• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Profil SDN Jombor - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Bersaing Berbasis Kearifan Religi untuk Meningkatkan Jumlah Peserta Didik SD Negeri Jombor Tuntang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Profil SDN Jombor - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Bersaing Berbasis Kearifan Religi untuk Meningkatkan Jumlah Peserta Didik SD Negeri Jombor Tuntang"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

79

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Profil SDN Jombor

SD Negeri Jombor awalnya adalah sekolah

Inpres yang dibangun oleh pemerintah pada tahun

1978 lalu pada tahun 1987 memperoleh Surat Ijin

operasioanal dari Gubernur Jateng dan berganti

nama menjadi SD Negeri Jombor. Berdasarkan

dokumen sekolah jumlah peserta didik dari tahun

1978- 2000 rata-rata setiap kelasnya lebih dari 20,

namun seiring perkembangan zaman dari tahun

2008 sampai sekarang jumlah peserta didik baru rata –rata 16 anak.

SD Negeri Jombor terletak di Desa Jombor di

bagian selatan Kecamatan Tuntang berbatasan

dengan wilayah Kota Salatiga dengan luas wilayah

2175 m2 . Berdasarkan data pemerintah desa Jombor tahun 2017 jumlah penduduk tahun 2017 adalah

3.288, sedangkan yang beragama Islam 3.099

(94,3%) dengan mayoritas mata pencaharian buruh.

Letak SDN Jombor tergolong strategis. Karena lokasi

dekat dengan pemerintahan desa, dekat dengan jalan

raya Kabupaten, selain itu keadaan sekolah tergolong

aman meskipun sekolah belum mempunyai pagar

(2)

80

Pada Tahun 2017/2018 ini SDN Jombor termasuk

sekolah yang ditunjuk pemerintah untuk

melaksa-nakan Kurikulum 2013 bagi kelas 1 dan 4. Untuk itu

sekolah berupaya meningkatkan kompetensi guru

dalam rangka mengikuti perubahan. Adapun arah

dan tujuan sekolah dapat dilihat pada Visi dan Misi

sekolah yang tertuang dalam kurikulum sekolah.

Visi SD Negeri Jombor adalah Unggul dalam

prestasi yang berakhlaqulkarimah, terampil, ulet

berdasarkan iman dan taqwa. Dalam rangka untuk

mencapai visi SDN Jombor mempunyai Misi antara

lain: a) Mengembangkan prestasi akademik dengan

menerapkan pembelajaran PAIKEM yang terprogram,

b) Mengembangkan kemampuan dasar kepada siswa

dalam membaca, menulis, berhitung serta

berkomunikasi sederhana dengan menggunakan

kemampuan Bahasa Indonesia, c)Menumbuhkan

semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh

warga sekolah, d) Menanamkan akhlak mulia dan budi pekerti luhur melalui pembiasaan dan

keteladanan, e) Mengembangkan bakat dan minat siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler yang

terencana, f) Menguasai teknologi sesuai dengan taraf perkembangan siswa, g) Menanamkan pribadi

(3)

81 bangsa sehingga menjadikan sumber kearifan dalam

bertindak.

4.1.1. Data Peserta Didik

Berdasarkan dokumen sekolah, jumlah siswa

SDN Jombor yang masuk dari tahun ke tahun

terutama tiga tahun terakhir mengalami penurunan.

Adapun data jumlah siswa adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1.Jumlah Siswa SDN Jombor 3 tahun terakhir

Sumber: Dokumen sekolah

4.1.2. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan Berdasarkan dokumen sekolah diketahui

bahwa jumlah guru yang berstatus PNS di SDN

Jombor ada 6 orang dan 4 guru berstatus

GTT/wiyata bakti. Tingkat pendidikan semua guru Kelas

(4)

82

baik PNS maupun GTT 100% S1, sedangkan tenaga

kependidikan hanya ada 1 orang masih berstatus

PTT dengan pendidikan terakhir D1.

4.1.3. Sarana Prasarana

Berdasarkan dokumen sekolah serta

pengamatan peneliti diketahui bahwa sekolah

memiliki sejumlah computer yang dapat digunakan

untuk KBM dengan perbandingan 1:1, alat olahraga

yang lengkap ada raket untuk bulu tangkis, sutle

cock, bola sepak , bola volley, bola kasti, ada 2 set

alat senam. Selain itu ada 2 LCD, lap top dan alat

peraga yang cukup memadahi. Serta jumlah buku

paket untuk siswa 1:1.

Prasarana SDN Jombor terdiri dari 6 ruang

kelas, perpustakaan, mushola, 4 toilet, ruang guru

yang masih menjadi satu dengan ruang kepala

sekolah dan ruang tamu, ruang alat peraga, serta

halaman sekolah yang cukup luas untuk olahraga

dan upacara.

4.2. Hasil Penelitian

Tahapan penelitian ini menggunakan

langkah-langkah penelitian menurut Sugiyono (2014) yang

(5)

83

4.2.1. Potensi dan Masalah

4.2.1.1.Analisis Lingkungan terhadap Peserta Didik SD Negeri Jombor

Penerimaan peserta didik baru SD Negeri

Jombor dari tahun ke tahun mengalami penurunan

dikarenakan berbagai masalah Menurut pendapat

salah satu guru SDN Jombor, masyarakat sekitar

lebih berpihak pada MI karena tokoh masyarakat

maupun tokoh agama yang ada selalu memberi

pengaruh dalam berbagai kegiatan keagamaan,

sehingga masyarakat lebih mantab menyekolahkan

anaknya ke MI meskipun setiap bulannya harus

membayar. Orang tua merasa was-was jika anaknya

sekolah di SD Negeri, mereka khawatir kalau tidak

memperoleh ilmu agama yang cukup, kelak tidak

dapat mendoakan orangtuanya. Isu semacam ini

sangat familier, karena di SD Negeri jam pembelajran

agama dalam satu minggu hanya 4 jam pelajaran.

Dalam hal penerimaan peserta didik baru tahun

pelajaran 2017/2018 sekolah hanya melaksanakan

kebijakan Dinas Pendidikan, Kebudayaan,

Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Semarang

No.422.1/1074 tanggal 5 Juni 2017 yang mewajibkan

menerima peserta didik baru berdasarkan umur dan

lingkungan tempat tinggal, bukan berdasarkan seleksi

(6)

84

Meskipun demikian sesuai keadaan, sekolah tidak

pernah melakukan seleksi apapun, karena jumlah

pendaftar di bawah kouta.

Hasil wawancara dengan salah satu guru SDN

Jombor mengatakan bahwa panitia penerimaan siswa

baru sekolah kurang efektif Karena belum ada

program pemasaran ke TK/RA. Untuk melaksankan

semua kegiatan tersebut tentunya sekolah

membutuhkan tenaga yang professional karena tidak

semua kegiatan dapat dilaksanakan oleh guru sendiri,

Semuanya itu menjadikan permasalahan tersendiri

karena semua membutuhkan biaya operasioanal.

Sedangkan sumber dana sekolah satu-satunya hanya

dana BOS. Jumlah siswa SD Negeri Jombor tahun

2017 hanya 84 sehingga dana BOS yang diperolehpun

hanya bisa digunakan untuk biaya operasional

pendidikan saja, apalagi (GTT/PTT) berjumlah 40%

dari jumlah tenaga pendidik dan kependidikan.

Sekolah dalam melaksanakan kegiatan

ekstrakurikuler juga kurang maksimal, karena untuk

mengembangkan berbagai kegiatan sekolah

terkendala biaya. Selain itu untuk melaksankan

kegiatan ekstrakurikuler di sore hari sekolah

mengalami kesulitan , karena kebanyakan anak

(7)

pandai-85 pandai mencari celah waktu untuk melaksanakan

kegiatan ekstrakurikuler.

Meskipun Berbagai kegiatan ekstrakurikuler

telah dilaksanakan, tetapi tidak mengubah minat

masyarakat terhadap sekolah. Ketika penerimaan

peserta didik baru sekolah hanya memperoleh siswa

dari TK terdekat yaitu TK ABA Jombor, hanya 1 anak

yang berasal dari RA Jombor, inilah yang menjadi

masalah.

Berdasarkan dokumen sekolah diketahui

Jumlah siswa SDN Jombor tahun pelajaran

2017/2018 kurang dari 100, namun sekolah selalu

mengikutkan siswa dalam berbagai lomba baik

akademik maupun non akademik, baik lomba yang

diadakan oleh dinas pendidikan maupun lembaga lain

yang linier. Nilai US Tahun pelajaran 2016/2017

menduduki ranking 13 Sedangkan MI mendapat

ranking 31. Selain unggul di bidang hasil US , SDN

Jombor juga memiliki banyak prestasi di berbagai

bidang. Prestasi itu meningkat sejak tahun 2013.

namun dalam penelitian ini peneliti hanya

menuliskan prestasi sekolah dalam 3 tahun terakhir

yaitu dari tahun 2014-2017

Prestasi yang diraih dalam berbagai lomba baik

akademik maupun non akademik, baru pada tingkat

(8)

86

berhasil diraih anatara lain: badminton, tenes meja,

seni baca Al-Quran, pantomim, baca puisi, pidato,

membatik, kriya anyam, gambar bercerita. Ada

kejuaraan yang diraih Tingkat Kabupaten Semarang

adalah lomba melukis pada ajang pameran

kebudayaan sebagai juara I pada tahun 2015. Prestasi

di bidang akademik yang berhasil diraih adalah OSN

Matematika, Calistung, Telaah karya sastra, LKIR,

PAI, LCC Siaga . Ada satu kejuaraan yang meraih

juara di tingkat kabupaten adalah PAI cabang Gebsha.

Berdasarkan data di atas cukup banyak prestasi

yang sudah diraih SD Negeri Jombor namun ternyata

keunggulan prestasi ini belum menarik minat

masyarakat pengguna, terbukti Tahun pembelajaran

2017/2018 ini SD Jombor hanya memperoleh peserta

didik baru sejumlah 10 orang. Selain prestasi, sarana

prasarana SDN Jombor memiliki potensi yang bagus

di bidang olahraga. Lapangan bola voly yang

memenuhi standar, peralatan tenesmeja yang

memadahi, land badminton yang memenuhi standar,

semuanya itu merupakan potensi yang bisa

(9)

87

4.2.1.2. Program Peningkatan Jumlah Peserta Didik

Menurut peraturan Gubernur Jawa Tengah

tahun 2017 tentang PPDB ada beberapa ketentuan

yang perlu dilaksanan ketika sekolah mau menerima

peserta didik baru, terutama anak yang berumur

kurang dai 6 tahun harus mendapat rekomendasi dari

psikhiater/ahli counselor. Dari hasil wawancara

dengan salah satu guru senior Wardiatul Kholidiyah,

S.Pd.SD yang diadakan pada hari Kamis, 28 September

2017 diperoleh hasil bahwa salah satu strategi sekolah

yang selama ini dilakukan untuk menarik minat

masyarakat desa Jombor adalah dengan memberikan

seragam gratis kepada peserta didik baru bahkan

sekolah sudah berusaha mengadakan lomba antar

TK/RA dalam rangka mempromosikan sekolah, dan

saat ini sekolah mulai berusaha mengadakan

pembiasaan kegiatan yang bernuansa agama Islam,

seperti salat Dhuha berjamaah, membaca asmaul

husna sebelum pembelajaran dimulai dan membaca

surat-surat pendek, selain itu sekolah akan berusaha

untuk melakukan efent-efent keagamaan dengan

mengundang orangtua siswa untuk menyaksikannya.

Usaha sekolah untuk meningkatkan jumlah

peserta didik baru antara lain: 1)membentuk

(10)

88

memberikan sosialisasi kepada orangtua siswa pada

akhir tahun pembelajaran, 3) sekolah membagikan

pamflet kepada orangtua siswa TK/RA terdekat,

4)sekolah memasang MMT PPDB di tempat yang

strategis, 5) sekolah memberikan layanan dan

seragam gratis kepada peserta didik baru.

4.2.2. Hasil Tahap Pengumpulan Data a. Wawancara

Pada tahapan ini peneliti mengadakan

wawancara kepada kepala sekolah, guru, komite, dan

siswa Hasil wawancara dengan kepala sekolah pada

hari Sabtu, tanggal 26 Agustus 2017. Adapun hasil

wawancara tersebut adalah yang menjadi

permasalahan sekolah dalam penerimaan peserta didik

baru antara lain:

Sekolah belum bisa berbuat banyak dalam

penerimaan peserta didik baru karena

(11)

89 Hal senada disampaikan oleh guru senior SD Negeri

jombor :

Selama ini untuk menarik minat masyarakat sekolah memberikan seragam dan ATK gratis kepada peserta didik baru, sekolah berusaha memenuhi keinginan siswa untuk memilki drumband . Karena isu anak-anak TK terdekat tidak mau sekolah ke SD karena tidak punya drumband.

Pendapat tersebut dipertegas oleh Komite Sekolah (H. Nasa’i) pada tanggal 14 September 2017 yang mengatakan:

Saat ini mutu sekolah meningkat baik akademik maupun non akademik. Nilai US kelas 6 selalu di atas MI, Jumlah piala terus bertambah banyak, karena sekolah sering mengikuti berbagai lomba. Sudah banyak perubahannya,

tetapi masyarakat kelihatannya tidak

berpengaruh, karena Desa Jombor selain wilayahnya sempit, sekolahnya menyebar ada yang ke MI Jombor, Candirejo dan ke Salatiga terutama yang berdomisili di perumahan Candipermai.

Sedangkan Wali murid berpendapat:

Orang tua suka menyekolahkan anaknya ke MI karena kalau di MI mata pelajaran agama Islamnya banyak, pembiasaan keagamaan dalam beribadah juga banyak, pribadi anak lebih baik, tapi kalau di SD pelajaran agamanya sedikit.

Pendapat lain disampaikan oleh salah satu Siswa

(12)

90

Berdasarkan wawancara tersebut di atas dapat

disimpulkan bahwa penyebab SD Negeri Jombor

kekurangan siswa adalah: 1) Sekolah tidak mempunyai

Tim Pengembang Sekolah yang solid, 2) Sekolah tidak

punya tenaga yang cukup, 3) Materi pelajaran agama di

SD dianggap kurang, 4)Pilihan masuk sekolah adalah

menurut kehendak orangtua.

Selain alasan penyebab kurangnya jumlah siswa,

peneliti juga menanyakan tentang bagaimana strategi

sekolah selama ini untuk meningkatkan jumlah peserta

didik. Menurut pendapat kepala sekolah:

Dalam rangka meningkatkan jumlah peserta didik Selama ini sekolah menjalin kerjasama dengan komite untuk ikut mempromosikan

lewat perkumpulan dusun, mengadakan

pendekatan ke TK terdekat dengan kegiatan pentas seni bersama, sosialisasi kepada orang tua siswa ketika akhir tahun pembelajaran, selain itu sekolah mengadakan lomba mewarnai antar TK/RA, namun hasilnya belum terlihat, terbukti pada penerimaan peserta didik baru tahun 2017 hanya 10 anak. Hal ini benar-benar memprihatinkan.

Penjelasan tersebut didukung oleh salah guru

SDN Jombor:

(13)

91

kepada orangtua pada waktu rapat akhir tahun, bahkan sekolah juga membuat pamflet yang diberikan kepada orang tua TK/RA. Bahkan peserta didik baru diberi seragam dan alat tulis secara gratis, tetapi ketika penerimaan peserta didik baru yang mendaftar hanya anak-anak yang berasal dari TK ABA (TK terdekat dengan sekolah) itupun hanya orangtua yang tempat tinggalnya di sekitar SD yaitu Dusun Ngelosari dan Kerep.Hanya ada 1 anak yang berasal dari

RA Jombor. namun hal ini tetap tidak

mempengaruhi jumlah peserta didik.

Informasi itu juga didukung oleh komite yang

mengatakan:

Komite sudah membantu menyosialisasikan penerimaan peserta didik baru lewat pertemuan warga, namun belum membuahkan hasil karena mereka takut kalau anaknya sekolah di SD tidak bisa membaca Al-Quran. Oleh sebab itu sekolah hendaknya bisa melaksankan kegiatan -kegiatan yang menarik perhatian masyarakat seperti membaca surat-surat pendek di depan kelas sebelum mulai pelajaran. Dilantunkan bacaan-bacaan Al-Quran melalui pengeras suara.

Dari informasi yang diterima dapat diketahui

bahwa selama ini sekolah sudah melakukan beberpa

kegiatan untuk memperoleh peserta didik baru namun

tidak bisa meningkatkan minat masyarakat untuk

menyekolahkan anaknya ke SDN Jombor. Kemudian

(14)

92

di SDN Jombor?”. Dalam hal ini kepala sekolah memberikan penjelasan :

Sangat diperlukan strategi dan langkah-langkah yang tepat agar masyarakat menaruh kepercayaan terhadap sekolah, sesuai dengan latar belakang social kebudayaan di lingkungan sekolah maka

strategi yang paling cocok adalah dengan

melaksanakan kegiatan yang berbasis keagamaan. Hal senada disampaikan oleh salah satu guru

yang mengatakan:

Desa Jombor penduduknya mayoritas beragama Islam, bahkan sekolah berada di dekat masjid dan pondok pesantren, sehingga untuk memperoleh

simpati dari masyarakat sekolah hendanya

melaksanakan kegiatan-kegiatan berbasis

keagamaan.

Berdasarkan hasil wawancara itu peneliti menanyakan “Apakah perlu adanya buku pedoman untuk melaksanakan kegiatan berbasis keagamaan tersebut?”. Lalu kepala sekolah menjawab:

Agar pelaksanaan dapat berjalan efektif sesuai dengan tujuan yang direncanakan maka buku pedoman

sangat diperlukan, selama ini sekolah tidak

mempunyai buku pedoman pelaksanaan kegiatan sehingga sekolah hanya melaksanakan kegiatan bila dianggap perlu.

Pendapat tersebut dipertegas oleh komite sekolah:

(15)

93 Berangkat dari hasil wawancara di atas dapat

disimpulkan bahwa selama ini sekolah sudah berupaya

untuk meningkatkan jumlah peserta didik namun

belum efektif, karena sekolah hanya melaksanakan

kegiatan yang sifatnya sementara dengan kata lain

kegiatan hanya dilaksanakan saat dianggap butuh.

Misalnya, kegiatan ekstrakuliker MTQ hanya

dilaksanakan ketika akan mengadapi lomba, hafalan

surat-surat pendek yang dilaksanakan sebelum

pembelajaran belum terprogram. Berangkat dari

permasalahan tersebut, peneliti mengembangkan

penelitian dengan membuat buku pedoman

pelaksanaan kegiatan berbasis kearifan religi.

Selain wawancara peneliti juga mengumpulkan

data dokumentasi seperti prestasi sekolah baik

akademik maupun non akademik, sarana prasarana

yang dimiliki sekolah, dan data jumlah siswa. Dari

dokumentasi tersebut diketahui penerimaan peserta

didik dari tahun ke tahun mengalami penurunan.

b. Observasi

Kegiatan observasi dilakukan pada hari Sabtu ,

7 Oktober dan Selasa, tanggal 10 Oktober 2017 di SD

Negeri Jombor. Dalam observasi peneliti mengamati

kegiatan pembiasaan sebelum pembelajaran dimulai,

(16)

94

kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan SD

Negeri Jombor. Pembiasaaan yang telah dilaksankan

sebelum pembelajaran adalah membaca Asmaul

Husna dari kelas 1 s.d. kelas 6 setiap hari Selasa – Kamis, sedangkan hari Jumat setelah siswa beserta

Guru melakukan Senam Pada hari Sabtu diadakan

Kerjabakti membersihkan lingkungan sekolah.

c. Focus Group Discussion (FGD)

FGD dilaksankan pada hari Rabu, 25 Oktober

2017 di SD Negeri Jombor pada pukul 11.00-14.00

WIB. FGD membahas tentang analisis SWOT untuk

menetapkan strategi sekolah. Pada kegiatan ini terjadi

curah pendapat antara kepala sekolah, guru, tokoh

masyarakat termasuk perangkat pemerintah desa dan

komite sekolah. Dalam FGD dibahas tentang hasil

angket yang disebarkan kepada orang tua siswa untuk

kemudian dianalisis melalui SWOT. Forum mengambil

keputusan bahwa berdasarkan kekuatan dan peluang

yang ada sekolah menentukan langkah atau strategi

dengan melaksanakan kegiatan yang bermuatan

Agama Islam dan dalam rangka mendapat simpati

masyarakat sekolah dianjurkan ikut mengisi kegiatan

keagamaan di Desa Jombor. Adapun kegiatan yang

akan dilaksanakan adalah TPQ atau kegiatan

keunggulan berbasis religi yang dilaksanakan 3 hari

(17)

95 pembelajaran yang dimulai pukul 06.30-07.30 pada

hari Selasa, Rabu dan Kamis. Kegiatan

ekstrakurikuler yang bermuatan agama seperti MTQ

dan rebana, pembiasaan-pembiasaan yang bisa

mendidik siswa untuk menjadi anak yang shaleh dan

shalehah, sopan santun dan mengembangkan tata

krama dengan melaksanakan shalat dhuha

berjamaah, melafalkan surat-surat pendek sebelum

pelajarn dimulai, guru diharapkan menggunakan

metode yang bervariasi dan media yang menyenankan

anak. Kalau perlu guru melakukan study banding ke

sekolah-sekolah yang maju.

d. Analisis SWOT

Berdasarkan hasil FGD yang dilakukan oleh SD

Negeri Jombor didapat tiga aspek yaitu aspek input,

proses, dan out put. Dalam hal ini data

dikelompokkan menjadi tiga matriks yaitu IFAS

,EFAS dan matrik SWOT yaitu dengan

mengidentifikasi 95actor kekuatan, kelemahan,

peluang dan ancaman bagi kelangsungan SDN

Jombor. Adapun hasil FGD analisis SWOT adalah

(18)

96

Tabel 4.2 Matrik EFAS

Faktor- Faktor Eksternal B R BX R

PELUANG

1. Mengikuti lomba yang diada-kan Dinas Pendidikan

0.15 4 0.6

2. Mengikuti kegiataan keagamaan di desa 0.1 2 0.2

3. mengikuti lomba yang diada-kan oleh lembaga yang lain yang terkait

0.05 3 0.15

4. Mengadakan pentas seni dengan

mengundang orang tua siswa dan komite 0.10 3 0.3

5. Mengadakan lomba antar TK-RA sekitar 0.05 2 0.1

6. Mengadakan sosialisasi ke TK/RA sekitar 0.10 2 0.2

7. Mengembangkan kurikulum sekolah 0.05 4 0.2

Total 0.60 1.75

ANCAMAN

1. Adanya perbedaan regulasi penerimaan peserta didik baru antara SD Negeri dengan swasta

0.10 2 0.2

2. Sekolah lain memiliki out put sesuai dengan keinginan masyarakat setempat

0.10 1 0.1

3. Guru sekolah pesaing sebagian besar menguasai IT

0.05 2 0.1

4. Pengelola Sekolah lain ada-lah tokoh masyarakat setempat

0.05 1 0.05

5. Orang tua suka menyekolah-kan anaknya di lembaga sekolah lain (MI atau ke Kota Salatiga

0.10 1 0.1

Sub Total 0.40 0.55

Total 1.0 1,2

(19)

97 Dari SWOT dapat diketahui bahwa kekuatan yang

paling besar adalah Sekolah menyelenggarakan

Sekolah Gratis di mana bobot komponen 0,1 dengan

score 4. Dengan sekolah menyelenggarakan sekolah

gratis akan dapat menjadi motivasi masyarakat untuk

menyekolahkan anaknya di SD Negeri Jombor

terutama anak-anak dari keluarga tidak mampu.

Demikian juga untuk Nilai UN/US dengan bobot 0,05

hal ini jelas akan menambah kepercayaan masyarakat

setempat untuk menyekolahkan anaknya ke SD

Jombor, karena untuk menjadi siswa tidak perlu

membayar beaya yang begitu banyak namun nilai

Ujian Sekolah anak memuaskan. Demikian juga

hubungan kerja yang harmonis antar warga sekolah

dengan bobot 0,1 dan skore 3 menjadi kekuatan

sekolah untuk melaksanakan program dalam

meningkatkan mutu, hal ini perlu ditingkatkan.

Komite sekolah yang selalu mendukung sekolah dan

sarana prasarana yang memadahi dengan bobot 0,1

dan score 2 hal ini menjadi kekuatan sekolah untuk

dapat melakasanakan program sekolah. Skore akhir

dari kekuatan adalah 1,55.

Meskipun memiliki kekuatan, sekolah juga

memiliki kelemahan yang perlu diatasi antara lain

sekolah tidak memiliki Tim Pengembang yang solid

(20)

98

kelemahan ini memilki bobot 0,05 dengan score 1 hal

ini perlu mendapat perhatian khusus supaya Tim

dapat bekerja dengan baik, Selain itu kurangnya

dukungan dari orang tua dengan bobot 0,05 dan score

2 perlu segera diadakan pendekatan, karena program

sekolah tanpa adanya dukungan dari orang tua sulit

untuk meraih keberhasilan. Kelemahan yang juga

perlu mendapat perhatian adalah kurangnya

kedisiplinan warga sekolah dengan bobot 0,05 dan

score 3 perlu mendapat perhatian agar program yang

direncanakan dapat berjalan efektif dan dapat

mencapai tujuan. Kelemahan yang juga sangat perlu

mendapat perhatian adalah siswa tidak lancar

membaca Al Quran dengan bobot 0,1 dan total score

01.Total Bobot dikalikan score untuk kelemahan

adalah 0,9.

Total skore akhir kekuatan dikurangi kelemahan

adalah 0,65 , berarti faktor kekuatan masih unggul

dibandingkan kelemahan , maka sekolah dapat

memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk

mengatasi kelemhan-kelemahan yang ada.

Selain faktor internal, sekolah juga perlu

mengetahui faktor eksternal, hasil analisis factor

eksternal yaitu peluang dan ancaman dapat dilihat

(21)

99

Tabel 4.3 Matrik IFAS

Faktor-Faktor Strategi Internal B R BXR

KEKUATAN

1.SDN Jombor menyelenggarakan sekolah gratis

0.10 4 0.4

2.Siswa dari keluarga tidak mampu diusahakan untuk memperoleh BSM

0.05 3 0.15

3.Hasil UN/US lebih tinggi dibanding pesaing

0.05 4 0.2

4. Komite sekolah mendukung program sekolah

0.10 2 0.2

5.Sarana prasarana sekolah memadahi

0.10 2 0.2

6.Hubungan yang baik antara sekolah dengan lembaga pemerintah

0.05 2 0.1

7.Hubungan kerja yang harmonis antara warga sekolah

0.10 3 0.3

Sub Total 0.55 1.55

KELEMAHAN

1.Kurangnya dukungan dari orang tua siswa

0.05 2 0.1

2.Guru kurang menguasai IT 0.05 3 0.15

3.Sekolah tidak memiliki tenaga administrasi

0.05 2 0.1

4.Sekolah tidak memiliki Tim Pengembang sekolah yang solid

0.05 1 0.05

5.Sekolah tidak memiliki Tim Pemasaran

0.05 1 0.05

6.Kurangnya kedisiplinan dari warga sekolah

0.05 3 0.15

7. Siswa kurang lancar membaca Al Quran

0,1 1 0,1

8. Kurangnya rasa percaya diri 0.05 4 0.2

Sub Total 0.45 0.9

(22)

100

Sumber : Hasil Focus Group Discussion

Ket: B = Bobot, R= Rating ,

BxR = Bobot dikalikan Rating

Hasil SWOT memperlihatkan SD Negeri Jombor

memiliki beberapa peluang agar dapat diminati oleh

masyarakat sekitar, antara lain mengikuti lomba

yang dilaksanakan oleh Dinas dengan bobot 0,15 dan

rating 4 dengan nilai akhir 0,6 hal ini merupakan

peluang yang sangat bagus dan perlu ditingkatkan,

Karena bila sekolah dapat memanfaatkan kegiatan

lomba untuk meraih prestasi maka akan dapat

merubah image masyarakat terhadap sekolah.

Peluang yang bagus lagi adalah sekolah mengadakan

pentas seni dengan mengundang orang tua siswa dan

komite dengan bobot 0,1 dan rating 3 dengan total

score 0,3 hal juga menjadi peluang yang baik untuk

memasarkan serta mempublikasikan produk sekolah

di hadapan pelanggan lewat kemampuan yang dimiliki

pesert didik SD Negeri Jombor di hadapan orang tua

dan komite sekolah, lalu peluang yang dapat

dimanfaatkan lagi adalah dapat mengikuti lomba yang

diselenggarakan oleh lembaga pendidikan terkait,

selain itu sekolah memiliki peluang untuk

mengembangkan kurikulum yang sesuai situasi dan

(23)

101 sekolah bisa mengembangkan kurikulun yang

mengangkat kearifan religi sesuai dengan kehidupan

mayarakat desa Jombor. Total bobot dikalikan score

untuk Peluang adalah 1,75

Selain peluang, sekolah memiliki ancaman yang

sangat serius terutama kepercayaan publik pada

sekolah pesaing dengan bobot 0,1 dan rating 1 hal ini

perlu diwaspadahi , selain itu sekolah pesaing juga

mendapat dukungan yang sangat kuat dari tokoh

masyarakat, dengan bobot 0,05 dan rating 1 dengan

total score 0,05 maka sekolah perlu mengadakan

pendekatan agar para tokoh mayarakat juga mau

memperhatikan SD Negeri Jombor. Hal lain menjadi

kelemahan sekolah adalah para guru tidak menguasai

IT dengan bobot 0,05 dan rating 2, maka perlu

mendapat perhatian agar guru dapat menyesuaikan

dengan perkembangan IT dengan cara melaksanakan

pelatihan IT. ancaman lain yang sangat berbahaya

adalah orang tua siswa lebih suka menyekolahkan

anaknya ke lembaga pendidikan lain dengan bobot 0,1

dan rating 1, hal ini perlu diwaspadai oleh sekolah.

Jumlah bobot akhir untuk factor ancaman adalah 0,4

dan total nilai 0,5. Dengan nilai akhir di bawah 0,1

berarti Sekolah memiliki ancaman yang cukup

(24)

102

Total akhir faktor peluang dikurangi ancaman

adalah 1,1 Berarti Sekolah memiliki ancaman yang

serius terutama di bidang out put sekolah pesaing

sesuai dengan keinginan masyarakat , maka sekolah

harus menentukan langkah atau strategi agar dapat

memanfaatkan peluang yang ada untuk mengatasi

ancaman.

Berdasarkan hasil analisis SWOT tersebut, jelas

bahwa ancaman terbesar adalah orangtua

menyekolahkan anaknya di lembaga lain dikarenakan

sekolah dianggap tidak bisa memenuhi pendidikan

agama yang cukup, maka kegiatan yang perlu

direncanakan adalah pengembangan kurikulum

berbasis kearifan religi yaitu mengembangkan materi

pembelajaran Agama Islam dengan mengadakan

kegiatan Taman Pendidikan al-Quran (TPQ) yang

merupakan salah satu dari iplementasi

kurikuluberbass kearifan religi untuk

Agar kegiatan dapat berjalan sesuai dengan

tujuan yang direncanakan, maka perlu dibuat

pedoman pelaksanaannya.

Adapun hasil akhir dari analisis SWOT dapat

(25)

103

Tabel 4.4. Matrik Skor Akhir IFAS-EFAS

IFAS EFAS

Kategoti Total Skor Kategoti Total Skor

Kekuatan (S) 1,55 Peluang (O) 1,75

Kelemahan (W) 0,9 Ancaman (T) 0,55

Total (S-W) 0,65 Total ( O-T) 1,2

Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal

dan eksternal diperoleh hasil akhir IFAS ( kekuatan – kelemahan ) adalah 0,65; sedangkan hasil akhir dari

EFAS ( peluang-ancaman) adalah 1,1. Hal ini

menunjukkkan bahwa strategi berada di kuadran SO

(Strength-Opportuity) yang mendukung Strategi Agresif yaitu menggunakan kekuatan dari lingkungan

internal sekolah untuk memanfaatkan peluang yang

ada pada lingkungna eksternal agar dapat

menghasilkan out put sesuai dengan harapan

masyarakat pengguna. Kalau kita lihat hasilnya ada

peluang yang besar maka sekolah harus berusaha

keras dan pandai –pandai memanfaatkan peluang dengan kekuatan yang dimilikinya agar dapat menepis

ancaman.

Adapun hasil analisis SWOT tersebut dapat

(26)

104

Peluang

Kelemahan Kekuatan

Acaman

Gambar 4.1. Diagram SWOT

Hasil analisis berada di kuadran 1, berarti sekolah

berada pada situasi yang menyenangkan yaitu

memiliki Kekuatan dan peluang, sehingga sekolah

dapat menggunakan kekuatan yang ada untuk

memanfaatkan peluang.

Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan melalui

Matrik SWOT berikut.

Mendukung startegi Agresif Menggunakan Kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada

1 2 3

-3 -2

-1 1 2 3 -3 -2 -1

(27)

105

1. Bersama komite , sekolah berusaha untuk mngembangkan kurikulum agar output sesuai dengan keinginan masyarakat setempat

2. Pemerintah desa menjebatani sekolah untuk melakukan pendekatan dengan tokoh masyarakat agar mendukung sekolah

3. Komite dan pemerintah desa ikut memberi sosialisasi agar orang tua mau

menyekolahkan anaknya ke SDN Jombor 4. Membentuk tim pemasaran untuk

Menjalin kerjasama dengan TK dan RA setempat

5. Menjalin kerjasama dengan dunia usaha dan tokoh masyarakat

6. Menjalin kerjasama dengan alumnus 7. Memberikan tambahan pembelajaran

(28)

106

Berbekal dari hasil data yang diperloleh dan

analisis kebutuhan perlu dibuat pedoman

pelaksanaan Strategi Bersaing Berbasis Kearifan

Religi dalam Peningkatan Jumlah Peserta Didik SD

Negeri Jombor. Dengan adanya buku petunjuk guru

akan lebih mudah dalam melaksanakan kegiatan

sesuai dengan langkah-langkah yang telah

dilaksanakan, hal ini sesuai dengan pendapat Effendy

(2014) mengatakan bahwa buku pedoman adalah, “Buku yang berisi informasi, petunjuk, dan lain-lain yang menjadi petunjuk tuntunan bagi pembaca untuk mengetahui sesuatu secara lengkap”. Buku petunjuk tentang strategi bersaing yang dimaksud mencakup

menetapkan program strategi berbasis kearifan religi

dengan nilai-nilai ajaran agama Islam.

Program yang dikembangkan untuk mendinamiskan

pelaksanaan kurikulum 2013 dengan

mengembangkan 3 konsep dasar agama Islam yaitu Ta’dib, Tarbiyah, dan Ta’lim. Konsep dasar ini diimplementasikan melalui kegiatan TPQ dan

pembiasaan baik dalam kegiatan intrakurikuler

maupun ekstrakurikuler. Kerjasama antara semua

pihak baik kepala sekolah, guru, dan komite terus

ditingkatkan dengan menerapkan saling asih, asuh,

(29)

107

4.2.3. Pengembangan Model

Pengembangan model pada penelitiam ini

menggunakan model pengembangan ADDIE (Analysis,

Desaign, Development, Implementation, dan Evaluation)

4.2.3.1 Tahap Analysis

Pada tahap ini dilakukan analisis kebutuhan

sekolah dalam melaksanakan strategi untuk

meningkatkan jumlah peserta didik baru.

SDN Jombor merupakan salah satu lembaga

pendidikan formal sebagai pelaksana Wajib belajar 9

tahun bertanggungjawab menerima semua peserta

didik yaitu penduduk usia 7-12 tahun di wilayah yang

bersangkutan, sehingga wajib menerima siswa usia

sekolah tanpa adanya diskriminasi. Namun mutu

antar sekolah berimplikasi terhadap perbedaan daya

tarik masyarakat, sehingga menyebabkan adanya

perbedaan jumlah peserta didik di setiap lembaga

pendidikan.

Berdasarkan hasil angket dari orang tua tanggal

3 Oktober 2017 diperoleh hasil bahwa orang tua lebih

tertarik menyekolahkan anaknya di MI karena MI

dipandang mata Pelajaran Agama Islam lebih banyak

dibandingkan SD Negeri Jombor, meskipun pada sore

hari anak sudah ikut pendidikan madrasah atau

(30)

108

didukung komite berupaya meyakinkan masyarakat

tentang keberadaan dan kemajuan sekolah dalam

meningkatkan jumlah peserta didik.

Jumlah dan mutu guru, sarana prasarana, dan

kegiatan ekstrakurikuler seperti drumband, rebana,

MTQ, seni tari, dan kegiatan lainnya menjadi kriteria

dan indikator pemilihan sekolah. Dalam

perkembangan terakhir kegiatan religi dalam PBM dan

kegiatan ekstrakurikuler menjadi tolok ukur

tambahan pemilihan sekolah. Fenomena ini menjadi

permasalahan SD Negeri Jombor dalam peningkatan

jumlah peserta didik dari tahun ke tahun.

Keterbatasan sumber daya manusia terutama

guru yang berkompeten dalam bidang religi dan

spiritual pada Agama Islam menjadi kelemahan dalam

menjawab harapan masyarakat. Kerjasama dengan

para Kyai dan pondok pesantren pun ditingkatkan

untuk mengembangkan program kegiatan kreatif

dalam implementasi kurikulum 2013.

Dalam periode lima tahun terakhir (2012-2107)

ada kecenderungan jumlah peserta didik menurun.

Tahun 2012 peserta didik baru berjumlah 12, tahun

2013 berjumlah 13, tahun 2014 berjumlah 21, tahun

2015 berjumlah 13, tahun 2016 berjumlah 13 tahun

(31)

109

4.2.3.2. Tahap Design

Pada tahapan ini ditentukan Tujuan, Maksud, dan

Sasaran.

a. Tujuan

1.Meningkatkan kompetensi manajerial sekolah

dalam pengelolaan kurikulum yang

mengamalkan konsep dasar pendidikan Islam yaitu Ta’dib, Tarbiyah, dan Ta’lim

2.Menjadi panduan bagi guru untuk menyusun

perencanaan, proses pembelajaran , dan

evaluasi sesuai prinsip dalam melaksanakan

kegiatan berbasis kearifan religi Islami.

b. Maksud

1. Sebagai pedoman bagi sekolah dalam

melaksanakan kurikulum 2013 dengan

mendasarkan pada nilai-nilai relegius Islami.

2. Sebagai pedoman bagi sekolah dalam

mengelola kegiatan berbasis kearifan religi.

c. Sasaran

Panduan kegiatan ini disusun untuk digunakan

oleh pengelola dan para guru/pembimbing

dalam melaksanakan kegiatan berbasis kearifan

(32)

110

4.2.3.3. Development

Tahap ini dikembangkan Konsep dan Prinsip Model

a.Konsep

Konsep dasar pendidikan Islam, yaitu; Ta’dib, Tarbiyah, dan Ta’lim. Ta’dib berarti mendidik. Sedangkan dalam bahasa Indonesia kata adab

diartikan sebagai sopan santun, budi pekerti dan tata krama. Jadi pada konsep pendidikan Ta’dib difokuskan pada pembinaan akhlak, budi pekerti,

sikap yang sesuai dengan ajaran Islam sebagai

proses untuk membentuk sebuah peradaban.

Tarbiyyah diartikan sebagai mencipta, memelihara,

memenuhi kebutuhan dan menyempurnakan.

Cakupan materi Tarbiyah adalah pembinaan bakat

minat yang merupakan potensi siswa. Dikembangkan

lewat kegiatan ekstrakurikuler. Adapun kegiatan

pembinaan bakat dan minat siswa bidang keagamaan

antara lain: Seni Rebana dan MTQ. Ta’lim berasal dari kata ‘allama artinya proses pengajaran dengan menggunakan seluruh indra yang dimiliki manusia

yang selanjutnya direkam oleh akal (nalar). Dengan demikian ta’lim memiliki cakupan yang lebih spesifik yang hanya menitik tekankan terhadap proses

(33)

111 bidang pengetahuan dan ketrampilan. Kegiatan ini

dilaksankan melalui TPQ.

Adapun konsep dasar pembelajaran berbasis

kearifan religi dapat dilihat dalam diagram di bawah

ini:

(34)

112

b. Prinsip Pendidikan Berbasis Kearifan Religi

Prinsip pengembangan kegiatan berbasis

kearifan religi dikembangkan berdasarkan

prinsip pengembangan kurikulum 2006 yaitu

berpusat pada potensi, perkembangan,

kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan

lingkungannya. Berpijak pada prinsip tersebut

maka tujuan diadakan Pendidikan berbasis

kearifan religi ini adalah :

a. Memberikan pedoman dasar bagi

pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler

keagamaan yang bisa diterima di tempat

umum.

b. Memberikan penjelasan dasar teknis

membaca Al-Qur’an sebagai penunjang mata pelajaran Agama Islam pada Lembaga

pendidikan formal.

c. Memberi kontribusi kepada siswa untuk

menimba ilmu agar bisa mengembangkan

aspek-aspek yang berkaitan dengan aplikasi

ilmu pengetahuan agama.

d. Memberikan sarana pelatihan dan

pendalaman agama bagi siswa agar dapat

mendialogkan materi pelajaran Agama Islam

yang diperoleh, sehingga dapat mengamalkan

(35)

113 dan diharapkan siswa mampu menentukan

sikap dan arah yang harus diambilnya dalam

kehidupan sehari-hari.

e. Membina siswa untuk gemar membaca Al Qur’an dan mampu menuliskannya

f. Membekali Siswa dalam berinteraksi dengan Al Qur’an secara lebih intensif di kemudian hari.

g. Memberi bekal kemampuan kepada siswa

untuk mengembangkan kehidupan sebagai

pribadi muslim yang beriman dan bertaqwa,

percaya diri dan berakhlaq mulia

Agar pelaksanaan program dapat berjalan dengan

efektif maka sekolah menerapkan prinsip-prinsip:

1 Optimalisasi Program

Program Pendidikan berbasis kearifan religi

dimaksudkan untuk memperkuat lembaga

pendidikan SDN Jombor dengan pendidikan

Al-Quran melalui kegiatan TPQ.

2 Optimalisasi Ketenagaan

Program Kegiatan berbasis kearifan religi

melalui kegiatan TPQ dapat

mengoptimalkan ketenagaan (Guru TPQ)

yang ada untuk melaksanakan dua program

secara terpadu, yaitu program kegiatan SDN

(36)

114

ekstrakurikuler dan Pendidikan Al-Quran

untuk meningkatkan mutu Pendidikan.

3 Optimalisasi Sarana dan Prasarana

Program Pendidikan berbasis Kearifan religi

(TPQ) dapat memanfaatkan sarana dan

prasarana yang tersedia seperti musholla

dan prasarana lain yang dimiliki sekolah.

A. Sasaran

Sasarana dalah semua siswa SD Negeri Jombor

dari kelas 1 sampai dengan kelas 6

B. Jenis kegiatan

Kegiatan berbasis kearifan religi dilaksankan

melalui 3 jenis kegiatan yaitu TPQ, Pembiasaan

dan Ekstrskurikuler yang mendukung kegiatan

keagamaan

4.2.3.4. Implementation

Tahap ini merupakan tahap implementasi

Produk sebagai panduan yang berisi langkah-langkah

untuk melaksanakan kegiatan berbasis kearifan religi

yang merupakan model pengembangan materi

pembelajaran agama Islam yang tidak hanya

dilaksankan dalam kegiatan intrakurikuler melalui

kegiatan TPQ, namun dilaksankan secara

(37)

115 kegiatan ekstrakurikuler. Adapun materi kegiatan

dilaksanakan melalui Kegiatan Intrakurikuler lewat

TPQ dengan materi pembelajaran yang terdiri dari :

1)Pendidikan Al Qur’an meliputi Membaca Al Quran dengan menggunakan modul (Jilid). Metode yang

digunakan adalah metode Iqro’. dan Tarsana. Materi Kelas 1 adalah Materi Iqro’ I karangan KH. As’ad Humam Balai Litbang LPTQ Nasional Team Tadarus “AMM” Yogyakarta dari pengenalan huruf sampai dengan jilid II. (lebih ditekankan pada penguasaan

huruf, dan sudah mulai pada bacaan panjang

pendek). Materi kelas I dimulai dari Iqro Jilid 1 - Jilid 3. Materi Kelas 2 dapat menyelesaikan Iqro’ jilid III dan menginjak jilid IV (penekanan dan penguasaan panjang I’ u’, Dhomah dibalik, panjang, fathah tegak, kasroh tegak).Materi Kelas 3 dapat menyelesaikan Iqro’jilid IV dan jilid V (penguasaan pada panjang pendek, bacaan AN, IN, UN, tanwin, membaca sengau

AU, AI dan qolqolah, perbedaan huruf mati pada

hamzah, Ain, Kaf, Kof. Materi Kelas 4 adalah Dapat menyelesaikan Jilid V dan VI, (khatam Iqra’). Sehingga siswa sudah memahami pada panjang

pendek, bacaan tajwid, (non teori), membaca sengau,

qolqolah, huruf mati, waqof, ghorib). Materi Kelas 5

(38)

116

pada panjang pendek, bacaan tajwid (non teori),

membaca sengau, qolqolah, huruf mati, waqof,

ghorib). Materi Kelas 6 di samping kelancaran dan frekwensi bacaan al Qur’an diharapkan siswa dapat berlatih menterjemahkan al Qur’an

Untuk membaca Al-Quran dengan berlagu

Metode yang diterapkan adalah Tarsana (Tartil – Sari’- Nagham) melalui pemanduan dan CD Pembelajaran

adapun petunjuk yang digunakan adalah buku

Tarsana karya H. Sjamsudin Mustaqim.

Selain belajar membaca al Quran melalui TPQ

diajarkan pula Menulis huruf Arab. Pada buku

panduan ini diajarkan cara penulisan huruf

berkarakter tegak, datar, miring, dan lengkung kanan.

Mencontoh cara penulisan huruf tunggal awal,

tengah dan akhir berkarakter tegak, datar, miring,

dan lengkung kanan, Mencontoh cara penulisan huruf

tunggal bergerigi dan lengkung kiri , Mencontoh cara

penulisan huruf tunggal awal, tengah dan akhir

bergerigi lengkung kiri , Mencontoh cara penulisan

angka Arab, Mencontoh cara penulisan huruf

sambung berhuruf dua, tiga. empat , Mencontoh cara

penulisan huruf sambung berhuruf lima, enam,

tujuh , Seni mewarnai kaligrafi dan aneka gambar .

Dalam buku panduan ini juga terdapat materi

(39)

117 membentuk pribadi muslim yang taat beribadah,

Membina siswa untuk mampu menghafal bacaan do’a dan ayat-ayat Al Qur’an, Membina siswa untuk taat beribadah melaksanakan shalat. Siswa yang telah

lulus harus hafal 10 surat-surat pendek dalam jus 30

Al Qur’an dan hafal beberapa do’a sehari-hari. Buku Panduan ini sejalan dengan pendapat Sugiarto (2011)

tentang buku ajar yaitu buku yang disusun untuk

kepentingan proses pembelajaran baik yang

bersumber dari hasil-hasil penelitian maupun hasil

dari sebuah pemikiran tentang sesuatu atau kajian

bidang tertentu yang kemudian dirumuskan menjadi

bahan pembelajaran.

Dalam panduan ini juga diatur tenaga pengajar TPQ

SDN Jombor yang terdiri dari para guru SDN Jombor

yang memiliki latar belakang S1 Pendidikan Agama

Islam ditambah pengajar dari luar yang memiliki ilmu

keagamaan yang sesuai. Agar pembinaan siswa dapat

berlangsung dengan efektif, maka diterapkan teknik

Klasikal, Individual, Tutorial. Adapun metode yang

digunakan dalam pembelajaran antara lain:

Demonstrasi, Pemanduan, Permainan. Dalam rangka

menegakkan disiplin, menggugah semangat dan

memperlancar proses pembinaan ditetapkan Tata

(40)

118

Untuk mengetahui sejauh mana keefektifan

produk dapat mencapai tujuan maka dilakukan

Evaluasi yang meliputi evaluasi terhadap pengelolaan

yang diselenggarakan, guru, materi maupun siswa.

Evaluasi pengelolaan yaitu Evaluasi yang

dilakukan untuk mengukur keberhasilan pengelolaan

pendidikan dan pelaksanaan kegiatan-kegiatan

lainnya. Baik pada pengelolaan, guru maupun siswa.

Evaluasi pengelolaan dilakukan melalui rapat

pengelola, rapat tim dan laporan-laporan.

Evaluasi guru dilakukan untuk mengukur

kompetensi guru dan keberhasilanya dalam membina

siswa. Evaluasi siswa dilakukan untuk menguji

kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran,

dilakukan ketika siswa akan naik jilid dan sesuai

kebutuhan. Agar kegiatan berbasis kearifan religi

dapat berjalan efektif maka perlu dialakukan

beberapa laporan, antara lain:1) Laporan pengelolaan.

Setiap aktivitas yang diselenggarakan harus memberi laporan terdokumentasi. Adapun Laporan

Pengelolaan TPQ terdiri dari: Laporan Bulanan,

Catatan Umum Pengelolaan., Daftar Karyawan dan

Pembinaannya, Data Santri., Daftar Nama,

Pembiayaan dan Kemajuan , Belajar santri., dan

Laporan Keuangan, bila diperlukan, 2)Laporan Panitia

(41)

119 oleh Panitia dalam rangka melaksanakan suatu

kegiatan, seremonial dan atau perlombaan, 3)Laporan

Tahunan yaitu laporan Kepala Sekolah dalam

mengelola seluruh aktivitas Pengelolaan TPQ- yang

terdiri dari: Program Kerja, Rencana Kerja dan

Anggaran Pengelolaan (RKAP). Realisasi Program

Kerja, Kemajuan Pendidikan, Keuangan, Evaluasi dan

Lampiran yang terdiri dari dokumen Proses

Pengajaran, Aktivitas., Prestasi, Dokumentasi, dan

lain-lain.

4.2.3.4.1. Prosedur Implementasi Model

Berdasarkan konsep pengembangan model ADDIE

ada beberapa langkah yang diterapkan untuk

melaksanakan strategi kegiatan berbasis kearifan

religi yaitu perencanaan program, sosialisasi

penggunaan model, uji coba terbatas, setelah

dilakukan uji terbatas maka peneliti melakukan

revisi produk berdasarkan masukan

kelemahan-kelemahan yang perlu dibenahi.

4.2.3.4.2. Gagasan Peneliti

Strategi bersaing adalah suatu cara atau

langkah melalui tahapan-tahapan yang direncakan

secara terprogram agar dapat memenangkan

persaingan pada situasi yang terjadi di pasaran.

(42)

120

program atau kegiatan yang sesuai dengan minat dan

keinginan masyarakat pengguna. Karena keinginan

masyarakat desa Jombor adalah unggul di bidang

pembelajaran Agama Islam, maka perlu

dikembangkan kurikulum berbasis kearifan religi

yang memuat nilai-nilai ajaran Islam.

Terbatasnya kompetensi pendidik SDN Jombor

di bidang agama Islam, maka untuk pelaksanaan

kegiatan perlu mendatangkan guru yang latar

belakang pendidikannya di bidang agama Islam.

Demikisn juga dalam rangka mempelancar

pelaksanaan kegiatan sekolah perlu menyediakan sarana prasarana, seperti buku Iqra’, Al Quran, buku panduan tarsana, LCD, lap top, CD pembelajaran ,

dan peralatan lain yang mendukung.

Dalam pelaksanaan kegiatan intrakurikuler

/TPQ bisa dilaksanakan di luar kelas sesuai dengan

materi pembelajaran, supaya anak tidak merasa

bosan dan tertekan. Adapun prosedur implementasi

model pembelajaran berbasis kearifan religi dapat

(43)

121 Gambar 4.3. Prosedur Implementasi Model

4.2.4. Hasil Tahap Uji Pakar

Uji Pakar dilakukan dalam rangka untuk

menguji kelayakan produk sebelum diuji coba di

lapangan berupa Buku Panduan Strategi Bersaing

Berbasis Kearifan Religi untuk meningkatkan jumlah

Peserta Didik SDN Jombor Tuntang. Uji pakar yang

dilakukan meliputi Uji Kurikulum, Uji Materi, dan uji

Konten Manajemen Strategi. Kegiatan ini dilakukan

untuk mereview produk awal, memberi masukan

untuk perbaikan.

Pada uji kelayakan materi Abdul Syukur, M.Ag

memberikan masukan tentang materi kelas 1,2, dan 3 REVISI

MODEL

(44)

122

supaya difokuskan pada bacaan/pelafalan yang betul,

untuk kelas 4,5,dan 6 tajwid supaya benar-benar

diperhatikan, sebab beda panjang pendek pelafalan

akan fatal akibatnya Karena artinya berbeda. Materi

Kegitan ibadah juga harus dibatasi jangan terlalu

luas, untuk usia SD cukup ibadah Mafdloh yaitu

ibadah yang wajib dilaksanakan.

“Saya setuju apabila kegiatan itu benar-benar

dilaksankan akan dapat menghasilkan anak-anak yang hebat, anak-anak-anak-anak yang berkarakter. Sehingga sekolah bisa menunjukkan pada masyarakat bahwa di SD Negeri juga memperoleh ilmu agama yang cukup sesuai dengan taraf pendidikannya”.

Selanjutnya beliau juga menyarankan agar

menggunakan kata siswa jangan santri karena

peserta adalah semua siswa SDN Jombor, bukan

peserta didik pondok atau madrasah, demikian juga

untuk pengajar sebaiknya menggunakan sebutan

guru jangan ustadz/ustadzah. Selain itu beliau juga

menyarankan agar Visi Kegiatan dipertegas dan misi diberi keterangan alasan memilih metode iqro’.

Berikut ini adalah hasil uji Ahli Penilaian terhadap

(45)

123 Tabel 4.6: Hasil Uji Validasi Materi Kegiatan

NO ASPEK YANG DINILAI Nilai

Klasifi-kasi 1. Pengembangan materi sesuai dengan indikator pencapaian

kompetensi. 5 SB

2. Kedalaman materi yang dikembangkan sesuai dengan indikator

pencapaian kompetensi. 5 SB

3. Keluasan materi yang dikembangkan sesuai tuntutan indikator

pencapaian kompetensi. 5 SB

4. Materi yang dikembangkan mendorong rasa ingin tahu siswa 5 SB 5. Materi yang dikembangkan akan meperkaya pengetahuan dan

wawasan guru 5 SB

6. Materi TPQ yang disajikan mudah dipahami 5 SB

7 Materi disajikan secara sistematis 5 SB

8 Kebenaran konsep materi 5 SB

9 Kesesuaian materi dengan Kompetensi Dasar 5 SB

10 Fakta atau data yang digunakan dalam mengembangkan materi

akurat. 5 SB

11 Konsep atau definisi yang digunakan dalam mengembangkan

materi akurat. 5 SB

12 Prinsip atau pernyataan kaidah yang digunakan dalam

mengembangkan materi akurat. 5 SB

13 Prosedur yang digunakan dalam mengembangkan materi akurat. 5 SB 14 Ilustrasi, gambar, diagram yang ada dalam mengembangkan

materi akurat. 4 B

15 Istilah yang digunakan dalam mengembangkan materi akurat. 5 SB 16 Secara umum materi yang dikembangkan sesuai dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terbaru. 5 SB

17 Menggunakan sumber pustaka yang mutakhir 5 SB

18 Foto/gambar yang digunakan dalam mengembangkan materi

mutakhir 5 SB

19 Ketepatan struktur kalimat yang digunakan dalam

mengembangkan materi 5 SB

20 Keefektifan kalimat yang digunakan dalam mengembangkan

materi 5 SB

21 Kebakuan istilah digunakan dalam mengembangkan materi 5 SB 22 Informasi/pesan disampaikan secara komunikatif 5 SB

23 Keterpaduan antarparagraf 5 SB

24 Konsistensi dalam penggunaan istilah 5 SB

25 Konsistensi dalam menggunakan tanda baca 5 SB

.26 Kesesuaian alokasi waktu dengan keluasan materi 5 SB

Total Rerata 4,99

(46)

124

Berdasarkan hasil pada tabel 4.4 dapat dijelaskan

bahwa hanya ada 1 indikator yang mendapat nilai 4

yang harus diperbaiki lagi meskipun sudah baik,

namun nilai rerata mencapai 4,99 berarti masuk

klasifikasi sangat baik. Meskipun demikian beliau

mengusulkan agar tata tulis diperhatikan lagi,

langkah-langkah supaya dibuat lebih urut supaya

guru tidak bingung.

Selanjutnya Pada uji kelayakan kurikulum Sri

Wahyuni, S.Ag, M.Ag (Pengawas Pendidikan Agama

Islam Tuntang) mengatakan untuk memperkuat

pengembangan kurikulum supaya dasar hukumnya

ditambah Peraturan Meteri Agama No.16 tahun 2010

tentang Pendidikan Agama di Sekolah dan Peraturan

Pemerintah No. 87 tahun 2017 tentang Penguatan

Pendidikan Karakter, kompetensi Dasar yang

dikembangkan sudah sesuai, alokasi waktu sudah

cukup, untuk hafalan surat-surat pendek perlu

dibatasi agar jelas kompetensi lulusannya. Karena

pada jus 30 itu ada 37 suroh. Selain itu karena pada

materi ada kegiatan menulis maka perlu ditambahkan

kompetensi tentang menulis huruf Al Quran. untuk

membentuk manusia yang berkarakter sesuai

tuntunan agama siswa perlu diberi

pembiasaan-pembiasaan yang bisa dikontrol oleh orang tua siswa

(47)

125 terhadap pendidikan anak. Siswa perlu diberi buku

saku kepribadian supaya orang tua dan guru dapat

mengontrol kemajuan perubahan sikap yang dialami

siswa sesuai dengan kompetensi yang disyaratkan.

Apabila sekolah mengalami kesulitan tenaga pengajar

soklah bisa menjalin kerjasama dengan Depag . Saat

ini Depag mempunyai tenaga penyuluhan Pendidikan

agama. Sehingga bisa diminta bantuannya untuk

memberikan tambahan Pendidikan agama di SD

Negeri Jombor.

Beliau juga mengusulkan agar sekolah

mendidik anak-anak untuk gemar berinfak melalui

kotak menuju surga, kepala sekolah memberi

penjelasan kepada anak dan orant tua tentang

manfaat amal yang ia lakukan, sehingga tidak ada

akan terjadi salah persepsi, serta laporan penggunaan

infaq secara transparan baik kepada siswa maupun

kepada orangtua. Adapun hasil validasi kurikulum

(48)

126

Tabel 4.7. Hasil Uji Validasi Kurikulum

NO ASPEK YANG DINILAI

Skor Klasi fi kasi 1. Kurikulum disusun sesuai dengan langkah-langkah

penyusunan KTSP 5 SB

2. Latar Belakang Berisi penjelasan tentang apa, mengapa, dan

untuk apa KTSP dibuat 5 SB

3. Visi Sekolah Berupa pernyataan singkat dan mudah diingat, serta memiliki power yang dapat mempengaruhi langkah dan pikiran ke depan dalam membangun sekolah

3 C

4 Misi Sekolah menggambarkan langkah mewujudkan visi

sekolah. 5 SB

5. Tujuan sekolah dirumuskan mengacu kepada tujuan umum

pendidikan dasar 5 SB

6 Struktur kurikuklum disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran SD memuat 8

mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri. 4 B 7 M5uatan kurikulum tingkat satuan pendidikan meliputi

sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan

5

SB 8. TPQ merupakan Pendidikan berbasis kearifan religi yang

merupakan pengembangan dari mata pelajaran Agama Islam 5

SB 9. Jam pembelajaran tambahan untuk pengembanagn mata

pelajaran Agama Islam mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi.

5

SB 10. Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan

dalam suatu kompetensi dasar berkisar antara 0-100%.

5

SB

11 Kurikulum memuat kriteria kenaikan kelas 5 SB

12 Kurikulum yang dibuat memuat kriteria kelulusan 5 SB 13 Kriteria kelulusan mengacu kepada standar penilaian yang

dikembangkan oleh BSNP dan mengacu pada PP 19/ 2005 pasal 72 ayat 1.

5

SB 14 Kegiatan TPQ yang dikembangkan memuat system penilaian

yang jelas

5

SB 15 Kegiatan TPQ yang dikembangkan memuat kompetensi dasar

yang jelas

5

SB 16. Kegiatan TPQ yang dikembangkan memuat tujuan yang jelas 5 SB 17. Kesesuaian alokasi waktu dengan keluasan materi 5 SB

(49)

127 Tabel Pengubahan skor rata-rata menjadi nilai

kualitatif.

Rerata Skor Klasifikasi

>4,2 Sangat baik/Sangat Layak >3,4 – 4,2 Baik/Layak

>2,6 -3,4 Cukup (C) >1,8 – 2,6 Tidak Baik (TB)

≤ 1,8 Sangat Tidak Baik (STB)

Berdasarkan hasil pada tabel 4.5 dapat dijelaskan

bahwa hanya ada 1 indikator yang mendapat nilai 3

yang harus diperbaiki lagi meskipun sudah baik,

namu nilai rerata mencapai 4,99 berarti masuk

klasifikasi sangat baik.

Yang ketiga adalah uji Ahli konten stratejik

Manajemen Oleh Ibu Dr. Yari Kurnaningsih, M.Pd.

dalam Uji Konten manajemen strategi memberikan

komentar: tata tulis perlu diperhatikan, jangan

langsung menulis singkatan tapi kepanjangan dulu

baru ditulis singkatan, karena buku panduan akan

dibaca banyak orang sehingga kalau langsung ditulis

singkatan banyak orang yang tidak paham atau salah

tafsir. Selain itu perlu diperhatikan pula pemakaian

huruf Kapital, spasi dan ketelitian penulisan kata,

(50)

128

Tabel 4.8. Hasil Uji Validasi Konten Strategi

No Aspek Yang Dinilai

Skor Kla sifi kasi 1. Sumber penentuan strategi berdasarkan modal fisik (teknologi,

bangunan, perlengkapan, lokasi serta untuk mendapatkan material)

4 B

2. Sekolah menerapkan biaya pendidikan gratis

5 SB

3. Strategi didasarkan pada seperangkat asset, skill dan

kemampuan. 4 B

4 Sasaran/masyarakat setempat sesuai dengan strategi yang dijalankan atau dengan kata lain asset, skill dan kemampuan mampu mendukung strategi dalam memberikan sesuatu yang bernilai bagi pasar

4 B

5. Sekolah mampu mengidentifikasi pesaingnya, apakah pesaing

tersebut lemah, sedang, atau kuat. 4 B

6 Keunggulan bersaing berasal dari banyak aktifitas berlainan yang dilakukan sekolah dalam mendesain, memproduksi, memasarkan, menyerahkan dan mendukung produknya

4 B

7. Keunggulan Produk. Yang dibuat menjadi pegangan bagi sekolahn untuk terus melakukan inovasi untuk memperoleh kesuksesan dari berbagai macam prestasi

5 SB

8. Sekolah membangun keunggulan melalui kedekatan dengan pelanggan untuk membangun citra atau image tentang sekolah

ke dalam benak pelanggan 5 SB

9. Strategi bersaing yang dilaksanakan bertujuan menegakkan posisi yang menguntungkan dan dapat dipertahankan terhadap kekuatan-kekuatan pesaing, yang pada akhirnya adalah untuk menanggulangi ancaman

4 B

10 Perumusan strategi bersaing yang dilaksanakan dapt

menghubungkansekolah dengan lingkungannya 5 SB

11 Strategi bersaing Diferensiasi merupakan Cara untuk melakukan diferensiasi berbeda dengan sekolahh lain,

5 SB

12 Pengembangan kurikulum merupakan pilihan

strategi bersaing yang tepat 4 B

13 Penentuan strategi bersaing berdasarkan analisis

SWOT 5 B

14 Penentuan strategi bersaing yang dilaksankan akan

dapat mncapai tujuan yang diharapkan 4 B

(51)

129 Tabel Pengubahan skor rata-rata menjadi nilai

kualitatif.

Rerata Skor Klasifikasi

>4,2 Sangat baik/Sangat Layak

>3,4 – 4,2 Baik/Layak

>2,6 -3,4 Cukup (C) >1,8 – 2,6 Tidak Baik (TB)

≤ 1,8 Sangat Tidak Baik (STB)

Pada uji Ahli konten manajemen diperoleh hasil

rerata 4,4 berarti dalam klasifkasi Sangat Baik.

Rekap hasil Uji Validasi ahli adalah sebagai berikut

Berdasarkan hasil uji validasi ahli didapat nilai

rata-rata 4,76 berada pada kualifikasi sangat baik, berarti

buku panduan ini layak digunakan untuk diujicoba

dengan revisi sesuai saran dari para ahli.

4.2.5. Revisi Desain

Berdasarkan hasil uji pakar diperoleh beberapa

masukan dan saran baik mengenai langkah-langkah

kegiatan, materi maupun desain produk untuk

perbaikan dan penyempurnaan buku panduan ini.

No Nama Aspek Yang

Dinilai

Nilai Rata-rata

(52)

130

Atas dasar masukan tersebut peneliti melakukan

beberapa revisi terutama pada desain cover. Revisi

desain cover inidilakukan sebanyak tiga kali,demikian

juga desain produk termasuk bentuk tulisan, ukuran

judul, desain gambar. Adapun beberapa revisi yang

peneliti lakukan adalah sebagai berikut:

1. Mengganti gambar cover sesuai dengan isi buku

petunjuk.

2. Gambar yang semula diambil dari internet

diganti dengan foto asli yang diperoleh dari

dokumen sekolah.

3. Desain kertas yang semula berwarna-warni

dibuat satu warna.

4. Background kertas pada setiap halaman yang semula bergambar diubah menjadi polos.

5. Judul buku yang semula sama dengan judul tesis

diubah sesuai dengan fungsinya sebagai buku

petunjuk pelaksanaan kegiatan.

4.2.6. Uji Coba Terbatas

Setelah dilakukan revisi produk maka buku

panduan ini siap diujicoba sebagai panduan guru

dalam melaksanakan kegiatan berbasis kearifan

reiligi. Langkah pertama yang peneliti lakukan

adalah memberi sosialisasi kepada para guru.

Selama sosialisasi, terjadi tanya jawab berkaitan

(53)

131 peneliti memberi penjelasan dan para guru

memahami, akhirnya mereka merasa puas dan

mantab dalam melaksanakan kegiatan. Karena

selama ini hanya sekedar melaksanakan kegiatan

tanpa ada panduan yang jelas. Dengan hadirnya

buku panduan, guru menjadi paham apa yang harus

dipersiapkan sebelum pembelajaran dimulai, media

apa saja yang bisa dipergunakan, kegiatan apa saja

yang dilaksankan, bagaimana cara melaksankan

kegiatan baik dalam kokurikuler, pembiasaan,

maupun kegiatan ekstrakurikuler dan bagaimana

cara mengevaluasi peserta didik.

Untuk mengetahui sejauh mana keefektifan

buku panduan jika digunakan maka setelah

sosialisasi diadakan evaluasi. Hasil evaluasi dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.9. Hasil Evaluasi Keefektifan Buku Panduan

Kegiatan Berbasis Kearifan Religi SDN Jombor.

No Responden Score Klasifikasi

1 Responden 1 4,2 Baik/Layak

2 Responden 2 4,0 Baik/Layak

3 Responden 3 4,2 Baik/Layak

4 Responden 4 4,0 Baik/Layak

5 Responden 5 3,6 Baik/Layak

6 Responden 6 4,2 Baik/Layak

(54)

132

Dari hasil evaluasi di atas dapat diketahui tentang

penilaian pengguna buku sebanyak 6 orang didapat

nilai rata-rata 4,03 berada pada klasifikasi baik untuk

menerapkan kegiatan sesuai dengan panduan, guru

harus memahami isi di dalamnya. Dengan demikian

dapat disimpulkan buku panduan ini layak dan dapat

digunakan untuk pedoman pelaksanaan kegiatan

berbasis kearifan religi di SDN Jombor hal ini sesuai

dengan pendapat Ahmad Ramadlan (2012) dengan

membaca buku petunjuk kita akan mengetahui

semua fungsi dalam peralatan dan keistimewaan dari

buku itu. Meskipun dalam kategori layak digunakan

tetapi perlu adanya perbaikan sebelum buku tersebut

benar-benar digunakan, terutama ditambahkan

administrasi yang perlu dibuat dan contoh format

laporan, sehingga guru tidak bingung.

4.2.7. Revisi Produk

Berdasarkan hasil uji coba terbatas dan masukan dari

para pengguna, dosen pembimbing, dan validator

maka peneliti melakukan revisi produk. Adapun revisi

produk yang dilakukan antara lain :

Rerata Skor Klasifikasi

>4,2 Sangat baik/Sangat Layak >3,4 – 4,2 Baik/Layak

>2,6 -3,4 Cukup (C) >1,8 – 2,6 Tidak Baik (TB)

(55)

133 1. Menambahkan faktor-faktor yang sangat

mendesak alasan diperlukannya strategi

bersaing kegiatan berbasis kearifan religi di

SDN Jombor.

2. Menambakan dasar hukum dilaksanakan

kegiatan berbasis kearifan religi

3. Membatasi materi pembelajaran aspek ibadah

4. Membenahi tatatulis yang menggunakan

istilah-istilah Arab.

5. Mengganti kata santri dengan siswa

6. Membatasi surat-surat pendek yang harus

dikuasai ole setiap kelas.

7. Materi kelas 1,2, dan 3 difokuskan untuk

pelafalan yang benar.

8. Karena pada kompetensi dasar ada kegiatan

menulis, maka perlu dibatasi materi

pembelajaran menulis hanya huruf Arab bacaan

Al Quran.

9. Tata tulis yang salah menurut EYD harus

dibetulkan sebelum ditulis, singkatan

dituliskan kepanjangannya terlebih dahulu.

10.Dijelaskan konsep dan prinsip pengajaran

kegiatan berbasis religi.

11.Adanya pembagian tugas yang jelas.

12.Ditambahkan format laporan yang harus dibuat

(56)

134

13.Adanya tata tertib yang jelas.

14.Diberi jadwal pelaksanaan yang pasti.

Adapun produk akhir terdapat pada lampiran

terpisah.

4.3. Pembahasan Hasil

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam

rangka penerimaan peserta didik baru, selama ini

sekolah melaksanakan sesuai peraturan Gubernur

Jawa Tengah. Salah satunya adalah menerima

peserta didik tanpa melaksanakan seleksi. Bahkan

sekolah memberikan seragam dan alat tulis gratis.

Namun hal ini tidak menambah keinginan orangtua

untuk menyekolahkan anaknya ke SD Negeri Jombor.

Maka agar dapat memenuhi harapan masyarakat

sekolah perlu mengadakan kegiatan yang bernuansa

keagamaan. Agar kegiatan dapat dilaksanakan secara

efektif, perlu adanya kegiatan menejemen mulai dari

perencanaan, pelaksanaan, pengorganisasian,

evaluasi sampai dengan rencana tindak lanjut.

Tahapan tersebut sesuai dengan

langkah-langkah penelitian pengembangan Sugiyono,

sedangkan pengembangan produk sesuai

pengembangan model ADDIE. Dari analisis

kebutuhan dapat disimpulkan bahwa sekolah perlu

melaksanakan kegiatan yang dapat meningkatkan

Gambar

Tabel 4.1.Jumlah Siswa SDN Jombor 3 tahun terakhir
Tabel 4.2 Matrik EFAS
Tabel 4.3 Matrik IFAS
Tabel 4.4. Matrik Skor Akhir IFAS-EFAS
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini selaras dengan proses sains yang diungkapkan oleh OECD (1999), yang mencakup keterampilan berpikir ilmiah, keterampilan praktik dan keterampilan

Adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau menggabungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dengan kata lain sistesis adalah suatu kemampuan

Mulai diberlakukannya ekonomi pasar bebas dalam konteks MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN dan Pasifik) pada tahun 2003 lalu telah memperluas kesempatan kerja yang dapat

Setelah validasi ahli media yang dilakukan oleh Bapak Drs Subagya M.Pd (Dosen Pendidikan Luar Biasa Universitas Sebelas Maret), diperoleh hasil untuk

Kampung menjadi kawasan yang “dibuang sayang” karena posisinya yang merupakan cikal bakal kota dan distribusi perekonomian yang diberikannya, namun memiliki

The aim of this study was to test the efficiency of soybean meal replacement to fish meal diet in formulated marine shrimp feed on digestibility, percent of protein in shrimp

Hasil observasi dan wawancara menunjukkan bahwa pembelajaran di kelas X MIPA 2 kurang mengembangkan kemampuan berpikir kritis sehingga perlu dilakukan tindakan

Berdasarkan hasil wawancara dengan dokter pada poli bedah di RSI Roemani Semarang diketahui bahwa pasien yang akan mendapatkan tindakan medis terlebih dahulu diberikan