• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. Pembahasan

1. Motivasi Belajar

Motivasi belajar diartikan sebagai usaha yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam proses pembelajaran sangat dibutuhkan motivasi yang mendorong siswa untuk giat belajar.

Motivasi siswa pada penelitian ini diperoleh dengan cara memberikan angket awal ke kelas (VIII) di SMP Pantekosta Magelang. Dengan subyek yang terlalu banyak yaitu, VIII A, VIII B dan VIII C maka diputuskan untuk mengambil sampel yang layak mewakili kelas VIII tersebut dengan tujuan untuk meminimalisir sampel dengan motivasi terendah dari ketiga kelas. Setelah melakukan analisa pada angket awal ini maka diperoleh data yang menunjukkan dari tiga kelas yakni kelas VIII A, VIII B dan VIII C yang memiliki motivasi terendah yakni kelas VIII C. Data motivasi awal untuk VIII A dengan presentase 55%, kelas VIII B dengan presentase 95% dan kelas VIII C dengan presentase 85%. Berikut hasil analisis motivasi belajar dari ketiga kelas di SMP pantekosta Magelang:

a. Kelas VIII A

Gambar 4.6 Nilai Akhir Analisis Angket Motivasi Belajar Kelas VIII A

Dari dua gambar diatas adalah hasil motivasi item masing-masing siswa kelas VIII A dan hasil kumulatif 35 item angket motivasi untuk memperoleh nilai akhir masing-masing siswa sehingga dapat di kategorikan dalam rentang nilai yang ada. Untuk mengetahui persentase motivasi siswa digunakan persamaan sebagai berikut:

Kelas =

ℎ ℎ

Dengan demikian kita dapat mengetahui persentase motivasi siswa kelas VIII A yaitu : Kelas = Kelas = Kelas =

b) Kelas VIII B

Gambar 4.7 Analisa Angket Motivasi Belajar per Item Kelas VIII B

Gambar 4.8 Nilai Akhir Analisis Aangket Motivasi Belajar Kelas VIII B

Dari dua gambar diatas adalah hasil motivasi item masing-masing siswa kelas VIII B dan hasil kumulatif 35 item angket motivasi untuk memperoleh nilai akhir masing-masing siswa sehingga dapat dikategorikan dalam rentang nilai yang ada. Untuk mengetahui persentase motivasi siswa digunakan persamaan sebagai berikut:

Kelas =

ℎ ℎ

VIII B yaitu : Kelas = Kelas = Kelas = c) Kelas VIII C

Gambar 4.9 Analisa Angket Motivasi Belajar per Item Kelas VIII C

Dari dua gambar diatas adalah hasil motivasi item masing-masing siswa kelas VIII C dan hasil kumulatif 35 item angket motivasi untuk memperoleh nilai akhir masing-masing siswa sehingga dapat di kategorikan dalam rentangan nilai yang ada. Untuk mengetahui persentase motivasi siswa digunakan persamaan sebagai berikut:

Kelas =

ℎ ℎ

Dengan demikian kita dapat mengetahui persentase motivasi siswa kelas VIII C yaitu : Kelas = Kelas = Kelas =

Hasil angket motivasi belajar dari ketiga kelas diatas dapat dilihat dalam grafik berikut ini:

Gambar 4.11 Grafik Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII A, VIII B & VIII C

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Kelas A Kelas B Kelas C

Motivasi

Dari ketiga kelas tersebut diperoleh hasil motivasi terendah pada kelas VIII A. Oleh karena itu, penelitian dengan menggunakan media instagram dilakukan sebanyak dua siklus dimana setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Pada pertemuan terakhir siklus II siswa diberikan angket akhir untuk mengetahui motivasi belajar siswa kelas VIII A. Hasil analisa motivasi akhir sebagai berikut:

Gambar 4.13 Nilai Akhir Motivasi Kelas VIII A

Dari dua gambar diatas adalah hasil motivasi item masing-masing siswa kelas VIII A dan hasil kumulatif 35 item angket motivasi untuk memperoleh nilai akhir masing-masing siswa sehingga dapat di kategorikan dalam rentangan nilai yang ada. Untuk mengetahui persentase motivasi siswa digunakan persamaan sebagai berikut:

Kelas =

ℎ ℎ

Dengan demikian kita dapat mengetahui persentase motivasi siswa kelas VIII A yaitu : Kelas = Kelas = Kelas =

Adapun grafik motivasi awal dan akhir tampak seperti gambar berikut ini :

Gambar 4.14 Grafik Motivasi Awal dan Motivasi Akhir

2. Hasil Belajar

a. Hasil Belajar Ranah Kognitif

Hasil belajar pada hakekatnya merupakan perubahan tingkah laku siswa pada tingkat pengetahuan. Hasil belajar ranah kognitif dalam penelitian ini dilakukan dengan cara memperoleh data dengan hasil latihan mandiri dan tugas kelompok pada siklus I dan tugas kelompok serta kuispada siklus II. Pada hasil belajar siklus I diperoleh rata-rata kelas hanya 47,72%, hanya 4 siswa yang mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dan sebanyak 16 siswa yang belum mencapai KKM dengan total siswa 20 siswa.

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90%

Motivasi Awal Motivasi Akhir

Motivasi

Skor nilai tertinggi yang didapatkan siswa pada siklus I hanya sebesar 87.

Tabel 4.3 Tes Hasil Belajar Siklus I (Ranah Kognitif)

No Kriteria Skor

1 Nilai siswa yang terendah 0.67

2 Nilai siswa yang tertinggi 87

3 Jumlah siswa yang hadir 20

4 Jumlah siswa yang tidak mencapai nilai minimal

72

16 (80 %)

5 Jumlah siswa yang mencapai nilai minimal 72 4

(20 %)

6 Rata-rata nilai 20 siswa 47,72

Gambar 4.15 Hasil Belajar Siklus I

Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai terendah adalah 0,67 dan nilai tertinggi adalah 87. Rata-rata kelas pada siklus I adalah 47,72.

Kemudian, pada hasil belajar (test kognitif II) diperoleh hasil rata-rata kelas mencapai 75,85, terdapat 14 siswa yang mencapai KKM

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% < KKM ≥ KKM

Siklus I

Siklus 1

(Kriteria Ketuntasan Minimal) dan hanya 6 orang siswa yang belum mencapai KKM. Skor nilai tertinggi yang didapatkan siswa pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 100. Pada siklus II siswa diberikan tiga soal uraian untuk dikerjakan sebagai nilai kuis.

Tabel 4.4 Tes Hasil Belajar Siklus II (Ranah Kognitif)

No Kriteria Skor

1 Nilai siswa yang terendah 43

2 Nilai siswa yang tertinggi 100

3 Jumlah siswa yang hadir 20

4 Jumlah siswa yang tidak mencapai nilai minimal

72

4 (20 %)

5 Jumlah siswa yang mencapai nilai minimal 72 16

(80 %)

6 Rata-rata nilai 20 siswa 79,45

Pada tabel di atas terlihat nilai terendah adalah 43 dan nilai tertinggi adalah 100. Rata-rata kelas pada siklus II adala 79,45

Selama pelaksanaan tindakan berlangsung pada siklus I, terdapat banyak hal yang membuat hasil belajar siswa didapatkan pada ranah kognitif rendah yaitu dari segi siswa selama proses pembelajaran berlangsung siswa masih terlihat bingung dengan penggunaan media instagram selama proses pembelajaran berlangsung sehingga mengakibatkan banyak kelompok yang asyik mengobrol sendiri. Faktor guru yang tidak dapat mengontrol siswa dan mengorganisasikan siswa dengan baik selama proses pembelajaran mengakibatkan materi tidak dapat tersampaikan

dengan baik kepada siswa, hal tersebut menjadi refleksi guru bersama siswa dalam pembelajaran pada siklus II.

Proses pembelajaran pada siklus II masing-masing siswa sudah tidak terlihat bingung dikarenakan sudah terbiasa dengan menggunakan media instagram. Siswa yang asik mengobrol pada siklus I sudah bisa dikendalikan oleh guru karena guru pun sudah lebih akrab dengan siswa dan mengetahui sifat masing-masing siswa sehingga guru dapat mengontrol siswa dengan baik dan pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Selain itu, dengan peningkatan nilai kognitif pada siklus I yaitu 20% siswa yang tuntas dan pada siklus II mencapai 80%. Hal ini membuktikan bahwa materi yang diterima dapat dimengerti dan dipahami oleh siswa. Beberapa fakta tersebut membuktikan bahwa mediainstagram membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII A SMP Pantekosta Magelang. Berikut merupakan grafik presentase ketuntasan hasil belajar siswa dalam ranah kognitif.

Gambar 4. 16 Hasil Belajar Siklus II b. Hasil Belajar Ranah Afektif

Hasil belajar ranah afektif diperoleh dengan menggunakan lembar pengamatan, yang digunakan untuk melihat dan mengamati sikap dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan juga dilakukan untuk mengamati aspek afektif siswa meliputi antusias siswa dalam menerima pertanyaan guru, aktif dalam diskusi kelompok, aktif dalam mencari dan mencatat hal-hal penting, mempresentasikan hasil diskusi dan menanggapi hasil presentasi kelompok lain.

Hasil belajar ranah afektif melihat sikap, perasaan, nilai, minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran matematika dengan media instagram, serta interaksi antara siswa dengan guru merupakan salah satu indikator yang diamati dalam penelitian ini.

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% < KKM ≥ KKM

Siklus II

Siklus II

Data yang diperoleh pada hasil belajar ranah afektif meliputi 5 aspek, yaitu 1) siswa siap mengikuti proses pembelajaran, 2) siswa memperhatikan penjelasan guru/praktikan, 3) siswa menanggapi pembahasan pembelajaran, 4) siswa mencatat hal-hal penting, 5) siswa mengerjakan tugas dengan baik.

Berdasarkan tabel 4.1 hasil observasi kelompok siswa, dapat dihitung persentase observasi aspek afektif siswa terhadap pembelajaran pada siklus I dan siklus II.

 Siklus I

Jumlah skor kelompok 1 sampai kelompok 5 adalah: 406,67 Dari jumlah skor tersebut dibagi dengan 5 yakni terdapat lima kelompok dan dikali 100%. Sehingga diperoleh hasil sebagai berikut:

 Siklus II

Jumlah skor kelompok 1 sampai kelompok 5 adalah: 453,33 Dari jumlah skor tersebut dibagi dengan 5 yakni terdapat lima kelompok dan dikali 100. Sehingga diperoleh hasil sebagai berikut:

Sesuai dengan target yang diharapkan dimana pada siklus I dan siklus II aspek afektif yang diperoleh lebih dari 66,68. Berikut grafik hasil belajar ranah afektif:

Gambar 4.17 Grafik Hasil Belajar Ranah Afektif

3. Materi Instagram

Materi-materi aljabar kelas VIII yang diambil dari buku paket diolah menjadi gambar yang di upload di instagram matematika_123. Berikut hasil upload: 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% Siklus I Siklus II

Afektif

Siklus I Siklus II

Gambar 4.22 Bentuk

Gambar 4.26 Bentuk

Gambar 4.27 Contoh Soal (Cara 1)

Gambar 4.28 Cara 2 Penyelesaian Soal Bentuk

Dokumen terkait