• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan

Dari hasil penelitian yang diperoleh berdasarkan data-data yang terkumpul, maka diketahui bahwa pengguanaan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw Learning pada pembelajaran PAI dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw Learning menjadi salah satu solusi untuk mencapai target yang diinginkan. Dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw Learning dalam pembelajaran PAI yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas tersebut menunjukkan bahwa siswa dapat menerima materi Puasa dan Zakat dengan baik. Hal ini di buktikan dengan peningkatan hasil belajar siswa selama pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan hasil ulangan pada kondisi awal atau pra siklus, nilai rata-rata dari 19 siswa yaitu 69,47 dengan rincian 7 siswa atau 36,84% dari jumlah siswa telah mencapai nilai ketuntasan minimal dan dinyatakan tuntas, sedangkan 12 siswa atau 63,16% dari jumlah siswa belum mencapai nilai ketuntasan minimal dan dinyatakan tidak tuntas. Karena guru PAI kelas VIII dalam pembelajaran masih menggunakan metode pembelajaran yang konvensional. Sehingga pembelajaran yang disampaikan menjadi kurang menarik dan membuat siswa menjadi kurang aktif. Hal ini juga sangat mempengaruhi hasil belajar siswa selama proses pembelajaran yang diperoleh dari tes formatif yang dilakukan pada setiap akhir pembelajaran. Upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran PAI, peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dengan

90 menerapkan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw Learning. Dari penelitian tersebut menunjukan bahwa terjadi peningkatan jumlah siswa yang hasil belajarnya telah mencapai KKM pada tiap siklusnya. Hal ini dapat dilihat dari nilai-nilai tes formatif yang diperoleh siswa di setiap siklusnya pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.6

Hasil Rekapitulasi Nilai-nilai pada Pra Siklus, Siklus I dan II

No Nama Siswa Siklus Pra Siklus I II 1. Agung Nugroho 70 65 85 2. Ahmad Faisal 70 70 75 3. Andika Hafidz Z 75 85 100 4. Andri Febriyanto 70 75 90 5. BayuSetiawan 70 65 80

6. Candra Yustika Sari 60 70 75

7. Dwi Handayani 65 75 90

8. Eel Elsa Suryani 75 75 90

9. Erni Fitriyaningsih 75 85 90

10. Habis Setiawan W 60 75 100

11. Heri Prihatmoko 75 85 100

12. Indah Wahyu Lestari 80 90 100

13. Lisna Amalia 70 85 100 14. Prasetyo Pamungkas 70 70 90 15. Rokhana 80 90 100 16. Sendy Yulianto 60 65 70 17. Sri Lestari 60 65 75 18. Supriyadi 60 65 70 19. Yeni Widyawati 75 75 85 Jumlah 1320 1430 1665 Rata-rata 69,47 75,26 87,63

91 Pada siklus I, nilai rata-rata dari 19 siswa yaitu 75,26 dengan rincian 11 siswa atau 57,89% dari jumlah siswa telah mencapai nilai ketuntasan minimal yaitu 75 dan dinyatakan tuntas, sedangkan 8 siswa atau 42,11% dari jumlah siswa belum mencapai nilai ketuntasan minimal dan dinyatakan tidak tuntas. Untuk penilaian hasil pengamatan terhadap guru maka peneliti mengkaji ulang data hasil pengamatan yang diperoleh dan melakukan perbaikan. Hasilnya adalah guru telah mampu menerapkan

Jigsaw Learning pada pelajaran PAI dengan baik dan guru sudah mampu menguasai kelas dengan baik, namun perlu ditingkatkan lagi dalam penguasaannya. Selain itu masih ada sebagian siswa yang belum memahami jalanya strategi pembelajaran yang diterapkan. Maka perbaikanya adalah guru lebih memaksimalkan lagi dalam pengelolaan kelas dan memberikan pengulangan dalam melakukan langkah-langkah strategi pembelajaran yang diterapkan. Mengingat jumlah siswa yang mencapai ketuntasan minimal belum mencapai target serta masih banyak perbaikan-perbaikan yang harus dilakukan, maka dari itu untuk perbaikan- dilakukan dilakukan pada tahap berikutnya yaitu pada siklus II.

Pada siklus II, nilai rata-rata dari 19 siswa yaitu 87,63 dengan rincian 17 siswa atau 89,47% dari jumlah siswa telah mencapai nilai ketuntasan minimal yaitu 75 dan dinyatakan tuntas, sedangkan 2 siswa atau 10,53% dari jumlah siswa belum mencapai nilai ketuntasan minimal dan dinyatakan tidak tuntas. Dengan tersebut siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan minimal mendapat tugas tambahan guna memenuhi nilai

92 ketuntasan minimal. Untuk penilaian hasil pengamatan terhadap guru terjadi peningkatan karena guru telah maksimal dalam mengelola kelas dan menerapkan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw Learning

dengan sangat baik. Selain itu hasil belajar siswa dari tes formatif yang dilakukan meningkat dan jumlah siswa yang nilainya mencapai KKM sudah memenuhi indikator yang telah ditentukan. Hasil pencapaian KKM pada pra siklus, siklus I dan II dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.7

Hasil Rekapitulasi Pencapaian KKM pada Siklus I dan II

Ketuntasan Pelaksanaan Nilai Rata-rata Ketuntasan KKM Individu

Pra Siklus 69,47 7 siswa (36,84%)

Siklus I 75,26 11 siswa (57,89%)

Siklus II 87,63 17 siswa (89,47%)

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar yaitu dari pra siklus sebesar 69,47 dan 75,26 pada siklus I menjadi 87,63 pada sisklus II. Nilai rata-rata yang dicapai pada siklus II sebesar 87,63 menunjukkan bahwa telah melampaui KKM individu yaitu 75. Peningkatan hasil belajar ini juga dapat dilihat pada diagram sebagai berikut:

93

Diagram 4.1 Diagram Nilai Rata-rata Pra Siklus, Siklus I dan II

Selain terjadi peningkatan hasil belajar pada tiap siklusnya, ketuntasan belajar dengan KKM individu yaitu 75 juga mengalami peningkatan pada pra siklus sebesar 36,84%, pada siklus I sebesar 57,89%, pada siklus II sebesar 89,47% dan dapat dilihat pada diagram 4.2.

Diagram 4.2 Diagram Persentase Ketuntasan Belajar Pra Siklus, Siklus I dan II

Berdasarkan grafik di atas dapat disimpulkan bahwa banyaknya siswa yang semula prestasi belajarnya relatif rendah, cenderung naik secara

36 ,84 57 ,89 89,47 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Pra Siklus Siklus I Siklus II

P R O SENT AS E TAHAPAN SIKLUS

PERSENTASE KELULUSAN

69 ,4 7 75 ,2 6 87 ,6 3 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Pra Siklus Siklus I Siklus II

NI LA I TAHAPAN SIKLUS

RATA-RATA NILAI

Pra Siklus Siklus I Siklus II

94 perlahan, kegiatan aktivitas siswa mengikuti pembelajaran juga meningkat sehingga kualitas hasil belajar siswa cukup memuaskan.

95

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh dari Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar PAI Aspek Kognitif Melalui Jigsaw Learning Pada Siswa Kelas VIII C SMP Islam Sudirman Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2015/2016” dapat disimpulkan bahwa: Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw Learning pada materi Puasa dan Zakat dapat meningkatkan hasil belajar PAI pada siswa kelas VIII C SMP Islam Sudirman Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2015/2016. Hal ini dapat dilihat dari hasil setiap siklusnya yang menunjukan bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar, dimana pada prasiklus sebesar 69,47, siklus I sebesar 75,26 dan siklus II sebesar 87,63. Hasil tersebut telah melampaui KKM individu yaitu 75.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw Learning pada kelas VIII C SMP Islam Sudirman Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2015/2016, maka saran-saran yang diberikan sebagai sumbangan pemikiran untuk meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya dan meningkatkan

96 kompetensi peserta didik SMP Islam Sudirman pada khususnya sebagai berikut:

1. Bagi Sekolah

Penelitian dengan classroom action research membantu dalam meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah.

2. Bagi Guru

a. Untuk meningkatkan hasil belajar PAI diharapkan menggunakan pendekatan kontekstual.

b. Untuk meningkatkan keaktifan, kreativitas siswa dan keefektifan pembelajaran diharapkan menerapkan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw Learning.

c. Untuk memperoleh jawaban yang tepat, sesuai dengan tujuan penelitian disarankan untuk menggali pendapat atau tanggapan siswa dengan kalimat yang lebih mengarah pada proses pembelajaran dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw Learning.

d. Adanya tindak lanjut terhadap penggunaan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw Learning.

3. Bagi Siswa

a. Peserta didik hendaknya dapat berperan aktif dengan menyampaikan ide atau pendapat pada proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar sehingga memperoleh hasil belajar yang optimal.

97 b. Siswa dapat mengaplikasikan hasil belajarnya kedalam kehidupan

DAFTAR PUSTAKA

Arends, Richard I. 2008. Learning To Teach: Belajar Untuk Mengajar. Yogyakarta: Pelajar Pustaka.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi, Suhardjono dan Supardi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Bahri, Syaiful Djamarah dan Azwan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Bloom, B.S., Engelhart, M.D., Furst, E.J., Hill, W.H., dan Krathwohl, D.R. 1956. The Taxonomy of Educational Objectives The Classification of Educational Goals, Handbook I: Cognitive Domain. New York: David McKay.

Daradjat, Zakiah. 2000. Membina Nilai-nilai Moral di Indonesia. Jakarta: Bulan Bintang.

Daryanto, 2010. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Desmita, 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Rosdakarya.

Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Driscoll, M.P., 2005. Psichology of Learning For Instruction. New Jersey: Pearson Education.

Hadi, Sutrisno. 1995. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Ofset. Hamalik, Oemar. 1992. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi

Aksara

Lia & Faisol. 2010. Pendidikan Agama Islam. Bogor: Rekatama Esiamedia. Majah, Ibn al-Quzwaini. 275 H. Sunan Ibn Majah Beirut: Dar al-Fikr. Salim, Agus. 2004. Indonesia Belajarlah. Semarang: Gerbang Madani

Indonesia.

Sardiman, A.M. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press.

Silberman, Mel. 2006. Active Learning (Terjemahan oleh Sarjuli, dkk).

Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudijono, Anas. 2010. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Sukardi. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Yogyakarta:PT. Bumi Aksara.

Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sudjana, Nana. 1990. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Warsono & Hariyanto. 2010. Pembelajaran Aktif & Assesment. Bandung: Remaja Rosdakarya.

2003. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: PT. Kloang Klede Putra Timur bekerjasama dengan Koperasi Primer Praja Mukti I Departemen Dalam Negeri.

http://pembelajaran-kooperatifmodel-pembelajaran-kooperatif-tipe-Jigsaw- kelebihan-dan-kelemahan-tipe-Jigsaw/. diakses pada 5-Oktober-2015. pukul 11:30 WIB

http://model-pembelajaran-kooperatif-tipe-Jigsaw-kelebihan-dan-

1

LAMPIRAN

9 Lampiran 1 RPP Siklus I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SMP ISLAM SUDIRMAN AMPEL Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam

Kelas / Semester : VIII/1 Materi Pokok : PUASA Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. Standar Kompetensi

Melaksanakan Tata Cara Puasa B. Kompetensi Dasar

1.1 Menjelaskan ketentuan puasa wajib. 1.2 Mempratikkan puasa wajib.

1.3 Menjelaskan ketentuan puasa sunah senin kamis, syawal dan arafah. 1.4 Mempratikkan puasa sunah senin kamis, syawal dan arafah.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian puasa dan dalilnya 2. Peserta didik dapat menyebutkan syarat dan rukun puasa. 3. Peserta didik dapat menjelaskan sunah pada waktu berpuasa 4. Peserta didik dapat menjelaskan hal-hal yang membatalkan puasa. 5. Peserta didik dapat menjelaskan hal-hal yang membolehkan tidak puasa. D. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti proses pembelajaran peserta didik diharapkan dapat: 1. Menjelaskan pengertian puasa dan dalilnya.

2. Menyebutkan syarat dan rukun puasa. 3. Menjelaskan sunah pada waktu berpuasa. 4. Menjelaskan hal-hal yang membatalkan puasa. E. Materi Pembelajaran

10 F. Langkah-langkah Pembelajaran

Langkah-langkah Waktu

a. Apersepsi

1) Guru mengucap salam.

2) Guru bersama siswa berdo’a dengan khidmat.

3) Guru memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, posisi tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran. 4) Guru menyapa siswa dengan memperkenalkan diri. 5) Guru memotivasi siswa dengan menyampaikan kata-kata

penyemangat.

6) Menyampaikan tujuan pembelajaran.

7) Menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari.

15 menit

b. Kegiatan Inti 1) Eksplorasi

4) Guru memberikan informasi tentang pembelajaran Jigsaw yang akan dilaksanakan.

5) Guru menjelaskan materi tentang puasa.

6) Guru meminta siswa untuk memperhatikan penjelasan yang disampaikan guru.

7) Guru mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan terkait dengan materi yang di sampaikan.

8) Guru menyampaikan peraturan dan tata cara pembelajaran yang akan dilaksanakan.

2) Elaborasi

o) Guru memberikan informasi kepada siswa untuk membentuk kelompok yang beranggotakan 4-5 orang yang beragam kemampuan, jenis kelamin dan tempat tinggalnya.

p) Guru menyampaikan peraturan dan tata cara pembelajaran yang akan dilaksanakan.

q) Guru memberikan lembar kerja sesuai sub topik yang telah diperoleh masing-masing anggota kelompok. r) Setiap kelompok membaca dan mendiskusikan sub

topik masing-masing dan menetapkan sebagai kelompok ahli.

s) Perwakilan dari masing-masing kelompok ahli mempresentasikan hasil diskusinya pada kelompok acak dan ditanggapi oleh anggota kelompok acak. t) Masing-masing anggota kelompok ahli kembali pada

kelompok awal.

11 u) Masing-masing anggota kelompok ahli

mempresentasikan hasil diskusi dari hasil diskusi kelompok acak.

v) Perwakilan masing-masing kelompok

mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. w) Guru dan siswa memberikan komentar dan penilaian

atas hasil kerja diskusi tiap kelompok.

x) Guru membagikan lembar kerja individu kepada semua siswa.

y) Siswa mengerjakan lembar kerja individu.

z) Guru tidak memperbolehkan siswa untuk bekerjasama dengan siswa lain walaupun dengan anggota

kelompoknya.

aa) Siswa bersama guru menghitung skor yang diperoleh setiap siswa, kemudian dijumlahkan dengan skor anggota kelomponya dan dirata-ratakan untuk mendapatakan skor kelompok.

bb)Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memperoleh skor tertinggi.

3) Konfirmasi

a) Guru memberikan apresiasi kepada siswa yang aktif. b) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

bertanya.

c. Penutup

1) Guru menyimpulkan materi yang sudah disampaikan. 2) Guru memberikan komentar terhadap aktivitas siswa saat

pembelajaran.

3) Guru memberitahu materi yang akan datang.

4) Guru meminta siswa belajar materi yang akan datang. 5) Guru menutup dengan doa.

6) Salam penutup. 5 menit G. Metode Pembelajaran 1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Diskusi

12 H. Media, Alat Pembelajaran dan Sumber Belajar

1. Media dan alat

a. Buku PAI kelas VIII b. Lembar kerja kelompok. 2. Sumber Belajar

Buku Pendidikan Agama Islam untuk SMP kelas VIII Halaman 90-104. I. Penilaian

1. Teknik : post test. 2. Bentuk : tertulis. 3. Jenis : Unjuk kerja . 4. Alat tes : Soal tes

Kunci Jawaban Kriteria Penilaian

Soal Post Test

1. Puasa menurut bahasa adalah ... 2. Puasa menurut istilah adalah … 3. Sebutkan syarat wajib puasa! 4. Sebutkan rukun puasa! 5. Puasa sunah adalah …

6. Sebutkan beberapa hal yang di sunahkan ketika berpuasa! 7. Sebutkan contoh puasa sunah!

8. Sebutkan hal-hal yang membatalkan puasa!

9. Siapakah yang diperbolehkan untuk tidak ber puasa saat bulan Ramadhan? 10. Tuliskan doa berbuka puasa!

13 Kunci Jawaban

1. Saum

2. Puasa adalah menahan diri dari sesuatu yang membatalkannya, dalah suatu hari, di mulai dari terbitnya fajar sampai terbenam matahari dengan niat dan beberapa syarat.

3. Syarat wajib puasa: a. Berakal. Orang gila tidak wajib berpuasa, b. Balig. Anak-anak tidak wajib puasa. c. Kuat berpuasa. Orang yang tidak kuat, misalnya karena sudah tua atau sakit, tidak wajib puasa.

4. Rukun Puasa: Niat dan menahan diri.

5. Puasa sunah adalah puasa yang pelaksanaannya dianjurkan kepada setiap umat muslim. Jika puasa tersebut dilaksanakan akan mendapatkan pahala dari Allah, akan tetapi jika tidak dilaksanakan pun tidak akan mendapatkan dosa.

6. Hal yang di sunahkan ketika berpuasa: a. menyegerakan berbuka, b berbuka dengan kurma, c. berdoa sewaktu berbuka puasa, d. makan sahur, e. memperbanyak membaca alqur’an.

7. Puasa pada hari Senin dan Kamis, Puasa Syawal, puasa Arafah, puasa Muharam (Asyura), puasa tiga hari setiap pertengahan bulan, dan lain sebagainya

8. Hal-hal yang membatalkan puasa: a. Makan dan minum dengan sengaja, b. Muntah dengan sengaja, c. Bersetubuh, d. Keluar darah haid (kotoran) atau nifas (darah sehabis melahirkan), e. Gila (hilang ingatan), f. Keluar mani dengan sengaja.

9. Yang diperbolehkan untuk tidak ber puasa saat bulan Ramadhan: a. orang yang sakitapabila tidak kuasa berpuasa, b. orang yang dalam perjalanan jauh (80,640 km), c. orang tua yang sudah lemah, d. orang hamil dan orang yang menyusui anak.

Kriteria Penilaian : Jumlah jawaban betul x 10= skor /nilai.

15 PUASA Kata Kunci 1. Fidyah 2. Puasa Arafah 3. Puasa Ramadan 4. Puasa Senin dan Kamis 5. Puasa Syawal 6. Qada 7. Rukun 8. Sunah 9. Syarat 10. Wajib

Berdasarkan asal katanya, kata puasa diadopsi dari Bahasa Arab saum yang berarti menahan diri dari segala sesuatu. Menurut istilah puasa adalah menahan diri dari sesuatu yang membatalkannya, dalah suatu hari, di mulai dari terbitnya fajar sampai terbenam matahari dengan niat dan beberapa syarat.

Ditinjau dari hukumnya, puasa terbagi menjadi empat macam, yaitu puasa wajib, puasa sunah, puasa makruh, dan puasa haram. Akan tetapi pada pembahasan ini hanya akan di bahas mengenai puasa wajib dan sunah saja.

A. Macam-macam Puasa

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, bahwa ditinjau dari hukumnya puasa dibagi menjadi empat macam, yaitu puasa wajib, puasa sunah, puasa makruh dan puasa haram. Akan tetapi pada pembahasan ini hanya akan di bahas mengenai puasa wajib dan sunah saja.

1. Puasa Wajib

Puasa wajib merupakan puasa yang diwajibkan untuk dilaksanakan oleh seseorang mukmin yang telah memenuhi syarat wajib puasa. Puasa wajib yang dimaksud adalah puasa Ramadan, puasa kafarat dan puasa nazar.

a. Puasa Ramadan

Puasa Ramadan adalah puasa wajib yang merupakan salah satu dari rukun Islam, wajib untuk dilaksanakan oleh seluruh umat Islam yang telah memenuhi syarat wajib puasa.

16 Sabda Rasulullah saw:

“Dari Ibnu ‘Umar r.a., bahwa Rasulullah saw telah bersabda, Islam itu ditegakkan di atas lima dasar: (1) bersaksi bahwa tiada Tuhan yang hak (patut disembah) kecuali Allah, dan bahwasanya Nabi Muhammad itu utusan Allah, (2) mendirikan salat lima waktu, (3) membayar zakat, (4) mengerjakan haji ke Baitullah, (5) berpuasa pada bulan Ramadan’.” (H.R. al-Bukhori, Muslim, dan Ahmad)

Puasa Ramadan dilaksanakan selama sebulan penuh pada bulan Ramadan dalam tahun Hijriah. Pelaksanaan Puasa Ramadan ini mulai diwajibkan pada tahun kedua Hijriah, yakni tahun kedua setelah Nabi Muhammad saw. Hijrah ke Madinah. Hukum melaksanakan puasa Ramadan ini adalah fardu ‘ain, artinya wajib dilaksanakan oleh tiap-tiap mukallaf (balig dan berakal).

Firman Allah Swt:































Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (Q.S. al-Baqarah: 183)

b. Puasa Nazar

Puasa Nazar adalah puasa yang dilakukan oleh seseorang atas nazar yang diucapkannya. Hukum Puasa Nazar adalah wajib dilaksanakan ketika sesuatu yang menjadi nazarnya telah tercapai. Puasa Nazar dihukumi wajib karena nazar yang diucapkan ibaratnya sebuah janji seorang hamba terhadap Tuhannya, sedangkan janji itu merupakan sebuah utang. Oleh karenanya, penuhilah janji-janji yang telah diucapkan. Salah satu contoh nazar misalnya, seorang berkata, “jika saya menjadi juara lomba MTQ di sekolah, saya akan berpuasa selama tiga hari. “Ternyata dalam pengumuman kejuaraan, anak tersebut menjadi juara lomba MTQ, maka dia wajib untuk melaksanakan nazarnya yaitu berpuasa selama tiga hari.

17 Sabda Rasulullah saw: “Dari ‘Aisyah r.a., ia berkata, telah bersabda Nabi saw.: Barang siapa bernazar akan menaati Allah, hendaklah ia menaati-Nya, dan barang siapa bernazar untuk bermaksiat terhadap Allah, janganlah ia kerjakan maksiat itu’. (H.R. al-Bukhori)

c. Puasa Kafarat

Puasa Kafarat merupakan puasa yang dilaksanakan sebagai pengganti karena telah melakukan pelanggaran atas suatu peraturan yang telah ditetapkan. Misalnya, ada seseorang muslim yang secara tidak sengaja membunuh seseorang, maka dia harus memerdekakan seorang hamba sahaya dan membayar tebusan yang diserahkan kepada keluarga si terbunuh, kecuali jika keluarga si terbunuh membebaskan pembayaran tersebut. Akan tetapi, jika tingkatan hukuman-hukuman tersebut tidak terpenuhi maka ia diwajibkan berpuasa dua bulan berturut-turut.

Firman Allah swt:                                                                                                             

Artinya : Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin (yang lain), kecuali Karena tersalah (Tidak sengaja) [334], dan barangsiapa membunuh seorang mukmin Karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diat [335] yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga terbunuh) bersedekah [336]. jika ia (si terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada perjanjian (damai) antara mereka dengan kamu, Maka (hendaklah si pembunuh) membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh) serta memerdekakan hamba sahaya yang beriman. barangsiapa yang tidak memperolehnya [337], Maka hendaklah ia (si pembunuh)

18 berpuasa dua bulan berturut-turut untuk penerimaan Taubat dari pada Allah. dan adalah Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.

[334] seperti: menembak burung terkena seorang mukmin.

[335] Diat ialah pembayaran sejumlah harta Karena sesuatu tindak pidana terhadap sesuatu jiwa atau anggota badan.

[336] Bersedekah di sini Maksudnya: membebaskan si pembunuh dari pembayaran diat.

[337] Maksudnya: tidak mempunyai hamba; tidak memperoleh hamba sahaya yang beriman atau tidak mampu membelinya untuk dimerdekakan. menurut sebagian ahli tafsir, puasa dua bulan berturut-turut itu adalah sebagai ganti dari pembayaran diat dan memerdekakan hamba sahaya.

2. Puasa Sunah

Selain puasa wajib ada juga yang disebut dengan puasa sunah. Puasa sunah adalah puasa yang pelaksanaannya dianjurkan kepada setiap umat muslim yang mukallaf tetapi tidak diwajibkan. Puasa ini dinamakan puasa sunah, karena tidak ditekankan untuk dilaksanakan, hanya dianjurkan. Jika puasa tersebut dilaksanakan akan mendapatkan pahala dari Allah, akan tetapi jika tidak dilaksanakan pun tidak akan mendapatkan dosa.

Banyak jenis puasa yang dianjurkan (disunahkan) dan telah dicontohkan oleh Rasulullah. Beberapa di antaranya adalah puasa pada hari Senin dan Kamis, Puasa Syawal, puasa Arafah, puasa Muharam (Asyura), puasa tiga hari setiap pertengahan bulan, dan lain sebagainya. Namun dalam pembahasan ini hanya akan dijelaskan mengenai puasa hari Senin dan Kamis, puasa Syawal, dan puasa Arafah.

a. Puasa Senin dan Kamis

Salah satu puasa sunah yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw. Adalah pada hari Senin dan Kamis. Rasulullah sangat senang berpuasa pada hari Senin dan Kamis ini. Selama hidupnya beliau senantiasa ini dikategorikan sunah muakkad (sangat dianjurkan).

Sabda Rasulullah saw:

Artinya: “Dari Abu Hurairah, bahwasanya Nabi saw. bersabda: Amal perbuatan dilaporkan pada setiap hari Senin dan Kamis, maka aku senang jika amalku dilaporkan ketika aku sedang berpuasa.’ (H.R. Ahmad dan at-Tirmidzi)

19 Puasa Syawal merupakan salah satu bulan dalam tahun Hijriah yang diagungkan. Salah satunya adalah pelaksanaan Idul Fitri yang jatuh setiap tanggal 1 Syawal. Selain itu keistimewaan lain yang terdapat dalam bulan Syawal ini adalah Allah menjanjikan pahala yang banyak bagi siapa saja yang berpuasa di bulan Syawal. Adapun jumlah hari untuk pelaksanaan puasa Syawal ini, Rasulullah menganjurkan

Dokumen terkait