• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

2. Pembahasan

Dari hasil penelitian, peneliti membahas masalah penelitian mengenai bagaimana keefektifan masase kaki dengan minyak esensial lavender terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi.

2.1. Karakteristik demografi responden

Berdasarkan usia responden dalam penelitian ini berada pada rentang 25- 60 tahun yang merupakan usia dewasa akhir (M=52.43, SD=7.51), responden pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol berada pada rentang usia 37-60 tahun. dan pada kelompok intervensi memiliki nilai M=53, SD=4.20 dan min- max= 47-58, begitu juga pada kelompok kontrol memiliki nilai M=51.86, SD=10.18, min-max=37-60.

Hal ini menunjukkan bahwa angka kejadian hipertensi banyak terjadi pada rentang usia seperti pada data demografi responden. Meskipun penyakit hipertensi bisa terjadi pada segala usia, namun menurut Sheps (2005) hipertensi paling sering dijumpai pada orang berusia 35 tahun ke atas. Di antara orang amerika baik yang berkulit hitam maupun berkulit putih yang berusia 65 tahun ke atas, 50% menderita penyakit hipertensi.

Menurut Dalimartha (2008) yang juga sependapat dengan Sheps dimana pada umumnya, hipertensi menyerang pada usia di atas 30 tahun. Basha (2008) berpendapat yang mengatakan bahwa dari berbagai penelitian epidemiologis yang dilakukan di Indonesia menunjukkan 1,8-28,6 % penduduk yang berusia di atas 20 tahun adalah penderita hipertensi.

Berdasarkan jenis kelamin dari seluruh responden pada penelitian ini hampir seluruhnya responden adalah perempuan (92.9 %, n=13). Adapun pada kelompok intervensi (100 %, n=7) dan pada kelompok kontrol (85,7 %, n=6). Dalam penelitian ini perempuan memiliki resiko menderita hipertensi yang lebih tinggi dari laki-laki. Menurut pendapat dari Lewington (2002) dalam buku Kaplan’s Clinical Hypertension mengatakan Prospective Studies Collaboration menemukan bahwa angka kematian dengan penyebab penyakit tekanan darah tinggi lebih banyak pada wanita dari pada pria (Kaplan, 2006). Sama halnya di dalam penelitian ini dimana peneliti juga menemukan jumlah responden perempuan lebih banyak daripada laki-laki.

Adapun tinggi badan responden kedua kelompok dalam penelitian ini berada pada rentang 146 - 170 cm dengan berat badan pada rentang 40 -87 kg. Tinggi badan responden pada kelompok intervensi memiliki nilai M=156.86, dan kelompok kontrol M=158.43. Sedangkan berat badan responden pada kelompok intervensi memiliki nilai M= 60.29 dan pada kelompok kontrol memiliki nilai M=69.43. Bila diukur berdasarkan BMI (Body Mass Index) dari WHO dengan perhitungan berat badan (kg) dibagi tinggi badan yang dikuadratkan (m2) untuk mencari berat badan ideal maka 57,1 % persen responden memiliki berat badan lebih dari ideal. Hal ini menunjukkan bahwa responden penderita hipertensi memiliki masalah kelebihan berat badan dan membuktikan bahwa ada kaitan antara kelebihan berat badan dengan hipertensi.

Dalimartha (2008) mengungkapkan berdasarkan penelitian, kegemukan merupakan ciri khas dari populasi hipertensi, penelitian membuktikan bahwa daya pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dibandingkan dengan penderita hipertensi dengan berat badan normal. Informasi yang sama juga diperoleh dari Radmarrssy (2007) yang menyatakan bahwa penelitian menunjukkan adanya hubungan yang erat antara berat badan dan tekanan darah. Dimana bila seseorang mengalami kelebihan berat badan, kemungkinannya mengalami hipertensi meningkat lebih dari tiga kali lipat. Resiko itu akan terus meningkat dengan bertambahnya berat badan.

2.2.Tekanan darah responden pre dan post pada kelompok intervensi Penelitian ini mendapatkan data awal pengukuran tekanan darah responden dimana penderita hipertensi ringan (71.5 %, n=10) dan selebihnya adalah hipertensi sedang (28.5 %, n=4). Bila ditinjau berdasarkan kedua kelompok maka pada kelompok intervensi lebih dari setengah termasuk menderita hipertensi ringan (71.4 %, n=5) dan 2 responden termasuk hipertensi sedang (28.6 %, n=2). Pada kelompok kontrol lebih setengah responden (71.4 %, n=5) menderita hipertensi ringan, dan selebihnya (28.6 %, n=2) adalah hipertensi sedang.

Dari data diatas, terlihat bahwa jumlah penderita hipertensi ringan lebih banyak dari pada penderita hipertensi sedang. Hal ini sesuai dengan pendapat Ridwanamiruddin (2007) yang menyatakan bahwa saat ini kejadian hipertensi di Indonesia diperkirakan sebanyak 15 juta kasus dengan prevalensi 68,4 % termasuk hipertensi ringan, 28,1 % hipertensi sedang dan hanya 3,5 % hipertensi berat.

Penyakit hipertensi jika tidak segera disembuhkan maka dalam jangka panjang dapat menimbulkan kerusakan arteri di dalam tubuh sampai organ-organ yang mendapatkan suplai darah darinya seperti jantung, otak dan ginjal (Hayens, 2003). Hipertensi merupakan penyebab utama stroke, serangan jantung, gagal jantung, gagal ginjal, demensia dan kematian prematur. Apabila tidak ditanggapi secara serius, umur penderitanya bisa diperpendek 10-20 tahun (Sheps, 2005).

Oleh karena itu sangat penting dilakukan penatalaksanaan hipertensi salah satu terapi non farmakologis yang ditawarkan untuk menurunkan hipertensi dengan terapi masase (pijat). Teknik pemijatan pada titik tertentu dapat menghilangkan sumbatan dalam darah sehingga aliran darah dan energi di dalam tubuh kembali lancar (Dalimartha, 2008).

Pada penelitian ini setelah dilakukan teknik masase kaki dengan minyak esensial lavender diperoleh hasil bahwa hampir seluruh responden (85.8 %, n=6) yang mengalami penurunan tekanan darah menjadi tekanan darah normal, kemudian 1 responden turun ke klasifikasi stadium 1 (hipertensi ringan) (14,2 %, n=1) sedangkan tekanan darah kelompok kontrol tidak mengalami perubahan yaitu 5 orang responden termasuk klasifikasi hipertensi ringan (71.5 %) dan 2 orang responden termasuk hipertensi sedang (28.5 %).

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Touch Research Institute, University of Miami School of Medicine dan Nova Southeastern University (1999) dilakukan studi tekanan darah tinggi dan gejala terkait dengan terapi masase yang menunjukkan penurunan tekanan darah diastol dan sistol serta tingkat cortisol-stress hormone.

2.3.Perbedaan penurunan tekanan darah pre dan post pada kelompok intervensi

Pada penelitian ini dilakukan masase kaki dengan minyak esensial lavender dalam waktu 20-30 menit setiap kali masase kaki dengan minyak esensial lavender dengan frekuensi setiap hari selama seminggu pada kelompok intervensi. Sedangkan pada kelompok kontrol hanya diberikan pendidikan kesehatan tentang cara penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi. Kedua kelompok dilakukan pengukuran tekanan darah sebelum dan sesudah intervensi dengan menggunakan sphygmomanometer dan stetoskop yang kemudian hasilnya dicatat dalam lembar observasi tekanan darah pre dan post intervensi.

Dari hasil penelitian pada kelompok intervensi setelah dilakukan masase kaki dengan minyak esensial lavender terdapat penurunan tekanan darah yang bermakna sedangkan pada kelompok kontrol tidak. Pada kelompok intervensi tekanan darah sistoliknya memiliki mean difference = 27.14 dengan level of significant (p) = 0.00, dan tekanan darah diastolik memiliki mean difference = 14.57 dengan level of significant (p) = 0.00. Hasil ini menunjukkan bahwa tekanan darah kelompok intervensi pre dan post masase kaki dengan minyak esensial lavender memiliki perbedaan yang signifikan atau bermakna karena nilai signifikansi yang diperoleh p<0.05.

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan pernyataan dari Meet (1993) dalam Perry&Potter (2005) apabila seseorang mempersepsikan sentuhan sebagai stimulus rileks maka akan muncul respon relaksasi, sehingga sistem saraf simpatis mengalami penurunan aktivitas yang akhirnya mengakibatkan turunnya tekanan darah (Kaplan, 2006). Hal ini juga didukung oleh pernyataan yang dikemukakan

oleh Breakey (1982) yang dikutip oleh Price (1997), masase yang dilakukan selama 10 menit harus sudah menghasilkan relaksasi.

2.4 Perbedaan penurunan tekanan darah antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrol

Hasil penelitian yang diperoleh dari responden pada kelompok kontrol memiliki nilai yang tidak bermakna antara tekanan darah pre dan post dibandingkan dengan tekanan darah pre dan post masase kaki dengan minyak esensial lavender pada kelompok intervensi. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan hipotesa penelitian gagal ditolak. Hal ini juga didukung dengan diperolehnya nilai p tekanan darah sistolik setelah masase kaki dengan minyak esensial lavender =0.005 sehingga dapat disimpulkan p<0,05, Begitu juga dengan perolehan nilai p tekanan darah diastolik post masase kaki dengan minyak esensial lavender = 0.000 yang berarti p<0,05 sehingga diketahui terdapat efektivitas masase kaki dengan minyak esensial lavender terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Price (1997) yakni masase secara luas diakui sebagai tindakan yang memberikan relaksasi yang dalam dikarenakan system saraf simpatis yang mengalami penurunan aktivitas sehingga mengakibatkan penurunan tekanan darah serta masase merupakan suatu bentuk latihan pasif yang mampu meningkatkan sirkulasi darah pada tubuh, hal ini juga dikemukakan oleh Dalimartha (2008).

Dengan adanya penurunan tekanan darah yang bermakna, maka dapat disimpulkan bahwa masase kaki dengan minyak esensial lavender efektif dalam menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi.

Dokumen terkait