BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.5. Pembahasan
5.5.1 Pengaruh Likuiditas Terhadap Kebijakan Dividen
Hasil penelitian yang diperoleh mengenai pengaruh current ratio terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur sub sektor otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesiamenunjukkan bahwa likuiditas yang diproksikan dengan current ratio searah dengan kebijakan dividen yang diproksikan dengan dividend payout ratio dimana, semakin meningkatnya current ratio maka akan semakin meningkat juga kebijakan dividen. Demikian pula sebaliknya, semakin menurunnya current ratio maka akan semakin menurun pula kebijakan dividen.
Dari hasil pengujian tersebut diperoleh bukti empiris bahwa likuiditas yang diproksikan dengan current ratio berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio. Hal ini disebabkan karena investor berpandangan bahwa perusahaan masih mampu dalam membayarkan hutang jangka pendeknya dimana ketika perusahaan dihadapkan dengan pandemi covid 19. Perusahaan masih menumbuhkan rasa percaya investor bahwa tidak akan terjadi gagal bayar dalam hal pembagian dividen.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Nursandari (2019) yang menyatakan bahwa current ratio secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian ini menyatakan current ratio berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen karena dividen menggunakan kas yag dimiliki oleh perusahaan sehingga, perusahaan harus
87
memiliki kas yang cukup untuk dapat membayarkan dividen. Semakin besar current ratio menunjukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang termasuk didalamnya adalah membayar dividen. Tingginya current ratio menunjukkan keyakinan investor terhadap kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Kemampuan perusahaan untuk membayar dividen tersebut merupakan signal positif bagi para investor untuk berinvestasi di perusahaan tersebut.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Sri Fitri Wahyuni (2018) yang menyatakan bahwa secara parsial current ratio tidak berpengaruhsignifikan terhadap dividend payout ratio yang menunjukkan hubungan yang tidak searah.
5.5.2 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Kebijakan Dividen
Hasil yang diperoleh pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan dividen menunjukkan return on asset secara parsial tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur sub sektor otomotif yang terdaftar di BEI tahun 2016-2019. Perusahaan yang menghasilkan keuntungan dalam operasionalnya belum tentu akan menggunakan laba tersebut untuk dibagikan sebagai dividen, terutama perusahaan yang merencanakan untuk berinvestasi pada aset dimasa depan.
Penelitian ini membuktikan bahwa semakin tinggi tingkat keuntungan perusahaan maka belum tentu tingkat pembagian dividen perusahaan juga akan semakin besar, sebaliknya perusahaan dengan profit yang rendah juga belum tentu tidak mampu membayarkan dividen (Damayanti dan Achyani, 2006).Hal ini tidak
sesuai dengan teori bird in the hand dan teori ini juga telah disanggah oleh beberapa pihak seperti Modigliani dan Miller (1961) menganggap bahwa argumen Gordon dan Lintner ini merupakan suatu kesalahan. Modigliani dan Miller menggunakan istilah “The Bird in The Hand Fallacy” mereka menyatakan bahwa profitabilitas tidak mempengaruhi kebijakan dividen. Profitabilitas yang tinggi tidak mempengaruhi jumlah dividen yang dibagikan kepada para investor karena pembagian dividen dipengaruhi oleh RUPS, selain itu ketika profitabilitas tinggi bisa saja digunakan oleh perusahaan untuk membiayai kegiatan operasional dan pembayaran kewajiban perusahaan. Hal inilah yang menunjukkan profitabilitas tidak mempengaruhi dalam menentukan kebijakan dividen, dan juga tidak dapat dipungkiri bahwa pandemi sangat berpengaruh terhadap profit yang didapatkan perusahaan mengalami penurunan, sehingga dampaknya terhadap kebijakan dividen yang dibagikan relatif rendah karena, sektor industri otomotif juga mendapatkan dampaknya dengan dilakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang memberikan tekanan global khususnya china sebagai salah satu pengekspor komponen utama di sektor otomotif sementara, kegiatan bisnis dan industri harus segera kembali beroperasi supaya bisa menyelamatkan berbagai mata rantai sektor otomotif didalam negeri dan perekonomian negara.
Menurut Raissa (2011) besar kecilnya tingkat pembayaran dividen pada akhirnya akan ditentukan oleh RUPS meskipun perusahaan mengalami peningkatan atau penurunan keuntungan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Raissa (2011) yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Namun,
89
tidak sejalan dengan penelitian Ani Andriyani (2017) yang menyatakan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen.
5.5.3 Pengaruh Leverage Terhadap Kebijakan Dividen
Hasil penelitian yang diperoleh mengenai pengaruh debt to equity ratio terhadap dividend payout ratio menunjukkan bahwa leverage yang diproksikan dengan debt to equity ratio searah dengan kebijakan dividen yang diproksikan dengan dividend payout ratio.
Debt to Equity Ratio (DER) meupakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh hutang. Semakin besar debt to equity ratio menunjukkan semakin tinggi kewajiban perusahaan dalam membayarkan hutang jangka panjangnya dan semakin rendah debt to equity ratio akan menunjukkan bahwa akan semakin tinggi tingkat perusahaan dalam memenuhi pembayaran hutang jangka panjang perusahaan. Semakin besar hutang perusahaan akan mempengaruhi tingkat pendapatan yang tersedia bagi pemegang saham artinya, semakin tinggi kewajiban perusahaan dalam membayarkan hutang jangka panjang maka, akan menurunkan tingkat kemampuan perusahaan dalam membayarkan dividen (Sri Fitri Wahyuni, 2018). Hery (2016) menyatakan bahwa makin tinggi rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang. Perusahaan yang memiliki rasio DER yang tinggi berdampak pada timbulnya resiko keuangan yang besar tetapi, memiliki peluang pula untuk mendapatkan dan menghasilkan laba yang tinggi.Leverage yang tinggi pada perusahaan mencerminkan bahwa perusahaan tersebut memiliki kegiatan operasional yang besar yang tentunya
mengindikasikan bahwa profit yang dihasilkan juga besar namun, memiliki kewajiban pembayaran hutang jangka panjang yang besar juga. Namun, ketika perusahaan mampu menghasilkan profit yang besar tentu akan memberikan signal positif kepada investor tentang besarnya dividen yang akan dibagikan manajer terhadap investor. Hal ini sesuai dengan signaling teori dimana perusahaan memberikan kabar baik kepada investor bahwa perusahaan mampu mengahsilkan profit yang besar terutama pada sektor otomotif yang mana tingkat konsumtif masyarakat Indonesia sangat tinggi sehingga, perputaran kegiatan operasionalnya akan berputar secara cepat.
Kasmir (2012) menyatakan bahwa semakin besar rasio ini akan semakin tidak menguntungkan karena akan semakin besar resiko yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi di perusahaan. Namun, bagi perusahaan justru semakin besar rasio ini maka akan semakin baik karena, perusahaan akan memiliki kas pendanaan yang besar dan investor menganggap perusahaan mampu membayarkan hutang jangka panjangnya. Maka disimpulkan bahwa penelitian ini sejalan dengan penelitian Lanawati dan Amilin (2015) dan juga Zulfahmi (2016) yang menyatakan debt to equity ratio berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio.
5.5.4 Pengaruh Aktivitas Terhadap Kebijakan Dividen
Berdasarkan hasil pengujian secara parsial, variabelTotal Asset Turn Over(TATO) tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap dividend payout ratioDengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi total asset turnovermaka semakin efektif perusahaan dalam memberdayakan aset yang
91
dimilikinya namun, belum tentu dividen yang dibagikan juga semakin tinggi.
Aktivitas perusahaan yang tinggi tentu diharapkan dapat meningkatkan penjualan perusahaan tetapi, apabila perusahaan mengalami kemunduran penjualan tentu perusahaan harus memutar otak bagaimana cara meningkatkan penjualan. Karena, pada tahun-tahun terakhir perusahaan dihadapakn oleh bebrapa faktor yang menyebabkan kemunduran penjualan dimana salah satunya adalah faktor ekonomi masyarakat yang menurun karena adanya pandemi covid 19 dan, masyarakat lebih tertarik menggunakan transportasi online. Hal ini yang dapat menyebabkan rendahnya tingkat pembayaran dividen kepada investordan juga bisa menyebabkan profit yag dihasilkan ditahan guna pembiayaan aktivitas untuk tahun berikunya. Aktivitas perusahan yang tinggi dimasa pandemi tentu akan menjadi pertimbangan investor tentang peluang profit yang dihasilkan, ketika perusahaan mengeluarkan biaya yang tinggi untuk operasional sedangkan, daya beli masyarakat menurun akibat pandemi tentu akan menurunkan kepercayaan investor untuk berinvestasi karena menurunnya tingkat pembagian dividen karena disebabkan daya beli masyarakat yang menurun. Jika penjualan rendah dan tingkat aktivitas tinggi maka, akan terjadi kerugian pada perusahaan tersebut dimana berakibat pada menurunnya tingkat pembayaran dividen yang akan dibagikan kepada investor.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Septi Rahayuningtyas, dkk. (2014) dimana hasil penelitiannya menyatakan total asset turnover tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio.
Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Rheza Dewangga
Nugraha dan Budi Sudaryanto (2016) yang menyatakan total asset turnover berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio.
5.5.5 Pengaruh Growth Terhadap Kebijakan Dividen
Berdasarkan hasil pengujian secara parsial, variabel growth tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dividend payout ratio (DPR) Artinya, bahwa perusahaan yang memiliki pertumbuhan yang besar cenderung memiliki DPR yang lebih rendah. Hal ini menjelaskan pertumbuhan pada total aset yang besar bisa terjadi dikarenakan perusahaan melakukan penambahan aset baik berupa kas maupun penambahan aset dengan melakukan pinjaman kepada pihak ketiga seperti bank maupun pihak pemberi pinjaman lainnya.
Ketika perusahaan melakukan pinjaman tentu perusahaan memperoleh pendanaan atas pinjaman tersebut untuk membiayai kegiatan operasionalnya maka, perusahaan akan cenderung mengalokasikan profitnya untuk melakukan pembayaran utang dibandingkan pembagian dividen kepada investor. Hal ini, akan menurunkan pembayaran dividen kepada pemegang saham karena pengelola perusahaan memanfaatkan laba yang diperoleh perusahaan untuk aktivitas pendanaan internal peluang investasi yang ada sehingga, semakin besar pertumbuhan pada total asset yang didapatkan dari hutang maka, akan mengakibatkan perusahaan menurunkan tingkat pembayaran dividen.
Meningkatnya growth akan berdampak positif terhadap investor karena menggambarkan bahwa perusahaan tersebut mengalami pertumbuhan setiap tahunnya tetapi jika, naiknya pertumbuhan perusahaan sejalan dengan naiknya jumlah hutang perusahaan tentu juga tidak akan baik bagi kelangsungan
93
perusahaan karena, dengan profit yang didapatakan perusahaan berkewajiban untuk melakukan pembayaran hutangnya dan tentu akan menurunkan tingkat pembayaran dividen. Hal ini dapat menurunkan kepercayaan investorterhadap perusahaan karena, investor akan menilai bahwa pertumbuhan perusahaan meningkat dikarenakan pinjaman dari pihak lain sehingga, berdampak pada menurunnya minat investor karena mereka akan menilai bahwa laba perusahaan cenderung akan digunakan untuk membayar kewajiban perusahaan dibandingkan untuk dibagikan dalam bentuk dividen.Hasil ini juga didukung oleh penelitian Cynthia Dewi Sampurna dan Endang Tri Widyarti (2015) yang menyatakan growth tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen.
5.5.6 Pengaruh Pertumbuhan Penjualan Terhadap Kebijakan Dividen Hasil penelitian yang diperoleh mengenai pengaruh pertumbuhan penjualan terhadap kebijakan dividen menunjukkan bahwa pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen yang diproksikan dengan dividend payout ratio. Pertumbuhan penjualan mencerminkan manifestasi keberhasilan investasi dimasa lalu dan dapat dijadikan prediksi pertumbuhan masa yang akan datang. Kasmir (2016) mendefinisikan bahwa pertumbuhan penjualan menunjukkan sejauh mana perusahaan dapat meningkatkan penjualannya dibandingkan dengan total penjualan secara keseluruhan. Perusahaan dengan penjualan yang besar dan akses pasar yang baik akan memperoleh pendapatan dengan jumlah yang besar, namun itu tidak menjamin perusahaan membayar dividen yang tinggi kepada pemegang saham.
Perusahaan lebih memfokuskan pada pertumbuhan perusahaan maka kebutuhan
danaakan semakin tinggi yang menyebabkan perusahaan membayar dividen yang rendah kepada pemegang saham, apalagi perusahaan dihadapkan dengan menurunya perekonomian masyarakat Indonesia dengan adanya covid 19 dimana pertumbuhan penjualan menurun karena daya beli masyarakat yang rendah. Hal ini dapat menyebabkan profit yang didapatkan rendah dan untuk pembiayaan kegiatan operasional perusahaan. Hal tersebut dapat mengakibatkan manajer tidak membagikan dividen kepada investor dan menahannnya dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan operasional dan kegiatan untuk tahun berikutnya guna kelangsungan perusahaan dan harapan untuk menghasilkan profit yang lebih besar di tahun berikutnya.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Nurmadinah (2014) yang didalam penelitiannya menyatakan bahwa pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen.
5.5.7 Pengaruh Likuiditas Terhadap Kebijakan Dividen dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderating
Berdasarkan hasil uji E-views bahwa koefesien dari keberadaan ukuran perusahaan sebagai variabel moderating pengaruh likuiditas terhadap kebijakan dividen dapat dilihat bahwa ukuran perusahaan tidak signifikan memoderasi pengaruh likuiditas terhadap kebijakan dividen. Maka dapat dikatakan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan tetapi nilai koefisiennya negatif yang dapat diartikan bahwa variabel tersebut memiliki hubungan yang berlawanan.Jadi, dapat disimpulkan ukuran perusahaan memperlemah hubungan likuiditas terhadap kebijakan dividen.
95
Ukuran perusahaan yang tinggi tentu diindikasikan dengan total aset yang tinggi dimana, ketika aset perusahaan diperoleh dengan melakukan pinjaman dengan pihak lain tentu akan semakin meningkatkan utang perusahaan sehingga, leverage atau kemampuan perusahaan dalam membayar utang yang tinggi akan memberikan signal negatif kepada investor bahwa, profit yang dihasilkan perusahaan akan digunakan untuk membayar utang yang berakibat semakin kecilnya dividen yang dibagikan. Hal ini sesuai dengan penelitian Triasesiarta Nur (2018) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak signifikan memoderasi pengaruh likuiditas terhadap kebijakan dividen namun, hal ini tidak sesuai dengan penelelitian Nursandari (2015) yang menyatakan ukuran perusahaan memperkuat hubungan dan mampu memoderasi likuiditas terhadap kebijakan dividen. Namun, tidak sesuai dengan penelitian Nur (2018) yang menyatakan ukuran perusahaan tidak mampu memperkuat hubungan likuiditas terhadap kebijakan dividen.
5.5.8 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Kebijakan Dividen dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderating
Berdasarkan hasil uji menunjukkan bahwa koefesien dari keberadaan ukuran perusahaan sebagai variabel moderating, pengaruh profitabilitas yang diproksikan menggunakan ROA terhadap kebijakan dividen yaitu ukuran perusahaan signifikan memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan dividen.Hal ini sesuai dengan dividend signaling theorydimana investor lebih cenderung memilih dividen dibandingkan capital gain, dividen yang besar tentu akan diperoleh oleh investor ketika perusahaan memiliki profitabilitas yang tinggi.
Hubungan ukuran perusahaan dalam memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan dividen adalah ketika ukuran perusahaan tinggi dalam hal ini diindikasikan dengan total aset perusahaan yang besar, maka akan memperkuatprofitabilitas yang dihasilkan oleh perusahaan yang berdampak pada pembagian jumlah dividen sehingga dapat memberikan signal positif kepada investor tentang keuntungan ketika melakukan invetasi di perusahaan tersebut hal ini, yang menyebabkan ukuran perusahaan dapat memperkuat hubungan antara pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan dividen. Aning Fitriana, dkk (2018) mengatakan ukuran perusahaan berdampak terhadap kebijakan dividen dimana, investor akan lebih termotivasi untuk berinvestasi di perusahaan karena menuru investor lebih menjamin memberikan pengembalian yan tinggi dalam bentuk dividen sebab perusahaan memberikan sinyal positif denga ukuran perusahaan dan profit yang baik.Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nur (2018) yang menyatakan ukuran perusahaan signifikan memoderasi hubungan profitabilitas terhadap kebijakan dividen.
5.5.9 Pengaruh LeverageTerhadap Kebijakan Dividen dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderating
Hasil pengujian menunjukkan nilai signifikansi untuk variabelleverage yang diproksikan dengan debt to equity ratio menunjukkan bahwa ukuran perusahaan mampu memoderasi pengaruh leverage terhadap kebijakan dividen.
Hal ini berarti bahwa semakin tinggi ukuran perusahaan maka mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut memiliki leverage yang tinggi karena, pertambahan total aset yang merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur ukuran
97
perusahaan bisa saja diperoleh melalui utang sehingga semakin tinggi ukuran perusahaan maka, semakin memperkuat hubungan leverage terhadap kebijakan dividen.
Ukuran perusahaan yang tinggi yang dihasilkan karena utang akan semakin meningkatkan citra negatif kepada investor karena investor akan beranggapan bahwa hasil dari kegiatan operasional akan digunakan untuk membiayai utang perusahaan sehingga berdampak pada total dividen yang akan dibagikan sehingga, ukuran perusahaan memperlemah hubungan leverage terhadap kebijakan dividen. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Sunarya (2013) yang menyebutkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara interaksi ukuran perusahaan dengan leverage terhadap kebijakan dividen dan penelitian Trisna dan Gayatri (2019) yang menyatakan ukuran perusahaan memperlemah pengaruh leverage terhadap kebijakan dividen.
5.5.10 Pengaruh Aktivitas Terhadap Kebijakan Dividen dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderating
Hasil pengujian menunjukkan nilai signifikansi untuk aktivitas yang diproksikan menggunakan Total Asset Turn Over(TATO) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan mampu memoderasi pengaruh aktivitas terhadap kebijakan dividen. Hasil ini mengindikasikan bahwa tingginya tingkat rasio aktivitas yang diiringi dengan besarnya ukuran perusahaan akan mendorong kenaikan jumlah dividen yang dibayarkan perusahaan karena semakin tinggi TATO maka akan semakin tinggi pula tingkat penjualan perusahaan yang akan berdampak pada total
profit yang akan dibagikan dalam bentuk dividend dan TATO yang tinggi dapat diperkuat seiring ukuran perusahaan yang semakin besar.
Ukuran perusahaan yang semakin besar tentu akan meningkatkan total aset perusahaan dalam hal ini dapat mempengaruhi aktivitas perusahaan dalam meningkatkan penjualan ketika ukuran perusahan tinggi tentu dana yang dimiliki perusahaan baik berupa kas ataupun aktiva juga akan tinggi sehingga, dapat membiayai perusahaan dalam meningkatkan aktivitas dengan tujuan meningkatkan penjualan yang diharapkan memperoleh laba yang tinggi untuk dibagikan kepada para investor dalam bentuk dividen. Hal ini sesuai dengan penelitian Setyaningsih (2020) yang menyatakan ukuran perusahaan dapat memoderasi hubungan pengaruh aktivitas untuk meningkatkan penjualan terhadap kebijakan dividen.
5.5.11 Pengaruh Growth Terhadap Kebijakan Dividen dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderating
Hasil pengujian pengaruh growth terhadap kebijakan dividen dengan ukuran perusahaan sebagai variabel moderating menunjukkan menunjukkan bahwa ukuran perusahaan memperlemah dalam memoderasi pengaruh growth terhadap kebijakan dividen. Hal ini berarti bahwa ukuran perusahaan yang tinggi yang diukur dengan melihat total asset tidak memperkuat pertumbuhan perusahaan karena, bisa saja pertumbuhan perusahaan meningkat dikarenakan perusahaan melakukan pinjaman kepada pihak lain untuk meningkatkan total asset perusahaan.
99
Peningkatan total asset perusahaan tersebut tentu akan memberikan signal positif bagi investor yang hanya melihat dari segi peningkatan total aset perusahan tetapi, akan memberikan signal negatif ketika peningkatan tersebut dikarenakan perusahaan melakukan pinjaman kepada pihak lain karena akan berdampak pada jumlah dividen yang dibagikan kepada para investor, ketika ukuran perusahaan tinggi maka, semakin tinggi juga utang perusahaan yang berakibat pada semakin rendah dividen yang akan diterima oleh para investorsehingga, dapat diartikan semakin tinggi ukuran perusahaan maka, semakin memperlemah hubungan antara pengaruh growthterhadap kebijakan dividen karena, akan semakin sedikit dividen yang diterima investor karena untuk pembayaran utang. Hal ini sesuai dengan penelitian Lismawati dan Suryanto (2017) yang menyatakan ukuran perusahaan tidak signifikan memoderasi growth terhadap kebijakan dividen.
5.5.12 Pengaruh Pertumbuhan Penjualan Terhadap Kebijakan Dividen dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderating
Hasil pengujian pengaruh pertumbuhan penjualan terhadap kebijakan dividen dengan ukuran perusahaan sebagai variabel moderating menunjukkan bahwa ukuran perusahaan memperlemah dalam memoderasi pengaruh pertumbuhan penjualan terhadap kebijakan dividen. Pertumbuhan penjulan mencerminkan manifestasi keberhasilan investasi dimasa lalu dan dapat dijadikan prediksi pertumbuhan di masa yang akan datang. Pertumbuhan penjualan yang tinggi maka, akan mencerminkan pendapatan perusahaan yang juga meningkat sehingga beban pajak juga meningkat.
Laju pertumbuhan suatu perusahaan akan mempengaruhi kemampuan mempertahankan keuntungan dalam mendanai kesempatan-kesempatan yang akan datang agar menjadi pertumbuhan dan peningkatan yang konsisten. Tetapi, ketika penjualan dilakukan dengan cara sistem kredit tentu resiko gagal bayar atas penjualan akan ada yang berakibat pada kerugian yang akan didapat oleh perusahaan. Ukuran perusahaan yang tinggi yang dihasilkan akibat dari pinjaman pihak lain tentu akan memperlemah pertumbuhan penjualan terhadap kebijakan dividen, pertumbuhan penjualan yang tinggi diharapkan dapat membiayai atas pembayaran utang yang dilakukan untuk meningkatkan total aset dalam hal ini ukuran perusahaan tetapi, ketika terjadi piutang tak tertagih tentu akan berdampak pada jumlah profit yang dihasilkan oleh perusahaan yang berakibat pada total dividen yang dibagikan kepada investor. Hal ini sesuai dengan penelitian Darmayanti dan Mustanda (2016) yang menyatakan ukuran perusahaan tidak signifikan memoderasi pertumbuhan penjualan terhadap kebijakan dividen.
101
101 BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh likuiditas, profitabilitas, leverage, aktivitas, growth, dan pertumbuhan penjualan terhadap kebijakan dividen dengan ukuran perusahaan sebagai variabel moderating.
Hasil penelitian ini memberikan kesimpulan penelitian antara lain, sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil analisis variabel likuiditas yang diproksikan dengancurrent ratio berpengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan dividen.
2. Berdasarkan hasil analisis variabelprofitabilitas yang diproksikan denganreturn on assetnegatif tidak signifikan terhadap kebijakan dividen.
3. Berdasarkan hasil analisis variabelleverage yang diproksikan dengandebt to equity ratio berpengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan dividen.
4. Berdasarkan hasil analisis variabelaktivitas yang diproksikan dengantotal asset turn overpositif tidak signifikan terhadap kebijakan dividen.
5. Berdasarkan hasil analisis variabelgrowth positif tidak signifikan terhadap kebijakan dividen.
6. Berdasarkan hasil analisis variabelpertumbuhan penjualan positif tidak signifikan terhadap kebijakan dividen.
7. Berdasarkan Uji Moderated Regression Analysist menunjukkan bahwa ukuran perusahaan negatif tidaksignifikan memoderasi hubungan
likuiditas yang diproksikan dengancurrent ratio terhadap kebijakan dividen yang diproksikan menggunakan dividend payout ratio.
8. Berdasarkan Uji Moderated Regression Analysist menunjukkan bahwa ukuran perusahaan positif signifikan memoderasi hubungan profitabilitas yang diproksikan denganreturn on asset terhadap kebijakan dividen yang diproksikan menggunakan dividend payout ratio.
9. Berdasarkan Uji Moderated Regression Analysist menunjukkan bahwa ukuran perusahaan negatif signifiikan memoderasi hubungan leverage yang diproksikan dengandebt to equity ratio terhadap kebijakan dividen yang diproksikan menggunakan dividend payout ratio.
9. Berdasarkan Uji Moderated Regression Analysist menunjukkan bahwa ukuran perusahaan negatif signifiikan memoderasi hubungan leverage yang diproksikan dengandebt to equity ratio terhadap kebijakan dividen yang diproksikan menggunakan dividend payout ratio.