,048 pada lab riil, dimana siswa yang memiliki Kemampuan awal tinggi mendapatkan prestasi lebih baik (62,77 vs 55,82) dan p-value = 0,000 pada lab virtual, dimana siswa yang memiliki Kemampuan awal rendah mendapatkan prestasi sama baiknya dengan siswa kemampuan awal tinggi (68,00 vs 56,44). Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel 4.16 dan tabel 4.17.

Semua siswa, berdasarkan hasil kedua tabel di atas memperlihatkan bahwa mereka memberikan respon positip terhadap penggunaan lab riil maupun virtual sebagai perangsang untuk proses belajarnya. hanya saja jika diperhatikan lebih lanjut rerata pada kelas lab virtual lebih baik. Hal itu menandakan penggunaan lab virtual lebih efektif untuk siswa daripada lab riil, terutama untuk mereka yang memiliki Kemampuan awal tinggi. Diperoleh informasi juga bahwa siswa dengan Kemampuan awal tinggi efektif lebih tinggi perolehan rerata prestasinya jika dibelajarkan dengan lab virtual maupun lab riil jika dilihat berdasarkan tingkat kemampuan awalnya, dengan hasil terbaik pada lab virtual tentunya. Sebagai catatan penting disini, lab virtual terlihat dengan jelas memberikan efek yang lebih baik dibandingkan lab riil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dari sudut pandang kemampuan awal. Bentuk interaksi yang ditampilkan pada gambar 4.7 memperjelas apa yang sudah dijelaskan di atas.

Tabel 4.13 Rangkuman Anava Satu Jalan Prestasi versus Lab Riil dan Kemampuan awal

Source DF SS MS F P

K-Kem. Awal 1 783 783 4,08 0,048

Error 63 12088 192 Total 64 12872

S = 13,85 R-Sq = 6,09% R-Sq(adj) = 4,60%

Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled StDev

Level N Mean StDev ---+---+---+---+-

Rendah 34 55,82 11,89 (---*---)

Tinggi 31 62,77 15,73 (---*---)

---+---+---+---+-

55,0 60,0 65,0 70,0 Pooled StDev = 13,85 Tabel 4.14 Rangkuman Anava Satu Jalan Prestasi versus Lab Virtual dan Kemampuan awal Source DF SS MS F P K-Kem. Awal 1 2469 2469 23,96 0,000 Error 72 7417 103 Total 73 9885 S = 10,15 R-Sq = 24,97% R-Sq(adj) = 23,93% Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled StDev Level N Mean StDev ----+---+---+---+---

Rendah 36 56,44 11,97 (---*---)

Tinggi 38 68,00 8,05 (---*---)

----+---+---+---+--- 55,0 60,0 65,0 70,0 Pooled StDev = 10,15

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Tinggi Rendah 65 60 55 Virtual Riil 65 60 55 Lab. K-Kem . Awa l Riil Vir tual Lab. Rendah Tinggi Aw al K-Kem.

I nteraction Plot for Prestasi

Data Means

Gambar 4.8 Grafik interaksi faktor Lab dan Kemampuan awal terhadap prestasi

5. Hipotesis Kelima

Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh model lab dan tidak ada pengaruh Gaya Belajar terhadap prestasi, demikian juga dengan interaksi pengaruh antara Lab pembelajaran dan Gaya Belajar pada prestasi materi Listrik dinamis tidak terjadi (p-value interaksi Lab dan Gaya Belajar = 0,233 > 0,050). Hasil uji lanjutnya memperlihatkan p-value = 0,313 pada Lab Riil, dimana siswa yang memiliki Gaya Belajar visual mendapatkan prestasi relatif lebih baik daripada siswa dengan Gaya Belajar kinestetik (60,42 vs 56,64). Sedangkan pada lab virtual diperoleh p-value = 0,228 dimana siswa yang memiliki Gaya Belajar kinestetik mendapatkan prestasi 65,50 dan siswa yang memiliki Gaya Belajar visual mendapatkan prestasi 61,52. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel 4.18 dan 4.19.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.15 Rangkuman Anava Satu Jalan Prestasi versus Lab Riil dan Gaya Belajar

Source DF SS MS F P Gaya Belajar 1 208 208 1,04 0,313 Error 63 12664 201

Total 64 12872

S = 14,18 R-Sq = 1,62% R-Sq(adj) = 0,06%

Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled StDev

Level N Mean StDev ----+---+---+---+---

K 22 56,64 15,79 (---*---)

V 43 60,42 13,30 (---*---)

----+---+---+---+---

52,0 56,0 60,0 64,0 Pooled StDev = 14,18 Tabel 4.16 Rangkuman Anava Satu Jalan Prestasi versus Lab Virtual dan Gaya Belajar Source DF SS MS F P Gaya Belajar 1 199 199 1,48 0,228 Error 72 9686 135 Total 73 9885 S = 11,60 R-Sq = 2,01% R-Sq(adj) = 0,65% Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled StDev Level N Mean StDev ---+---+---+---+---

K 16 65,50 9,11 (---*---)

V 58 61,52 12,17 (---*---)

---+---+---+---+--- 59,5 63,0 66,5 70,0 Pooled StDev = 11,60

Apa yang terjadi disini tidak berbeda jauh dengan pola interaksi pengaruh antara model Lab dengan Kemampuan awal di atas, dimana penggunaan Lab Riil efektif untuk siswa dengan Kemampuan awal tinggi dan diperoleh informasi bahwa siswa dengan Gaya Belajar Visual relatif lebih tinggi perolehan rerata prestasinya saat dibelajarkan dengan Lab Riil, namun siswa dengan gaya belajar kinestetik lebih baik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

prestasinya manakala dibelajarkan dengan lab model Virtual jika ditinjau berdasarkan jenis gaya belajarnya. Sebagai catatan penting disini, lab virtual dan lab riil memberikan efek yang sama dalam menunjang pencapaian prestasi yang lebih baik. Bentuk interaksi yang ditampilkan pada gambar 4.8 memperjelas apa yang sudah dijelaskan di atas. V K 66 64 62 60 58 Virt ual Riil 66 64 62 60 58 La b. Ga ya Be laja r Riil Virtual Lab. K V Belajar Gay a

I nter acti on Plot for Pr estasi Data Means

Gambar 4.9 Grafik interaksi faktor model Lab dan Gaya Belajar terhadap prestasi

Pada gambar nampak bahwa kedua garis akan bersilangan jika garisnya diperpanjang dan akan membentuk sudut mendekati 45o saat ditinjau dari Gaya Belajarnya, dimana siswa dengan gaya belajar kinestetik menjadi faktor yang akan menentukan terjadinya interaksi. Interaksi akan terjadi pada wilayah siswa dengan gaya belajar kinestetik baik pada Lab Virtual maupun pada Lab Riil jika jumlah sampel diperbesar.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 6. Hipotesis Keenam V K 65 60 55 Tinggi Rendah 65 60 55 K- Kem . Awal Gaya Belajar Rend ah Tin gg i Aw al K-Kem. K V Belajar Gay a

I nteraction Plot for Prestasi Data Means

Gambar 4.10 Grafik interaksi faktor Kemampuan awal dan Gaya Belajar terhadap prestasi

Hasil analisis data menunjukkan tidak ada interaksi antara Kemampuan awal dan gaya belajar terhadap prestasi belajar IPA pada materi Listrik dinamis(p-value

interaksi antara Kemampuan awal dan Gaya Belajar = 0,381 > 0,050). Hasil ini merupakan konsekuensi dari dua keputusan sebelumnya yaitu Kemampuan awal berpengaruh signifikan terhadap prestasi sedangkan Gaya Belajar tidak berpengaruh signifikan terhadap prestasi. Secara parsial berdasarkan hasil uji di atas, hanya Kemampuan awal yang menunjukkan pengaruh signifikan terhadap pencapaian prestasi, logis apabila kedua variabel ini menunjukkan tidak adanya interaksi terhadap prestasi belajar IPA. Berdasarkan pada tabel 4.12 yang merangkum hasil probabilistik interaksi, diketahui bahwa Kemampuan awal dan Gaya Belajar berinteraksi pada beberapa level interaksi. Interaksi pengaruh pada kemampuan awal tinggi diperoleh

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

hasil antara Gaya Belajar kinestetik dan visual, hasil maksimal diperoleh pada Gaya Belajar visual untuk Lab Riil (65,10) dan (68,15) untuk Lab Virtual. Sedangkan Interaksi pengaruh pada level kemampuan awal rendahnya diperoleh hasil mean maksimal 59,00 pada Lab virtual dan 56,35 untuk Lab Riil. Untuk lebih memahami seperti apa bentuk interaksinya, perhatikan gambar 4.9.

7. Hipotesis Ketujuh

Hasil analisis data menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara Lab pembelajaran, Kemampuan awal, dan Gaya Belajar (p-value interaksi antara Lab, Kemampuan awal dan Gaya Belajar = 0,875 > 0,050). Seperti yang telah dijabarkan di atas respon positif siswa selama proses belajar masih terfokus pada penggunaan Lab Riil bagi siswa dengan gaya belajar visual dan pada lab virtual untuk siswa dengan gaya belajar kinestetik, belum bisa secara bersama degan faktor lain untuk menghasilkan interaksi maksimal.

Secara umum penelitian ini dapat mengambil dua hal penting sebagai berikut: a). Penggunaan Lab Riil tepat dijadikan sebagai pilihan jika pembelajaran diperuntukkan siswa dengan gaya belajar visual dan menggunakan lab virtual jika Gaya Belajar siswa adalah kinestetik; b) Siswa dengan kemampuan awal berbeda akan memberikan respon yang berbeda pula. Semakin tinggi kemampuan awal siswa semakin baik prestasi yang diperolehnya; c). Interaksi antara Lab dan gaya belajar hampir terjadi dan memberikan sumbangan besar terhadap identifikasi pemahaman siswa akan konsep IPA pada materi Listrik dinamis. Siswa dengan Kemampuan awal tinggi dan Gaya Belajar visual tidak mendapatkan masalah saat dibelajarkan dengan Lab Riil maupun Virtual, namun siswa bergaya belajar kinestetik lebih optimal saat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dibelajarkan dengan model lab virtual, dan d). Dari ketiga faktor yang dilibatkan dalam penelitian, berdasarkan analisis efeknya terhadap rerata prestasi dapat diurutkan dari yang paling kuat ke rendah sebagai berikut: Kemampuan awal, Model Lab dan Gaya Belajar siswa. Hal ini lebih mudah dipahami dengan memperhatikan hasil analisis pada gambar 4.10 berikut ini:

T ing gi Rend ah 65 ,0 62 ,5 60 ,0 57 ,5 55 ,0 Virt ual Riil V K 65 ,0 62 ,5 60 ,0 57 ,5 55 ,0 K-Kem. Awal M e a n Lab. Gaya Belajar

Main Effects Plot for Prestasi

Data Means

Gambar 4.11 Grafik main efek faktor Lab, Kemampuan awal dan Gaya Belajar terhadap prestasi

E. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini, meskipun sudah direncanakan dan melalui proses evaluasi sebelum dilaksanakan, tidak terlepas juga dari keterbatasannya. Adapun beberapa hal yang menjadi keterbatasan dalam penelitian ini adalah Gaya Belajar dan Kemampuan awal siswa hanya diukur pada level kinestetik-visual dan tinggi-rendah saja, tidak memberikan kesempatan pada terukurnya level auditorial dan menengah untuk kedua faktor. Selain itu, Gaya Belajar dan kemampuan awal yang diukur adalah Gaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Belajar dan kemampuan awal rata-rata, tidak pada saat proses pembelajaran itu sendiri berlangsung. Hal ini menyebabkan biasnya pengaruh Lab pembelajaran terhadap pencapaian prestasi, terutama jika akan melihat pengaruh Lab terhadap perubahan kemampuan awal dan Gaya Belajar siswa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembhasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Pembelajaran kooperatif tipe STAD menggunakan lab riil dan lab virtuil masing- masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pada kelas lab riil siswa melakukan pengamatan obyek secara langsung, sehingga siswa bisa mengeksplorasi konsep baru, namun kelemahannya adalah memerlukan waktu yang banyak, dan bisa terjadi salah konsep karena ketidaktelitian pembacaan alat ukur. Sedangkan pada kelas lab virtuil keunggulannya adalah siswa bisa melakukan praktikum sendiri diluar jam pelajaran, pembacaan alat ukur tepat, dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa, namun kelemahannya adalah tidak memberikan pengalaman secara langsung kepada siswa, siswa bisa salah konsep karena percobaan hanya berupa simulasi. Berdasarkan hasil uji statistik diperlihatkan bahwa kedua kelas, lab Riil dan Virtuil masing-masing memperoleh rerata prestasi 59,14 dan 62,38 dengan hasil p-value sebesar 0,141. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan lab riil dan lab virtual dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar IPA pada materi pembelajaran listrik dinamis.

2. Kemampuan awal adalah kemampuan prasyarat yang dimiliki siswa pada materi pokok bahasan sebelumnya yang menunjang materi pelajaran. Siswa yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

baik dari siswa dengan kemampuan awal rendah, berarti dalam pembelajaran siswa dengan kemampuan awal tinggi lebih mudah menyesuaikan diri dengan pengetahuan yang baru. Sesuai dengan data hasil penelitian diperoleh informasi bahwa kemampuan awal tinggi dan rendah masing-masing memperoleh rerata prestasi 65,65 dan 56,14 dengan hasil p-value sebesar 0,000. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar IPA pada materi listrik dinamis. Hasil uji lanjut memberikan informasi bahwa siswa dengan kemampuan awal tinggi prestasinya lebih baik daripada siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah.

3. Gaya belajar merupakan kombinasi antara bagaimana seseorang menyerap, mengatur dan mengolah informasi. Setiap orang cenderung mempunyai satu gaya belajar yang menonjol. Pembelajaran kooperatif tipe STAD menyebabkan siswa yang mempunyai gaya belajar berbeda bercampur, belajar bersama, dan saling berinteraksi dalam kelompoknya masing-masing. Dari hasil analisis data diperoleh informasi bahwa siswa dengan Gaya Belajar kinestetik dan visual masing-masing memperoleh rerata prestasi 60,37 dan 61,05 dengan p-value = 0,783, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh gaya belajar terhadap prestasi belajar IPA pada materi listrik dinamis.

4. Pembelajaran kooperatif tipe STAD menggunakan lab riil maupun lab virtuil

Dokumen terkait