• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan aplikasi instagram dalam upaya meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII A di SMP Pantekosta Magelang mengenai materi matematika tentang faktorisasi bentuk aljabar.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penggunaan aplikasi instagram dalam upaya meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII A di SMP Pantekosta Magelang mengenai materi matematika tentang faktorisasi bentuk aljabar."

Copied!
192
0
0

Teks penuh

(1)

Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII A Di SMP Pantekosta Magelang Mengenai Materi Matematika Tentang Faktorisasi Bentuk Aljabar.Skripsi. Yogyakarta: Program

Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII A SMP Pantekosta Magelang dengan menggunakan aplikasi instagram pada materi aljabar. Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya motivasi dan hasil belajar pada materi aljabar. Hal ini disebabkan oleh cara mengajar guru yang monoton dan membosankan.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2015 dengan subyek penelitian adalah 20 siswa kelas VIII A SMP Pantekosta Magelang tahun ajaran 2015/2016. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus, dengan 2 kali pertemuan pada setiap siklus. Data motivasi belajar diperoleh dari hasil lembar angket awal dan angket akhir. Data hasil belajar ranah kognitif didapat dari latihan mandiri siklus I dan kuis siklus II. Data hasil belajar ranah afektif diperoleh dari hasil lembar pengamatan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) dengan menggunakan aplikasi instagram dalam pembelajaran aljabar, siswa mengalami peningkatan motivasi belajar terlihat dari rata-rata yaitu 55% pada siklus I menjadi 85% pada siklus II. (2) Hasil belajar ranah kognitif mengalami peningkatan dari 47,72% pada siklus I menjadi 75,85% pada siklus II. (3) Siswa mengalami peningkatan hasil belajar afektif dari 81,33% pada siklus I menjadi 90,67% pada siklus II.

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah penggunaan aplikasi instagram dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada materi aljabar kelas VIII A SMP Pantekosta Magelang.

(2)

Mandja, Melani. (2016). The use of Instagram in Efforts to Improve Student Motivation and Results A Class VIII SMP Pentecostal In Magelang About Creative Math On factorization Form Aljabar.Skripsi. Yogyakarta: Mathematics Education, Department of Mathematics and Natural Sciences, the Faculty of Education University of Sanata Dharma. This study aimed to improve motivation and learning outcomes junior class VIII A Pentecostal Magelang using instagram app on algebra material. The background of this study is the low motivation and learning outcomes on the material algebra. This is due to the way teachers teach monotonous and boring.

This research is descriptive method of classroom action research (PTK). The study was conducted in August 2015 by the study subjects were 20 students of class VIII A Pentecostal Magelang junior academic year 2015/2016. This study consisted of two cycles, with 2 meetings in each cycle. Data obtained from the learning motivation questionnaire sheet initial and final questionnaire. Cognitive learning outcome data obtained from independent exercise cycle I and cycle II quiz. Affective learning outcomes data obtained from the observation sheet.

The results showed that: (1) using instagram app in learning algebra, students' motivation to learn seen increased from an average of 55% in the first cycle to 85% in the second cycle. (2) The results of cognitive learning has increased from 47.72% in the first cycle to 75.85% in the second cycle. (3) The students have increased affective learning outcomes of 81.33% in the first cycle to 90.67% in the second cycle.

The conclusion of this research is the use instagram app can improve motivation and learning outcomes of students in algebra material class VIII A Pentecostal SMP Magelang.

(3)

PENGGUNAAN APLIKASI INSTAGRAM DALAM UPAYA

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA

KELAS VIII A di SMP PANTEKOSTA MAGELANG

MENGENAI MATERI MATEMATIKA TENTANG

FAKTORISASI BENTUK ALJABAR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh :

Melani Mandja - 111414074

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

i

PENGGUNAAN APLIKASI INSTAGRAM DALAM UPAYA

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA

KELAS VIII A DI SMP PANTEKOSTA MAGELANG

MENGENAI MATERI MATEMATIKA TENTANG

FAKTORISASI BENTUK ALJABAR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh : Melani Mandja NIM : 11 1414 074

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

iv

PERSEMBAHAN

MOTTO

Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu

seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia ~ Kolose 3:23

Karya ini saya persembahkan untuk: 1. Tuhan Yesus Kristus

2. Bapak, Mama Dan Kakak-Kakak

Tersayang

3. Dosen Pembimbing: Dra. Haniek Sri

Pratini, M.Pd

(8)
(9)
(10)

vii ABSTRAK

Melani Mandja. 2016. Penggunaan Aplikasi Instagram Dalam Upaya

Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII A Di SMP Pantekosta Magelang Mengenai Materi Matematika Tentang Faktorisasi Bentuk Aljabar.Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Matematika,

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII A SMP Pantekosta Magelang dengan menggunakan aplikasi instagram pada materi aljabar. Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya motivasi dan hasil belajar pada materi aljabar. Hal ini disebabkan oleh cara mengajar guru yang monoton dan membosankan.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2015 dengan subyek penelitian adalah 20 siswa kelas VIII A SMP Pantekosta Magelang tahun ajaran 2015/2016. Penelitian ini terdiri dari dua siklus, dengan dua kali pertemuan pada setiap siklus. Data motivasi belajar diperoleh dari hasil lembar angket awal dan angket akhir. Data hasil belajar ranah kognitif didapat dari latihan mandiri siklus I dan kuis siklus II. Data hasil belajar ranah afektif diperoleh dari hasil lembar pengamatan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) dengan menggunakan aplikasi instagram dalam pembelajaran aljabar, siswa mengalami peningkatan motivasi belajar terlihat dari rata-rata yaitu 55% pada siklus I menjadi 85% pada siklus II. (2) Hasil belajar ranah kognitif mengalami peningkatan dari 20% pada siklus I menjadi 80% pada siklus II. (3) Siswa mengalami peningkatan hasil belajar afektif dari 81,33% pada siklus I menjadi 90,67% pada siklus II.

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah penggunaan aplikasi instagram dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada materi aljabar kelas VIII A SMP Pantekosta Magelang.

(11)

viii ABSTRACT

Melani Mandja. 2016. The use of Instagram in Efforts to Improve Student Motivation and Results A Class VIII SMP Pentecostal In Magelang About Creative Math On factorization Form Aljabar.Skripsi. Yogyakarta: Mathematics Education, Department of Mathematics and Natural Sciences, the Faculty of Education University of Sanata Dharma.

This study aimed to improve motivation and learning outcomes junior class VIII A Pentecostal Magelang using instagram app on algebra material. The background of this study is the low motivation and learning outcomes on the material algebra. This is due to the way teachers teach monotonous and boring.

This research is descriptive method of classroom action research (PTK). The study was conducted in August 2015 by the study subjects were 20 students of class VIII A Pentecostal Magelang junior academic year 2015/2016. This study consisted of two cycles, with 2 meetings in each cycle. Data obtained from the learning motivation questionnaire sheet initial and final questionnaire. Cognitive learning outcome data obtained from independent exercise cycle I and cycle II quiz. Affective learning outcomes data obtained from the observation sheet.

The results showed that: (1) using instagram app in learning algebra, students' motivation to learn seen increased from an average of 55% in the first cycle to 85% in the second cycle. (2) The results of cognitive learning has increased from 20% in the first cycle to 80% in the second cycle. (3) The students have increased affective learning outcomes of 81.33% in the first cycle to 90.67% in the second cycle.

The conclusion of this research is the use instagram app can improve motivation and learning outcomes of students in algebra material class VIII A Pentecostal SMP Magelang.

(12)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

senantiasa melimpahkan berkat dan kasih-Nya sehingga penulis dengan judul skripsi “Penggunaan Aplikasi Instagram Dalam Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII A di SMP Pantekosta Magelang Mengenai

Materi Matematika Tentang Faktorisasi Bentuk Aljabar” dapat diselesaikan

dengan baik. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

sarjana pendidikan di Program Studi Pendidikan Matematika.

Penulisan skripsi ini banyak memperoleh bantuan, dukungan dan doa dari

berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma

2. Bapak Dr. Hongki Julie, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata

Dharma

3. Ibu Dra. Haniek Sri Pratini, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah

membimbing peneliti dengan penuh kesabaran serta memberikan kritik,

saran, semangat dalam menyelesaikan skripsi

4. Bapak dan Ibu dosen validator yang telah membantu dalam proses

validasi instrumen

5. Para dosen dan staf sekretariat Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam yang telah memberikan bantuan kepada peneliti

6. Ibu Sri Wahyuni, S.Pd selaku kepala SMP Pantekosta Magelang yang

telah mengijinkan untuk melakukan penelitian

7. Ibu Endang Puasepten, S.Pd selaku guru bidang studi matematika SMP

Pantekosta Magelang yang telah membantu dan memberikan saran-saran

selama peneliti melakukan penelitian

8. Siswa-siswi kelas VIII A SMP Pantekosta Magelang atas partisipasi dan

(13)

x

9. Keluarga tercinta: Bapak Jhon Mandja Nggahar, Ibu Delima Maranda,

Kak Yenny Mandja, Kak Andreas Mandja, dan Ferdinand Mandja atas

dukungan doa dan dana yang tiada henti

10. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Matematika angkatan 2011 atas

kebersamaan, canda tawa dan kasih yang tulus

11. Naomi dan Yanni yang selalu memotivasi untuk segera pendadaran

12. Bapak Polly Litay, Ferdinando Kendek dan Kak Liveria Jurisam

Tikupadang yang selalu mengingatkan dan menolong untuk

menyelesaikan skripsi

13. LC JOY: Kak Memel, Kak Umi, Kak Enita, Kak Tina, Kak Lika, Fani,

Erina, Loni, dan Keysa atas doa dan kecerian yang diberikan

14. Keluarga besar Gereja Kristen Nazarene Gloria atas doa yang tiada henti

dan bimbingannya selama penulis di Jogja

15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak

berperan dalam penelitian skripsi ini dan perjalanan studi penelitian ini.

Akhirnya, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak.

Yogyakarta, 7 Juni 2016

Penulis

(14)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERSEMBAHAN & MOTTO ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vi

ABSTRAK ... vii

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Batasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penulisan ... 8

F. Batasan Istilah ... 8

G. Manfaat Penelitian... 9

H. Sistematika Penulisan ... 10

BAB II LANDASAN TEORI ... 12

A. Belajar ... 12

B. Motivasi ... 30

C. Aplikasi Instagram... 36

D. Materi Pembelajaran ... 49

E. Penelitian yang Relevan ... 53

(15)

xii

G. Hipotesis Tindakan ... 56

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 57

A. Jenis Penelitian ... 57

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 57

C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 57

D. Bentuk Data ... 58

E. Metode Pengumpulan Data ... 58

F. Rancangan Penelitian ... 59

G. Instrumen Penelitian ... 65

H. Validasi Instrumen ... 67

I. Analisis Data ... 72

J. Indikator Keberhasilan Penelitian ... 75

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 76

A. Deskripsi Penelitian Tiap Siklus ... 76

B. Analisis Data ... 88

C. Pembahasan ... 91

D. Keterbatasan Penelitian ... 111

BAB V PENUTUP ... 113

A. Kesimpulan ... 113

B. Saran ... 114

DAFTAR PUSTAKA ... 115

(16)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Validasi Silabus ... 67

Tabel 3.2 Hasil Validasi Silabus ... 67

Tabel 3.3 Kisi-kisi Validasi RPP ... 68

Tabel 3.4 Hasil Validasi RPP ... 68

Tabel 3.5 Kisi-kisi Latihan Mandiri ... 69

Tabel 3.6 Kisi-kisi Validasi Kuis ... 69

Tabel 3.7 Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Siswa ... 70

Tabel 3.8 Hasil Validasi oleh Ahli ... 71

Tabel 3.9 Kisi-kisi Validasi Pengamatan ... 72

Tabel 3.10 Kriteria Hasil Presentase Observasi Aspek Afektif Siswa Terhadap Pembelajaran………..…….…..………...73

Tabel 3.11 Kategori Motivasi Siswa ... 73

Tabel 3.12 Kriteria Skor Ketuntasan Individu ... 74

Tabel 3.13 Indikator Keberhasilan Penelitian ... 75

Tabel 4.1 Hasil Observasi Kelompok Siswa ... 91

Tabel 4.2 Persentase Aspek Afektif Siswa Kategori Tinggi Siklus I dan Siklus II ... 91

Tabel 4.3 Tes Hasil Belajar Siklus I (Ranah Kognitif) ... 100

(17)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Logo Instagram ... 45

Gambar 2.2 Tampilan Registrasi ... 45

Gambar 2.3 Home „Matematika_123‟ ... 46

Gambar 2.4 Home Instagram’ ... 46

Gambar 2.5 Home ... 47

Gambar 2.6 Explore/Populer ... 47

Gambar 2.7 Kamera/Edit ... 47

Gambar 2.8 News. ... 47

Gambar 2.9 Profile ... 47

Gambar 4.1 Perkenalan Guru dan Murid ... 77

Gambar 4.2 Siswa Menyelesaikan Soal di Papan Tulis ... 78

Gambar 4.3 Siswa Melakukan Diskusi Bersama Teman Sebangku ... 78

Gambar 4.4 Siswa Melakukan Diskusi Bersama Teman Kelompok ... 87

Gambar 4.5 Analisa Angket Motivasi Belajar Per Item Kelas VIII A ... 92

Gambar 4.6 Nilai Akhir Analisa Angket Motivasi Kelas VIII A ... 93

Gambar 4.7 Analisa Angket Motivasi Belajar Per Item Kelas VIII B ... 94

Gambar 4.8 Nilai Akhir Analisa Angket Motivasi Kelas VIII B ... 94

Gambar 4.9 Analisa Angket Motivasi Belajar Per Item Kelas VIII C ... 95

Gambar 4.10 Nilai Akhir Analisa Angket Motivasi Kelas VIII C ... 95

Gambar 4.11 Grafik Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII A, VIIIB & VIIIC ... 96

Gambar 4.12 Motivasi Akhir ... 97

Gambar 4.13 Nilai Akhir Motivasi Kelas VIII A ... 98

Gambar 4.14 Grafik Motivasi Awal dan Motivasi Akhir ... 99

Gambar 4.15 Hasil Belajar Siklus I ... 100

(18)

xv

Gambar 4.17 Grafik Hasil Belajar Ranah Afektif ... 105

Gambar 4.18 Sifat Komutatif ... 106

Gambar 4.19 Sifat Distributif ... 106

Gambar 4.20 Sifat Asosiatif ... 107

Gambar 4.21 Selisih Dua Kuadrat ... 107

Gambar 4.22 Bentuk ... 108

Gambar 4.23 Sifat Distributif ... 108

Gambar 4.24 Selisih Dua Kuadrat ... 109

Gambar 4.25 Perkalian Suku Dua ... 109

Gambar 4.26 Bentuk ... 110

Gambar 4.27 Contoh Soal (Cara 1) ... 110

(19)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 117

Lampiran B Silabus ... 118

Lampiran B.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 120

Lampiran B.2 Validasi Angket Motivasi oleh Ahli ... 135

Lampiran B.3 Hasil Pengamatan Belajar oleh Observer ... 144

Lampiran B.4 Hasil Analisis Angket Motivasi Belajar ... 150

Lampiran B.5 Hasil Belajar Siswa ... 158

(20)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar adalah kunci yang sangat penting dalam setiap usaha

pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada

pendidikan. Pendidikan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan

manusia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Sistem

pendidikan nasional senantiasa harus dikembangkan sesuai dengan

kebutuhan dan perkembangan yang terjadi baik di tingkat lokal, nasional,

maupun global (Mulyasa, 2006: 4).

Negara Indonesia mewajibkan minimal sembilan tahun sekolah

yaitu enam tahun sekolah di SD dan tiga tahun sekolah di SMP. Dalam

menempuh pendidikan di sekolah formal tentunya pelajar memperoleh

banyak pelajaran, baik yang sudah diselenggarakan oleh sekolah melalui

guru-guru atau informasi yang diperoleh melalui sesamanya. Pada zaman

modern, pelajaran di sekolah tidak semata-mata diperoleh dari guru namun

juga dapat diperoleh melalui berbagai media sosial yang sangat terkenal

pada saat ini.

Media sosial merupakan sarana komunikasi masa kini yang

perkembangannya sangat cepat dan menjadi sarana komunikasi yang

canggih dan digemari khusunya para kaula muda. Kusumawardani (2015)

dalam skripsinya yang berjudul “Hubungan Akses Media Sosial dan Minat

(21)

Paroki Boro” menyatakan bahwa dalam sehari ada lima kali atau lebih

seseorang membuka aplikasi media sosial.

Tidak hanya kalangan dewasa saja yang mengkonsumsi

penggunaan internet, namun kalangan remaja dianggap cukup memberikan

pengaruh dalam skala penggunaan internet. Hal tersebut didukung oleh

pernyataan yang menyebutkan bahwa remaja masa kini disebut sebagai

Net Generation” karena banyaknya aktifitas mereka yang menggunakan internet diantaranya seperti melakukan interaksi sosial, belajar, bermain,

blogging dan lainnya dilakukan dengan menggunakan internet (Amichai-Hamburger & Barak, 2009). Selain itu hal tersebut juga didukung oleh

data yang menunjukkan bahwa 40% (30 juta) dari 75 juta pengguna

internet di Indonesia adalah remaja (Techinasia 2014, 20 Februari).

Pelajaran matematika merupakan pelajaran yang dianggap sulit

oleh sebagian manusia khususnya para siswa di sekolah. Materi yang sulit

dan guru yang kejam menghilangkan motivasi siswa untuk fokus belajar.

Guru dituntut untuk lebih kreatif dalam menyampaikan materi-materi

matematika yang terkenal sulit dikalangan siswa. Guru harus bisa terbuka

dengan perkembangan zaman yang terus menerus berubah dan mampu

menyerap setiap peluang yang ada sehingga dapat mengambilnya sebagai

ide atau metode dalam proses belajar-mengajar. Guru tidak hanya terpaku

pada kurikulum yang dibuat oleh pemerintah namun lebih memperhatikan

(22)

Kekinian”, guru yang mengikuti perkembangan zaman dan menerapkan

kepada siswanya.

Berbagai media dan metode yang dipakai oleh guru seperti

metode ceramah, penggunaan power point, diskusi dan tanyajawab rupanya belum mampu memfasilitasi siswa untuk belajar lebih serius.

Seiring dengan perkembangan zaman pada abad ke-20 ini, perkembangan

di bidang teknologi informasi dan komunikasi semakin pesat. Indonesia

merupakan negara dengan konsumen produk-produk hasil perkembangan

teknologi dan komunikasi terbanyak. Kecenderungan orang membeli

produk terbaru hanya untuk dipamerkan memberi kesan orang tersebut

telah dimanfaatkan oleh teknologi bukan memanfaatkan teknologi.

Fenomena bahwa konsumen hanya dimanfaatkan oleh teknologi

dapat dihindari dalam hal ini guru bidang studi matematika dan siswa

SMP Pantekosta Magelang untuk memanfaatkan setiap hasil

perkembangan teknologi informasi untuk kemajuan dalam dunia

pendidikan khususnya dalam proses belajar mengajar. Melihat peluang ini

maka guru dapat memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk digunakan

sebagai media dalam pembelajaran.

Media sangat berperan dalam proses pembelajaran termasuk

untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Beberapa media pendidikan

yang sering digunakan dalam proses pembelajaran diantaranya yaitu media

(23)

Pada perkembangan teknologi saat ini, instagram merupakan salah satu media sosial yang berfungsi untuk berbagi foto. Aplikasi ini

memugkinkan penggunanya untuk mengambil foto, mengedit dan

membagikannya pada pengikutnya (followers) dan dapat dibagikan ke

situs lain seperti twitter, facebook dan tumblr dengan mencentang link situs yang ingin dibagikan. Komunikasi antara sesama pengguna

instagram dapat dilakukan dengan memberikan tanda suka (like) dan mengomentari foto-foto yang telah diunggah.

Dengan adanya instagram ini maka dibuat suatu bentuk pembelajaran matematika yang disajikan melalui foto yang didesain

semenarik mungkin sehingga dapat memotivasi siswa untuk mempunyai

rasa ingin tahu akan materi matematika yang dipelajarinya di sekolah.

Foto yang didesain semenarik mungkin ini berisi materi pembelajaran dan

kata-kata yang memotivasi siswa dalam belajar matematika. Seperti yang

telah diungkapkan di atas bahwa belajar adalah kunci yang sangat penting

dalam setiap usaha pendidikan dan dengan adanya media dapat

meningkatkan suasana kelas yang menyenangkan sehingga siswa tidak

jenuh dan dapat menangkap materi dengan baik.

Ada beberapa permasalahan yang terjadi di SMP Pantekosta

Magelang. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti mengamati proses

belajar mengajar di dalam kelas. Dalam pengamatan ini, peneliti

mengamati sikap siswa selama proses belajar mengajar berlangsung serta

(24)

pegamatan, peneliti mengamati dari segi siswa yakni siswa kurang

antusias saat menerima pelajaran dari guru. Siswa hanya ingin masuk

kelas saja tanpa memiliki motivasi untuk belajar.

Siswa tidak siap untuk mengikuti proses pembelajaran. Siswa

saat diminta untuk mengerjakan latihan soal, terlihat bahwa siswa tidak

siap menerima pembelajaran karena siswa tidak membawa buku

matematika sehingga dampaknya adalah siswa ini menggangu konsentrasi

siswa lain dengan meminjam buku dan lain sebagainya. Selain itu ada

siswa yang lupa mengerjakan Pekerjaan Rumah (PR) sehingga saat proses

pembelajaran siswa ini tidak mendengar penjelasan guru namun berusaha

untuk menyelesaikan pekerjaan rumahnya dan meminta bantuan

temannya.

Saat pembelajaran berlangsung, ada siswa yang asyik dengan

kegiatannya sendiri seperti mengobrol dengan teman sebangku maupun

yang didekatnya sehingga tidak memperhatikan penjelasan guru dan ketika

ditanya oleh guru tentang materi yang sudah diajarkan, siswa tidak bisa

menjawab. Pembelajaran yang baik melibatkan siswa di dalam proses

belajar mengajar.

Guru dalam perkembangan zaman saat ini harus lebih kreatif

dan inovatif dalam memanfaatkan kecanggihan teknologi sehingga

teknologi informasi dan komunikasi dapat dimanfaatkan sebagai media

pembelajaran yang inovatif. Adapun permasalahan guru di SMP

(25)

teknologi saat ini untuk dijadikan media pembelajaran. Guru yang

umurnya sudah tua tidak tahu bagaimana caranya untuk meng-update

informasi atau aplikasi di telepon genggam. Berdasarkan hasil wawancara

dengan guru yang bersangkutan, siswa di SMP Pantekosta Magelang

rata-rata memiliki telepon genggam. Berdasarkan kondisi yang ada, guru

tertarik untuk memanfaatkan aplikasi-aplikasi di telepon genggam untuk

dijadikan metode dalam pembelajaran. Meskipun peraturan sekolah

melarang untuk membawa telepon genggam.

Telepon genggam yang dimiliki siswa mampu membawa

pengaruh yang baik dalam pemanfaatannya. Guru dapat memotivasi siswa

untuk tidak hanya menyimpan hal-hal yang bersifat pribadi namun ha-hal

yang berkaitan dengan pembelajaran yang dapat dibagikan kepada teman

yang lain. Siswa dapat menyimpan gambar atau foto yang ada di

instagram kedalam telepon genggamnya agar lebih mudah dan cepat untuk dipelajari kembali dibandingkan harus membuka buku paket. Selain itu

instagram diharapkan menjadi salah satu media yang dapat digunakan saat mengajar.

Berdasarkan latar belakang maka penelitian ini mengambil judul

“Penggunaan Aplikasi Instagram Dalam Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII A di SMP Pantekosta Magelang

Mengenai Materi Matematika Tentang Faktorisasi Bentuk Aljabar”.

(26)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dapat diidentifikasi

faktor-faktor sebagai berikut:

1. Motivasi siswa dalam belajar sangat kurang

2. Model pembelajaran konvensional yang monoton mengakibatkan

siswa mudah jenuh selama proses pembelajaran

3. Siswa lupa mengerjakan PR

4. Siswa tidak siap menerima pembelajaran

5. Siswa melakukan aktivitas lain

6. Guru kurang mampu memanfaatkan kecanggihan teknologi sebagai

media untuk memotivasi siswa dalam belajar

7. Kecenderungan siswa menggunakan gadget belum mendukung pembelajaran

C. Batasan Masalah

Batasan masalah dilakukan agar peneliti lebih memfokuskan

penelitian pada hal-hal berikut ini:

1. Materi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dibatasi pada

kompetensi dasar berupa menguraikan bentuk aljabar ke dalam

faktor-faktornya.

2. Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Siswa

kelas VIII A SMP Pantekosta Magelang, tahun ajaran 2015/2016

3. Penelitian ini membahas tentang penggunaan aplikasi instagram dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam

(27)

D. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan

batasan masalah yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat dirumuskan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penggunaan aplikasi instagram dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan motivasi belajar?

2. Bagaimana penggunaan aplikasi instagram dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan hasil belajar?

E. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi

dan hasil belajar siswa menggunakan aplikasi instagram dengan cara memanfaatkan instagram untuk berbagi foto yang diberikan sebelum pembelajaran berlangsung untuk memacu motivasi dan yang

mempengaruhi hasil belajar siswa dan fokus pada gambar yang sesuai

dengan materi ajar.

F. Batasan Istilah

Istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Aplikasi

Aplikasi adalah suatu program yang siap untuk digunakan yang

(28)

serta penggunaan aplikasi lain yang dapat digunakan oleh suatu

sasaran yang akan dituju.

2. Instagram

Instagram adalah aplikasi untuk berbagi foto dan video. Instagram menggunakan mekanisme menyerupai Twitter, dimana pengguna bisa

mem-follow orang lain atau sebaliknya dan dapat bertukar komentar.

3. Motivasi Belajar

Motivasi belajar dapat diartikan sebagai daya upaya yang

mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu atau aktivitas-aktivitas

tertentu demi mencapai suatu tujuan tertentu.

4. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa melalui

kegiatan belajar yang pada hakekatnya yaitu berubahnya perilaku

siswa meliputi kognitif, afektif, dan psikomotorik.

G. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka

penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat atau kegunaan dalam

pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini di harapkan mampu

(29)

motivasi dan hasil belajar matematika dan memberikan strategi

pembelajaran matematika untuk melihat setiap proses-proses yang

menarik pada matematika.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan mampu memberi

masukan kepada guru dalam menemukan strategi mengajar yang lebih

inovatif dan menyenangkan. Keterbatasan waktu yang dimiliki guru

dalam memotivasi siswa dalam mempelajari matematika dapat

membimbing siswa untuk mencari informasi pada instagram. Siswa tidak membuang waktunya terlalu banyak untuk membaca buku

ensiklopedi matematika atau sejenisnya dengan bersusah payah

namun bisa membuka instagram lalu akan memperoleh informasi-informasi yang menarik dengan desain yang menarik akan

matematika.

H. Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan

Berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan

masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, batasan istilah, manfaat

penelitian dan sistematika penulisan

Bab II Landasan Teori

Berisi uraian-uraian teori yang mendasari penyelesaian masalah

(30)

dalam meningkatkan motivasi belajar siswa SMP Pante kosta Magelang,

materi aljabar, penelitian yang relevan, kerangka berpikir dan hipotesis

penelitian

Bab III Metode Penelitian

Menguraikan tentang jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian,

subjek dan objek penelitian, bentuk data, metode pengumpulan data,

rancangan penelitian, instrumen penelitian, validasi instrumen, analisis

data, dan indikator keberhasilan penelitian

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Menguraikan tentang deskripsi penelitian tiap siklus, hasil analisis

data dan pembahasan hasil penelitian

Bab V Penutup

(31)

12 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Belajar

1. Pengertian Belajar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia belajar adalah berusaha

memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau

tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Belajar ialah suatu

proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya

(Drs.Slameto, 2010:2). Sedangkan Skinner (dalam Muhibbin Syah,

2008:64) berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi

(penyesuaian tingkah laku) yang berlangsung secara progresif.

Berdasarkan hasil eksperimennya, B.F. Skinner percaya bahwa proses

adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang optimal apabila ia

diberi penguat (reinforce).

Dalam Muhibbin Syah (2008:65-67) terdapat beberapa definisi

menurut para ahli sebagai berikut:

a. Menurut Chaplin (1972) dalam Dictionary of Psychology membatasi belajar dengan dua macam rumusan. Pertama, belajar

adalah perolehan perubahan tingkahlaku yang relatif menetap

sebagai akibat latihan dan pengalaman. Kedua, belajar ialah proses

(32)

b. Hintzman (1978) dalam bukunya The Psychology of Learning and

Memory berpendapat bahwa belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme, manusia atau hewan disebabkan oleh

pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme

tersebut. Jadi, dalam pandangan Hintzman, perubahan yang

ditimbulkan oleh pengalaman tersebut baru dapat dikatakan belajar

apabila mempengaruhi organisme.

c. Wittig (1981) dalam bukunya Psychology of Learning mendefenisikan belajar sebagai perubahan yang relatif menetap

yang terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu

organisme sebagai hasil pengalaman

d. Reber (1989) dalam kamusnya, Dictionary of Psychology membatasi belajar dengan dua definisi. Pertama, belajar adalah

proses memperoleh pengetahuan. Kedua, belajar adalah suatu

perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil

latihan yang diperkuat. Dalam definisi ini terdapat empat macam

istilah yang esensial dan perlu disoroti untuk memahami proses

belajar, Istilah-istilah tersebut meliputi:

1) Relatifly permanent (yang secara umum menetap) ialah perubahan yang bersifat sementara

2) Response potentiality (kemampuan bereaksi) ialah pengakuan terhadap adanya perbedaan antara belajar dan penampilan atau

(33)

3) Reinforced (yang diperkuat) ialah kemajuan yang didapat dari proses belajar mungkin akan musnah atau sangat lemah apabila

tidak diberi penguatan.

4) Practice (praktek atau latihan) menunjukkan bahwa proses belajar itu membutuhkan latihan yang berulang-ulang untuk

menjamin kelestarian kinerja akademik yang telah dicapai

siswa.

e. Biggs (1991) dalam pendahuluan Teaching for Learning:The View from Cognitive Psychology mendefenisikan belajar dalam tiga macam rumusan, yaitu: rumusan kuantitatif (belajar berarti

kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif

dengan fakta sebanyak-banyaknya. Jadi, belajar dalam hal ini

dipadang dari sudut beberapa banyak materi yang dikuasai siswa),

rumusan instusional (belajar dipandang sebagai suatu proses

validasi atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas

materi-materi yang telah ia pelajari, rumusan kualitatif (proses

memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara

menafsirkan dunia di sekililing siswa, belajar dalam pengertian ini

difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang

berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dan

nanti dihadapi siswa.

Dari berbagai definisi yang telah dipaparkan diatas, dapat

(34)

perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap

sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang

melibatkan proses kognitif. Belajar sebagai usaha untuk

memperoleh kepandaian atau ilmu pengetahuan.

2. Tujuan Belajar

Tujuan belajar menurut Sardiman (2012:25-29) adalah sebagai berikut:

a. Mendapatkan Pengetahuan

Hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir. Seseorang

tidak dapat mengembangkan kemampuan berpikir tanpa adanya

pengetahuan, sebaliknya kemampuan berpikir akan memperkaya

pengetahuan.

b. Penanaman konsep dan keterampilan

Pemahaman konsep atau merumuskan konsep, juga

memerlukan keterampilan. Keterampilan dapat didik, yaitu dengan

melatih kemampuan. Interaksi yang mengarah pada pencapaian

keterampilan sesuai dengan kaidah-kaidah dan bukan semata-mata

hanya menghafal atau meniru.

c. Pembentukan sikap

Dalam interaksi belajar-mengajar guru akan senantiasa

dipengamatan, dilihat, didengar, ditiru semua perilakunya oleh para

siswanya. Pembentukan sikap mental dan perilaku siswa didik,

(35)

guru tidak hanya sebagai pengajar namun betul-betul sebagai

pendidik yang memindahkan nilai-nilai itu kepada para siswa.

Jadi, tujuan belajar adalah untuk mendapatkan

pengetahuan, keterampilan dan penanaman sikap mental atau

nilai-nilai yang menumbuhkan kesadaran dan kemauan untuk

mempraktekkan segala sesuatu yang sudah dipelajarinya.

3. Hasil Belajar

Purwanto (2014:44), hasil belajar dapat dijelaskan dengan

memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil”dan “belajar”.

Pengertian hasil menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya

suatu akivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input

secara fungsional. Sedangkan belajar dilakukan untuk mengusahakan

adanya perubahan perilaku pada individu yang belajar. Perubahan

perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar, selain

hasil belajar kognitif yang diperoleh siswa. Pada hakekatnya hasil

belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswamelalui kegiatan

belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang

berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perilaku yang relatif

menetap. Jadi, hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak

belajar dan tindak mengajar (Mulyono, 2003:37-38). Dimyati (2006:3)

mengatakan bahwa hasil belajar pada hakekatnya yaitu berubahnya

perilaku siswa meliputi kognitif, afektif, serta psikomotoriknya.

(36)

belajar siswanya itu meningkat setelah melakukan proses

pembelajaran. Soedijarto (1997:15) mendefinisikan, tentang hasil

belajar adalah sebagai berikut:Hasil belajar adalah tingkat penguasaan

yang dicapai oleh belajar dalam mengikuti program belajar mengajar

sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

Menurut Anni (2004:11) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil

belajar terbagi menjadi 2 yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

a. Faktor internal, yang mencakup aspek fisik, misalnya kesehatan organ

tubuh, aspek psikis, misalnya intelektual, emosional, motivasi, dan

aspek sosial, misalnya kemampuan bersosialisasidengan lingkungan.

b. Faktor eksternal, misalnya variasi dan derajat kesulitan materi yang dipelajari, tempat belajar, iklim, suasana lingkungan, budaya belajar

masyarakat dan sebagainya.

Hasil belajar yang diharapkan dapat dikuasai siswa dalam

penelitian ini adalah aspek kognitif, afektif dan psikomotoris.

1) Kognitif

Menurut Revisi Taksonomi Bloom aspek kognitif yang telah direvisi

Anderson dan Krathwohl (2001:66-88) terdiri atas enam tingkatan

yaitu: a) Mengingat, b) Memahami, c) Menerapkan, d) Menganalisis,

e) Mengevaluasi dan f) Mencipta. Keenam jenis taksonomi tersebut

(37)

a) Mengingat

Mengingat merupakan usaha untuk mendapat kembali

pengetahuan dari memori atau ingatan yang telah lampau, baik

yang baru saja didapatkan maupun yang sudah lama didapatkan.

Mengingat merupakan dimensi yang berperan penting dalam

proses pembelajaran yang bermakna (meaningful learning) dan

pemecahan masalah (problem solving). Kemampuan ini dimanfaatkan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang

jauh lebih kompleks. Mengingat meliputi mengenali (recognition)

yaitu yang berkaitan dengan mengetahui pengetahuan masa lampau

yang berkaitan dengan hal-hal yang konkret dan memanggil

kembali (recalling) yaitu proses kognitif yang membutuhkan

pengetahuan masa lampau secara cepat dan tepat.

b) Memahami

Memahami berkaitan dengan membangun sebuah

pengertian dari berbagai sumber seperti pesan, bacaan dan

komunikasi. Memahami juga berkaitan dengan aktivitas

mengklasifikasikan (classification) dan membandingkan

(comparing).

c) Menerapkan

Menerapkan menunjuk pada proses kognitif memanfaatkan

atau mempergunakan suatu prosedur untuk melaksanakan

(38)

kegiatan menjalankan prosedur (executing) yaitu proses kognitif

siswa dalam menyelesaikan masalah dan melaksanakan percobaan

dimana siswa sudah mengetahui informasi tersebut dan mampu

menetapkan dengan pasti prosedur apa saja yang harus dilakukan

dan mengimplementasikan (implementing) muncul apabila siswa

memilih dan menggunakan prosedur untuk hal-hal yang belum

diketahui atau masih asing.

d) Menganalisis

Menganalisis merupakan memecahkan suatu permasalahan

dengan memisahkan tiap-tiap bagian dari permasalahan dan

mencari keterkaitan dari tiap-tiap bagian tersebut dan mencari tahu

bagaimana keeterkaitan tersebut dapat menimbulkan permasalahan.

e) Mengevaluasi

Evaluasi berkaitan dengan proses kognitif memberikan

penilaian berdasarkan kriteria dan standar yang sudah ada. Kriteria

yang biasanya digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan

konsistensi. Evaluasi meliputi mengecek (checking) dan

mengkritisi (critiquing). Mengecek mengarah pada kegiatan

pengujian hal-hal yang tidak konsisten atau kegagalan dari suatu

operasi atau produk. Sedangkan mengkritisi mengarah pada

penilaian suatu produk atau operasi berdasarkan pada kriteria dan

(39)

f) Mencipta

Mencipta yaitu meletakkan unsur-unsur secara

bersama-sama untuk membentuk kesatuan yang koheren dan mengarahkan

siswa untuk menghasilkan suatu produk baru dengan

mengorganisasikan beberapa unsur menjadi bentuk atau pola yang

berbeda dari sebelumnya. Mencipta disini mengarahkan siswa

untuk dapat melaksanakan dan menghasilkan karya yang dapat

dibuat oleh semua siswa.

2) Afektif

Ranah afektif mencakup segala sesuatu terkait dengan emosi,

misalnya perasaan, nilai, penghargaan, semangat, minat, motivasi, dan

sikap. Lima kategori ranah ini diurutkan mulai dari perilaku yang

sederhana hingga yang paling kompleks yang diuraikan satu per satu

berikut ini:

a) Penerimaan, kemampuan untuk menunjukkan atensi dan

penghargaan terhadap orang lain. Contoh: mendengar pendapat

orang lain, mengingat nama seseorang

b) Tanggapan atau responsive, kemampuan berpartisipasi aktif dalam

pembelajaran dan selalu termotivasi untuk segera bereaksi dan

mengambil tindakan atas suatu kejadian. Contoh: berpartisipasi

dalam diskusi kelas.

c) Nilai yang dianut (nilai diri), kemampuan menunjukkan nilai yang

(40)

terhadap suatu kejadian/obyek, dan nilai tersebut diekspresikan

dalam perilaku. Contoh: mengusulkan kegiatan sosial yang sesuai

dengan nilai yang berlaku dan komitmen perusahaan.

d) Organisasi, kemampuan membentuk sistem nilai dan budaya

organisasi dengan mengharmonisasikan perbedaan nilai. Contoh:

Menyepakati dan mentaati etika profesi, megakui perlunya

keseimbangan antara kebebasan dan tanggungjawab.

e) Karakterisasi, kemampuan mengendalikan perilaku berdasarkan

nilai yang dianut dan memperbaiki hubungan intrapersonal,

interpersonal dan social. Contoh: Menunjukkan rasa percaya diri

ketika bekerja sendiri, kooperatif dalam aktivitas kelompok

3) Psikomotorik

Ranah psikomotorik meliputi gerakan dan koordinasi

jamani, keterampilan motorik dan kemampuan fisik. Keterampilan

ini dapat diasah jika sering melakukannya. Ada tujuh kategori

dalam ranah psikomotorik mulai dari tingkat yang sederhana

hingga tingkat yang rumit, yaitu:

a) Persepsi, kemampuan menggunakan saraf sensori dalam

menginterpretasikannya dalam memperkirakan sesuatu. Contoh:

menurunkan suhu AC saat merasasuhu ruangan panas

b) Kesiapan, kemampuan untuk mempersiapkan diri, baik mental,

(41)

pekerjaan sesuai urutan, menerima kelebihan dan kekuragan

seseorang.

c) Reaksi yang diarahkan, kemampuan untuk memulai keterampilan

yang kompleks dengan bantuan atau bimbingan dengan meniru

dan uji coba. Contoh: mengikuti arahan dan instruktur.

d) Reaksi natural (mekanisme), kemampuan untuk melakukan

kegiatan pada tingkat keterampilan yang lebih sulit. Melalui tahap

ini diharapkan siswa akan terbiasa melakukan tugas rutinnya.

Contoh: menggunakan komputer

e) Reaksi yang kompleks, kemampuan untuk melakukan kemahiran

dalam melakukan sesuatu, dimana hal ini terlihat dari kecepatan,

ketepatan, efisiensi dan efektivitasnya. Semua tindakan dilakukan

secara spontan, lancar, cepat, tanpa ragu.

f) Adaptasi, kemampuan mengembangkan keahlian, dan

memodifikasi pola sesuai dengan yang dibutuhkan. Contoh:

melakukan perubahan secara cepat dan tepat terhadap kejadian tak

terduga tanpa merusak pola yang ada.

g) Kreativitas, kemampuan untuk menciptakan pola baru yang sesuai

dengan kondisi atau situasi tertentu dan juga kemampuan

mengatasi masalah dengan mengeksplorasi kreativitas diri.

Contoh: membuat formula baru, inovasi, produk baru.

Pembelajaran yang menarik membuat hasil belajar

(42)

atau suasana agar pembelajaran berjalan dengan baik. Selain itu

guru menyediakan media dan materi yang menarik agar siswa

menerimanya dengan maksimal. Hasil belajar adalah kemampuan

yang diperoleh siswa melalui kegiatan belajar yang pada

hakekatnya yaitu berubahnya perilaku siswa meliputi kognitif,

afektif dan psikomotorik.

Dalam penelitian ini penulis mengambil ranah kognitif dan

ranah afektif. Ranah kognitif yaitu untuk menilai aspek intelektual

seperti pengetahuan dan kemampuan berpikir sedangkan rana

afektif untuk menilai perilaku terkait dengan emosi, misalnya

perasaan, nilai, minat, motivasi dan sikap. Penelitian ini tidak

menggunakan ranah psikomotorik karena siswa tidak secara

langsung mengoperasikan aplikasi instagram didalam kelas (proses pembelajaran).

4. Teori-Teori Belajar

Secara pragmatis, teori belajar dapat dipahami sebagai prinsip

umum atau kumpulan prinsip yang saling berhubungan dan merupakan

penjelasan atau sejumlah fakta dan penemuan yang berkaitan dengan

peristiwa belajar. Terdapat beberapa teori belajar yakni:

a) Teori Gestalt

Teori ini dikemukan oleh Koffka dan Kohler dari Jerman.

(43)

memperoleh respon yang tepat untuk memecahkan masalah yang

dihadapi. Belajar yang penting bukan mengulangi hal-hal yang

harus dipelajari, tetapi mengerti atau memperoleh wawasan.

b) Teori Belajar Menurut J. Bruner

Belajar tidak untuk mengubah tingkah laku seseorang tetapi

untuk mengubah kurikulum sekolah menjadi sedemikian rupa

sehingga siswa dapat belajar lebih banyak dan mudah. Sekolah

dapat menyediakan kesempatan kepada siswa untuk maju dengan

cepat sesuai dengan kemampuan siswa dalam mata pelajaran

tertentu.

c) Teori Belajar dari Piaget

Perkembangan proses belajar pada siswa-siswa adalah

siswa mempunyai struktur mental yang berbeda dengan orang

dewasa sehingga mereka mempuyai cara yang khas untuk

menyatakan kenyataan dan untuk menghayati dunia sekitarnya.

d) Teori dari R. Gagne

Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi

dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku.

Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang

diperoleh dari instruksi.

e) Purposeful Learning

(44)

atau bimbingan orang lain dan dilakukan siswa dengan bimbingan

orang lain di dalam situasi belajar-mengajar di sekolah.

Jadi, dari teori-teori ini dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah untuk memperoleh respon yang tepat terhadapt hasil belajar.

Adanya perubahan tingkah laku yang dilakukan secara sadar untuk

mencapai suatu tujuan.

5. Prinsip-Prinsip Belajar

Prinsip-prinsip belajar adalah sebagai berikut:

a. Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar

1. Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif,

meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan

instruksional.

2. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi

yang kuat untuk mencapai tujuan instruksional.

3. Belajar perlu lingkungan yang menantang dimana siswa dapat

mengembangkan kemampuan yang bereksplorasi dan belajar

dengan efektif.

4. Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.

b. Sesuai hakikat belajar

1. Belajar itu proses kontinu, maka harus tahap demi tahap

menurut perkembangannya

2. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan

(45)

3. Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian

yang satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan

pengertian yang diharapkan. Simulasi yang diberikan

menimbulkan response yang diharapkan

c. Sesuai materi/bahan yang harus dipelajari

1. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki

struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah

menangkap pengertiannya

2. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu

sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapainya

d. Syarat keberhasilan belajar

1. Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat

belajar dengan tenang

2. Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar

pengertian/keterampilan/sikap itu mendalam pada siswa.

6. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan

menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern (faktor yang ada dalam

(46)

a. Faktor-faktor Intern

1) Faktor Jasmaniah

Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya.

Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang

terganggu. Selain itu, cacat tubuh juga mempengaruhi belajar

sehingga dibutuhkan alat bantu agar dapat mengurangi pengaruh

kecacatannya itu.

2) Faktor Psikologi

Ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor psikologis

yang mempengaruhi belajar. Faktor-faktor itu adalah: intelegensi,

perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kelelahan.

 Intelegensi

Intelegensi adalah kecakapan untuk menghadapi dan

menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan

efektif, mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak

secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan

cepat.

 Perhatian

Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang

semata-mata tertuju kepada suatu objek (benda/hal) atau

(47)

 Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk

memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan

yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai

dengan rasa senang.

 Bakat

Menurut Hilgard, bakat adalah kemampuan untuk belajar.

Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang

nyata sesudah beajar atau berlatih.

 Motif

Di dalam mencapai tujuan kita perlu berbuat, sedangkan

yang menjadi penyebab berbuat adalah motif itu sendiri sebagai

daya penggerak/pendorongnya. Dalam proses belajar haruslah

diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar

dengan baik. Motif yang kuat sangatlah perlu di dalam belajar, di

dalam membentuk motif yang kuat itu dapat dilaksanakan dengan

adanya latihan-latihan/ kebiasaan-kebiasaan dan pengaruh

lingkungan yang memperkuat, jadi latihan/kebiasaan itu sangat

perlu dalam belajar.

 Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan

(48)

melaksanakan kecakapan baru. Belajar akan lebih berhasil jika

siswa sudah siap (matang).

 Kesiapan

Kesiapan adalah kesedian untuk memberi response atau

bereaksi. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar,

karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan maka

hasil belajarnya akan lebih baik

3) Faktor Kelelahan

Kelelahan pada seseorang dapat dibedakan menjadi dua

macam yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (bersifat

psikis). Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh

dan timbul kecenderungan untuk membaringan tubuh. Sedangkan

kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan

kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan

sesuatu hilang.

b. Faktor-faktor ekstern

Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar, dapat dikelompokkan menjadi 3 faktor, yaitu: faktor keluarga, faktor

sekolah dan faktor masyarakat.

1) Faktor Keluarga

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga

berupa cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga,

(49)

2) Faktor Sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup

metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi

siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu

sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan

tugas rumah.

3) Faktor Masyarakat

Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena

keberadaannya siswa dalam masyarakat.

B. Motivasi

1. Pengertian Motivasi

Sardiman (2012:73-75), berawal dari kata „motif‟, maka

motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang menjadi aktif

yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu atau

aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan tertentu. Motif menjadi

aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai

tujuan sangat dirasakan/mendesak. Motivasi dapat dirangsang oleh

faktor dari luar tetapi motivasi tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam

kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya

penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan

yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar, sehingga tujuan

(50)

Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat

non-intelektual. Peranannya ialah dalam hal penumbuhan gairah, merasa

senang dan semangat untuk belajar. Hasil belajar akan optimal kalau

ada motivasi yang tepat. Motivasi dapat juga dikatakan sebagai usaha

untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau

dan ingin melakukan sesuatu, dan apabila ia tidak suka, maka akan

berusaha meniadakan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi itu dapat

dirangsang oleh faktor dari luar, tetapi motivasi itu adalah tumbuh di

dalam diri seseorang.

Maslow (1943,1970) percaya bahwa tingkah laku manusia

dibangkitkan dan diarahkan oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu.

Kebutuhan-kebutuhan ini (yang memotivasi tingkah laku seseorang)

dibagi oleh Maslow ke dalam 7 kategori yaitu:

a. Fisiologis

Ini merupakan kebutuhan manusia yang paling dasar,

meliputi kebutuhan akan makanan, pakaian, tempat berlindung,

yang penting untuk mempertahankan hidup.

b. Rasa aman

Ini merupakan kebutuhan kepastian keadaan dan lingkungan

yang dapat diramalkan, ketidakpastian, ketidakadilan,

keterancaman, akan menimbulkan kecemasan dan ketakutan pada

(51)

c. Rasa cinta

Ini merupakan kebutuhan afeksi dan pertalian dengan orang

lain.

d. Penghargaan

Ini merupakan kebutuhan rasa berguna, penting, dihargai,

dikagumi, dihormati oleh orang-orang lain. Secara tidak langsung

ini merupakan kebutuhan perhatian, ketenaran, status, martabat,

dan lain sebagainya.

e. Aktualisasi diri

Ini merupakan kebutuhan manusia untuk mengembangkan diri

sepenuhnya, merealisasikan potensi-potensi yang dimilikinya.

f. Mengetahui dan mengerti

Ini merupakan kebutuhan manusia untuk memuaskan rasa

ingin tahunya, untuk mendapatkan pengetahuan, untuk

mendapatkan keterangan-keterangan dan untuk mengerti sesuatu.

Jadi motivasi sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar

sebagai daya penggerak yang mendorong seseorang untuk

mencapai tujuan pembelajaran. Motivasi yang benar dapat

menumbuhkan gairah dalam belajar, merasa senang dan semangat

dalam belajar. Motivasi berasal dari dalam diri dan lingkungan

sekitar pun dapat mempengaruhi motivasi seseorang. Motivasi

menjadi sangat penting karena adanya kebutuhan-kebutuhan untuk

(52)

2. Fungsi Motivasi Belajar

Motivasi adalah hal yang sangat diperlukan untuk belajar. Hasil

belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi. Makin tepat

motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi

motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para

siswa. Sehubung dengan hal tersebut ada tiga fungsi motivasi yaitu:

a. Mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak. Motivasi dalam

hal ini merupakan penggerak dari setiap kegiatan yang akan

dikerjakan

b. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak

dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan

kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya

c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa

yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan

menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi

tujuan tersebut.

Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan

pencapaian prestasi. Seseorang melakukan usaha karena adanya

motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan

menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya

usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka

(53)

Jadi fungsi motivasi adalah sebagai daya penggerak yang

mendorong manusia untuk bertindak kearah tujuan yang hendak

dicapai dan setiap tindakan diseleksi agar setiap perbuatan tersebut

sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

3. Macam-Macam Motivasi

1. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya

a. Motif-motif bawaan

Motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa

dipelajari. Motif ini seringkali disebut motif yang diisyaratkan

secara biologis.

b. Motif-motif yang dipelajar

Motif ini timbul karena dipelajari. Motif ini seringkali

disebut dengan motif-motif yang diisyaratkan secara sosial.

Sebab manusia hidup dalam lingkungan sosial sehingga

motivasi ini terbentuk. Dalam kegiatan belajar-mengajar, hal

ini dapat membantu dalam usaha mencapai prestasi.

2. Jenis motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis

a. Motif atau kebutuhan organis, meliputi kebutuhan untuk

minum, makan, bernapas, seksual, berbuat dan kebutuhan

untuk beristirahat

b. Motif-motif darurat yakni, dorongan untuk menyelamatkan

diri, dorongan untuk membalas, untuk berusaha, dll. Motivasi

(54)

c. Motif-motif objektif yakni, menyangkut kebutuhan untuk

melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, untuk menaruh

minat. Motif ini muncul karena dorongan untuk dapat

menghadapi dunia luar secara efektif

3. Motivasi jasmaniah dan rohaniah yakni, motivasi jasmani seperti

refleks, insting otomatis dan nafsu. Sedangkan yang termasuk

motivasi rohaniah adalah kemauan.

4. Motivasi intrinsik dan ekstrinsik

a. Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau

fungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dari dalam

diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan

sesuatu.

b. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif fungsinya

karena adanya perangsangan dari luar

C. Aplikasi instagram 1. Aplikasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1958-52) aplikasi adalah

penerapan dari rancangan sistem untuk mengolah data yang

menggunakan aturan atau ketentuan bahasa pemrograman tertentu.

Aplikasi adalah suatu program komputer yang dibuat untuk

mengerjakan dan melaksanakan fungsi khusus dari pengguna. Menurut

(55)

program yang dibuat dengan tujuan untuk membantu manusia dalam

melaksanakan tugas-tugas tertentu. Menurut Gunawan Putradjoyo

dalam bukunya “Kamus Komputer Masa Kini” aplikasi adalah suatu

program yang dibuat untuk memecahkan masalah, menghasilkan

program atau memperbaharui suatu file.

Aplikasi berfungsi sebagai software pendukung yang ditunjukan untuk menambah fitur sebuah ponsel. Perkembangan yang sedemikian

pesat pada saat ini memungkinkan ponsel berevolusi dan tidak hanya

sekedar sebagai alat komunikasi dan berkirim sms saja, akan tetapi

sudah merambah pada fungsi yang lebih vital. Aplikasi adalah suatu

program yang siap untuk digunakan yang dibuat untuk melaksanakan

suatu fungsi bagi pengguna jasa aplikasi serta penggunaan aplikasi lain

yang dapat digunakan oleh suatu sasaran yang akan dituju. Menurut

kamus komputer eksekutif, aplikasi mempunyai arti yaitu pemecahan

masalah yang menggunakan salah satu teknik pemrosesan data aplikasi

yang biasanya berpacu pada suatu komputansi yang diinginkan atau

diharapkan.

Aplikasi biasanya berupa perangkat lunak yang berbentuk software

yang berisi kesatuan perintah atau program yang dibuat untuk

melaksanakan sebuah pekerjaan yang diinginkan. Selain itu aplikasi

mempunyai fungsi sebagai pelayan kebutuhan beberapa aktivitas yang

(56)

online, pelayanan masyarakat dan hampir semua proses yang dilakukan manusia dapat dibantu dengan menggunakan suatu aplikasi.

Aplikasi dapat digolongkan menjadi beberapa kelas, antara lain:

1. Perangkat lunak perusahaan (enterprise)

2. Perangkat lunak infrastruktur perusahaan

3. Perangkat lunak informasi kerja

4. Perangkat lunak media dan hiburan

5. Perangkat lunak pendidikan

6. Perangkat lunak pengembangan media

7. Perangkat lunak rekayasa produk

Dengan perkembangan zaman saat ini, aplikasi-aplikasi ini sangat

membantu manusia dalam melaksanakan pekerjaannya sehari-hari.

Dari beberapa kelas aplikasi diatas, penulis ingin membahas perangkat

lunak media dan hiburan yaitu media sosial yang sangat popular

disetiap kalangan, baik dewasa maupun remaja.

Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media

sosial sebagai sebuah kelompok aplikasi berbasis internet. Media

sosial secara umum dapat diartikan sebagai situs yang menyediakan

wadah bagi penggunanya untuk saling berinteraksi secara online.

Berdasarkan survey Ebizmba terdapat 15 situs web sosial media paling

popular terlihat dari Alexa global Traffic Rank dan US Traffic Rank, yaitu:

(57)

b. Twitter (310.000.000 – pengunjung setiap bulan) c. Linkedln (255.000.000 - pengunjung setiap bulan) d. Pinterest (250.000.000 - pengunjung setiap bulan) e. Google Plus+ (120.000.000 - pengunjung setiap bulan) f. Tumblr (110.000.000 - pengunjung setiap bulan) g. Instagram (100.000.000 - pengunjung setiap bulan) h. VK (80.000.000 - pengunjung setiap bulan)

i. Flickr (65.000.000 - pengunjung setiap bulan) j. Vine (42.000.000 - pengunjung setiap bulan) k. Meetup (40.000.000 - pengunjung setiap bulan) l. Tagged (38.000.000 - pengunjung setiap bulan) m.Ask.fm (37.000.000 - pengunjung setiap bulan) n. MeetMe (15.500.000 - pengunjung setiap bulan) o. ClassMates (15.000.000 - pengunjung setiap bulan)

Dari berbagai media popular seperti diatas, penulis memilih

instagram sebagai media pembelajaran yang inovatif yang digunakan sebagai media dalam pembelajaran matematika di kelas VIII A SMP

Pantekosta Magelang.

2. Instagram

a. Pengertian Instagram

Aplikasi instagram merupakan photo sharing yang sangat popular karena memiliki hal tambah dalam hal pemberian efek

(58)

Twitter, dimana pengguna bisa mem-follow orang lain atau sebaliknya dan dapat bertukar komentar. Instagram sangat popular

karena memiliki banyak efek instan yang menarik. Sebagian besar

efek yang ada di dalam aplikasi ini mampu mengubah foto apa pun

menjadi tampak lebih artistik. Selain foto, instagram juga mendukung perekaman video yang bisa diberi efek-efek artistik.

Pengguna dapat mengambil foto pada galeri foto yang dimilikinya

kemudian dapat mengedit dan membagikan kepada pengikutnya

(followers) dan bisa membagikan ke situs lain seperti facebook, twitter, dan tumblr dengan cara mencentang link yang ingin dibagikan.

Instagram disukai karena kemudahan dan kecepatannya dalam berbagi foto ditambah beberapa filter bergaya retro yang

menarik. Penggunanya bisa memanfaatkan 17 filter foto yang

mengubah nuansa warna dan memberi kesan foto yang berbeda.

Instagram memberikan cara baru berkomunikasi di jejaring sosial melalui foto.

Instagram adalah salah satu media sosial yang perkembangannya semakin meluas dikalangan siswa-siswa

Gambar

Gambar 2.1 Logo Instagram
Gambar 2.3 Home „Matematika_123‟
Tabel 3.3 Kisi-kisi Validasi RPP
Tabel 3.5 Kisi-kisi Latihan Mandiri
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan lembar hasil jawaban siswa diatas terlihat siswa tidak menuliskan apa yang diketahui dan yang ditanyakan, siswa juga tidak dapat membuat model matematika, kesalahan

Oktober 1976: Menteri Kehakiman Indonesia, Mochtar Kosumaatmadja, menyatakan bahwa Indonesia telah siap mengadakan negosiasi mengenai batas dasar laut untuk menutup Celah Timor

Hasil ini bertentangan terhadap trading range theory yang menyatakan bahwa manajemen melakukan stock split di dorong oleh perilaku praktisi pasar yang konsisten

kekuatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan dinding pasangan batu bata tanpa menggunakan bracing , yang ditunjukkan dengan level tahanan beban pada perilaku

[r]

Campuran bahan pengisi dari setiap biofilter baik untuk penghilangan amoniak, sedangkan campuran bahan pengisi untuk penghilangan hirogen sulfida yang terbaik adalah kompos, tanah,

Dengan berlakunya Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah memberikan kewenangan yang lebih besar kepada daerah untuk

Dalam penulisan mi, metode yang digunakan dalam perhitungan harga pokok pesanan adalah yang diterapkan oleh perusahaan yang selanjutnya akan dibandingkan dengan metodefiili