• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

2. Saran

2.1. Bagi pendidikan Keperawatan

Dalam pengembangan pendidikan keperawatan dan pentingnya kebutuhan

pendidikan kesehatan maka perlu ditingkatkan pengetahuan mahasiswa tentang

pendidikan kesehatan praoperasi sehubungan dengan dampak yang diakibatkan

yaitu ketidaksiapan pasien, serta dapat dibahas lebih lanjut dalam proses

pembelajaran di kelas.

2.2. Bagi Pelayanan Keperawatan

Dalam pengembangan keperawatan profesionalisme di berbagai tatanan

pelayanan, perawat dapat memberikan penyuluhan pendidikan kesehatan dengan

promosi kesehatan yang optimal pada pasien praoperasi mencakup pengetahuan

tentang operasi, persiapan operasi, prosedur operasi guna meningkatkan

kenyamanan dan kesiapan serta mengurangi kecemasan dan ketakutan pasien.

Penyuluhan diberikan dengan menggunakaan media dan teknik/metode yang

mudah dipahami, komunikasi yang tepat dengan pasien serta mengintegrasikan

2.3. Bagi Peneliti selanjutnya

Diharapkan pada penelitian berikutnya, peneliti harus menggunakan sampel

yang lebih banyak lagi. Selain itu pentingnya mengklasifikasi jenis operasi pasien

yang dijadikan sampel penelitian. Sebab dalam penelitian ini, peneliti menjadikan

semua jenis operasi sebagai sampel penelitian, perlu dipertimbangkan jenis

operasi, jenis anastesi ataupun operasi elektif atau cito, dan peneliti harus

mempertimbangkan variabel penganggu. Peneliti berikutnya juga diharapkan

dapat mencari literatur yang lebih banyak lagi mengenai pendidikan kesehatan

praoperasi dan pemerikasaan tanda vital untuk lebih mendukung dan memperkuat

DAFTAR PUSTAKA

Allau, (2009). Pemeriksaan tanda vital tubuh. Dibuka pada

Baradero, dkk. (2009). Prinsip & praktik keperawatan perioperatif. Jakarta: EGC.

Brunner & Suddart. (2001). Buku ajar keperawatan medikal-bedah. Edisi 8 vol. 1. jakarta:EGC.

Candra, B. (2008). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: EGC.

Dahlan, M. S., (2008). Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Edisi 3. Jakarta: Salemba medika.

Dempsey & Dempsey, (2002). Riset keperawatan buku ajar &latihan. Edisi 4. Jakarta: EGC.

Gruendemann, B. J. (2006). Buku ajar keperawatan perioperatif. Vol. 1 prinsip. Edisi bahasa indonesia. Jakarta: EGC.

Long, B. C. (1996). Perawatan medikal bedah. Bandung: IAPK.

Notoadmodjo, S. (2005). Metodologi penelitian kesehatan. Edisi revisi. Jakarta: Rineka cipta.

Nursalam, (2003). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu

keperawatan. Jakarta: Salemba medika.

(2008). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu

keperawatan. Edisi 2. Jakarta: Salemba medika.

Oswari, E. (2005). Bedah dan perawatannya. Cetakan keempat. Jakarta: FKUI.

Potter, P. A. (1996). Pengkajian kesehatan. Edisi 3. Yakarta: EGC.

Potter & Perry, (2005). Buku ajar fundamental keperawatan: konsep, proses &

Praktik. Edisi 4. Jakarta: EGC.

Robby, (2009). Keperawatan pre operasi. Dibuka pada website

Rondhianto, (2008). Keperawatan Perioperatif. Dibuka pada website

Schrock, T. (1995). Ilmu bedah. Cetakan IX. Jakarta: EGC.

Setiawati, S. & Dermawan,A.C. (2008). Proses pembelajaran dalam pendidikan

kesehatan. Cetakan pertama. Jakarta: TIM.

Soekidjo (2000). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Suliha, dkk. (2002). Pendidikan kesehatan dalam keperawatan. Jakarta: EGC.

Yenichrist (2008). Peran perawat pada fase preoperatif. Dibuka pada website

Formulir persetujuan menjadi responden penelitian pengaruh

pemberian pendidikan kesehatan praoperasi terhadap tanda vital

pasien di RSUP. H. Adam Malik Medan

Saya adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas sumatera Utara:

Nama : HERMA LUMBAN GAOL

Nim : 091121076

Akan melakukan penelitian tentang pengaruh pemberian pendidikan kesehatan preoperasi terhadap tanda vital pasien di RSUP. H. Adam Malik Medan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pendidikan kesehatan praoperasi terhadap tanda vital pasien.

Saya mengharapkan partisipasi Saudara untuk bersedia dilakukan pemeriksaan tanda vital mencakup: pemeriksaan tekanan darah, denyut nadi dan pernafasan. Kemudian saya akan memberikan penyuluhan tentang tindakan operasi yang akan Saudara jalani. Setelah itu saya akan melakukan pemeriksaan kembali seperti sebelumnya. Hasil pemeriksaan akan dipergunakan hanya untuk pengembangan kualitas pelayanan keperawatan dan tidak akan dipergunakan untuk maksud-maksud lain. Identitas yang Saudara berikan akan dijamin kerahasiaannya.

Partisipasi Saudara dalam penelitian ini bersifat sukarela, untuk ikut serta menjadi responden penelitian ini, saudara diharapkan menandatangani formulir ini.

No. Responden :

Tanggal :

Kuesioner Data demografi

Kode :

Umur :

Jenis kelamin :( ) Laki-laki ( ) Perempuan

Agama :( ) Islam ( ) Kristen

( ) Budha ( ) dan lain-lain

Operasi yang akan dijalani :( ) apendiks

( ) laparatomie

( ) sectio sesarea

( ) ...

Tabel 6. Hasil pemeriksaaan tanda vital responden

Variabel Pra pemberian penkes Pasca pemberian penkes

Tekanan Darah

Denyut nadi

SATUAN ACARA PENGAJARAN DAN MATERI

PENDIDIKAN KESEHATAN PRAOPERASI

Oleh:

Herma Lumban Gaol

091121076

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

SATUAN ACARA PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN

PRAOPERASI

1. Topik

Pendidikan kesehatan praoperasi

2. Sasaran

Pasien praoperasi di ruang perawatan RSUP. H. Adam Malik Medan

3. Tujuan Instruksional

a. Umum

Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan praoperasi, diharapkan

dapat meningkatkan rasa nyaman pasien.

b. Khusus

Setelah menerima pendidikan kesehatan praoperasi, maka pasien

diharapkan akan mampu:

1. Mengetahui pengertian pendidikan kesehatan praoperasi

2. Mengetahui manfaat pendidikan kesehatan praoperasi

3. Mengetahui persiapan operasi (praoperasi)

4. Mengetahui Perjalanan operasi secara sederhana

5. Meningkatkan kesiapan dan ketenangan pasien praoperasi

4. Tempat pelaksanaan

Ruang perawatan RSUP. H. Adam Malik Medan

5. Metode

6. Media

Media yang digunakan adalah leaflet

7. Kegiatan pemberian pendidikan kesehatan Tahap Kegiatan pengajar/peneliti Kegiatan responden/pasien Waktu Media/ Alat I.Penda-huluan

-Memberi salam dan membuka pertemuan -Menjelaskan secara singkat cakupan materi pertemuan -Menjelaskan tujuan instruksional -Menjawab salam -Mendengarkan -Mendengarkan 2 menit Ceramah

II. Isi -Bertanya pada pasien apakah merasa takut menghadapi operasi -Menjelaskan pengertian pendidikan kesehatan praoperasi -Menjelaskan manfaat pendidikan praoperasi yang dilakukan -Menjelaskan persiapan operasi (praoperasi) -Menjelaskan perjalanan operasi secara sederhana -Menjelaskan pentingnya kesiapan dan ketenangan sebelum operasi -Memberi kesempatan -Menjawab pertanyaan -Mendengarkan -Mendengarkan -Memdengarkan dan memperhatikan -Mendengarkan dan memahami -Mendengarkan dan memahami -Mengungkapkan perasaan 10 menit Ceramah / leaflet

kepada responden untuk mengungkap-kan perasaannya III.Penu-tup -Menyimpulkan materi -Mengakhiri pertemuan dan mengucapkan salam -Mendengarkan -Mendengarkan dan menjawab salam 3 menit ceramah 8. Evaluasi

Pengaruh pemberian materi ini akan dinilai dengan melakukan

pemeriksaan tanda vital pasien.

9. Referensi

Baradero, dkk. (2009). Prinsip dan praktik keperawatan perioperatif.

MATERI PENDIDIKAN KESEHATAN PRAOPERASI

Persiapan

- Lampu cukup terang

- Suasana yang nyaman dan kondusif

Responden

- Informasikan tentang tujuan dari tindakan yang akan dilakukan

- Mempersiapkan responden pada posisi yang nyaman

Tujuan

Memberikan pendidikan kesehatan praoperasi

Materi

Pengertian pendidikan kesehatan praoperasi:

Pendidikan kesehatan adalah: merupakan serangkaian upaya yang

ditujukan untuk mempengaruhi orang lain, mulai dari individu, kelompok,

keluarga dan masyarakat dengan tujuan untuk meningkatkan status kesehatan,

mencegah timbul penyakit dan bertambahnya masalah kesehatan, serta membantu

pasien dan keluarga untuk mengatasi masalah kesehatan.

Praoperasi merupakan fase menjelang operasi dimulai ketika keputusan

untuk intervensi bedah dibuat dan berakhir ketika pasien dikirim ke meja operasi.

Pendidikan kesehatan preoperasi adalah memberikan informasi atau

pemenuhan kebutuhan pasien tentang tindakan-tindakan yang akan dialami pasien

selama operasi sehingga mereka dapat memahaminya dan diharapkan pasien

menjadi lebih siap menghadapi operasi.

Manfaat pendidikan kesehatan praoperasi:

a. Memenuhi kebutuhan individu tentang pengetahuan praoperasi

b. Meningkatkan keamanan pasien

c. Meningkatkan kenyamanan psikologis dan fisiologis

d. Meningkatkan keikutsertaan pasien dan keluarga dalam perawatannya

e. Meningkatkan kepatuhan terhadap instruksi yang telah dijelaskan.

Persiapan operasi (praoperasi) 1. Informed consent

Hak pasien untuk menentukan intervensi pembedahan yang akan

dilaksanakan dilindungi oleh proses informed consent. Izin tertulis yang dibuat

secara sadar dan sukarela dari pasien diperlukan sebelum suatu pembedahan

dilakukan, izin ini untuk melindungi pasien terhadap pembedahan yang lalai dan

melindungi ahli bedah terhadap tuntutan dari suatu lembaga hukum. Sebelum

pasien menandatangani formulir consent, ahli bedah harus memberikan penjelasan

yang jelas dan sederhana tentang apa yang akan diperlukan dalam pembedahan.

Ahli bedah juga harus menginformasikan pasien tentang alternatif-alternatif yang

ada, kemungkinan risiko, komplikasi, perubahan bentuk tubuh, menimbulkan

kecacatan, ketidakmampuan, dan pengangkatan bagian tubuh, juga tentang apa

2. Skrining praoperasi

Sebelum pembedahan, dilakukan persiapan dengan mengkaji:

a. Riwayat kesehatan seperti usia, alergi (iodin, medikasi, lateks, larutan

antiseptic atau larutan antiseptic), obat dan zat yang digunakan,

tinjauan sistem tubuh, pengalaman pembedahan yang dulu dan yang

sekarang, latar belakang kebudayaan (termasuk kepercayaan,

keyakinan,agama), dan psikososial.

b. Pengkajian fisik yaitu pemeriksaan “head to toe” (dari kepala sampai

ke ibu jari kaki) dan tanda- tanda vital (tekanan darah, pernafasan,

denyut nadi dan suhu tubuh).

c. Pemeriksaan laboratorium berupa pemeriksaan darah seperti:

hemoglobin, angka leukosit, limfosit, LED (laju endap darah), jumlah

trombosit, protein total (albumin dan globulin), elektrolit, ureum,

kreatinin.

d. Pemeriksaan radiologi dan diagnostik seperti: foto thoraks,

abdomen, USG, CT scan, MRI, renogram, cytoscopy, mammografi,

colon in loop, EKG, ECHO, Electro Enchelophalo Grafi.

3. Rutinitas Praoperasi:

a. Persiapan kulit dan pencukuran

Persiapan kulit sangat penting dilakukan untuk mengurangi resiko infeksi

luka setelah pembedahan. Menurut Baradero (2009) beberapa rekomendasi

sekitarnya harus bersih. Kegiatan membersihkan kulit ini bisa dilakukan

dengan mandi dan mencuci kulit di kamar pasien atau mencuci kulit dan

segera memberi agens antimikroba di kamar operasi. (b) daerah yang akan

dibedah harus dikaji sebelum kulit disiapkan. Trauma kulit pada area

pembedahan memungkinkan mikroorganisme berkembang di tempat

tersebut. Apabila perlu mencukur rambut, gunakan kliper elektrik atau

krim depilatori daripada pencukur pisau. Pencukuran rambut dilakukan

karena rambut yang tidak dicukur dapat menjadi tempat bersembunyi

kuman dan juga menghambat proses penyembuhan dan perawatan luka.

b. Status puasa

Lambung dan kolon harus dibersihkan terlebih dahulu. Intervensi

keperawatan yang dapat diberikan diantaranya pasien dipuasakan dan

dapat juga dengan pemberian enema. Enema biasanya diberikan untuk

pembedahan pada gastrointestinal, pelvis, perineal, atau perianal. Tujuan

dari pengosongan lambung dan kolon adalah untuk menghindari aspirasi

(masuknya cairan lambung ke paru-paru) dan menghindari kontaminasi

feses di area pembedahan sehingga menghindarkan terjadinya infeksi

pasca pembedahan dan dapat juga memberi visualisasi yang baik untuk

dokter bedah.

c. Latihan batuk efektif

Teknik batuk efektif dapat dilatih dengan cara: Pasien condong ke depan

dari posisi semifowler, sarankan untuk menjalin jari-jari tangan dan

pasien napas dalam seperti cara napas dalam (3-5 kali), segera lakukan

batuk spontan, pastikan rongga pernapasan terbuka dan tidak hanya batuk

denagn mengandalkan kekuatan tenggorokan saja karena bisa terjadi luka

pada tenggorokan. Hal ini dapat menimbulkan ketidaknyamanan, namun

tidak berbahaya terhadap incisi. Teknik ini dapat dilakukan sesuai

kebutuhan. Jika selama batuk daerah operasi terasa nyeri, pasien bisa

menambahkan dengan menggunakan bantal kecil atau gulungan handuk

yang lembut untuk menahan daerah operasi denagn hati-hati sehingga

dapat mengurangi guncangan tubuh saat batuk.

d. Latihan napas dalam

Latihan napas dalam dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: Pasien

tidur dengan posisi duduk atau setengah duduk (semifowler) dengan lutut

ditekuk dan perut tidak boleh tegang. Meletakkan tangan di atas perut,

menghirup udara sebanyak-banyaknya dengan menggunakan hidung

dalam kondisi mulut tertutup rapat, kemudian menahan napas beberapa

saat (3-5 detik), secara perlahan-lahan, udara dikelurkan sedikit demi

sedikit melalui mulut.

e. Latihan gerak sendi

Latihan gerak sendi merupakan hal yang sangat penting bagi pasien

sehingga setelah operasi, pasien dapat segera melakukan berbagai

pergerakan yang diperlukan untuk mempercepat proses penyembuhan.

Pergerakan setelah operasi akan mempercepat rangsang peristaltik usus,

dari kontraktur sendi dan terjadinya dekubitus. Selain itu akan

memperlancar sirkulasi untuk mencegah stasis vena dan menunjang fungsi

pernapasan optimal. Intervensi ditujukan pada perubahan posisi tubuh dan

juga Range Of Motion (ROM). Latihan perpindahan posisi dan ROM ini

pada awalnya dilakukan secara pasif namun kemudian seiring dengan

bertambahnya kekuatan tonus otot maka pasien diminta melakukan secara

mandiri.

4. Premedikasi praoperasi

Sebelum premedikasi diberikan, perawat harus memeriksa kembali apakah

formulir informed consent telah diisi dan ditandatangani. Tujuan dari

premedikasi adalah mengurangi rasa cemas dan memberikan sedatif atau

hipnotik, mengurangi sekresi saliva dan sekresi gaster, mengurangi nyeri dan

rasa tidak nyaman (narkotik). Obat-obat premedikasi yang diberikan biasanya

adalah agens anti ansietas (diazepam/valium, midazolan/versed,

lorazepam/ativan), narkotik (morfin/fentanyl, meperidine/demerol), anti

kolinergik (atropin, glikopirolat/robinul). Antibiotik profilaksis biasanya

diberikan sebelum pasien dioperasi. Antibiotik profilaksis yang diberikan dengan

tujuan untuk mencegah terjadinya infeksi selama tindakan operasi, antibiotika

profilaksis biasanya diberikan 1-2 jam sebelum operasi dimulai dan dilanjutkan

pasca operasi 2-3 kali. Antibiotik yang dapat diberikan adalah ceftriakson 1 gram

dan lain-lain sesuai indikasi pasien (Robby, 2009). Premedikasi dapat diberikan

”on call to the O.R” (kamar operasi memberi tahu untuk diberikan premedikasi)

dapat juga tidak diberikan sesuai keinginan ahli anastesi. Setelah premedikasi

diberikan, pasien tidak boleh lagi turun dari tempat tidur.

Perjalanan operasi secara sederhana:

a. Pemindahan ke ruang tunggu di kamar operasi

b. Penggunaan pakaian operasi

c. Pemindahan ke ruang operasi

d. Pengaturan posisi pasien

e. Kolaborasi dokter, dokter anastesi dan perawat.

Misalnya lingkup aktivitas perawat dapat meliputi: memasang infus (IV),

memberikan medikasi intravena, malakukan pemantauan fisiologis

menyeluruh sepanjang prosedur pembedahandan menjaga keselamatan

pasien.

f. Pemindahan pasien ke ruang pemulihan

Adanya slang intravena, kateter foley, luka insisi dan drain.

g. Perawatan pemulihan

Fokus perawatan termasuk pengkajian agens dari agens anestesia dan

memantau fungsi vital serta mencegah komplikasi. Aktivitas keperawatan

kemudian berfokus pada peningkatan penyembuhan pasien dan melakukan

penyuluhan, perawatan tindak lanjut dan rujukan yang penting untuk

Pentingnya kesiapan dan ketenangan pasien praoperasi;

Pembedahan mengakibatkan rasa cemas karena dikaitkan dengan takut

akan sesuatu yang belum diketahui, nyeri, perubahan citra tubuh, perubahan

fungsi tubuh, kehilangan kendali dan kematian. Ketakutan dan kecemasan yang

dialami pasien dapat mengakibatkan perubahan sistem fisiologis tubuh yang dapat

mengkibatkan pembedahan ditunda atau gagal. Pasien yang akan menjalani

pembedahan harus dapat mempertahankan kenyamanan dan siap untuk menjalani

operasi karena sangat mempengaruhi proses pembedahan.

a. Melibatkan keluarga

b. Adanya kehadiran orang terdekat

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan, 2010

Manfaat pendidikan kesehatan praoperasi:

a. Memenuhi kebutuhan individu tentang pengetahuan

praoperasi

b. Meningkatkan keamanan pasien

c. Meningkatkan kenyamanan psikologis dan fisiologis

d. Meningkatkan keikutsertaan pasien dan keluarga dalam

perawatannya

e. Meningkatkan kepatuhan terhadap instruksi yang telah

dijelaskan.

Pengertian:

Memberikan informasi atau pemenuhan

kebutuhan pasien tentang persiapan operasi,

waktu operasi, juga hal-hal yang akan dialami

oleh pasien selama operasi sehingga pasien dapat

Persiapan operasi (praoperasi)

1. Informed consent: surat persetujuan tindakan operasi,

ditandatangani setelah dokter menjelaskan lengkap prosedur operasi.

2. Skrining praoperasi:

Riwayat kesehatan seperti usia, alergi, obat yang digunakan,

pengalaman pembedahan dan latar belakang budaya

Pengkajian fisik yaitu pemeriksaan tubuh termasuk tanda-tanda vital

Pemeriksaan laboratorium berupa pemeriksaan darah

Pemeriksaan radiologi dan diagnostik seperti: foto thoraks,

abdomen, USG, CT scan, MRI

3. Rutinitas Preoperasi:

• Persiapan kulit dan pencukuran

• Status puasa

• Latihan batuk efektif

Ruang Perawatan

Pemindahan ke ruang tunggu di kamar operasi

Penggunaan pakaian operasi

Pemindahan ke ruang operasi

Pengaturan posisi pasien

Kolaborasi dokter, dokter anastesi dan perawat:

Misalnya lingkup aktivitas perawat dapat meliputi: memasang

infus (IV), memberikan medikasi intravena, malakukan

pemantauan menyeluruh sepanjang prosedur pembedahandan

menjaga keselamatan pasien.

Pemindahan pasien ke ruang pemulihan

Perawatan pemulihan

Pentingnya kesiapan dan ketenangan pasien praoperasi;

Pembedahan sering mengakibatkan rasa cemas, ketakutan dan

kecemasan yang dialami pasien dapat mengakibatkan perubahan

sistem fisiologis tubuh yang dapat mengkibatkan pembedahan ditunda

atau gagal. Pasien yang akan menjalani pembedahan harus dapat

mempertahankan kenyamanan dan siap untuk menjalani operasi

karena sangat mempengaruhi proses pembedahan.

Uji Realibilitas Instrumen

pengukuran1

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

pengukuran1 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

pengukuran1 .237 20 .004 .835 20 .003

pengukuran2

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

pengukuran2 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

pengukuran2 .277 20 .000 .816 20 .002

pengukuran3

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

pengukuran3 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

pengukuran3 .275 20 .000 .836 20 .003

NONPAR CORR

/VARIABLES=pengukuran2 pengukuran3 /PRINT=SPEARMAN TWOTAIL NOSIG /MISSING=PAIRWISE.

Nonparametric Correlations [DataSet0]

Correlations

pengukuran1 pengukuran2

Spearman's rho pengukuran1 Correlation Coefficient 1.000 .942**

Sig. (2-tailed) . .000

N 20 20

pengukuran2 Correlation Coefficient .942** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 20 20

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

pengukuran2 pengukuran3

Spearman's rho pengukuran2 Correlation Coefficient 1.000 .976**

Sig. (2-tailed) . .000

N 20 20

pengukuran3 Correlation Coefficient .976** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 20 20

Correlations

pengukuran1 pengukuran3 Spearman's rho pengukuran1 Correlation

Coefficient 1.000 .976 ** Sig. (2-tailed) . .000 N 20 20 pengukuran3 Correlation Coefficient .976 ** 1.000 Sig. (2-tailed) .000 . N 20 20

Uji Hipotesa

T-Test

[DataSet1] F:\Tekanan Darah.spv.sav

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 tekanan darah responden pretest

102.08 60 28.289 3.652

tekanan darah responden posttest

97.50 60 23.837 3.077

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 tekanan darah responden pretest & tekanan darah responden posttest

60 .927 .000

Paired Samples Test Paired Differences t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper

Pair 1 tekanan darah responden pretest - tekanan darah responden posttest

T-Test

[DataSet1] F:\nadi.sav

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 denyut nadi responden pratest 79.63 30 9.042 1.651

denyut nadi responden postest 76.80 30 9.459 1.727

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 denyut nadi responden pratest & denyut nadi responden posttest

30 .901 .000

Paired Samples Test Paired Differences t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper

Pair 1 denyut nadi responden pratest - denyut nadi responden postest

T-Test

[DataSet1] F:\pernapasan.sav

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 pernapasan responden pretest

18.93 30 3.005 .549

pernapasan responden posttest

17.80 30 2.235 .408

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 pernapasan responden pretest & pernapasan responden postest

30 .866 .000

Paired Samples Test Paired Differences t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 pernapasan responden pretest - pernapasan responden postest 1.133 1.548 .283 .555 1.711 4.011 29 .000

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Herma Lumban Gaol

Tempat tanggal lahir : Sidikalang, 11 Agustus 1988

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Kristen

Alamat : Jl. Perluasan No. 2A Sidikalang Dairi.

Pendidikan :

1. SD Negeri 030378 Sidikalang Tahun 1994 - 2000

2. SMP Swasta St. Paulus Sidikalang 2000 - 2003

3. SMA Negeri 1 Sidikalang 2003 - 2006

4. D III Keperawatan RSU Herna Medan Tahun 2006 - 2009

Dokumen terkait