• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

2. Pembahasan

Hasil penelitian yang telah dilakukan pada 120 orang responden

didapatkan hasil tentang demografi responden yaitu usia paling muda 15 tahun

dan usia paling tua 18 tahun. Hasil penelitian berdasarkan usia responden

diperoleh mayoritas responden berusia 17 tahun dengan perolehan sebanyak

80 orang (66,7%), dimana usia tersebut merupakan masa remaja akhir dan

pada usia tersebut remaja akhir akan mulai merancang masa depannya dan

merencanakan untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi ditandai

dengan emosi, minat, konsentrasi, dan cara berpikir mulai stabil serta

kemampuan untuk menyelesaikan masalah sudah meningkat (Sarwono, 2002).

Menurut Santrock usia remaja akhir merupakan masa periode transisi

perkembangan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa berkisar antara umur

10-19 tahun dengan karakteristik remaja pada usia tersebut akan menilai rasa

identitas pribadi, meningkatkan minat, menggabungkan perubahan seks

sekunder ke dalam citra tubuh, memulai perumusan tujuan okupasional, serta

memulai memisahkan diri dari otoritas keluarga (Sumiati, 2009).

Sejalan dengan pendapat Hurlock bahwa umur tersebut tergolong remaja

dalam masa peralihan, masa terjadi perubahan terhadap perubahan fisik,

perubahan terhadap minat dan peran, perubahan pola perilaku, masa mencari

identitas dan masa yang menimbulkan kekuatan-kekuatan dan

Hasil penelitian berdasarkan jenis kelamin menunjukkan mayoritas

responden berjenis kelamin perempuan dengan perolehan sebanyak 86 orang

(71.7%) sementara jumlah laki-laki sebanyak 34 orang (28.3%). Sekolah

tempat dilakukannya penelitian dijumpai lebih banyak jumlah perempuan

sehingga sesuai dengan hasil penelitian yang didapat mayoritas remaja

perempuan yang lebih berminat dalam melanjutkan pendidikan di bidang

kesehatan yaitu sebanyak 55 orang (63.9%) dan remaja laki-laki yang

berminat dalam melanjutkan pendidikan di bidang kesehatan sebanyak 18

orang (52.9%). Menurut Kartono (1992) kaum wanita dalam menentukan

pilihan atau sesuatu bersifat lebih praktis, lebih langsung, dan lebih meminati

segi kehidupan konkrit dan kebanyakan wanita kurang berminat pada

masalah-masalah politik. Pendidikan di bidang kesehatan yang mereka minati

tersebut mencakup kegiatan akademis yang mengutamakan ilmu pengetahuan

dan keterampilan di bidang kesehatan (Alimul, 2002).

Hasil penelitian berdasarkan pekerjaan orang tua menunjukkan mayoritas

orang tua responden bekerja sebagai PNS dengan perolehan 43 orang (35.8

%). Menurut Hamalik (2007) pendidikan dalam keluarga termasuk pendidikan

informal yang memberikan dukungan tambahan dalam meningkatkan ilmu

pengetahuan. Pekerjaan orang tua termasuk dalam faktor lingkungan keluarga

yang dapat mempengaruhi proses pendidikan dalam hal ini minat remaja

dalam melanjutkan pendidikan agar setelah melanjutkan pendidikan di bidang

kesehatan nantinya anak akan memperoleh pekerjaan yang sesuai di

Hasil penelitian berdasarkan suku menunjukkan mayoritas responden

bersuku Batak dengan perolehan sebanyak 72 orang (60.0 %). Pendidikan

dalam suku Batak merupakan hal yang sangat penting, setiap orang tua

menginginkan anak-anaknya untuk melanjutkan pendidikan setinggi-tingginya

(Irmawati, 2004). Remaja cenderung menunjukkan harapan mereka melalui minat dan motivasi dalam melanjutkan pendidikan.Pertimbangan yang sangat

penting dalam melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi yaitu pemilihan

jurusan yang tepat. Pemilihan jurusan perlu memperhitungkan beberapa faktor

seperti kemampuan, minat, motivasi, bakat, kepribadian dan lain-lain

(Ravenska, 2010)

Hasil penelitian menunjukkan mayoritas remaja berminat untuk

melanjutkan pendidikan di bidang kesehatan yaitu sebanyak 62 orang dari 120

responden (51,7%). Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Djaali (2008)

bahwa pentingnya minat pada diri manusia karena minat sebagai sumber

motivasi yang kuat, minat menjadi faktor pendorong untuk melakukan sesuatu

hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Muhajir (2007) bahwa minat akan

memperkuat motif seseorang, sebagai suatu tenaga psikis yang akan

mendorong individu untuk melakukan suatu kegiatan dalam mencapai suatu

tujuan dan semakin sering minat diekspresikan dalam kegiatan maka semakin

kuat keinginan untuk mencapai objek tersebut dalam hal ini minat dalam

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Berlian (2009) mengenai

minat siswa SMA/MA melanjutkan pendidikan ditinjau berdasarkan jurusan di

Perguruan Tinggi menunjukkan bahwa cenderung siswa memilih kelompok

ilmuwan eksakta yakni sebesar 52,4% dibandingkan dengan kelompok

ilmuwan non eksakta yakni 47,4%. Adapun jurusan pada kelompok ilmuwan

eksakta yang diminati adalah jurusan Kedokteran sebesar 20,3%, kemudian

diikuti oleh MIPA 8,7%, Kesehatan masyarakat 4,9%, dan Farmasi 1,3%.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi minat antara lain kemauan,

ketertarikan, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan teman. Menurut

Suprapto (2007) bahwa kemauan merupakan suatu kegiatan yang

menyebabkan seorang manusia sanggup melakukan berbagai tindakan yang

perlu untuk mencapai tujuan tertentu sebagai faktor penggerak seseorang

seperti dalam hal memilih pendidikan. Sementara faktor dari lingkungan

keluarga sangat berpengaruh terhadap minat remaja karena orang tua

merupakan pendidik pertama dan berperan aktif dalam mengarahkan minat

anaknya salah satunya melanjutkan pendidikan yang nantinya anak diharapkan

memperoleh pekerjaan yang sesuai di bidangnya dan menjamin masa

depannya. Selain itu faktor lingkungan sekolah yang dapat mempengaruhi

minat remaja dalam melanjutkan pendidikan terkait proses pendidikan di

sekolah berperan melakukan pembinaan dan memberikan motivasi dan

dorongan kepada siswa dalam menumbuhkan minatnya untuk melanjutkan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi minat seperti kemauan, ketertarikan, lingkungan keluarga,

lingkungan sekolah dan teman, mayoritas responden berminat melanjutkan

pendidikan di bidang kesehatan karena faktor kemauan (67,5%), lingkungan

keluarga (55,5%), dan lingkungan sekolah (73,3%). Faktor ketertarikan dan

pengaruh teman berdasarkan penelitian hanya sebagian kecil mempengaruhi

responden dalam memilih melanjutkan pendidikan di bidang kesehatan.

Harlock (1999) minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang

untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan keinginannya. Individu yang

berminat dalam melanjutkan studi ke perguruan tinggi tentunya akan lebih

bergairah dan lebih memusatkan perhatiannya terhadap berbagai informasi

yang berhubungan dengan perguruan tinggi.

Hasil penelitian menunjukkan remaja memiliki motivasi dalam

melanjutkan pendidikan di bidang kesehatan yang berjumlah 100 orang

(83,3%) dan termasuk dalam kategori motivasi sedang. Hasil penelitian ini

sejalan dengan pendapat Sarwono (2000) bahwa motivasi menunjuk pada

proses gerakan, termasuk situasi yang mendorong yang timbul dalam diri

individu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan atau

akhir daripada gerakan atau perbuatan sehingga mendapatkan tujuan yang

dikehendaki dan dapat selaras dengan waktu yang ada.

Menurut Haryani (2008) motivasi mahasiswa di suatu jurusan tertentu

berpengaruh terhadap hasil akhir dari pendidikan. Suatu tindakan yang tidak

tidak terarah dan kemungkinan besar tidak akan membawa suatu hasil yang

baik.

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi seseorang adalah faktor

internal yaitu yang berasal dari dalam diri individu seperti hasrat individu

sendiri, kebutuhan dan harapan serta adanya faktor eksternal yang berupa

situasi lingkungan, dan sistem penghargaan yang diterima (Suarli, 2009).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya faktor internal dan eksternal

yang mempengaruhi responden memiliki motivasi dalam melanjutkan

pendidikan di bidang kesehatan sebesar (72,5%) dalam kategori sedang dan

faktor eksternal sebesar (80,8%) dalam kategori sedang.

Menurut Stoner & Freeman (dalam Suarli, 2009) faktor internal yang

mempengaruhi responden memiliki motivasi dalam melanjutkan pendidikan di

bidang kesehatan yakni hasrat, kebutuhan, harapan. Hasrat individu sendiri

yang berarti seseorang termotivasi atau tidak untuk melakukan sesuatu banyak

tergantung pada proses kognitif berupa persepsi dan keinginan yang kuat dari

dalam diri. Kebutuhan memotivasi manusia untuk menjadikan dirinya sendiri

yang berfungsi secara penuh dan mendorong serta mengarahkan seseorang.

Harapan terutama harapan akan masa depan yang merupakan informasi

objektif dari lingkungan yang mempengaruhi sikap dan perasaan subjektif

Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya faktor internal yang berupa

adanya hasrat (40,8%) dalam kategori motivasi sedang, kebutuhan (53,3%)

dalam kategori tinggi, dan adanya harapan (73,3%) dalam kategori sedang.

Berdasarkan yang dikemukakan oleh Stoner & Freeman (dalam Suarli,

2009) bahwa motivasi dipengaruhi situasi lingkungan dan sistem

penghargaan. Situasi lingkungan pada umumnya yaitu setiap individu

terdorong untuk berhubungan dengan rasa mampunya dalam melakukan

interaksi secara efektif dengan lingkungannya. Sistem penghargaan yang

diterima atau imbalan yang berupa karakteristik atau kualitas dari objek

pemuas yang dibutuhkan yang dapat mendorong individu untuk berperilaku

dalam mencapai tujuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya faktor

eksternal yang berupa penghargaan (72,5%) dalam kategori motivasi sedang

dan lingkungan (66,7%) dalam kategori sedang.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori motivasi yang dikemukakan oleh

Abraham Maslow pada tingkatan keempat hirarki kebutuhan Maslow yaitu

motivasi yang tinggi akan memenuhi kebutuhan maslow pada tingkatan

kebutuhan akan penghargaan yang berupa berprestasi, berkompetensi, dan

mendapatkan dukungan serta pengakuan. Pencapaian kebutuhan tersebut dapai

diraih dengan mengasah minat serta memotivasi diri, dalam hal ini mendorong

minat dan motivasi remaja dalam melanjutkan pendidikan di bidang kesehatan

serta untuk terus melakukan sesuatu yang akhirnya dapat memenuhi

kebutuhan pada tingkatan kebutuhan Maslow kelima yaitu kebutuhan

Teori motivasi Herzberg mengemukakan bahwa faktor yang mendorong

seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari

ketidakpuasan berupa faktor ekstrinsik yaitu hubungan antar manusia,

imbalan, kondisi lingkungan, dan sebagainya serta faktor motivator (faktor

intrinsik) berupa pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, dan sebagainya

(faktor intrinsik) sehingga dengan adanya faktor-faktor tersebut

membangkitkan minat atau keinginan seseorang dalam mencapai suatu tujuan

dalam hal ini mendorong minat dan motivasi remaja dalam melanjutkan

Dokumen terkait