• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam rangka penerimaan peserta didik baru, selama ini sekolah melaksanakan sesuai peraturan Gubernur Jawa Tengah. Salah satunya adalah menerima peserta didik tanpa melaksanakan seleksi. Bahkan sekolah memberikan seragam dan alat tulis gratis. Namun hal ini tidak menambah keinginan orangtua untuk menyekolahkan anaknya ke SD Negeri Jombor. Maka agar dapat memenuhi harapan masyarakat sekolah perlu mengadakan kegiatan yang bernuansa keagamaan. Agar kegiatan dapat dilaksanakan secara efektif, perlu adanya kegiatan menejemen mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengorganisasian, evaluasi sampai dengan rencana tindak lanjut.

Tahapan tersebut sesuai dengan langkah-langkah penelitian pengembangan Sugiyono, sedangkan pengembangan produk sesuai pengembangan model ADDIE. Dari analisis kebutuhan dapat disimpulkan bahwa sekolah perlu melaksanakan kegiatan yang dapat meningkatkan animo masyarakat terhadap SD Negeri Jombor.

135 Masyarakat mengharapkan agar anak memiliki pribadi dan karakter yang baik, hal ini sesuai dengan Perpres No.87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter yang salah satu tujuannya adalahmengembangkan platform pendidikan nasional yang meletakkan pendidikan karakter sebagai jiwa utama dalam penyelenggaraan pendidikan bagi Peserta Didik dengan dukungan pelibatan publik yang dilakukan melalui pendidikan jalur formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan keberagaman budaya Indonesia. Dari Perpres tersebut mengandung substansi Pendidikan karakter sebagai jiwa utama, jiwa yang luhur adalah jiwa yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Kegiatan penguatan Pendidikan karakter dilaksankan baik pada kegiatan intrakurikuler, kokurikuler maupun ekstrakurikuler. Kegiatan Ekstrakurikuler sebagaimana dimaksud, menurut Perpres salah satunya adalah kegiatan keagamaan, yang dapat dilaksanakan paling sedikit melalui pesantren kilat, ceramah keagamaan, katekisasi, retreat, dan/atau baca tulis Alquran dan kitab suci lainnya.

Berdasarkan hasil penelitian maka kegiatan yang dapat dikembangkan di SD Negeri Jombor untuk menarik minat masyarakat adalah kegiatan tentang baca tulis Al-Quran, pembiasaan yang dapat

136

membentuk karakter dan pribadi yang santun melalui kegiatan shalat dhuha berjamaah, hafalan surat-surat pendek, mengembangkan sikap salam, senyum, sapa, juga mengembangkan bakat minat anak di bidang seni melalui kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan tersebut merupakan strategi bersaing sekolah dan sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Supar (2014) tentang Strategi Pemasaran Sekolah Dasar Islam Terpadu Nurul Fikri Tulungagung yang meng-gunakan Strategi Deferensiasi penawaran produk Kurikulum Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) dengan hafalan Al Qur’an, hafalan doa-doa keseharian dan membuka layanan melalui jaringan internet , hal ini merupakan produk baru bagi masyarakat, sehingga layak dipasarkan kepada wali murid, dan hal ini menjadi daya tarik tersendiri. Penelitian tersebut sama-sama mengembangkan kegiatan-kegiatan di bidang Agama Islam, namun beda jenis sekolah, karena penelitian tersebut di SDIT sedangkan yang peneliti lakukan di SD Negeri.

Kegiatan yang dikembangkan sekolah ini diperkuat oleh Wijaya (2012:55) yang menyatakan bahwa setiap sekolah harus selalu berusaha agar tetap hidup, berkembang, dan mampu bersaing. Jadi sekolah perlu menentukan dan menerapkan strategi atau cara, serta melakukan aktivitas pemasaran.

137 Aktivitas pemasaran jasa pendidikan yang dilakukan sekolah dapat mengubah penilaian masyarakat terhadap kualitas sekolah dalam jangka panjang dan merupakan cara untuk membangun citra sekolah secara keseluruhan. Harapannya dengan dilakukannya kegiatan-kegiatan berbasis keagamaan, secara tidak langsung sekolah sudah melakukan promosi dan pemasaran terhadap masyarakat sekitar. Dengan demikian masyarakat akan mempunyai persepsi positif terhadap sekolah dan akhirnya memberi dukungan terhadap sekolah.

Agar pelaksanaan kegiatan-kegiatan keagama-an tersebut dapat berjalkeagama-an efektif perlu dibuat adkeagama-anya buku petunjuk pelaksanaan. Untuk pengembangan produk dibutuhkan tahap-tahap tertentu. Tahapan yang digunakan untuk pengembangan produk dikemas mulai dari analisis kebutuhan yang meliputi; manfaat kegitan bagi siswa, tujuan pelaksanaan kegiatan, dasar hukum, sasaran, materi yang dibutuhkan siswa, metode yang digunakan, media, sarana prasarana yang dibutuhkan, cara mengevaluasi dan laporan yang harus dibuat sampai pada layak dan tidaknya buku tersebut digunakan. Langkah-langkah tersebut sejalan dengan pengemba-ngan model ADDIE. Pengembapengemba-ngan model ini sesuai dengan yang telah dilakukan oleh I Made Tegeh dan I

138

Made Kirna (2013) tentang Pengembangan Bahan Ajar. Melalui Model ini disusun secara terprogram dengan urutan-urutan kegiatan yang sistematis dalam upaya pemecahan masalah belajar yang berkaitan dengan sumber belajar yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik pembelajar. Demikian juga penelitian pengembangan oleh Nurul Nisa Muhammad, A. Mushawwir Taiyeb, Andi Asmawati Azis tentang Pengembangan Buku Saku pada Materi Respirasi Untuk SMA Kelas XI yang menggunakan model ADDIE untuk mengembangkan materi pelajaran Biologi agar mudah dipelajari siswa.

Perbedaan antara peneliti terdahulu dengan yang peneliti lakukan terletak pada jenisnya. Dalam penelitian ini peneliti mengembangkan model berbentuk buku petunjuk agar mempermudah guru dalam melaksanakan kegiatan yang akan dilaksanakan sesuai dengan tugasnya. Selain berisi petunjuk pelaksanaan, buku petunjuk ini juga berisi apa yang harus dipersiapkan guru/pelatih sebelum melakukan kegiatan, kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa pada setiap jenjang kelas dari kelas 1 sampai dengan kelas 6, metode yang digunakan, media yang digunakan evaluasi yang dilaksanakan, dan laporan yang harus dikerjakan oleh pendidik (guru) tapi kalau peneliti terdahulu mengembangkan

139 materi pelajaran yang sudah ada agar mudah dipahami oleh siswa. Persamaannya adalah sama -sama berfungsi untuk mempermudah pengguna dalam melaksanakan kegiatan. Hal ini sesuai dengan pendapat Soejono Trimo (1997:101-102) buku panduan berguna sebagai informasi, pegangan, instruksi, referensi, memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan pada bidang yang terkait. Diharapkan pemakai buku dapat menjalankan atau melaksankan tugas sesuai dengan arahan, petunjuk agar dapat mencapai tujuan.

Buku Panduan atau petunjuk kegiatan berbasis kerifan religi yang peneliti kembangkan juga berisi petunjuk, arahan yang harus dilakukan guru, pengelola dalam melaksankan kegiatan baik intrakurikuler, kokurikuler maupun ekstrakurikuler. Hal senada dikatan oleh Ahmad Ramadlan (2012) manfaat buku petunjuk adalah: 1) Mengetahui dan nmengoptimalkan fungsi-fungsi dan fitur apa saja yang ada didalamnya, 2) Menghindari resiko kecelakaan, 3) Untuk mengatasi suatu masalah, 4) Mendapatkan manfaat yang maksimal dari peralatan tersebut. Jadi jika seseorang membaca buku tersebut akan mengetahui tahap-tahap yang dilaksankan dalam menentukan strategi bersaing, dapat memecahkan masalah berdasarkan situasi yang

140

dihadapi, mengetahui apa yang harus dipersiapkan sebelum melaksanakan kegiatan. Demikian juga pendapat dari Abdul Hakim Sudarnoto (2006:44) buku panduan berfungsi sebagai pedoman dan petunjuk bagi pelaku untuk melaksanakan aktivitasnya . Jadi dengan adanya buku panduan, maka para pengguna dapat memahami dan melaksanakan tugasnya sesuai dengan arahan, sehingga antara satu sama lain tidak terjadi salah persepsi.

Dokumen terkait