Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII A Di SMP Pantekosta Magelang Mengenai Materi Matematika Tentang Faktorisasi Bentuk Aljabar.Skripsi. Yogyakarta: Program
Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII A SMP Pantekosta Magelang dengan menggunakan aplikasi instagram pada materi aljabar. Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya motivasi dan hasil belajar pada materi aljabar. Hal ini disebabkan oleh cara mengajar guru yang monoton dan membosankan.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2015 dengan subyek penelitian adalah 20 siswa kelas VIII A SMP Pantekosta Magelang tahun ajaran 2015/2016. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus, dengan 2 kali pertemuan pada setiap siklus. Data motivasi belajar diperoleh dari hasil lembar angket awal dan angket akhir. Data hasil belajar ranah kognitif didapat dari latihan mandiri siklus I dan kuis siklus II. Data hasil belajar ranah afektif diperoleh dari hasil lembar pengamatan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) dengan menggunakan aplikasi instagram dalam pembelajaran aljabar, siswa mengalami peningkatan motivasi belajar terlihat dari rata-rata yaitu 55% pada siklus I menjadi 85% pada siklus II. (2) Hasil belajar ranah kognitif mengalami peningkatan dari 47,72% pada siklus I menjadi 75,85% pada siklus II. (3) Siswa mengalami peningkatan hasil belajar afektif dari 81,33% pada siklus I menjadi 90,67% pada siklus II.
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah penggunaan aplikasi instagram dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada materi aljabar kelas VIII A SMP Pantekosta Magelang.
Mandja, Melani. (2016). The use of Instagram in Efforts to Improve Student Motivation and Results A Class VIII SMP Pentecostal In Magelang About Creative Math On factorization Form Aljabar.Skripsi. Yogyakarta: Mathematics Education, Department of Mathematics and Natural Sciences, the Faculty of Education University of Sanata Dharma. This study aimed to improve motivation and learning outcomes junior class VIII A Pentecostal Magelang using instagram app on algebra material. The background of this study is the low motivation and learning outcomes on the material algebra. This is due to the way teachers teach monotonous and boring.
This research is descriptive method of classroom action research (PTK). The study was conducted in August 2015 by the study subjects were 20 students of class VIII A Pentecostal Magelang junior academic year 2015/2016. This study consisted of two cycles, with 2 meetings in each cycle. Data obtained from the learning motivation questionnaire sheet initial and final questionnaire. Cognitive learning outcome data obtained from independent exercise cycle I and cycle II quiz. Affective learning outcomes data obtained from the observation sheet.
The results showed that: (1) using instagram app in learning algebra, students' motivation to learn seen increased from an average of 55% in the first cycle to 85% in the second cycle. (2) The results of cognitive learning has increased from 47.72% in the first cycle to 75.85% in the second cycle. (3) The students have increased affective learning outcomes of 81.33% in the first cycle to 90.67% in the second cycle.
The conclusion of this research is the use instagram app can improve motivation and learning outcomes of students in algebra material class VIII A Pentecostal SMP Magelang.
PENGGUNAAN APLIKASI INSTAGRAM DALAM UPAYA
MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA
KELAS VIII A di SMP PANTEKOSTA MAGELANG
MENGENAI MATERI MATEMATIKA TENTANG
FAKTORISASI BENTUK ALJABAR
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh :
Melani Mandja - 111414074
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
PENGGUNAAN APLIKASI INSTAGRAM DALAM UPAYA
MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA
KELAS VIII A DI SMP PANTEKOSTA MAGELANG
MENGENAI MATERI MATEMATIKA TENTANG
FAKTORISASI BENTUK ALJABAR
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh : Melani Mandja NIM : 11 1414 074
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
iv
PERSEMBAHAN
MOTTO
Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu
seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia ~ Kolose 3:23
Karya ini saya persembahkan untuk: 1. Tuhan Yesus Kristus
2. Bapak, Mama Dan Kakak-Kakak
Tersayang
3. Dosen Pembimbing: Dra. Haniek Sri
Pratini, M.Pd
vii ABSTRAK
Melani Mandja. 2016. Penggunaan Aplikasi Instagram Dalam Upaya
Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII A Di SMP Pantekosta Magelang Mengenai Materi Matematika Tentang Faktorisasi Bentuk Aljabar.Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Matematika,
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII A SMP Pantekosta Magelang dengan menggunakan aplikasi instagram pada materi aljabar. Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya motivasi dan hasil belajar pada materi aljabar. Hal ini disebabkan oleh cara mengajar guru yang monoton dan membosankan.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2015 dengan subyek penelitian adalah 20 siswa kelas VIII A SMP Pantekosta Magelang tahun ajaran 2015/2016. Penelitian ini terdiri dari dua siklus, dengan dua kali pertemuan pada setiap siklus. Data motivasi belajar diperoleh dari hasil lembar angket awal dan angket akhir. Data hasil belajar ranah kognitif didapat dari latihan mandiri siklus I dan kuis siklus II. Data hasil belajar ranah afektif diperoleh dari hasil lembar pengamatan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) dengan menggunakan aplikasi instagram dalam pembelajaran aljabar, siswa mengalami peningkatan motivasi belajar terlihat dari rata-rata yaitu 55% pada siklus I menjadi 85% pada siklus II. (2) Hasil belajar ranah kognitif mengalami peningkatan dari 20% pada siklus I menjadi 80% pada siklus II. (3) Siswa mengalami peningkatan hasil belajar afektif dari 81,33% pada siklus I menjadi 90,67% pada siklus II.
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah penggunaan aplikasi instagram dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada materi aljabar kelas VIII A SMP Pantekosta Magelang.
viii ABSTRACT
Melani Mandja. 2016. The use of Instagram in Efforts to Improve Student Motivation and Results A Class VIII SMP Pentecostal In Magelang About Creative Math On factorization Form Aljabar.Skripsi. Yogyakarta: Mathematics Education, Department of Mathematics and Natural Sciences, the Faculty of Education University of Sanata Dharma.
This study aimed to improve motivation and learning outcomes junior class VIII A Pentecostal Magelang using instagram app on algebra material. The background of this study is the low motivation and learning outcomes on the material algebra. This is due to the way teachers teach monotonous and boring.
This research is descriptive method of classroom action research (PTK). The study was conducted in August 2015 by the study subjects were 20 students of class VIII A Pentecostal Magelang junior academic year 2015/2016. This study consisted of two cycles, with 2 meetings in each cycle. Data obtained from the learning motivation questionnaire sheet initial and final questionnaire. Cognitive learning outcome data obtained from independent exercise cycle I and cycle II quiz. Affective learning outcomes data obtained from the observation sheet.
The results showed that: (1) using instagram app in learning algebra, students' motivation to learn seen increased from an average of 55% in the first cycle to 85% in the second cycle. (2) The results of cognitive learning has increased from 20% in the first cycle to 80% in the second cycle. (3) The students have increased affective learning outcomes of 81.33% in the first cycle to 90.67% in the second cycle.
The conclusion of this research is the use instagram app can improve motivation and learning outcomes of students in algebra material class VIII A Pentecostal SMP Magelang.
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
senantiasa melimpahkan berkat dan kasih-Nya sehingga penulis dengan judul skripsi “Penggunaan Aplikasi Instagram Dalam Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII A di SMP Pantekosta Magelang Mengenai
Materi Matematika Tentang Faktorisasi Bentuk Aljabar” dapat diselesaikan
dengan baik. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana pendidikan di Program Studi Pendidikan Matematika.
Penulisan skripsi ini banyak memperoleh bantuan, dukungan dan doa dari
berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma
2. Bapak Dr. Hongki Julie, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata
Dharma
3. Ibu Dra. Haniek Sri Pratini, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing peneliti dengan penuh kesabaran serta memberikan kritik,
saran, semangat dalam menyelesaikan skripsi
4. Bapak dan Ibu dosen validator yang telah membantu dalam proses
validasi instrumen
5. Para dosen dan staf sekretariat Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam yang telah memberikan bantuan kepada peneliti
6. Ibu Sri Wahyuni, S.Pd selaku kepala SMP Pantekosta Magelang yang
telah mengijinkan untuk melakukan penelitian
7. Ibu Endang Puasepten, S.Pd selaku guru bidang studi matematika SMP
Pantekosta Magelang yang telah membantu dan memberikan saran-saran
selama peneliti melakukan penelitian
8. Siswa-siswi kelas VIII A SMP Pantekosta Magelang atas partisipasi dan
x
9. Keluarga tercinta: Bapak Jhon Mandja Nggahar, Ibu Delima Maranda,
Kak Yenny Mandja, Kak Andreas Mandja, dan Ferdinand Mandja atas
dukungan doa dan dana yang tiada henti
10. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Matematika angkatan 2011 atas
kebersamaan, canda tawa dan kasih yang tulus
11. Naomi dan Yanni yang selalu memotivasi untuk segera pendadaran
12. Bapak Polly Litay, Ferdinando Kendek dan Kak Liveria Jurisam
Tikupadang yang selalu mengingatkan dan menolong untuk
menyelesaikan skripsi
13. LC JOY: Kak Memel, Kak Umi, Kak Enita, Kak Tina, Kak Lika, Fani,
Erina, Loni, dan Keysa atas doa dan kecerian yang diberikan
14. Keluarga besar Gereja Kristen Nazarene Gloria atas doa yang tiada henti
dan bimbingannya selama penulis di Jogja
15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak
berperan dalam penelitian skripsi ini dan perjalanan studi penelitian ini.
Akhirnya, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.
Yogyakarta, 7 Juni 2016
Penulis
xi DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
PERSEMBAHAN & MOTTO ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vi
ABSTRAK ... vii
B. Identifikasi Masalah ... 7
C. Batasan Masalah ... 7
D. Rumusan Masalah ... 8
E. Tujuan Penulisan ... 8
F. Batasan Istilah ... 8
G. Manfaat Penelitian... 9
H. Sistematika Penulisan ... 10
BAB II LANDASAN TEORI ... 12
A. Belajar ... 12
B. Motivasi ... 30
C. Aplikasi Instagram... 36
D. Materi Pembelajaran ... 49
E. Penelitian yang Relevan ... 53
xii
G. Hipotesis Tindakan ... 56
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 57
A. Jenis Penelitian ... 57
B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 57
C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 57
D. Bentuk Data ... 58
E. Metode Pengumpulan Data ... 58
F. Rancangan Penelitian ... 59
G. Instrumen Penelitian ... 65
H. Validasi Instrumen ... 67
I. Analisis Data ... 72
J. Indikator Keberhasilan Penelitian ... 75
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 76
A. Deskripsi Penelitian Tiap Siklus ... 76
B. Analisis Data ... 88
C. Pembahasan ... 91
D. Keterbatasan Penelitian ... 111
BAB V PENUTUP ... 113
A. Kesimpulan ... 113
B. Saran ... 114
DAFTAR PUSTAKA ... 115
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi Validasi Silabus ... 67
Tabel 3.2 Hasil Validasi Silabus ... 67
Tabel 3.3 Kisi-kisi Validasi RPP ... 68
Tabel 3.4 Hasil Validasi RPP ... 68
Tabel 3.5 Kisi-kisi Latihan Mandiri ... 69
Tabel 3.6 Kisi-kisi Validasi Kuis ... 69
Tabel 3.7 Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Siswa ... 70
Tabel 3.8 Hasil Validasi oleh Ahli ... 71
Tabel 3.9 Kisi-kisi Validasi Pengamatan ... 72
Tabel 3.10 Kriteria Hasil Presentase Observasi Aspek Afektif Siswa Terhadap Pembelajaran………..…….…..………...73
Tabel 3.11 Kategori Motivasi Siswa ... 73
Tabel 3.12 Kriteria Skor Ketuntasan Individu ... 74
Tabel 3.13 Indikator Keberhasilan Penelitian ... 75
Tabel 4.1 Hasil Observasi Kelompok Siswa ... 91
Tabel 4.2 Persentase Aspek Afektif Siswa Kategori Tinggi Siklus I dan Siklus II ... 91
Tabel 4.3 Tes Hasil Belajar Siklus I (Ranah Kognitif) ... 100
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Logo Instagram ... 45
Gambar 2.2 Tampilan Registrasi ... 45
Gambar 2.3 Home „Matematika_123‟ ... 46
Gambar 2.4 Home „Instagram’ ... 46
Gambar 2.5 Home ... 47
Gambar 2.6 Explore/Populer ... 47
Gambar 2.7 Kamera/Edit ... 47
Gambar 2.8 News. ... 47
Gambar 2.9 Profile ... 47
Gambar 4.1 Perkenalan Guru dan Murid ... 77
Gambar 4.2 Siswa Menyelesaikan Soal di Papan Tulis ... 78
Gambar 4.3 Siswa Melakukan Diskusi Bersama Teman Sebangku ... 78
Gambar 4.4 Siswa Melakukan Diskusi Bersama Teman Kelompok ... 87
Gambar 4.5 Analisa Angket Motivasi Belajar Per Item Kelas VIII A ... 92
Gambar 4.6 Nilai Akhir Analisa Angket Motivasi Kelas VIII A ... 93
Gambar 4.7 Analisa Angket Motivasi Belajar Per Item Kelas VIII B ... 94
Gambar 4.8 Nilai Akhir Analisa Angket Motivasi Kelas VIII B ... 94
Gambar 4.9 Analisa Angket Motivasi Belajar Per Item Kelas VIII C ... 95
Gambar 4.10 Nilai Akhir Analisa Angket Motivasi Kelas VIII C ... 95
Gambar 4.11 Grafik Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII A, VIIIB & VIIIC ... 96
Gambar 4.12 Motivasi Akhir ... 97
Gambar 4.13 Nilai Akhir Motivasi Kelas VIII A ... 98
Gambar 4.14 Grafik Motivasi Awal dan Motivasi Akhir ... 99
Gambar 4.15 Hasil Belajar Siklus I ... 100
xv
Gambar 4.17 Grafik Hasil Belajar Ranah Afektif ... 105
Gambar 4.18 Sifat Komutatif ... 106
Gambar 4.19 Sifat Distributif ... 106
Gambar 4.20 Sifat Asosiatif ... 107
Gambar 4.21 Selisih Dua Kuadrat ... 107
Gambar 4.22 Bentuk ... 108
Gambar 4.23 Sifat Distributif ... 108
Gambar 4.24 Selisih Dua Kuadrat ... 109
Gambar 4.25 Perkalian Suku Dua ... 109
Gambar 4.26 Bentuk ... 110
Gambar 4.27 Contoh Soal (Cara 1) ... 110
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 117
Lampiran B Silabus ... 118
Lampiran B.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 120
Lampiran B.2 Validasi Angket Motivasi oleh Ahli ... 135
Lampiran B.3 Hasil Pengamatan Belajar oleh Observer ... 144
Lampiran B.4 Hasil Analisis Angket Motivasi Belajar ... 150
Lampiran B.5 Hasil Belajar Siswa ... 158
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar adalah kunci yang sangat penting dalam setiap usaha
pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada
pendidikan. Pendidikan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan
manusia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Sistem
pendidikan nasional senantiasa harus dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangan yang terjadi baik di tingkat lokal, nasional,
maupun global (Mulyasa, 2006: 4).
Negara Indonesia mewajibkan minimal sembilan tahun sekolah
yaitu enam tahun sekolah di SD dan tiga tahun sekolah di SMP. Dalam
menempuh pendidikan di sekolah formal tentunya pelajar memperoleh
banyak pelajaran, baik yang sudah diselenggarakan oleh sekolah melalui
guru-guru atau informasi yang diperoleh melalui sesamanya. Pada zaman
modern, pelajaran di sekolah tidak semata-mata diperoleh dari guru namun
juga dapat diperoleh melalui berbagai media sosial yang sangat terkenal
pada saat ini.
Media sosial merupakan sarana komunikasi masa kini yang
perkembangannya sangat cepat dan menjadi sarana komunikasi yang
canggih dan digemari khusunya para kaula muda. Kusumawardani (2015)
dalam skripsinya yang berjudul “Hubungan Akses Media Sosial dan Minat
Paroki Boro” menyatakan bahwa dalam sehari ada lima kali atau lebih
seseorang membuka aplikasi media sosial.
Tidak hanya kalangan dewasa saja yang mengkonsumsi
penggunaan internet, namun kalangan remaja dianggap cukup memberikan
pengaruh dalam skala penggunaan internet. Hal tersebut didukung oleh
pernyataan yang menyebutkan bahwa remaja masa kini disebut sebagai
“Net Generation” karena banyaknya aktifitas mereka yang menggunakan internet diantaranya seperti melakukan interaksi sosial, belajar, bermain,
blogging dan lainnya dilakukan dengan menggunakan internet (Amichai-Hamburger & Barak, 2009). Selain itu hal tersebut juga didukung oleh
data yang menunjukkan bahwa 40% (30 juta) dari 75 juta pengguna
internet di Indonesia adalah remaja (Techinasia 2014, 20 Februari).
Pelajaran matematika merupakan pelajaran yang dianggap sulit
oleh sebagian manusia khususnya para siswa di sekolah. Materi yang sulit
dan guru yang kejam menghilangkan motivasi siswa untuk fokus belajar.
Guru dituntut untuk lebih kreatif dalam menyampaikan materi-materi
matematika yang terkenal sulit dikalangan siswa. Guru harus bisa terbuka
dengan perkembangan zaman yang terus menerus berubah dan mampu
menyerap setiap peluang yang ada sehingga dapat mengambilnya sebagai
ide atau metode dalam proses belajar-mengajar. Guru tidak hanya terpaku
pada kurikulum yang dibuat oleh pemerintah namun lebih memperhatikan
Kekinian”, guru yang mengikuti perkembangan zaman dan menerapkan
kepada siswanya.
Berbagai media dan metode yang dipakai oleh guru seperti
metode ceramah, penggunaan power point, diskusi dan tanyajawab rupanya belum mampu memfasilitasi siswa untuk belajar lebih serius.
Seiring dengan perkembangan zaman pada abad ke-20 ini, perkembangan
di bidang teknologi informasi dan komunikasi semakin pesat. Indonesia
merupakan negara dengan konsumen produk-produk hasil perkembangan
teknologi dan komunikasi terbanyak. Kecenderungan orang membeli
produk terbaru hanya untuk dipamerkan memberi kesan orang tersebut
telah dimanfaatkan oleh teknologi bukan memanfaatkan teknologi.
Fenomena bahwa konsumen hanya dimanfaatkan oleh teknologi
dapat dihindari dalam hal ini guru bidang studi matematika dan siswa
SMP Pantekosta Magelang untuk memanfaatkan setiap hasil
perkembangan teknologi informasi untuk kemajuan dalam dunia
pendidikan khususnya dalam proses belajar mengajar. Melihat peluang ini
maka guru dapat memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk digunakan
sebagai media dalam pembelajaran.
Media sangat berperan dalam proses pembelajaran termasuk
untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Beberapa media pendidikan
yang sering digunakan dalam proses pembelajaran diantaranya yaitu media
Pada perkembangan teknologi saat ini, instagram merupakan salah satu media sosial yang berfungsi untuk berbagi foto. Aplikasi ini
memugkinkan penggunanya untuk mengambil foto, mengedit dan
membagikannya pada pengikutnya (followers) dan dapat dibagikan ke
situs lain seperti twitter, facebook dan tumblr dengan mencentang link situs yang ingin dibagikan. Komunikasi antara sesama pengguna
instagram dapat dilakukan dengan memberikan tanda suka (like) dan mengomentari foto-foto yang telah diunggah.
Dengan adanya instagram ini maka dibuat suatu bentuk pembelajaran matematika yang disajikan melalui foto yang didesain
semenarik mungkin sehingga dapat memotivasi siswa untuk mempunyai
rasa ingin tahu akan materi matematika yang dipelajarinya di sekolah.
Foto yang didesain semenarik mungkin ini berisi materi pembelajaran dan
kata-kata yang memotivasi siswa dalam belajar matematika. Seperti yang
telah diungkapkan di atas bahwa belajar adalah kunci yang sangat penting
dalam setiap usaha pendidikan dan dengan adanya media dapat
meningkatkan suasana kelas yang menyenangkan sehingga siswa tidak
jenuh dan dapat menangkap materi dengan baik.
Ada beberapa permasalahan yang terjadi di SMP Pantekosta
Magelang. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti mengamati proses
belajar mengajar di dalam kelas. Dalam pengamatan ini, peneliti
mengamati sikap siswa selama proses belajar mengajar berlangsung serta
pegamatan, peneliti mengamati dari segi siswa yakni siswa kurang
antusias saat menerima pelajaran dari guru. Siswa hanya ingin masuk
kelas saja tanpa memiliki motivasi untuk belajar.
Siswa tidak siap untuk mengikuti proses pembelajaran. Siswa
saat diminta untuk mengerjakan latihan soal, terlihat bahwa siswa tidak
siap menerima pembelajaran karena siswa tidak membawa buku
matematika sehingga dampaknya adalah siswa ini menggangu konsentrasi
siswa lain dengan meminjam buku dan lain sebagainya. Selain itu ada
siswa yang lupa mengerjakan Pekerjaan Rumah (PR) sehingga saat proses
pembelajaran siswa ini tidak mendengar penjelasan guru namun berusaha
untuk menyelesaikan pekerjaan rumahnya dan meminta bantuan
temannya.
Saat pembelajaran berlangsung, ada siswa yang asyik dengan
kegiatannya sendiri seperti mengobrol dengan teman sebangku maupun
yang didekatnya sehingga tidak memperhatikan penjelasan guru dan ketika
ditanya oleh guru tentang materi yang sudah diajarkan, siswa tidak bisa
menjawab. Pembelajaran yang baik melibatkan siswa di dalam proses
belajar mengajar.
Guru dalam perkembangan zaman saat ini harus lebih kreatif
dan inovatif dalam memanfaatkan kecanggihan teknologi sehingga
teknologi informasi dan komunikasi dapat dimanfaatkan sebagai media
pembelajaran yang inovatif. Adapun permasalahan guru di SMP
teknologi saat ini untuk dijadikan media pembelajaran. Guru yang
umurnya sudah tua tidak tahu bagaimana caranya untuk meng-update
informasi atau aplikasi di telepon genggam. Berdasarkan hasil wawancara
dengan guru yang bersangkutan, siswa di SMP Pantekosta Magelang
rata-rata memiliki telepon genggam. Berdasarkan kondisi yang ada, guru
tertarik untuk memanfaatkan aplikasi-aplikasi di telepon genggam untuk
dijadikan metode dalam pembelajaran. Meskipun peraturan sekolah
melarang untuk membawa telepon genggam.
Telepon genggam yang dimiliki siswa mampu membawa
pengaruh yang baik dalam pemanfaatannya. Guru dapat memotivasi siswa
untuk tidak hanya menyimpan hal-hal yang bersifat pribadi namun ha-hal
yang berkaitan dengan pembelajaran yang dapat dibagikan kepada teman
yang lain. Siswa dapat menyimpan gambar atau foto yang ada di
instagram kedalam telepon genggamnya agar lebih mudah dan cepat untuk dipelajari kembali dibandingkan harus membuka buku paket. Selain itu
instagram diharapkan menjadi salah satu media yang dapat digunakan saat mengajar.
Berdasarkan latar belakang maka penelitian ini mengambil judul
“Penggunaan Aplikasi Instagram Dalam Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII A di SMP Pantekosta Magelang
Mengenai Materi Matematika Tentang Faktorisasi Bentuk Aljabar”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dapat diidentifikasi
faktor-faktor sebagai berikut:
1. Motivasi siswa dalam belajar sangat kurang
2. Model pembelajaran konvensional yang monoton mengakibatkan
siswa mudah jenuh selama proses pembelajaran
3. Siswa lupa mengerjakan PR
4. Siswa tidak siap menerima pembelajaran
5. Siswa melakukan aktivitas lain
6. Guru kurang mampu memanfaatkan kecanggihan teknologi sebagai
media untuk memotivasi siswa dalam belajar
7. Kecenderungan siswa menggunakan gadget belum mendukung pembelajaran
C. Batasan Masalah
Batasan masalah dilakukan agar peneliti lebih memfokuskan
penelitian pada hal-hal berikut ini:
1. Materi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dibatasi pada
kompetensi dasar berupa menguraikan bentuk aljabar ke dalam
faktor-faktornya.
2. Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Siswa
kelas VIII A SMP Pantekosta Magelang, tahun ajaran 2015/2016
3. Penelitian ini membahas tentang penggunaan aplikasi instagram dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam
D. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan
batasan masalah yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana penggunaan aplikasi instagram dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan motivasi belajar?
2. Bagaimana penggunaan aplikasi instagram dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan hasil belajar?
E. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi
dan hasil belajar siswa menggunakan aplikasi instagram dengan cara memanfaatkan instagram untuk berbagi foto yang diberikan sebelum pembelajaran berlangsung untuk memacu motivasi dan yang
mempengaruhi hasil belajar siswa dan fokus pada gambar yang sesuai
dengan materi ajar.
F. Batasan Istilah
Istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Aplikasi
Aplikasi adalah suatu program yang siap untuk digunakan yang
serta penggunaan aplikasi lain yang dapat digunakan oleh suatu
sasaran yang akan dituju.
2. Instagram
Instagram adalah aplikasi untuk berbagi foto dan video. Instagram menggunakan mekanisme menyerupai Twitter, dimana pengguna bisa
mem-follow orang lain atau sebaliknya dan dapat bertukar komentar.
3. Motivasi Belajar
Motivasi belajar dapat diartikan sebagai daya upaya yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu atau aktivitas-aktivitas
tertentu demi mencapai suatu tujuan tertentu.
4. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa melalui
kegiatan belajar yang pada hakekatnya yaitu berubahnya perilaku
siswa meliputi kognitif, afektif, dan psikomotorik.
G. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka
penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat atau kegunaan dalam
pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini di harapkan mampu
motivasi dan hasil belajar matematika dan memberikan strategi
pembelajaran matematika untuk melihat setiap proses-proses yang
menarik pada matematika.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan mampu memberi
masukan kepada guru dalam menemukan strategi mengajar yang lebih
inovatif dan menyenangkan. Keterbatasan waktu yang dimiliki guru
dalam memotivasi siswa dalam mempelajari matematika dapat
membimbing siswa untuk mencari informasi pada instagram. Siswa tidak membuang waktunya terlalu banyak untuk membaca buku
ensiklopedi matematika atau sejenisnya dengan bersusah payah
namun bisa membuka instagram lalu akan memperoleh informasi-informasi yang menarik dengan desain yang menarik akan
matematika.
H. Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan
Berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan
masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, batasan istilah, manfaat
penelitian dan sistematika penulisan
Bab II Landasan Teori
Berisi uraian-uraian teori yang mendasari penyelesaian masalah
dalam meningkatkan motivasi belajar siswa SMP Pante kosta Magelang,
materi aljabar, penelitian yang relevan, kerangka berpikir dan hipotesis
penelitian
Bab III Metode Penelitian
Menguraikan tentang jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian,
subjek dan objek penelitian, bentuk data, metode pengumpulan data,
rancangan penelitian, instrumen penelitian, validasi instrumen, analisis
data, dan indikator keberhasilan penelitian
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Menguraikan tentang deskripsi penelitian tiap siklus, hasil analisis
data dan pembahasan hasil penelitian
Bab V Penutup
12 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Belajar
1. Pengertian Belajar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia belajar adalah berusaha
memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau
tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Belajar ialah suatu
proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya
(Drs.Slameto, 2010:2). Sedangkan Skinner (dalam Muhibbin Syah,
2008:64) berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi
(penyesuaian tingkah laku) yang berlangsung secara progresif.
Berdasarkan hasil eksperimennya, B.F. Skinner percaya bahwa proses
adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang optimal apabila ia
diberi penguat (reinforce).
Dalam Muhibbin Syah (2008:65-67) terdapat beberapa definisi
menurut para ahli sebagai berikut:
a. Menurut Chaplin (1972) dalam Dictionary of Psychology membatasi belajar dengan dua macam rumusan. Pertama, belajar
adalah perolehan perubahan tingkahlaku yang relatif menetap
sebagai akibat latihan dan pengalaman. Kedua, belajar ialah proses
b. Hintzman (1978) dalam bukunya The Psychology of Learning and
Memory berpendapat bahwa belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme, manusia atau hewan disebabkan oleh
pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme
tersebut. Jadi, dalam pandangan Hintzman, perubahan yang
ditimbulkan oleh pengalaman tersebut baru dapat dikatakan belajar
apabila mempengaruhi organisme.
c. Wittig (1981) dalam bukunya Psychology of Learning mendefenisikan belajar sebagai perubahan yang relatif menetap
yang terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu
organisme sebagai hasil pengalaman
d. Reber (1989) dalam kamusnya, Dictionary of Psychology membatasi belajar dengan dua definisi. Pertama, belajar adalah
proses memperoleh pengetahuan. Kedua, belajar adalah suatu
perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil
latihan yang diperkuat. Dalam definisi ini terdapat empat macam
istilah yang esensial dan perlu disoroti untuk memahami proses
belajar, Istilah-istilah tersebut meliputi:
1) Relatifly permanent (yang secara umum menetap) ialah perubahan yang bersifat sementara
2) Response potentiality (kemampuan bereaksi) ialah pengakuan terhadap adanya perbedaan antara belajar dan penampilan atau
3) Reinforced (yang diperkuat) ialah kemajuan yang didapat dari proses belajar mungkin akan musnah atau sangat lemah apabila
tidak diberi penguatan.
4) Practice (praktek atau latihan) menunjukkan bahwa proses belajar itu membutuhkan latihan yang berulang-ulang untuk
menjamin kelestarian kinerja akademik yang telah dicapai
siswa.
e. Biggs (1991) dalam pendahuluan Teaching for Learning:The View from Cognitive Psychology mendefenisikan belajar dalam tiga macam rumusan, yaitu: rumusan kuantitatif (belajar berarti
kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif
dengan fakta sebanyak-banyaknya. Jadi, belajar dalam hal ini
dipadang dari sudut beberapa banyak materi yang dikuasai siswa),
rumusan instusional (belajar dipandang sebagai suatu proses
validasi atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas
materi-materi yang telah ia pelajari, rumusan kualitatif (proses
memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara
menafsirkan dunia di sekililing siswa, belajar dalam pengertian ini
difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang
berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dan
nanti dihadapi siswa.
Dari berbagai definisi yang telah dipaparkan diatas, dapat
perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap
sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang
melibatkan proses kognitif. Belajar sebagai usaha untuk
memperoleh kepandaian atau ilmu pengetahuan.
2. Tujuan Belajar
Tujuan belajar menurut Sardiman (2012:25-29) adalah sebagai berikut:
a. Mendapatkan Pengetahuan
Hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir. Seseorang
tidak dapat mengembangkan kemampuan berpikir tanpa adanya
pengetahuan, sebaliknya kemampuan berpikir akan memperkaya
pengetahuan.
b. Penanaman konsep dan keterampilan
Pemahaman konsep atau merumuskan konsep, juga
memerlukan keterampilan. Keterampilan dapat didik, yaitu dengan
melatih kemampuan. Interaksi yang mengarah pada pencapaian
keterampilan sesuai dengan kaidah-kaidah dan bukan semata-mata
hanya menghafal atau meniru.
c. Pembentukan sikap
Dalam interaksi belajar-mengajar guru akan senantiasa
dipengamatan, dilihat, didengar, ditiru semua perilakunya oleh para
siswanya. Pembentukan sikap mental dan perilaku siswa didik,
guru tidak hanya sebagai pengajar namun betul-betul sebagai
pendidik yang memindahkan nilai-nilai itu kepada para siswa.
Jadi, tujuan belajar adalah untuk mendapatkan
pengetahuan, keterampilan dan penanaman sikap mental atau
nilai-nilai yang menumbuhkan kesadaran dan kemauan untuk
mempraktekkan segala sesuatu yang sudah dipelajarinya.
3. Hasil Belajar
Purwanto (2014:44), hasil belajar dapat dijelaskan dengan
memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil”dan “belajar”.
Pengertian hasil menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya
suatu akivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input
secara fungsional. Sedangkan belajar dilakukan untuk mengusahakan
adanya perubahan perilaku pada individu yang belajar. Perubahan
perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar, selain
hasil belajar kognitif yang diperoleh siswa. Pada hakekatnya hasil
belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswamelalui kegiatan
belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang
berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perilaku yang relatif
menetap. Jadi, hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak
belajar dan tindak mengajar (Mulyono, 2003:37-38). Dimyati (2006:3)
mengatakan bahwa hasil belajar pada hakekatnya yaitu berubahnya
perilaku siswa meliputi kognitif, afektif, serta psikomotoriknya.
belajar siswanya itu meningkat setelah melakukan proses
pembelajaran. Soedijarto (1997:15) mendefinisikan, tentang hasil
belajar adalah sebagai berikut:Hasil belajar adalah tingkat penguasaan
yang dicapai oleh belajar dalam mengikuti program belajar mengajar
sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Menurut Anni (2004:11) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar terbagi menjadi 2 yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
a. Faktor internal, yang mencakup aspek fisik, misalnya kesehatan organ
tubuh, aspek psikis, misalnya intelektual, emosional, motivasi, dan
aspek sosial, misalnya kemampuan bersosialisasidengan lingkungan.
b. Faktor eksternal, misalnya variasi dan derajat kesulitan materi yang dipelajari, tempat belajar, iklim, suasana lingkungan, budaya belajar
masyarakat dan sebagainya.
Hasil belajar yang diharapkan dapat dikuasai siswa dalam
penelitian ini adalah aspek kognitif, afektif dan psikomotoris.
1) Kognitif
Menurut Revisi Taksonomi Bloom aspek kognitif yang telah direvisi
Anderson dan Krathwohl (2001:66-88) terdiri atas enam tingkatan
yaitu: a) Mengingat, b) Memahami, c) Menerapkan, d) Menganalisis,
e) Mengevaluasi dan f) Mencipta. Keenam jenis taksonomi tersebut
a) Mengingat
Mengingat merupakan usaha untuk mendapat kembali
pengetahuan dari memori atau ingatan yang telah lampau, baik
yang baru saja didapatkan maupun yang sudah lama didapatkan.
Mengingat merupakan dimensi yang berperan penting dalam
proses pembelajaran yang bermakna (meaningful learning) dan
pemecahan masalah (problem solving). Kemampuan ini dimanfaatkan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang
jauh lebih kompleks. Mengingat meliputi mengenali (recognition)
yaitu yang berkaitan dengan mengetahui pengetahuan masa lampau
yang berkaitan dengan hal-hal yang konkret dan memanggil
kembali (recalling) yaitu proses kognitif yang membutuhkan
pengetahuan masa lampau secara cepat dan tepat.
b) Memahami
Memahami berkaitan dengan membangun sebuah
pengertian dari berbagai sumber seperti pesan, bacaan dan
komunikasi. Memahami juga berkaitan dengan aktivitas
mengklasifikasikan (classification) dan membandingkan
(comparing).
c) Menerapkan
Menerapkan menunjuk pada proses kognitif memanfaatkan
atau mempergunakan suatu prosedur untuk melaksanakan
kegiatan menjalankan prosedur (executing) yaitu proses kognitif
siswa dalam menyelesaikan masalah dan melaksanakan percobaan
dimana siswa sudah mengetahui informasi tersebut dan mampu
menetapkan dengan pasti prosedur apa saja yang harus dilakukan
dan mengimplementasikan (implementing) muncul apabila siswa
memilih dan menggunakan prosedur untuk hal-hal yang belum
diketahui atau masih asing.
d) Menganalisis
Menganalisis merupakan memecahkan suatu permasalahan
dengan memisahkan tiap-tiap bagian dari permasalahan dan
mencari keterkaitan dari tiap-tiap bagian tersebut dan mencari tahu
bagaimana keeterkaitan tersebut dapat menimbulkan permasalahan.
e) Mengevaluasi
Evaluasi berkaitan dengan proses kognitif memberikan
penilaian berdasarkan kriteria dan standar yang sudah ada. Kriteria
yang biasanya digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan
konsistensi. Evaluasi meliputi mengecek (checking) dan
mengkritisi (critiquing). Mengecek mengarah pada kegiatan
pengujian hal-hal yang tidak konsisten atau kegagalan dari suatu
operasi atau produk. Sedangkan mengkritisi mengarah pada
penilaian suatu produk atau operasi berdasarkan pada kriteria dan
f) Mencipta
Mencipta yaitu meletakkan unsur-unsur secara
bersama-sama untuk membentuk kesatuan yang koheren dan mengarahkan
siswa untuk menghasilkan suatu produk baru dengan
mengorganisasikan beberapa unsur menjadi bentuk atau pola yang
berbeda dari sebelumnya. Mencipta disini mengarahkan siswa
untuk dapat melaksanakan dan menghasilkan karya yang dapat
dibuat oleh semua siswa.
2) Afektif
Ranah afektif mencakup segala sesuatu terkait dengan emosi,
misalnya perasaan, nilai, penghargaan, semangat, minat, motivasi, dan
sikap. Lima kategori ranah ini diurutkan mulai dari perilaku yang
sederhana hingga yang paling kompleks yang diuraikan satu per satu
berikut ini:
a) Penerimaan, kemampuan untuk menunjukkan atensi dan
penghargaan terhadap orang lain. Contoh: mendengar pendapat
orang lain, mengingat nama seseorang
b) Tanggapan atau responsive, kemampuan berpartisipasi aktif dalam
pembelajaran dan selalu termotivasi untuk segera bereaksi dan
mengambil tindakan atas suatu kejadian. Contoh: berpartisipasi
dalam diskusi kelas.
c) Nilai yang dianut (nilai diri), kemampuan menunjukkan nilai yang
terhadap suatu kejadian/obyek, dan nilai tersebut diekspresikan
dalam perilaku. Contoh: mengusulkan kegiatan sosial yang sesuai
dengan nilai yang berlaku dan komitmen perusahaan.
d) Organisasi, kemampuan membentuk sistem nilai dan budaya
organisasi dengan mengharmonisasikan perbedaan nilai. Contoh:
Menyepakati dan mentaati etika profesi, megakui perlunya
keseimbangan antara kebebasan dan tanggungjawab.
e) Karakterisasi, kemampuan mengendalikan perilaku berdasarkan
nilai yang dianut dan memperbaiki hubungan intrapersonal,
interpersonal dan social. Contoh: Menunjukkan rasa percaya diri
ketika bekerja sendiri, kooperatif dalam aktivitas kelompok
3) Psikomotorik
Ranah psikomotorik meliputi gerakan dan koordinasi
jamani, keterampilan motorik dan kemampuan fisik. Keterampilan
ini dapat diasah jika sering melakukannya. Ada tujuh kategori
dalam ranah psikomotorik mulai dari tingkat yang sederhana
hingga tingkat yang rumit, yaitu:
a) Persepsi, kemampuan menggunakan saraf sensori dalam
menginterpretasikannya dalam memperkirakan sesuatu. Contoh:
menurunkan suhu AC saat merasasuhu ruangan panas
b) Kesiapan, kemampuan untuk mempersiapkan diri, baik mental,
pekerjaan sesuai urutan, menerima kelebihan dan kekuragan
seseorang.
c) Reaksi yang diarahkan, kemampuan untuk memulai keterampilan
yang kompleks dengan bantuan atau bimbingan dengan meniru
dan uji coba. Contoh: mengikuti arahan dan instruktur.
d) Reaksi natural (mekanisme), kemampuan untuk melakukan
kegiatan pada tingkat keterampilan yang lebih sulit. Melalui tahap
ini diharapkan siswa akan terbiasa melakukan tugas rutinnya.
Contoh: menggunakan komputer
e) Reaksi yang kompleks, kemampuan untuk melakukan kemahiran
dalam melakukan sesuatu, dimana hal ini terlihat dari kecepatan,
ketepatan, efisiensi dan efektivitasnya. Semua tindakan dilakukan
secara spontan, lancar, cepat, tanpa ragu.
f) Adaptasi, kemampuan mengembangkan keahlian, dan
memodifikasi pola sesuai dengan yang dibutuhkan. Contoh:
melakukan perubahan secara cepat dan tepat terhadap kejadian tak
terduga tanpa merusak pola yang ada.
g) Kreativitas, kemampuan untuk menciptakan pola baru yang sesuai
dengan kondisi atau situasi tertentu dan juga kemampuan
mengatasi masalah dengan mengeksplorasi kreativitas diri.
Contoh: membuat formula baru, inovasi, produk baru.
Pembelajaran yang menarik membuat hasil belajar
atau suasana agar pembelajaran berjalan dengan baik. Selain itu
guru menyediakan media dan materi yang menarik agar siswa
menerimanya dengan maksimal. Hasil belajar adalah kemampuan
yang diperoleh siswa melalui kegiatan belajar yang pada
hakekatnya yaitu berubahnya perilaku siswa meliputi kognitif,
afektif dan psikomotorik.
Dalam penelitian ini penulis mengambil ranah kognitif dan
ranah afektif. Ranah kognitif yaitu untuk menilai aspek intelektual
seperti pengetahuan dan kemampuan berpikir sedangkan rana
afektif untuk menilai perilaku terkait dengan emosi, misalnya
perasaan, nilai, minat, motivasi dan sikap. Penelitian ini tidak
menggunakan ranah psikomotorik karena siswa tidak secara
langsung mengoperasikan aplikasi instagram didalam kelas (proses pembelajaran).
4. Teori-Teori Belajar
Secara pragmatis, teori belajar dapat dipahami sebagai prinsip
umum atau kumpulan prinsip yang saling berhubungan dan merupakan
penjelasan atau sejumlah fakta dan penemuan yang berkaitan dengan
peristiwa belajar. Terdapat beberapa teori belajar yakni:
a) Teori Gestalt
Teori ini dikemukan oleh Koffka dan Kohler dari Jerman.
memperoleh respon yang tepat untuk memecahkan masalah yang
dihadapi. Belajar yang penting bukan mengulangi hal-hal yang
harus dipelajari, tetapi mengerti atau memperoleh wawasan.
b) Teori Belajar Menurut J. Bruner
Belajar tidak untuk mengubah tingkah laku seseorang tetapi
untuk mengubah kurikulum sekolah menjadi sedemikian rupa
sehingga siswa dapat belajar lebih banyak dan mudah. Sekolah
dapat menyediakan kesempatan kepada siswa untuk maju dengan
cepat sesuai dengan kemampuan siswa dalam mata pelajaran
tertentu.
c) Teori Belajar dari Piaget
Perkembangan proses belajar pada siswa-siswa adalah
siswa mempunyai struktur mental yang berbeda dengan orang
dewasa sehingga mereka mempuyai cara yang khas untuk
menyatakan kenyataan dan untuk menghayati dunia sekitarnya.
d) Teori dari R. Gagne
Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi
dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku.
Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
diperoleh dari instruksi.
e) Purposeful Learning
atau bimbingan orang lain dan dilakukan siswa dengan bimbingan
orang lain di dalam situasi belajar-mengajar di sekolah.
Jadi, dari teori-teori ini dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah untuk memperoleh respon yang tepat terhadapt hasil belajar.
Adanya perubahan tingkah laku yang dilakukan secara sadar untuk
mencapai suatu tujuan.
5. Prinsip-Prinsip Belajar
Prinsip-prinsip belajar adalah sebagai berikut:
a. Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar
1. Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif,
meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan
instruksional.
2. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi
yang kuat untuk mencapai tujuan instruksional.
3. Belajar perlu lingkungan yang menantang dimana siswa dapat
mengembangkan kemampuan yang bereksplorasi dan belajar
dengan efektif.
4. Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.
b. Sesuai hakikat belajar
1. Belajar itu proses kontinu, maka harus tahap demi tahap
menurut perkembangannya
2. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan
3. Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian
yang satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan
pengertian yang diharapkan. Simulasi yang diberikan
menimbulkan response yang diharapkan
c. Sesuai materi/bahan yang harus dipelajari
1. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki
struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah
menangkap pengertiannya
2. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu
sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapainya
d. Syarat keberhasilan belajar
1. Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat
belajar dengan tenang
2. Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar
pengertian/keterampilan/sikap itu mendalam pada siswa.
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan
menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern (faktor yang ada dalam
a. Faktor-faktor Intern
1) Faktor Jasmaniah
Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya.
Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang
terganggu. Selain itu, cacat tubuh juga mempengaruhi belajar
sehingga dibutuhkan alat bantu agar dapat mengurangi pengaruh
kecacatannya itu.
2) Faktor Psikologi
Ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor psikologis
yang mempengaruhi belajar. Faktor-faktor itu adalah: intelegensi,
perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kelelahan.
Intelegensi
Intelegensi adalah kecakapan untuk menghadapi dan
menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan
efektif, mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak
secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan
cepat.
Perhatian
Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang
semata-mata tertuju kepada suatu objek (benda/hal) atau
Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan
yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai
dengan rasa senang.
Bakat
Menurut Hilgard, bakat adalah kemampuan untuk belajar.
Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang
nyata sesudah beajar atau berlatih.
Motif
Di dalam mencapai tujuan kita perlu berbuat, sedangkan
yang menjadi penyebab berbuat adalah motif itu sendiri sebagai
daya penggerak/pendorongnya. Dalam proses belajar haruslah
diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar
dengan baik. Motif yang kuat sangatlah perlu di dalam belajar, di
dalam membentuk motif yang kuat itu dapat dilaksanakan dengan
adanya latihan-latihan/ kebiasaan-kebiasaan dan pengaruh
lingkungan yang memperkuat, jadi latihan/kebiasaan itu sangat
perlu dalam belajar.
Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan
melaksanakan kecakapan baru. Belajar akan lebih berhasil jika
siswa sudah siap (matang).
Kesiapan
Kesiapan adalah kesedian untuk memberi response atau
bereaksi. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar,
karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan maka
hasil belajarnya akan lebih baik
3) Faktor Kelelahan
Kelelahan pada seseorang dapat dibedakan menjadi dua
macam yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (bersifat
psikis). Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh
dan timbul kecenderungan untuk membaringan tubuh. Sedangkan
kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan
kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan
sesuatu hilang.
b. Faktor-faktor ekstern
Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar, dapat dikelompokkan menjadi 3 faktor, yaitu: faktor keluarga, faktor
sekolah dan faktor masyarakat.
1) Faktor Keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga
berupa cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga,
2) Faktor Sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup
metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi
siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu
sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan
tugas rumah.
3) Faktor Masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena
keberadaannya siswa dalam masyarakat.
B. Motivasi
1. Pengertian Motivasi
Sardiman (2012:73-75), berawal dari kata „motif‟, maka
motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang menjadi aktif
yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu atau
aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan tertentu. Motif menjadi
aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai
tujuan sangat dirasakan/mendesak. Motivasi dapat dirangsang oleh
faktor dari luar tetapi motivasi tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam
kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan
yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar, sehingga tujuan
Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat
non-intelektual. Peranannya ialah dalam hal penumbuhan gairah, merasa
senang dan semangat untuk belajar. Hasil belajar akan optimal kalau
ada motivasi yang tepat. Motivasi dapat juga dikatakan sebagai usaha
untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau
dan ingin melakukan sesuatu, dan apabila ia tidak suka, maka akan
berusaha meniadakan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi itu dapat
dirangsang oleh faktor dari luar, tetapi motivasi itu adalah tumbuh di
dalam diri seseorang.
Maslow (1943,1970) percaya bahwa tingkah laku manusia
dibangkitkan dan diarahkan oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu.
Kebutuhan-kebutuhan ini (yang memotivasi tingkah laku seseorang)
dibagi oleh Maslow ke dalam 7 kategori yaitu:
a. Fisiologis
Ini merupakan kebutuhan manusia yang paling dasar,
meliputi kebutuhan akan makanan, pakaian, tempat berlindung,
yang penting untuk mempertahankan hidup.
b. Rasa aman
Ini merupakan kebutuhan kepastian keadaan dan lingkungan
yang dapat diramalkan, ketidakpastian, ketidakadilan,
keterancaman, akan menimbulkan kecemasan dan ketakutan pada
c. Rasa cinta
Ini merupakan kebutuhan afeksi dan pertalian dengan orang
lain.
d. Penghargaan
Ini merupakan kebutuhan rasa berguna, penting, dihargai,
dikagumi, dihormati oleh orang-orang lain. Secara tidak langsung
ini merupakan kebutuhan perhatian, ketenaran, status, martabat,
dan lain sebagainya.
e. Aktualisasi diri
Ini merupakan kebutuhan manusia untuk mengembangkan diri
sepenuhnya, merealisasikan potensi-potensi yang dimilikinya.
f. Mengetahui dan mengerti
Ini merupakan kebutuhan manusia untuk memuaskan rasa
ingin tahunya, untuk mendapatkan pengetahuan, untuk
mendapatkan keterangan-keterangan dan untuk mengerti sesuatu.
Jadi motivasi sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar
sebagai daya penggerak yang mendorong seseorang untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Motivasi yang benar dapat
menumbuhkan gairah dalam belajar, merasa senang dan semangat
dalam belajar. Motivasi berasal dari dalam diri dan lingkungan
sekitar pun dapat mempengaruhi motivasi seseorang. Motivasi
menjadi sangat penting karena adanya kebutuhan-kebutuhan untuk
2. Fungsi Motivasi Belajar
Motivasi adalah hal yang sangat diperlukan untuk belajar. Hasil
belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi. Makin tepat
motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi
motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para
siswa. Sehubung dengan hal tersebut ada tiga fungsi motivasi yaitu:
a. Mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak. Motivasi dalam
hal ini merupakan penggerak dari setiap kegiatan yang akan
dikerjakan
b. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak
dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan
kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya
c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa
yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi
tujuan tersebut.
Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan
pencapaian prestasi. Seseorang melakukan usaha karena adanya
motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan
menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya
usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka
Jadi fungsi motivasi adalah sebagai daya penggerak yang
mendorong manusia untuk bertindak kearah tujuan yang hendak
dicapai dan setiap tindakan diseleksi agar setiap perbuatan tersebut
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
3. Macam-Macam Motivasi
1. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya
a. Motif-motif bawaan
Motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa
dipelajari. Motif ini seringkali disebut motif yang diisyaratkan
secara biologis.
b. Motif-motif yang dipelajar
Motif ini timbul karena dipelajari. Motif ini seringkali
disebut dengan motif-motif yang diisyaratkan secara sosial.
Sebab manusia hidup dalam lingkungan sosial sehingga
motivasi ini terbentuk. Dalam kegiatan belajar-mengajar, hal
ini dapat membantu dalam usaha mencapai prestasi.
2. Jenis motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis
a. Motif atau kebutuhan organis, meliputi kebutuhan untuk
minum, makan, bernapas, seksual, berbuat dan kebutuhan
untuk beristirahat
b. Motif-motif darurat yakni, dorongan untuk menyelamatkan
diri, dorongan untuk membalas, untuk berusaha, dll. Motivasi
c. Motif-motif objektif yakni, menyangkut kebutuhan untuk
melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, untuk menaruh
minat. Motif ini muncul karena dorongan untuk dapat
menghadapi dunia luar secara efektif
3. Motivasi jasmaniah dan rohaniah yakni, motivasi jasmani seperti
refleks, insting otomatis dan nafsu. Sedangkan yang termasuk
motivasi rohaniah adalah kemauan.
4. Motivasi intrinsik dan ekstrinsik
a. Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
fungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dari dalam
diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan
sesuatu.
b. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif fungsinya
karena adanya perangsangan dari luar
C. Aplikasi instagram 1. Aplikasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1958-52) aplikasi adalah
penerapan dari rancangan sistem untuk mengolah data yang
menggunakan aturan atau ketentuan bahasa pemrograman tertentu.
Aplikasi adalah suatu program komputer yang dibuat untuk
mengerjakan dan melaksanakan fungsi khusus dari pengguna. Menurut
program yang dibuat dengan tujuan untuk membantu manusia dalam
melaksanakan tugas-tugas tertentu. Menurut Gunawan Putradjoyo
dalam bukunya “Kamus Komputer Masa Kini” aplikasi adalah suatu
program yang dibuat untuk memecahkan masalah, menghasilkan
program atau memperbaharui suatu file.
Aplikasi berfungsi sebagai software pendukung yang ditunjukan untuk menambah fitur sebuah ponsel. Perkembangan yang sedemikian
pesat pada saat ini memungkinkan ponsel berevolusi dan tidak hanya
sekedar sebagai alat komunikasi dan berkirim sms saja, akan tetapi
sudah merambah pada fungsi yang lebih vital. Aplikasi adalah suatu
program yang siap untuk digunakan yang dibuat untuk melaksanakan
suatu fungsi bagi pengguna jasa aplikasi serta penggunaan aplikasi lain
yang dapat digunakan oleh suatu sasaran yang akan dituju. Menurut
kamus komputer eksekutif, aplikasi mempunyai arti yaitu pemecahan
masalah yang menggunakan salah satu teknik pemrosesan data aplikasi
yang biasanya berpacu pada suatu komputansi yang diinginkan atau
diharapkan.
Aplikasi biasanya berupa perangkat lunak yang berbentuk software
yang berisi kesatuan perintah atau program yang dibuat untuk
melaksanakan sebuah pekerjaan yang diinginkan. Selain itu aplikasi
mempunyai fungsi sebagai pelayan kebutuhan beberapa aktivitas yang
online, pelayanan masyarakat dan hampir semua proses yang dilakukan manusia dapat dibantu dengan menggunakan suatu aplikasi.
Aplikasi dapat digolongkan menjadi beberapa kelas, antara lain:
1. Perangkat lunak perusahaan (enterprise)
2. Perangkat lunak infrastruktur perusahaan
3. Perangkat lunak informasi kerja
4. Perangkat lunak media dan hiburan
5. Perangkat lunak pendidikan
6. Perangkat lunak pengembangan media
7. Perangkat lunak rekayasa produk
Dengan perkembangan zaman saat ini, aplikasi-aplikasi ini sangat
membantu manusia dalam melaksanakan pekerjaannya sehari-hari.
Dari beberapa kelas aplikasi diatas, penulis ingin membahas perangkat
lunak media dan hiburan yaitu media sosial yang sangat popular
disetiap kalangan, baik dewasa maupun remaja.
Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media
sosial sebagai sebuah kelompok aplikasi berbasis internet. Media
sosial secara umum dapat diartikan sebagai situs yang menyediakan
wadah bagi penggunanya untuk saling berinteraksi secara online.
Berdasarkan survey Ebizmba terdapat 15 situs web sosial media paling
popular terlihat dari Alexa global Traffic Rank dan US Traffic Rank, yaitu:
b. Twitter (310.000.000 – pengunjung setiap bulan) c. Linkedln (255.000.000 - pengunjung setiap bulan) d. Pinterest (250.000.000 - pengunjung setiap bulan) e. Google Plus+ (120.000.000 - pengunjung setiap bulan) f. Tumblr (110.000.000 - pengunjung setiap bulan) g. Instagram (100.000.000 - pengunjung setiap bulan) h. VK (80.000.000 - pengunjung setiap bulan)
i. Flickr (65.000.000 - pengunjung setiap bulan) j. Vine (42.000.000 - pengunjung setiap bulan) k. Meetup (40.000.000 - pengunjung setiap bulan) l. Tagged (38.000.000 - pengunjung setiap bulan) m.Ask.fm (37.000.000 - pengunjung setiap bulan) n. MeetMe (15.500.000 - pengunjung setiap bulan) o. ClassMates (15.000.000 - pengunjung setiap bulan)
Dari berbagai media popular seperti diatas, penulis memilih
instagram sebagai media pembelajaran yang inovatif yang digunakan sebagai media dalam pembelajaran matematika di kelas VIII A SMP
Pantekosta Magelang.
2. Instagram
a. Pengertian Instagram
Aplikasi instagram merupakan photo sharing yang sangat popular karena memiliki hal tambah dalam hal pemberian efek
Twitter, dimana pengguna bisa mem-follow orang lain atau sebaliknya dan dapat bertukar komentar. Instagram sangat popular
karena memiliki banyak efek instan yang menarik. Sebagian besar
efek yang ada di dalam aplikasi ini mampu mengubah foto apa pun
menjadi tampak lebih artistik. Selain foto, instagram juga mendukung perekaman video yang bisa diberi efek-efek artistik.
Pengguna dapat mengambil foto pada galeri foto yang dimilikinya
kemudian dapat mengedit dan membagikan kepada pengikutnya
(followers) dan bisa membagikan ke situs lain seperti facebook, twitter, dan tumblr dengan cara mencentang link yang ingin dibagikan.
Instagram disukai karena kemudahan dan kecepatannya dalam berbagi foto ditambah beberapa filter bergaya retro yang
menarik. Penggunanya bisa memanfaatkan 17 filter foto yang
mengubah nuansa warna dan memberi kesan foto yang berbeda.
Instagram memberikan cara baru berkomunikasi di jejaring sosial melalui foto.
Instagram adalah salah satu media sosial yang perkembangannya semakin meluas dikalangan siswa-siswa