BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN
2. Pembahasan
Dari hasil penelitian tentang pemberian pendidikan kesehatan praoperasi
pada pasien di RSUP. Haji Adam Malik Medan tahun 2010 dapat ditemukan
pembahasan sebagai berikut:
2.1. Tanda vital responden sebelum dan sesudah perlakuan (pemberian
pendidikan kesehatan)
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa sebelum perlakuan sebanyak 33,3%
memiliki tanda vital sistolik yang tidak normal dan 13,3% memiliki diastolik yang
tidak normal. Nilai sistolik tertinggi yaitu 180 mmHg dan terendah 100 mmHg
dan nilai diastolik tertinggi 120 mmHg dan terendah 60 mmHg. Pada penelitian
ini, yang dilakukan sehari sebelum respsonden menjalani opeasi (H-1), ditemukan
perlakuan (pendidikan kesehatan) disebabkan oleh karena semakin dekatnya
waktu operasi dan responden cemas akan proses dan hasil operasi yang akan
dijalani.
Setelah perlakuan diberikan, maka dilakukan pemeriksaan akhir (post test)
maka diperoleh hasil sebanyak 83,3% memiliki tanda vital sistolik yang normal
dan 96,7% memiliki tanda vital diastolik yang normal. Dengan memberikan
penyuluhan, responden lebih diberi semangat dan kekuatan dengan yakin bahwa
operasi akan berjalan baik dan berhasil sesuai yang diharapkan. Tetapi setelah
perlakuan terdapat 16,7% responden yang memiliki sistolik dan diastolik (3,3%)
yang tidak normal, namun demikian pemberian perlakuan tetap mempengaruhi
tekanan darah responden dimana tekanan darah yang tinggi mengalami penurunan
meskipun tidak mencapai normal. Banyak faktor pengganggu yang
mempengaruhi ketidaknormalan tekanan darah (Potter, 1996) antara lain:
kecemasan, ketakutan, nyeri, jenis kelamin, usia, stres, obat-obatan dan faktor
resiko tekanan darah tinggi. Dari responden yang memiliki tekanan darah yang
tidak normal ini ada yang menyatakan bahwa memiliki riwayat tekanan darah
yang tinggi dan telah menjadi suatu kenormalan bagi responden tersebut.
Secara keseluruhan nilai responden belum sempurna 100% memiliki
tekanan darah normal inin sesuai dengan pendapat Robby (2009) yang
menyatakan bahwa tekanan darah yang tidak stabil disebabkan karena ditemukan
kecemasan akibat operasi yang akan dijalani pasien. Faktor lain yang
menyebabkan tekanan darah responden tidak normal adalah adanya kecemasan
ini sesuai dengan pendapat Barbara (2005) menjelang pembedahan yang penuh
dengan stres dan pasien berada dalam ketakutan. Pasien yang tingkat
kecemasannya tinggi akan kurang mampu berkonsentrasi dan memahami
persiapan dan prosedur operasi sesuai apa yang dijelaskan tentang pendidikan
praoperasi.
Pada pemeriksaan tanda vital denyut nadi, sebelum diberikan perlakuan
didapat sebanyak 96,7% responden memiliki denyut normal dan setelah diberikan
perlakuan sebanyak 100% responden memiliki denyut nadi yang normal. Pada
pola denyut nadi tampak perbedaan sebelum dan sesudah perlakuan, yaitu adanya
perubahan tetapi dalam rentang normal. Pada pemeriksaan awal, denyut nadi
responden telah berada pada rentang normal dan setelah perlakuan kenormalan
denyut nadi tetap dapat dipertahankan.
Pada pemeriksaan tanda vital, pernapasan responden sebelum diberikan
perlakuan terdapat sebanyak 73,3% yang memiliki pernapasan normal. Setelah
diberikan perlakuan didapatkan hasil pemeriksaan 90% responden memiliki pola
pernapasan normal. Setelah diberikan perlakuan terdapat 10% yang masih
memiliki pernapasan yang tidak normal, sama halnya dengan tekanan darah, hal
ini disebabkan bahwa responden cemas dan takut karena waktu operasi yang
semakin dekat dan takut akan prosedur dan hasil operasi. Selain itu variabel
pengganggu seperti rasa nyeri juga dapat meningkatkan frekuensi dan kedalaman
napas pasien. Hal ini sesuai dengan pendapat Potter & Perry (2005) bahwa banyak
hal yang mempengaruhi pernapasan antara lain: olahraga, nyeri, ansietas,
pernapasan tidak normal, meskipun telah diberikan perlakuan didapat bahwa hal
ini dipengaruhi oleh responden yang memiliki riwayat perokok berat dan juga
terdapat responden yang memiliki rasa nyeri akut sehingga meskipun responden
menyatakan merasa tidak takut tetapi nyeri dan riwayat kesehatan juga
mempengaruhi pernapasannya.
Pada penelitian ini ditemukan bahwa ada perbedaan tanda vital pasien
preoperasi sebelum dan sesudah dilakukan perlakuan dimana tanda vital menjadi
normal. Hal ini sesuai dengan pendapat Baradero dkk. (2009) bahwa pemberian
penyuluhan tentang pendidikan kesehatan praoperasi di dalam keperawatan
merupakan salah satu intervensi/tindakan yang ditujukan untuk diagnosa
keperawatan praoperasi yaitu defisit pengetahuan, kecemasan, dan gangguan pola
tidur yang berhubungan dengan rasa cemas dan lingkungan. Melalui intervensi ini
dapat memperluas pengetahuan, meningkatkan keamanan/ kenyamanan psikologis
dan fisiologis, keikutsertaan pasien dan keluarga dalam perawatannya serta
meningkatkan kepatuhan terhadap instruksi yang telah dijelaskan.
2.2. Pendidikan kesehatan praoperasi dan Tanda vital pasien praoperasi
Pendidikan kesehatan merupakan serangkaian upaya yang ditujukan untuk
mempengaruhi orang lain, mulai individu, kelompok, keluarga dan masyarakat
dengan tujuan untuk meningkatkan status kesehatan, mencegah timbul penyakit
dan bertambahnya masalah kesehatan serta mempertahankan derajat kesehatan
yang sudah ada (Setiawati, 2008). Desain penelitian ini bersifat pre-eksperimental
dengan one-group pre-post test design untuk mengidentifikasi tanda vital pasien
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum perlakuan (pendidikan
kesehatan) terdapat beberapa responden yang memiliki tekanan darah, denyut nadi
dan pernapasan yang tidak normal, dan setelah diberikan perlakuan maka terdapat
perubahan yaitu dari tanda vital yang tidak normal menjadi nornal dan juga dapat
mempertahankan kenormalan tanda vital sebelumnya. Kestabilan tanda vital
meningkat walaupun tidak sempurna (100%) pada semua responden. Hal ini
sesuai dengan pendapat Brunner & Suddart (2001) bahwa pendidikan kesehatan
praoperasi merupakan instruksi praoperasi yang sangat penting terutama untuk
mengurangi kecemasan dan persiapan terhadap intervensi pembedahan.
Hasil uji statistik dengan menggunakan paired sample t-test yang dilakukan
terhadap hasil penelitian yang diperoleh menujukkan nilai signifikansi perbedaan
untuk tanda vital sebelum dan sesudah perlakuan yaitu nilai ρ (signifikansi) < α.
Hal ini berarti bahwa Ha diterima dan Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan
bahwa ada pengaruh pemberian pendidikan kesehatan praoperasi terhadap tanda
vital pasien.
Pada akhirnya yang menjadi tujuan pemberian pendidikan kesehatan
praoperasi pada panelitian ini adalah meningkatkan pengetahuan, keamanan/
kenyamanan dan menurunkan kecemasan pasien dengan melihat indikator tanda
vital yang stabil dan normal. Dengan demikian peneliti mengharapkan bahwa
sebaiknya perawat memberikan penyuluhan pendidikan kesehatan praoperasi
pada semua pasien yang akan menjalani operasi dengan jelas dalam beberapa